• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Dalam dokumen BUKU AJAR KEBIDANAN KOMUNITAS (Halaman 177-185)

SOSIAL BUDAYA DASAR DAN KEBIDANAN KOMUNITAS

STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Cara pendekatan sosial budaya dalam kebidanan, dimana seorang bidan harus :

 Mampu menggerakkan peran serta masyarakat, khususnya kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, remaja dan usia lanjut.

 Memiliki kompetensi yang cukup terkait tugasnya, peran dan tanggung jawabnya.

Pendekatan yang dapat dilakukan : - Agama

Agama dapat memberi petunjuk atau pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup, meliputi seluruh aspek kehidupan, serta dapat membantu memecahkan masalah hidup yang dialami. Aspek pendekatan agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan adalah:

o Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.

o Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, massyarakat dan bangsa.

o Agama mengharuskan umat manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan dalam segala aktivitasnya.

o Agama dapat menghindarkan umat manusia dari hal yang bertentangan dengan ajaran.

Upaya yang dapat dilakukan ditinjau dari segi agama, yaitu :  Upaya pemeliharaan

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, dimulai sejak ibu hamil, agar bayi yang dilahirkan sehat dengan ibu yang sehat pula. Karena kesehatan merupakan faktor utama manusia untuk dapat melakukan hidup dengan baik sehingga

168 LUSIANA EL SINTA, et al.

terhindar dari penyakit dan kecacatan. Misalnya dengan makan-makanan yang bergizi, berolahraga dan lain-lain.

 Upaya pencegahan penyakit

Dalam agama pencegahan lebih baik dari pengobatan waktu sakit. Upaya yang dapat dilakukan, yaitu :

 Imunisasi, pada bayi, balita, ibu hamil, wanita usia subur, murid SD kelas 1-3

 Pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun.  Memberikan penyuluhan kesehatan.

- Paguyuban dan sistem banjar o Pendekatan dalam sistem banjar

Banjar merupakan bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah, kesatuan sosial diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan yang rumit.

Cara bidan untuk pendekatan :

 Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dengan penyuluhan sesuai kebutuhan dan masalah.

o Pendekatan dalam sistem paguyuban

Paguyuban merupakan suatu kelompok masyarakat yang diantara para warganya diwarnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan.

- Pendekatan kesenian

Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan untuk melakukan pendekatan pada masyarakat dengan menyelipkan pesan-pesan kesehatan. Misalnya dengan kesenian wayang kulit dapat dengan menyelipkan pesan kesehatan, dengan menciptakan lagu berisi tentang permasalahan kesehatan dengan menggunakan bahasa setempat, pada suatu acara di desa bisa juga dengan memberikan pertanyaan tentang kesehatan diawal atau di akhir acara.

KEBIDANAN KOMUNITAS 169 5.5.2 STRATEGI DALAM MERUBAH PERILAKU

MASYARAKAT

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3, yakni:

a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan/perundangan-perundangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.

b. Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara-cara pemeliharaan kesehatan, cara-cara

menghindari penyakit dan sebagainya akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.

Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan

menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan

pengetahuanyang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari pada kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan). c. Diskusi dan partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua tersebut di atas di mana di dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimannya.

170 LUSIANA EL SINTA, et al.

Dengan demikian maka pengetahuan-pengetahuan

kesehatan sebagai dasar perilaku mereka diperoleh secara mantap dan lebih mendalam, dan akhirnya perilaku yang mereka peroleh akan lebih mantap juga, bahkan merupakan referensi perilaku orang lain. Sudah barang tentu cara ini akan memakan waktu yang lebih lama dari cara yang kedua tersebut, dan jauh lebih baik dengan cara yang pertama. Diskusi partisipasi adalah salah satu cara yang baik dalam rangka memberikan informasi-informasi dan pesan-pesan kesehatan.

Strategi untuk merubah perilaku masyarakat ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan:

 Memperkenalkan kepada masyarakat tentang gagasan dan teknik mempromosikan perilaku masyarakat.

Mengidentifikasi perilaku masyarakat yang perlu dirubah dan teknik-teknik mengembangkan strategi untuk perubahan perilaku bagi individu, keluarga dan masyarakat.

 Memotivasi perubahan perilaku masyarakat.

 Merancang program komunikasi untuk berbagai kelompok sasaran.

Langkah memotivasi seseorang untuk mengadopsi perilaku kesehatan yaitu :

1. Memilih beberapa perubahan perilaku yang diharapkan yang dapat diterapkan

2. Mencari tau apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku.

3. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku

4. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran

KEBIDANAN KOMUNITAS 171 5.6 Bidan Koordinator, Bidan Praktek Swasta, Bidan di Desa,

dan Bidan Delima 5.6.1 BIDAN DESA 1. Definisi Bidan Desa

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007).

2. Tujuan Penempatan Bidan Di Desa

o Tujuan umum adalah untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan Posyandu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka kelahiran, serta meningkatkan kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat.

o Secara khusus tujuan penempatan bidan desa adalah :

 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan.

 Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan perinatal, serta pelayanan kontrasepsi.

 Menurunnya jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan, persalinan dan perinatal.

 Menurunnya jumlah balita dengan gizi buruk dan diare.  Meningkatnya kemampuan keluarga untuk sehat dengan

172 LUSIANA EL SINTA, et al.

 Meningkatnya peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD termasuk gerakan Dana Sehat (Depkes RI, 2002). 3. Tugas dan Wewenang Bidan di Desa

Tugas Bidan di Desa : Melaksanakan kegiatan di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan. Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2002).

Wewenang Bidan di Desa : Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Nomor 572/Menkes/ RI/1996 menjelaskan bahwa bidan di dalam menjalankan prakteknya, berwenang untuk memberikan pelayanan KIA, Wewenang bidan yang bekerja di desa sama dengan wewenang yang diberikan kepada bidan lainnya. Hal ini diatur dengan peraturan Menteri Kesehatan (Depkes RI, 1997). Wewenang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Wewenang umum

Kewenangan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan secara mandiri.

2. Wewenang khusus

Wewenang khusus adakah untuk melaksanakan kegiatan yang

memerlukan pengawasan dokter. Tanggung jawab

pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan wewenang tersebut.

3. Wewenang pada keadaan darurat

Bidan diberi wewenang melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan ke Puskesmas di wilayah kerjanya.

4. Wewenang tambahan

Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah pendidikan dan pelatihan yang diterimanya.

KEBIDANAN KOMUNITAS 173 Upaya-upaya pemecahan masalah pelayanan bidan desa terhadap tingginya Angka Kematian Ibu adalah:

a. Pemerintah

1. Memberdayakan tenaga koordinator bidan yang bertugas dan mempunyai wewenang dalam memantau dan membina kinerja bidan desa dalam aspek teknis maupun aspek pengelolaan program KIA,

2. Arahan, dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten menjadi unit terdepan dalam pemantauan, pembinaan bidan desa serta bertanggung jawab dalam fasilitas kelancaran pelaksanaan tugas bidan desa di wilayahnya.

b. Masyarakat 1. Suami Siaga, 2. Bidan Siaga, 3. Warga Siaga, 4. Desa Siaga

Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa

1. Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas

2. Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

3. Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa

memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

4. Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya ke puskesmas.

174 LUSIANA EL SINTA, et al. 5.6.2 Bidan Koordinator

1. PENGERTIAN

Bidan koordinator (Bikor) adalah bidan di puskesmas atau di dinas kesehatan kabupaten/kota yang karena kemampuannya mendapat tanggung jawab membina bidan di wilayah kerjanya baik secara perorangan maupun berkelompok.

2. TUGAS POKOK

a. Melaksanakan penyeliaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja bidan di wilayah kerjanya terhadap aspek klinis profesi dan manajemen program KIA

b. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor baik secara horizontal dan vertikal ke dinas kesehatan kabupaten/kota maupun pihak lain yang terkait.

c. Membina hubungan kerja bidan dalam tatanan organisasi puskesmas maupun hubungannya dengan organisasi dinas kesehatan kabupaten/kota, serta organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi bidan.

3. FUNGSI

Untuk menjalankan tugas pokok diatas, maka Bikor diharapkan menjalankan fungsi:

a. Membimbing pengetahuan, keterampilan klinis profesi dan sikap bidan.

b. Membina bidan dalam pengelolaan program KIA.

c. Melakukan pemantauan, penyeliaan dan evaluasi program KIA termasuk penilaian terhadap prasarana dan logistik (fasilitas pendukung), kinerja klinis dan kinerja manajerial bidan di wilayah kerjanya.

d. Membantu mengidentifikasi masalah, mencari dan menetapkan solusi serta melaksanakan tindakan koreksi yang mengarah pada peningkatan mutu pelayanan KIA.

e. Memberi dorongan motivasi dan membangun kerjasama tim serta memberikan bimbingan teknis di tempat kerja kepada bidan di wilayah kerjanya.

KEBIDANAN KOMUNITAS 175

f. Melakukan kerjasama tim lintas program dan lintas sektor baik secara horizontal (pada tingkat puskesmas) dan vertikal (pada tingkat kabupaten).

g. Bersama dengan pimpinan puskesmas mengusulkan pemberian penghargaan terhadap bidan berprestasi, kesempatan untuk peningkatan pendidikan dan pengembangan karir bidan.

4. KEDUDUKAN

Kedudukan seorang Bikor sebagai berikut: a. Bikor Puskesmas berkedudukan di Puskesmas

b. Bikor Kabupaten berkedudukan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

c. Bikor puskesmas bertanggung jawab terhadap pengelola program KIA puskesmas dan Kepala Puskesmas. Bikor Kabupaten bertanggung jawab terhadap pengelola dan penanggung jawab program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

MACAM-MACAM PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM

Dalam dokumen BUKU AJAR KEBIDANAN KOMUNITAS (Halaman 177-185)