BAB VI PERENCANAAN POLA KOMUNIKASI PEMASARAN
6.1. Perencanaan Pola Komunikasi Pemasaran Terpadu untuk Festival dan
6.1.3. Strategi POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media,
Pemasaran produk pariwisata selalu berkaitan dengan publikasi atau
mengiklankan, sehingga dibutuhkan strategi penguasanaan media, yaitu dengan
cara Paid Media, Owned Media, Social Media, dan Endorser (POSE). Metode
strategi media ini diaplikasikan pada berbagai jenis media untuk pengiklanan,
yaitu media online, media cetak, media ruang, dan media elektronik. Hal ini
didukung oleh masyarakat dunia yang sebagian besar menggunakan media dalam
kesehariannya, terutama penggunaan internet dan sosial media, termasuk di lima
146
Gambar 6.15.: Implementasi Media dengan Konsep POSE Sumber: Kementerian Pariwisata, gambar diolah
6.1.3.1. Strategi Paid Media
Penggunaan media harus disesuaikan dengan platform media yang cocok
untuk iklan pariwisata di negara tujuan. Sehingga sebelum membuat desain iklan
atau bekerjasama dengan media berbayar, Dinas Pariwisata DIY harus memiliki
data mengenai media yang cocok dan database mengenai minat atau keinginan
dari mayoritas wisatawan mancanegara di negara target pasar utama. Data dapat
diperoleh dari BPS secara lengkap, melakukan penelitian atau survei internal, atau
data berbayar yang bisa didapatkan dari kerjasama pemerintah atau agen-agen
industri pariwisata yang khusus memiliki data menegnai wisatawan
masing-masing negara.
Dengan mengetahui karakteristik individu dari masing-masing wisatawan,
maka akan mudah untuk menyesuaikan media berbayar apa yang cocok atau
sesuai untuk wisatawan mencanegara yang akan disasar untuk didatangkan ke
DIY.
Berikut beberapa media yang dapat digunakan oleh Dinas Pariwisata DIY
untuk mengiklankan produk wisata berbentuk festival dan acara budaya dan
147
kesenian (events) berdasarkan platform media pada lima negara target pasar
utama, yaitu:
1. Media Outdoo & Indoorr: Taxi or Bus Shelter Advertising, Billboard,
LCD Screen Advertising, dan Lightbox Advertising, yang tersedia di
negara Belanda, Jepang, Malaysia, Perancis, dan Singapura. Dinas
Pariwisata DIY masih dapat memilih media dalam dan luar ruangan yang
lebih efektif sesuai dengan kondisi lapangan di negara masing-masing.
2. Media Cetak: Majalah maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air,
dan Air Asia, majalah travelounge, dan majalah biro perjalanan terkenal di
negara sasaran. Dapat juga menyediakan brosur dan booklet
sebanyak-banyaknya terutama mengenai jadwal ’Master Events’ yang dimiliki ditambah dengan pesona wisata lainnya, yang disebar di biro perjalanan di
Belanda, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Perancis.
3. Media Elektronik: Stasiun televisi internasional yang ada di Indonesia dan
juga negara target pasar atau TV komersial seperti CNN, MetroTv, MNC,
National Geographic, TV Series serta TV Commercials lain yang terkenal
di masing-masing negara yang menjadi fokus utama pasar pariwisata DIY.
4. Media Online: Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, ditambah dengan
Google untuk wisatawan di Belanda, Perancis, Malaysia, Singapura dan
Jepang. Namun untuk wisatawan Jepang, harus ditambah dengan iklan
menggunakan Line. Dua media yang paling dominan atau harus
diutamakan yaitu Youtube dan Facebook karena retingnya tertinggi pada
148 6.1.3.2. Strategi Owned Media
Dinas Pariwisata DIY sudah tepat dalam strategi memiliki situs sendiri
berupa website yang berisi informasi seputar pariwisata di Yogyakarta. Namun
media berbasis website ini masih harus diperbaiki atau dilengkapi terutama dalam
hal konten yang harus lebih menarik dan informatif. Prioritas utama Dinas
Pariwisata DIY saat ini adalah mendatangkan wisatawan mancanegara
sebanyak-banyaknya, sehingga situs media yang dimiliki juga harus berorientasi kepada
wisatawan mancanegara khususnya penggunaan bahasa internasional atau
minimal Bahasa Inggris jika belum bisa menyediakan beberapa pilihan bahasa.
Penggunaan bahasa Inggris, desain web yang lebih menarik, dan konten yang
lebih terkini akan memberikan informasi kepada calon wisatawan mancanegara.
Beberapa Master Event yang dimiliki harus memiliki tempat atau format
tersendiri dalam situs, serta events kecil yang ikut ditampilkan pada acara yang
besar ini. Situs juga sebaiknya memiliki format konektivitas terhadap komunitas
atau pelaku event, khususnya yang berskala internasional atau Master Events yang
dipilih, sehingga segala informasi terutama promosi dapat terkoneksi antara
pemerintah dan komunitas atau pelaku kegiatan. Sama halnya dengan pelaku
industri pariwisata yang memiliki kerjasama khusus terhadap pemerintah dan
pelaku event, sebaiknya diberi ruang untuk bebas mengirim paket-paket wisata
yang mereka miliki di situs resmi pemerintah.
Aplikasi sosial media di situs Dinas Periwisata DIY sudah terkoneksi
dengan baik meski penggunaannya belum terlalu aktif. Aplikasi mobile di situs ini
belum terkoneksi, maka sebaiknya sistemnya diatur untuk dihubungkan antara
149
aplikasi sosial media yang dimiliki, supaya promosi atau komunikasi pemasaran
yang dilakukan dapat terpadu pada media yang dimiliki.
Media berbentuk situs yang dimiliki ini juga sebaiknya dilengkapi dengan
online dan offline Electronic Maps (eMaps), Electronic Brosures (eBrosures), dan Electronic Books (eBooks) tentang Pariwisata di DIY khususnya berbentuk events
dengan berbasis Bahasa Inggris atau tersedia beberapa pilihan bahasa. Dengan
menyesuaikan berbagai fasilitas yang sesuai dengan calon wisatawan
mancanegara, maka strategi ini dapat lebih efektif untuk menggugah minat
mereka untuk berwisata ke DIY.
6.1.3.3. Strategi Social Media
Media sosial yang umum dan banyak digunakan di dunia, yaitu Youtube,
Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya, meskipun dibeberapa negara
tertentu menggunakan media sosial nasional atau khusus. Berdasarkan platform
media sosial di lima negara target pasar wisatawan DIY, jenis sosial media yang
digunakan rata-rata hampir sama. Jenis media sosial yang sudah digunakan oleh
Dinas Pariwisata DIY selama ini juga ada yang sudah sama dengan platform
media sosial yang banyak digunakan di negara target pasar, meski strategi
penggunaannya belum optimal.
Media sosial milik Dinas Pariwisata DIY harus diisi dengan konten events
yang lebih menarik dan dilengkapi dengan produk wisata lainnya. Penggunaan
media berbasis Youtube yang dimiliki Dinas Pariwisata tidak banyak
menyediakan video mengenai events, bahkan produk wisata lainnya pun hanya
150
Instagram yang masih sangat sedikit mempromosikan mengenai events. Istagram
memiliki koneksi atau akses otomatis dengan Facebook karena berada dibawah
manajemen perusahaan yang sama. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membuat
promosi yang terpadu, yaitu foto-foto yang ditampilkan di Instagram dapat secara
otomatis ditampilkan di media sosial Facebook, mengingat akun Facebook Dinas
Pariwisata DIY tidak efektif dilihat dari jumlah pengunjung dan keaktifan
penggunaan media. Padahal harus diingat bahwa dari lima negara target pasar
wisatawan mancanegara DIY, semuanya lebih didominasi penggunaan media
sosial Facebook, lalu disusul Youtube. Begitu juga untuk menggunaan media
sosial seluruh dunia, Facebook berada pada angka tertinggi seluruh dunia
berdasarkan Active Users of Key Global Social Platforms.
Penggunaan media sosial tidak membutuhkan biaya yang terlalu tinggi,
namun dampaknya bisa sangat besar jika dikelola dengan baik karena dapat
menghubungkan seluruh pengguna yang lain di berbagai belahan dunia. Maka
akan sangat efektif jika Dinas Pariwisata membentuk tim atau memilih staf yang
khusus menangani media terutama media sosial. Staf yang dipilih tentu harus
menguasai tentang teknologi informasi untuk dapat mengoptimalkan internet
marketing secara lebih aktif, kreatif, dan menarik.
Penggunaan media sosial akan lebih lengkap jika Dinas Pariwisata DIY
menggandeng tiga unsur lainnya, yaitu pihak komunitas atau pelaku events,
pelaku industri pariwisata, dan masyarakat umum termasuk lembaga pendidikan
untuk ikut serta dalam mempromosikan Master Events yang dimiliki DIY. Selain
dikenal sebagai kota budaya dan kota wisata, DIY juga terkenal dengan kota
151
berbagai daerah. Dengan melibatkan masyarakat umum, khususnya dunia
pendidikan dan generasi muda atau mahasiswa, maka diharapkan merekalah yang
ikut membantu kengkomunikasikan produk wisata unggulan DIY. Namun Dinas
Pariwisata DIY harus membuat pola atau sistem kerjasama yang baik agar baik
pemerintah, swasta (industri pariwisata dan komunitas atau pelaku events),
maupun masyarakat umum memiliki visi dan tujuan yang sama, terutama konten
atau pesan yang akan dikomunikasikan secara massal harus terpadu.
6.1.3.4. Strategi Endorser
Strategi endorser ini belum dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY, terutama
untuk wisatawan mancanegara. Dalam memilih endorser yang akan diajak
kerjasama, Dinas Pariwisata DIY juga harus memperhatikan peringkat atau
kategori kelas dari masing-masing calon endorser di negara target pasar. Para
endorsers yang dipilih untuk kerjasama mempromosikan produk wisata di DIY
berbentuk events dan juga dapat ditambah dengan menampilkan Daya Tarik
Wisata (DTW) lainnya yang dimiliki oleh DIY. Bentuk kerjasama tersebut tentu
membutuhkan biaya, sehingga Dinas Pariwisata harus mengalokasikan sejumlah
biaya untuk endorsers.
Berikut peringkat atau kategori kelas endorsers di masing-masing negara
target pasar yang sebaiknya dipilih oleh Dinas Pariwisata DIY pada 5 negara
target pasar utama, yaitu:
1. Endorser Target Pasar Belanda
Endorser yang paling efektif untuk diajak kerjasama di target pasar negara Belanda, adalah Martin Garrix. Youtuber ini berada pada peringkat ranking pertama dan termasuk kategori kelas A atau terbaik.
152
Gambar 6.16.: Endorser Populer Negara Belanda (Martin Garrix)
Sumber: Top Youtuber Channels
2. Endorser Target Pasar Jepang
Endorser yang paling efektif untuk diajak kerjasama di target pasar
negara Jepang ada tiga yang dapat dipilih salah satunya, yaitu HikakinTV,
Hajime atau Avex. Ketiga Youtuber ini dinilai cocok untuk produk
wisaata events dan semuanya masuk dalam kategori kelas A. Adapun
Youtuber lainnya tidak dipilih karena kontennya tidak sesuai dengan
153
Gambar 6.17.: Endorser Populer Negara Jepang Sumber: Top Youtuber Channels
3. Endorser Target Pasar Malaysia
Endorser yang paling efektif untuk diajak kerjasama di target pasar
negara Malaysia, adalah Astro Gempak. Kategori Youtuber ini masih
kelas B+ namun dinilai yang paling cocok untuk kerjasama promosi wisata
events. Youtuber yang masuk kelas A adalah kategori film cartoon Upin
154 Gambar 6.18.: Endorser Populer Negara Malaysia
Sumber: Top Youtuber Channels
4. Endorser Target Pasar Perancis
Endorser yang paling efektif untuk diajak kerjasama di target pasar
negara Perancis adalah Cyprien dan Norman Fait Des Vidéos. Keduanya
masuk dalam kategori kelas A, memiliki langganan dan penonton
155
Gambar 6.19. : Endorser Populer Negara Perancis Sumber: Top Youtuber Channels
5. Endorser Target Pasar Singapura
Endorser yang paling efektif untuk diajak kerjasama di target pasar
negara Singapura, yaitu dipilih salah satu dari JianHao Tan atau
156
Gambar 6.20.: Endorser Populer Negara Singapura Sumber: Top Youtuber Channels