• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU STRATEGIS LINGKUNGAN

KECAMATAN WALANTAKA

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW

2.4.3. ISU STRATEGIS LINGKUNGAN

Makin kompleksnya kebutuhan dan dinamika masyarakat Kota di masa depan akan menghadapkan sejumlah dilema dalam pemanfaatan ruang di Kota Serang, yaitu dilema antara kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di satu sisi, dan kebutuhan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di sisi lainnya. Masalah ini telah banyak dialami oleh berbagai daerah di Indonesia di masa lalu, sehingga belajar dari pengalaman berbagai daerah tersebut tampaknya menjadi keniscayaan guna mengantisipasi masalah laten yang sama di masa depan.

Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Serang berdekatan dengan rencana pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Banten sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, yaitu Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda. Sementara dalam konteks Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kota Serang memiliki peluang besar di masa depan untuk dapat memanfaatkan dampak ekonomi dari rencana pembangunan ekonomi Provinsi Banten yangditetapkan sebagai wilayah yang menempati Koridor II bersama dengan Jawa Barat, DKI Jakarta, Semarang, Jogja, dan Surabaya.

Salah satu peran penting yang dapat diambil oleh Kota Serang adalah memberikan dukungan kepada Provinsi Banten yang akan menjadi wilayah utama yang berfungsi menyatukan Koridor II dan Koridor I di Pulau Sumatera sehingga akan menimbulkan dampak ekonomi signifikan terhadap seluruh wilayah Banten, termasuk bagi Kota Serang sebagai wilayah penyangganya.

Sementara dalam konteks RPJMN 2015-2019 Kota Serang dapat mengambil peran dalam mengoptimalkan rencana Pengembangan Sistem Transit dan Semi Bus Rapid Transit (BRT) dalam rencana kegiatan strategis pembangunan infrasrukur nasional di Kota Serang. Peluang ini dapat dimanfaatkan pada tahap awal guna memfasilitasi kebutuhan transportasi massal bagi kalangan pelajar dan mahasiswauntuk menunjang visi Kota Pendidikan, serta untuk melayani masyarakat luas pada tahap selanjutnya guna mengantisipasi kemacetan yang gejalanya sudah mulai tampak dalam lima tahun terakhir.

Di samping itu, peluang pengembangan sistem dan jaringan drainase kota dalam rangka pengendalian banjir yang potensinya cukup tinggi di Kota Serang juga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya, yang diintegrasikan dengan sistem irigasi guna menunjang visi pertanian sebagai penopang fungsi Kota, serta mendukung target swasembada pangan nasional.

Dalam konteks rencana pengembangan kawasan strategis provinsi, sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten Tahun 2010-2030, Kota Serang memiliki beberapa kawasan strategis, yaitu: 1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertahanan dan keamananyang

merupakan kewenangan Pemerintah yaitu Kawasan TNI AD KOPASUS di Kecamatan Taktakan Kota Serang;

2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu a. Banten Water Front City di Kota Serang;

b. Kawasan Sport City di Kota Serang;

Selain menetapkan rencana Kawasan Strategis, Pemerintah Provinsi Banten juga mengembangkan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) dengan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis Cepat Tumbuh. Dalam konteks ini sebagian atau seluruh wilayah Kota Serang menjadi bagian dari KSCT dengan klasifikasi sebagai: (1) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; (2) Kawasan pengembangan minapolitan terpadu (perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan dan minawisata); dan (3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Sosial dan Budaya, yaitu Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang.

Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah isu strategis kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten, yaitu:

1. Pengembangan Kawasan Strategis Banten Water Front City sebagai wajah Ibukota Provinsi Banten menghadap kelaut;

2. Percepatan pembangunan Bendungan Sindang Heula untuk penyediaan air baku bagi Kawasan Industri Serang-Cilegon dan permukiman penduduk. 3. Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan KawasanSport City. 4. Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama;

5. Revitalisasi Terminal Tipe A Pakupatan, Terminal Angkutan Kota Cipocok dan Kepandeaan;

6. Revitalisasi penataan Geometri perempatan jalan perkotaan untuk mengatasi kemacetan;

7. Revitalisasi penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Kota Serang sebagai pusat kegiatan rekreasi dan olahraga masyarakat;

8. Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan; 9. Revitalisasi pasar-pasar tradisional;

Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu dan sekitarnya merupakan kawasan yang strategis dilihat dari berbagai sektor. Kawasan PPN Karangantu yang memanfaatkan lahan 2,5 Ha telah difungsikan sejak tahun 1978 yang berlokasi di Desa Banten Kecamatan Kasemen, dikelola berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 311/KPTS/Org/1978 tanggal 25 Mei 1978. Seiring dengan nilai strategis dan historisnya, PPN Karangantu baru berganti nama dan meningkat kelasnya dari Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan RI, No PER.29/MEN/2010 tanggal 30 Desember 2010, yang secara teknis operasionalnya diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.16/MEN/2006 Tentang Pelabuhan Perikanan pada BAB VII Pasal 18 bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara ditetapkan berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut :

a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut territorial, zona ekonomi ekslusif Indonesia,

b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT

c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 meter dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 meter

d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus e. Terdapat industri perikanan

Sementara dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030. kawasan PPN Karangantu diproyeksikan sebagai:

a. Kawasan PPN Karangantu menjadi Prioritas Pemanfaatan Ruang di Provinsi Banten dengan peningkatan status dari Pelabuhan Perikanan Pantai menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara. Berdasarkan hal tersebut, direncanakan bahwa penyiapan lahan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, sedangkan pembangunan fisik akan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

b. Kawasan PPN Karangantu termasuk ke dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II. Wilayah Kerja Pembangunan II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan.

c. Dari sudut kepentingan kawasan strategis, kawasan PPN Karangantu termasuk ke dalam kepentingan pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini Kawasan Strategis Provinsi, yaitu kawasan Banten Waterfront City, dimana kawasan ini diproyeksikan sebagai kawasan strategis ekonomi yang berbasis mina dengan sasaran pengembangan sebaga berikut: 1. Mengembangkan sub pusat kota yang bernuansa bahari/pantai di

Kasemen yang terencana dan terintegrasi secara komperhensif. 2. Mengembangkan CBD (Central Bussiness District) yang berorientasi

pada waterfront / tepian air dengan konsepsi urban renewal, sebagai arahan pengembangan wilayah.

3. Mengembangkan Commercial and Culture Main Stream dengan nuansa bahari.

4. Meningkatkan fungsi kawasan wisata yang bernuansa air/bahari sekaligus pengembangan kawasan bersejarah sebagai magnet wisata di Banten Waterfront City.

5. Mengembangkan waterfront city yang berkesinambungan secara holistik, sepanjang pantai sebagai akses publik terhadap alam/pantai.

6. Mengurangi kesenjangan perkembangan ekonomi antar kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan, dengan upaya memacu pertumbuhan ekonomi kawasan yang sinergis, melalui: (1) Penataan pendayagunaan sumberdaya alam secara optimal; (2) Penataan struktur kawasan pengembangan; dan (3) Peningkatan aksebilitas antar kawasan dan wilayah baik dibidang ekonomi maupun sosial.

7. Terwujudnya fungsi dan peranan kawasan yang berfungsi lindung.

8. Terselenggaranya optimasi pemanfaatan unsur ruang kawasan budidaya yang menjamin prinsip keadilan, persamaan dan perlindungan hukum bagi masyarakat.

9. Terwujudnya keseimbangan antar daya dukung wilayah terhadap perkembangan penduduk dan kegiatannya, guna menselaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup.

10. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang dapat mensejahterakan masyarakat dan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pelaku pembangunan.

Tindak lanjut dari pelaksanaan dan penerapan RTRW Provinsi dan Kota Serang antara lain penetapan Kawasan Minapolitan melalui Keputusan Walikota Serang tertanggal 18 Juli 2011, Nomor : 523/Kep.116-Org/2011 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Di Kota Serang yang dalam jangka menengah dan panjang akan menjadi salah satu agenda pembangunan kawasan yang penting di wilayah Kota Serang.

Dalam konteks penyediaan air baku di masa depan, Kota Serang akan dihadapkan pada makin terbatasnya sumber air bersih guna memenuhi kebutuhan warganya. Kondisi air bawah tanah di sebagian wilayah Kota Serang yang tidak layak untuk dikonsumsi, menuntut upaya sistematis di masa depan guna memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut.

Di sebagian wilayah Kota Serang, kebutuhan akan air bersih ini telah dapat dipenuhi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Serang melalui eks jaringan perpipaan milik PDAM yang telah ada di Kota Serang pada era masih menjadi bagian dari Kabupaten Serang. Sementara sebagian wilayah lainnya masih belum terjangkau jaringan perpipaan PDAM, sehingga sebagian kebutuhan air bersih tersebut dipenuhi oleh pihak swasta seperti yang telah dilakukan oleh PT. Sauh Bahtera Samudra meski pada skala yang belum mencukupi seluruh kebutuhan air bersih bagi masyarakat di daerah tersebut. Sebagian lainnya tengah diinisiasi rintisan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dan pihak swasta.Meski belum sepenuhnya beroperasi secara maksimal, PDAB ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam pemenuhan air bersih di Kota Serang.

Kota Serang secara geografis–6022’ LintangterletakSelaant 07’–1060 25’ Bujur Timur. ApabilaUniversalmemakai

Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten, juga sebagai daerah alternative dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan.

Tabel 4.2

Kondisi Kemiringan Lahan Kota Serang Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) % Luas

0–2 Datar 4659,00 25,34

2–5 Landai 6443,14 35,04

5–15 Sedang 6221,24 33,83

15–40 Curam 1061,69 05,77

Total 18.385,07 100,00

Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota Serang menunjukkan permukaan tanah yang relatif datar. Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0 –100 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0 –40%.. Kondisi kemiringan lahan di Provinsi Banten terbagi menjadi tiga kondisi yang ekstrim yaitu:

- Dataran yang sebagian besar terdapat di daerah Utara Provinsi Banten yang memiliki tingkat kemiringan lahan antara 0–15%, sehingga menjadi lahan yang sangat potensial untuk

pengembangan seluruh jenis fungsi kegiatan. Dengan nilai kemiringan ini tidak diperlukan 4 / 6Tentang Banten

Kamis, 16 Agustus 2012 20:14

banyak perlakuan khusus terhadap lahan yang akan dibangun untuk proses prakonstruksi. Lahan dengan kemiringan ini biasanya tersebar di sepanjang pesisir Utara Laut Jawa, sebagian wilayah Serang, sebagian Kabupaten Tangerang bagian utara serta wilayah selatan yaitu di sebagaian pesisir Selatan dari Pandeglang hingga Kabupaten Lebak;

- Perbukitan landai-sedang (kemiringan < 15% dengan tekstrur bergelombang rendah-sedang) yang sebagian besar dataran landai terdapat di bagian utara meliputi Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang, serta bagian

utara Kabupaten Pandeglang;

- Daerah perbukitan terjal (kemiringan < 25%) terdapat di Kabupaten Lebak, sebagian kecil Kabupaten Pandeglang bagian selatan dan Kabupaten Serang.

Perbedaan kondisi alamiah ini turut berpengaruh terhadap timbulnya ketimpangan pembangunan yang semakin tajam, yaitu wilayah sebelah utara memiliki peluang berkembang

Litologi Kota Serang terbentuk dari material dasar berupa batuan induk vulkanik. Jenis tanah yang mendominasi permukaan adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu, regosol kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan.

Jenis tanah yang mendominasi permukaan adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu, regosol kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan. Jenis tanah yang memiliki sebaran terluas adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu dan litosol yang tersebar di bagian tengah, selatan, timur, dan barat. Di bagian utara, sebaran terdiri dari jenis tanah latosol coklat kemerah-merahan. Sementara itu, kedalaman efektif tanah (solum) wilayah bagian barat dan timur berada pada kisaran 30 - 60, sedangkan di bagian utara, tengah, dan selatan berada pada kisaran 60 - 90 cm.

Kawasan Rawan Bencana

1. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :

a. Kawasan rawan banjir di Banjarsari, Cipocok Jayya, Ciracas, Sumur Pecung, Kaujon, Kota Baru, Cipare, Lopang, Kaligandu, Trondol, Sukawana, Priyai, Kasemen.

b.Kawasan rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang di wilayah yang mempunyai countur tinggi sebagian wilayah Taktakan dan Cipocok Jaya

c. Kawasan rawan tsunami disepanjang pantai utara (pantura) 2. Kawasan rawan banjir, gempa, gerakan tanah, dan longsor, meliputi :

a. Kawasan DAS Cibanten

b. Kali pembuangan banten, ciwatu c. Ciwaka, d. Cilaku e. Cikaduen f. Cigeplak g. Kali Kubang h. Kali Ciwatek i. Kali Ciracas j. Cikentang k. Cirengas wilayah

Data Resiko Bencana Alam

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030, wilayah rawan bencana di Kota Serang diidentifikasi sebagai Kawasan Rawan Bencana Alam yang masuk dalam kategori Kawasan Lindung dalam konteks Pola Ruang Wilayah Kota Serang. Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud meliputi 3 (tiga) kategori kawasan rawan bencana,yaitu:

1. Kawasan rawan banjir yang tersebar di Cipocok Jaya, Banjarsari, Ciracas, Sumur Pecung, Kaujon, Kota Baru, Cipare, Lopang, Kaligandu, Trondol, Sukawana, Priyayi, dan sejumlah titik di Kecamatan Kasemen;

2. Kawasan rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang yang terdapat di sebagian wilayah Taktakan dan Cipocok Jaya; serta

3. Kawasan rawan tsunami yang terdapat di sepanjang Pantai Utara Kota Serang yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan Selat Sunda.

Berdasarkan hasil inventarisasi wilayah dan kerawanan bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Serang, kondisi eksisting daerah rawan bencana di Kota Serang dapat digambarkan sebagai berikut:

Jenis dan Wilyah Rawan Bencana di 5 Kecamatan Kota Serang

N o

Jenis

Bencana ec. Serang

Kec. Cipoco k Jaya Ke c. Tak tak an Ke c. Ka se me n Kec. Walantaka 1 Gempa Bumi 2 Tsunami - - 3 Letusan Gunung Berapi 4 Banjir 5 Tanah Longsor - - - -6 Kebakaran Hutan/Lahan 7 Kekeringan - - 8 Epidemi dan Wabah Penyakit 9 Kebakaran Gedung dan Permukiman 1 0 Kegagalan Teknolgi

Isu isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya antara lain capaian pelayanan dan kualitas

Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah isu strategis yang terkait dengan bidang cipta karya kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten,

1. Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan; 2. Rintisan Perusahaan Daerah Air Bersih

(PDAB) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dan pihak swasta. Meski belum sepenuhnya beroperasi secara maksimal, PDAB ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam pemenuhan air bersih di Kota Serang. Berikut ini merupakan isu strategis Kota Serang dalam RPJMD 2014-2018 terkait bidang cipta karya

1. Penyediaan infrastruktur wilayah yang memadai bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat

2. Pengendalian pemanfaatan ruang guna menjamin sustainabilitas pembangunan serta pengendalian bencana alam

3. Penataan dan Pengembangan Perumahan dan Fasilitas Permukiman 4. Penyediaan dan pemeliharaan taman kota dan RTH sebagai ruang publik

Selain itu, terdapat pula strategi pembangunan bidang cipta karya pada RTRW Kota Serang 2010-2013, diantaranya adalah

1. Menata permukiman kumuh

2. Mengembangkan perumahan bagi masyarakat kurang mampu 3. Merencanakan infrastruktur permukiman secara terpadu

4. Mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman yang partisipatif 5. Mengembangkan sistem penyediaan air minum kota, dengan upaya

- Mengembangkan sistem jaringan air bersih yang siap minum; dan

- Melindungi sumber mata air dan membuat sumur atau pompa yang memanfaatkan air tanah secara terbatas;

6. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah, dengan upaya:

- Mengolah limbah domestik dengan on site system diarahkan dengan sumur resapan kemudian dialirkan ke saluran pematusan dan melalui penggunaan instalasi pengolahan limbah terpadu (iplt); dan

- Mengolah limbah industri dengan instalasi pengolahan air limbah (ipal); 7. Mengembangkan sistem persampahan, dengan upaya:

- Memperbaiki sistem pengangkutan persampahan dan penyediaan sarana prasarana penunjang;

- Menata kembali lahan yang telah menggunakan sistem open dumping menjadi sistem sanitary landfill; dan

- Meningkatkan pelayanan dan optimalisasi sumber daya yang ada melalui peningkatan peran masyarakat;

8. Mengembangkan sistem drainase, dengan upaya:

- Menurunkan debit limpasan dengan pembuatan bangunan resapan air;

- Memperbaiki dan/atau normalisasi saluran drainase; dan

- Membuat sudetan pada saluran drainase yang memiliki tingkat genangan tinggi; 9. Pengembangan sistem manajemen pengelolaan persampahan dan pengembangan tempat pemrosesan sementara (TPS) dan tempat pemrosesan sampah akhir (TPSA) Cilowong

10. Prasarana yang digunakan lintas wilayah secara administratif, tempat pemrosesan sampah akhir (TPSA) terpadu yang dikelola bersama untuk kepentingan antarwilayah di Bojong Menteng, Kabupaten Serang

11. Arahan pengembangan sistem prasarana lingkungan yang digunakan lintas wilayah secara administratif dilakukan melalui kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan masalah sampah dengan Kabupaten Serang. 12. Pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air tanah yang

dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem perpipaan.

13. Pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem perpipaan.

14. Pengembangan prasarana sumber air minum dikembangkan di lokasi Situ Ciwaka Kecamatan Walantaka, Situ Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan, Cilandak Sayar Dan Gelam, pengembangan air bersih dari saluran irigasi Pamarayan Barat

15. Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum dengan melakukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada cekungan air tanah (CAT)

Berikut ini merupakan capaian pelayanan dan kualitas infrastruktur bidang cipta karya berdasarkan RPJMD Kota Serang 2014-2018:

No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Kondisi Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Akhir Kondisi Akhir RPJMD Thn 0 (2013) Tahun 1 (2014) Tahun II (2015) Tahun III (2016) Tahun IV (2017) Tahun V (2018) Tahun 2018 1 Persentase rumah tinggal bersanitasi % 60 60 75 80 85 100 100 2 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per 1000 penduduk rasio 10 10 10 10 10 10 10 3 Rasio rumah layak

huni rasio 40 50 50 65 75 85 85

4

Drainase dalam kondisi baik / pembuangan aliran

air tidak tersumbat m 15 27,5 35,5 48,5 60 72 72

5

Lingkungan permukiman (% Luas Kawasan Kumuh terhadap

Total Luas Wilayah) % 30 25 20 15 15 15 15 6 Rumah tangga

pengguna air bersih % 60 60 75 80 85 85 85 7 Rumah tangga ber

sanitasi % 60 60 75 80 85 100 100

8 Lingkungan

permukiman kumuh % 20 20 10 5 5 5 5

9 Rumah layak huni % 40 50 65 75 85 100 100 10 Rumah tangga pengguna listrik % 90 90 100 100 100 100 100 11 Persentase penanganan sampah % 50,5 55 60 60 70 70 70 12 Persentase penduduk berakses air minum % 60 60 75 80 85 85 85 13 Persentase luas permukiman yang tertata % 40 50 60 70 80 100 100 14 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk % 10 10 10 10 10 10 10 Sumber : RPJMD Kota Serang 2014 - 2018

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

LAPANGAN USAHA 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **) 2010***) 2011***) 2012***) Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) %

1. PERTANIAN, PETERNAKAN,

Dokumen terkait