• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan yang Tepat Dalam Pengembangan Subsektor Tanaman dan Bahan Makanan

METODE PENELITIAN 3. 1 Jenis penelitian

5. Keadaan sumber daya manusia yang dimana sebagian besar penduduknya

4.3 Strategi Pengembangan yang Tepat Dalam Pengembangan Subsektor Tanaman dan Bahan Makanan

4.3.1 Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah ditentukan.

Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:

Tabel 4.9. Hasil Evaluasi Faktor Internal(EFI)

No. Faktor Internal Bobot Rating Bobot x

Rating Kekuatan (strength)

1.

Keadaan sumber daya alam yang mendorong pengembangan sektor tanaman pangan seperti

kesuburan tanah 0,102 4 0,408

2.

Ketersediaan lahan yang sangat luas untuk mendorong

Sumber: Data diolah Keterangan:

1. Total skor faktor kekuatan (strength) : 1,621

2. Total skor faktor kelemahan (weakness) : 0,996 4.3.2 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah ditentukan.

Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:

3. Akses transportasi menuju daerah kecamatan pollung

sangat baik 0,106 3 0,319

4.

Keamanan dalam usaha bertani seperti tidak adanya

kehilangan hasil panen 0,098 3 0,318

5

Keadaan sumber daya manusia yang dimana sebagian besar penduduknya berada pada subsektor tanaman dan

bahan makanan 0,083 3 0,249

Total skor kekuatan (S) 1,621

Kelemahan (weakness) 1 Cara bertani yang sebagian besar dengan cara

tradisional 0.086 2 0,172

2 Tingkat pendidikan dan pola pikir petani dalam

mengembangkan sektor pertanian yang masih kurang. 0.082 2 0,164

3 Keterbatasan dana oleh para masyarakat petani yang

menghambat pengembangan sektor pertanian 0,105 2 0,21 4 Lembaga pembinaan ,penelitian dan pelatihan yang

sangat minim dari pemerintah 0,065 2 0,13

5

Pemasaran hasil subsektor tanaman pangan yang banyak perantara sehingga petani mendapatkan harga yang tidak layak

0,088 2 0,176

6 Kurangnya kemitraan usaha bertani 0,072 2 0,144

Total Kelemahan (W) 0,996

Tabel 4.10. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

No. Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x

Rating Peluang (Opportunity)

1.

Teknologi usaha tani dalam mengembangkan produktivitas subsektor tanaman dan bahan makanan

0,111 3 0,333

2.

Kebijakan pemerintah pusat,provinsi dan

kabupaten 0,072 3 0,216

3. Permintaan hasil produktivitas yang semakin

meningkat 0.094 3 0,282

4.

Investasi pada subsektor tanaman dan bahan

makanan masih bisa dikembangkan. 0,107 3 0,321

Total Skor Peluang (Opportunity) 1,152

Ancaman (Threat) 1

Kesesuaian iklim dalam mengembangkan

produktivitas tanaman pangan 0,099 2 0,198

2

Kualitas hasil pertanian subsektor tanaman pangan daerah lain yang lebih baik dari hasil pertanian kecamatan pollung

0,076 2 0,152

3

Ancaman hama padasubsektor tanaman

pangan 0,107 1 0,107

4

Adanya pengalihan fungsi lahan usaha pertanian yang mengurangi lahan subsektor tanaman pangan

0,071 2 0,142

5 Stabilitas harga bahan subsektor tanaman

pangan 0,102 2 0,204

6 Harga hasil pertaniansubsektor tanaman

pangan yang tidak stabil 0,082 2 0,164

7

Banyaknya masyarakat petani yang memilih

meningalkan daerahnya 0,078 2 0,156

Total 1,000 1,123

Sumber: Data Diolah Keterangan:

1. Total skor faktor peluang (opportunity) : 1,152

2. Total skor faktor ancaman (threat) : 1,123 Matriks SWOT

Dengan tersusunnya hasil evaluasi faktor internal (EFI) dan hasil evaluasi

faktor eksternal (EFE), maka dibuatlah rumusan matriks SWOT untuk menentukan

strategi yang tepat dalam pengembangan wisata Danau Toba. Adapun rumusan

matriks SWOT berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal, yaitu:

Tabel 4.11. Rumusan Matriks SWOT EFI

EFE Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O) Strategi SO SO = 1,621 + 1,152 SO = 2.773 Strategi WO WO = 0,996 + 1,152 WO = 2,148 Ancaman (T) Strategi ST ST = 1,621 + 1,123 ST = 2,744 Strategi WT WT = 0,996 + 1,123 WT = 2,119

Sumber: Data diolah

Dari hasil perhitungan matriks diatas, maka skor strategi tertinggi adalah

strategi SO dengan nilai 2,773. Dengan demikian, maka strategi SO merupakan

dan bahan makanan yaitu strategi yang berusaha untuk menigkatkan kekuatan

(streng) dengan memanfaatkan peluang (opportunity). Adapun hasil analisis terhadap matriks SWOT di atas yaitu:

Tabel 4.12. Hasil Analisis Matriks SWOT EFI

EFE

Kekuatan (S)

1. .Keadaan sumber daya alam yang mendorong pengembangan sektor tanaman pangan seperti kesuburan tanah.

2. Ketersediaan lahan yang sangat luas untuk mendorong pengembangan subsektor tanaman dan bahan makanan.

3. Akses transportasi menuju daerah kecamatan pollung sangat baik sehingga mendukung pengembangan subsektor tananman dan bahan makanan.

4. Keamanan dalam usaha bertani seperti tidak adanya kehilangan hasil panen . 5. Keadaan sumber daya

manusia yang dimana

sebagian besar penduduknya berada pada

subsektor tanaman dan bahan makanan.

Kelemahan (W) 1. Cara bertani yang sebagian

besar dengan cara tradisional.

2. Tingkat pendidikan dan pola pikir petani dalam mengembangkan sektor pertanian yang masih kurang.

3. Keterbatasan dana oleh para masyarakat petani yang menghambat

pengembangan sektor pertanian.

4. Lembaga pembinaan ,penelitian dan pelatihan yang sangat minim dari pemerintah.

5. Pemasaran hasil subsektor tanaman pangan yang banyak perantara sehingga petani mendapatkan harga yang tidak layak

6. Kurangnya kemitraan usaha bertani.

Peluang (O)

1. Teknologi usaha tani dalam mengembangkan produktivitas subsektor tanaman dan bahan makanan. 2. Kebijakan pemerintah pusat,provinsi dan kabupaten dalam mengembangkan produktivitas subsektor tanaman dan bahan makanan

3. Permintaan hasil produktivitas yang semakin meningkat.

4. Investasi pada subsektor tanaman dan bahan makanan masih bisa dikembangkan.

Strategi SO

1. Pengunaan lahan kosong dengan menggunakan teknologi.

2. Menjaga dan memperbaiki akses serta meningkatkan keamanan untuk menarik investani .

3. Memaksimalkan keseburan tanah untuk meningkatkan produktifitas.

4. Memanfaatkan peluang permintaan hasil produksi yang terus meningkat dengan pemanfaatan lahan kosong dan jumlah SDM yang banyak.

5. Menjalankan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan subsector

tanaman dan bahan makanan.

Strategi WO

1. Merubah cara bertani yang

tradisional dengan menggunakan teknologi.

2. Memanfaatkan investasi untuk menutupi kekurangan dana dalam pengembangan subsector tanaman dan bahan makanan.

3. Kebijakan pemerintah dalam menangani pemasaran hasil pertanian agar mendapatkan harga yang layak.

4. Mendirikan lembaga pembinaan dan penelitian untuk membantu masyarakat untuk merubah pola pikir masyarakat dalam bertani.

5. Membangun kemitraan usaha tani

Ancaman (T)

1. Kesesuaian iklim dalam mengembangkan

produktivitas tanaman pangan

2. Kualitas hasil pertanian subsektor tanaman pangan daerah lain yang lebih baik dari hasil pertanian kecamatan pollung .

3. Ancaman hama

padasubsektor tanaman pangan.

4. Adanya pengalihan fungsi lahan usaha pertanian yang mengurangi lahan subsektor tanaman pangan.

5. Stabilitas harga bahan subsektor tanaman pangan . 6. Harga hasil pertanian

subsektor tanaman pangan yang tidak stabil yang menyebabkan ancaman produktivitas pertanian.

7. Banyaknya masyarakat petani yang memilih meningalkan daerahnya karena faktor pendapatan.

Strategi ST

1.Meningkatkan kualitas hasil

pertanian untuk meningkatkan daya saing.

2. Mencegah ancaman hama. 3.Menghindari pengalihan

fungsi dan lebih mebuka lahan baru dengan memanfaatkan jumlah SDM yang banyak.

4.Penyuluhan oleh pemerintah untuk SDM agar tidak meningkalkan kecamatan pollung dan memanfaatkan lahan lahan yang kosong untuk dibuka menjadi lahan untuk subsector tanaman dan bahan makanan yang baru.

5.Meminta pemerintah untuk campurtangan ke pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan produksi dan hasil produksi

Strategi WT

1.Lebih menyesuaikan jenis tanaman dan waktu penanaman dengan keadaan iklim.

2.Menigkatkan daya saing hasil pertanian subsector tanaman dan bahan makanan.

3.Meminta pemerintah untuk campurtangan ke pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan produksi dan hasil produksi

4.Mendirikan lembaga penelitian dan pembinaan

pertanian untuk meningkatkan kualitas hasil

pertanian dan memberikan

pembinaan kepada masyrakat untuk cara membasmi ancaman hama. 5.Mendirikan kemitraan usaha

tani untuk menjaga stablitas harga antara petani dan penampung hasil pertanian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait