Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109).
Dalam sebuah jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a
method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council
meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the
stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to
guide them in making good decisions. The stick ensured that all members, who wished to
speak, had their ideas heard. All members of the circle were valued equally”( Fujioka,1998).
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya secara individu.
Langkah‐langkah pembelajaran yang menggunakan strategi Talking Stick:
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak lurus melalui pustaka atau buku pegangan yang biasa digunakan.
3) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia pembelajaran.
4) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa. Kemudian guru mempersiapkan media yang akan digunakan.
5) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Demikian seterusnya hingga sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah selesai di refleksikan.
6) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan. 7) Evaluasi.
8) Penutup.
Ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran Talking Stick, diantaranya adalah dapat menguji kesiapan siswa, dapat melatih membaca dan memahami dengan cepat, serta agar siswa dapat lebih giat belajar (belajar dahulu). Namun demikian, strategi belajar Talking Stick juga memiliki kelemahan salah satunya yaitu dapat membuat siswa yang kurang siap menjadi was‐was dan senam jantung.
Dalam sebuah artikel dikemukakan bahwa perputaran yang terdapat dalam strategi pembelajaran Talking Stick memiliki beberapa kelebihan. Dijelaskan bahwa ”The
Talking Stick Circle Can Help In:
a. decision making
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk berani berbicara dan mengungkapkan pendapat. Melatih siswa untuk tegas dalam mengambil keputusan.
b. inquiry management
Strategi pembelajaran Talking Stick mendidik siswa untuk berpikir ilmiah dan mampu mencetuskan penelitian untuk mendapatkan temuan‐temuan baru.
c. prioritizing opportunities
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk memprioritaskan atau mendahulukan hal yang dianggap lebih penting dan segera dibutuhkan.
d. clarifying group dynamics
Strategi pembelajaran Talking Stick menempatkan siswa ke dalam sebuah kelompok belajar. Masing‐masing siswa memiliki fungsi yang tak terlepas dari keterkaitan sehingga dapat melatih siswa untuk belajar menjaga kesatuan yang utuh.
e. team product development
Kebiasaan berpikir kritis dalam Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk lebih kreatif dan inovatif
f. problem solving
Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi‐solusi masalah.
g. planning
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk membuat perencanaan‐ perencanaan dalam pelaksanaan kehidupan sehari‐hari.
h. conflict resolution
Strategi pembelajaran Talking Stick membentuk siswa‐siswa yang mampu mengontrol ego dan emosi demi utuhnya sebuah kebersamaan. Melatih siswa agar terhindar dari konflik dalam bersosialisasi.
i. creating the bonding needed to build learning communities
Kebersamaan belajar dalam Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk belajar bersama. Kebiasaan ini memungkinkan terbentuknya kelompok‐ kelompok belajar.
j. or just about anything that organizations use meetings for
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi belajar yang mengusung sosial dan terorganisir dengan baik. Strategi pembelajaran Talking Stick membentuk siswa‐siswa yang organisatoris dan memiliki jiwa sosial tinggi dalam bermasyarakat.
(Por,1998)
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan inovasi dalam pembelajaran yang menyenangkan. Strategi pembelajaran Talking Stick tepat diterapkan dalam pembelajaran fisika karena strategi pembelajaran yang menyenangkan ini dapat menunjang dalam penyampaian mata pelajaran yang susah. Dengan pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa tertarik sehingga tingkat pemahaman siswa dapat dioptimalkan.
2.3 Efektivitas
Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu hal yang ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam kamus tersebut diartikan sebagai keadaan berpengaruh, hal berkesan, atau keberhasilan (tentang usaha, tindakan) (KBBI,2008).
Evektifitas merupakan keberhasilan dalan sebuah usaha yang ditunjukkan dengan indikasi‐indikasi tertentu. Sesuatu dikatakan efektif apabila hal‐hal yang dijadikan indicator keberhasilan telah tercapai dengan baik.
Dari buku yang ditulis Bahri dan Zain (2002: 87) dikatakan bahwa keefektifan penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan tertulis (Takmalun, 2009: 14).
2.4 Multimedia Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran selain metode mengajar.
Arief S. Sadiman mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
b. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif peserta didik. (Winarno dkk, 2009: 2‐3)
Multimedia merupakan gabungan media yang digunakan untuk menyampaikan materi. Dalam buku yang ditulis oleh Winarno dkk, beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai multimedia:
a. Hackbarth
Multimedia diartikan sebagai suatu penggunaan gabungan beberapa media dalam menyampaikan infomasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie, video dan audio.
b. Phillip
Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video.
c. Merril
Multimedia merupakan gabunngan dari teks (tertulis), grafis (program cara penyampaian informasi), audio (dialog, cerita, efek suara), animasi dan video yang bergerak dalam sebuah aplikasi komputer.
d. Budi Sutejo Dharma Oetomo
Multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan video.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video, serta cara penyampaian interaktif yang dapat membuat suatu pengalaman belajar bagi siswa seperti dalam kehidupan nyata disekitarnya (Winarno dkk, 2009: 6‐8).