• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Drainase A Isu Strategis Pengembangan Drainase

7.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan 1 Identifikasi Permasalahan sampah

C.2. Tantangan Pengembangan Persampahan

3. Aspek Pendanaan

7.4.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Drainase A Isu Strategis Pengembangan Drainase

Isu Strategis Pengembangan Drainase Perkotaan di Kabupaten Ende meliputi :

(1) Saluran drainase daerah menampung limpasan air hujan dan air limbah rumah

tangga setelah melalui proses pengolahan awal.

(2) Sistem pembuangan drainase Kabupaten Ende meliputi:

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 52

b. Sistem pembuangan air hujan meliputi jaringan primer, jaringan sekunder

dan jaringan tersier; dan

c. Pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase primer.

(3) Pengembangan jaringan drainase kota, terdiri atas :

a. Drainase primer yang disalurkan ke sungai dan pantai Ipi,

b. Drainase sekunder meliputi saluran parit yang tersebar di seluruh wilayah

yang mengarah pada saluran drainase primer; dan

c. Drainase tersier meliputi saluran drainase yang berasal dari ruas jalan lokal

maupun lingkungan di seluruh daerah.

(4) Pengembangan sistem drainase diutamakan pada kawasan pusat kota,

kawasan pengembangan perumahan, kawasan pengembangan pariwisata, kawasan pengembangan pusat pelayanan, jalan kolektor primer dan kolektor sekunder yang terdapat pada pusat-pusat kegiatan;

(5) Kawasan rawan banjir berada pada jalan Ikan Paus di Kelurahan Paupanda,

Jalan Patimura Lorong Nirmala Kelurahan Potulando, Jalan Polisi Kelurahan

Kota Raja, Jalan Patimura – Napumere Kelurahan Potulando, Jalan Adisucipto

Lorong DPBA (Dandara) Kel. Tetandara, Jl. Imam Bonjol – Jl Baru Kelurahan

Kota Ratu, Woloare Bawah Keluarahan Kota Ratu, Jl Undana – Masjid Kel. Kota

Raja, Lorong Yodakir Kel. Potulando, Lorong Stanker Kel. Kota Raja, Belakang SD Ende 15 Kel. Mautapaga, Jl. Aster 1 SD Inpres 10 Keluarahan Mautapaga,

Jl. Gatot Subroto – Lorong Brimob Kel. Tetandara, Permukiman Kel. Rukun

Lima, Permukiman Kel. Paupire. Pembangunan daerah resapan di jalur-jalur jalan kolektor dan lokal di seluruh wilayah Kabupaten Ende untuk mengatasi permasalahan genangan air; dan

(6) Normalisasi secara berkala pada saluran drainase primer, sekunder dan tersier

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 53

permukiman Kota Ende. Terdapat 14 (empat belas) yang mengalir melalui Kota Ende antara lain : sungai Ae Mbuu, Ae Lengi, Nanga Nasa, Wolowona, Wolo Mbetudowa, Ae Ruju, Lowo Arubara.

Hasil survey esisting berdasarkan DED Drainase Kota Ende seperti table berikut :

Tabel 7.19. Drainase Mikro di Kota Ende

No Sungai Luas Cathmen Area (KM2) Panjang (KM) Lokasi

1 Ae Mbuu ± 2,36 ± 3,63 Desa Onelako

2 Ae Lengi ± 4.45 ± 5,83 Kecamatan Ndona

3 Nanga Nasa ± 0,45 ± 2,18 Kecamatan Ndona

4

Wolowona ± 187,44 ± 10,81

Beberapa Kec. Di Ende yang berbatasan dengan Kec. Ende Timur dan

5 Wolo Mbetu ± 1.073 ± 2,63

Hulu Kec. Ende Timur dan hilir Kec. Ende

6 No Name ± 0,434 ± 1,91 Kel. Paupire

7 No Name ± 0.695 ± 1,47

Permukiman Kel. Paupire Kec. Ende

8 Ae Ruju ± 6.441 ± 1.4.09 Permukiman Kota Ratu

Kec. Ende Utara

9 Ae Pombo ± 414 ± 1,03

Kel. Kota Ratu Kec. Ende Utara

10 No Name ± 1.60 ± 2,91 Kel. Rukun Lima Kec.

Ende Selatan

11 No Name ± 0.370 ± 1,27 Permukiman Kel.

Paupanda Kec. Ende

12 No Name ± 10.480 ± 2,21 Kel. Tanjung Kec. Ende

Selatan

13 No Name ± 0,190 ± 0,95 Kel. Tendara Kec. Ende

Selatan

14 Lowo Aubara ± 6,750 ± 1.66 Kel. Tentadara Kec. Ende Selatan

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 54

Kabupaten Ende saat ini

sangat rawan terhadap

genangan air, hampir setiap kali hujan dengan intensitas

yang agak tinggi

mengakibatkan beberapa

kawasan permukiman

maupun jalan terendam air. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya luas areal resapan akibat perubahan penggunaan lahan dan juga karena drainase yang ada belum terbangun dengan baik. Drainase hanya terbangun di daerah yang dilalui oleh jalan arteri dan jalan lokal sehingga lebih banyak berfungsi untuk menampung air limpasan dari badan jalan tetapi belum dapat mengakomodasi air limpasan dari kawasan sekitarnya. Untuk kawasan permukiman air permukaan biasanya langsung diresapkan kedalam tanah, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya genangan pada beberapa kawasan permukiman di Kabupaten Ende pada saat musim penghujan. Selain hal tersebut beberapa kawasan yang walaupun sudah ada jaringan drainase tetapi masih mengalami genangan air disebabkan karena pendangkalan/penyumbatan oleh sampah, penutupan permukaan drainase oleh masyarakat, penampang drainase yang tidak memadai sehingga tidak dapat menampung debit air yang ada ataupun kondisi jalan yang lebih rendah dari drainase.

Ssitem drainase kota. Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa pada kawasan-kawasan tertentu kondisi infrastruktur drainase banyak yang mengalami kerusakan, walau demikian tidak ada data yang menggambarkan seberapa besar tingkat layanan drainase di Kabupaten Ende .

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 55

Sumber : Profil CK Prov.NTT

Luas Genang an Tinggi Genangan Lama Genangan Ha M JAM

1 Jalan Imam Bonjol (Terminal Ndao) Jalur Ende-

Bajawa Kec. Kota Ratu) 1.4 0,2 1 Sering

Limpasan dari perbukitan, lingkungan permukiman pada saat hujan tergenang , belum ada dranase permukiman 2 Jl. Woloare B (SMA Muhamadiyah B) Kel. Kel. Kota

Ratu 0,47 0.20-0.30 ˃ 1 Sering

Limpasan dari perbukitan, lingkungan permukiman pada saat hujan tergenang , belum ada dranase permukiman 3 Jl. Belang SD 15 Onewitu Kel. Kota Ratu 0,14 0,3 1-2 Sangat

Sering

Permukiman Padat penduduk saluran esisting kondisi rsak dan tidak berfungsi, pada hujang tergenang

4 Jl. Undana (Masjid) – Gang Stanker Kota Raja 0,24 0,3 3 Sangat Sering

Permukiman Padat penduduk , pada hujan tergenang

5 Jl. Polisi Kel. Kota Raja 0,35 0.20-0.30 ˂ 1 Sangat Sering

Merupakan jalan negara kanan kiri tidak ada saluran

6 Jl. Ikan Paus (jalur ke Kel. Rukun Lima-Pertanian

Paupanda) 2,4 0.3-0.5 1-2

Sangat Sering

Merupakan wlayah perbukitan, sehingga pada saat hujan aliran besar, saluran esisting tidak mampu menampung air hujan, pada beberapa titik saluran rusak

7 Lorong Yodakir Kel. Potulando 0,2 0.1-0.2 ˂ 1 Sangat Sering

Merupakan lorong sempit permukiman padat, belum ada saluran drainase permukiman, pada beberapa tempat etrdapat

cekungan

8 Lorong Nirmala-Napumere Kel. Potulando 0,5 0.2-0.3 1-2 Sangat Sering

Merupakan permukiman padat penduduk tidak ada saluran

pemuang

9 Lorong UPBA 7 0.2-0.3 1-2 Sangat

Sering

Merupakan permukiman padat penduduk tidak ada saluran

pemuang

10 Di Kelurahan Tetandara (Sekitar Jl. IH Doko-serta

permukiman disekitar Bandara H Aroeboesman) 7 0.2-0.3 1-2

Sangat Sering

Merupakan permukiman padat penduduk tidak ada saluran

pemuang

11 Jl. Aster 1 (SD Inpres 16) Kel. Mautapaga) 0.25 0.2-0.3 1-2 Sangat Sering

Saluran eksisting tertutup (tanah dan bangunan) sehingga limpasan

air tidak tertampung

12 Lorong Brimob 0.64 0.1-0.2 1-2 Sangat

Sering

Pada saat hujan permukman tergenang, arah pembuangan ke

sungai wolowona

13 Kawasan Permukiman Kel. Rukun Lima 3.53 0.1-0.2 ˂ 1 Sering Tidak ada saluran pembuang, air tergenang saat hujan

14 Kws Permukiman Kel. Paupire 2.45 0.1-0.2 ˂ 1 Sering Tidak ada saluran pembuang, air tergenang saat hujan

NO LOKASI Frekuen

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 56

saluran di tepi-tepi jalan regional, jalan Kota, jalan desa dan jalan lingkungan dengan kondisi berupa beton atau tanah. Berdasarkan konstruksi, sistem drainase di Kabupaten Ende merupakan sistem saluran terbuka. Untuk sistem saluran terbuka biasanya dirancang untuk menampung dan mengalirkan air hujan saja. Hal tersebut mengakibatkan kurang optimalnya kondisi dan fungsi saluran yang ada, sehingga mengakibatkan kurang lancarnya aliran air untuk menuju saluran drainase primer yang ada.

Aliran air pada saluran-saluran drainase mengalir menuju sungai-sungai yang akan bermuara dipantai. Saluran drainase ini pada umumnya merupakan pembuangan-pembuangan alam dengan kondisi alur penuh semak belukar, berkelok-kelok, sempit dan dangkal. Bentuk saluran drainase yang melayani Kawasan perkotaan di Kabupaten Ende adalah saluran terbuka yang belum diperkeras (berupa tanah) dan umumnya terletak di tepi jalan. Untuk menghindari terjadinya genangan pada saat musim hujan, perlu dilakukan pengembangan sistem drainase yang berhirarki dan terpadu yang merupakan penanganan drainase secara umum dan menyeluruh.

Pada prinsipnya pengembangan sistem drainase di Kabupaten Ende tetap memanfaatkan sistem drainase yang ada serta memanfaatkan sungai-sungai yang bermuara dipantai/laut atau pembuangan alamiah yang befungsi sebagai badan air penerima dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembuangan akhir.

RPIJM KABUPATEN ENDE Page : VII - 57

pemerintah di Kabupaten Ende umumnya disesuaikan dengan rencana perluasan kota dengan menggunakan dana APBD. Keterbatasan keuangan daerah mengakibatkan upaya penyempurnaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar tersebut sepertinya belum mendapat perhatian yang lebih mEnde tail.

3) Aspek Kelembagaan

Sistem drainase Kabupaten Ende dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ende serta mendapat dukungan dari Dinas PU Propinsi, baik pembangunan maupun operasional dan pemeliharaannya. Sampai dengan saat ini masyarakat tidak dikenakan biaya atas pemanfaatan sistem drainase

dimaksud.RPIJM

Kedepan perlu adanya ketegasan terkait keharusan menyiapkan system drainase skala lingkungan permukiman kepada para pengembang, selama ini banyak pengembang tidak memperhatikan masalah ini, sehingga pada saat mereka meninggalkan perumahan tersebut, masalah banjir / genangan yan timbul beralih menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota. Selain itu pemberiaan perijinan pembangunan perumahan oleh pengembang perlu mempersyaratkan adanya sistim pengaturan drainase lingkungan yang memadai.

Dokumen terkait