• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

TALKING STICK

BERBANTUAN MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF

SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJAAN FISIKA POKOK

BAHASAN GERAK LURUS

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

oleh:

Annisa’ Hidayati

4201406006

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif   Siswa Kelas VII 

Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”telah disetujui oleh pembimbing 

untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi jurusan Fisika Fakultas Matematika dan 

Ilmu Pengertahuan Alam. 

      Semarang,       

Pembimbing I      Pembimbing II 

 

 

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd.      Dr. Sarwi, M.Si 

NIP 19600611 198403 1 001      NIP 19620809 198703 1 001 

 

 

 

 

 

 

 

 

(3)

iii

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar‐benar hasil karya 

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. 

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk 

berdasarkan kode etik ilmiah. 

 

  Semarang,  

  Yang menyatakan 

 

 

  Annisa’ Hidayati 

  NIM. 4201406006 

 

 

 

 

(4)

iv

Skripsi yang berjudul :“Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick 

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII  Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”  

Telah dipertahankan  dihadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan fisika FMIPA UNNES 

pada tanggal 06 Oktober 2010.     

Panitia : 

Ketua Sekretaris

 

Dr. Kasmadi Imam S, M.S  Dr. Putut Marwoto, M.S 

NIP 19511115 197903 1 001  NIP 19630821 198803 1 004 

Ketua Penguji  

 

Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph. D  

NIP. 19520613 197612 1 002 

Anggota Penguji/  Anggota Penguji/   

Pembimbing Utama  Pembimbing Pendamping 

 

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd        Dr. Sarwi, M.Si 

(5)

v Motto:

Pijakkan kaki selangkah di depan tubuhmu agar dapat melesat maju.

Awas marang waskitaning urip lan eling marang sangkan paraning dumadi.

Kebahagiaan terindah adalah saat kita bisa melihat orang yang kita sayangi bahagia akan

kita.

Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah perjuangan dan masa yang akan datang

adalah asa dan angan.

Tak ada kesempurnaan di dunia ini, namun semuanya tercipta seimbang dalam sebuah

harmoni.

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan Kekuatan. Ia hanya dapat dicapai melalui saling

pengertian (Albert Einstein).

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Ayah dan bunda yang telah memberi semangat disaat aku lemah, memberi motivasi disaat

aku harus berjuang dan memberi teguran disaat aku lalai.

2. Segenap keluarga yang telah memberiku inspirasi dan memahami tentang tujuan.

3. ”Menyoen Club” ( Menyex, Cunx-krink, Nggabroel, Lojer, & Hohox) yang memberiku

tangisan kecil saat aku terharu, memberiku senyum manis saat aku bahagia, memberiku

dentuman semangat saat aku harus hadapi dunia dan memberiku kerinduan yang mendalam

(6)

vi asa. GUSLAT MIPA bisa...!!!

5. Kinanthi Kost dan Sekar Biru Kost yang telah memberiku naungan dan kenyamanan selama

aku menjalani studi.

6. Rekan-rekan himafi, palafi, KMW serta anak-anak Laskar yang telah berjuang bersama tuk

(7)

vii

  Segala puji dan syukur terucap kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan 

segala karunia‐Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir studi dengan 

segala kemudahan dan tanpa halangan yang berarti.  

 Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kerjasama dari 

beberapa pihak yang telah berkenan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 

1. Rektor Universitas Negeri Semarang 

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam   Universitas Negeri 

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian 

3. Bapak Dr. Putut Marwoto, M. S , selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika 

dan Ilmu Pengetahuan Alam 

4. Bapak  Dr.  Achmad  Sopyan,  M.Pd,  Sebagai  pembimbing  utama,  yang  telah 

menuntun, membimbing, dan memberi pengarahan yang sangat berguna dalam 

penyusunan skripsi ini 

5. Bapak Dr. Sarwi, M.Si,   sebagai pembimbing pendamping,   yang juga telah 

memberikan arahan dan bimbingan  dalam penyelesaian skripsi ini 

6. Bapak Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, sebagai dosen wali yang telah memberi 

pengarahan dan bimbingan dalam perkuliahan selama ini. 

7. Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian 

8. Ayahanda, ibunda, dan keluarga tercinta. 

(8)

viii  

      Semarang,  

 

 

      Penyusun 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(9)

ix

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif   Siswa Kelas VII  Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.  Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas  Matematika  dan  Ilmu  Pengetahuan  Alam,  Universitas  Negeri  Semarang.  Dosen  Pembimbing : (1) Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. ; (2) Dr. Sarwi, M.Si. 

 

Kata kunci: Talking Stick, Multimedia, kemampuan Kognitif. 

 

Fisika merupakan cabang IPA yang beberapa tahun terakhir ini masuk dalam UAN yang menuntut kemampuan kognitif siswa. Strategi pembelajaran yang menggabungkan belajar dan bermain serta penggunaan media dirasa efektif digunakan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang belajar dengan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran pada Pokok Bahasan Gerak Lurus dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika III-1 Semarang. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes yang diberikan pada kedua kelas. Berdasarkan tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas kontro adalah 64 dan pada kelas eksperimen sebesar 71. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan hasil yang dicapai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dan jika di uji menggunakan uji t didapat nilai t sebesar 1,96. Jika dibandingkan dengan t pada tabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu 1,68 maka nilai t dari perhitungan lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(10)

x

Halaman 

HALAMAN JUDUL  ...      i 

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...     ii 

HALAMAN PERNYATAAN  ...    iii 

HALAMAN PENGESAHAN  ...    iv 

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN  ...     v 

KATA PENGANTAR  ...   vii 

ABSTRAK  ...    ix 

DAFTAR ISI  ...     x 

BAB I    PENDAHULUAN  1.1 Latar Belakang  ...     1  

1.2 Rumusan Masalah  ...     4 

1.3 Tujuan Penelitian  ...     4 

1.4 Manfaat Penelitian  ...     4 

1.5 Penegasan Istilah  ...     5 

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi  ...     8 

(11)

xi

2.4 Multimedia Pembelajaran  ...   18 

2.5 Gerak Lurus  ...   20 

2.6 Kerangka Berpikir  ...   26 

2.7 Hipotesis  ...   28 

BAB III METODE PENELITIAN  3.1 Populasi dan Sampel  ...     29 

3.2 Variabel Penelitian  ...     30 

3.3 Teknik Pengumpulan Data   ...     30 

3.4 Rancangan Penelitian  ...     31 

3.5 Instrumen  ...     34 

3.6 Analisis Data  ...   38 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  4.1 Hasil Penelitian  ...     44 

4.2 Pembahasan  ...     49 

BAB V   PENUTUP  5.1 Simpulan  ...     52 

5.2 Saran  ...     52 

DAFTAR PUSTAKA ...     54 

LAMPIRAN 

(12)

xii

Tabel       Halaman 

3.1  Prosedur Penelitian  ...    31 

3.2Daftar validitas soal ujicoba  ...    35 

3.3  Daftar tingkat kesukaran soal  ...    36 

3.4Klasifikasi Daya Pembeda  ...    37 

3.5Daftar daya pembeda soal ujicoba  ...    37 

4.1  Daftar hasil uji normalitas nilai ulangan harian I kelas eksperimen   dan kelas kontrol  ...    45 

4.2  Data hasil belajar kognitif  ...    46 

4.3Daftar hasil uji normalitas nilai evaluasi kelas eksperimen dan kelas   kontrol ...    48 

 

 

 

 

 

 

(13)

xiii

Gambar                Halaman 

2.1Sketsa jarak dan perpindahan  ...    21 

2.2Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak 

 lurus beraturan.. ...    23 

2.3Grafik hubungan antara perpindahan  (s) terhadap  waktu  (t) pada 

gerak lurus beraturan .. ...    23 

2.4Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak  

lurus berubah beraturan.. ...    25 

2.5Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)pada gerak 

 lurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat (b) GLBB diperlambat. ... 25 

2.6Grafik  hubungan  antara  perpindahan  (s)  terhadap  waktu  (t) pada  

gerak lurus berubah beraturan. ...    25 

2.7Tampilan pita Ticker Timer pada GLBB. ...    26  4.1 Grafik data hasil belajar kognitif  kelompok  kontrol  dan  kelompok 

   Eksperimen. ...    47 

 

(14)

xiv

Lampiran       Halaman      

1. Daftar peserta didik kelas kontrol  ...   56   

2. Daftar peserta didik kelas eksperimen  ...   57 

3. Daftar nilai ulangan harian I  kelas VII SMP Kartika III‐1 Semarang   tahun ajaran 2009/2010   ...   58   

4. Uji normalitas ulangan harian I kelompok kontrol  ...   59   

5. Uji normalitas ulangan harian I kelompok eksperimen  ...   60   

6. Uji homogenitas populasi  ...   61   

7. Kisi‐kisi soal uji coba   ...   62   

8. Soal uji coba  ...   63   

9. Kunci Jawaban soal uji coba  ...   70   

10. Analisis soal uji coba  ...   71   

11. Perhitungan validitas butir soal  ...   72   

12. Perhitungan reliabilitas soal  ...   74   

13. Perhitungan daya pembeda soal  ...   75   

14. Perhitungan tingkat kesukaran soal  ...   76   

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen  ...   77 

16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas kontrol  ...    85 

17. Naskah multimedia pembelajaran  ...    91 

(15)

xv

21. Kunci jawaban soal evaluasi  ...   112 

22. Daftar nilai hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas eksperimen  ...    116 

23. Perhitungan data hasil evaluasi  ...   117 

24. Uji normalitas hasil evaluasi kelas kontrol  ...   118 

25. Uji normalitas hasil evaluasi kelas eksperimen  ...   119 

26. Uji perbedaan dua rata‐rata data hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas  Eksperinen  ...   120 

27. Dokumentasi penelitian  ...   121 

28. Surat Usulan Pembimbing ...   124 

29. Daftar Hadir Dosen Pembimbing dalam Ujian Seminar ...    125 

30. Daftar Hadir Peserta dalam Ujian Seminar ...   126 

31. Surat Ijin Penelitian kepada Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang  ...   127 

32. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian  ...   128 

(16)

1

1.1

Latar Belakang 

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran eksak yang mengutamakan 

pandangan dan pemikiran ilmiah, realistis dan logis. Pada   pembelajaran IPA peserta 

didik diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap secara 

ilmiah sehingga mampu memahami alam sekitar sebagai lingkungan hidupnya.  

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA. Didalam konteks pembelajaran, 

fisika lebih cenderung mengutamakan pengetahuan mengenai konsep atau pemikiran 

ilmiah yang mengacu pada fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari‐hari.  Dasar 

utama pembelajaran fisika adalah memberikan bekal kepada peserta didik berupa 

konsep‐konsep  ilmiah sehingga nantinya  mampu memahami lingkungan, peristiwa 

sehari‐hari dan mampu meningkatkan sumbang pikiran terhadap kemajuan teknologi. 

Akan tetapi, dalam realita pendidikan negara Indonesia fisika merupakan salah 

satu pelajaran yang jarang diminati. Siswa selalu menganggap  fisika sebagai pelajaran 

yang  didominasi  oleh  rentetan  rumus  yang  sulit  untuk  dipahami  dan  dipelajari. 

Paradigma itulah yang mempengaruhi pola pikir tiap peserta didik sehingga membawa 

mereka  kepada  pemikiran  bahwa  pelajaran  fisika  sangat  menakutkan.  Pemikiran 

tersebut akan mempengaruhi optimalisasi pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu, 

diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tercapai pemahaman yang maksimal 

(17)

belajar yang menarik serta menyenangkan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam 

pembelajaran fisika. 

Beberapa tahun belakangan ini IPA (fisika) merupakan salah satu dari beberapa 

mata pelajaran yang diujikan secara nasional pada jenjang sekolah menengah pertama. 

Pada ujian akhir nasional (UAN) siswa diuji kemampuan kognitifnya. Sehingga, dalam 

pebelajaran  harus  dipertimbangkan  strategi  belajar  yang  dapat  meningkatkan 

kemampuan belajar kognitif siswa. 

Salah satu bahasan fisika yang dianggap perlu pemahaman lebih dalam untuk 

mempelajarinya adalah gerak lurus. Pokok bahasan ini masih kategorikan sebagai materi 

yang sulit oleh siswa kelas VII SMP. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai 

oleh siswa yang dapat diketahui melalui hasil evaluasi yang dikenalkan pada siswa.  

Fisika  merupakan  pemahaman  mengenai  konsep‐konsep  dalam  kehidupan 

sehari‐hari. Peristiwa‐peristiwa nyata yang terjadi disekitar kita merupakan gambaran 

dasar  dari  pembelajaran  fisika.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  fisika  hendaknya 

mengarahkan siswa agar menanamkan gambaran‐gambaran itu dalam pemikirannya.  

Khususnya pada   pokok bahasan gerak lurus pada pelajaran fisika kelas VII SMP. Oleh 

karena itu, perlu adanya stimulus belajar yang tepat agar pemahaman siswa dapat 

dimaksimalkan.  Salah satu stimulus yang bisa digunakan adalah sebuah media interaktif 

yang disajikan dengan aspek penglihatan(visual) maupun pendengaran(audio).  

Menurut Nasution (2000:94) pelajaran akan lebih menarik dan berhasil apabila 

dihubungkan dengan pengalaman‐pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba, 

(18)

melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil 

pelajaran. Pengintegrasian kuis seperti acara‐acara televisi atau permainan ke dalam 

pembelajaran  bukan  tidak  mungkin  merupakan  strategi  yang  dapat  menciptakan 

suasana yang menyenangkan bagi siswa. 

Meskipun demikian, media yang bagus akan terlihat percuma jika tidak dapat 

tersampaikan  kepada  siswa  dengan  baik.  Selain  adanya  media,  faktor  lain  yang 

menunjang keberhasilan pembelajaran adalah metode mengajar. Peningkatan interaksi 

dan suasana belajar yang menyenangkan menjadi sokongan kuat dalam pencapaian 

pemahaman. Talking Stick merupakan satu dari bermacam strategi pembelajaran yang  mengutamakan interaksi antar siswa dan guru. Dalam strategi pembelajaran Talking  Stick  suasana  belajar  dibuat  senyaman  mungkin  agar  tercipta  suasana  yang 

menyenangkan.   Pembelajaran menggunakan sebuah tongkat (Stick) untuk memulai 

sebuah interaksi. 

Menilik dari permasalahan dan gambaran yang telah dipaparkan, maka peneliti 

tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dan mengadakan penelitian dengan judul 

skripsi  “Efektivitas  Penggunaan  Strategi  Pembelajaran  Talking  Stick  Berbantuan 

Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII Pada Mata 

Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.” 

1.2

Rumusan Masalah 

Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  diatas,  maka 

permasalahan  yang dijadikan  bahan kajian dalam penelitian ini  adalah “ Apakah 

(19)

efektif untuk mencapai hasil belajar kognitif yang optimal pada pelajaan fisika pokok 

bahasan gerak lurus  siswa kelas VII SMP?” 

1.3

Tujuan Penelitian 

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektifitas 

penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran  Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan 

Gerak Lurus. 

1.4

Manfaat Penelitian 

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diraih dari penelitian ini adalah:  

1. Bagi Siswa 

a. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pelaksanaan KBM pelajaran fisika

dengan menerapkan variasi strategi pembelajaran baru yang lebih inovatif dan

menyenangkan.

b. Meningkatkan pemahaman materi khususnya pada pokok bahasan Gerak

Lurus sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

a. Mendapatkan pengalaman pengelolaan pembelajaran baru yang dapat

menggugah motivasi serta minat siswa sehingga mendapatkan hasil belajar

yang optimal.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalitas guru.

(20)

Memberikan pengalaman mengenai penggunaan variasi pembelajaran sehingga 

mendapatkan strategi yang tepat dalam pengelolaan pembelajaran. 

4. Bagi Sekolah

Menambah perangkat pembelajaran sehingga dapat membantu menciptakan 

suasana belajar yang kondusif guna meningkatkan mutu belajar sekolah. 

1.5

Penegasan Istilah 

Dalam konteks komunikasi sehari‐hari sering terjadi adanya ambiguitas, hal ini 

mengakibatkan  kesalahpahaman  dalam  menyampaikan  suatu  maksud.  untuk 

menghindari adanya salah pengertian terhadap istilah‐istilah yang terdapat dalam judul 

ini, maka perlu dijelaskan istilah‐istilah yang dianggap penting. 

1. Efektivitas

Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu 

hal yang   ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat 

membawa hasil; berhasil guna ( tentang usaha, tindakan ). 

Efektivitas dalam kamus tersebut diartikan sebagai keadaan berpengaruh, hal 

berkesan, atau keberhasilan (tentang usaha, tindakan).              

               (KBBI,2008) 

Efektivitas yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah pembelajaran yang 

diterapkan akan memberikan dampak atau pengaruh kearah yang lebih baik bila 

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan. Jika dikaitkan 

(21)

dapat memberikan pengaruh menuju hasil belajar yang lebih baik dibanding hasil belajar 

dengan metode konvensional. 

2. Talking Stick

Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk  berani mengemukakan pendapat.  Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai 

materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick   (tongkat) yang 

bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah 

dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, 

dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109). 

3. Multimedia Pembelajaran

Multimedia merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, 

audio  dan  video,  serta cara  penyampaian interaktif  yang  dapat  membuat  suatu 

pengalaman belajar bagi siswa seperti dalam kehidupan nyata disekitarnya. (Winarno 

dkk, 2009: 8) 

Dalam penelitian ini multimedia yang dimaksud adalah media belajar interaktif 

yang berbentuk audio visual berupa Game Edukasi sebagai media pembantu dalam 

pembelajaran fisika pada pokok bahasan gerak lurus kelas VII SMP.  

4. Hasil Belajar kognitif

Dalam bukunya Catharina Tri Anni menjelaskan bahwa Hasil Belajar merupakan 

perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. ( 

(22)

Sudjana menyebutkan bahwa Hasil Belajar adalah kemampuan‐kemampuan 

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. (Sudjana, 1990:22) 

Selain itu dalam buku lain disebutkan bahwa hasil belajar adalah pola‐pola 

perbuatan, nilai‐nilai, pengertian‐pengertian, sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan. ( 

Suprijono, 2009: 5) 

Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang diambil sesuai dengan ranah 

kognitif. 

Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur merupakan hasil belajar yang utuh 

sehingga segala aspek mengenai pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta 

pemecahan masalah terangkum menjadi satu kesatuan pegukuran. Hasil belajar yang 

diukur merupakan hasil akhir evaluasi yang merupakan hasil belajar kognitif. 

5. Gerak Lurus

Dalam pennelitian ini gerak lurus yang dimaksud adalah materi gerak lurus kelas 

VII semester genap pada siswa SMP sesuai dengan kurikulum KTSP. Pada penelitian ini 

dilakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan. Ateri yang dibahas hanya berkisar 

pada pengertian gerak, jenis gerak berdasarkan lintasan, kelajuan dan kecepatan, gerak 

lurus beraturan ( GLB ), percepatan, serta gerak lurus berubah beraturan (GLBB). 

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi 

Secara garis besar skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 

 

(23)

1. Bagian awal skripsi

Pada bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman 

pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, dan 

daftar lampiran. 

2. Bagian inti skripsi

Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:  

a. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai   Latar Belakang Masalah, 

Rumusan  Masalah,  Tujuan  Penelitian,  Manfaat  Penelitian,  Penegasan  Istilah, 

Sistematika Penulisan Skripsi.  

b. Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, bab ini tentang teori‐teoi yang menjadi tinjauan 

dalam penelitian seperti Pembelajaran dan hasil belajar, Strategi TS (Talking Stick),  multimedia  Pembelajaran,  Uraian  Materi  Gerak  Lurus,  Kerangka Berpikir, dan 

Hipotesis.  

c. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini membahas tentang Objek Penelitian, 

Variabel  Penelitian,  Desain  Penelitian,  Prosedur  Pengumpulan  Data,  Metode 

Pengumpulan Data, dan Analisis Instrumen Penelitian.  

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang analisis hasil penelitian dan 

pembahasannya. 

e. Bab V  Penutup berisi tentang simpulan dan saran. 

3. Bagian akhir skripsi

(24)

9

 

2.1

Belajar, Pembelajaran, Hasil Belajar dan Hasil Belajar Kognitif

 

2.1.1Belajar 

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia 

mencakupsegala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2006: 2). Menurut Gagne 

(1984), belajar  dapat didefinisikan sebagai suatu  proses dimana  suatu organisme 

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Dahar, 1988: 12‐13). 

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikanbelajar sebagai berikut:  

a. Gagne 

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang 

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses 

pertumbuhan seseorang secara alamiah. 

b. Travers 

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 

c. Cronbach 

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar  adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). 

 

(25)

d. Harold Spears 

Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar 

dan mengikuti arah tertentu. 

e. Geoch 

Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan. 

f. Morgan 

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari 

pengalaman.       

       

      (Suprijono, 2009: 2) 

2.1.2 Pembelajaran  

Pembelajaran  merupakan  terjemahan  dari  kata  Learning.  Pembelajaran 

berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada proses 

pembelajaranguru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan 

terjadinya pembelajaran. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator bagi jalannya 

proses belajar. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat 

pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan 

proses organik dan konstruktif, bukan mekanis ( Suprijono, 2009: 13). 

Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: 

a. Usaha  guru  membentuk  tingkah  laku  yang  diinginkan  dengan  menyediakan 

lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si 

(26)

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami 

apa yang dipelajari (kognitif). 

c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara 

mempelajarinya sesuai denngan minat dan kemampuanya (humanistik).     

       

      (Sugandi, 2006: 9) 

2.1.3Hasil Belajar 

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah 

mengalami  aktivitas  belajar.  Perolehan  aspek‐aspek  perubahan  perilaku  tersebut 

tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni, 2006: 5). 

Hasil  belajar  adalah pola‐pola perbuatan, nilai‐nilai,  pengertian‐pengertian, 

sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan(Suprijono, 2009: 5). 

Menurut Gagne hasil belajar tersebut berupa: 

a. Informasi verbal yaitu  kapabilitas  mengungkapkan pengetahuan dalam  bentuk 

bahasa, baik lisan maupun tulisan. 

b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 

c. Strategi  kognitf  yaitu  kecakapan  menyalurkan  dan  mengarahkan  aktivitas 

kognitifnya sendiri. 

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam 

urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 

Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan 

(27)

2.1.4Hasil Belajar Kognitif 

Hasil  belajar  kognitif  merupakan  takaran  dari  tingkat  kemampuan  atau 

ketrampilan intelektual dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi (Sugandi, 

2006:24). 

Ranah kognitif dibagi kedalam beberapa kategori yang tersusun secara hierarki 

sebagai berikut: 

a. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1), yaitu kemampuan untuk megingat  

informasi yang telah diterima misalnya informasi mengenai konsep, rumus, fakta 

dan sebagainya. 

b. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2), yaitu kemampuan mental untuk 

menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa sendiri. 

c. Kemampuan  kognitif  tingkat  penerapan  (C3),  merupakan  kemampuan  untuk 

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui ke dalan situasi atau 

konteks baru. 

d. Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4), yaitu kemampuan menguraikan suatu 

fakta,  konsep,  pendapat,  asumsi  dan  semacamnya  atas  elemen‐elemennya, 

sehingga dapat menentukan hubungan antar elemen. 

e. Kemampuan  kognitif  tingkat  sintesis  (C5),  merupakan  kemampuan 

mengkombinasikan elemen‐elemen ke dalam satuan atau struktur. 

f. Kemampuan  kognitif  tingkat  evaluasi  (C6),  adalah  kemampuan  menilai  suatu 

pendapat,  gagasan,  produk,  metode  dan  semacamnya  dengan  suatu  criteria 

tertentu. 

(28)

2.2

Strategi Pembelajaran Talking

 

Stick 

Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk  berani mengemukakan pendapat.  Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai 

materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang 

bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah 

dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, 

dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109). 

Dalam sebuah jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a  method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council  meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the  stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to  guide them in making good decisions. The stick ensured that all members, who wished to  speak,  had  their  ideas  heard.  All  members  of  the  circle  were  valued  equally”(  Fujioka,1998). 

Strategi pembelajaran Talking Stick   merupakan strategi pembelajaran dengan  bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru 

setelah siswa mempelajari materi pokoknya secara individu. 

Langkah‐langkah pembelajaran yang menggunakan strategi Talking Stick: 

1) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak 

(29)

3) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk 

mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia 

pembelajaran.  

4) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa. Kemudian guru mempersiapkan 

media yang akan digunakan. 

5) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika 

tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib 

menjawab  pertanyaan  yang diberikan  oleh guru.  Demikian  seterusnya hingga 

sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah 

selesai di refleksikan. 

6) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan. 

7) Evaluasi. 

8) Penutup. 

Ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran Talking Stick, diantaranya  adalah dapat menguji kesiapan siswa, dapat melatih membaca dan memahami dengan 

cepat, serta agar siswa dapat lebih giat belajar (belajar dahulu). Namun demikian, 

strategi belajar Talking Stick  juga  memiliki kelemahan salah satunya  yaitu  dapat  membuat siswa yang kurang siap menjadi was‐was dan senam jantung. 

Dalam sebuah artikel dikemukakan bahwa perputaran yang terdapat dalam 

strategi pembelajaran Talking Stick memiliki beberapa kelebihan. Dijelaskan bahwa ”The  Talking Stick Circle Can Help In: 

 

(30)

a. decision making 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk berani berbicara dan  mengungkapkan pendapat. Melatih siswa untuk tegas dalam mengambil keputusan. 

b. inquiry management 

Strategi pembelajaran Talking Stick mendidik siswa untuk berpikir ilmiah dan  mampu mencetuskan penelitian untuk mendapatkan temuan‐temuan baru. 

c. prioritizing opportunities 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk memprioritaskan atau  mendahulukan hal yang dianggap lebih penting dan segera dibutuhkan. 

d. clarifying group dynamics 

Strategi pembelajaran Talking Stick menempatkan siswa ke dalam sebuah  kelompok  belajar.  Masing‐masing  siswa  memiliki  fungsi  yang  tak  terlepas  dari 

keterkaitan sehingga dapat melatih siswa untuk belajar menjaga kesatuan yang utuh. 

e. team product development 

Kebiasaan berpikir kritis dalam Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa  untuk lebih kreatif dan inovatif 

f. problem solving 

Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk berpikir kritis  dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi‐solusi masalah. 

 

(31)

g. planning 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk membuat perencanaan‐ perencanaan dalam pelaksanaan kehidupan sehari‐hari. 

h. conflict resolution 

Strategi  pembelajaran  Talking Stick  membentuk  siswa‐siswa  yang  mampu  mengontrol ego dan emosi demi utuhnya sebuah kebersamaan. Melatih siswa agar 

terhindar dari konflik dalam bersosialisasi. 

i. creating the bonding needed to build learning communities 

Kebersamaan belajar dalam Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan  siswa untuk belajar bersama. Kebiasaan ini memungkinkan terbentuknya kelompok‐

kelompok belajar. 

j. or just about anything that organizations use meetings for 

Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi belajar yang mengusung  sosial dan terorganisir dengan baik. Strategi pembelajaran Talking Stick  membentuk  siswa‐siswa yang organisatoris dan memiliki jiwa sosial tinggi dalam bermasyarakat. 

(Por,1998) 

Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan inovasi dalam pembelajaran  yang  menyenangkan.  Strategi  pembelajaran Talking  Stick  tepat diterapkan  dalam  pembelajaran  fisika  karena  strategi  pembelajaran  yang  menyenangkan  ini  dapat 

menunjang dalam penyampaian  mata pelajaran yang susah. Dengan pembelajaran yang 

menyenangkan dapat membuat siswa tertarik sehingga tingkat pemahaman siswa dapat 

(32)

2.3

Efektivitas

 

Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu 

hal yang   ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat 

membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam kamus 

tersebut diartikan sebagai keadaan  berpengaruh, hal berkesan, atau  keberhasilan 

(tentang usaha, tindakan) (KBBI,2008). 

Evektifitas  merupakan  keberhasilan  dalan  sebuah  usaha  yang  ditunjukkan 

dengan  indikasi‐indikasi  tertentu.  Sesuatu  dikatakan  efektif  apabila  hal‐hal  yang 

dijadikan indicator keberhasilan telah tercapai dengan baik. 

Dari buku yang ditulis Bahri dan Zain (2002: 87) dikatakan bahwa keefektifan 

penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua 

komponen  pengajaran  yang  telah  diprogramkan  dalam  suatu  pelajaran  sebagai 

persiapan tertulis (Takmalun, 2009: 14). 

2.4

Multimedia Pembelajaran 

Media  pembelajaran  merupakan  unsur  yang  amat  penting  dalam  proses 

pembelajaran selain metode mengajar.  

Arief S. Sadiman mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat 

sebagai berikut: 

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas. 

b. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi akan sangat membantu 

kefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran. 

(33)

d. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat 

pasif peserta didik. (Winarno dkk, 2009: 2‐3) 

Multimedia merupakan gabungan media yang digunakan untuk menyampaikan 

materi. Dalam buku yang ditulis oleh Winarno dkk, beberapa ahli mengemukakan 

definisi mengenai multimedia: 

a. Hackbarth 

Multimedia diartikan sebagai suatu penggunaan gabungan beberapa media 

dalam menyampaikan infomasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie, 

video dan audio. 

b. Phillip 

Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video. 

c. Merril 

Multimedia merupakan gabunngan dari teks (tertulis), grafis (program cara 

penyampaian informasi), audio (dialog, cerita, efek suara), animasi dan video yang 

bergerak dalam sebuah aplikasi komputer. 

d. Budi Sutejo Dharma Oetomo 

Multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara 

dan video. 

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia 

merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video, serta 

cara penyampaian interaktif yang dapat membuat suatu pengalaman belajar bagi siswa 

(34)

2.5

Gerak Lurus 

2.5.1 Gerak

 

Dalam  fisika,  suatu  benda  dikatakan  bergerak  apabila  benda  tersebut 

mengalami perubahan kedudukan terhada posisi lain yang diam yang selanjutnya 

diangga sebagai titik acuan. Titik acuan merupakan titik yang diangga diam dan 

digunakan sebagai pembanding. 

2.5.2 Gerak Lurus 

Dalam kehidupan sehari‐hari sering kita jumpai berbagai macam gerak dengan 

berbagai lintasan. Salah satu jenis gerak yang dapat dilihat dari lintasannya adalah gerak 

lurus. Gerak lurus adalah suatu gerak benda yang melintasi sebuah garis linear. Dengan 

kata lain lintasan dari gerak lurus adalah sebuah garis lurus atau linear. 

2.5.3 Jarak dan perpindahan 

Jarak ialah panjang lintasan yang ditemuh oleh benda yang bergerak dalam 

waktu tertentu. Jarak dihitung seberapa jauh benda tesebut telah meningggalkan titik 

acuan sebagai posisi awal. 

Perpindahan adalah seberapa jauh benda tersebut berpindah dari titik acuan 

tanpa memperhatikan bentuk lintasan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan 

dalam waktu tertentu. 

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak adalah panjang 

lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah, sedangkan perpindahan 

(35)

Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah besaran vektor. 

Dalam SI keduanya memiliki satuan m. 

Contoh perhitungan jarak dan perpindahan: 

 

 

Gambar 2.1 Sketsa jarak dan perpindahan  

Benda bergerak dari titik A menuju titik B, kemudian kembali ke titik C, maka: 

Jarak: 

meter

s

meter

meter

s

BC

AB

s

15

5

10

=

+

=

+

=

  Perpindahan:  meter meter meter BC AB 5 5 10 ) ( = − = − + = s s s  

2.5.4 Kelajuan dan  Kecepatan 

Kelajuan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak 

tiap saatuan waktu. Kecepatan adalah besarnya  perpindahan yang ditempuh oleh suatu 

benda yang bergerak tiap satuan waktu. 

Dalam kenyataannya keduanya dapat dibedakan lagi menjadi: 

a. Kelajuan sesaat = kelajuan pada setiap saat(fungsi waktu). 

(36)

b. Kelajuan rata‐rata = jarak total yang ditempuhdalam selang waktu tertentu. 

=

t

s

v

 

Keterangan 

v

= kelajuan rata‐rata (m/s

s

= jarak tempuh(m) 

t= waktu tempuh(s) 

Demikian halnya dengan kecepatan:  

a. Kecepatan sesaat = kecepatan pada setiap saat(fungsi waktu). 

b. Kecepatan   rata‐rata =perpindahan   total yang ditempuh dalam selang waktu 

tertentu. 

=

t s

v  

Keterangan: 

v

= kecepatan ratarata (m/s) 

s

=perubahan kedudukan (m) 

t= waktu tempuh(s) 

(37)

Percepatan merupakan perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu. 

Dalam SI percepatan dilambangkan dengan huruf a dan memiliki satuan m/s2.  

2.5.6 Gerak Lurus Beraturan 

Gerak Lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus 

dimana pada setiap selang waktu yang sama benda tersebut menempuh jarak yang 

sama. Gerak ini merupakan gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan yang 

tetap. 

Perpindahan yang ditempuh: 

t

.

v

s

=

 

Keterangan:  

s=perubahan kedudukan (m) 

v

= kecepatan (m/s

t

= waktu tempuh(s) 

Grafik gerak lurus beraturan: 

a. Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t) 

 

 

(38)

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus  beraturan 

 

Perpindahan yang ditempuh benda dapat dicari dengan cara menghitung luasan 

daerah dibawah grafik 

v

.  

b. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) 

 

 

   

 

Gambar 2.3 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)pada gerak  lurus beraturan 

2.5.7 Gerak Lurus Berubah Beraturan  

Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda yang membentuk lintasan 

lurus dengan kecepatan yang selalu berubah teratur. Dengan kata lain, gerak lurus 

berubah beraturan adalah gerak lurus yang memiliki percepatan tetap. 

Percepatan:  

 

 

Keterangan:   

a = percepatan (m/s2) 

t

v

v

(39)

= kecepatan akhir (m/s

v0 = kecepatan awal (m/s

t = waktu (s) 

Kecepatan: 

 

perpindahan yang ditempuh: 

 

keterangan:  

st = perpindahan yang ditempuh pada selang waktu tertentu (m) 

Grafik gerak lurus berubah beraturan: 

a. Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t) 

 

 

 

 

Gambar 2.4 Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak  lurus berubah beraturan 

   

at

v

v

=

0

+

2 0

t

1

2

at

v

s

t

=

+

) / (m s2 a

(40)

b. Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t) 

 

 

 

 

(a)                

                 

                (b)   Gambar 2.5 Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)pada gerak 

lurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat   (b) GLBB diperlambat 

 

c. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) 

 

 

 

 

 

Gambar 2.6 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) pada gerak  lurus berubah beraturan 

(41)

Alat yang digunakan untuk menampilkan gambaran tentang peristiwa gerak 

lurus berubah beraturan adalah Ticker Timer. Pada alat ini dapat kita lihat fenomena  kenaikan  kecepatan  yang  terjadi  secara  linear  melalui  pita  kertas.  Ticker  Timer  digunakakn untuk mengetahui jejak ketukan objek yang bergerak.  

 

 

Gambar 2.7 Tampilan pita TickerTimer pada GLBB 

Gambar di atas merupakan potongan pita Ticker Timer pada gerak lurus berubah  beraturan dipercepat. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa jarak antar 

ketukan pada pita Ticker Timer makin lama makin lebar. Hal ini menunjukkan bahwa  kecepatan objek makin lama makin besar.  

2.2

Kerangka Berpikir  

Pembelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari‐hari. Di 

dunia pendidikan terungkap fakta bahwa dalam pembelajaran fisika banyak sekali 

terdapat konsep‐konsep yang berkaitan dengan fenomena alam sekitar. Dalam fisika 

konsep‐konsep tersebut sering kali disajikan dengan persamaan sehingga banyak siswa 

beranggapan bahwa fisika adalah deretan rumus yang sangat sulit untuk dimengerti dan 

dihafalkan. Salah satu pokok bahasan yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari‐hari 

adalah gerak lurus. Pada pokok bahasan ini terdapat beberapa persamaan dan konsep 

yang mendasari. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat agar 

mampu  meningkatkan  penalaran  dan  pemahaman  siswa  terhadap  konsep  yang 

(42)

Minat siswa dalam pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan 

proses belajar mengajar. Strategi belajar yang menarik dapat meningkatkan minat siswa 

sehingga pemikiran siswa dapat terkondisi dengan baik untuk menerima materi yang 

diajarkan. Salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk menggairahkan belajar 

siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah Talking Stick. Strategi pembelajaran  ini mengajak siswa untuk belajar sambil bermain. Pembelajaran ini bertujuan untuk 

mempertegas pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Strategi pembelajaran 

Talking Stick diawali dengan memberi kesempatan siswa untuk mempelajari   materi  secara mandiri. Langkah selanjutnya pemahaman siswa diperkuat melalui pembelajaran 

semi permainan. Permainan dalam pembelajaran Talking Stick hampir sama seperti  permainan tingkat estafet. Terdapat tongkat yang bergulir di antara peserta yang 

sesekali  dihentikan,  saat  berhenti  siswa  yang  memegang  tongkat  berkewajiban 

menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini pembelajaran Talking Stick  menggunakan  bantuan multimedia pembelajaran yang memaparkan game secara audio dan visual.  Multimenia pembelajaran ini berupa animasi yang berfungsi untuk meningkatkan minat 

belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.  

2.3

Hipotesis 

H0  : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia  Pembelajaran efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif  Siswa Kelas 

VII Pada pelajaran fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus. 

Ha  : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia 

Pembelajaran tidak efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif  Siswa 

(43)

28

METODE

 

PENELITIAN

 

3.1

Populasi dan Sampel 

3.1.1Tempat dan Waktu dan Populasi Penelitian 

Tempat penelitian ini adalah SMP Kartika III‐1 Kota Semarang yang beralamat di 

Jalan Sultan Agung 145A Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 

genap tahun ajaran 2009/2010. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa 

kelas VII yang terdiri dari tiga kelas yaitu VIIa, VIIB dan VIIC. 

3.1.2Sampel Penelitian 

Sampel  adalah  sebagian  populasi  atau  wakil  populasi  yang  diteliti 

(Arikunto.2002:109). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik  purposive random sampling. Teknik ini  diujikan karena memperhatikan ciri‐ciri antara  lain: siswa mendapat meteri kurikulum yang sama, jumlah siswa tiap kelas hampir sama, 

dan penempatan siswa tidak berdasarkan rangking. Karena pengambilan tanpa melihat 

kemampuan dari masing‐masing kelas, teknik tersebut masih dapat digunakan. Dari 

teknik tersebut diperoleh dua kelas dari tiga kelas yang ada, yaitu kelas VII A dan kelas 

VII C sebagai sampel dari penelitian ini. Selanjutnya kelas VII C sebagai kelas Eksperimen 

yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran fisika dengan strategi 

pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan kelas VII A  sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran 

(44)

3.2

Variabel Penelitian 

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 

a. hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Kartika II‐1 semarang   tahun ajaran 

2009/2010 pada pelajaran fisika  pokok bahasan gerak lurus 

b. efektivitas penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia  pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus 

 

3.3

Teknik Pengumpulan Data 

3.3.1Alat Pengumpulan Data 

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Tes tertulis. 

3.3.2Teknik Pengumpulan Data  

a. Dokumentasi 

Dalam penelitian ini dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data tertulis 

mengenai keadaan objek penelitian. Data awal ini berupa daftar nama siswa, jumlah 

siswa dan data lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. 

b. Tes 

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses 

pembelajaran.  Tes  ini  dilaksanakan  setelah  diberikan  perlakuan  terhadap  kelas 

eksperimen.  Tes  diberiakn  kepada  kelas  kontrol  dan  kelas  eksperimen  untuk 

mendapatkan data akhir tentang hasil belajar. Tes yang diberikan kepada kedua kelas 

adalah menggunakan alat tes yang sama sehingga hasilnya dapat digunakan untuk 

(45)

3.4

Rancangan Penelitian 

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini diawali dengan 

menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang sudah ada. Adapun pola 

rancangan yang digunakan sebagai berikut. 

Tabel 3.1 Prosedur Penelitian 

Kelompok  Perlakuan  tes 

Kelompok Eksperimen X Tes

Kelompok Kontrol Y Tes

Keterangan : 

X  :Penerapan strategi Talking Stick dengan berbantuan multmedia  pembelajan. 

Y  : Penerapan pembelajaran konvensional 

Pada penelitian ini kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding. Pada 

kelompok eksperimen diterapkan strategi  Talking Stick dengan berbantuan multimedia  pembelajaran  dan  kelompok  kontrol  dengan  pembelajaran  Konvensional.  Setelah 

mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua kelompok diberikan tes dengan 

materi yang sama untuk mengetahui perbandingan hasil belajar keduanya. 

 

 

(46)

Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 

1. Tahap Persiapan

Ada beberapa hal yang harus dilaksanakan peneliti dalam tahap persiapan, 

antara lain: 

a. Melakukan  observasi  awal melalui wawancara dengan  guru pengampu untuk 

mengetahui kondisi lingkungan objek penelitian. Observasi ini digunakan untuk 

mengetahui masalah yang ada dan mengajukan pemecahannya melalu penerapan 

strategi  pembelajaran  Talking  Stick  menggunakan  bantuan  multimedia  pembelajaran. 

b. Dengan masukan dari guru, peneliti menyiapkan media belajar berupa multimedia 

pembelajaran berbentuk audio visual dan mempersiapkan lingkungan belajar yaitu 

perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. 

c. Menyusun kisi‐kisi instrumen tes 

d. Menyusun instrumen tes. Instrumen ini berupa soal‐soal yang berbentuk pilihan 

ganda ( objektive test ). 

e. Mengujicoba instrumen tes kepada siswa yang telah mendapatkan materi tentang 

gerak lurus 

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan Pembelajaran 

Pada proses bembelajaran  ini digunakan penerapan  strategi  pembelajaran 

(47)

karena itu, pada proses pembelajaran digunakan multimedia pembelajaran berbentuk 

audio visual untuk membantu dalam proses pengulangan materi. 

Adapun alur dari proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran 

Talking Stick pada penelitian ini adalah: 

9) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 

10) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak 

lurus melalui pustaka atau buku pegangan yang biasa digunakan. 

11) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk 

mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia 

pembelajaran.  

12) Guru  memberikan  tongkat  kepada  salah  satu  siswa.  Kemudian  guru 

mempersiapkan media yang akan digunakan. 

13) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika 

tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib 

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Demikian seterusnya hingga 

sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah 

selesai di refleksikan. 

14) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan. 

15) Evaluasi. 

16) Penutup. 

 

(48)

b. Evaluasi Pembelajaran 

Evaluasi ini merupakan penerapan tes tertulis. Evaluasi ini bertujuan untuk 

mendapatkan data tentang hasil belajar siswa setelah melakukan perlakuan. Data yang 

didapatkan dari evalausi ini merupakan data akhir yang dapat digunakan sebagai 

pembuktian hipotesis. 

 

3.5

Instrumen 

Instrumen yang disusun meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan 

soal  tes  tertulis  (evaluasi)  yang  bentuknya  objektif  dengan  lima  option.  Untuk 

memperoleh instrumen berupa soal‐soal tes yang akurat, maka perlu dilakukan uji coba 

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya. 

3.6.1 Validitas 

Dalam penelitian ini validitas butir soal dicari dengan menggunakan persamaan: 

          dengan 

Keterangan:  

p

M   = Rata‐rata skor total yang menjawab benar pada butir soal 

t

M    = Rata‐rata skor total 

t

S = Standart deviasi skor total 

p= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal 

(49)

q= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal  

(Arikunto, 2006a: 79) 

Butir soal dikatakan valid jika hasil perhitungan memperoleh koefisien korelasi 

tabel hitung r

r > . Hasil rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment 

dengan α=5%. Jika rhitung >rtabel maka instrumen tes dikatakan valid. Berdasarkan hasil 

analisis butir soal pada lampiran 10 kriteria validitas soal uji coba dapat dilihat pada 

tabel brikut: 

Tabel 3.2 daftar validitas soal ujicoba 

No.  Kriteria  Nomor soal  Jumlah 

 

Valid 

 

Tidak Valid 

1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21,  23, 24, 25, 28, 29, 30 

4, 5, 8, 14, 17, 22, 26, 27 

22 

 

 

3.6.2 Reliabilitas 

Reliabilitas dihitung menggunakan rumus K‐R 20 yaitu: 

(Arikunto, 2006a: 100)

Keterangan: 

= Reliabilitas tes secara keseluruhan.

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q=Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1− p)

pq

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ −∑ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

= 2 2

(50)

n

= banyaknya item.

s

= standar deviasi dari tes.

Berdasarkan uji coba dengan taraf signifikan 

5

%

 dan  diperoleh rtabel =0,6951. 

Harga 

r

11 yang didapat dengan menggunakan rumus KR‐20 adalah 0,68 nilai tersebut 

terdapat pada interval 0,6‐0,8. Interval 0,6‐0,8 termasuk dalam kategori tinggi, sehingga 

dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut reliabel. Perhitungan lebih lengkap 

dapat dilihat pada lampiran 12. 

3.6.3 Tingkat Kesukaran 

Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: 

JS B

P=

Keterangan :

P= Tingkat kesukaran

B= Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS

= Banyaknya seluruh responden yang mengikuti tes

(Arikunto, 2006a: 208)

0.00 - 0.30 adalah soal sukar

0.31 - 0.70 adalah soal sedang

0.71 -1.00 adalah soal mudah

Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada 

tabel dibawah ini:  

(51)

No  Kriteria soal Jumlah soal 

Sukar  

Sedang  

Mudah  

23 

jumlah  30 

3.6.4 Daya beda 

Anasisis daya pembeda ini dapat diketahui menggunakan persamaan: 

Keterangan:

D= Daya Pembeda

JA

= Banyaknya peserta kelompok atas

JB

= Banyaknya peserta kelompok bawah

BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

[image:51.612.125.514.107.228.2]

(Arikunto, 2006a: 213)

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Interval Kriteria

0.00 0.20 Jelek

0.21 0.40 Cukup

0.41 0.70 Baik

0.71 1.00 Baik Sekali

 

   (Arikunto, 2006a: 213)  PB

PA JB BB JA BA

(52)

Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada 

tabel dibawah ini:  

Tabel 3.4 Daftar daya pembeda soal ujicoba 

No  Kriteria soal Jumlah soal 

Jelek  

Cukup  

Baik  

Baik sekali 

20 

jumlah  30 

 

3.6

Analisis Data 

Dalam penelitian ini  analisis yang dilakukan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap 

tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal bertujuan untuk pemadanan sampel. Tahap 

akhir merupakan tahap analisis data akhir untuk membuktikan hipotesis penelitian. 

3.6.1 Analisis Tahap Awal 

Analisis tahap awal dilaksanakan  sebelum diberikan  perlakuan (diterapkan 

strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran). Tahap ini  bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok (kelompok eksperimen dan 

kelompok kontrol) dan memastikan bahwa keduanya dalam keadaan yang sama. Dalam 

tahap ini dilaksanakan beberapa uji, antara lain:  

(53)

Uji normalitas merupakan satu fase pengujian untuk mengetahui apakah data 

yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan 

statistik yang  akan diterapkan. Jika  data terdistribusi  normal maka  statistik yang 

diterapkan adalah statistik parametrik, tetapi jika tidak normal digunakan statistik 

nonparametrik. Data yang diuji pada normalitas tahap awal didapatkan dari nilai ulangan 

harian pada pokok bahasan sebelumnya yaitu kalor.  

Hipotesis dalam uji normalitas: 

0

H =kelas berdistribusi normal.

1

H

=kelas tidak berdistribusi normal. 

 

Adapun langkah‐langkah dalam pengujian normalitas adalah:  

a. Menyusun data dan mencari rentang data dengan mencari selisih antara nilai 

tertinggi dengan nilai terendah. 

b. Membuat interval kelas dan menentukan batas  kelas. Banyaknya  kelas dapat 

ditentukan menggunakan persamaanbanyaknya kelas=1+(3,3)logn; dengan  = jumlah data 

Rumus panjang kelas: 

kelas banyak

ang rent

p=  

(54)

=

i i i

f

x

f

X

   

d. Menentukan simpangan baku S dari data interval dengan menggunakan rumus: 

2

S

S

=

 

S2 adalah varian, yang dapat dihitung dengan rumus: 

1 ) ( 2 − − =

n x x

S i  

e. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas 

f. Menentukan angka baku (z) dengan persamaan sebagai berikut: 

  

keterangan: 

S

 = simpangan baku 

x

= nilai batas interval 

x = nilai ratarata 

g. Mengubah harga z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tebel. 

h. Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva. Perhitungan ini menggunakan 

perhitungan Chi‐kuadrat 

(

)

= − = k i i i i E E O 1 2 2

χ

  keterangan:   S x x
(55)

2

χ

= chi kuadrat 

i

O = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data 

Ei = frekuensi yang diharapkan 

i. Membandingkan harga Chi‐kuadrat hasil perhitungan dengan Chi‐kuadrat tabel 

dengan taraf signifikan 5%. 

j. Menarik kesimpulan, jikaX2hitung < X2tabel maka data berdistribusi normal. 

(Sudjana, 2005) 

Dari  hasil  perhitungan  data  dari  kelas  eksperimen  diperoleh 

bahwaX2hitung =10,734.  Dengan  dk=5  dan  α=5%,  pada  tabel  diperoleh  nilai 

bahwaX2tabel =11,070.  Karena    X2hitung < X2tabel maka H0 berada pada  daerah 

penerimaan dan data tersebut merupakan data yang berdistribusi normal. 

Pada kelas kontrol mendapatkan hasil perhitungan  2 =8,7453

hitung

X . Dengan 

dk=5  dan  α=5%,  pada  tabel  diperoleh  nilai  bahwa  X2tabel =11,070.  Karena  

tabel hitung X

X2 < 2   maka  H0  berada  pada  daerah  penerimaan  dan  data  tersebut 

merupakan data yang berdistribusi normal. 

2. Homogenitas 

Uji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua 

sampel  yang  digunakan  (kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol)  dapat 

(56)

dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. 

Hipotesis sebagai berikut. 

0

H =

σ

12 =

σ

22, artinya kedua kelas mempunyai varians sama.

1

H

=

σ

12 ≠

σ

22, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama. 

Untuk menguji homogenitas digunakan persamaan: 

} log ). 1 ( ){ 10 (ln ) 1 ( ) (log ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 2 i i i i i i s n B x n s B n s n s − ∑ − = − ∑ = − ∑ − ∑ =  

Kemudian menarik kesimpulan dengan membandingkan x2hitung terhadap x

2

tabel 

pada α=5% dan dk merupakan banyaknya kelas dikurangi 1. jika X2hitung < X2tabel maka 

H0 diterima. Hal ini berarti kedua kelas tersebut mempunyai varian

Gambar

Tabel 3.4  Klasifikasi Daya Pembeda

Referensi

Dokumen terkait

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.

 Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga : Memenuhi Syarat dan Wajar. Demikian untuk diketahui dan dapat dipergunakan

Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

Permukaan bumi tersusun atas relief yang berbeda-beda, namun pengukuran tinggi tempat menggunakan titik nol yang sama yaitu permukaan air

Atap Galvalum, Zingcalume, Talang, Rangka Baja Ringan Galvalum, Hollow Galvanis/ Galvalum, Genteng Metal, Floordeck, Wiremesh, Roofmesh, Besi Beton, WF, CNP, UNP,

Dalam usaha meningkatkan pendapatan golongan asnaf fakir and miskin di Pulau Pinang, Pusat Urus Zakat Pulau Pinang telah melaksanakan pelbagai program gerak asnaf

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar

Untuk membedakan penelitian yang berjudul Teknik Persuasi dan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat pada Slogan Iklan dalam Aplikasi Belanja di Google Play