• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa

BAB IV. PENUTUP

B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa

Strategi adalah cara dan teknik mencapai tujuan dan sasaran, yang akan dijadikan acuan dalam penetapan kebijakan, program pembangunan, program kerja dan kegiatan. Strategi sekaligus merupakan asumsi dasar untuk tercapainya tujuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

Strategi yang diterapkan dalam mewujudkan visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan sistem Informasi untuk menyediakan data yang up to date dan valid;

2. Meningkatkan sinergitas pembangunan peternakan; 3. Menerapkan SOP secara bertahap pada unit kerja;

4. Meningkatkan prasarana dan sarana mendukung sistem kerja yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan; 5. Meningkatkan kapasitas SDM melalui:

 Pendidikan formal/bintek/magang/in house training dan pembinaan.

 Pengembangan dan pembinaan jabatan fungsional

khusus.

6. Mengembangkan kawasan peternakan berbasis

komoditas strategis dan unggulan lokal yang berkelanjutan didukung penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;

7. Meningkatkan fasilitasi pembiayaan dan pemasaran produk peternakan;

8. Mengembangkan jaringan pemasaran dan informasi pasar;

9. Menyelenggarakan pelatihan/pembinaan/bintek/magang petani dan kelompok ternak.

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Perjanjian kinerja selain berisi mengenai perjanjian

penugasan/pemberian amanah, juga terdapat sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang diperjanjikan untuk dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun serta memuat rencana anggaran untuk program dan kegiatan yang mendukung pecapaian sasaran strategis.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel, serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2015 telah melakukan Perjanjian Kinerja dengan Gubernur Jawa Tengah untuk mewujudkan target kinerja sesuai lampiran perjanjian ini.

Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melaksanakan 7 program, 80 kegiatan yang didukung oleh APBD Provinsi sebesar Rp 68.633.883.000,- dan APBN sebesar Rp 60.959.766.000,-.

Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2015, Kepala Bidang dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah serta Kepala Seksi dan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi Jawa Tengah secara lengkap tercantum pada Lampiran 1.

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

Akuntabilitas merupakan kata kunci dari

pertanggungjawaban yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban seseorang atau instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat dengan SAKIP tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mana didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan

pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian,

pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah:

a. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

b. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.

c. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

NO. SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

2. 75 – 100% Baik

3 55 – 74 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2015

telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dan Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, setidaknya terdapat 4 (empat) sasaran strategis yang harus diwujudkan pada tahun ini, yaitu:

a. Sasaran 1: Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan

yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 1 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.2. Jumlah Produksi Ternak Tahun 2015 (Angka Sementara/ASEM).

Sasaran Strategis

Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian (%) Capaian Tahun 2014 Capaian Terhadap Target Akhir Renstra 2018 (%) Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) 1) Jumlah Produksi : a. Produksi daging 282.661.352 kg 272.501.054 kg* 96,40 266.191.382 kg* 96,40 b. Produksi

susu 101.465.007 liter 99.577.124 liter* 97,43

107.361.388 liter* 97,43 c. Produksi telur 285.726.795 kg 278.382.198 kg* 98,15 277.078.701 kg* 98,15 Capaian Kinerja 97,33 97,33

Secara umum capaian kinerja sasaran meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal masuk pada kategori Baik. Sebagian besar indikator pada sasaran tersebut masih di bawah target. Untuk capaian kinerja produksi daging tercapai 272.501.054 kg (ASEM) sedikit dibawah target 282.661.352 kg atau sebesar 96,40%, produksi susu tercapai sedikit dibawah target yang telah ditetapkan 101.465.007 liter tercapai 99.577.124 liter (ASEM) atau sebesar 97,43%.

Sementara itu, untuk capaian kinerja produksi telur tercapai sedikit dibawah target, ditargetkan 278.757.849 kg tercapai 265.726.795 kg (ASEM) atau sebesar 95,33%.

Pada capaian kinerja Sasaran Strategis 1, rata-rata capaian kinerja Tahun 2015 apabila dibandingkan dengan Tahun 2014, sesungguhnya mengalami peningkatan. Capaian kinerja produksi daging pada tahun 2015 tercapai 272.501.054 kg (ASEM), sedangkan tahun 2014 tercapai 266.191.382 kg, atau meningkat sebesar 0,98%. Produksi susu pada tahun 2015 tercapai 99.577.124 liter (ASEM), sedangkan pada tahun 2014 tercapai 107.361.388 liter, yang berarti terjadi penurunan 0,92%. Produksi telur pada tahun 2015 tercapai 278.382.198 kg, sedangkan tahun 2014 tercapai 277.078.701 kg, atau meningkat sebesar 0,99%. Untuk produksi susu meskipun ada penurunan produksi di bandingkan dengan tahun sebelumnya tetapi capaian terhadap target akhir renstra 2018 mencapai 97,43% masih tergolong baik.

Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah tercapai hampir mendekati target yang ditetapkan. Produksi daging telah tercapai sebesar 96,40%,

produksi susu telah tercapai sebesar 97,43%, sedangkan

produksi telur mencapai 98,15%. Hal tersebut berarti

kemungkinan besar target kinerja peningkatan produksi daging, susu dan telur akan bisa tercapai di tahun 2018.

Penyebab belum tercapainya target capaian kinerja produksi daging karena pemotongan ternak berkurang akibat masih relatif tingginya harga daging, produksi susu turun akibat musim kekeringan yang cukup panjang mengakibatkan tingginya harga pakan sapi perah sehingga peternak memberikan pakan dibawah kualitas sehingga produktivitas ternak untuk menghasilkan susu terjadi penurunan , sedangkan produksi telur turun karena naiknya harga pakan ternak akibatnya sejumlah peternak guling tikar dan beralih ke profesi yang lain.

Alternatif solusi yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:

1. Melakukan langkah-langkah peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal.

2. Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

menunjukkan bahwa pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian Sasaran 1, adalah sebesar Rp 41.098.031.297,- atau 93,45% dari total pagu sebesar Rp 43.980.443.000,- Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 6,55% dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 1 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya Program APBD dan APBN secara

sinergis. Program dan Kegiatan pada APBD adalah Program Pengembangan Agribisnis dengan Kegiatan:

1. Peningkatan Produksi Peternakan

2. Peningkatan layanan Usaha dan Promosi Agribisnis

3. Peningkatan Kinerja Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran. 4. Peningkatan Pembibitan Ternak Ruminansia.

5. Peningkatan Pembibitan Ternak Non Ruminansia. 6. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Hewan.

7. Peningkatan Kinerja Laboratorium Kesehatan Hewan, Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) dan Pos Lalu-Lintas Ternak (PLLT).

8. Peningkatan Kinerja laboratorium Kesehatan Masyaraka Veteriner (Kesmavet)

9. Pengembagan Kesehatan Masyarakat Veteriner

(KESMAVET) dan Kesejahteraan Hewan (KESRAWAN) 10. Kegiatan Peningkatan Perencanaan Data dan Evaluasi

pembangunan Peternakan.

Sementara itu, dari APBN Tugas Pembantuan adalah Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat dengan Kegiatan:

1. Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

2. Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

3. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis.

4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal.

5. Penjaminan produk hewan yang asuh dan berdaya saing

6. Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal (TP)

7. Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal (TP)

8. Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Aman Dan Halal SertaPemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan (TP)

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, pemasaran Dan Ekspor hasi Pertanian :

1. Pengembangan Mutu Dan Standarisasi 2. Pengembangan Pemasaran Domestik 3. Pengembangan Usaha Dan Investasi

4. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DAK) 5. Pengembangan Pemasaran Domestik (TP)

6. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Pertanian :

1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian

2. Perluasan Areal Dan Pengelolaan Lahan Pertanian

3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Dan Pengawasan Alat Mesin pertanian

b. Sasaran 2.1.: Meningkatnya skala usaha peternakan.

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 2.1. dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.3. Jumlah Skala Usaha Peternakan yang Berskala Agribisnis.

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Capaian (%) Capaian Tahun 2014 (%) Capaian Terhadap Target Akhir Renstra 2018 (%) Meningkatnya skala usaha peternakan Jumlah usaha peternakan yang berskala agribisnis 20 PU 25 PU 125,00 120 19,23

Keterangan: PU = Pelaku Usaha

Capaian sasaran meningkatnya skala usaha peternakan menunjukkan kategori Sangat Baik. indikator kinerja pada sasaran meningkatnya skala usaha peternakan telah melebihi target. Jumlah usaha peternakan yang berskala agribisnis dari target 20 pelaku usaha tercapai 25 pelaku usaha atau sebesar 125,00%.

Indikator kinerja jumlah usaha peternakan yang berskala agribisnis Tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan dari 24 menjadi 25. Hal ini berarti ada peningkatan dari tahun sebelumnya.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

menunjukkan bahwa pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian Sasaran 2.1, adalah sebesar Rp 1.233.560.321,- atau 78,38 dari total pagu sebesar Rp 1.573.875.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 21,62 % dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 2.1 sesungguhnya tidak

terlepas dari dilaksanakannya Program Pengembangan

Agribisnis dengan Kegiatan Peningkatan Layanan Usaha dan Promosi Agribisnis.

Beberapa permasalahan dalam pencapaian target sasaran adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan Poksar/PU dalam hal penerapan sistem

jaminan mutu dan keamanan pangan terkait dengan registrasi dan sertifikasi produk pangan, seperti : P-IRT, Halal, MD (wajib untuk produk kemasan susu dan daging; 2. Keterbatasan akses pasar, terkait dengan jaminan mutu

produk, kontinuitas produktifitas, sarana dan prasarana pemasaran dan jiwa kewirausahaan serta kompetensi agribisinis.

Solusi atas permasalahan tersebut :

1. Pembinaan dan pendampingan kompetensi tekhnis dalam

a. Penerapan SOP/SSOP pengolahan Produk;

b. Bimbingan dan Fasilitasi Penerapan pra-NKV ( dinas peternakan dan provinsi) kepada para poksar/pelaku usaha agribisnis pengolahan hasil ternak;

2. pembinaan dan bimbingan tekhnis berkelanjutan terhadap

para pengelola dan pengurus pelaku usaha agribisnis, terkait kompetensi.

a. kewirausahaan, Perencanaan usaha, manajerial dan strategi pemasaran;

b.pemberian fasilitasi sarana dan prasarana

masing-masing pelaku usaha agribisnis skala rumah tangga/kelompok.

c. Sasaran 2.2: Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 2.2 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.4. Jumlah Pelaku Usaha yang Terfasilitasi dalam Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Kontribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB.

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Realisasi 2014 Persen Capaian Capaian tahun 2014 Capaian terhadap target akhir renstra 2018 (%) Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB 2,41% 2,51 %** 104,15% 2,42** 104,15 Jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar Nomer Kontrol Veteriner(NKV) 6 PU 7 PU 111,67% 7 PU 29,17 Capaian kinerja 120,21% 65,22

Keterangan: PDRB = Produk Domestik Regional Bruto.

** = Sumber Jawa Tengah dalam Angka 2013.

Capaian sasaran meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan menunjukkan kategori Sangat Baik. Indikator kinerja kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB

(produk domestik regional bruto) yang digunakan adalah PDRB

tahun 2014 untuk capaian tahun 2015 dan PDRB tahun 2013 untuk capaian PDRB Tahun 2014, karena datanya bisa di ambil dua tahun sebelumnya. Capaian tersebut telah melebihi target 104,15%, dari target 2,41% telah tercapai sebesar 2,51%. Sedangkan capaian indikator kinerja Jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar Nomer Kontrol Veteriner (NKV)untuk

capaian tahun 2015 telah mencapai target 111,67%, dari target 6 pelaku usaha telah tercapai banyak 7 pelaku usaha.

Indikator kinerja kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB Tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014 masih pada tingkat yang sama yaitu 2,42%. Demikian juga indikator kinerja jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar NKV, tahun 2014 tercapai 7 pelaku usaha dan tahun 2015 juga tercapai 7 pelaku usaha.

Indikator kinerja kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB Tahun 2015 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah tercapai 104,15% atau melebihi target. Sedangkan indikator kinerja jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar NKV telah tercapai 58,33%, melebihi target yang ditetapkan yaitu 50%.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

menunjukkan bahwa pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian Sasaran 2.2 digunakan anggaran sebesar Rp 2.605.489.847,- atau 93% dari total pagu sebesar Rp 2.809.570.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 7 % dari pagu yang ditentukan.

Kendala yang ada dalam pencapaian sasaran

meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan adalah:

1. Kurangnya kesadaran pelaku usaha tentang manfaat dari Nomor Kontrol Veteriner

2. Kurangnya sosialisasi terhadap konsumen tentang manfaat Nomor Kontrol Veteriner untuk Produk Asal Hewan bagi keamanan Produk Asal Hewan.

3. Kurangnya perhatian Kab/ Kota pada pelaku usaha yang belum mempunyai Nomor Kontrol Veteriner.

4. Kurangnya Auditor NKV di Provinsi

Alternatif solusi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:

1. Melakukan Sosialisasi kepada pelaku usaha tentang manfaat NKV dengan nara sumber Pelaku usaha yang BerNKV dan merasakan langsung manfaat NKV.

2. Meberikan saran kepada Ritel yang memiliki kios daging berNKV diharapkan mempersyaratkan NKV untuk semua produk asal hewan yang masuk ke ritel tersebut.

3. Melakukan Bintek pengawas Kesmavet.

4. Mengirimkan Dokter Hewan untuk mengikuti pelatihan Auditor NKV

Keberhasilan pencapaian sasaran 2.2 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya Program dari APBD yaitu Program Pengembangan Agribisnis dengan Kegiatan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan), dan Program APBN yaitu Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian, dengan Kegiatan:

1. Penjaminan Pangan Asal Hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan Produk hewan Non Pangan;

2. Pengembangan Mutu dan Standarisasi 3. Pengembangan Pemasaran Domestik

4. Pengembangan usaha dan Investasi

5. Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian

d. Sasaran 2.3: Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan peternakan

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 4 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.5. Jumlah Masyarakat Peternakan yang Mendapatkan Pelatihan Bidang Peternakan.

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Capaian (%) Capaian tahun 2014 Capaian Terhadap Target Akhir Renstra 2018 (%) Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan peternak Jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya 1.710 orang 1.590 orang 92,98 1.380 orang 33,67 Jumlah kelembagaan peternak yang dibina 7 kelompok 7 Kelompok 100 7 kelompok 35,2 Capaian Kinerja 96,49 34,43

Capaian sasaran meningkatnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan peternakan mencapai kategori

sangat Baik. Indikator kinerja pada sasaran 2.3 yaitu Jumlah SDM

peternak yang meningkat kompetensinya dan Jumlah

kelembagaan peternak yang dibina. Indikator kinerja Jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya sedikit di bawah target dari 1.710 orang yang ditargetkan tercapai sebanyak 1.590 orang atau 92,98 % dari target. Sedangkan indikator kinerja jumlah kelembagaan peternak yang dibina tercapai 7 kelompok sesuai dengan target atau tercapai 100%.

Capaian indikator kinerja jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya mencapai 1.590 orang, 210 orang lebih tinggi jumlahnya dari tahun 2014 yang hanya 1.380 orang. Sedangkan indikator kinerja jumlah kelembagaan peternak yang dibina pada tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yaitu 7 kelompok.

Realisasi kinerja kedua indikator kinerja sampai dengan tahun 2014 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melebihi dan mencapai target. Indikator kinerja Jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya di bawah target yang ditetapkan yaitu mencapi 33,67% dari target yang ditetapkan yaitu 35,02%. Sementara itu, indikator kinerja jumlah kelembagaan peternak yang dibina capaian sebesar 35,2% sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Analisis terhadap efisiensi penggunaan sumber daya

menunjukkan bahwa penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian Sasaran 2.3 sebesar Rp 3.152.049.277,- atau 97,69% dari total pagu sebesar Rp 3.226.689.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 2,31% dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 2.3 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya Program Pendidikan Non Formal dan Informal dengan Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan dan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Kegiatan Pelembagaan Kearifan

Lokal Perempuan Untuk Mendukung Penanggulangan Kemiskinan dari anggaran APBD. Dari anggaran APBN Dekonsentrasi adalah Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pakan Hewani yang Aman,Sehat, Utuh dan Halal dengan Kegiatan:

1. Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

2. Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan

Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

3. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis.

4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal.

5. Penjaminan Produk Hewan Yang ASUH dan berdaya saing.

6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Secara total untuk pencapaian sasaran pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mencapai 93,45%. Pencapaian tersebut masuk pada kategori

Sangat Baik, perincian untuk pencapaian tersebut dapat dilihat

Tabel 3.6. Total Capaian Sasaran Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) Jumlah Produksi :  Produksi daging  Produksi telur  Produksi susu 282.661.400 kg 285.726.800 liter 101.456.000 kg 272.501.054 kg* 278.382.198 liter* 99.577.124 kg* 96,40 97,43 98,15 2.1 Meningkatnya skala usaha peternakan Jumlah usaha peternakan yang berskala agribisnis 20 PU 25 PU 125,00 2.2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan  Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB  Jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar Nomer Kontrol Veteriner (NKV) 2,41% 6 PU 2,42%** 7 PU 100,41 111,67 2.3 Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan peternak  Jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya  Jumlah kelembagaan peternak yang dibina 1.710 orang 7 kelompok 1.590 orang 7 kelompok 92,98 100,00 Total capaian 106,91 B. Realisasi Anggaran

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada tahun anggaran 2014, didukung dengan Anggaran sebesar Rp 114.960.975.000,-. Anggaran tersebut bersumber dari APBD

sebesar Rp 49.456.488.000,- dan APBN sebesar Rp

Penggunaan anggaran tersebut apabila diperinci dalam mendukung pencapaian sasaran sebagai berikut:

Tabel 3.7. Rincian Penggunaan Anggaran Berdasarkan Sasaran.

Sasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi

(%)

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Program Pengembangan Agribisnis

Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pakan Hewani Yang

Aman,Sehat, Utuh dan Halal. 43.980.443.000 41.098.031.297 93,45 Meningkatnya skala usaha peternakan Program Pengembangan Agribisnis 1.573.875.000 1.233.560.321 78,38 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing , Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.

2.809.570.000 2.605.489.847 93

Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan peternak

Program Pendidikan Non Formal dan Informal

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

3.226.689.000 3.152.049.277 97,69

Dilihat dari sisi penyerapan anggaran Tahun 2015, apabila dibandingkan Tahun 2014 maka terjadi penurunan sebesar 1,82 %, Tahun 2015 sebesar 92,1%, Tahun 2014 sebesar 93,92%.

LAMPIRAN 1

Pengukuran Perjanjian Kinerja

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3)

Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Jumlah Produksi :  Produksi daging  Produksi telur  Produksi susu 282. kg 61.400 Kg 285.726.800 Kg 101.456.000 Kg Meningkatnya skala usaha peternakan Jumlah usaha peternakan yang berskala

agribisnis

20 PU Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk

peternakan

 Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB

 Jumlah pelaku usaha peternakan yang berstandar Nomer Kontrol Veteriner (NKV)

2,41% 6 PU

Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan peternak

 Jumlah SDM peternak yang meningkat kompetensinya

 Jumlah kelembagaan peternak yang dibina

1.590 orang 7 kelompok

PROGRAM ANGGARAN (Rp) KETERANGAN

(1) (2) (3)

Program Pengembangan Agribisnis 21.426.751.000 Sumber anggaran APBD Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak

dan Agribisnis Peternakan Rakyat

54.766.766.000 Sumber anggaran APBN Dekonsentrasi 28,03 %,

Tugas Pembantuan 71,97 %

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

5.693.000.000 Sumber anggaran APBN Dekonsentrasi 15,5 %, Tugas Pembantuan 84,49 %

Program Penyediaan dan Pengembangan

Dokumen terkait