Tahap Pengembangan Kota
Pengembangan Kabupaten Kapuas dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap I dari tahun 2002 hingga 2007 dan tahap II dari tahun 2007 hingga 2012. Pada tahap pertama lebih ditekankan pada pengembangan intensif yakni menata ruang yang telah terisi serta peningkatan kualitas ruang. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada daerah pusat kota yang semakin kumuh. Demikian pula dengan peningkatan kualitas jalan yang ada agar lebih mampu menggerakkan roda perekonomian. Pada tahap pertama lebih cenderung pada BWK Selatan yang telah padat penduduknya dengan pusat-pusat lingkungan.
Pada tahap kedua lebih ditekankan pada pengembangan ekstensif dengan mengisi ruang-ruang yang tidak berfungsi baik dengan kegiatan out door maupun kegiatan in door. Pengembangan tahap II ini termasuk dengan pengembangan jalan lingkar yang
melewati bundaran untuk mereduksi arus lalu lintas yang masuk ke tengah kota. Pengembangan tahap II ini ditujukan untuk menyeimbangkan pertumbuhan di BWK Utara dan BWK Selatan.
Strategi Pengembangan Kota
Strategi pengembangan ruang Kabupaten Kapuas adalah mengisi ruang-ruang kosong dengan sub blok bangunan baru yang menyesuaikan dengan pola jaringan jalan yang ada. Pada BWK Utara yang banyak memiliki ruang kosong perlu di ikuti dengan pengembangan jalan grid sesuai dengan kondisi yang ada.Pemanfaatan ruang kota memakai keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang hijau sebagai keseimbangan lingkungan. Pembukaan-pembukaan taman pada tiap- tiap lingkungan diperlukan untuk meningkatkan kualitas ruang kota agar lebih nyaman dihuni.
Pemanfaatan ruang dalam kawasan terbangun yang sudah ada dilakukan secara intensif dengan tetap memperhatikan daya dukung serta kendala pengembangannya. Dalam hal ini pengembangan fisik kawasan terbangun diarahkan blok-blok bangunan solid yang terhindar dari pertumbuhan pemukiman kumuh.Pemanfaatan ruang dalam kawasan terbangun pada masa yang akan datang diarahkan secara ekspansif kebagian Selatan BWK Utara untuk mewadahi kegiatan-kegiatan fungsional kota yang akan dikembangkan. Pengembangan kawasan terbangun ini perlu tetap memperhatikan keserasian dan keseimbangannya dengan lingkungan alami dan/atau ruang terbuka hijau. Pemanfaatan ruang dalam kawasan tidak terbangun atau ruang terbuka hijau dikembangkan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih serta
menciptakan keserasian dengan kawasan terbangun kota. Pengembangan
kawasan/ruang terbuka hijau dilakukan dengan pengembangan fungsi kawasan hijau pertamanan kota, kawsan hjau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau olah raga, kawasan hijau pemakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan hijau jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan.
Strategi Pengembangan Sistem Fasilitas dan Utilitas
Strategi pengembangan fasilitas dan utilitas merupakan bagian yang mendasar untuk menetukan bentuk dan fungsi kota dimasa mendatang. Pengembangan kedua sistem ini diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota agar kriteria kenyamanan,
efisiensi dan efektifitas kota terpenuhi. Pengembangan fasilitas kota yang ditinjau meliputi fasilitas perumahan, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan peribadatan. Pertimbangan dasar dalam pengembangan fasilitas kota adalah harus memperhatikan hal-hal berikut :
Besaran penduduk perkotaan/jumlah pendukung penduduk yang dilayani. Aktivitas sosial ekonomi masyarakat kota beserta adat istiadatnya.
Radius pelayanan tiap jenis fasilitas. Aspek lokasi.
Aspek fisik alami dan lingkungan pemukiman kota.
Tingkat pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat pemakai, serta pertimbangan efisiensi pemanfaatannya.
Untuk fasilitas yang mempunyai skala pelayanan kota maupun regional seyogyanya mempunyai tingkat aksesibilitas tinggi, sedangkan untuk fasilitas yang mempunyai skala pelayanan lingkungan letaknya disetiap lingkungan
perumahan.
Pengembangan sistem prasarana secara keseluruhan dilakukan dengan memadukan pengembangan jaringan prasarana kota yang terdiri dari prasarana transportasi, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan pengelolaan persampahan, jaringan listrik dan telekomunikasi dengan pengembangan kawasan-kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan. Untuk itu ditempuh strategi sebagai berikut :
a. Pengembangan Jaringan Air Bersih.
Pengembangan sistem jaringan air besih dilakukan dengan peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kapasitas dengan pengembangan jaringan distribusi ke kawasan yang selama ini belum terlayani dan kawasan-kawasan baru yang akan dikembangkan.
b. Pengembangan jaringan air limbah.
Permasalahan utama bagi Kabupaten Kapuas adalah bahwa air buangan dari pemukiman pada dasarnya merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri dimana saluran dan sarana penunjangnya dapat disediakan oleh pemerintah, pengembangan saluran air buangan mengikuti dilakukan dengan mengikuti
jaringan jalan. Untuk sementara waktu hal ini bisa terus dilakukan, tetapi untuk jangka panjang harus dibangun instalasi air limbah kota yang membawa limbah dari pemukiman untuk di oalah bersama. Cara ini akan lebih melindungi lingkungan yang sehat.
c. Pengembangan Drainase.
Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan membangun sistem primer dan sekunder yang berfungsi untuk melayani seluruh Bagian Wilayah Kota, dengan memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada secara maksimal, baik sungai, maupun anak sungai sebagai saluran pembuangan utama.
Pengembangan Pengelolaan Persampahan. Pengelolaan persampahan dilakukan dengan mengembangkan sistem pengelolaan setempat dan sistem terpusat, perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi perwadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir
Strategi Pengembangan Kota Lama
Sebagai kota tua di Kalimantan Tengah yang menjadi identitas daerah ini, maka didalam penyusunan RDTRK ini kota lama Kuala Kapuas menjadi lingkungan kota yang dikembangkan menjadi tempat pemukiman dan rekreasi disamping perdagangan eceran. Bagian kota lama Kuala Kapuas ini merupakan lahan campuran antara pasar, pelabuhan dan pemukiman yang demikian padat. Kondisi kepadatan yang ada saat ini jika tidak cepat di tata akan mencapai 60 jiwa/Ha pada tahun 2012. Karena itu bagian kota lama harus menjadi bagian dari perencanaan ini. Walaupun telah beberapa kali mengalami kebakaran dan arsitektur yang asli telah musnah, tetapi posisi yang strategis dari daerah ini telah menciptakan suasana kota air (waterfront city) seperti telah menjadi semboyan Kabupaten Kapuas.
Pengembangan kota lama merupakan strategi perencanaan kota yang selain meningkatkan kualitas ruang kota yang layak huni, juga posisinya yang unik merupakan infrastruktur bagi pengembangan pariwisata. Dibagian kota lama ini terdapat beberapa fungsi perdagangan eceran, hotel dan layanan jasa yang selama ini hanya untuk melayani penduduk kota. Dengan ditutupnya daerah ini bagi kendaraan bermotor pada
jam-jam tertentu, daerah ini akan berkembang menjadi daerah pejalan kaki dengan ruang publik yang menarik dan berkehidupan.
Mengingat kepentingan menyelamatkan identitas Kabupaten Kapuas sebagai kota air maka kawasan kota lama menjadi sebuah kawasan prioritas perencanaan yang harus segera ditangani pada tahap I RDTRK ini. Untuk mengurangi kepadatan dikawasan kota lama tadi maka perlu didorong mobilitas pemukiman di area kosong di BWK Utara sehingga kawasan kota lama dapat lebih muda ditata.
3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Kebijakan Prioritas Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai Amanat RPJMN III Tahun 2015-2019 yakni:
1. Mendukung sistem perkotaan nasional: metropolitan eksisting, metropolitan baru, kota baru, kota sedang, dan kawasan pusat pertumbuhan baru
2. Mendukung WPS, Pelabuhan Strategis, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, dan Kawasan Industri Prioritas
3. Mendukung Kawasan Perbatasan di Kawasan PLBN dan Kawasan Permukiman Perbatasan
4. Mendukung Pengurangan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
5. Mendukung Pembangunan SPAM Regional dan SPAM Kota Binaan 6. Mendukung Pembangunan TPA Regional dan ITF
Gambar 3.4
Keterpaduan Pembangunan
Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Dareah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS
yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.
Gambar 3.5
Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019
Provinsi Kalimantan Tengah termasuk dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Nomor 22, yang meliputi Kota Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin. Selain termasuk dalam WPS, Provinsi Kalimantan Tengah menjadi salah satu dari 24 Pengembangan Pelabuhan Strategis yakni yang berada di Kota Sampit. Kemudian juga termasuk dalam 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yakni Tanjung Puting. Arahan Kebijakan Prioritas Nasional inilah yang menjadi acuan dalam pengembangan Infrastruktur dalam mendukung aktivitas di dalamnya dan menumbuhkembangkan sektor perekonimian bagi Provinsi Kalimantan Tengah.
Selanjutnya pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan diterpadukan pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTengger-Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, Menjangan-Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende-Kelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk).
Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni).
Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).
Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi Pulau Sumatera (Malahayati Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).
3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah
A. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KAPUAS Arah Kebijakan, Strategi dan Program Pengembangan Kota
Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kapuas adalah:
“Bersama Membangun Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pada Agribisnis Dan
Agroindustri Menuju Kapuas Yang Amanah (Aman, Maju, Sejahtera Dan Tangguh)”
Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kapuas, mencakup:
1. Mewujudkan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis untuk pengembangan agroindustri dan ketahanan pangan yang berbasis ekonomi kerakyatan.
2. Meningkatkan kecukupan sarana dan prasarana umum wilayah. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4. Memacu pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah, melalui sistem agribisnis menuju agroindustri
5. Meningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
6. Mendorong terwujudnya mayarakat yang bermoral, beretika dan berbudaya 7. Mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa
8. Melakukan penataan ruang dan wilayah yang berwawasan lingkungan
Arah kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kapuas yaitu:
1. Meletakkan dan menata pusat pemerintahan (Ibu Kota Kabupaten) pada kawasan strategis
2. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan dan pelayanan umum masyarakat
3. Menciptakan keseimbangan dankeselarasan pembangunan antar wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kapuas
4. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik, jujur, bertanggung jawab dan transparan
5. Meningkatkan disiplin dan etos kerja karyawan
6. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme aparat pemerintah
7. Membangun prasarana dan sarana penunjang stabilitas keamanan daerah sesuai standar yang diperlukan
8. Membangun sistem pertahanan keamanan masyarakat yang kokoh
9. Menciptakan dan meningkatkan kemampuan ketahanan dan ketertiban, mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat dengan sistem keamanan lingkungan swakarsa, pemantapan wawasan kebangsaan
10. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah 11. Meningkatkan peran pusat dan sub pusat pertumbuhan
12. Meningkatkan kegiatan ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
13. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlah penduduk miskin
14. Menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, menarik investor dalam menggali potensi ekonomi daerah, menyiapkan inrastruktur dan suprastruktur ekonomi serta dukungan sistem regulasi yang kondusif.
15. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah atas kekuatan diri sendiri dan kemandirian lokal tanpa menghambat masukknya investor di wilyah Kabupaten Kapuas
16. Meletakkan fundamen ekonomi yang kokoh agar tidak mudah tergoyahkan oleh perubahan ekonomi nasional dan internasional (krisis ekonomi)
17.Meningkatkan peran dan kontribusi sektor perkebunan sebagai leading sektor 18.Meningkatkan penyediaan informasi yang valid dan reliabel
19.Membangun sistem informasi dan komunikasi yang baik dan lancar dan beretika 20.Meningkatkan kulitas kesehatan masyarakat melalui penyediaan sararan dan
prasarana kesehatan yang memadai baik tingkar kecamatan maupun ibukota kabupaten
22.Meningkatkan ketersediaan tenaga medis dan paramedis dan memfungsikan klinik-klinik kesehtan di tingkat desa
23.Meningkatkan penyuluhan kesehatan secara periodik 24.Meningkatkan publikasi pariwisata daerah
25.Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan 26.Meningkatkan kulitas kehidupan beragama dan ketahanan budaya yang
dilaksanakan melalui pembangunan pada fungsi-fungsi tersebut
27.Meningkatkan sumberdaya manusia melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
28.Meningkatkan penyiapan dan pengembangan tenaga pendidik yang berbasis kompetensi
29.Meningkatkan penyempurnaan kurikulum berorientasi pasar kerja
30.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan melalui pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender
31.Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kesadaran politik 32.Meingkatakan penegakan sumpremasi hukumsecara adil dalam masyarakat
dan mengembangkan sistem politik yang dimokratis
33.Meningkatkan peran serta kepemudaan dan keolahragaan serta peningkatan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan
Program Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kapuas meliputi: 1. Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
2. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah 3. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 4. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota 5. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
6. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
7. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan 8. Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan 9. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
10.Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat 11.Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah 12.Penataan peraturan perundang-undangan
13.Penataan daerah otonomi 14.Pendidikan kedinasan
15.Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 16.Pembinaan dan pengembangan aparatur 17.Perbaikan sistem administrasi kearsipan
18.Penyelamatan dan pelestrairan dokumen/arsip daerah 19.Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan 20.Peningkatan kualitas pelayanan informasi
21.Pembangunan sistem pendafataran tanah
22.Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah 23.Pengembangan penataan pemanfaatan perpustakaan daerah
24.Pemeliharaan kamtrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 25.Pengembangan wawasan kebangsaan
26.Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan 27.Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat 28.Pendidikan politik masyarakat
29.Penyelesaian konflik-konflik pertanahan
30.Peningkatan ketahanan pangan pertaniana/perkebunan 31.Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 32.Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 33.Peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
34.Pemberdayaan penyuluh pertanian/ perkebunan lapangan 35.Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
36.Peningkatan produksi hasil peternakan
37.Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 38.Peningkatan penyuluh peternakan lapangan
39.Peningkatan kesejahteraan petani peternak 40.Peningkatan ketahanan pangan
42.Peningaktan diversifikasi konsumsi pangan 43.Peningkatan diversifikasi produksi pangan 44.Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan 45.Pengembangan budidaya perikanan
46.Pengembangan perikanan tangkap
47.Pengembangan sistem penyuluhan perikanan
48.Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 49.Pengembangan kawasan budidaya air tawar
50.Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan 51.Pengawasan dan penertiban pertambangan
52.Pengawasan dan penertiban pertambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
53.Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan 54.Pengelolaan dan konservasi bahan galian dan air bawah tanah 55.Pengembangan migas dan energi
56.Peningkatan sarana dan prasarana pertambangan dan energi 57.Rehabilitasi hutan dan lahan
58.Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan 59.Pembinaan dan penertiban industri hasi hutan 60.Peningkatan kapasiras teknologi produksi 61.Pengembangan industri kecil dan menengah 62.Pengembangan sentra-sentra industri potensial
63.Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 64.Peningkatan dan pengembangan ekspor
65.Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
66.Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah 67.Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM
68.Peningaktan kualitas kelembagaan koperasi
69.Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda 70.Peningkatan peran serta kepemudaan
71.Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja 72.Peningkatan kesempatan kerja
73.Perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan 74.Pengembangan wilayah transmigrasi
75.Transmigrasi lokal
76.Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam
77.Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam 78.Pengendali kebakaran hutan dan lahan
79.Pengelolaan areal pemakaman
80.Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 81.Peningkatan pelayanan angkutan
82.Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa 83.Kerjasama informasi dan media massa
84.Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga 85.Peningkatan sarana dan prasarana olehraga 86.Obat dan perbekalan kesehatan
87.Upaya kesehatan masyarakat 88.Pengawasan obat dan makanan
89.Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 90.Perbaikan gizi masyarakat
91.Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 92.Pelayanan kesehatan penduduk miskin
93.Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/pustu dan jaringannya
94.Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit 95.Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
96.Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 97.Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 98.Pengembangan nilai budaya
99.Pengelolaan kekayaan budaya
100. Pengembangan pemasaran pariwisata
101. Pengembangan destinasi pariwisata
102. Pengembangan kemitraan
104. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
105. Pendidikan menengah
106. Pendidikan non formal
107. Pendidikan luar biasa
108. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
109. Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
110. Manajemen pelayanan pendidikan
111. Peningkatan kesetaraan gender
112. Peningkatan perlindungan anak
113. Keluarga berencana
114. Pelayanan kontrasepsi
115. Peminaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri 116. Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak mealui kelompok kegiatan di
masyarakat
117. Pemelliharaan komtrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
118. Pengembangan wawasan kebangsaan
119. Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
120. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat
121. Pendidikan politik masyarakat
122. Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
123. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
124. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
125. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
126. Peningkatan peran perempuan di perdesaan
127. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya
128. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kapuas bidang permukiman dan infrastruktur terdapat pada misi ke-2dan ke-3 yaitu: Meningkatkan kecukupan
sarana dan prasarana umum wilayah dan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sedangkan Program Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kapuas di bidang permukiman dan infrastruktur meliputi:
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan pengendalian polusi Pengedalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Lingkungan sehat perumahan
Perbaikan perumahan akibat bencana alam/social Pengembangan lingkungan sehat
Pembangunan jalan dan jembatan
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Tanggap darurat jalan dan jembatan
Pengembangan dan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Pembangunan infrastruktur perdesaan
Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
A. Arahan Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan Kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh. 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan