• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Strategi Pengelolaan Dana

Totok dan Sigit (2006) mengatakan bahwa dana yang dihimpun merupakan dana yang bersal dari deposan sehingga akan menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa yang berupa bunga. Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban apabila dana tersebut tidak dialokasikan untuk tujuan-tujuan yang produktif. Dengan demikian bank harus mampu menempatkan dananya dalam bentuk yang paling menguntungkan. Penempatan dana dan strategi bank dalam menempatkan dana berdasar pada tujuan bank, yaitu untuk mencapai tingkat profitability yang besar dan untuk mempertahankan kepercayaan dari masyarakat. Untuk mempertinggi tingkat profitabilitas, bank dituntut untuk mengalokasikan dananya kedalam aktiva produktif.

commit to user

20

Dana-dana yang berhasil dihimpun akan disalurkan dalam berbagai macam bentukdengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Agar dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi bank, maka biaya yang dikeluarkan dari penghimpunan dana harus lebih kecil daripada penerimaan yang diperoleh dari penyaluran dana. Selisih antara tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan disebut “spread”.

Apabila tingkat bunga pinjaman lebih rendah daripada tingkat bunga simpanan, maka disebut “negative-spread”.Pemikiran inilah yang melandasi penerapan tingkat bunga pinjaman yang lebih besar daripada tingkat bunga simpanan(Totok dan Sigit: 2006).

Totok dan Sigit (2006) mengatakan bahwa sebelum dana dialokasikan, bank harus mempertimbangkan berbagai hal, antara lain :

1. Risiko dan hasil

Jenis aktiva yang dipilih oleh bank danpengalokasian dana selalu berkaitan dengan aspek risiko dan rate of return (penerimaan) dari aktiva tersebut. Bank menginginkan bentuk aktiva yang memiliki risiko rendah namun dapat menghasilkan rate of return setinggi mungkin. Bank dapat memperoleh penerimaan untuk membiayai seluruh biaya operasional bank seperti biaya bunga, dan biaya tenaga kerjamelalui aktiva produktif, selain itu bank juga dapat memperoleh keuntungan.

Semakin tinggi rate of return yang diperoleh dari suatu aktiva, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang ditanggung dan sebaliknya. Oleh

commit to user

21

karena itu bank akan menentukan terlebih dahulu tingkat risiko yang akan ditanggung. Secara umum janis-jenis risiko yang terkait dengan usaha bank meliputi :

a. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko yang dihadapi oleh bank dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Bank perlu memenuhi kebutuhan likuiditas untuk berbagai tujuan seperti penarikan dana simpanan oleh nasabah, penyediaan dana untuk fasilitas kredit, pemenuhan reserve requirement, dan lain-lain.

Apabila likuiditas yang disediakan lebih besar daripada yang diperlukan, maka bank akan rugi karena kelebihan dana tersebut merupakan dana tidak produktif yang sebenarnya dapat dialokasikan dalam bentuk aktiva lain yang lebih produktif.

b. Risiko kredit (credit risk)

Risiko yang dihadapi bank kerena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai sebab, debitor mungkin saja tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank.

Penyaluran kredit diarahkan ke beberapa sektor ekonomi, antara lain sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, perindustrian, jasa-jasa, dan properti. Pada umumnya bank telah memiliki pengalaman sektor apa saja yang paling menguntungkan untuk dibiayai. Dengan demikian pemilihan sektor ekonomi yang akan dibiayai akan berdasar pada

commit to user

22

kriteriabesar kecilnya tingkat risiko yang dapat diterima oleh bank. Sektor pertanian pada umumnya kurang diminati oleh perbankan, hal ini dikarenakan bisnis pertanian mempunyai tingkat risiko relative sangat tinggi dibandingkan sektor lain.

Cara yang dipergunakan oleh suatu bank dalam mengurangi risiko kredit adalah dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap calon nasabah yang akan diberikan kredit. Analisis tersebut mencakup 5C, yaitu Character, Capital, Capacity, Condition, dan Collateral. Dengan melakukan analisis 5C bank akan mempunyai keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan tepat sasaran.

c. Risiko investasi (investment risk)

Risiko yang dihadapi bank berupa kerugian kerena penurunan dari nilai surat berharga yang dimiliki oleh bank.

d. Risiko operasi (operating risk)

Risiko yang dihadapi oleh bank yang berkaitan dengan kebijakan penghimpunan dana dan penggunaan dananya dalam rangka memperoleh penerimaan. Risiko ini meliputi kemungkinan kerugian akibat perubahan struktur biaya operasional bank atau kegagalan dalam meluncurkan produk-produk baru kepada masyarakat.

commit to user

23

e. Risiko kecurangan (fraud risk)

Risiko yang dihadapi oleh bank karena kerugian akibat adanya ketidakjujuran, penipuan, atau perilaku tidak baik lain yang dilakukan oleh nasabah, karyawan bank, pejabat bank, atau pihak lain.

f. Risiko fidusiari (fiduciary risk)

Risiko yang dihadapi bank karena memberikan jasa perwaliamanatan kepada nasabah perorangan atau badan.

2. Jangka waktu dan Likuiditas

Bank memerlukan berbagai bentuk aktiva yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan usahanya, oleh karena itu bank memilih berbagai macam bentuk akiva dengan mempertimbangkan jangka waktu aktiva tersebut dapat dijadikan alat likuid. Bank mengalokasikan dana jangka pendek dalam bentuk aktiva yang tingkat lukuiditasnya cukup tinggi, sehingga pada waktu kewajibannya jatuh tempo, bank dapat memenuhinya.Bank perlu mengalokasikan sebagian dananya dalam bentuk aktiva tetap, seperti bangunan, mobil, tanah, dan komputer untuk menunjang kegiatan operasionalnya.

Pendekatan dalam penelolaan aktiva dan pasiva dapat menggunakan beberapa pendekatan dasarantara lain :

1. Pool of founds approach

Dana yang telah berhasil dihimpun pada dasarnya memiliki karakteristik yang beragam menurut jangka waktu, sumber dana tersebut

commit to user

24

berasal, dan lain-lain. Pendekatan Pool of founds memperlakukan dana tersebut sebagai dana tunggal tanpa memperhitungkan sifat dari masing-masing komponen pembentuk dana.Dalam hal ini pengelolaan dana tidak begitu kompleks dan perhitungan biaya dana relatif lebih sederhana.

Dana dialokasikanberdasarkan prioritas penggunaannya sesuai dengan kebijkan bank dan strategi manajemennya. Metode Pool of Founds Approachditerima oleh kalangan perbankan pada era 1930an sampai 1940an ketika bank-bank di kawasan Eropa mengalami krisis likuiditas.

Pendekatan ini dapat digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1 Pool of Founds Approach

(Sumber : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2006)

P o o l O f f o u n d s Cadangan Primer Cadangan sekunder Kredit yang disalurkan Surat Berharga Aktiva Tetap Modal sendiri Pinjaman jangka panjang Pinjaman jangka pendek Tabungan Giro Deposito

commit to user

25

2. Asset AllocationApproach

Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan pool of founds. Perlakuan terhadap dana yang mempunyai karakteristik berbeda-beda sebagai dana tunggal dianggap tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam kenyataanya masing-masing sumber dana memiliki sifat tersendiri, sehingga pengalokasiannya harus secara individual dengan memepertimbangkan karakteristik dari masing-masing sumber dana.

Dana jangka pendek hendaknya digunakan dalam aktiva jangka pendek berupa alat-alat likuid. Dana jangka menengah dan panjang digunakan dalam bentuk aktiva yang likuiditasnya lebih rendah. Aktiva tetap hendaknya berasal dari modal sendiri. Dengan pendekatan ini diharapkan bank tidak akan mengalami kesulitan likuiditas di masa yang akan datang.

Pengalokasian dana pada metode Asset Allocation ini cenderung lebih besar ke kredit dan atau penanaman dalam surat-surat berharga yang memiliki keuntungan lebih tinggi. Penekanan terhadap likuiditas dialihkan ke profitabilitas, sehingga jumlah rata-rata cadangan likuiditas yang dimiliki bank mengalami penurunan.

commit to user

26

Pendekatan ini dapat digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.2 Asset Allocation Approach

(Sumber: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2006)

Lembaga yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan dalam meneglola aktiva dan pasiva adalah ALCO (Asset Liability Comittee). Pada umumnya ALCO trediri dari ketua, sekretaris, dan anggota, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 4-7 orang (Dahlan: 2005).

Cadangan Primer Cadangan Sekunder Kredit yang disalurkan Surat Berharga Aktiva Tetap Modal sendiri Pinjaman jangka panjang Pinjaman jangka pendek Deposito Tabungan Giro

commit to user

27

Tugas ALCO antara lain sebagai berikut:

1. Menetukan kebutuhan pendanaan dan pengalokasian dana.

2. Memperkirakan kebutuhan dan target kredit, serta sumber-sumber dana. 3. Memantau posisi likuiditas dan permodalan bank serta jasa bank. 4. Menetapkan kebijakan likuiditas.

5. Mengembangkan sistem dan prosedur.

commit to user

28

Dokumen terkait