• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 BIDANG PUCIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 BIDANG PUCIPTA KARYA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

PROFI L

KOTA SERANG

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Serang merupakan daerah otonom yang terbentuk dari

pemekaran Kabupaten Serang pada tanggal 10 Agustus 2007

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kota Serang. Berdasarkan penjelasan

undang-undangtersebut dijelaskan bahwaKota Serang memiliki luas wilayah

keseluruhan ± 266,71km2. Sedangkan hasil inventarisasi luas wilayah di

6 (enam) kecamatan secara faktual luas wilayah Kota Serang seluruhnya

mencapai 266,74km2 atau sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi

Banten. Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan dengan wilayah

terluas yaitu sekitar 63,36 km2atau sekitar 23,75% dari luas wilayah Kota

Serang. Sementara kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah

Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas wilayah Kota

Serang, atau sekitar 25,88 km2. Tabel berikut ini memberikan gambaran

tentang rincian jumlah wilayah serta persentase luas wilayah

(2)

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Serang Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Luas (km2) %

1 Curug 49,6 18,59

2 Walantaka 48,48 18,18

3 Cipocok Jaya 31,54 11,82

4 Serang 25,88 9,70

5 Taktakan 47,88 17,95

6 Kasemen 63,36 23,75

266,74 100,00

Sumber: BPS Kota Serang, 2014

Sesuai dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007,

Kota Serang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten, yang terletak di

Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawah Luhur;

(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang di Kelurahan

Sawah Luhur, Kecamatan Ciruas, dan Kecamatan Kragilan

Kabupaten Serang;

(3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan

Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang; dan

(4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan

Waringin Kurung, Kecamatan Kramat Watu Kabupaten Serang.

(3)

Tabel 2.2

1 Cipocok Jaya 1 Curug

2 Karundang 2 Tinggar

3 Panancangan 3 Kemanisan

4 Banjar Agung 4 Cipete

5 Banjar Sari 5 Cilaku

6 Tembong 6 Pancalaksana

7 Dalung 7 Sukawana

8 Gelam 8 Sukalaksana

9 Curug Manis 10 Sukajaya

III KECAMATAN SERANG V KECAMATAN TAKTAKAN

1 Serang 1 Taktakan

2 Cipare 2 Sayar

3 Sumur Pecung 3 Pancur

4 Kota Baru 4 Kuranji

5 Lopang 5 Kalanganyar

6 Cimuncang 6 Cilowong

7 Unyur 7 Panggungjati

8 Sukawana 8 Drangong

9 Lontarbaru 9 Umbul Tengah

10 Kaligandu 10 Sepang

11 Terondol 11 Lialang

12 Kagungan 12 Taman Baru

IV KECAMATAN KASEMEN VI KECAMATAN WALANTAKA

1 Kasemen 1 Walantaka

2 Mesjid Priyayi 2 Cigoong

3 Terumbu 3 Nyapah

4 Warung Jaud 4 Pangampelan

5 Bendung 5 Kiara

6 Banten 6 Pager Agung

7 Sawah Luhur 7 Kalodran

(4)

Gambar 2.1.

(5)

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA SERANG

Meski Kota Serang adalah Kota yang masih berusia relatif belia, namun sejumlah potensi yang dimiliki menjadikan Kota Serang memiliki daya saing yang cukup tinggi. Beberapa hal bersumber pada faktor alamiah yang dimiliki oleh Kota Serang, seperti: posisi strategisnya dalam konteks provinsial sebagai Ibukota Provinsi Banten, geostrategisnya dalam konteks regional sebagai daerah transit dari gerbang masuk ke Pulau Jawa di Kota Cilegon, posisinya yang terletak di Teluk Banten dengan Pelabuhan Karangantu yang bernilai historis dan komersil menjadikan Kota Serang memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, bentangan alamnya yang datar dan terletak di Pantai Utara Banten masih menyimpan potensi sebagai lahan pertanian produktif dengan jaringan irigasi yang sebagian besar masih berfungsihingga saat ini, serta faktor historis yang menjadikan Kota Serang sebagai “pewaris” kekayaan khasanah kebudayaan yang bersumber dari kejayaan Kesultanan Islam Banten mengingat sejumlah situs pentingnya yang terletak di Kota Serang.

Pengembangan potensi wilayah Kota Serang tak dapat dipisahkan sebagai bagian integral dari Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakat yang menekankan pada pengembangan pembangunan pada bidang pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.Kota Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai modal dasar untuk membangun wilayah secara optimal guna mencapai kesejahteraan sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Peluang dan potensi wilayah di Kota Serang dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Pengembangan Potensi Perikanan

(6)

Pengembangan potensi perikanan di Kota Serang dapat dilihat dari pembagian Kawasan Perikanan di Kota Serang yang meliputi: kawasan perikanan tangkap, kawasan perikanan budidaya. Kawasan perikanan tangkap meliputi: rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di Karangantu dan pengembangan tempat penyimpanan ikan, pengembangan minapolitan serta wisata perikanan di Karangantu; kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai utara di Karangantu; pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dan pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Karangantu. Sedangkan kawasan perikanan budidaya terdapat di Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawah Luhur.

2) Pengembangan Potensi Pertanian

Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang masih dapat dikembangkan sebagai salah satu basis perekonomian rakyat khususnya pertanian tanaman pangan yang tersebar di sejumlah kawasan pertanian produktif yaitu: kawasan sawah irigasi seluas 4.910 Ha yang terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Kasemen; kawasan sawah non irigasi seluas 3.445 Ha di Kecamatan Walantaka dan sekitarnya; serta pertanian lahan kering atau lahan bukan sawah seluas 11.747 Ha yang tersebar di sejumlah kecamatan.Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah padi dengan luas panen padi sawah mencapai 15.416 Ha dengan produksi mencapai 88.234 ton Gabah Kering Giling (GKG); serta luas panen padi ladang mencapai 408 Ha dengan total produksi mencapai 578,52 ton GKP.

(7)

3) Pengembangan Potensi Peternakan

Kota Serang juga masih memiliki potensi peternakan yang dapat dikembangkan sebagaimana terdapat pada kawasan pengembangan peternakan yang terdapat wilayah Kecamatan Taktakan dan Curug. Potensi peternakan yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat di Kota Serang yang relatif memadai, yaitu antara lain: sapi potong, kerbau, kambing, dan domba, serta beberapa jenis unggas seperti: bebek, ayam pedaging maupun petelur. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang, produksi daging sapi mencapai 1.621.704 kg, daging kerbau sebesar 169,800 kg, daging kambing 159.280 kg, daging domba 241.100 kg, daging ayam buras sebesar 107.621.151 kg, daging ayam ras pedaging sebesar 9.323.984 kg, daging ayam ras petelur 59.280 kg, dan daging itik sebesar 28.784 kg. Sedangkan produksi telur dari peternakan ayam ras petelur di Kota Serang mencapai 5.683.260 kg, belum termasuk telur ayam buras yang mencapai 77.751 kg,&telur itik yang mencapai 9.058 kg.

4) Pengembangan Potensi Perkebunan

Potensi perkebunan di Kota Serang terdapat di kawasan perkebunan yang tersebar di Cilowong dan Dalung, serta kawasan pertanian hortikultura di Kecamatan Curug dan Kecamatan Taktakan.Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha dengan produksi 1.047 ton, tanaman kopidengan luas tanam 32 ha dan dengan produksi 16,95 ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas tanam sekitar 39 Ha dan produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada dengan luas tanam 18,24 Ha dan produksi sebesar 7,08 ton.

Ragam jenis buah-buahan lokal masih berpotensi dikembangkan di Kota Serang, terutama durian di Kecamatan Taktakan yang produksinya mencapai 56.479 kuintal, mangga dengan produksi sebesar 15.881 kuintal, rambutan 10.013 kuintal, nangka 5.924 kuintal, pisang 24.531 kuintal, sawo 2.612 kuintal, dan ragam buah-buahan lainnya seperti: markisa, sukun, sirsak, salak, pepaya, nenas, jeruk siam, jambu air, jambu biji, belimbing, alpukat, duku, dan lain-lain.

(8)

5) Pengembangan Potensi Pariwisata

Pengembangan potensi pariwisata di Kota Serang dapat dipetakan dalam dua koridor pengembangan sebagai berikut:

a. kawasan pengembangan pariwisata koridor utara yang meliputi

potensi wisata alam, minat khusus dan budaya antara lain: berbagai

peninggalan sejarah seperti makam dan wisata khusus seperti ziarah,

gedung-gedung tua, dan situs sejarah. Pengembangan wilayah wisata

ziarah berada di wilayah Kecamatan Kasemen dengan luas wilayah

63,36 Ha berjarak 4 km dari pusat Kota Serang,

b. kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi

wisata alam buatan, minat khusus dan budaya antara lain: pusat

pertokoan dan perdagangan berbagai sarana wisata buatan, dan

kerajinan cinderamata. Koridor tengah ini tersebar di Kecamatan

Serang dan Cipocok Jaya.

Di sektor pariwisata, potensi unggulan Kota Serang terletak pada

obyek Pariwisata Cagar Alam Pulau Dua dan Wisata Banten Lama, selain

itu terdapat wisata religi Mesjid Agung Banten Lama, makam Sultan

Maulana Hasanudin, dan makam Maulana Yusuf, situs purbakala Banten

Girang, Benteng Spellwijk, Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Vihara

Avalokittesvara dan Museum Banten Lama. Jumlah wisatawan asing

yang datang ke Kota Serang mencapai 6.665 orang pada tahun 2012

sebagaimana tercatat pada tingkat okupasi hotel di Kota Serang dan

wisatawan domestik sebesar 290.119 orang, merupakan bukti cukup

besarnya potensi pariwisata di Kota Serang. Berkembangnya bisnis jasa

perhotelan, restoran dan rumah makan di Kota Serang merupakan

indikasi lain dari berkembangnya sektor pariwisata. Pada tahun 2014

tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota Serang, yang terdiri dari 2 hotel

bintang 4; 5 hotel bintang 1;10 hotel Non bintang (hotel melati dan

(9)

Sektor pariwisata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis restoran dan cafe. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 35 restoran dan 13 cafe, bertambah menjadi 40 restoran dan 16 cafe pada tahun 2014. Di samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat perdagangan modern/Mall, serta sejumlah swalayan dan pasar-pasar tradisional yang masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Serang.Pasar Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan fungsinya dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk untuk sebagian besar komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat Serang dan sekitarnya.

Jumlah wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan potensi pariwisata di Kota Serang yang masih dapat terus dikembangkan di masa depan. Jumlah wisatawan nusantara yang meningkat lebih dari 50% pada tahun 2012, dari 95.926 orang menjadi 146.021 orangdan meningkat pada tahun 2014 menjadi 296.784 orang pada tahun 2014 merupakan catatan menggembirakan yang menggambarkan prospek pariwisata di Kota Serang. Demikian pula dengan wisatawan mancanegara yang pada tahun yang sama mencapai 2.679 orang, meningkat menjadi 6.665 orang pada tahun 2014. Potensi pariwisata juga ditunjang dengan tumbuh dan berkembangnya seni dan kelompok-kelompok kesenian tradisional maupun modern yang hingga tahun 2012 mencapai lebih dari 257 kelompok.

6) Pengembangan Potensi Perdagangan dan Industri

(10)

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1.

JUMLAH PENDUDUK

Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan

penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk

semakin cepat.

Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2008 adalah 493,232 jiwa dan tahun 2010 adalah

576,961 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar 1,05 % per

tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah Kecamatan

Cipocok Jaya, yaitu 1,08 %. Laju pertumbuhan penduduk Kota Serang per Kecamatan

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 20082010 Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan

2008 2009 2010 LPP (%)

1 Curug 42.346 41.095 47.175 1.03

2 Walantaka 61.451 64.749 75.681 1.07

3 Cipocok Jaya 62.293 68.298 80.195 1.08

4 Serang 185.627 180.055 207.065 1.04

5 Taktakan 63.762 67.472 78.384 1.07

6 Kasemen 77.753 76.241 87.794 1.04

Jumlah 493.232 497.910 576.961 1.05

Sumber : Profil Kota Serang, 2008–2010

Perkembangan penduduk dari tahun 2008–2010, terlihat bahwa pada dasarnya

pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang menunjukkan pola linear. Proyeksi jumlah

penduduk Kota Serang untuk lima tahun kedepan dilakukan dengan memproyeksikan

jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar

pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan

(11)

Model linear dideskripsikan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut:

P

P

(1

r

)

q tq t

dimana,

Pt+q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q)

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

r = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun

q = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang, rata–rata

pertumbuhan mencapai 1,05 % pertahun. Dalam perkembangan lima tahun kedepan

jumlah penduduk Kota Serang mencapai 876.989 jiwa pada tahun 2015.

Tabel 2.4

Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Serang Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan

2011 2012 2013 2014 2015

1 Curug 49967 52925 56058 59376 62891

2 Walantaka 84104 93464 103866 115426 128267

3 Cipocok Jaya 92197 105121 119856 136657 155813

4 Serang 219488 232656 246614 261409 277092

5 Taktakan 87002 96568 107186 118971 132052

6 Kasemen 93592 99773 106362 113386 120874

Jumlah 626350 680507 739942 805225 876989

Dari hasil proyeksi ini dapat diamati bahwa penduduk Kota Serang mempunyai jumlah

penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah

penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat dimengerti

karena beberapa kecamatan tersebut mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi seperti

perdagangan dan jasa, pemerintahan atau karena kelengkapan fasilitas baik pendidikan,

kesehatan, peribadatan dan lain-lain. Tapi pada beberapa kecamatan lain menunjukan

pertumbuhan penduduk yang kurang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kurangannya fasilitas atau kondisi alam yang kurang mendukung (daerah banjir,

jenis tanah dengan porositas yang tinggi) sehingga sebagian penduduk lebih memilih

(12)

2.3.2.

KOMPOSISI PENDUDUK

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2009 sebesar 1.867

jiwa per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi

adalah Kecamatan Serang, yaitu 6.957 jiwa per Km2. Sedangkan Kecamatan yang

memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu 1075

jiwa per Km2. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah penduduk dan tingkat

kepadatannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.5

Distribusi Jumlah & Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2009-2010

Luas Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan No Kecamatan Penduduk Penduduk

(Km2) 2009 (Jiwa) 2010 (Jiwa)

Jiwa/Km2 Jiwa/Km2

1 Serang 25.88 180055 6957 207065 8001

2 Cipocokjaya 31.54 68298 2152 80862 2607

3 Curug 48.48 41095 1075 47175 1197

4 Walantaka 47.88 61451 1498 75681 1845

5 Taktakan 49.6 67472 1100 78384 1352

6 Kasemen 63.36 76241 1228 87794 1320

Jumlah 266.74 497910 1867 576961 2163

(13)

Gambar 2.2.

Perbandingan Kepadatan Penduduk dari Tahun 2009 - 2010 di Kota Serang

9000

8000

7000

6000

5000

4000 2009

3000

2010 2000

1000 0

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebaran penduduk di Kota Serang

nampak tidak merata. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2010

sebesar 2.163 jiwa per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang

paling tinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu 8.001 jiwa per Km2. Sedangkan

Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan

Curug, yaitu 973 jiwa per Km2.

Untuk tingkat kelurahan, kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Cipare

Kecamatan Serang sedangkan kepadatan terendah ada di Kelurahan Cilowong

Kecamatan Taktakan. Adapun gambaran lebih lengkap mengenai penyebaran

penduduk menurut desa/kelurahan di Kota Serang pada tahun 2009 dan 2010 dapat

dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.6

Sebaran Jumlah Penduduk Kota Serang Dirinci Per Desa/Kelurahan

Penduduk 2009 Penduduk 2010 Luas

N Kepadata

Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n o

(14)

Penduduk 2009 Penduduk 2010 Luas

N Kepadata

Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n o

(km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km 2)

Serang 4.90 24531 5006 26440 5396

Cipare 1.27 21087 16604 26121 20568

Sumurpecun

3.26 19219 5895

g 21749 6671

Cimuncang 1.54 17980 11675 24994 16230

Kotabaru 0.64 6785 10602 6179 9655

Lontarbaru 1.00 7533 7533 8834 8834

Kagungan 1.27 12336 9713 13544 10665

Lopang 1.17 14331 12249 14803 12652

Unyur 4.39 32900 7494 35048 7984

Kaligandu 2.87 12296 4284 17689 6163

Terondol 1.80 6125 3403 7296 4053

Sukawana 1.77 4932 2786 4368 2468

2 Cipocok 31,02 68298 2202

Jaya 80862 2607

Gelam 5,40 8335 1258 7809 1446

Dalung 1,84 4651 2528 6096 3313

Tembong 4,52 5611 1241 6514 1441

Karundang 2,24 5246 2342 7005 3127

Cipocok Jaya 2,43 11880 4889 12033 4952

Banjarsari 5,61 11244 2004 15803 2817

Banjaragung 5,05 10900 2158 12607 2496

Panancangan 3,93 10431 2654 12995 3833

3 Curug 39,40 42346 1075 47175 1197

Kamanisan 5,31 5474 1031 6838 1288

(15)

Penduduk 2009 Penduduk 2010 Luas

N Kepadata

Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n o

(km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km 2)

Tinggar 5,10 4102 804 5136 1007

Cipete 4,20 3706 882 4045 963

Curugmanis 3,59 5322 1482 4342 1209

Sukalaksana 2,97 3727 1255 4122 1388

Sukawana 3,98 3070 771 3786 951

Curug 4,15 3573 861 3950 952

Sukajaya 2,00 2975 1488 3558 1779

Cilaku 3,01 6346 2108 7095 2357

4 Walantaka 41,01 61451 1498 75681 1845

Nyapah 2,60 3084 1186 3808 1465

Lebakwangi 2,80 2667 953 3342 1194

Cigoong 2,16 3157 1462 3800 1759

Tegalsari 1,97 3549 1802 3029 1538

Pasuluhan 2,15 3673 1708 3866 1798

Pabuaran 3,28 2495 761 3787 1155

Walantaka 2,81 2576 917 3339 1188

Pengampelan 2,86 6163 2155 8186 2862

Pipitan 1,16 9163 7899 11345 9780

Kiara 4,45 7186 1615 4696 1055

Pageragung 4,96 3966 800 8159 1645

Kalodran 3,91 4899 1253 5743 1469

Kepuren 1,57 4006 2552 4861 3096

Teritih 4,33 4867 1124 7720 1783

5 Kasemen 66,52 81695 1228 87794 1320

Kasemen 8,48 10957 1292 13277 1566

(16)

Penduduk 2009 Penduduk 2010 Luas

N Kepadata

Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n o

(km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km 2)

Mesjid

3,81 7510 1971

Priyayi 7157 1878

Bendung 5,43 6.689 1232 6343 1168

Terumbu 7,48 7904 1054 8266 1105

Sawah Luhur 15,28 9864 646 8668 567

Kilasah 4,04 8424 2085 6985 1729

Margaluyu 5,31 5809 1094 6078 1145

Kasunyatan 5,80 6673 1151 7989 1377

Banten 7,06 10240 1450 14358 2034

6 Taktakan 57,98 63762 1100 78384 1352

Cilowong 11,54 5157 447 7286 631

Sayar 13,98 6302 451 5332 381

Sepang 4,62 3778 818 7570 164

Pancur 4,73 4746 1003 4192 886

Kalang

2,33 3069 1317

Anyar 3239 1390

Kuranji 2,05 2860 1395 3672 1791

Panggungjati 1,66 6250 3765 6242 3760

Drangong 5,61 4950 882 17166 3060

Taktakan 3,45 13572 3934 6858 1988

Umbul

2,65 4578 1728

Tengah 4331 1634

Lialang 2,03 3718 1832 5262 2592

Tamanbaru 3,33 4782 1436 7234 2172

TOTAL 266,74 497910 1867 576961 2163

(17)

2.3.3. DATA JUMLAH DAN SEBARAN PENDUDUK MISKIN

Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai akhir tahun 2009 tercatat

sebesar 20.984 keluarga miskin atau jika diprosentasekan maka terdapat angka

kemiskinan di Kota Serang sebesar 25,07% dan untuk rincinya dapat dilihat Tabel 2.7

Tabel 2.7

Jumlah dan Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang

NO KECAMATAN PENDUDUK RT RTM RTM%

1 SERANG 180055 21215 4904 23.12%

2 CIPOCOK JAYA 68298 11225 2557 22.78%

3 KASEMEN 81695 23502 6180 26.30%

4 TAKTAKAN 63762 6465 1985 30.70%

5 WALANTAKA 61451 9144 2557 27.96%

6 CURUG 42346 12134 2801 23.08%

TOTAL 497910 83685 20984 25.07%

Sumber : BPS Kota Serang, Tahun 2009

Jika dilihat dari data diatas sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang,

Kecamatan yang tertinggi angka kemiskinannya adalah Kecamatan Kasemen (6180

RTM) sedangkan terendah yaitu Kecamatan Taktakan (1985 RTM) dan Kelurahan

tertinggi angka Rumah Tangga Miskinnya adalah Kelurahan Banten (1.454 RTM) dan

terendah kelurahan Lialang (64 RTM). Terlihat sebaran data kemiskinan yang paling

banyak di Kota Serang ada di wilayah pesisir yaitu Kecamatan kasemen yang lebih

banyak penduduk di wilayah ini sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Gambar 2.3

Sebaran Rumah Tangga Miskin Per Kecamatan di Kota Serang

2801 4904 SERANG

2557 CIPOCOK JAYA

1985 2557 KASEMEN

TAKTAKAN 6180

WALANTAKA

(18)

Berikut ini terdapat Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai ketingkat

Kelurahan dapat dilihat dari Tabel 2.8

Tabel 2.8

Jumlah Masyarakat Miskin di Kota Serang Tahun 2009 No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah

Penduduk RT RTM

1 Serang Serang 24531 1887 454

Cipare 21087 2324 541

Sumurpecung 19219 1584 393

Cimuncang 17980 2115 595

Kotabaru 6785 865 207

Lontarbaru 7533 688 159

Kagungan 12336 1915 433

Lopang 14331 1405 346

Unyur 32900 3068 700

Kaligandu 12296 1659 397

Terondol 6125 1305 319

Sukawana 4932 2400 360

SERANG TOTAL 180055 21215 4904

2 Cipocok Jaya Gelam 8335 1252 306

Dalung 4651 434 94

Tembong 5611 1570 335

Karundang 5246 1182 275

Cipocok Jaya 11880 1632 341

Banjarsari 11244 1415 378

Banjaragung 10900 1084 262

Panancangan 10431 2656 566

(19)
(20)

3 Curug Kamanisan 5474 1051 303

Pancalaksana 4051 1374 309

Tinggar 4102 1295 339

Cipete 3706 1027 315

Curugmanis 5322 1379 357

Sukalaksana 3727 1426 376

Sukawana 3070 2400 185

Curug 3573 612 161

Sukajaya 2975 638 196

Cilaku 6346 932 260

CURUG TOTAL 42346 12134 2801

4 Walantaka Nyapah 3084 407 135

Lebakwangi 2667 400 120

Cigoong 3157 766 225

Tegalsari 3549 301 108

Pasuluhan 3673 670 201

Pabuaran 2495 558 178

Walantaka 2576 407 123

Pengampelan 6163 995 247

Pipitan 9163 668 221

Kiara 7186 693 192

Pageragung 3966 855 249

Kalodran 4899 495 132

Kepuren 4006 453 123

Teritih 4867 1476 303

(21)

5 Kasemen Kasemen 10957 1986 540

Warung Jaud 7625 1638 375

Mesjid Priyayi 7510 2054 480

Bendung 6689 2391 594

Terumbu 7904 1813 582

Sawah Luhur 9864 1622 535

Kilasah 8424 1853 494

Margaluyu 5809 2179 614

Kasunyatan 6673 1869 512

Banten 10240 6097 1454

KASEMEN TOTAL 81695 23502 6180

6 Taktakan Cilowong 5157 1648 399

Sayar 6302 1127 307

Sepang 3778 454 133

Pancur 4746 380 126

Kalang Anyar 3069 337 110

Kuranji 2860 423 125

Panggungjati 6250 227 141

Drangong 4950 443 191

Taktakan 13572 535 183

Umbul Tengah 4578 317 139

Lialang 3718 274 64

Tamanbaru 4782 300 67

TAKTAKAN TOTAL 63762 6465 1985

TOTAL KESELURUHAN 497910 83685 20984

(22)
(23)

2.3.4. DATA PERMUKIMAN KUMUH

Kawasan permukiman kumuh sebagian besar terdapat di wilayah perkotaan

dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan pada umumnya menempati

kawasan-kawasan yang strategis seperti dekat dengan pusat kota, dekat dengan pusat

perdagangan dan jasa namun ada juga kawasan kumuh bermata pencaharian sebagai

pedagang kecil, nelayan dan buruh tani dengan tingkat pendapatan relative kecil.

Kondisi bangunan di kawasan kumuh kurang representative dan kurang terawat dengan

baik karna ketidak mampuan warganya. Secara keselururuhan terdapat sekitar 12.602

Ha kawasan kumuh yang tersebar di masing-masing kecamatan di kota serang yang

didiami oleh sekitar 2015 rumah. Kawasan kumuh terluas terdapat di kecamatan

taktakan , serang dan di cipocokjaya, yang masuk dalam wilayah pusat kota serang.

Tabel 2.9

Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kota Serang Luas

No Kecamatan

(ha) Lokasi

1 Serang 3621 Pasar Lama, Kantin, Kebon Sawo, Jiwantaka,

Pegantungan, Lialang, Umbul Tengah,

Taktakan,

Drangong, Panggung Jati, Kuranji, Pancur,

Karang Anyar, Kasemen.

2 Taktakan 3745 Warung Jaud, Kepuren, Kalodran, Pangarangan.

3 Kasemen 340

4 Walantaka 1585

5 Cipocok Jaya 2701

6 Curug 610

JUMLAH 12602

(24)

Masih cukup banyak rumah penduduk di kota serang yang kondisinya dibawah

standar baik keselamatan, kesehatan maupun keindahan. Beberapa penyebab masih

banyaknya rumah tidak layak huni di kota serang adalah sebagai berikut ;

1. Pengetauan dan kesadaran masyarakat masih rendah ; 2. Kemampuan ekononmi masyarakat masih rendah ; 3. Akses pembiayaan perumahan masih cukup rumit; 4. Penghuni rumah bukan pemilik sendiri.

Kondisi perumahan yang tidak layak huni sebagian wilayah kota serang di

perparah oleh kondisi prasarana pemukiman yang belum memadai, seperti kurangnya

fasilitas air bersih, jalan setapak/jalan lingkungan yang rusak atau tanah, belum

berjalannya mekanisme penanganan sampah serta kurangnya sarana drainase mikro

sehingga masih terjadi genangan atu banjir pada lokasi-lokasi tertentu. Selain kesadaran

untuk membangun rumah yang layak huni, kesadaran masyarakat kota serang untuk

memelihara sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman masih sangat

rendah.

Tabel 2.10

Sebaran Permukiman Kumuh dan Squatter di Kota Serang

Jumla Jumlah KK (orang)

N Desa/Keluraha h

o N Kaw.Kumu Bantaran Kaw.Teg.Tingg

h Sungai i

KECAMATAN SERANG

1 Sumur Pecung − − 14 14

2 Cipare 215 24 − 239

3 Serang − − 16 16

4 Kagungan − 36 74 110

5 Kota Baru 243 9 − 252

6 Cimuncang 585 − − 585

7 Unyur 114 81 − 195

(25)

9 Terondol 96 − 102 198

Jumlah 1253 150 210 1613

KECAMATAN CIPOCOK JAYA

1 Penancangan − − 44 44

2 Tembong − 13 12 25

Jumlah 13 56 69

KECAMATAN KASEMEN

1 Bendung 45 − − 45

2 Masjid Priyayi 45 − − 45

3 Terumbu 45 − − 45

4 Banten 6 116 − 122

5 Kilasah 51 − − 51

Jumlah 192 116 308

KECAMATAN TAKTAKAN

1 Panggung Jati − − 71 71

2 Lialang − − 32 32

3 Umbul Tengah − − 7 7

Jumlah 110 110

KECAMATAN WALANTAKA.

1 Pager Agung − − 5 5

Jumlah 5 5

Sumber : Bappeda Kota Serang,

(26)

2.4.

ISU

STRATEGIS

SOSIAL

EKONOMI

DAN

LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW

KOTA SERANG

2.4.1. ISU STRATEGIS SOSIAL

Kemiskinan tampaknya masih akan menjadi pekerjaan rumah yang harus dientaskan mengingat penetrasi perekonomian nasional dan regional yang berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat telah menyebabkan tekanan terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin. Gambaran tentang hal ini dapat dengan jelas terlihat dari laju peningkatan garis kemiskinan yang cukup tinggi, dari sebesar Rp.185.597,- pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp.236.039,- pada tahun 2013. Artinya, dengan asumsi kenaikan pendapatan pada kelompok penduduk tertentu yang hanya sebanding dengan tingkat inflasi yang mencapai 9,16% pada tahun 2013,

Masalah kemiskinan masih menjadi tema yang harus mendapatkan prioritas untuk dientaskan mengingat fakta-fakta di atas. Di masa depan kemiskinan bisa jadi akan menjadi masalah kota yang patologis sebagai dampak dari ketidakmampuan sebagian masyarakat yang mengandalkan penghidupannya pada sektor agraris untuk beradaptasi dengan transformasi Kota Serang dari daerah agraris menjadi daerah yang benar-benar berciri kota dengan sektor perdagangan dan jasa sebagai mata pencaharian utama penduduknya. Karenanya, penanganan dan antisipasi terhadap masalah kemiskinan di masa depan harus dilakukan secara sistemik dan terpadu, dengan mengedepankan pendekatan lintas sektoral yang lebih komprehensif.

(27)

sapi potong, kerbau, kambing, dan domba yang cukup potensial dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat. Potensi perikanan adalah asset yang sangat bernilai ekonomi tinggi, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Tahun 2014 saja tercatat produksi ikan laut mencapai 2.917,75 ton hasil produksi perikanan tangkap dengan nilai produksi mencapai Rp.38,76 Milyar, belum termasuk produksi perikanan budidaya (tambak, kolam, sawah, dan laut) yang mencapai 1.816,92 ton dengan nilai produksi mencapai Rp.25,59 Milyar.

Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah jagung, padi, kacang tanah, daging sapi, ikan bandeng, jambu citra, dan melon. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan yaitu kue satu, sate bandeng, dendeng daging, emping, baso ikan kering dan batik banten. Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha dengan produksi 1.047 ton, tanaman kopi dengan luas tanam 32 Ha dan dengan produksi 16,95 ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas tanam sekira 39 Ha dan produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada dengan luas tanam 18,24 Ha dan produksi sebesar 7,08 ton.

Revitalisasi sektor pertanian dalam jangka menengah memiliki nilai yang cukup strategis tidak hanya dalam rangka mengentaskan kemiskinan namun juga menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.Kondisi eksisting lahan di Kota Serang yang sebagian besar merupakan lahan pertanian dengan jaringan irigasi yang masih eksis, berpotensi besar untuk dimanfaatkan guna mencapai tujuan di atas.

(28)

Berkembangnya bisnis jasa perhotelan, restoran dan rumah makan di Kota Serang merupakan indikasi lain dari berkembangnya sektor pariwisata. Pada tahun 2014 tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota Serang, yang terdiri dari 2 hotel bintang 4; 5 hotel bintang 1; dan 10 hotel melati dan penginapan lainnya dengan total kamar mencapai 1.762 kamar.

Sektor parisiwata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis restoran / rumah makan. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 40 restoran, 65 rumah makan, 16 Cafe dan Kantin sebanyak 24. Di samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat perdagangan modern/Mall, serta sejumlah pasar-pasar tradisional yang masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Serang.Pasar Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan fungsinya dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk untuk seluruh komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat Serang dan sekitarnya.

(29)

2.4.2. ISU STRATEGIS EKONOMI

Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi

adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan

ekonomi Kota Serang yang tercermin dalam laju kenaikan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) rata-rata selama kurun waktu 2008-2012. Pertumbuhan masing-masing

sektor ekonomi relatif bervariasi, berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010

pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar

24,57%, diikuti dengan sektor bangunan sebesar 22,68%, sector jasa-jasa sebesar 22,11%.

Sementara sektor pertambangan dan penggalian, merupakan sektor yang belum

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Serang, mengingat sektor

tersebut tidak berpotensi di Kota Serang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai laju

pertumbuhan PDRB Kota Serang atas dasar harga konstan Tahun 2000 untuk periode

tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2.11

Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampak sampai seberapa jauh

kekuatan ekonomi suatu wilayah. Indikator perekonomian makro semacam ini sangat

penting bagi pengambilan keputusan untuk mengarahkan sasaran kebijakan

pembangunan dimasa yang akan datang. Semakin besar persentase suatu sektor yang

terbentuk semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi

suatu wilayah/kota.

Peranan sektor jasa - jasa di Kota Serang pada tahun 2009 peranan sektor ini

sebesar 24,11% yang merupakan masih jumlah terbesar, hingga tahun 2010 peranan sektor

ini terus meningkat tetap mendominasi dengan jumlah sebesar 24,15%. Peranan terbesar

kedua dalam pembentukan PDRB Kota Serang adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran pada tahun 2009 dengan kontribusi sebesar 23,91%, kontribusi sektor ini terus

relative mengalami penurunan kontribusinya sebesar 23,82% pada tahun 2010. Hal ini

mengindikasikan bahwa sektor jasa-jasa serta sector perdagangan, hotel dan restoran

menunjukkan tingkat perkembangan yang baik, dalam pengertian setiap tahun

(30)

Kedua sektor tersebut hingga tahun 2010 masih memegang peranan yang besar

dalam pembentukan total PDRB di sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kota Serang.

Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Kota Serang masih menggantungkan

perekonomiannya pada sektor jasa-jasa sertan sector perdagangan, hotel dan restoran.

Namun dalam memperkuat perkembangan ekonomi Kota Serang, kedua sektor tersebut

ditunjang pula oleh sektor bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta

pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sedangkan untuk sector pertambangan

dan penggalian hingga pada periode tahun 2008-2012 mengalami penurunan, hingga tahun

2010 sebesar 0,01%, sector ini belum memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Serang, karena terkait masalah perijinan dalam pertambangan dan galian.

Adapun untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kota Serang atas dasar harga berlaku

menurut Lapangan Usaha untuk periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.12.

2.4.3. ISU STRATEGIS LINGKUNGAN

Makin kompleksnya kebutuhan dan dinamika masyarakat Kota di masa depan akan menghadapkan sejumlah dilema dalam pemanfaatan ruang di Kota Serang, yaitu dilema antara kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di satu sisi, dan kebutuhan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di sisi lainnya. Masalah ini telah banyak dialami oleh berbagai daerah di Indonesia di masa lalu, sehingga belajar dari pengalaman berbagai daerah tersebut tampaknya menjadi keniscayaan guna mengantisipasi masalah laten yang sama di masa depan.

(31)

Salah satu peran penting yang dapat diambil oleh Kota Serang adalah memberikan dukungan kepada Provinsi Banten yang akan menjadi wilayah utama yang berfungsi menyatukan Koridor II dan Koridor I di Pulau Sumatera sehingga akan menimbulkan dampak ekonomi signifikan terhadap seluruh wilayah Banten, termasuk bagi Kota Serang sebagai wilayah penyangganya.

Sementara dalam konteks RPJMN 2015-2019 Kota Serang dapat mengambil peran dalam mengoptimalkan rencana Pengembangan Sistem Transit dan Semi Bus Rapid Transit (BRT) dalam rencana kegiatan strategis pembangunan infrasrukur nasional di Kota Serang. Peluang ini dapat dimanfaatkan pada tahap awal guna memfasilitasi kebutuhan transportasi massal bagi kalangan pelajar dan mahasiswauntuk menunjang visi Kota Pendidikan, serta untuk melayani masyarakat luas pada tahap selanjutnya guna mengantisipasi kemacetan yang gejalanya sudah mulai tampak dalam lima tahun terakhir.

Di samping itu, peluang pengembangan sistem dan jaringan drainase kota dalam rangka pengendalian banjir yang potensinya cukup tinggi di Kota Serang juga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya, yang diintegrasikan dengan sistem irigasi guna menunjang visi pertanian sebagai penopang fungsi Kota, serta mendukung target swasembada pangan nasional.

Dalam konteks rencana pengembangan kawasan strategis provinsi,

sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten

Tahun 2010-2030, Kota Serang memiliki beberapa kawasan strategis, yaitu:

1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertahanan dan keamananyang

merupakan kewenangan Pemerintah yaitu Kawasan TNI AD KOPASUS di

Kecamatan Taktakan Kota Serang;

2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu

a. Banten Water Front City di Kota Serang;

b. Kawasan Sport City di Kota Serang;

(32)

Selain menetapkan rencana Kawasan Strategis, Pemerintah Provinsi Banten juga mengembangkan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) dengan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis Cepat Tumbuh. Dalam konteks ini sebagian atau seluruh wilayah Kota Serang menjadi bagian dari KSCT dengan klasifikasi sebagai: (1) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; (2) Kawasan pengembangan minapolitan terpadu (perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan dan minawisata); dan (3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Sosial dan Budaya, yaitu Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang.

Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah isu strategis kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten, yaitu:

1. Pengembangan Kawasan Strategis Banten Water Front City sebagai wajah

Ibukota Provinsi Banten menghadap kelaut;

2. Percepatan pembangunan Bendungan Sindang Heula untuk penyediaan air

baku bagi Kawasan Industri Serang-Cilegon dan permukiman penduduk.

3. Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan KawasanSport City.

4. Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama;

5. Revitalisasi Terminal Tipe A Pakupatan, Terminal Angkutan Kota Cipocok

dan Kepandeaan;

6. Revitalisasi penataan Geometri perempatan jalan perkotaan untuk

mengatasi kemacetan;

7. Revitalisasi penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Kota Serang

sebagai pusat kegiatan rekreasi dan olahraga masyarakat;

8. Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan;

9. Revitalisasi pasar-pasar tradisional;

(33)

Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu dan sekitarnya merupakan kawasan yang strategis dilihat dari berbagai sektor. Kawasan PPN Karangantu yang memanfaatkan lahan 2,5 Ha telah difungsikan sejak tahun 1978 yang berlokasi di Desa Banten Kecamatan Kasemen, dikelola berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 311/KPTS/Org/1978 tanggal 25 Mei 1978. Seiring dengan nilai strategis dan historisnya, PPN Karangantu baru berganti nama dan meningkat kelasnya dari Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan RI, No PER.29/MEN/2010 tanggal 30 Desember 2010, yang secara teknis operasionalnya diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.16/MEN/2006 Tentang Pelabuhan Perikanan pada BAB VII Pasal 18 bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara ditetapkan berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut :

a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

territorial, zona ekonomi ekslusif Indonesia,

b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 30 GT

c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 meter dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 meter

d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau

jumlah keseluruhan sekurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus

(34)

Sementara dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030. kawasan PPN Karangantu diproyeksikan sebagai:

a. Kawasan PPN Karangantu menjadi Prioritas Pemanfaatan Ruang di

Provinsi Banten dengan peningkatan status dari Pelabuhan Perikanan

Pantai menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara. Berdasarkan hal

tersebut, direncanakan bahwa penyiapan lahan akan dilaksanakan

oleh Pemerintah Daerah, sedangkan pembangunan fisik akan

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

b. Kawasan PPN Karangantu termasuk ke dalam Wilayah Kerja

Pembangunan (WKP) II. Wilayah Kerja Pembangunan II diarahkan

untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan,

kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata,

jasa, perdagangan, dan pertambangan.

c. Dari sudut kepentingan kawasan strategis, kawasan PPN Karangantu

termasuk ke dalam kepentingan pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini

Kawasan Strategis Provinsi, yaitu kawasan Banten Waterfront City,

dimana kawasan ini diproyeksikan sebagai kawasan strategis ekonomi

yang berbasis mina dengan sasaran pengembangan sebaga berikut:

1. Mengembangkan sub pusat kota yang bernuansa bahari/pantai di

Kasemen yang terencana dan terintegrasi secara komperhensif.

2. Mengembangkan CBD (Central Bussiness District) yang berorientasi pada waterfront / tepian air dengan konsepsi urban renewal, sebagai arahan pengembangan wilayah.

3. Mengembangkan Commercial and Culture Main Stream dengan nuansa bahari.

4. Meningkatkan fungsi kawasan wisata yang bernuansa air/bahari

sekaligus pengembangan kawasan bersejarah sebagai magnet

wisata di Banten Waterfront City.

5. Mengembangkan waterfront city yang berkesinambungan secara holistik, sepanjang pantai sebagai akses publik terhadap

(35)

6. Mengurangi kesenjangan perkembangan ekonomi antar kawasan

perdesaan dengan kawasan perkotaan, dengan upaya memacu

pertumbuhan ekonomi kawasan yang sinergis, melalui: (1)

Penataan pendayagunaan sumberdaya alam secara optimal; (2)

Penataan struktur kawasan pengembangan; dan (3) Peningkatan

aksebilitas antar kawasan dan wilayah baik dibidang ekonomi

maupun sosial.

7. Terwujudnya fungsi dan peranan kawasan yang berfungsi

lindung.

8. Terselenggaranya optimasi pemanfaatan unsur ruang kawasan

budidaya yang menjamin prinsip keadilan, persamaan dan

perlindungan hukum bagi masyarakat.

9. Terwujudnya keseimbangan antar daya dukung wilayah terhadap

perkembangan penduduk dan kegiatannya, guna menselaraskan

antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan

hidup.

10. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang dapat

mensejahterakan masyarakat dan menciptakan rasa aman dan

nyaman bagi pelaku pembangunan.

Tindak lanjut dari pelaksanaan dan penerapan RTRW Provinsi dan Kota

Serang antara lain penetapan Kawasan Minapolitan melalui Keputusan

Walikota Serang tertanggal 18 Juli 2011, Nomor : 523/Kep.116-Org/2011

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Di Kota Serang yang dalam

jangka menengah dan panjang akan menjadi salah satu agenda

pembangunan kawasan yang penting di wilayah Kota Serang.

(36)

Di sebagian wilayah Kota Serang, kebutuhan akan air bersih ini telah dapat dipenuhi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Serang melalui eks jaringan perpipaan milik PDAM yang telah ada di Kota Serang pada era masih menjadi bagian dari Kabupaten Serang. Sementara sebagian wilayah lainnya masih belum terjangkau jaringan perpipaan PDAM, sehingga sebagian kebutuhan air bersih tersebut dipenuhi oleh pihak swasta seperti yang telah dilakukan oleh PT. Sauh Bahtera Samudra meski pada skala yang belum mencukupi seluruh kebutuhan air bersih bagi masyarakat di daerah tersebut. Sebagian lainnya tengah diinisiasi rintisan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dan pihak swasta.Meski belum sepenuhnya beroperasi secara maksimal, PDAB ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam pemenuhan air bersih di Kota Serang.

Kota Serang secara geografis–6022’ LintangterletakSelaant 07’–1060 25’ Bujur Timur.

ApabilaUniversalmemakai

Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m

sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m

dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah

sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah

utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Serang. Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan

provinsi Banten, juga sebagai daerah alternative dan penyangga (hinterland) Ibukota

Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kota Serang

sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan

beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran

tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan.

Tabel 4.2

Kondisi Kemiringan Lahan Kota Serang Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) % Luas

0–2 Datar 4659,00 25,34

2–5 Landai 6443,14 35,04

5–15 Sedang 6221,24 33,83

15–40 Curam 1061,69 05,77

Total 18.385,07 100,00

(37)

Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota Serang menunjukkan permukaan tanah yang

relatif datar. Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0 –100 meter di atas permukaan

laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan Kota

Serang berkisar antara 0 –40%.. Kondisi kemiringan lahan di Provinsi Banten terbagi

menjadi tiga kondisi yang ekstrim yaitu:

- Dataran yang sebagian besar terdapat di daerah Utara Provinsi Banten yang memiliki

tingkat kemiringan lahan antara 0–15%, sehingga menjadi lahan yang sangat potensial

untuk

pengembangan seluruh jenis fungsi kegiatan. Dengan nilai kemiringan ini tidak diperlukan

4 / 6Tentang Banten

Kamis, 16 Agustus 2012 20:14

banyak perlakuan khusus terhadap lahan yang akan dibangun untuk proses prakonstruksi.

Lahan dengan kemiringan ini biasanya tersebar di sepanjang pesisir Utara Laut Jawa,

sebagian wilayah Serang, sebagian Kabupaten Tangerang bagian utara serta wilayah selatan

yaitu di sebagaian pesisir Selatan dari Pandeglang hingga Kabupaten Lebak;

- Perbukitan landai-sedang (kemiringan < 15% dengan tekstrur bergelombang

rendah-sedang) yang sebagian besar dataran landai terdapat di bagian utara meliputi Kabupaten

Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang, serta bagian

utara Kabupaten Pandeglang;

- Daerah perbukitan terjal (kemiringan < 25%) terdapat di Kabupaten Lebak, sebagian kecil

Kabupaten Pandeglang bagian selatan dan Kabupaten Serang.

Perbedaan kondisi alamiah ini turut berpengaruh terhadap timbulnya ketimpangan

pembangunan yang semakin tajam, yaitu wilayah sebelah utara memiliki peluang

berkembang

(38)

Litologi Kota Serang terbentuk dari material dasar berupa batuan induk vulkanik. Jenis

tanah yang mendominasi permukaan adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu, regosol

kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan.

Jenis tanah yang mendominasi permukaan adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu,

regosol kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan. Jenis tanah yang memiliki

sebaran terluas adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu dan litosol yang tersebar di bagian

tengah, selatan, timur, dan barat. Di bagian utara, sebaran terdiri dari jenis tanah latosol

coklat kemerah-merahan. Sementara itu, kedalaman efektif tanah (solum) wilayah bagian

barat dan timur berada pada kisaran 30 - 60, sedangkan di bagian utara, tengah, dan selatan

berada pada kisaran 60 - 90 cm.

Kawasan Rawan Bencana

1. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :

a. Kawasan rawan banjir di Banjarsari, Cipocok Jayya, Ciracas, Sumur Pecung, Kaujon,

Kota Baru, Cipare, Lopang, Kaligandu, Trondol, Sukawana, Priyai, Kasemen.

b.Kawasan rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang di wilayah yang

mempunyai countur tinggi sebagian wilayah Taktakan dan Cipocok Jaya

c. Kawasan rawan tsunami disepanjang pantai utara (pantura)

2. Kawasan rawan banjir, gempa, gerakan tanah, dan longsor, meliputi :

a. Kawasan DAS Cibanten

b. Kali pembuangan banten, ciwatu

c. Ciwaka,

d. Cilaku

e. Cikaduen

f. Cigeplak

g. Kali Kubang

h. Kali Ciwatek

i. Kali Ciracas

j. Cikentang

(39)

Data Resiko Bencana Alam

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030, wilayah rawan bencana di Kota Serang diidentifikasi sebagai Kawasan Rawan Bencana Alam yang masuk dalam kategori Kawasan Lindung dalam konteks Pola Ruang Wilayah Kota Serang. Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud meliputi 3 (tiga) kategori kawasan rawan bencana,yaitu:

1. Kawasan rawan banjir yang tersebar di Cipocok Jaya, Banjarsari, Ciracas, Sumur Pecung, Kaujon, Kota Baru, Cipare, Lopang, Kaligandu, Trondol, Sukawana, Priyayi, dan sejumlah titik di Kecamatan Kasemen;

2. Kawasan rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang yang terdapat di sebagian wilayah Taktakan dan Cipocok Jaya; serta

3. Kawasan rawan tsunami yang terdapat di sepanjang Pantai Utara Kota Serang yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan Selat Sunda.

Berdasarkan hasil inventarisasi wilayah dan kerawanan bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Serang, kondisi eksisting daerah rawan bencana di Kota Serang dapat digambarkan sebagai berikut:

Jenis dan Wilyah Rawan Bencana di 5 Kecamatan Kota Serang

(40)

Isu isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya antara lain capaian pelayanan dan kualitas

Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah isu strategis yang terkait dengan bidang cipta karya kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten,

1. Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan; 2. Rintisan Perusahaan Daerah Air Bersih

(PDAB) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dan pihak swasta. Meski belum sepenuhnya beroperasi secara maksimal, PDAB ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam pemenuhan air bersih di Kota Serang. Berikut ini merupakan isu strategis Kota Serang dalam RPJMD 2014-2018 terkait bidang cipta karya

1. Penyediaan infrastruktur wilayah yang memadai bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat

2. Pengendalian pemanfaatan ruang guna menjamin sustainabilitas pembangunan serta pengendalian bencana alam

3. Penataan dan Pengembangan Perumahan dan Fasilitas Permukiman 4. Penyediaan dan pemeliharaan taman kota dan RTH sebagai ruang publik

Selain itu, terdapat pula strategi pembangunan bidang cipta karya pada RTRW Kota Serang 2010-2013, diantaranya adalah

1. Menata permukiman kumuh

2. Mengembangkan perumahan bagi masyarakat kurang mampu 3. Merencanakan infrastruktur permukiman secara terpadu

4. Mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman yang partisipatif 5. Mengembangkan sistem penyediaan air minum kota, dengan upaya

- Mengembangkan sistem jaringan air bersih yang siap minum; dan

(41)

6. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah, dengan upaya:

- Mengolah limbah domestik dengan on site system diarahkan dengan sumur resapan kemudian dialirkan ke saluran pematusan dan melalui penggunaan instalasi pengolahan limbah terpadu (iplt); dan

- Mengolah limbah industri dengan instalasi pengolahan air limbah (ipal); 7. Mengembangkan sistem persampahan, dengan upaya:

- Memperbaiki sistem pengangkutan persampahan dan penyediaan sarana prasarana penunjang;

- Menata kembali lahan yang telah menggunakan sistem open dumping menjadi sistem sanitary landfill; dan

- Meningkatkan pelayanan dan optimalisasi sumber daya yang ada melalui peningkatan peran masyarakat;

8. Mengembangkan sistem drainase, dengan upaya:

- Menurunkan debit limpasan dengan pembuatan bangunan resapan air;

- Memperbaiki dan/atau normalisasi saluran drainase; dan

- Membuat sudetan pada saluran drainase yang memiliki tingkat genangan tinggi; 9. Pengembangan sistem manajemen pengelolaan persampahan dan pengembangan tempat pemrosesan sementara (TPS) dan tempat pemrosesan sampah akhir (TPSA) Cilowong

10. Prasarana yang digunakan lintas wilayah secara administratif, tempat pemrosesan sampah akhir (TPSA) terpadu yang dikelola bersama untuk kepentingan antarwilayah di Bojong Menteng, Kabupaten Serang

11. Arahan pengembangan sistem prasarana lingkungan yang digunakan lintas wilayah secara administratif dilakukan melalui kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan masalah sampah dengan Kabupaten Serang. 12. Pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air tanah yang

dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem perpipaan.

13. Pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem perpipaan.

(42)

15. Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum dengan melakukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada cekungan air tanah (CAT)

Berikut ini merupakan capaian pelayanan dan kualitas infrastruktur bidang cipta karya berdasarkan RPJMD Kota Serang 2014-2018:

No

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Akhir

tinggal bersanitasi % 60 60 75 80 85 100 100

2

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per

1000 penduduk rasio 10 10 10 10 10 10 10 3 Rasio rumah layak

air tidak tersumbat m 15 27,5 35,5 48,5 60 72 72

5

pengguna listrik % 90 90 100 100 100 100 100

(43)
(44)
(45)
(46)

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

LAPANGAN USAHA 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **) 2010***) 2011***) 2012***) Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) %

1. PERTANIAN, PETERNAKAN,

KEHUTANAN

DAN PERIKANAN 243.094,29 9,60 247.533,56 9,27 252.053,89 8,95 256.520,20 8,67 261.000,10 8,42

2. PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN 502,10 0,02 569,01 0,02 360,33 0,01 335,38 0,01 264,49 0,01

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 136.431,06 5,39 137.918,16 5,16 139.705,96 4,96 141.293,30 4,78 142.930,80 4,61

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

40.813,47 1,61 40.965,946 1,53 41.118,99 1,46 41.271,66 1,40 41.424,42 1,34

5. B A N G U N A N

544.248,52 21,49 589.584,42 22,08 638.696,81 22,68 685.291,80 23,17 732.516,00 23,63

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN

RESTORAN 633.136,75 25,00 661.799,49 24,78 691.759,83 24,57 720.855,30 24,37 750.166,90 24,20

(47)

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 229.727,81 9,07 240.486,05 9,00 251.748,10 8,94 262.674,10 8,88 273.684,20 8,83

9. JASA-JASA 548.995,18 21,67 584.633,10 21,89 622.584,45 22,11 58.993,50 22,28 695.788,10 22,44

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 2.532.981,69 100,00 2.670.752,34 100,00 2.816.016,44 100 2.958.035,74 100,00 3.100.209,71 100,00

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

(48)

Tabel 2.12

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku

Kota Serang

LAPANGAN USAHA 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **) 2010***) 2011***) 2012***) Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) % Jutaan (Rp) %

1. PERTANIAN, PETERNAKAN,

KEHUTANAN DAN PERIKANAN 386.581,01 8,88 412.063,03 8,57 439.224,72 8,28 465.266,50 8,05 491.588,30 7,85

2. PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN 858,42 0,02 1.015,52 0,02 693,60 0,01 691,03 0,01 608,62 0,01

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

214.977,70 4,94 221.732,57 4,61 229.207,45 4,32 236.202,40 4,09 243.317,40 3,89

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

77.008,21 1,77 79.355,626 1,65 81.774,60 1,54 84.145,90 1,46 86.529,11 1,38

5. B A N G U N A N

844.364,51 19,39 974.521,45 20,27 1.124.741,81 21,20 1.261.587,00 21,83 1.401.776,00 22,40

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN

(49)

7. PENGANGKUTAN DAN

KOMUNIKASI 283.087,84 6,50 318.709,79 6,63 358.814,10 6,76 395.930,20 6,85 433.793,30 6,93

8. KEUANGAN, PERSEWAAN &

JASA

PERUSAHAAN 454.036,96 10,43 490.881,71 10,21 530.716,38 10,00 568.557,80 9,84 606.897,50 9,70

9. JASA-JASA

1.048.229,01 24,07 1.158.993,76 24,11 1.281.462,86 24,15 1.396.129,00 24,15 1.512.747,00 24,17

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 4.354.137,96 100,00 4.806.605,82 100,00 5.306.092,67 100,00 5.780.408,83 100,00 6.258.702,23 100,00

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

***) Data diolah oleh Bappeda

Kota Serang

(50)

Gambar

Tabel 2.2Kelurahan di Kota Serang
Gambar 2.1.Peta Wilayah Administrasi Kota Serang
Tabel 2.3.
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang akan dibahas berdasarkan latar belakang penelitian terkait dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah mengenai bagaimana

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam

mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang. Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunaka voucher payable procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah

Kepala Bagian Koordinasi Perekonomian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat dalam merencanakan teknis

Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan

Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut Umum menyatakan permintaan banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Subang, pada tanggal 13 Desember 2013 sebagaimana

IHSG sudah break MA 200 namun belum terlihat indikator meyakinkan indeks akan pulih, memburuknya sentimen regional berpotensi kembali menekan IHSG ke bawah pada

dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang