Pembangunan seimbang dapat di artikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga keseluruhan sektor akan tumbuh bersama. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan penekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran barang yang meiputi pembangunan serentak yang harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumberdaya energy, pertanian, pengairan, transportasi serta semua industri yang memproduksi barang konsumen.
Sedangkan sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh. Sisi ini berkaitan dengan industri yang sifatnya saling melengkapi, seperti industri benang dan industri pewarna pakaian. Jika semua industri dibangun secara serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan menjadi sangat besar.
Strategi pembangunan seimbang ini dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan dalam:
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energy, dan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar.
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan di produksi.
Pembangunan seimbang ini dapat pula di definisikan sebagai usaha pembangunan yang bertujuan untuk mengatur investasi sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan ada hambatan yang berasal dari penawaran dan permintaan. Jika kita melakukan pembangunan seimbang dan dana investasi jauh lebih besar dari dana investasi sebelumnya.
Istilah pembangunan seimbang itu di ciptakan oleh Nurkse (1956). Namun demikian teori ini pertama kali di kemukakan oleh Paul Rosenstein-Rodan (1953) dengan nama teori dorongan besar-besaran. Inti dari tesis Rosenstein-Rodan adalah untuk menanggulangi hambatan pada pembangunan ekonomi di NSB dan untuk mendorong perekonomian tersebut kearah yang lebih maju di perlukan suatu dorongan besar-besaran atau suatu program yang menyeluruh yang mengacu pada sejumlah minimum investasi tertentu.
Adapun tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menciptakan berbagai industri yang saling berkaitan erat satu sama lain sehingga setiap industry memperoleh eksternalitas ekonomi sebagai akibat dari proses industrialisasi seprti itu.
Menurut Rosenstein-Rodan adanya pembangunan industri secara besar-besaran di nilai dapat menciptakan tiga jenis eksternalitas ekonomi, yaitu :
1. Eksternalitas di akibatkan perluasan pasar
2. Eksternalitas yang tercipta karena lokasi industry yang saling berdekatan dengan satu sama lain.
3. Eksternalitas yang tecipta karena ada industry lain dalam perekonomian tersebut
Pendapat Nurkse tidak jauh berbeda dengan pendapat Rosenstein-Rodan. Dalam analisisnya Nurkse menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya menghadapi masalah pada kelangkan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang-barang industry di kembangkan. Tingkat investasi yang rendah yang muncul sebagai akibat dari rendahnya daya beli masyarakat sedangkan rendahnya daya beli masyarakat di akibatkan oleh rendahnya pendapatan rill masyarakat dan rendahnya pendapatan rill masyarakat di akibatkan oleh rendahnya produktifitas. Fenomena tersebut yang kemudian di kenal dengan sebutan lingkaran setan kemiskinan.
Daya beli masyarakat pasar bagi barang-barang yang dihasilkan oleh sektor produktif. Oleh karena itu, jika daya beli masyarakat rendah akan menyebabkan pasar-pasar bagi
sektor produktif menjadi terbatas. Kondisi ini menyebabkan para pengusaha dan investor enggan berinvestasi akibatnya perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Jadi, kesimpulannya bahwa dorongan untuk berinvestasi sering kali di batasi oleh pasar.
Pasar merupakan faktor penting yang akan membatasi investasi di sektor modern oleh karena itu, untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan persoalan yang harus dipecahkan terlebih dahulu adalah bagaimana memperluas pasar domestik. Faktor yang dapat di jadikan acuan dalam menentukan luas pasar adalah tingkat produktivitas. Oleh karena itu, satu-satunya jalan keluar dari kebuntuan ini adalah dengan mensinkronkan penggunaan modal pada berbagai macam jajaran industri. NSB perlu melaksanakan program pembangunan seimbang, dengan jalan pada waktu yang bersamaan dilakukan investasi diberbagai industri yang berkaitan erat satu sama lain. Dengan cara inilah pasar dapat diperluas, karena kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat dinilai mampu menciptakan permintaan akan barang-barang industri yang dihasilkan. Pembangunan suatu industri dinilai akan mampu menciptakan pasar bagi industri lain, semakin banyak industri yang dibangun semakin luas juga pasar industri tersebut sehingga memungkin kan penggunaan modal secara lebih efisien dan intensif. Dengan demikian pembangunan seimbang akan menjadi perangsang untuk memperluas permintaan akan modal dan untuk melakukan investasi yang lebih banyak.
Selain itu keseimbangan juga diperlukan antara sektor dalam negri dan sektor luar negri. Penerimaan atas ekspor merupakan sumber penting untuk membiayai pembangunan, sedangkan industri dalam negri juga memerlukan tambahan impor bahan baku untuk memenuhi kebutuhan kapasitas produksi mereka. Strategi pembangunan seimbang merupakan pondasi kuat untuk perdagangan internasional. Dengan semangkin meningkatnya produksi dalam negeri, pasar dalam negeri dan pasar luar negeri atas produk tersebut pun semakin meluas. Dengan demikian tingkat kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat pun meningkat.
Hirschman mengelompokkan Scitovsky dan Lewis sebagai pencetus strategi pembangunan seimbang pada sisi penawaran, sedangkan Rosentein-Rodan menenkankan pada sisi permintaan. Scitovsky menyebutkan adanya dua konsep eksternalitas ekonomi dan manfaat yang diperoleh di suatu industri dari adanya dua macam eksternalitas ekonomi yang ada dalam perekonomian tersebut. Dalam teori keseimbangan, eksternalitas ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan efisiensi yang terjadi pada suatu industri sebagai akibat dari adanya perbaikan teknologi pada industri lain. Keuntungan pada suatu perusahaan bukan saja tergantung pada efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan tingkat produksi perusahaan tersebut, tetapi juga tergantung pada penggunaan faktor-faktor produksi dan tingkat produksi perusahaan lainnya terutama perusahaan-perusahaan yang erat kaitannya dengan perusahaan tersebut.
Mekanisme terciptanya eksternalitas ekonomi tersebut dijelaskan Scitovsky dengan contoh berikut. Jika investasi baru dilakukan untuk suatu industri, maka kapasitasnya akan bertambah. Hal ini dapat menurunkan biaya produksi industri tersebut sehingga mendorong kenaikan harga input yang digunakan. Penurunan biaya produksi tersebut akan menurukan haga jual produk industri tersebut, dan hal ini akan menguntungkan bagi industri-industri yang menggunakan produk dari industri tersebut. Sedangkan kenaikan harga inputnya akan memberikan keuntungan bagi industri yang menghasilkan input tersebut. Misalnya industri X melakukan investasi untuk memperluas kegiatannya, maka tindakan tersebut akan menguntungkan beberapa jenis perusahaan. Jenis-jenis perusahaan memperoleh eksternalitas ekonomi keuangan dari industri X adalah :
1. Perusahaan-perusahaan yang akan menggunakan produksi X sebagai bahan mentah industri mereka, karena harga nya lebih murah
2. Industri-industri yang menghasilkan bahan mentah bagi industri X, karena permintaan dan mungkin harga nya akan naik
3. Industri-industri yang menghasilkan barang komplementer untuk barang yang diproduksi industri X, karena dengan naiknya produksi dan penggunaan hasil industri X maka jumlah permintaan akan barang-barang komplementer tersebut bertambah
4. Industri-industri yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami pertambah pendapatan
5. Industri-industri yang menghasilkan barang substitusi bahan entah yang digunakan oleh industri X.
Berdasarkan gambaran diatas, Scitovsky menyimpulkan bahwa integrasi secara menyeluruh antara berbagai industri diperlukan untuk menghapus perbedaan antara keuntungan perorangan dengan keuntungan masyarakat. Scitovsky memandang bahwa mekanisme pasar tidak dapat mengintegrasikan antarberbagai industri yang sifat nya demikian, karena mekanisme pasar berperan untuk meciptakan efisensi alokasi sumberdaya dalam jangka pendek. Oleh karena itu, Scitovsky setuju dengan pandangan Rosentein-Rodan yang menyatakan tentang perlunya program pembangunan industri secara besar-besaran dan menciptakan suatu pusat perencanaan penanaman modal untuk melengkapi fungsi mekanisme pasar dalam mengatur alokasi sumberdaya-sumberdaya.
Sementara itu, dalam analisisnya Lewis menekankan tentang perlunya pembangunan seimbang yang didasarkan pada keuntungan yang akan diterima dari adanya saling ketergantungan antara berbagai sektor, yaitu antara sektor pertanian dan sektor industri, serta antara sektor dalam negeri dan sektor luar negeri.
Menurut lewis, akan timbul banyak masalah jika pembangunan hanya dipusatkan pada satu sektor saja, tanpa adanya keseimbangan dari sektor lain sehingga akan menimbulkan ketidakstabilan dan gangguan terhadap proses kegiatan ekonomi sehingga proses pembangunan terhambat. Lewis memberikan gambaran di bawah ini tentang betapa pentingnya pembangunan yang seimbang antara sektor industri dan sektor pertanian. Misalkan disektor pertanian ada inovasi teknologi produksi bahan pangan untuk kebutuhan domestik, implikasi yang mungkin terjadi adalah :
1. Terdapat surplus disektor pertanian yang dapat dijual di sektor non pertanian
2. Produksi tidak bertambah berati tenaga kerja menjadi sedikit dan jumlah pengangguran bertambah tinggi.
3. Kombinasi dari kedua keadaan tersebut.
Jika sektor industri mengalami perkembangan pesat, maka sektor tersebut akan dapat menyerap kelebihan produksi bahan pangan dan tenaga kerja. Namun tanpa adanya perkembangan di sektor industri maka nilai tukar sektor pertanian akan memburuk sebagai akibat dari kelebihan tenaga kerja, dan akan menimbulkan depresif terhadap pendapatan di sektor pertanian. Oleh karena itu di sektor pertanian tidak perlu lagi ada perangsangan untuk mengadakan investasi baru dan melakukan inovasi. Di sisi lain jika pembangunan difouskan hanya pada sektor industrialisasi dan mengabaikan sektor pertanian, hal tersebut akan memicu permasalahan baru yang pada akhirnya akan menghambat proses pembangunan ekonomi. Masalah kelangkaan produk pertanian terjadi, akibatnya kenaikan atas produk-produk pertanian pun menjadi jawabannya. Kondisi ini akan mendorong terjadinya inflasi.
Akhirnya, jika sektor pertanian tidak berkembang, maka sektor industri juga tidak dapat berkembang, dan keuntungan sektor industri hanya sebagian kecil saja dari pendapatan nasional. Oleh karena itu tabungan dan tingkat investasi pun akan rendah. Maka Lewis menyimpulkan bahwa pembangunan haruslah dilakukan secara berbarengan di kedua sektor tersebut. Kemudian Lewis menunjukan pula pentingnya pembangunan yang seimbang antara sektor produksi barang-barang untuk kebutuhan domestic dan untuk kebutuhan luar negeri (ekspor)
Fungsi ekspor lainnya adalah untuk mengatasi masalah keterbatasan pasar domestik. Pengembangan sektor ekspor tidak lah serumit pengembangan sektor pertanian dan industri yang mengahasilkan barang-barang kebutuhan domestik. Sektor ekspor merupakan satu-satunya sektor yang berkembang sendiri tanpa bantuan sektor lain. Hal ini merupakan faktor penting bagi pembanguan ekonomi di Negara-negara sedang berkembang pada masa penjajahan terutama bersumber dari perluasan kegiatan ekspor. Perkembangan ekspor akan merangsang perkembangan sektor domistik karena :
1. Berbagai fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan ekspor seperti system komunikasi, transportasi, dan sebagainya dapat digunakan oleh sektor domestik.
2. Dengan menarik tenaga kerja dari sektor domestik, maka sektor ekspor akan mendorong sektor domestic untuk menciptakan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Akhirnya, sektor ekspor dapat pula memperluas pembangunan ekonomi karena memungkinkan perkembangan impor. Perkembangan impor ini akan memperbesar jumlah jenis barang-barang dalam masyarakat. Dari sudut ekspor itu sendri, kelemahannya pada nilai tukar yang kurang menguntungkan. Walaupun sektor ekspor ini berkembang pesat tetapi hanya menciptakan pertambahan pendapatan yang sangat terbatas bagi masyarakat. Dan walaupun produktivitas produksi meningkat, tetapi keuntungan dari kemajuan tersebut tidak dinikmati oleh para pekerja, tetapi oleh pemakai barang-barang dari Negara maju yang meperoleh barang-barang dengan harga yang murah. Berdasarkan uraian diatas Lewis menarik kesimpulan lewis menekankan tentang perlunya pembangunan seimbang di berbagai sektor pertanian dan industri serta antara kegiatan produksi barang untuk domestic dan kebutuhan luar negeri sehingga pembangunan ekonomi berjalan lancar.
c. Kritik Terhadap Teori Pembangunan Seimbang
Banyak ekonom yang mengkritk strategi pembangunan seimbang, antara lain Hirschman, streeten, dan singer. Hirscham dapat dianggap pengkritik yang paling baik, karena selain menunjukan kelemahan-kelemahan dia juga mengemukakan teorinya yaitu strategi pembangunan tidak seimbang.
Berikut merukan kritik dari para pakar ekonomi pembangunan yaitu :
Menurut Hirschman strategi pembangunan seimbang telah gagal sebagai teori pembangunan. Pembangunan seharusnya sebagai suatu proses perubahan dari satu tipe ekonomi ke tipe ekonomi lainnya yang lebih maju. Namun strategi pembangunan lebih kepada permapasan hak industri lama oleh industri baru. Sementara itu Menurut Hirschman NSB tidak dapat melakukan pembangunan yang serentak di berbagai sektor mengingat segala keterbatasan yang mereka miliki. NSB dihadapkan pada kelangkaan sumberdaya modal, dan belum terutilitasnya SDM dan SDA yang mereka miliki.
Singer menyatakan berpikir besar adalah nasihat yang logi bagi NSB, tetapi bertindak besar adalah nasihat yang keliru jika hal itu memaksa mereka bertindak diluar batas kemampuan dan sumberdaya yang mereka miliki.
Nurkse menggambarkan strategi pembangunan seimbang tanpa adanya perencanaan. Padahal, investasi secara serentak pada berbagai sektor memerlukan perencanaan dan koordinasi oleh pemerintah.