• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah BPRS Dana Amanah Penggolongan kualitas aktiva produktif atau portofolio kolektabilitas

BAB III LAPORAN OBJEK

C. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah BPRS Dana Amanah Penggolongan kualitas aktiva produktif atau portofolio kolektabilitas

Termasuk dalam pembiayaan bermasalah adalah kategori kurang lancar, diragukan dan macet.

Tabel 2.3

Kriteria Portofolio Kolektabilitas Pembiayaan Murabahah Bermasalah Kemampuan

Membayar Kurang Lancar Diragukan Macet

Masa angsuran bulanan : Angsuran pokok dan atau angsuran margin. - Terdapat tunggakan angsuran yang telah melewati 3-6 bulan - Pembiayaan telah jatuh tempo sampai dengan 1 bulan - Terdapat tunggakan yang telah melewati 6-12 bulan - Pembiayaan jatuh tempo telah melewati 1-2 bulan - Terdapat tunggakan yang telah melewati 12 bulan - Pembiayaan jatuh tempo telah melewati 2 bulan - Telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi pembiayaan. Sumber: Surat Keputusan No. SK-5/Dir/BPRS-DA/V/2009

Untuk mengatasi ketiga kategori pembiayaan bermasalah tersebut di atas, penanganan dilakukan dengan paradigma “pencegahan” (preventive) dan “penanggulangan” (tracking/curative).

1. Pencegahan

Strategi pencegahan untuk pembiayaan bermasalah adalah melalui pembinaan dan pengawasan secara langsung maupun tidak langsung. Pembinaan secara langsung dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: a. Customer Visit

Merupakan silaturrahim dengan melakukan kunjungan kepada nasabah untuk membangun suasana ukhuwah, mengecek usaha nasabah, mengumpulkan informasi dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat usaha untuk mengetahui kondisi ekonomi dan usaha nasabah, mengecek kondisi agunan serta memberikan saran-saran.

b. Telephone Call and SMS Call

Menghubungi nasabah melalui telepon atau SMS (Short Message Service) untuk memberikan perhatian, menumbuhkan rasa segan, memberikan motivasi, mengucapkan selamat apabila yang bersangkutan mendapat kesuksesan dan mengingatkan jadwal jatuh tempo angsuran.

Sedangkan pembinaan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

b. Mengikuti perkembangan debitur untuk usaha tertentu melalui laporan- laporan yang berhasil dihimpun.

c. Mencari informasi dan sumber lain tentang segala sesuatu yang menyangkut nasabah tertentu.

2. Penanggulangan (Tackling/Curative)

Penanganan pembiayaan bermasalah dalam paradigma penanggulangan harus dilakukan melalui tahapan berikut:

a. Melakukan analisis terhadap sebab-sebab pembiayaan bermasalah tersebut.

b. Memastikan penyebab utama (independent variable) dan penyebab pendukung (dependent variable).

c. Menggolongkan penyebab tersebut ke dalam kategori berikut:

1) Moral Hazard yaitu melakukan kegiatan usaha yang tidak

sesuai/melanggar Syariat, pembiayaan yang diterima tidak digunakan sebagaimana akad, serta data dan informasi yang diberikan dimanipulasi dan tidak benar.

2) Miss Management yaitu kesalahan dalam pengelolaan usaha oleh debitur baik disengaja maupun tidak disengaja.

3) Dirugikan atau diperdaya oleh pihak lain.

4) Force Majeur, yaitu karena bencana alam, kondisi dan kebijakan ekonomi pemerintah.

e. Menentukan pilihan dari alternatif solusi yang ada dan bermusyawarah dengan debitur agar terjadi saling memahami dan menerima dengan baik solusi tersebut.

Bentuk-bentuk alternatif penanggulangan pembiayaan bermasalah, yaitu:

a. Pembinaan dan Pengawasan Khusus

Pembinaan dan pengawasan khusus dilakukan melalui customer visit minimal satu bulan sekali dan telephone call minimal dua minggu sekali untuk mengetahui secara fisik kondisi dan keadaan usaha nasabah, memberikan saran-saran yang diperlukan yang menyangkut problematika dalam rangka penyehatan dan pemulihan usaha debitur serta mengingatkan jadwal pembayaran angsuran.

b. Penagihan Khusus

Penagihan khusus mutlak dilakukan melalui kunjungan langsung ke rumah atau tempat usaha nasabah untuk menagih komitmen yang telah disepakati oleh marketing, pihak bagian penanganan pembiayaan bermasalah, tim khusus atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank. c. Restrukturisasi

Restrukturisasi adalah suatu langkah manajemen dalam rangka menyelamatkan aset Bank atas terjadinya penurunan tingkat kualitas aktiva produktif, dan meningkatkan portofolio kolektabilitas melalui tindakan rescheduling yaitu penjadwalan ulang atas jumlah angsuran, jangka waktu angsuran dan masa tenggang, atau reconditioning yaitu

mengkondisikan ulang melalui perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan meliputi jadwal pembayaran, jangka waktu atau persyaratan lain sejauh tidak mengubah besarnya saldo pembiayaan.

d. Pengambilalihan dan Eksekusi Agunan

Pengambilalihan agunan adalah tindakan manajemen dalam rangka menyelamatkan aset Bank. Agunan yang diambil alih harus secepatnya dilikuidasi atau dijual menjadi kas.

Langkah-langkah dalam pengambilalihan agunan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan taksasi ulang atas agunan.

2) Melakukan negosiasi kepada debitur dan keluarganya untuk meminimalisasi dampak sosial dan psikologinya.

3) Tindakan pengambilalihan agunan dan tata cara likuidasi atau penjualan agunan yang telah diambil alih diputuskan oleh Tim Komite Pembiayaan.

e. Penghapusan Pembiayaan (Write Off) Melalui PPAP

Manajemen dapat memutuskan untuk melakukan tindakan administratif dengan menghapusbukukan pembiayaan untuk kategori macet dari neraca sebesar kewajiban debitur. Keputusan ini bersifat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus hak tagih Bank kepada debitur.

Besarnya pembiayaan yang dihapusbukukan adalah seluruh sisa kewajiban debitur, yaitu angsuran pokok + angsuran margin + kewajiban lain yang dibebankan ke Pos Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP). Jumlah kerugian yang dibebankan dalam PPAP saat penghapusbukuan adalah:

1) Untuk pembiayaan yang tidak diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi nilai agunan yang diambil alih.

2) Untuk pembiayaan yang diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi ganti rugi yang telah diterima dari perusahaan asuransi.

3) Untuk pembiayaan yang direstrukturisasi dengan pengurangan pokok pembiayaan, pembebanan PPAP sebesar selisih antara baki debet pembiayaan lama dan baki debet pembiayaan baru.

Tindakan penghapusbukuan pembiayaan ditentukan dan diputuskan oleh Komite Pengelolaan Aset atas rekomendasi dan permintaan Komite Pembiayaan. Pembiayaan dan tagihan yang dihapusbukukan ini tetap dicatat agar kewajiban debitur dapat diketahui setiap saat dalam rangka penagihan/pembuktian kepada debitur.

Tenaga pemasaran, dalam hal ini marketing, bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan penyelesaian pembiayaan bermasalah untuk kategori diragukan dan macet, kecuali untuk portofolio yang tengah ditangani oleh Bagian Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Sedangkan koordinasi dan

monitoring-nya dilakukan oleh Bagian Operasional atau Bagian Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Jika tidak ditemukan penyelesaian yang memuaskan, pihak marketing dapat meminta bantuan Kantor Pengacara maupun pihak eksternal yang ditunjuk oleh Direksi. Tindakan pelimpahan upaya penagihan kepada pihak lain tersebut bukan berarti melepaskan tanggung jawab marketing sampai tercapainya penyelesaian sampai tuntas.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang diuraikan di muka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur realisasi pembiayaan murabahah pada BPRS Dana Amanah diawali dengan pengajuan pembiayaan dari calon nasabah dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta memenuhi persyaratan. Selanjutnya pihak marketing akan mengajukan Surat Permohonan 1 (SP1) kepada Bagian Pembiayaan. Apabila Form SP1 disetujui, proses survei akan dilaksanakan dan Surat Permohonan 2 (SP2) akan diterbitkan serta Rapat Komite Pembiayaan akan dilaksanakan. Jika dalam rapat tersebut Tim Komite Pembiayaan memutuskan bahwa pengajuan pembiayaan layak untuk direalisasi, maka calon nasabah segera membuka rekening di BPRS Dana Amanah dan membayar kewajiban atas uang muka dan biaya pra realisasi melalui rekening tersebut. Kemudian calon nasabah mengisi Form Rencana Pembelian Barang dan meminta nota pembelian barang kepada supplier atas nama yang bersangkutan sebagai bentuk perwakilan barang pada saat akad, dan pada saat itu juga nasabah akan menandatangani surat perjanjian dan beberapa dokumen penting untuk kemudian diadakan pengikatan perjanjian secara notariil. Bersamaan dengan nasabah, Bank akan membeli barang dari supplier untuk kemudian diserahkan kepada nasabah. Apabila hal-hal tersebut di atas telah

terpenuhi, maka pembiayaan murabahah telah dilaksanakan.

2. Teknik perhitungan margin pada BPRS Dana Amanah dilakukan dengan cara mengalikan jumlah plafond pembiayaan dengan persentase margin yang disepakati, kemudian membagi hasilnya dengan jangka waktu pembiayaan.

3. Untuk mengatasi pembiayaan bermasalah pada BPRS Dana Amanah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu upaya pencegahan dan upaya penanggulangan. Upaya pencegahan dilakukan melalui customer visit dan telephone call and SMS call. Sedangkan upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan, hingga penghapusan pembiayaan (write off).

B. Saran

Berikut ini, penulis memberikan saran-saran kepada pihak BPRS Dana Amanah dan diharapkan saran-saran tersebut dapat menjadi masukan yang akan berguna bagi perkembangan kedepan yang lebih baik sebagai berikut: 1. Mengubah kebijakan pembebanan biaya administrasi yang masih

menggunakan persentase.

2. Meng-cover objek agunan dengan asuransi.

3. Tingkat perkembangan nasabah pembiayaan murabahah yang senantiasa naik turun pada setiap pergantian periode agar lebih diperhatikan agar pihak Bank lebih bisa memacu minat masyarakat untuk mau bermitra dengan pihak bersangkutan, karena hal ini akan berpengaruh pada

pendapatan Bank.

4. Mempromosikan produk murabahah kepada masyarakat dengan pendekatan agar mereka mampu memahami konsep Syariat didalamnya sehingga menghilangkan kesan bahwa prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Dana Amanah sangat rumit dan berbelit-belit.

Dokumen terkait