Catatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan
1.0 Menjelaskan tentang persiapan pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pipa
1.1 Bentuk-bentuk persiapan bahan las, root face, root gap dan sudut bevel dijelaskan.
1.2 Metode dan alat-alat yang digunakan untuk persiapan bahan diidentifikasi dan dijelaskan.
1.3 Teknik-teknik las catat dijelaskan.
Persiapan Bahan :
- Bentuk-bentuk persiapan kampuh las pada pipa, root face, root gap dan bevel
- Metode dan alat-alat untuk persiapan bahan las - Las catat • Penyajian • Tanya-jawab • Diskusi • Handout • OHT 2.0 Mengidentifikasi prosedur pengelasan pipa posisi sumbu horizontal dan vertikal dapat diputar.
2.1 Prosedur umum dijelaskan ( review )
2.2 Posisi pengelasan pada pipa diidentifikasi dan dijelaskan. 2.3 Metoda-metode pengelasan :
• Penempatan bahan las pada posisi 1F, 1G, 2F dan 2G diuraikan.
• Arah dan gerakan/ ayunan elektroda dijelaskan.
• Urutan pengelasan pada pipa posisi 1F, 1G, 2F dan 2G dijelaskan.
2.4 Teknik-teknik pengelasan root, pengisian ( filler ) dan capping
Prosedur Pengelasan Pipa Posisi di Bawah Tangan dan Mendatar (1F, 1G, 2F dan 2G) :
- Prosedur umum ( review )
- Posisi pengelasan pada pipa ( 1F, 1G, 2F dan 2G )
- Metode-metode pengelasan : (penempatan bahan las, arah dan ayunan elektroda dan urutan pengelasan pada pipa posisi 1F, 1G, 2F dan 2G )
- Teknik-teknik pengelasan root, pengisian ( filler ) dan capping
• Penyajian
• Tanya jawab
• Handout
Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan
3.0 Melaksanakan pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pipa posisi di bawah tangan dan mendatar
menggunakan elektroda yang bervariasi
3.1 Teknik-teknik merakit konstruksi sambungan dan las catat diaplikasikan.
3.2 Elektroda dipilih sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
3.3 Pengelasan dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dan prosedur yang ditentukan.
3.4 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.
Pengelasan Sambungan Sudut pada Pipa Posisi di Bawah Tangan dan Mendatar ( 1F dan 2F ) :
- Sambungan pipa-flens – 1F menggunakan elektroda rutile dan
low hydrogen
- Sambungan pipa-flens – 2F menggunakan elektroda rutile dan low hydrogen
- Penebalan permukaan posisi sumbu vertikal menggunakan elektroda low hydrogen
Pengelasan Sambungan Tumpul Kampuh V pada Pipa Posisi Sumbu Horizontal dan Vertikal dapat Diputar ( 1G dan 2G ) :
- Pengelasan root menggunakan
elektroda cellulose atau low
hydrogen
- Sambungan tumpul kampuh V – 1G - Sambungan tumpul kampuh
V – 2G • Penyajian • Tanya jawab • Diskusi • Tugas/ Latihan • Handout • OHT • Lembar Tugas
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi
Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
1.1 Bentuk-bentuk persiapan bahan las, root face, root gap dan sudut bevel dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang bentuk-bentuk persiapan bahan las, root face, root gap dan sudut bevel. Peserta diberi waktu untuk tanya jawab dan berdiskusi.
HO 2 - 3
OHT 1 - 2
1.2 Metode dan alat-alat yang digunakanuntuk persiapan bahan diidentifikasi dan dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menerangkan ulang ( review ) tentang metode dan alat-alat yang digunakan untuk persiapan bahan. Peserta diberi waktu untuk tanya jawab dan berdiskusi.
HO 4
OHT 2
1.3 Teknik-teknik las catat dijelaskan. Instruktor/ pelatih menerangkan dan mendemonstrasikan atau memperlihatkan contoh-contoh tentang penerapan/ teknik-teknik las catat. Peserta diberi waktu untuk tanya-jawab dan/ atau berdiskusi serta tugas praktik.
HO 4 - 5
OHT 3 - 4
2.1 Prosedur umum dijelaskan ( review ) Instruktor/ pelatih menerangkan ulang ( review ) tentang prosedur umum pengelasan.
HO 6
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
2.2 Posisi pengelasan pada pipa diidentifikasi dan dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang posisi pengelasan pada pipa dan peserta diberi waktu untuk berdiskusi dan tanya jawab.
HO 6 - 8
OHT 5 - 6
2.3 Metoda-metode pengelasan :• Penempatan bahan las pada posisi 1F, 1G, 2F dan 2G diuraikan.
• Arah dan gerakan/ ayunan elektroda dijelaskan.
• Urutan pengelasan pada pipa posisi 1F, 1G, 2F dan 2G dijelaskan.
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang metode-metode pengelasan pipa yang meliputi tentang : penempatan bahan/ benda kerja, arah dan gerakan/ ayunan elektroda serta urutan pengelasan pada pipa posisi 1F, 1G, 2F dan 2G.
HO 8 - 11
OHT 7 - 10
2.4 Teknik-teknik pengelasan root, pengisian (filler) dan capping diuraikan
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang teknik-teknik pengelasan root, pengisian ( filler ) dan capping. Peserta diberi waktu untuk berdiskusi dan tanya jawab serta tugas-tugas latihan.
HO 10 - 11
OHT 9 – 10
Tugas 1 - 9
3.1 Teknik-teknik merakit konstruksisambungan dan las catat diaplikasikan.
Instruktor/ pelatih menerangkan dan mendemonstrasikan tentang teknik-teknik merakit konstruksi sambungan dan las catat.
Tugas 1 - 9
3.2 Elektroda dipilih sesuai dengan tuntutanpekerjaan.
Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang pemilihan elektroda untuk tiap pekerjaan, terutama pemilihan yang tepat untuk pengelasan root dan pengisian, baik diameter maupun jenis elektroda.
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
Tugas 1 - 9
3.3 Pengelasan dilakukan denganmemperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dan prosedur yang ditentukan.
Instruktor/ pelatih memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) dan peserta ditugasi untuk melakukan sesuai dengan langkah kerja yang telah ditetapkan/ petunjuk dan demonstrasi.
Intruktor/ pelatih memeriksa peletakan bahan dan penerapan metode-metode untuk tiap tugas praktik.
Tugas 1 - 9
3.4 Benda hasil las dibersihkan sesuai standarprosedur operasional.
Instruktor/ pelatih memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) dan peserta ditugasi untuk melakukan sesuai dengan petunjuk dan demonstrasi.
Intruktor/ pelatih memeriksa hasil las untuk tiap tugas praktik.
Tugas 1 - 9
C Materi Pendukung untuk Pelatih
Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:
1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang
berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.
2. Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai
berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.
3. Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap
kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.
Lembar Informasi HO 1
LAS BUSUR MANUAL-IA
(Shielded Metal Arc Welding-IA)
BSDC-0707
Nama Peserta : ……… No. Identitas : ………..…
HO 2
1. PERSIAPAN BAHAN
a. Bentuk-bentuk Persiapan Bahan Las
Pada pengelasan pipa dan tangki diperlukan persiapan bahan yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan persiapan pada pengelasan pelat, walaupun secara umum bentuk penampang potongan ( kampuh ) adalah relatif sama.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk persiapan bahan untuk pengelasan pipa dan tangki yang dipakai pada pekerjaan konstruksi/ fabrikasi berat.
1. Sambungan Tumpul pada Pipa dengan Ketebalan Sama
Gambar 1 : Persiapan Kampuh V untuk Pipa ≤ 20 mm
Gambar 2 : Persiapan Kampuh V untuk Pipa > 20 mm
2. Sambungan Tumpul pada Pipa dengan Ketebalan Berbeda
Persiapan sambungan tumpul pada pipa dengan ketebalan berbeda dilakukan berdasarkan kondisi konstruksi yang akan dibuat, di mana posisi penampang pipa sangat menentukan bentuk persiapan yang akan dilakukan.
Root face 1 – 2,5 Root gap 1,5 – 3,5 Root face 1 – 2 Root gap 1,5 – 3,5
HO 3
Jika bagian luar pipa diperlukan rata, maka bagian dalam pipa yang lebih tebal dipotong/ dibuang sampai penampang ujung kampuh sama dengan penampang pipa yang lebih tipis. Demikian juga sebaliknya, jika bagian dalam pipa diperlukan rata, maka bagian luar pipa yang lebih tebal dibuang/ dipotong sampai penampang ujung kampuh sama dengan penampang pipa yang lebih tipis.Namun, bila dikehendaki garis tengah penampang pipa yang sama/ lurus, maka penampang pipa yang lebih tebal dibuang seimbang.
• Bagian luar yang rata (dibuang bagian dalam)
• Bagian dalam yang rata (dibuang bagian luar)
• Dibuang seimbang
Gambar 3 : Persiapan Kampuh V pada Ketebalan yang Berbeda
3. Sambungan Tumpul Posisi Horizontal pada Konstruksi Tangki
Sambungan tumpul posisi horizontal pada pembuatan tangki yang besar, biasanya pelat bagian bawah lebih tebal dari pelat bagian atas. Pelat bagian bawah tidak dibevel, sedang pelat bagian atas dibevel ( jika diperlukan ) sesuai dengan ketentuan tebal bahan.
Pada saat perakitan, garis tengah kedua penampang pelat selalu sama/ lurus satu sama lain . Berikut adalah contoh-contoh persiapan kampuh las pada konstruksi tangki.
Untuk pelat < 12 mm Untuk pelat 12 – 15 mm Untuk pelat > 15 mm
Gambar 4 : Persiapan Kampuh pada Tangki
HO 4
Min. 3mmb. Metode dan Alat-alat untuk Persiapan Bahan Las ( review )
Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan.
Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin-mesin perkakas, mesin pemotong gas dan/atau brander potong.
Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada pipa dapat dipakai mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut atau mesin-mesin perkakas lainnya yang relevan.
Sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
c. Las Catat
Las catat (tack weld) diperlukan untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan, dengan demikian las catat harus cukup kuat menahan perubahan bentuk dan ukuran bila sisi lain dari bahan tersebut sedang dilas.
Jumlah las catat pada pengelasan pipa ∅ 6” s.d. 8” dianjurkan empat buah (ada yang merekomendasikan tiga buah)
Urutan pembuatan las catat adalah : 1. Buat las catat pada bagian atas
2. Diputar 180o dan set kembali kerataan root gap , kemudian di las catat dengan kuat.
3. Putar 90o dan dilas catat dengan kuat 4. Putar 180o dan dilas catat dengan kuat
Gambar 5 : Urutan Las Catat pada Pipa
Panjang las catat secara umum adalah sekitar 20 mm dan semuanya dibuat di bagian atas ( kalau pipa dalam keadaan bebas ), ujung las catat hendaknya ada key hole.
HO 5
Selanjutnya permukaan las catat digerinda sehingga tidak ada sisa terak atau kotoran lain yang menempel pada las catat tersebut.3 1
4
Kedua ujung las catat digerinda sehingga menjadi tipis, ini dimaksudkan untuk memudahkan penyambungan jalur penembusan dan menghasilkan penembusan yang baik.
Gambar 6 : Penggerindaan pada Las Catat
Pada pengerjaan di lapangan, terutama pada pembuatan tangki yang besar, maka untuk membuat las catat dan root, diperlukan persiapan yang lebih rumit, di mana dibutuhkan alat-alat bantu ( klem ) agar peletakan dan gap benar-benar rata dan sama.
Berikut adalah salah satu contoh penerapan penggunaan klem untuk memposisikan pelat-pelat tangki yang akan dibuat, termasuk untuk mengatur root gap.
Gambar 7 : Penggunaan Klem pada Persiapan Las Catat 2 digrinda 1 pelat atas pasak sambungan penahan pasak baja profil U pelat slot pasak pelat bawah
HO 6
2. PROSEDUR PENGELASAN PIPA POSISI 1F, 1G, 2F DAN 2G
a. Prosedur Umum ( review )
Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan adalah meliputi hal-hal berikut ini :
Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang elektroda. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan. Pakai pakaian kerja yang aman.
Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja.
Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar. Konsentasi dengan pekerjaan.
Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol.
Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya. Matikan mesin las bila tidak digunakan.
Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.
b. Posisi Pengelasan pada Pipa ( 1F, 1G, 2F dan 2G )
1 Pengelasan Pipa Posisi 1F dan 1GPengelasan posisi 1F ( sumbu pipa miring 45° ) dan posisi 1G ( sumbu pipa mendatar ) adalah pengelasan seperti di bawah tangan ( flat ) dan pada pengelasannya pipa dapat diputar.
Gambar 8 : Posisi 1F
HO 7
± 45°Gambar 9 : Posisi 1G
2. Pengelasan Pipa Posisi 2F dan 2G
Pengelasan pipa posisi 2F dan 2G ( posisi sumbu pipa tegak/ vertikal) merupakan pengelasan jalur mendatar ( horizontal ), di mana pipa dapat diputar atau operator las mengikuti kelengkunag pipa ( berputar ).
Gambar 10 : Posisi 2F ( Pipa- Flens )
Gambar 11 : Posisi 2F
HO 8
Dapat diputar
Gambar 12 : Posisi 2G
c. Metode-metode Pengelasan
1. Penempatan Bahan Las dan Posisi Elektroda
Penempatan bahan pada pengelasan pipa adalah tergantung pada bentuk konstruksi sambungan dengan mengacu pada ketentuan posisi pengelasan. Sedang posisi elektroda pada tiap-tiap posisi pengelasan akan berubah sesuai dengan kelengkungan pipa yang dilas, namun sudut elektroda terhadap garis singgung pipa adalah sama.
Berikut adalah posisi elektroda untuk pengelasan posisi 1F, 1G, 2F dan 2G :
Gambar 13 : Penempatan/ peletakan Bahan Posisi 1F dan Posisi Elektroda
90° 45° , ± 5° elektroda arah putaran pipa 70° - 85°
HO 9
Gambar 14 : Penempatan/ peletakan Bahan Posisi 1G dan Posisi Elektroda
Gambar 15 : Penempatan/ peletakan Bahan Posisi 2F dan Posisi Elektroda
Gambar 16 : Penempatan/ peletakan Bahan Posisi 2G dan Posisi Elektroda
HO 10
arah putaran pipa 90° elektroda 70° - 85° 45° 60 - 70° 30° - 40° 5 - 15° 5 - 15° 0 - 10°2. Arah dan Gerakan Elektroda serta Urutan Pengelasan
Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual pada pipa posisi di bawah tangan dan horizontal ( 1F, 1G, 2F dan 2G ) pada prinsipnya tidak berbeda dengan arah pengelasan pada pelat. Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.
• Pengelasan sambungan sudut ( pipa diameter berbeda atau pipa-flens ) posisi
sudut 45° dapat diputar ( 1F ) pada jalur pertama diterapkan gerakan tanpa diayun
atau jika dikehendaki jalur yang lebih lebar, maka dapat juga diterapkan gerakan/ ayunan bentuk ½ C, sedang pada jalur-jalur berikutnya sangat tergantung pada bentuk jalur pertama dan ketebalan bahan yang dilas, namun secara umum jalur berikutnya diterapkan gerapan tanpa diayun dan jalur bertumpuk.
Gambar 17 : Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Pengelasan
• Pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi sumbu horizontal dapat diputar
(1G) dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan pengelasan posisi 1F,
namun dapat juga dilakukan dengan cara diayun ( zig-zag atau ½ C ) dengan catatan lebar ayunan tidak lebih dari 16 mm ( khusus pengisian/ filler ), sedang untuk root tergantung jenis elektroda yang dipakai.
Gambar 18 : Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Las pada Posisi 1G
HO 11
arah gerakan elektroda2
1
3
arah gerakan elektrodaMetode 2
Metode 1
2
3
4
5
6
1 (root)
3
1 (root)
2
• Pengelasan sambungan sudut ( pipa diameter berbeda atau pipa-flens ) posisi
sumbu vertikal ( 2F ) pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau
hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).
Gambar 19 : Arah Gerakan Elektroda dan Urutan Las pada Posisi 2F
• Pada pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi sumbu vertikal ( 2G ) pada tiap jalur diterapkan gerakan elektroda tanpa diayun atau hanya ditarik saja sepanjang jalur las, tapi jika dikehendaki jalur yang lebih lebar dapat juga diterapkan ayunan zig-zag miring ( whip action ).
Gambar 20 : Arah dan Gerakan Elektroda dan Urutan Las pada Posisi 2G
1 2
3
1 = root
2
3
4
5
6
Tugas
Tugas 1
Sambungan Pipa-Flens Menggunakan Elektroda Rutile – 1F
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengelas sambungan sudut pada pipa-flens posisi 1F menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi kriteria :
∗kaki las 8 mm seimbang ∗sambungan jalur rata
∗undercut maksimum 0,5 x 10 % dari panjang pengelasan ∗tidak ada overlap
∗terak terperangkap maksimum 2 mm2.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
• Seperangkat mesin las busur manual (SMAW)
• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja las busur manual • Satu set alat bantu las busur manual.
2. Bahan
• Pipa baja karbon ∅ 6 inchi ( 150 mm ) tebal 8mm x 80mm • Pelat baja karbon ukuran 200 x 200 x 8 mm
• Elektroda AWS-E 6013 ∅ 3,2mm.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11). 2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir. 3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak. 5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
Peletakan Bahan Urutan Pengelasan
45° , ± 5°
2
1
3
200 ∅ 150 8E. Langkah kerja.
1. Siapkan peralatan las busur manual dan alat-alat bantu.
2. Siapkan bahan las ( pipa ) ukuran ∅ 6 inchi tebal 8mm x 80mm dan pelat ukuran 200 x 200 x 8 mm.
3. Bersihkan sisi-sisi tajam dengan menggunakan grinda atau kikir.
4. Tempatkan benda kerja pada posisi 45° dengan diberi penopang yang memungkinkan benda kerja dapat diputar.
5. Atur amper pengelasan sesuai dengan diameter elektroda ( 90 – 120 Amp ) atau lihat tabel amper las pada bungkus elektroda.
6. Lakukan las catat pada tiga atau empat tempat dan periksa kerapan anatara pipa dan pelat.
7. Lakukan pengelasan jalur pertama tanpa diayun dengan menggunakan elektroda AWS E 6013 ( rutile ) ∅ 3,2mm dengan sudut elektroda 90° dan 70° - 85° terhadap jalur las. Usahakan posisi pengelasan selalu di bawah tangan yakni dengan memutar benda kerja.
8. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya 9. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las jika diperlukan.
10. Lakukan pengelasan pada jalur kedua dengan sudut 60° - 70° ( sesuai petunjuk pembimbing ).
11. Lanjutkan pengelasan jalur ke tiga dengan sudut berlawanan dengan jalur kedua, dan bertanyalah pada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang difahami.
70° - 85° 90° elektroda Jalur 1 60° - 70° elektroda Jalur 2
12. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
13. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa. 14. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
60° - 70°
elektroda
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……….. pukul ……… Selesai tanggal ……….. pukul ……….
NO ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA CEKLIS KET. Benar Salah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Keselamatan dan kesehatan kerja Peralatan kerja Peletakan bahan Pemilihan elektroda Posisi elektroda Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja - Memakai sepatu kerja - Alat las diset sesuai
SOP
- Menggunakan alat bantu yang sesuai 1F - pipa AWS E 6013 ∅3,2mm 70° - 85° Didinginkan dan dibersihkan Semua peralatan dirapikan
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……….. pukul ……… Selesai tanggal ……….. pukul ……….
NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA CHECK LIST Rekomendasi Benar Salah 1. Kaki las 8 mm, + 2, - 0mm.
2. Bentuk jalur Rata atau cembung 3. Sambungan jalur las Rata, ± 0,5 mm
4. Undercut Maks. 0,5 x 10%
panjang pengelasan 5. Overlap Tidak ada bagian yang
overlap
6. Keropos Maksimum 4mm2
7. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas terak
……….., … …… ..200… Penilai,
Tugas 2
Sambungan Pipa-Flens Menggunakan
Elektroda Low Hydrogen – 1F
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengelas sambungan sudut pada pipa-flens posisi 1F menggunakan elektroda low hydrogen dengan memenuhi kriteria :
∗kaki las 8 mm seimbang ∗sambungan jalur rata
∗undercut maksimum 0,5 x 10 % dari panjang pengelasan ∗tidak ada overlap
∗terak terperangkap maksimum 2 mm2.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
• Seperangkat mesin las busur manual (SMAW)
• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja las busur manual • Satu set alat bantu las busur manual.
2. Bahan
• Pipa baja karbon ∅ 6 inchi ( 150 mm ) tebal 8mm x 80mm • Pelat baja karbon ukuran 200 x 200 X 8 mm
• Elektroda AWS-E 7018 ∅ 3,2mm.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11). 2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir. 3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak. 5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja
Peletakan Bahan Urutan Pengelasan
45° , ± 5°
2
1
3
200 ∅ 150 8E. Langkah kerja.
1. Siapkan peralatan las busur manual dan alat-alat bantu.
2. Siapkan bahan las ( pipa ) ukuran ∅ 6 inchi tebal 8mm x 80mm dan pelat ukuran 200 x 200 x 8 mm.
3. Bersihkan sisi-sisi tajam dengan menggunakan grinda atau kikir.
4. Tempatkan benda kerja pada posisi 45° dengan diberi penopang yang memungkinkan benda kerja dapat diputar.
5. Atur amper pengelasan sesuai dengan diameter elektroda ( 90 – 140 Amp ) atau lihat tabel amper las pada bungkus elektroda.
6. Lakukan las catat pada tiga atau empat tempat dan periksa kerapan anatara pipa dan pelat.
7. Lakukan pengelasan jalur pertama tanpa diayun dengan menggunakan elektroda AWS E 7018 ( low hydrogen ) ∅ 3,2mm dengan sudut elektroda 90° dan 70° - 85° terhadap jalur las.
Usahakan posisi pengelasan selalu di bawah tangan yakni dengan memutar benda kerja.
8. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya 9. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las jika diperlukan.
10. Lakukan pengelasan pada jalur kedua dengan sudut 60° - 70° menggunakan elektroda yang sama ( sesuai petunjuk pembimbing ).
70° - 85° 90° elektroda Jalur 1 60° - 70° elektroda Jalur 2
11. Lanjutkan pengelasan jalur ke tiga menggunakan elektroda yang sama dengan sudut berlawanan dengan jalur kedua, dan bertanyalah pada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang difahami.
12. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
13. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa. 14. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
60° - 70°
elektroda
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……….. pukul ……… Selesai tanggal ……….. pukul ……….
NO ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA CEKLIS KET. Benar Salah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Keselamatan dan kesehatan kerja Peralatan kerja Peletakan bahan Pemilihan elektroda Posisi elektroda Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
- Menggunakan kaca mata pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja - Memakai sepatu kerja