• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Revaluasi Aset Tetap

Dalam dokumen T1 232007054 Full text (Halaman 29-45)

Didalam pelaksanaan penilaian terhadap aset, International Public Sector

Accounting Standar Board (IPSASB) telah membuat pedoman untuk menjawab

masalah yang dihadapi oleh sektor publik secara international seperti pada

Transition to the Accrual Basis of Accounting: Guidance for Public Sector

Entities dimana dijelaskan beberapa langkah dalam melakukan penilaian aset,

yaitu:

• Membuat atau mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode

• Memutuskan kapan aset didalam klasifikasi tersebut harus dinilai ulang,

• Menyiapkan instruksi untuk penilai seperti:

Berkaitan dengan instruksi yang diberikan kepada pihak penilai yaitu seperti:

a. Meminta untuk menentukan kelengkapan dari daftar aset yang

diberikan;

b. Meminta penilai untuk menyajikan nilai dan umur penggunaan dari

setiap aset.

c. Menggunakan batas kapitalisasi yang relatif cukup rendah untuk

penilaian dan menerapkan batas ini dengan nilai-nilai bruto. Batas yang digunakan dalam daftar aset mungkin bisa lebih tinggi, namun data data ini cukup untuk membuat keputusan penilai.

d. Menjelaskan tentang kapan penilaian yang dilakukan itu menyertakan

atau tidak menyertakan pajak yang relevan.

e. Menyatakan manakah pedomanan penilaian professional yang berlaku

atau dapat digunakan.

• Mengumpulkan informasi yang diminta oleh penilai,

• Memilih penilai, dan

• Melakukan tinjauan manajemen penilai.

Di beberapa negara yang telah menerapkan revaluasi aset tetap memiliki panduan yang digunakan untuk pelaksanaan revaluasi. Seperti pada Kanada oleh Public Sector Accounting Board (PSAB) Canada tahun 2007 (www.psab-ccsp.ca)

menambahkan beberapa tahapan yang dikembangkan/ditambahkan dari IPSASB dalam melakukan penilaian terhadap kondisi aset, yaitu:

• Identifikasi dan kuantifikasi semua infrastruktur

• Mengumpulkan informasi terkait dengan umur, lokasi fisik, material dari

infrastruktur

• Menetapkan kondisi infrastruktur saat itu

• Menetapkan pembaruan dan penggantian, berdasarkan life-cycle cost.

• Mengembangkan sistem untuk menyusun informasi

Selain Kanada, ada juga negara Australia yang telah mengatur pelaksanaan

revaluasi. Peraturan yang digunakan antara lain Accounting Standard 1041 tahun

2001 dan juga Guidance Note:Fair Value Asset Valuation Methodologies for

Victorian Local Government. Pemerintah Victoria khususnya dalam Guidance

Note (2004) menjelaskan bahwa sebelum melakukan penerapan penggunaan fair

value, diadakan diskusi untuk menentukan klasifikasi aset yang akan tetap

menggunakan biaya historis dan yang menggunakan nilai wajar. Hal ini dilakukan

berdasarkan ketentuan yang telah disusun sebelumnya oleh Australian Accounting

Standard Board (AASB). Dalam aturan ini pemerintah Victoria membuat

pembedaan atau klasifikasi aset dengan panduannya masing-masing. Klasifikasi ini antara lain: Penilaian Tanah, Penilaian Bangunan, penilaian Bangunan Umum, penilaian Bangunan Khusus, penilaian tanah,dll.

Didalam AASB 1041 diatur tentang Revaluasi non-current Asset

dijelaskan bahwa terdapat batasan-batasan dalam pelaksanaan revaluasi.

Persediaan, Aset Moneter, goodwill, Investasi dalam persekutuan dan bunga dari

entitas joint venture yang menggunakan akuntansi metode ekuitas.

Selain aturan yang ada tadi, ada juga Asset Revaluation Policy yang

dikeluarkan oleh pemerintah Australia. Kebijakan Revaluasi ini disusun untuk menyediakan suatu kerangka dari pelaksanaan revaluasi. Kerangka kerja ini digunakan untuk meyakinkan bahwa revaluasi yang dilaksanakan keteraturan yang cukup sehingga dapat meyakinkan nilai tercatat aset itu tidak berbeda secara material dari nilai wajar yang digunakan pada tanggal Laporan keuangan.

Peraturan yang dibuat ini menjadi penting dalam penerapan revaluasi untuk organisasi sektor publik karena dengan jelas dapat melihat batasan-batasan dan juga hal-hal yang harus dilakukan. Selain itu, peraturan ini dapat membantu staf internal organisasi sektor publik untuk tetap bekerja pada koridor yang benar jika revaluasi aset tetap dilakukan oleh staf internal. Tahapan penyusunan peraturan merupakan salah satu langkah yang memang disarankan oleh IASB seperti yang dijelaskan sebelumnya karena kebijakan tentang penilaian ini menjadi hal yang sangat penting.

Di Indonesia, penilaian aset tetap sebenarnya bukan merupakan hal yang baru karena pada saat penyusunan neraca awal pemerintah, sudah disusun beberapa langkah untuk menentukan nilai awal aset yang dimiliki. Langkah ini kemudian disusun dalam buletin teknis Standar Akuntansi Pemerintah (Bultek SAP) nomor 1 tentang penyusunan neraca awal bab VI. Di dalam Bultek tersebut aset pemerintah kemudian diklasifikasi kedalam beberapa jenis, yaitu: tanah;

gedung dan bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; Aset tetap lainnya; Konstruksi dalam pengerjaan.

Penilaian untuk tanah ditentukan sesuai dengan nilai wajar yang merupakan harga perolehan tanah tersebut setelah dibeli setahun atau kurang dari tanggal neraca. Namun, jika tanah diperoleh lebih dari tanggal neraca awal, maka ditentukan dengan menggunakan rata-rata harga jual antar pihak independen disekitar tanggal neraca untuk jenis tanah yang sama diwilayah yang sama. Apabila nilai diatas tidak tersedia, maka transaksi antar pihak independen dapat mewakili harga pasar. Jika nilai pasar ini tidak ada maka, dapat digunakan nilai jual objek pajak (NJOP) terakhir dan jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan nilai dari pihak appraisal sebagai nilai tanah saat itu. Semua dasar penilaian yang digunakan harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Klasifikasi aset yang berikut adalah gedung dan bangunan. Dalam melakukan penilaian ditentukan berdasarkan nilai wajar. Jika nilai wajar ini tidak tersedia maka akan ditentukan dengan menggunakan NJOP terakhir dan pada pelaksanaannya terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP, maka dapat digunakan nilai dari tim appraisal sebagai dasar. Teknik penilaian yang sama juga diterapkan pada peralatan dan mesin.

Dalam penilaian terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan, dilakukan dengan menggunakan pihak appraisal untuk menentukan nilai wajar

dengan menggunakan standar atau perhitungan teknis dari instansi yang berwenang yang diterbitkan setahun atau kurang dari tanggal neraca.

Ada juga aset tetap lainnya yang dapat berupa koleksi perpustakaan/buku dan barang bercorak seni/budaya/olahraga. Dalam penyusunan neraca awal, aset tetap lainnya dinilai berdasarkan nilai wajar jika aset tersebut dibeli pada tanggal neraca.

Klasifikasi aset yang terakhir yaitu konstruksi dalam pengerjaan (KDP) yang mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun. Untuk keperluan penyusunan neraca awal, dokumen sumber untuk mencatat nilai KDP ini adalah akumulasi seluruh nilai Surat Perintah Membayar yang telah dikeluarkan untuk aset tetap yang bersangkutan sampai dengan tanggal neraca.

Dari klasifikasi aset tetap yang disusun oleh komite standar akuntansi pemerintah (KSAP) dilihat bahwa dalam melakukan penilaian pada umumnya strategi yang digunakan yaitu dengan memaksimalkan terlebih dulu staf internal yang dimiliki yang kemudian jika pilihan ini tidak memungkinkan baru menggunakan pihak eksternal. Ada juga aset tetap tertentu seperti Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dalam penilaian langsung menggunakan appraisial namun tetap dengan berdasarkan panduan teknis yang telah disusun oleh pemerintah.

BLU yang dalam penerapan revaluasi aset tetap yang relevan terkait dengan aspek manajemen maka terdapat beberapa tahapan yang dapat dikembangkan terkait berdasarkan pada strategi-strategi yang telah dikaji diatas. Langkah-langkah yang mingkin diterapkan oleh BLU antara lain:

7. Melakukan klasifikasi aset,

8. Membuat dan/atau mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode

penilaian untuk setiap klasifikasi aset,

9. Mengumpulkan informasi terkait dengan umur, lokasi fisik, material dari

infrastruktur,

10.Menetapkan kondisi infrastruktur saat itu,

11.Melakukan penilaian;

Terkait dengan tahapan ini, BLU dapat menggunakan tahapan:

a. Menggunakan NJOP terakhir sebagai nilai sekarang dari aset tetap

b. Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat

digunakan dengan nilai dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten (appraisal).

12.Melakukan tinjauan manajemen terkait dengan penilaian yang dilakukan.

Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, manajemen tetap memiliki tanggung jawab terkait akurasi dari penilaian, bahkan ketika dinilai oleh pihak penilai eksternal. Sebelum dimasukan dalam daftar aset, manajemen perlu untuk meninjau ulang kelengkapan dan kewajaran aset itu.

Keuangan Sektor Publik

keputusan ekonomi oleh (SAK nomor 1 tahun 2010):

1. Investor: Memungkinkan untuk

menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.

2. Karyawan: menilai kemampuan

perusahaan untuk memberikan balas jasa.

3. Pemberi Pinjiaman:

Memungkinkan untuk

memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

4. Pelanggan: Berkaitan dengan

informasi kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat perjanjian jangka panjang.

5. Pemerintah: Informasi

keuangan dibutuhkan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan, dan sebagi dasar penyusunan

nya dalam hal ini DPR sebagai perwakilan masyarakat dan instansi induk dari BLU tekait dengan:

a. Manajemen: Membantu

pengguna mengevaluasi kegiatan BLUdalam periode berjalan terkait dengan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLU.

b. Akuntabilitas:

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU

c. Transparansi: Memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat.

mempunyai tujuan yang berbeda dengan yang dimiliki oleh sektor privat karena dari sisi stakeholder yang dimiliki sektor publik memiliki tanggung jawab kepada masyarakat untuk melaporakan manajemen terkait penilaian kemampuan mengelola SDA yang dimiliki

dengan efektif dan efisien serta dapat melakukan pertanggungjawaban kepada pihak stakeholder terkait dengan akuntabilitas dan

memberikan informasi yang terbuka dan jujur.

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2. Relevansi

Revaluasi Aset Tetap

a. Peningkatan Pada holding gain

aset yang dimiliki perusahaan

b. Peningkatan terhadap

penghematan dana.

c. Membantu dalam melakukan

pinjaman dana kepada kreditor.

Terdapat Peningkatan pada aspek manajemen. Dalam hal ini manajemen aset tetap.

Dari Relevansi revaluasi aset tetap yang dimiliki BLU, lebih mengarah pada peningkatan manajemen hal ini yang difokuskan untuk

meningkatkan pengelolaan aset yang dimiliki dengan lebih efektif dan efisien.

3. Kendala

Revaluasi Aset Tetap

Kendala yang dihadapi oleh sektor privat yaitu:

1. Besarnya biaya yang

dihadapi dalam melakukan revaluasi.

Kendala yang dihadapi bagi sektor publik:

1. Besarnya Biaya dalam

melakukan revaluasi.

2. Rendahnya kompetensi Sumber

Daya Manusia yang dimiliki.

Kendala yang dihadapi dalam penerapan sektor publik maupun sektor privat dapat dikatakan sama yaitu masalah besarnya biaya. Namun, bagi sektor publik ditembah satu masalah lagi yaitu kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki karena pada umumnya sumber daya sektor publik yang dimiliki tidak difokuskan untuk pelaksanaan revaluasi aset tetap.

4. Strategi

Revaluasi Aset tetap

-IPSASB – Transition to Accrual Basis

of Accounting. Strategi yang diterapkan yaitu:

Strategi yang diterapkan oleh BLU dapat mengadaptasi dari langkah-langkah yang diterapkan

d. Mengumpulkan informasi yang diminta penilai

e. Memilih penilai

f. Melakukan tinjauan manajemen

terhadap penilaian.

-Canada-Public Sector Accounting

Board: dari yang disusun oleh IPSASB Canada menambahkan beberapa langkah yaitu:

1. Identifikasi dan kuantifikasi semua

infrastuktur;

2. Mengumpulkan Informasi terkait

dengan umur, lokasi fisik, material dari infrastruktur;

3. Menetapkan kondisi infrastruktur

saat itu;

4. Menetapkan pembaruan dan

penggantian, berdasarkan life-cycle

cost;

5. Mengembangkan sistem untuk

menyusun informasi.

-Australia-Guidance note: Fair value

asset valuation methodologies for

2. Membuat dan/atau

mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode penilaian untuk setiap klasifikasi aset,

3. Mengumpulkan informasi terkait

dengan umur, lokasi fisik, material dari infrastruktur,

4. Menetapkan kondisi infrastruktur

saat itu,

5. Melakukan penilaian;

Terkait dengan tahapan ini, BLU dapat menggunakan tahapan:

a. Menggunakan NJOP terakhir

sebagai nilai sekarang dari aset tetap

b. Jika terdapat alasan untuk

tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan dengan nilai dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten (appraisal).

menggunakan biaya historis dan menggunakan nilai wajar.

-AASB 1041: Terdapat batasan-batasan

dalam melakukan revaluasi aset tetap yaitu tidak diperkenankan untuk aset financial, persediaan, aset moneter, goodwill, investasi dalam persekutuan

dan bunga dari entitas joint venture

yang menggunakan akuntansi metode ekuitas.

-BulTek SAP nomor 1 (2010):

a. Penilaian atas tanah:

1. Ditentukan sesuai dengan nilai

wajar diperoleh dari harga pembelian setahun atau kurang dari tanggal neraca;

2. Jika diperoleh lebih dari tanggal

neraca maka gunakan rata-rata harga jual dari pihak independen disekitar tanggal neraca;

3. Apabila tidak tersedia maka

gunakan transaksi antar pihak independen;

terkait akurasi dari penilaian, bahkan ketika dinilai oleh pihak penilai eksternal. Sebelum dimasukan dalam daftar aset, manajemen perlu untuk meninjau ulang kelengkapan dan kewajaran aset itu.

40

b. Penilaian Atas Gedung dan

Bangunan:

1. Penilaian ditentukan

berdasarkan nilai wajar;

2. Jika tidak ada, gunakan NJOP

terakhir sebagai dasar; dan

3. Jika ada alasan untuk tidak

gunakan NJOP, maka gunakan pihak appraisal untuk menilai.

c. Jalan, irigasi, dan jaringan yang

dibangun pemerintah dan dikuasai pemerintah ditentukan nilai wajarnya dengan menggunakan pihak appraisial untuk melakukan penilaian.

Aset Tetap Lainnya; Dalam penyusunan neraca awal, dinilai berdasarkan nilai wajar jika aset tersebut dibeli pada tanggal neraca.

melakukan revaluasi aset tetap dan kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi untuk melakukan penilaian aset. Masalah biaya kemudian berdasarkan Studi yang dilakukan oleh IPSASB dapat diatasi dengan menggunakan staff internal yang kompeten untuk melakukan revaluasi. Terkait dengan staf internal ini maka timbul masalah yang kedua yaitu rendahnya kompetensi sumber daya manusia sehingga untuk pelaksanaannya staf internal perlu untuk diberikan pelatihan terkait dengan teknik-teknik penilaian aset tetap agar dapat memberikan penilaian aset baik dan tidak berbeda dengan yang dihasilkan oleh perusahaan appraisal.

Dalam penerapaan revaluasi aset tetap pemerintah pada BLU, terdapat tingkat relevansi yang kecil karena melakukan revaluasi aset tetap hanya akan memberikan dampak pada peningkatan aspek manajemen aset tetap. Dengan mengetahui nilai wajar aset tetap maka fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian aset dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga dapat mendukung pengguna untuk memberikan evaluasi yang baik terkait fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian dari aset tetap. Aspek lain dari tujaun Laporan Keuangan BLU yakni akuntabilitas dan transparansi tidak akan berdampak jika revaluasi aset tetap dilakukan.

Terkait dengan penerapan aspek manajemen ini, maka ada terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan yang diambil, yaitu klasifikasi aset,

membuat dan/atau mengembangkan kebijakan penilaian, mengumpulkan informasi terkait infrastruktur , menetapkan kondisi infrastruktur, melakukan penilaian, dan yang terakhir adalah melakukan tinjauan manajemen terkait dengan penilaian yang dilakukan. Dengan dampak terhadap aspek manajemen maka dalam penerapannya, manajemen memiliki kewenangan untuk melakukan pengelolaan manajemen terhadap aset ini. Sehingga strategi revaluasi aset tetap ini dapat dilimpahkan untuk manajemen melakukannya karena disatu sisi BLU juga diberi kebebasan untuk melakukan pengelolaan terhadap aset yang dimiliki.

Berdasarkan kajian revaluasi aset tetap dimana terkait pelaporan keuangannya memiliki tingkat relevansi yang rendah sehingga dari kajian penelitanan ini, maka BLU harus mempertimbangkan lagi untuk menggunakan SAP sebagai standar karena saat ini PSAP juga telah berbasis akrual. dimana dapat membantu BLU untuk terus melakukan pelayanan publik dengan tetap mengedepankan prinsip produktivitas dan efisiensi. Disamping itu, dalam pelaporan keuangan, BLU dituntut membuat dua laporan keuangan dengan dua standar yang berbeda yaitu SAK dan SAP sehingga dapat lebih efisien bagi BLU untuk membuat laporan keuangannya.

Penelit selanjutnya dapat melakukan kajian terkait dengan pengaruh penerapan SAK terhadap pelaporan keuangan BLU sebagai instansi pemerintah dan juga perbandingan penerapan SAK dengan SAP sebagai standar untuk

Anomim, 2011. Akuntabilitas dan Good Governance. http://www.scribd.com/doc/43938946/Bab-7-Akuntabilitas-Dan-Good-Governance. 22 Juni 2012.

Aprianti, Susy, 2002, “Tinjauan Relevansi Aktiva Tetap Menurut Pajak serta Pengaruhnya terhadap laba kena pajak perusahaan ‘X’”. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&submit=p rev&page=25&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1 %2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32496103-163-revaluasi-chapter2.pdf. 23 Februari 2012

Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

____________ 2008, Akuntansi Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

BPKP, 2007, Akuntabilitas Instansi Pemerintah edisi kelima, Pusadiklat Pengawasan BPKP.

Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat.

Department Of Sustainability and Environment. 2004. Guidance Note: Fair Value Asset Valuation Methodologies for Victorian Local Governments. Victoria.http://www.dpcd.vic.gov.au/__data/assets/pdf_file/0003/38181/ 0706-01FairValueAsset.pdf. 26 Mei 2012

Harahap, Sofyan Syarif, 2011, Teori Akuntansi Edisi Revisi-11, Rajawali Pera, Jakarta.

Indriani, Agnes. 2012. ”Pentingnya Melakukan Manajemen Aset tetap”. 

http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/483-pentingnyamelakukanmanajemenasettetap. 22 Juni 2012. International Federation of Accountants. 2011. Transition to the Accrual Basis of

Accounting: Guidance for Local Government Entites. 3rd. Ed.

http://www.ifac.org/Store/Details.tmpl?SID=102026702640546. 24 Mei 2012

Iyandri. 2012. Revaluasi Aset Tetap. http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2284637-revaluasi-aset-tetap/. 23 Februari 2012.

Komisi Pemberantasan Korupsi. ”Asas Good Corporate Governance”. 

http://www.kpk.go.id/modules/edito/content_gcg.php?id=21. 22 Juni 2012.

Krina, Loina Lalolo, 2003, Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi, Sekretariat Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Manna I., Fahri M., 2009, “Lebih Jauh Mengenai PSAK No. 16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap”, Newletter Akuntansi, Audit, Perpajakan & Manajemen, Edisi IX/September 2009.

Martanti Dwi, 2011, “Revaluasi Aset Tetap”, http://www.bumntrack.com/index.php/artikel/view_artikel/477, 14 Maret

2012

 

Nordiawan, Deddi, Ayuningtyas Hertianti, 2010, Akuntansi Sektor Publik Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK. 02/2006 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

_________________________Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum

_________________________ Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

_________________ Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 (revisi 2007) Tentang Aset Tetap.

Public Sector Accounting Board. 2007. Guide to Accounting For and Reporting Tangible Capital Assets. http://www.psab-ccsp.ca/other-non-authoritative-guidance/item14603.pdf.

Redithe, R. A., 2009, “Penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap dan Dampaknya Terhadap Perpajakan”, Newsletter Akuntansi, Audit, Perpajakan & Manajemen, Edisi VIII/Agustus 2009.

Sulistiyowati, Leni, 2010, Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sururi.2011.IFRS: Property, Plant, and Equipment.aaykpn.ac.id/article/read/23.30 Oktober 2011

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Zhai Y. H., 2007, “Asset Revaluation and Future Firm Operating Performance: Evidence from New Zealand”, Lincoln University.

Dalam dokumen T1 232007054 Full text (Halaman 29-45)

Dokumen terkait