• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi think talk write (ttw)

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: FITRIYANI (Halaman 28-33)

a. Pengertian dan Kegunaan Strategi atau Model think talk write (ttw) Think, Talk, Write (TTW) adalah strategi yang memfasilitasi latihan

berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi yang diperkenalkan pertama kali oleh Huinker dan Laughlin dalam (Huda 2016: 218) ini didasrkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Strategi TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Strategi TTW memperkenalkan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ide- ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Alur kemajuan strategi ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Aktifitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks bahasa Indonesia atau berisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah

dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang di sajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam bahasanya sendiri. Widerhold (yamin dan Ansari, 2009:85) mengemukakan bahwa : membuat catatan berarti menganilisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang di tulis. Membuat catatan berguna mempertinggikan pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjadi bagian integral dalam setting pembelajaran.

Wiederhold (yamin dan Ansari, 2009: 85) mengemukakan bahwa kemampuan membaca dan membaca secara komprehensif secara umum di anggap berpikir, meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang penting saja. Hal tersebut di atas di tanggapi pula Narode (Yamin dan Ansari, 2009: 85) mengemukakan bahwa sering kali suatu teks bacaan di ikuti oleh panduan, bertujuan untuk mempermudah diskusi dan mengembangkan konsep bahasa siswa.

Yamin dan Ansari, (2009:86) mengemukakan pula bahwa : setelah tahap think maka dilanjutkan tahap talk atau bicara yaitu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami. Talk penting dalam bahasa Indonesia, (1) percakapan merupakan alat perantara ungkapan sebagai bahasa manusia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang spesial di bentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari, (2) pemahaman bahasa Indonesia dibangun melalui interaksi dan konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan aktifitas sosial yang bermakna, (3) cara utama

partisipasi komunikasi dalam bahasa Indonesia. Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi, dan membuat definisi, (4) pembentukan ide, (5) internalisasi ide serta (6) meningkatkan dan menilai kualitas berfikir.

Hal tersebut di atas sesuai pendapat Huinker dan Laughlin (Yamin dan Ansari, 2009: 86) mengemukakan bahwa: fase berkomunikasi dapat berlangsung secara alami. Proses komunikasi di pelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas siswa dalam kelas. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkannya dalam tulisan.

Selanjutnya tahap write atau tulis, yaitu menuliskan hasil disikusi pada lembar kerja yang di sediakan. Aktivitas menulis berarti mengkontruksi ide, karena telah berdiskusi atau berdialok antar teman dan kemudian mengungkapannya melalui tulisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Shield dan Swinson (Yamin dan Ansari, 2009:87) mengemukakan bahwa menulis membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Aktivitas menulis membantu siswa dalam membuat hubungan dan memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.

b. Langkah- langkah Pembelajaran Strategi think talk write (ttw).

Siswa membaca teks berupa soal ( kalau memungkinkan dimulai dengan soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari- hari atau kontekstual ). Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal- hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.

b. Tahap 2: Talk

Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi,sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka sendiri yang diungkapkannya kepada orang lain.

c. Tahap 3: Write

Pada tahap ini, siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan kegiatan tahap pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.

Menurut Silver dan Smith dalam (Huda 2016: 219), peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW adalah mengajukan dan menyediakan tugas yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif berpikir, mendorong dan menyimak ide-ide yang dikemukakan siswa secara lisan dan tertulis dengan hati-hati, mempertimbangkan dan memberi informasi terhadap apa yang digali siswa dalam diskusi, serta memonitor, menilai, dan mendorong siswa

untuk berpartisipasi secara aktif. Tugas yang disiapkan diharapkan dapat menjadi pemicu siswa untuk bekerja secara aktif.

Menurut Yamin dan Ansari (2009:90) langkah-langkah pembelajran dengan strategi think talk write (ttw) yaitu:

1) Guru membagi teks bacaan berupa buku siswa dan lembar kerja siswa (LKS) yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (Think atau pikir).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk atau bicara). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

4) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write atau tulis).

c. Kelebihan dan Kekurangan Startegi Think Talk Write (TTW)

Adapun kelebihan dan kekurangan strategi Think Talk Write (TTW). Kelebihannya:

1) siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

2) siswa lebih leluasa mengembangkan ide dalam pikirannya dengan cara berbicara dan menulis dengan kalimatnya sendiri

3) Adanya proses kerja yang berjenjang dari tahap berkerja secara mandiri kemudian di tingkatkan kerja kelompok dan akhirnya menuliskan hasil dari tahap pikir dan bicara (diskusi).

4) Terjadi interaksi antar siswa untuk saling menyampaikan langkah-langkah menyelesaikan masalah baik pada tahap mandiri maupun berkelompok.

Kekurangannya:

1) Kecenderungan siswa untuk menyontek besar.

2) siswa pandai terkadang susah sharing dengan siswa lain.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: FITRIYANI (Halaman 28-33)

Dokumen terkait