TALKING STICK
BERBANTUAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF
SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJAAN FISIKA POKOK
BAHASAN GERAK LURUS
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh:
Annisa’ Hidayati
4201406006
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII
Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”telah disetujui oleh pembimbing
untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi jurusan Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengertahuan Alam.
Semarang,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. Dr. Sarwi, M.Si
NIP 19600611 198403 1 001 NIP 19620809 198703 1 001
iii
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar‐benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Yang menyatakan
Annisa’ Hidayati
NIM. 4201406006
iv
Skripsi yang berjudul :“Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick
Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan fisika FMIPA UNNES
pada tanggal 06 Oktober 2010.
Panitia :
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M.S Dr. Putut Marwoto, M.S
NIP 19511115 197903 1 001 NIP 19630821 198803 1 004
Ketua Penguji
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph. D
NIP. 19520613 197612 1 002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Achmad Sopyan, M.Pd Dr. Sarwi, M.Si
v Motto:
• Pijakkan kaki selangkah di depan tubuhmu agar dapat melesat maju.
• Awas marang waskitaning urip lan eling marang sangkan paraning dumadi.
• Kebahagiaan terindah adalah saat kita bisa melihat orang yang kita sayangi bahagia akan
kita.
• Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah perjuangan dan masa yang akan datang
adalah asa dan angan.
• Tak ada kesempurnaan di dunia ini, namun semuanya tercipta seimbang dalam sebuah
harmoni.
• Perdamaian tidak dapat dijaga dengan Kekuatan. Ia hanya dapat dicapai melalui saling
pengertian (Albert Einstein).
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Ayah dan bunda yang telah memberi semangat disaat aku lemah, memberi motivasi disaat
aku harus berjuang dan memberi teguran disaat aku lalai.
2. Segenap keluarga yang telah memberiku inspirasi dan memahami tentang tujuan.
3. ”Menyoen Club” ( Menyex, Cunx-krink, Nggabroel, Lojer, & Hohox) yang memberiku
tangisan kecil saat aku terharu, memberiku senyum manis saat aku bahagia, memberiku
dentuman semangat saat aku harus hadapi dunia dan memberiku kerinduan yang mendalam
vi asa. GUSLAT MIPA bisa...!!!
5. Kinanthi Kost dan Sekar Biru Kost yang telah memberiku naungan dan kenyamanan selama
aku menjalani studi.
6. Rekan-rekan himafi, palafi, KMW serta anak-anak Laskar yang telah berjuang bersama tuk
vii
Segala puji dan syukur terucap kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala karunia‐Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir studi dengan
segala kemudahan dan tanpa halangan yang berarti.
Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kerjasama dari
beberapa pihak yang telah berkenan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
3. Bapak Dr. Putut Marwoto, M. S , selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
4. Bapak Dr. Achmad Sopyan, M.Pd, Sebagai pembimbing utama, yang telah
menuntun, membimbing, dan memberi pengarahan yang sangat berguna dalam
penyusunan skripsi ini
5. Bapak Dr. Sarwi, M.Si, sebagai pembimbing pendamping, yang juga telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini
6. Bapak Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, sebagai dosen wali yang telah memberi
pengarahan dan bimbingan dalam perkuliahan selama ini.
7. Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
8. Ayahanda, ibunda, dan keluarga tercinta.
viii
Semarang,
Penyusun
ix
Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing : (1) Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. ; (2) Dr. Sarwi, M.Si.
Kata kunci: Talking Stick, Multimedia, kemampuan Kognitif.
Fisika merupakan cabang IPA yang beberapa tahun terakhir ini masuk dalam UAN yang menuntut kemampuan kognitif siswa. Strategi pembelajaran yang menggabungkan belajar dan bermain serta penggunaan media dirasa efektif digunakan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang belajar dengan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran pada Pokok Bahasan Gerak Lurus dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika III-1 Semarang. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes yang diberikan pada kedua kelas. Berdasarkan tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas kontro adalah 64 dan pada kelas eksperimen sebesar 71. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan hasil yang dicapai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dan jika di uji menggunakan uji t didapat nilai t sebesar 1,96. Jika dibandingkan dengan t pada tabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu 1,68 maka nilai t dari perhitungan lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
x
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Penegasan Istilah ... 5
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ... 8
xi
2.4 Multimedia Pembelajaran ... 18
2.5 Gerak Lurus ... 20
2.6 Kerangka Berpikir ... 26
2.7 Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... 29
3.2 Variabel Penelitian ... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.4 Rancangan Penelitian ... 31
3.5 Instrumen ... 34
3.6 Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.2 Pembahasan ... 49
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 52
5.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN
xii
Tabel Halaman
3.1 Prosedur Penelitian ... 31
3.2Daftar validitas soal ujicoba ... 35
3.3 Daftar tingkat kesukaran soal ... 36
3.4Klasifikasi Daya Pembeda ... 37
3.5Daftar daya pembeda soal ujicoba ... 37
4.1 Daftar hasil uji normalitas nilai ulangan harian I kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 45
4.2 Data hasil belajar kognitif ... 46
4.3Daftar hasil uji normalitas nilai evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 48
xiii
Gambar Halaman
2.1Sketsa jarak dan perpindahan ... 21
2.2Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak
lurus beraturan.. ... 23
2.3Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) pada
gerak lurus beraturan .. ... 23
2.4Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak
lurus berubah beraturan.. ... 25
2.5Grafik hubungan antara kecepatan (
v
) terhadap waktu (t)pada geraklurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat (b) GLBB diperlambat. ... 25
2.6Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) pada
gerak lurus berubah beraturan. ... 25
2.7Tampilan pita Ticker Timer pada GLBB. ... 26 4.1 Grafik data hasil belajar kognitif kelompok kontrol dan kelompok
Eksperimen. ... 47
xiv
Lampiran Halaman
1. Daftar peserta didik kelas kontrol ... 56
2. Daftar peserta didik kelas eksperimen ... 57
3. Daftar nilai ulangan harian I kelas VII SMP Kartika III‐1 Semarang tahun ajaran 2009/2010 ... 58
4. Uji normalitas ulangan harian I kelompok kontrol ... 59
5. Uji normalitas ulangan harian I kelompok eksperimen ... 60
6. Uji homogenitas populasi ... 61
7. Kisi‐kisi soal uji coba ... 62
8. Soal uji coba ... 63
9. Kunci Jawaban soal uji coba ... 70
10. Analisis soal uji coba ... 71
11. Perhitungan validitas butir soal ... 72
12. Perhitungan reliabilitas soal ... 74
13. Perhitungan daya pembeda soal ... 75
14. Perhitungan tingkat kesukaran soal ... 76
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen ... 77
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas kontrol ... 85
17. Naskah multimedia pembelajaran ... 91
xv
21. Kunci jawaban soal evaluasi ... 112
22. Daftar nilai hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 116
23. Perhitungan data hasil evaluasi ... 117
24. Uji normalitas hasil evaluasi kelas kontrol ... 118
25. Uji normalitas hasil evaluasi kelas eksperimen ... 119
26. Uji perbedaan dua rata‐rata data hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas Eksperinen ... 120
27. Dokumentasi penelitian ... 121
28. Surat Usulan Pembimbing ... 124
29. Daftar Hadir Dosen Pembimbing dalam Ujian Seminar ... 125
30. Daftar Hadir Peserta dalam Ujian Seminar ... 126
31. Surat Ijin Penelitian kepada Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang ... 127
32. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 128
1
1.1
Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran eksak yang mengutamakan
pandangan dan pemikiran ilmiah, realistis dan logis. Pada pembelajaran IPA peserta
didik diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap secara
ilmiah sehingga mampu memahami alam sekitar sebagai lingkungan hidupnya.
Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA. Didalam konteks pembelajaran,
fisika lebih cenderung mengutamakan pengetahuan mengenai konsep atau pemikiran
ilmiah yang mengacu pada fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari‐hari. Dasar
utama pembelajaran fisika adalah memberikan bekal kepada peserta didik berupa
konsep‐konsep ilmiah sehingga nantinya mampu memahami lingkungan, peristiwa
sehari‐hari dan mampu meningkatkan sumbang pikiran terhadap kemajuan teknologi.
Akan tetapi, dalam realita pendidikan negara Indonesia fisika merupakan salah
satu pelajaran yang jarang diminati. Siswa selalu menganggap fisika sebagai pelajaran
yang didominasi oleh rentetan rumus yang sulit untuk dipahami dan dipelajari.
Paradigma itulah yang mempengaruhi pola pikir tiap peserta didik sehingga membawa
mereka kepada pemikiran bahwa pelajaran fisika sangat menakutkan. Pemikiran
tersebut akan mempengaruhi optimalisasi pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu,
diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tercapai pemahaman yang maksimal
belajar yang menarik serta menyenangkan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam
pembelajaran fisika.
Beberapa tahun belakangan ini IPA (fisika) merupakan salah satu dari beberapa
mata pelajaran yang diujikan secara nasional pada jenjang sekolah menengah pertama.
Pada ujian akhir nasional (UAN) siswa diuji kemampuan kognitifnya. Sehingga, dalam
pebelajaran harus dipertimbangkan strategi belajar yang dapat meningkatkan
kemampuan belajar kognitif siswa.
Salah satu bahasan fisika yang dianggap perlu pemahaman lebih dalam untuk
mempelajarinya adalah gerak lurus. Pokok bahasan ini masih kategorikan sebagai materi
yang sulit oleh siswa kelas VII SMP. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai
oleh siswa yang dapat diketahui melalui hasil evaluasi yang dikenalkan pada siswa.
Fisika merupakan pemahaman mengenai konsep‐konsep dalam kehidupan
sehari‐hari. Peristiwa‐peristiwa nyata yang terjadi disekitar kita merupakan gambaran
dasar dari pembelajaran fisika. Oleh karena itu, pembelajaran fisika hendaknya
mengarahkan siswa agar menanamkan gambaran‐gambaran itu dalam pemikirannya.
Khususnya pada pokok bahasan gerak lurus pada pelajaran fisika kelas VII SMP. Oleh
karena itu, perlu adanya stimulus belajar yang tepat agar pemahaman siswa dapat
dimaksimalkan. Salah satu stimulus yang bisa digunakan adalah sebuah media interaktif
yang disajikan dengan aspek penglihatan(visual) maupun pendengaran(audio).
Menurut Nasution (2000:94) pelajaran akan lebih menarik dan berhasil apabila
dihubungkan dengan pengalaman‐pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,
melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil
pelajaran. Pengintegrasian kuis seperti acara‐acara televisi atau permainan ke dalam
pembelajaran bukan tidak mungkin merupakan strategi yang dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan bagi siswa.
Meskipun demikian, media yang bagus akan terlihat percuma jika tidak dapat
tersampaikan kepada siswa dengan baik. Selain adanya media, faktor lain yang
menunjang keberhasilan pembelajaran adalah metode mengajar. Peningkatan interaksi
dan suasana belajar yang menyenangkan menjadi sokongan kuat dalam pencapaian
pemahaman. Talking Stick merupakan satu dari bermacam strategi pembelajaran yang mengutamakan interaksi antar siswa dan guru. Dalam strategi pembelajaran Talking Stick suasana belajar dibuat senyaman mungkin agar tercipta suasana yang
menyenangkan. Pembelajaran menggunakan sebuah tongkat (Stick) untuk memulai
sebuah interaksi.
Menilik dari permasalahan dan gambaran yang telah dipaparkan, maka peneliti
tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dan mengadakan penelitian dengan judul
skripsi “Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan
Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata
Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini adalah “ Apakah
efektif untuk mencapai hasil belajar kognitif yang optimal pada pelajaan fisika pokok
bahasan gerak lurus siswa kelas VII SMP?”
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektifitas
penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan
Gerak Lurus.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diraih dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pelaksanaan KBM pelajaran fisika
dengan menerapkan variasi strategi pembelajaran baru yang lebih inovatif dan
menyenangkan.
b. Meningkatkan pemahaman materi khususnya pada pokok bahasan Gerak
Lurus sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Bagi Guru
a. Mendapatkan pengalaman pengelolaan pembelajaran baru yang dapat
menggugah motivasi serta minat siswa sehingga mendapatkan hasil belajar
yang optimal.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalitas guru.
Memberikan pengalaman mengenai penggunaan variasi pembelajaran sehingga
mendapatkan strategi yang tepat dalam pengelolaan pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Menambah perangkat pembelajaran sehingga dapat membantu menciptakan
suasana belajar yang kondusif guna meningkatkan mutu belajar sekolah.
1.5
Penegasan Istilah
Dalam konteks komunikasi sehari‐hari sering terjadi adanya ambiguitas, hal ini
mengakibatkan kesalahpahaman dalam menyampaikan suatu maksud. untuk
menghindari adanya salah pengertian terhadap istilah‐istilah yang terdapat dalam judul
ini, maka perlu dijelaskan istilah‐istilah yang dianggap penting.
1. Efektivitas
Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu
hal yang ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat
membawa hasil; berhasil guna ( tentang usaha, tindakan ).
Efektivitas dalam kamus tersebut diartikan sebagai keadaan berpengaruh, hal
berkesan, atau keberhasilan (tentang usaha, tindakan).
(KBBI,2008)
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
diterapkan akan memberikan dampak atau pengaruh kearah yang lebih baik bila
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan. Jika dikaitkan
dapat memberikan pengaruh menuju hasil belajar yang lebih baik dibanding hasil belajar
dengan metode konvensional.
2. Talking Stick
Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai
materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang
bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah
dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat,
dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109).
3. Multimedia Pembelajaran
Multimedia merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi,
audio dan video, serta cara penyampaian interaktif yang dapat membuat suatu
pengalaman belajar bagi siswa seperti dalam kehidupan nyata disekitarnya. (Winarno
dkk, 2009: 8)
Dalam penelitian ini multimedia yang dimaksud adalah media belajar interaktif
yang berbentuk audio visual berupa Game Edukasi sebagai media pembantu dalam
pembelajaran fisika pada pokok bahasan gerak lurus kelas VII SMP.
4. Hasil Belajar kognitif
Dalam bukunya Catharina Tri Anni menjelaskan bahwa Hasil Belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. (
Sudjana menyebutkan bahwa Hasil Belajar adalah kemampuan‐kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. (Sudjana, 1990:22)
Selain itu dalam buku lain disebutkan bahwa hasil belajar adalah pola‐pola
perbuatan, nilai‐nilai, pengertian‐pengertian, sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan. (
Suprijono, 2009: 5)
Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang diambil sesuai dengan ranah
kognitif.
Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur merupakan hasil belajar yang utuh
sehingga segala aspek mengenai pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta
pemecahan masalah terangkum menjadi satu kesatuan pegukuran. Hasil belajar yang
diukur merupakan hasil akhir evaluasi yang merupakan hasil belajar kognitif.
5. Gerak Lurus
Dalam pennelitian ini gerak lurus yang dimaksud adalah materi gerak lurus kelas
VII semester genap pada siswa SMP sesuai dengan kurikulum KTSP. Pada penelitian ini
dilakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan. Ateri yang dibahas hanya berkisar
pada pengertian gerak, jenis gerak berdasarkan lintasan, kelajuan dan kecepatan, gerak
lurus beraturan ( GLB ), percepatan, serta gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
1.6
Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian awal skripsi
Pada bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, dan
daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi
Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:
a. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah,
Sistematika Penulisan Skripsi.
b. Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, bab ini tentang teori‐teoi yang menjadi tinjauan
dalam penelitian seperti Pembelajaran dan hasil belajar, Strategi TS (Talking Stick), multimedia Pembelajaran, Uraian Materi Gerak Lurus, Kerangka Berpikir, dan
Hipotesis.
c. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini membahas tentang Objek Penelitian,
Variabel Penelitian, Desain Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Metode
Pengumpulan Data, dan Analisis Instrumen Penelitian.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang analisis hasil penelitian dan
pembahasannya.
e. Bab V Penutup berisi tentang simpulan dan saran.
3. Bagian akhir skripsi
9
2.1
Belajar, Pembelajaran, Hasil Belajar dan Hasil Belajar Kognitif
2.1.1Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakupsegala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2006: 2). Menurut Gagne
(1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Dahar, 1988: 12‐13).
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikanbelajar sebagai berikut:
a. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
b. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c. Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
d. Harold Spears
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar
dan mengikuti arah tertentu.
e. Geoch
Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.
f. Morgan
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.
(Suprijono, 2009: 2)
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata Learning. Pembelajaran
berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada proses
pembelajaranguru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan
terjadinya pembelajaran. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator bagi jalannya
proses belajar. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan
proses organik dan konstruktif, bukan mekanis ( Suprijono, 2009: 13).
Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si
b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami
apa yang dipelajari (kognitif).
c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai denngan minat dan kemampuanya (humanistik).
(Sugandi, 2006: 9)
2.1.3Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek‐aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni, 2006: 5).
Hasil belajar adalah pola‐pola perbuatan, nilai‐nilai, pengertian‐pengertian,
sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan(Suprijono, 2009: 5).
Menurut Gagne hasil belajar tersebut berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan.
b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
c. Strategi kognitf yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan
2.1.4Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif merupakan takaran dari tingkat kemampuan atau
ketrampilan intelektual dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi (Sugandi,
2006:24).
Ranah kognitif dibagi kedalam beberapa kategori yang tersusun secara hierarki
sebagai berikut:
a. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1), yaitu kemampuan untuk megingat
informasi yang telah diterima misalnya informasi mengenai konsep, rumus, fakta
dan sebagainya.
b. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2), yaitu kemampuan mental untuk
menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa sendiri.
c. Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3), merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui ke dalan situasi atau
konteks baru.
d. Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4), yaitu kemampuan menguraikan suatu
fakta, konsep, pendapat, asumsi dan semacamnya atas elemen‐elemennya,
sehingga dapat menentukan hubungan antar elemen.
e. Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C5), merupakan kemampuan
mengkombinasikan elemen‐elemen ke dalam satuan atau struktur.
f. Kemampuan kognitif tingkat evaluasi (C6), adalah kemampuan menilai suatu
pendapat, gagasan, produk, metode dan semacamnya dengan suatu criteria
tertentu.
2.2
Strategi Pembelajaran Talking
Stick
Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai
materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang
bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah
dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat,
dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109).
Dalam sebuah jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to guide them in making good decisions. The stick ensured that all members, who wished to speak, had their ideas heard. All members of the circle were valued equally”( Fujioka,1998).
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru
setelah siswa mempelajari materi pokoknya secara individu.
Langkah‐langkah pembelajaran yang menggunakan strategi Talking Stick:
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak
3) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk
mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia
pembelajaran.
4) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa. Kemudian guru mempersiapkan
media yang akan digunakan.
5) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika
tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Demikian seterusnya hingga
sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah
selesai di refleksikan.
6) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan.
7) Evaluasi.
8) Penutup.
Ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran Talking Stick, diantaranya adalah dapat menguji kesiapan siswa, dapat melatih membaca dan memahami dengan
cepat, serta agar siswa dapat lebih giat belajar (belajar dahulu). Namun demikian,
strategi belajar Talking Stick juga memiliki kelemahan salah satunya yaitu dapat membuat siswa yang kurang siap menjadi was‐was dan senam jantung.
Dalam sebuah artikel dikemukakan bahwa perputaran yang terdapat dalam
strategi pembelajaran Talking Stick memiliki beberapa kelebihan. Dijelaskan bahwa ”The Talking Stick Circle Can Help In:
a. decision making
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk berani berbicara dan mengungkapkan pendapat. Melatih siswa untuk tegas dalam mengambil keputusan.
b. inquiry management
Strategi pembelajaran Talking Stick mendidik siswa untuk berpikir ilmiah dan mampu mencetuskan penelitian untuk mendapatkan temuan‐temuan baru.
c. prioritizing opportunities
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk memprioritaskan atau mendahulukan hal yang dianggap lebih penting dan segera dibutuhkan.
d. clarifying group dynamics
Strategi pembelajaran Talking Stick menempatkan siswa ke dalam sebuah kelompok belajar. Masing‐masing siswa memiliki fungsi yang tak terlepas dari
keterkaitan sehingga dapat melatih siswa untuk belajar menjaga kesatuan yang utuh.
e. team product development
Kebiasaan berpikir kritis dalam Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk lebih kreatif dan inovatif
f. problem solving
Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi‐solusi masalah.
g. planning
Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk membuat perencanaan‐ perencanaan dalam pelaksanaan kehidupan sehari‐hari.
h. conflict resolution
Strategi pembelajaran Talking Stick membentuk siswa‐siswa yang mampu mengontrol ego dan emosi demi utuhnya sebuah kebersamaan. Melatih siswa agar
terhindar dari konflik dalam bersosialisasi.
i. creating the bonding needed to build learning communities
Kebersamaan belajar dalam Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk belajar bersama. Kebiasaan ini memungkinkan terbentuknya kelompok‐
kelompok belajar.
j. or just about anything that organizations use meetings for
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi belajar yang mengusung sosial dan terorganisir dengan baik. Strategi pembelajaran Talking Stick membentuk siswa‐siswa yang organisatoris dan memiliki jiwa sosial tinggi dalam bermasyarakat.
(Por,1998)
Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan inovasi dalam pembelajaran yang menyenangkan. Strategi pembelajaran Talking Stick tepat diterapkan dalam pembelajaran fisika karena strategi pembelajaran yang menyenangkan ini dapat
menunjang dalam penyampaian mata pelajaran yang susah. Dengan pembelajaran yang
menyenangkan dapat membuat siswa tertarik sehingga tingkat pemahaman siswa dapat
2.3
Efektivitas
Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu
hal yang ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat
membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam kamus
tersebut diartikan sebagai keadaan berpengaruh, hal berkesan, atau keberhasilan
(tentang usaha, tindakan) (KBBI,2008).
Evektifitas merupakan keberhasilan dalan sebuah usaha yang ditunjukkan
dengan indikasi‐indikasi tertentu. Sesuatu dikatakan efektif apabila hal‐hal yang
dijadikan indicator keberhasilan telah tercapai dengan baik.
Dari buku yang ditulis Bahri dan Zain (2002: 87) dikatakan bahwa keefektifan
penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua
komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai
persiapan tertulis (Takmalun, 2009: 14).
2.4
Multimedia Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting dalam proses
pembelajaran selain metode mengajar.
Arief S. Sadiman mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat
sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
b. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi akan sangat membantu
kefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat
pasif peserta didik. (Winarno dkk, 2009: 2‐3)
Multimedia merupakan gabungan media yang digunakan untuk menyampaikan
materi. Dalam buku yang ditulis oleh Winarno dkk, beberapa ahli mengemukakan
definisi mengenai multimedia:
a. Hackbarth
Multimedia diartikan sebagai suatu penggunaan gabungan beberapa media
dalam menyampaikan infomasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie,
video dan audio.
b. Phillip
Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video.
c. Merril
Multimedia merupakan gabunngan dari teks (tertulis), grafis (program cara
penyampaian informasi), audio (dialog, cerita, efek suara), animasi dan video yang
bergerak dalam sebuah aplikasi komputer.
d. Budi Sutejo Dharma Oetomo
Multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara
dan video.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia
merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video, serta
cara penyampaian interaktif yang dapat membuat suatu pengalaman belajar bagi siswa
2.5
Gerak Lurus
2.5.1 Gerak
Dalam fisika, suatu benda dikatakan bergerak apabila benda tersebut
mengalami perubahan kedudukan terhada posisi lain yang diam yang selanjutnya
diangga sebagai titik acuan. Titik acuan merupakan titik yang diangga diam dan
digunakan sebagai pembanding.
2.5.2 Gerak Lurus
Dalam kehidupan sehari‐hari sering kita jumpai berbagai macam gerak dengan
berbagai lintasan. Salah satu jenis gerak yang dapat dilihat dari lintasannya adalah gerak
lurus. Gerak lurus adalah suatu gerak benda yang melintasi sebuah garis linear. Dengan
kata lain lintasan dari gerak lurus adalah sebuah garis lurus atau linear.
2.5.3 Jarak dan perpindahan
Jarak ialah panjang lintasan yang ditemuh oleh benda yang bergerak dalam
waktu tertentu. Jarak dihitung seberapa jauh benda tesebut telah meningggalkan titik
acuan sebagai posisi awal.
Perpindahan adalah seberapa jauh benda tersebut berpindah dari titik acuan
tanpa memperhatikan bentuk lintasan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan
dalam waktu tertentu.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak adalah panjang
lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah, sedangkan perpindahan
Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah besaran vektor.
Dalam SI keduanya memiliki satuan m.
Contoh perhitungan jarak dan perpindahan:
Gambar 2.1 Sketsa jarak dan perpindahan
Benda bergerak dari titik A menuju titik B, kemudian kembali ke titik C, maka:
Jarak:
meter
s
meter
meter
s
BC
AB
s
15
5
10
=
+
=
+
=
Perpindahan: meter meter meter BC AB 5 5 10 ) ( = − = − + = s s s2.5.4 Kelajuan dan Kecepatan
Kelajuan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak
tiap saatuan waktu. Kecepatan adalah besarnya perpindahan yang ditempuh oleh suatu
benda yang bergerak tiap satuan waktu.
Dalam kenyataannya keduanya dapat dibedakan lagi menjadi:
a. Kelajuan sesaat = kelajuan pada setiap saat(fungsi waktu).
b. Kelajuan rata‐rata = jarak total yang ditempuhdalam selang waktu tertentu.
∑
∑
=
t
s
v
Keterangan
v
= kelajuan rata‐rata (m/s)s
= jarak tempuh(m)t= waktu tempuh(s)
Demikian halnya dengan kecepatan:
a. Kecepatan sesaat = kecepatan pada setiap saat(fungsi waktu).
b. Kecepatan rata‐rata =perpindahan total yang ditempuh dalam selang waktu
tertentu.
∑
∑
=
t s
v
Keterangan:
v
= kecepatan rata‐rata (m/s)s
=perubahan kedudukan (m)t= waktu tempuh(s)
Percepatan merupakan perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu.
Dalam SI percepatan dilambangkan dengan huruf a dan memiliki satuan m/s2.
2.5.6 Gerak Lurus Beraturan
Gerak Lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus
dimana pada setiap selang waktu yang sama benda tersebut menempuh jarak yang
sama. Gerak ini merupakan gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan yang
tetap.
Perpindahan yang ditempuh:
t
.
v
s
=
Keterangan:
s=perubahan kedudukan (m)
v
= kecepatan (m/s)t
= waktu tempuh(s)Grafik gerak lurus beraturan:
a. Grafik hubungan antara kecepatan (
v
) terhadap waktu (t)
Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus beraturan
Perpindahan yang ditempuh benda dapat dicari dengan cara menghitung luasan
daerah dibawah grafik
v
.b. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)pada gerak lurus beraturan
2.5.7 Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda yang membentuk lintasan
lurus dengan kecepatan yang selalu berubah teratur. Dengan kata lain, gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak lurus yang memiliki percepatan tetap.
Percepatan:
Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
t
v
v
v = kecepatan akhir (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
t = waktu (s)
Kecepatan:
perpindahan yang ditempuh:
keterangan:
st = perpindahan yang ditempuh pada selang waktu tertentu (m)
Grafik gerak lurus berubah beraturan:
a. Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)
Gambar 2.4 Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak lurus berubah beraturan
at
v
v
=
0+
2 0
t
1
2
at
v
s
t=
+
) / (m s2 a
b. Grafik hubungan antara kecepatan (
v
) terhadap waktu (t)
(a)
(b) Gambar 2.5 Grafik hubungan antara kecepatan (
v
) terhadap waktu (t)pada geraklurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat (b) GLBB diperlambat
c. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)
Gambar 2.6 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) pada gerak lurus berubah beraturan
Alat yang digunakan untuk menampilkan gambaran tentang peristiwa gerak
lurus berubah beraturan adalah Ticker Timer. Pada alat ini dapat kita lihat fenomena kenaikan kecepatan yang terjadi secara linear melalui pita kertas. Ticker Timer digunakakn untuk mengetahui jejak ketukan objek yang bergerak.
Gambar 2.7 Tampilan pita TickerTimer pada GLBB
Gambar di atas merupakan potongan pita Ticker Timer pada gerak lurus berubah beraturan dipercepat. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa jarak antar
ketukan pada pita Ticker Timer makin lama makin lebar. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan objek makin lama makin besar.
2.2
Kerangka Berpikir
Pembelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari‐hari. Di
dunia pendidikan terungkap fakta bahwa dalam pembelajaran fisika banyak sekali
terdapat konsep‐konsep yang berkaitan dengan fenomena alam sekitar. Dalam fisika
konsep‐konsep tersebut sering kali disajikan dengan persamaan sehingga banyak siswa
beranggapan bahwa fisika adalah deretan rumus yang sangat sulit untuk dimengerti dan
dihafalkan. Salah satu pokok bahasan yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari‐hari
adalah gerak lurus. Pada pokok bahasan ini terdapat beberapa persamaan dan konsep
yang mendasari. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat agar
mampu meningkatkan penalaran dan pemahaman siswa terhadap konsep yang
Minat siswa dalam pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan
proses belajar mengajar. Strategi belajar yang menarik dapat meningkatkan minat siswa
sehingga pemikiran siswa dapat terkondisi dengan baik untuk menerima materi yang
diajarkan. Salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk menggairahkan belajar
siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah Talking Stick. Strategi pembelajaran ini mengajak siswa untuk belajar sambil bermain. Pembelajaran ini bertujuan untuk
mempertegas pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Strategi pembelajaran
Talking Stick diawali dengan memberi kesempatan siswa untuk mempelajari materi secara mandiri. Langkah selanjutnya pemahaman siswa diperkuat melalui pembelajaran
semi permainan. Permainan dalam pembelajaran Talking Stick hampir sama seperti permainan tingkat estafet. Terdapat tongkat yang bergulir di antara peserta yang
sesekali dihentikan, saat berhenti siswa yang memegang tongkat berkewajiban
menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini pembelajaran Talking Stick menggunakan bantuan multimedia pembelajaran yang memaparkan game secara audio dan visual. Multimenia pembelajaran ini berupa animasi yang berfungsi untuk meningkatkan minat
belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.
2.3
Hipotesis
H0 : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif Siswa Kelas
VII Pada pelajaran fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.
Ha : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia
Pembelajaran tidak efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif Siswa
28
METODE
PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1Tempat dan Waktu dan Populasi Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Kartika III‐1 Kota Semarang yang beralamat di
Jalan Sultan Agung 145A Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2009/2010. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII yang terdiri dari tiga kelas yaitu VIIa, VIIB dan VIIC.
3.1.2Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian populasi atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto.2002:109). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Teknik ini diujikan karena memperhatikan ciri‐ciri antara lain: siswa mendapat meteri kurikulum yang sama, jumlah siswa tiap kelas hampir sama,
dan penempatan siswa tidak berdasarkan rangking. Karena pengambilan tanpa melihat
kemampuan dari masing‐masing kelas, teknik tersebut masih dapat digunakan. Dari
teknik tersebut diperoleh dua kelas dari tiga kelas yang ada, yaitu kelas VII A dan kelas
VII C sebagai sampel dari penelitian ini. Selanjutnya kelas VII C sebagai kelas Eksperimen
yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran fisika dengan strategi
pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan kelas VII A sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran
3.2
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Kartika II‐1 semarang tahun ajaran
2009/2010 pada pelajaran fisika pokok bahasan gerak lurus
b. efektivitas penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus
3.3
Teknik Pengumpulan Data
3.3.1Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Tes tertulis.
3.3.2Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data tertulis
mengenai keadaan objek penelitian. Data awal ini berupa daftar nama siswa, jumlah
siswa dan data lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
b. Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses
pembelajaran. Tes ini dilaksanakan setelah diberikan perlakuan terhadap kelas
eksperimen. Tes diberiakn kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
mendapatkan data akhir tentang hasil belajar. Tes yang diberikan kepada kedua kelas
adalah menggunakan alat tes yang sama sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
3.4
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini diawali dengan
menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang sudah ada. Adapun pola
rancangan yang digunakan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Prosedur Penelitian
Kelompok Perlakuan tes
Kelompok Eksperimen X Tes
Kelompok Kontrol Y Tes
Keterangan :
X :Penerapan strategi Talking Stick dengan berbantuan multmedia pembelajan.
Y : Penerapan pembelajaran konvensional
Pada penelitian ini kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding. Pada
kelompok eksperimen diterapkan strategi Talking Stick dengan berbantuan multimedia pembelajaran dan kelompok kontrol dengan pembelajaran Konvensional. Setelah
mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua kelompok diberikan tes dengan
materi yang sama untuk mengetahui perbandingan hasil belajar keduanya.
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Ada beberapa hal yang harus dilaksanakan peneliti dalam tahap persiapan,
antara lain:
a. Melakukan observasi awal melalui wawancara dengan guru pengampu untuk
mengetahui kondisi lingkungan objek penelitian. Observasi ini digunakan untuk
mengetahui masalah yang ada dan mengajukan pemecahannya melalu penerapan
strategi pembelajaran Talking Stick menggunakan bantuan multimedia pembelajaran.
b. Dengan masukan dari guru, peneliti menyiapkan media belajar berupa multimedia
pembelajaran berbentuk audio visual dan mempersiapkan lingkungan belajar yaitu
perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Menyusun kisi‐kisi instrumen tes
d. Menyusun instrumen tes. Instrumen ini berupa soal‐soal yang berbentuk pilihan
ganda ( objektive test ).
e. Mengujicoba instrumen tes kepada siswa yang telah mendapatkan materi tentang
gerak lurus
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada proses bembelajaran ini digunakan penerapan strategi pembelajaran
karena itu, pada proses pembelajaran digunakan multimedia pembelajaran berbentuk
audio visual untuk membantu dalam proses pengulangan materi.
Adapun alur dari proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
Talking Stick pada penelitian ini adalah:
9) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
10) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak
lurus melalui pustaka atau buku pegangan yang biasa digunakan.
11) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk
mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia
pembelajaran.
12) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa. Kemudian guru
mempersiapkan media yang akan digunakan.
13) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika
tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Demikian seterusnya hingga
sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah
selesai di refleksikan.
14) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan.
15) Evaluasi.
16) Penutup.
b. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi ini merupakan penerapan tes tertulis. Evaluasi ini bertujuan untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar siswa setelah melakukan perlakuan. Data yang
didapatkan dari evalausi ini merupakan data akhir yang dapat digunakan sebagai
pembuktian hipotesis.
3.5
Instrumen
Instrumen yang disusun meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
soal tes tertulis (evaluasi) yang bentuknya objektif dengan lima option. Untuk
memperoleh instrumen berupa soal‐soal tes yang akurat, maka perlu dilakukan uji coba
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya.
3.6.1 Validitas
Dalam penelitian ini validitas butir soal dicari dengan menggunakan persamaan:
dengan
Keterangan:
p
M = Rata‐rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
t
M = Rata‐rata skor total
t
S = Standart deviasi skor total
p= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
(Arikunto, 2006a: 79)
Butir soal dikatakan valid jika hasil perhitungan memperoleh koefisien korelasi
tabel hitung r
r > . Hasil rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment
dengan α=5%. Jika rhitung >rtabel maka instrumen tes dikatakan valid. Berdasarkan hasil
analisis butir soal pada lampiran 10 kriteria validitas soal uji coba dapat dilihat pada
tabel brikut:
Tabel 3.2 daftar validitas soal ujicoba
No. Kriteria Nomor soal Jumlah
1
2
Valid
Tidak Valid
1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 28, 29, 30
4, 5, 8, 14, 17, 22, 26, 27
22
8
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas dihitung menggunakan rumus K‐R 20 yaitu:
(Arikunto, 2006a: 100)
Keterangan:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q=Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1− p)
∑
pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ −∑ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −
= 2 2
n
= banyaknya item.s
= standar deviasi dari tes.Berdasarkan uji coba dengan taraf signifikan
5
%
dan diperoleh rtabel =0,6951.Harga
r
11 yang didapat dengan menggunakan rumus KR‐20 adalah 0,68 nilai tersebutterdapat pada interval 0,6‐0,8. Interval 0,6‐0,8 termasuk dalam kategori tinggi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut reliabel. Perhitungan lebih lengkap
dapat dilihat pada lampiran 12.
3.6.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
JS B
P=
Keterangan :
P= Tingkat kesukaran
B= Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
= Banyaknya seluruh responden yang mengikuti tes(Arikunto, 2006a: 208)
0.00 - 0.30 adalah soal sukar
0.31 - 0.70 adalah soal sedang
0.71 -1.00 adalah soal mudah
Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada
tabel dibawah ini:
No Kriteria soal Jumlah soal
1
2
3
Sukar
Sedang
Mudah
7
23
0
jumlah 30
3.6.4 Daya beda
Anasisis daya pembeda ini dapat diketahui menggunakan persamaan:
Keterangan:
D= Daya Pembeda
JA
= Banyaknya peserta kelompok atasJB
= Banyaknya peserta kelompok bawahBA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
[image:51.612.125.514.107.228.2](Arikunto, 2006a: 213)
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
Interval Kriteria
0.00 0.20 Jelek
0.21 0.40 Cukup
0.41 0.70 Baik
0.71 1.00 Baik Sekali
(Arikunto, 2006a: 213) PB
PA JB BB JA BA
Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Daftar daya pembeda soal ujicoba
No Kriteria soal Jumlah soal
1
2
3
4
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
2
4
4
20
jumlah 30
3.6
Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap
tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal bertujuan untuk pemadanan sampel. Tahap
akhir merupakan tahap analisis data akhir untuk membuktikan hipotesis penelitian.
3.6.1 Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (diterapkan
strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran). Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol) dan memastikan bahwa keduanya dalam keadaan yang sama. Dalam
tahap ini dilaksanakan beberapa uji, antara lain:
Uji normalitas merupakan satu fase pengujian untuk mengetahui apakah data
yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan
statistik yang akan diterapkan. Jika data terdistribusi normal maka statistik yang
diterapkan adalah statistik parametrik, tetapi jika tidak normal digunakan statistik
nonparametrik. Data yang diuji pada normalitas tahap awal didapatkan dari nilai ulangan
harian pada pokok bahasan sebelumnya yaitu kalor.
Hipotesis dalam uji normalitas:
0
H =kelas berdistribusi normal.
1
H
=kelas tidak berdistribusi normal.
Adapun langkah‐langkah dalam pengujian normalitas adalah:
a. Menyusun data dan mencari rentang data dengan mencari selisih antara nilai
tertinggi dengan nilai terendah.
b. Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. Banyaknya kelas dapat
ditentukan menggunakan persamaanbanyaknya kelas=1+(3,3)logn; dengan n = jumlah data
Rumus panjang kelas:
kelas banyak
ang rent
p=
∑
∑
=
i i if
x
f
X
d. Menentukan simpangan baku S dari data interval dengan menggunakan rumus:
2
S
S
=
S2 adalah varian, yang dapat dihitung dengan rumus:
1 ) ( 2 − − =
∑
n x xS i
e. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas
f. Menentukan angka baku (z) dengan persamaan sebagai berikut:
keterangan:
S
= simpangan bakux
= nilai batas intervalx = nilai rata‐rata
g. Mengubah harga z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tebel.
h. Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva. Perhitungan ini menggunakan
perhitungan Chi‐kuadrat
(
)
∑
= − = k i i i i E E O 1 2 2χ
keterangan: S x x2
χ
= chi kuadrati
O = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
Ei = frekuensi yang diharapkan
i. Membandingkan harga Chi‐kuadrat hasil perhitungan dengan Chi‐kuadrat tabel
dengan taraf signifikan 5%.
j. Menarik kesimpulan, jikaX2hitung < X2tabel maka data berdistribusi normal.
(Sudjana, 2005)
Dari hasil perhitungan data dari kelas eksperimen diperoleh
bahwaX2hitung =10,734. Dengan dk=5 dan α=5%, pada tabel diperoleh nilai
bahwaX2tabel =11,070. Karena X2hitung < X2tabel maka H0 berada pada daerah
penerimaan dan data tersebut merupakan data yang berdistribusi normal.
Pada kelas kontrol mendapatkan hasil perhitungan 2 =8,7453
hitung
X . Dengan
dk=5 dan α=5%, pada tabel diperoleh nilai bahwa X2tabel =11,070. Karena
tabel hitung X
X2 < 2 maka H0 berada pada daerah penerimaan dan data tersebut
merupakan data yang berdistribusi normal.
2. Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua
sampel yang digunakan (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dapat
dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis sebagai berikut.
0
H =
σ
12 =σ
22, artinya kedua kelas mempunyai varians sama.1
H
=σ
12 ≠σ
22, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama.Untuk menguji homogenitas digunakan persamaan:
} log ). 1 ( ){ 10 (ln ) 1 ( ) (log ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 2 i i i i i i s n B x n s B n s n s − ∑ − = − ∑ = − ∑ − ∑ =
Kemudian menarik kesimpulan dengan membandingkan x2hitung terhadap x
2
tabel
pada α=5% dan dk merupakan banyaknya kelas dikurangi 1. jika X2hitung < X2tabel maka
H0 diterima. Hal ini berarti kedua kelas tersebut mempunyai varian