Berdasarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang, dapat diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan perusahaan dan pengembangan usaha Sapu di Karawang. Hasil identifikasi faktor-faktor internal didapatkan total skor pembobotan seperti tercantum dalam Lampiran 5. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategik internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh total skor nilai seperti terlihat pada Tabel 18.
Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi dengan bobot 0,101 dan rating 4, sehingga skor nilai yang diperoleh 0,402. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan merupakan
kekuatan utama yang dimiliki. Faktor tersebut terkait dengan faktor sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri (skor nilai 0,380). Kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik menjadi perhatian bagi kekuatan usaha dibanding pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor nilai 0,352 untuk kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik, sedangkan 0,285 untuk faktor pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar.
Tabel 18. Faktor strategik internal usaha Sapu di Karawang
No Faktor Internal Bobot
(a) Rating (b) Nilai (a x b) Kekuatan :
1 Pemasaran dan pangsa pasar
perusahaan cukup besar
0,095 3 0,285
2 Mutu Produk yang dijual, baik dan
selalu dipertahankan
0,101 4 0,402
3 Penguasaan teknis dan teknologi
cukup baik
0,117 3 0,352
4 Kapasitas terpasang cukup besar 0,117 3 0,352
5 Sarana yang dimiliki lengkap dan
milik sendiri
0,095 4 0,380
Kelemahan :
1 Produktivitas tenaga kerja masih
rendah
0,084 1 0,084
2 Penetapan harga masih ditentukan
rataan pasar
0,112 2 0,223
3 Tenaga pemasaran belum optimal 0,101 2 0,201
4 Keterbatasan modal jika akan
melakukan pengembangan usaha
0,078 1 0,078
5 Bahan baku mudah rusak karena
penyimpanan
0,101 2 0,201
Jumlah 1,000 2,559
Tabel 18 juga menggambarkan peringkat nilai dari faktor kelemahan usaha sapu di Karawang. Kelemahan terbesar yang terdeteksi adalah faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha dengan skor nilai 0,078. Faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha merupakan faktor kelemahan yang sangat kuat bagi usaha, sehingga perlu diminimalkan. Faktor kelemahan kedua adalah produktivitas tenaga kerja masih rendah dengan skor nilai 0,084. Faktor kelemahan ketiga adalah tenaga pemasaran belum optimal dan bahan baku mudah rusak, karena penyimpanan dengan skor nilai 0,201, sedangkan faktor kelemahan keempat
adalah penetapan harga masih ditentukan rataan pasar dengan skor nilai 0,223.
Dari hasil analisa perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total nilai sebesar 2,559 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,50 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal (David, 2004).
Hasil identifikasi faktor eksternal yag terdiri dari peluang dan ancaman kemudian dilakukan pembobotan serta peringkat (rating) sebagaimana disajikan dalam Lampiran 6 dan hasil faktor strategik eksternal diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 19. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal usaha berupa peluang dan ancaman berpengaruh terhadap pengembangan usaha Sapu di Karawang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa konsumen yang potensial (skor 0,613) merupakan peluang utama dalam pengembangan usaha sapu di Karawang dan didukung juga dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan prospek pasar masih terbuka baik dalam maupun luar negeri, (skor 0,541). Skor 0,351 untuk peningkatan ekspor. Faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang bagus bagi pengembangan usaha sapu di Karawang.
Ancaman yang kuat bagi kelangsungan usaha Sapu di Karawang adalah ketersediaan bahan baku. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor 0,117. Faktor ancaman kedua yang membayangi usaha adalah adanya fluktuasi nilai tukar rupiah (skor 0,126). Faktor kebijakan negara tujuan ekspor ternyata lebih kuat dibanding faktor persaingan dari perusahaan sejenis dengan perolehan skor nilai 0,98 dan 0,234.
Hasil analisis perhitungan faktor-faktor eksternal didapatkan total skor nilai sebesar 2,721 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,5 yang menunjukkan posisi eksternal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman eksternal (David, 2004).
Tabel 19. Faktor strategik eksternal usaha Sapu di Karawang
No Faktor Eksternal Bobot
(a) Rating (b) Nilai (a x b) Peluang : 1 Konsumen potensial 0,153 4 0,613
2 Kemajuan teknologi semakin
berkembang
0,135 4 0,541
3 Prospek pasar masih terbuka 0,135 4 0,541
4 Peningkatan ekspor 0,117 3 0,351
Ancaman :
1 Persaingan dari perusahaan sejenis 0,117 2 0,234
2 Ketersediaan bahan baku 0,117 1 0,117
3 Fluktuasi nilai tukar rupiah 0,126 1 0,126
4 Kebijakan negara tujuan ekspor 0,099 2 0,198
Jumlah 1,000 2,721
Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi usaha yang lebih detail. Hasil evaluasi matriks internal selanjutnya digabungkan dengan hasil evaluasi matriks eksternal yang menghasilkan matriks IE. Dengan menggunakan matriks IE, maka posisi usaha dipetakan dalam diagram untuk mempermudah merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha bagi pengusaha Sapu di Karawang. Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFAS yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFAS pada sumbu Y (David, 2004). Nilai IFAS yang diperoleh dari usaha Sapu di Karawang 2,559 dan nilai EFAS 2,721. Nilai tersebut dipetakan seperti dalam Gambar 15.
Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi. Dengan total skor nilai pada matriks internal 2,559 maka usaha Sapu di Karawang memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan. Total skor nilai matriks eksternal 2,721 memperlihatkan respon yang diberikan oleh usaha Sapu kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi. Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi utama bagi pengembangan usaha terletak pada sel 5. Sel 5 dikelompokkan dalam strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal, yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Strategi pertumbuhan pada sel 5 merupakan pertumbuhan usaha itu sendiri. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset,
profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara perluasan lahan usaha, mengembangkan produk melalui proses pengolahan, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Berdasarkan hasil kajian, usaha yang memiliki kinerja yang baik cenderung konsentrasi agar dapat tumbuh, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal melalui sumber daya dari luar (Rangkuti, 2006). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL (IFAS)
KUAT RATAAN LEMAH
4,0 3,0 2.559 2,0 1,0 TO TA L S K O R F A K TO R S T R A TEG IS EK S TER N A L ( EFA S ) TI N G G I 1 2 3
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENCIUTAN
M EN EN G A H 3,0 5 2,721 4 PERTUMBUHAN 6
STABILITAS STABILITAS PENCIUTAN 2,0 R EN D A H 7 8 9
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENGURANGAN 1,0
Gambar 15. Matriks IE usaha Sapu di Karawang
Penyusunan strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari matriks IE, yaitu strategi peningkatan mutu dan perluasan usaha. Hasil analisis SWOT untuk usaha Sapu di Karawang seperti terlihat pada Tabel 20.
Berdasarkan Tabel 20, terdapat empat (4) jenis alternatif strategi, yaitu :
a. Strategi S – O
Strategi ini merupakan alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yaitu :
2) Menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal
b. Strategi W – O
Strategi ini merupakan alternatif strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu :
1) Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran
2) Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses produksi dengan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi
3) Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan
c. Strategi S – T
Strategi ini merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, yaitu :
1) Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan
2) Menghindari ketergantungan dengan satu pemasok
d. Strategi W - T
Strategi ini merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman, yaitu :
1) Pemasaran ke luar dan dalam negeri 2) Penetapan harga bersaing
Tabel 20. Matriks SWOT usaha Sapu di Karawang
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Kekuatan (S) 1. Pemasaran dan pangsa
pasar perusahaan cukup besar
2. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan 3. Penguasaan teknis
cukup baik
4. Kapasitas terpasang cukup besar
5. Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri.
Kelemahan (W) 1. Produktivitas tenaga
kerja masih rendah 2. Penetapan harga masih
ditentukan rataan pasar 3. Tenaga pemasaran
belum optimal 4. Keterbatasan modal,
jika akan melakukan pengembangan usaha 5. Bahan baku mudah
rusak akibat penyimpanan Peluang (O) 1. Konsumen potensial 2. Kemajuan teknologi semakin berkembang 3. Prospek pasar masih
terbuka
4. Peningkatan ekspor
Strategi S-O 1. Mempertahankan pasar
yang ada dan memperluas pasar sasaran (S1, O1, O3, O4) 2. Menghasilkan produk berkualitas dengan teknologi handal (S2, S3, S4, S5, O2) Strategi W-O 1. Menarik tenaga kerja
terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran (W1, W3, O3, O4) 2. Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan
peningkatan teknologi (W2, W5, O1, O2, O3) 3. Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan (W4, O2, O3) Ancaman (T) 1. Persaingan dari perusahaan sejenis 2. Ketersediaan bahan baku
3. Fluktuasi nilai tukar rupiah
4. Kebijakan negara tujuan ekspor
Strategi S- T 1. Mempertahankan mutu
produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (S2, S3, S5, T1) 2. Menghindari ketergantugan dengan satu pemasok (S2, S3, T2) Strategi W – T 1. Pemasaran ke luar dan
dalam negeri (W2, W4, T1, T3, T4) 2. Penetapan harga bersaing (W2, T1, T3, T4) 3. Gudang tempat penyimpanan bahan baku memenuhi syarat (W5, T2)
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pengusaha Sapu di Karawang, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling menarik untuk diimplementasikan dengan QSPM. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan adalah berdasarkan hasil
perhitungan analisis QSPM sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 dan penentuan alternatif strategi terbaik usaha sapu di Karawang dapat dilihat Tabel 21.
Tabel 21. Penentuan alternatif strategi terbaik usaha Sapu di Karawang
Alternatif Strategi Keterkaitan Bobot Peringkat
Strategi S - O
Mempertahankan pasar yang ada dan
memperluas pasar sasaran
S1, O1, O3, O4 5,15 II
Menghasilkan produk bermutu dengan
teknologi handal
S2, S3, S4, S5, O2 5,03 III
Strategi W - O
Menarik tenaga kerja terampil dan
meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran
W1, W3, O3, O4 4,29 VIII
Pengendalian biaya produksi dengan
mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi
W2, W5, O1, O2, O3 4,46 V
Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan W4, O2, O3 4.79 IV
Strategi W - T
Pemasaran ke luar dan dalam negeri W2, W4, T1, T3, T4 4,39 VI
Penetapan harga bersaing W2, T1, T3, T4 4,33 VII
Gudang tempat penyimpanan bahan baku memehuni syarat
W5, T2 3,80 X
Strategi S - T
Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan.
S2, S3, S5, T1, T2, T3, T4 5,28 I
Menghindari ketergantungan dengan satu
pemasok
S2, S3, T2 3,94 IX
Berdasarkan analisis tersebut, strategi yang paling tepat untuk pengembangan usaha sapu di Karawang adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15) dan menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya, dan dapat diartikan sebagai konsep strategi yang berorientasi pada produk dan pasar.
Kebijakan bauran pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan atas dasar matriks SWOT adalah :
a. Produk (product)
Produk yang dihasilkan tidak memerlukan diferensiasi produk, karena telah sesuai dengan standar mutu dan berdasarkan spesifikasi permintaan dari konsumen, baik konsumen luar negeri maupun dalam negeri. Namun untuk meningkatkan penjualan, mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Untuk menjaga kontinuitas usaha, perusahaan harus tetap menjalin hubungan baik dengan pemasok dan tidak tergantung hanya pada satu atau beberapa pemasok. Untuk meningkatkan produksi dan
pengendalian biaya produksi, perusahaan harus meningkatkan
produktifitas dan teknologi yang digunakan, serta menggunakan tenaga terampil, sedangkan untuk mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran, perusahaan mengefektifkan fungsi tenaga pemasaran.
b. Harga (price)
Untuk tetap dapat menguasai pasar, perusahaan harus menetapkan harga yang bersaing dengan melakukan efisiensi terhadap biaya variabel maupun biaya tetap, sehingga biaya total dapat dikurangi dan akhirnya menurunkan harga jual.
c. Tempat (place)
Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan saluran distribusi, untuk itu diperlukan tenaga pemasaran yang kompeten.
d. Promosi (promotion)
Promosi yang dilakukan adalah dengan personal selling (door
to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling) kepada
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk sapu baik dalam maupun luar negeri dan juga melalui pemasangan iklan baik di media cetak (brosur, koran dan majalah) dan pembuatan website.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa kelayakan yang dilakukan, maka pemberian
pembiayaan pada PT. XYZ masih layak untuk diberikan, dengan pertimbangan :
a. Aspek Manajemen yang didukung direksi dan manajer perusahaan memiliki pengalaman cukup lama di industri Sapu.
b. Aspek Teknis dan Produksi yang didukung fasilitas usaha lengkap dan milik sendiri, kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis produksi yang baik.
c. Aspek Pemasaran yang didukung pasar yang tetap dan prospek usaha terbuka.
d. Aspek Sosial. PT. XYZ dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat sekitar lokasi usaha dengan terciptanya lapangan kerja dan limbah yang dihasilkan dapat diolah menjadi pupuk organik. e. Aspek Keuangan mendukung kelayakan investasi dari rencana
pembangunan pabrik di Desa Purwasari, Karawang dengan NPV positif Rp. 831,16 juta, IRR 18,63% lebih besar dari tingkat bunga modal 13,50%, PBP selama 6 tahun 1 bulan lebih cepat dibandingkan dengan jangka waktu kredit investasi selama 7 tahun. f. PT. XYZ memenuhi syarat 6 C’s (Character, Capital, Capacity,
Collateral, Condition of Economy dan Constraint).
2. Hasil identifikasi faktor internal terdapat lima (5) kekuatan dan lima (5)
kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat empat (4) peluang dan empat (4) ancaman. Dalam hal ini didapatkan IFAS 2,559 dan EFAS 2,721, posisi usaha pada matriks IE terletak pada sel 5 (pertumbuhan).
3. Strategi pengembangan usaha Sapu di Karawang yang paling tepat
dilakukan adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15), serta
menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya.
B. Saran
1. Perusahaan perlu memperluas jaringan pemasaran, baik dalam maupun luar negeri untuk keberlangsungan usaha melalui personal selling dan pemasangan iklan di media cetak (brosur, koran dan majalah) dan
website
2. Ketergantungan terhadap pemasok dapat diatasi, apabila perusahaan menjalin kerjasama dengan lebih dari satu (1) pemasok.
3. Perusahaan harus melakukan perbaikan sistem produksi untuk pengendalian biaya produksi dengan meningkatkan preventive
maintenance dan improvement peralatan dan proses.
4. Menarik tenaga kerja terampil dan tenaga pemasaran kompeten, berdasarkan proses seleksi dan pengembangan yang terus dilakukan melalui pelatihan-pelatihan.
Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat. 2010. Karawang Dalam Angka, Karawang.
Chandra, G.2001. Strategi dan Program Pemasaran. Andi Ofset, Yogyakarta. David, F.R. 2004. Strategic Management. Prentice Hall International Inc. New
Jersey.
Deperindag. 2010, Pertumbuhan Ekonomi selama Tahun 2010-2011. Jakarta Gittinger, JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (Terjemahan).
Universitas Indonesia Press, Jakarta
Gray, C. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek (Terjemahan), Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Husnan, S dan Suwarsono. 1984. Studi Kelayakan Proyek; Konsep, Teknik dan Penyusunan Laporan. BPFE, Jakarta.
Kotler, P. 1997. Marketing Management : Analyzes, Planning, Implementation and
Control. Prentice-Hall International, Inc., London.
Newman, D.G. 1990.Analisis Teknik Ekonomi (Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta.
Pramudya, B. 2006. Modul Kuliah Ekonomi Teknik. Program Studi Industri Kecil Menengah, IPB, Bogor.
Porter, M.E. 2007. Strategi Bersaing (Terjemahan). Karisma Publishing Group, Tangerang.
PT. XYZ. 2010. Company Profile. PT. XYZ, Karawang.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rivai, V dan A. Permata 2006, Credit Management Hand Book. Teori, Konsep, Prosedur Dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sartono, R.A. 1997. MANAJEMEN Keuangan dan Teori Aplikasi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjahmada. BPFE, Yogyakarta.
Sutojo. 1993. Studi Kelayakan Proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Tjiptono, F.1997. Strategi Pemasaran. Andi Offser, Yogyakarta.
Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Zubir, Z. 2006. Studi Kelayakan Usaha. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
1 Tujuan
2 Kegunaan Kuesioner
Bogor, Maret 2011
VERA SILVIA
Mahasiswi Program Studi Industri Kecil dan Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Demikian hal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kesediaannya mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
ASPEK KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN SAPU IJUK PADA PT. XYZ DI KARAWANG
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data maupun mengetahui gambaran umum kegiatan usaha Sapu ijuk.
Data yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan penilaian terhadap prospek pengembangan produksi Sapu ijuk.
a. Isilah data-data yang sesuai pada tempat yang bertanda titik-titik.
b. Berilah tanda silang (X) pada kotak isian di sisi jawaban yang dikehendaki.
A. DATA RESPONDEN 1. Nama responden : ………. 2. Jabatan di perusahaan : ………. 3. Jenis Kelamin : ………. 4. Usia : ………. 5. Pendidikan : ………. B. DATA MUM 1. Nama Perusahaan : ………. 2. Tahun Pendirian : ………. 3. Alamat Perusahaan : ……….
4. Modal Awal Perusahaan : ……….
5. Nilai aset perusahaan : ……….
6. Produk yang dihasilkan : ……….
7. Jumlah Pegawai : ……….
C. LATAR BELAKANG
1. Perusahaan dijalankan dengan latar belakang
1. Dimulai dari inisiatif pendiri perusahaan/Direktur (mandiri)
2. Untuk meneruskan usaha orang tua/keluarga
3. Atas gagasan dan kerjasama beberapa pihak
4. Lainnya, sebutkan……….
2. Pilihan untuk menjalankan usaha palet adalah
Sudah mengetahui usaha ini dari orang tua/keluarga
Hasil pertimbangan/penelitian sendiri, karena prospeknya baik Mengikuti lingkungan/masyarakat/teman di sekitar
Lainnya, sebutkan………
3. Struktur modal usaha
Modal sendiri = %
Kredit Modal Kerja dari Bank = %
Kredit Investasi dari Bank = %
Modal lainnya = %
4. Rencana untuk 10 tahun mendatang perusahaan akan diarahkan menjadi :
Perusahaan besar (konglomerasi) Perusahaan menengah (middle) Perusahaan kecil (ritel) Tidak tahu/belum ada rencana
1. Bagaimana prospek produksi sapu ijuk dari tahun ke tahun : Meningkat Menurun Tetap/sama saja Fluktuatif 2.
Modal / kondisi keuangan perusahaan Kapasitas produksi
Jumlah tenaga kerja perusahaan
Unit sarana pengolahan (mesin) sangat terbatas Ketersediaan pasokan bahan baku
Jumlah permintaan dari industri kecil, menengah dan besar
Lainnya, sebutkan ……….
3. Kendala-kendala yang dihadapi berkaitan dengan produksi sapu ijuk adalah : Keterbatasan bahan baku
Modal kerja (operasional) Faktor cuaca buruk Sumber daya manusia
Lainnya, sebutkan………..
4. Kondisi penjualan palet saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya : Meningkat
Menurun Tetap/sama saja Fluktuatif
5. Faktor yang berpengaruh terhadap penjualan pada no. 4 adalah (dapat lebih dari satu jawaban) : Faktor Peluang Pasar
Faktor Harga Pasar Faktor Mutu Produk
kendala/masalah di masa mendatang berkaitan dengan persaingan usaha, keterbatasan bahan baku dan keterbatasan modal dan tenaga kerja (jawaban dapat lebih dari satu) :
Faktor yang mempengaruhi prospek produksi tersebut pada no. 1 adalah (dapat lebih dari satu jawaban)
Faktor ketersediaan pasokan bahan baku
Lainnya, sebutkan………..
6.
Ya Tidak
7. Jika mengalami masalah keuangan, apa penyebab utamanya? (dapat lebih dari satu jawaban) Kerugian perusahaan akibat rendahnya penjualan
Suku bunga pinjaman yang tinggi mengganggu keuangan perusahaan
Perusahaan mengalami penurunan kemampuan untuk membeli bahan baku
Lainnya, sebutkan………..
8.
……… ………
9. Apakah perusahaan, sejak pertama kali beroperasi sampai saat ini mengalami kemajuan ? Ya, mengalami kemajuan pesat
Ya, mengalami kemajuan cukup berarti Ya, mengalami sedikit kemajuan
Tidak, perusahaan tidak mengalami kemajuan Ya, fluktuatif
10. Apa hal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan ? (dapat lebih dari satu jawaban) Faktor peluang pasar
Faktor harga pasar
Faktor kebijakan pemerintah Faktor kesetiaan pelanggan Faktor mutu produk
Faktor manajemen perusahaan Faktor finansial
Faktor pengalaman
Lainnya, sebutkan……… Peningkatan harga bahan baku melebihi peningkatan harga penjualan, sehingga perusahaan merugi.
Selama masa ini apakah perusahaan mengalami masalah keuangan, baik untuk biaya produksi maupun biaya pemasaran ?
Jika tidak mengalami masalah keuangan (sebaliknya mengalami keuntungan) langkah-langkah apakah yang dilakukan oleh perusahaan untuk rencana ke depan ?
……… E. ORIENTASI PERUSAHAAN F. STRATEGI PEMASARAN 1. Ya Tidak 2. Ya Tidak
3. Seberapa luas area geografis pasar ? Sekitar lokasi usaha
Regional Nasional Ekspor 4.
Ya Tidak
5. Bagaimanakah kekuatan konsumen dalam penetapan harga ?
Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah
Perusahaan sangat terpengaruh dan "dikendalikan" oleh pasar dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pemilihan pangsa pasar, spesialisasi produk dan komunikasi pemasaran yang menyeluruh.
Perusahaan sangat terpengaruh dan "dikendalikan" oleh konsumen dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa informasi pasar yang dapat diandalkan, kesesuaian produk dengan konsumen/pasar dan komunikasi pemasaran interaktif.
Apakah ada industri sejenis yang menghasilkan produk yang sama di Karawang ?
Apakah sudah ada hubungan kerjasama dengan pihak lain dalam pemasaran ?
Apakah potensi pasar yang tersedia saat ini membuka peluang bagi perusahaan untuk berkembang lebih baik ?
Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran produksi dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan dapat berupa efisiensi operasional, standarisasi produk dan distribusi secara massal.
Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran penjualan dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pendekatan penjualan, tampilan produk dan promosi secara masal.
Orientasi utama perusahaan terfokus pada penentuan pasar yang dituju dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa efektifitas pemasaran, variasi produk dan promosi yang proporsional.
Musiman Kurang stabil Stabil Sangat Stabil
7. Bagaimanakah syarat penjualan yang diterapkan kepada pembeli ?
Tunai Kredit
Kombinasi dari tunai/kredit
8. Bagaimanakah diversifikasi segmen pasar perusahaan ?
1 segmen 2 segmen 3 segmen
4 segmen atau lebih
11.
Jelaskan :………….………...……… ……… Bagaimanakah strategi yang diterapkan dalam memenangkan persaingan ?
Petunjuk pengisian : 1. Nama Pesaing : 2. Alamat Pesaing : Keunggulan Bersaing (1-10) (T-S-R) (T-S-R) (T-S-R) Teknologi Biaya Mutu Pelayanan (1-10) Kedudukan Perusahaan Kedudukan Pesaing Pentingnya Memperbaiki Kedudukan Keterjangkauan dan Kecepatan Kemampuan Pesaing untuk Memperbaiki Kedudukan Tentukan nilai dari masing-masing atribut yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dibandingkan dengan pesaing terdekat (pesaing yang paling dominan). Penentuan bobot didasarkan pada penetapan nilai (nilai 1 = nilai rendah, 10 = nilai tinggi), dan bobot T-S-R (T = tinggi, S = sedang, R = rendah).
1 CURRENT RATIO (C.R) (X) 1.71 2.12 1.48 1.18 1.62 3.00 4.06 4.65 6.57 49.19 2 QUICK RATIO (Q.R) (X) 1.12 1.48 0.35 0.35 0.46 0.84 1.54 2.56 4.41 37.58