• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Lahan merupakan kriteria utama yang harus diperhatikan dalam dataran tinggi unggulan di Kawasan Agropolitan Way Tenong. Permasalahan lahan budidaya di Kawasan Agropolitan Way Tenong yaitu : memiliki keterbatasan secara fungsional, mempunyai karakteristik lahan yang peka terhadap degradasi akibat erosi dan mengalami tekanan alih fungsi lahan untuk kebutuhan non budidaya. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan komoditas sayuran dataran tinggi unggulan di Kawasan Agropolitan Way Tenong terkait dengan lahan maka Pemerintah daerah bersama dengan petani produsen sayuran dataran tinggi meningkatkan peran dan tanggungjawab dalam melestarikan sumber daya lahan dengan mengembangkan pola pertanian konservasi. Pemerintah Daerah

diharapkan dapat membuat peraturan untuk melindungi dan

meminimalkan alih fungsi lahan pertanian serta penerapan pola budidaya konservasi yang di memperhatikan aspek kelestarian kesuburan lahan. Upaya tersebut dilakukan dengan sosialisasi peraturan terkait

perlindungan lahan budidaya, pelatihan intensif pada petani sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan Way Tenong dalam penerapan pola budidaya konservasi dan ramah lingkungan.

2. Sistem pemasaran sayuran yang dilakukan masih belum efisien karena rantai pemasaran yang panjang sehingga mengakibatkan petani

ditempatkan pada posisi tawar yang lemah. Untuk meningkatkan posisi tawar petani maka petani produsen diharapkan dapat berusaha

meningkatkan kemampuan SDM, kemandirian, sikap proaktif dalam penguasaan teknologi, informasi, penguasaan manajemen usaha tani dan keterampilan teknis budidaya melalui fasilitasi dan dukungan program – program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan peningkatan keunggulan komoditas sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan Way Tenong.

3. Proses transaksi dalam pemasaran sayuran dataran tinggi antara petani dan pedagang didasarkan atas kepercayaan kedua belah pihak. Proses

kesepakatan tertulis dan tertuang dalam bentuk kemitraan belum pernah ada. Untuk itu diharapkan peran dan keaktifan Kelembagaan Tani, Gabungan Kelompok Tani dan Asosiasi Petani Sayuran meningkatkan kemampuan peran serta membangun dan menjembatani kemitraan yang sehat dengan pihak pemerintah daerah dan pengusaha dalam

pengembangan komoditas sayuran dataran tinggi sebagai komoditas unggulan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A., A. Zulham, Syahyuti, H. Tarigan, A. Supriatna, Y. Supriyatna, T. Nurasa. 2005. Analisis Kelembagaan Kemitraan dalam Rantai Pasok Komoditas Hortikultura. Makalah Seminar Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Antony. 2010. Strategi Pengembangan Komoditas Duku (Lansium Domesticum Corr) di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asti. 2010. Strategi Pengembangan Komoditas Hortikultura Unggulan di Kawasan Agropolitan Ciwidey. Tesis. Program Pascasarjana Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor. Bogor.

A T M - R O C . 2 0 0 4 . (Agricultural Technical Mission To

Indonesia). Budidaya Sayuran. J a k a r t a .

Bappeda Kabupaten Lampung Barat. 2010. Rencana Dasar Tata Ruang (RDTR) Kawasan Agropolitan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Bappeda Lampung Barat. Liwa.

Bappeda Kabupaten Lampung Barat. 2012. Profil Kecamatan Way Tenong (Pusat Kawasan Agropolitan) Kabupaten Lampung Barat. Bappeda Lampung Barat. Liwa.

Badan Penyelenggara Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (BP2KP) Kabupaten Lampung Barat. 2011. Data Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011. BP2KP Lampung Barat. Liwa.

BPS Lampung Barat. 2012. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat.

Chuzaimah dan Mabruroh. 2008. Identifikasi Produk Unggulan Berbasis Ekonomi Lokal Untuk Meningkatkan PAD Di Era Otda. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Solo.

Darwis, V. dan Muslim. 2013. Keragaman Dan Titik Impas Usaha Tani Aneka Sayuran Pada Lahan Sawah Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 155 – 162.

David, F.R. 2004. Manajemen Strategis : Konsep-konsep (Terjemahan). INDEKS GRAMEDIA. Jakarta.

David, F.R. 2007. Strategic Management : Concept and Cases Ed 11. Pearson Education Inc. Upper Saddle River. New Jersey.

Deptan. 2002. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Progam Rintisan Kawasan Agropolitan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Deptan. 2003. Gerakan Pengembangan Kawasan Agropolitan : Menuju Kesejahteraan Melalui Sinergi Kegiatan yang Terkoordinasi. Sekretariat Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta. Dinas Pertanian Propinsi Lampung. 2010. Rancang Bangun Pengembangan

Komoditas Hortikultura Propinsi Lampung. Dinas Pertanian Propinsi Lampung. Lampung.

Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat. 2012. Data Penggunaan Lahan (SP Lahan) Kecamatan Way Tenong. Liwa.

Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat. 2013. Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013. Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat. Liwa.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2012. Agropolitan dan Minapolitan, Konsep Kawasan Menuju Keharmonian. Kementrian Pekerjaan Umum. Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Manajemen Rantai Pasok Komoditas Hortikultura. Makalah Seminar. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2009. Data Produksi Hortikultura Tahun 2009. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. Data Volume Ekspor – Impor Hortikultura Tahun 2011 – 2012. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal PPHP. 2010. Pengolahan dan Pemasaran Produk Hortikultura. Makalah Seminar. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Falatehan, R. 2008. Modul Teknik Pengambilan Keputusan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hariani, I. 2007. Kajian Keberlanjutan Sistem Agribisnis dengan Pendekatan Agropolitan (Studi Kasus : Kecamatan Penyangkiran Kabupaten Majalengka). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hastuti, E. L. 2004. Kelembagaan Kemitraan dan Pemasaran Komoditi Sayuran (Kasus di Desa – desa Jawa Tengah dan Sumatera Utara). Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Hasyim, A. I. 2012. Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Iqbal, M. dan Anugrah. 2009. Rancang Bangun Sinergi Kebijakan Agropolitan dan Pengembangan Ekonomi Lokal Menunjang Percepatan Pembangunan Wilayah. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 7 Nomor 2, Juni 2009 : 169 – 188.

Irawan, B. 2007 Fluktuasi Harga, Transmisi Harga dan Marjin Pemasaran Sayuran dan Buah. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 4, Desember 2007 : 358-373.

Kementrian Pertanian. 2010. Membangun Hortikultura dengan Enam Pilar Pengembangan. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Marimin dan Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press. Bogor.

Maulana dan Sayaka. 2007. The Features of Vegetables in Indonesia and The Current Policy in The Framework of Agricultural Development.

Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 Nomor 3, September 2007 : 267 – 284.

Mintarti, N. 2007. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Kelapa Di Kabupaten Pacitan. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nasution, L.I. 1998. Pendekatan Agropolitan Dalam Rangka Penerapan Pembangunan Wilayah Pedesaan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. 2012. Peraturan Daerah Nomor I Tahun

2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2010 – 2030. Liwa.

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012 – 2017. Liwa.

Pusdatin Kementrian Pertanian. 2013. Data Konsumsi Sayur Periode Tahun 2010 – 2012. Kementrian Pertanian. Jakarta

Prawoto, N. 2010. Pengembangan Potensi Unggulan Sektor Pertanian. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, April 2010, hlm.1-19. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Rusastra, I. W., P. Simatupang dan B. Rachman. 2002. Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis. Analisis Kebijakan: Pembangunan Pertanian Andalan Berwawasan Agribisnis (Editor : T. Sudaryanto, et. al., 2002). Monograph Series No. 23. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Rusastra, I.W, Hendiarto, K. M. Noekman, A. Supriatna, W.K. Sejati, dan D. Hidayat. 2004. Kinerja Dan Perspektif Pengembangan Model Agropolitan Dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Wilayah Berbasis Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

S a i d . E G . 2 0 1 2 . Peningkatan Nilai Tambah Untuk Mendukung Daya Saing Produk Hortikultura Indonesia Di Pasar Global.

M a k a l a h S e m i n a r . M a g i s t e r

M a n a j e m e n d a n B i s n i s I n s t i t u t

P e r t a n i a n B o g o r . B o g o r .

Saptana, Sumaryanto, M. Siregar, H. Mayrowani, I. Sadikin, dan S. Friyatno. 2001. Analisis Keunggulan Kompetitif Komoditas Unggulan Hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Saptana, M. Siregar, S. Wahyuni, S.K. Dermoredjo, E. Ariningsih, dan V. Darwis. 2005. Pemantapan Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Sayuran Sumatera (KASS). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Saptana, K. S. Indraningsih Dan E. L. Hastuti. 2009. Analisis Kelembagaan Kemitraan Usaha Di Sentra Sentra Produksi Sayuran (Suatu Kajian Atas Kasus Kelembagaan Kemitraan Usaha di Bali, Sumatera Utara, dan Jawa Barat). Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Sari, E. 2012. Pola Aliran Rantai Pasok, Pengendalian Persediaan Bahan Baku, Dan Strategi Peningkatan Kinerja Agroindustri Tahu Tempe Di

Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Jakarta.

Solihin. 2012. Manajemen Strategik. Penerbit Erlangga. Jakarta. Suratiyah. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.

Yustika, A.E. 2008. Ekonomi Kelembagaan, Definisi, Teori dan Strategi. Bayumedia Publishing. Jawa Timur.

Yusuf, M. 2004. Strategi Pengembangan Komoditas di Kawasan Agropolitan di Kabupaten Indragiri Hilir. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dokumen terkait