TINJAUAN PUSTAKA
F. STRATEGI PRODUK
Unsur utama proses manajemen pemasaran adalah strategi dan rencana pemasaran yang mendalam dan kreatif yang dapat memandu kegiatan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran yang benar sepanjang waktu memerlukan bauran. Salah satu bauran tersebut adalah bauran produk. Bauran produk adalah kombinasi berbagai produk yang ditawarkan organisasi jasa kepada para pelanggan (Tjiptono, 2007:114).
Bauran produk bervariasi dalam hal kedalamnya (depth) dan keluasanya (width). Produk depth mengacu pada jumlah variasi / jenis produk yang ada dalam sebuah lini produk, sedangkan product width berkaitan dengan jumlah lini produk yang ditawarkan organisasi jasa tertentu (Tijiptono, 2007:114).
commit to user G. PRODUK MIX DAN PRODUK LINE
Menurut Dharmmesta (1996:117) Produk mix adalah seluruh barang yang ditawarkan untuk dijual oleh sebuah perusahaan, sedangkan produk line adalah sekelompok barang yang pada pokoknya cenderung mempunyai tujuan penggunaan yang sama dan memiliki karakteristik secara fisik yang hampir sama. Satu jenis barang yang terdapat dalam produk line tersebut dinamakan produk item.
Maka produk item merupakan jenis yang paling sempit dan produk mix adalah jenis yang paling luas.
Beberapa strategi produk line menurut Dharmmesta (1996:118):
1. Perluasan produk mix
Perusahaan dapat mengadakan perluasan produk mix yang ada dengan menambah jumlah produk line atau menambah jumlah item dengan produk line lainnya.
2. Penyempitan produk mix
Perusahaan mengadakan pengurangan jumlah produk line atau mengurangi jumlah item dalam produk line. Beberapa masalah yang berkaitan dengan pengurangan produk line antara lain kurangnya bahan baku, pengurangan energi, turunya angka kelahiran.
commit to user 3. Perubahan produk yang ada
Satu alternatif lain untuk mengembangkan produk adalah dengan mengadakan perubahan pada barang yang ada.
Perbaikan barang yang ada dapat memberikan keuntungan lebih besar dan mengurangi resiko daripada mengembangkan satu jenis barang baru. Perubahan ini dapat berupa :
a. Perubahan desain (mendesain kembali)
Perubahan desain ini menyebabkan barang tersebut menjadi lebih menarik, lebih mudah penggunaanya dan biaya produksi menjadi lebih rendah.
b. Perubahan bungkus
Perubahan bungkus ini terutama banyak dilakukan terhadap barang konsumsi.
c. Penggunaan bahan baru
Dengan bahan baru ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksinya.
4. Pengembangan penggunaan baru dari produk yang ada
Perusahaan yang menempuh strategi dengan mencari pemakaian cara baru dari barang yang ada, bertujuan meningkatkan volume penjualan dan laba, juga memperpanjang siklus kehidupan barang itu sendiri.
commit to user H. JASA
1. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:11) jasa adalah segala aktivitas, tindakan, perbuatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh suatu kelompok kepada yang lainnya, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun. Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah konsumen. (Lupiyoadi 2009 : 6)
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa sebagai seluruh aktivitas ekonomi yang berupa kegiatan fisik, yang tidak berwujud berupa pelayanan yang diberikan atau dibutuhkan oleh konsumen.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka jasa pada sasaranya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan.
c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
commit to user 2. Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut Tjiptono (2007 :18) memiliki empat karakteristik utama yang umumnya mempengaruhi rencana program pemasaran jasa. Keempat karakteristik jasa tersebut adalah :
a. Tidak berwujud (Intangible)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Jasa biasanya mengandung unsur experience quality yaitu karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya kualitas, efisiensi, dan kesopanan. Selain itu jasa juga mengandung unsur credence quality yaitu aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan.
b. Tidak dapat dipisahkan (Inseparibility)
Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.
c. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa merupakan sesuatu yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Atau dengan kata lain apabila jasa tidak digunakan, maka akan lenyap begitu saja.
commit to user d. Keragaman (Variability)
Jasa banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
3. Klasifikasi Jasa
Klasifikasi jasa menurut Tjiptono (2007:26) adalah :
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir, seperti salon kecantikan dan jasa kepada konsumen organisasional, seperti konsultan manajemen.
a. Tingkat Keberwujudan (tangibility)
Berdasarkan tingkat keberwujudannya, jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Rented Goods Service
Konsumen menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Contoh penyewaan mobil.
2) Owned Goods Service
Jenis jasa dimana produk–produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan, ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara/dirawat oleh perusahaan jasa. Jenis jasa ini mencakup perubahan bentuk pada produk yang dimiliki konsumen. Contoh reparasi motor.
commit to user 3) Non-Goods Service
Jenis jasa ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (tidak berwujud produk fisik) yang ditawarkan kepada pelanggan. Contoh pemandu wisata.
b. Ketrampilan Penyedia Jasa
Berdasarkan tingkat ketrampilan penyedia jasa, jasa terdiri atas professional service, seperti dokter dan nonprofessional service, seperti supir taksi.
c. Tujuan Organisasi Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi jasa, jasa dapat dibagi menjadi profit service atau commercial service, seperti bank dan nonprofit service, seperti yayasan sosial.
d. Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated service, seperti pialang, akuntan umum, perbankan dan nonregulated service, seperti makelar, catering.
e. Tingkat Intensitas Karyawan
Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
commit to user
equipment-based service, seperti ATM dan people-based service, seperti pelatih sepak bola.
f. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak penyedia jasa pelanggan, jasa secara umum dapat dibagi menjadi high-contact service, seperti universitas dan low-contact service, seperti bioskop.
I. PROMOSI 1. Pengertian
Menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:226) promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain daripada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.
Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apapun yang diambil (Lamb, Hair dan McDaniel, 2001:226). Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan, promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
commit to user
mengkonsumsi. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
2. Tujuan Promosi
Adapun tujuan promosi adalah :
a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
d. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
J. PROGRAM-PROGRAM YANG DITERAPKAN PADA PT. PLN