commit to user
iPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
UMI KRISNAWATI
NIM K7407150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iiPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
UMI KRISNAWATI
NIM K7407150
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
vi
ABSTRAK
Umi Krisnawati. “ PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011”. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz pada mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi antara
peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi (d) analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus I telah mencapai indikator kinerja lebih dari 70% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 72,00. Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah kognitif mengalami peningkatan angka sebesar 9,48 (rata-rata nilai sebelum siklus I yaitu 71,57, rata-rata nilai siklus I 81,05). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 36 siswa untuk ranah kognitifnya dengan nilai rata-rata 92,36. Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,31 (nilai rata-rata siklus I 81,05, nilai rata-rata siklus II 92,36). Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah psikomotorik mengalami peningkatan angka sebesar 15,66 (sebelum siklus I yaitu 61,18, nilai siklus I 76,84). Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,66 (rata-rata nilai siklus I 76,84, nilai rata-rata siklus II 82,50). Minat siswa terhadap pelajaran akuntansi mengalami peningkatan yang ditunjukkan peningkatan hasil belajar ranah afektifnya, sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe
Team Quiz 5,26% siswa yang cukup minat dalam belajar akuntansi, 81,57% siswa
minat dalam belajar akuntansi, dan 13,16% siswa sangat minat dalam mempelajari akuntansi, sedangkan setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
commit to user
vii ABSTRACTUmi Krisnawati.” THE IMPLEMENTATION OF TEAM QUIZ
TYPE COOPERATIVE STUDYING TO INCREASE THE RESULT OF STUDYING ACCOUNTING IN THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF
SMAN 1 TERAS BOYOLALI AT 2010/2011 ACADEMIC YEAR”. Thesis,
Surakarta: Education and Teacher Training Faculty. Sebelas Maret University. June 2011.
The purpose of this research is to understand whether the implementation of quiz team type cooperative studying can increase the result of studying accounting in the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras, Boyolali.
The kind of this research which is done by the researcher is Clasroom Action Research. It is done by colaboration between the researcher, the teacher, and involving the participant of student. The subject of this research is the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras Boyolali in 2010/2011 academic year. The total of partisipant is 38 students. The technique of collecting data is done by the activities such as: (a) observation, (b) interview, (c) test, (d) documentation. The procedure of research includes: (a) planning, (b) action, (c) observation and interpretation, (d) analysis and reflection.
commit to user
viii MOTTOYakinlah bahwa dunia ini adalah tempat cobaan ujian, tantangan dan
kesedihan karena itu, terimalah ia apa adanya dan mintalah pertolongan
kepada Allah SWT
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal
terbaik. Mereka hanya berusaha menjadikan terbaik dari setiap hal yang
hadir dalam hidupnya.
commit to user
ixPERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Ibu dan bapakku tersayang, yang selalu mendoakan dan
menyayangiku dengan sepenuh hati.
- Adik-adikku tercinta, terima kasih atas nasehat, doa dan
semangatnya. Love you all.
- Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd terima kasih untuk dorongan
dan bimbingannya selama ini
- Drs. Sukirman, MM terima kasih untuk bimbingannya
selama ini
- Sahabat-sahabatku Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah,
Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti. thanks for
all.
- Teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi kelas C 2007
- Teman seperjuangan di BKK Akuntansi 2007
commit to user
xKATA PENGANTAR
Segala puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang
sungguh-sungguh, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk
bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Drs. Sukirman, MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan
studi di bangku kuliah
7. Suwarno, S.Pd, M.H , selaku Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang
memberikan ijin penelitian skripsi ini.
8. Ihdati Khoiriyah, S. Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang membimbing
dalam pelaksanaan penelitian ini serta guru dan staff karyawan, dan siswa XI IPS2
commit to user
xi9. Ibu Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti
hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Adik-adikku tersayang (Krisna Ari Nugroho, Krisnia Novia Safitri) yang
membuatku selalu bersemangat
11. Mas Slamet, Mb Titik, Mas Yoyox, Mba Sisi, Mba Ida, Mba Maya, Wahyu, Laras,
Nur, Fida, yang selalu memberikan do’a dan semangat.
12. Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah, Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti
yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doannya
13. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi ’07, terima kasih
buat senyum dan doanya.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
xii DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN REVISI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Hakikat belajar... 6
a. Definisi Belajar ... 6
b. Faktor-faktor Belajar ... 7
c. Prinsip Belajar... 7
2. Hakikat Pembelajaran ... 8
3. Pembelajaran Kooperatif ... 8
commit to user
xiiib. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 10
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 11
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 11
e. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Quiz ... 12
4. Keaktifan Siswa ... 12
a. Pengertian Keaktifan Belajar... 12
b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar... 13
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar ... 14
5. Hasil Belajar ... 14
a. Pengertian Hasil Belajar ... 14
b. Fungsi Hasil Belajar... 15
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 16
d. Aspek-aspek Hasil Belajar ... 17
e. Penilaian Hasil Belajar ... 17
6. Mata Pelajaran Akuntansi ... 22
B. Penelitian Yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28
C. Sumber Data ... 29
D. Pendekatan Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Prosedur Penelitian... 35
G. Proses Penelitian... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
commit to user
xivBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
C. Implikasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
commit to user
xvDAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir. . . 25
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas . . . 31
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali. . . 44
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 62
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . 64
Gambar 6. Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 65
Gambar 7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa. . . 67
Gambar 8. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa. . . 68
Gambar 9. Grafik Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 163
Gambar 10. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . .. 166
Gambar 11. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 169
Gambar 13. Siswa Sedang Melaksanakan Team Quiz. . . 175
commit to user
xviDAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran ... 19
Tabel 2 Penskoran Tes Psikomotorik ... 22
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian... 28
Tabel 4 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ... 37
Tabel 5 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 61
Tabel 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 64
Tabel 7 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik... 65
Tabel 8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 67
Tabel 9 Prosentase Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 2 ... 68
Tabel 10 Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras ... 77
Tabel 11 Pedoman Wawancara ... 79
Tabel 12 Hasil Observasi Awal Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 83
Tabel 13 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz ... 88
Tabel 14 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90
Tabel 15 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan Team Quiz 93
Tabel 16 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ... 109
Tabel 17 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 111
Tabel 18 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I ... 115
Tabel 19 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II... 142
Tabel 20 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 144
Tabel 21 Hasil Observasi Akhir Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 150
Tabel 22 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153
Tabel 23 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 161
Tabel 24 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 163
Tabel 25 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164
Tabel 26 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 166
Tabel 27 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167
commit to user
xviiDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali ... 76
Lampiran 2 Daftar Siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali... 77
Lampiran 3 Pedoman Wawancara pada Guru ... 79
Lampiran 4 Pedoman Wawancara pada Siswa... 80
Lampiran 5 Tes Penilaian Ranah Afektif Sebelum Diterapkan Team Quiz. 81
Lampiran 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Sebelum ... 83
Diterapkan Team Quiz... 83
Lampiran 7 Catatan Lapangan I ... 86
Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz... 88
Lampiran 9 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90
Lampiran 10 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan ... 93
Team Quiz ... 93
Lampiran 11 RPP Siklus I... 96
Lampiran 12 Pembagian Siswa dalam Tim Kuis ... 103
Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 104
Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 106
Siswa Siklus I ... 106
Lampiran 15 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I... 109
Lampiran 16 Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus I... 111
Lampiran 17 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I... 115
Lampiran 18 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus I... 117
Lampiran 19 Catatan Lapangan 2... 119
Lampiran 20 RPP Siklus II... 125
Lampiran 21 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 137
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 139
Siswa Siklus II... 139
Lampiran 23 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ... 142
commit to user
xviiiLampiran 25 Tes Penilaian Ranah Afektif Setelah Diterapkan Team Quiz .. 148
Lampiran 26 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Setelah... 150
Diterapkan Team Quiz ... 150
Lampiran 27 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153
Lampiran 28 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus II ... 155
Lampiran 29 Catatan Lapangan 3... 157
Lampiran 30 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 161
Lampiran 31 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164
Lampiran 32 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167
Lampiran 33 Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ... 170
Lampiran 34 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 172
commit to user
1 BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia.
Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama
ini belum diketahui. Tantangan globalisasi mendorong manusia untuk mengetahui
setiap informasi yang berkembang. Kemampuan dalam memperoleh informasi secara
tepat akan menjadikan manusia sebagai seseorang yang siap memegang kendali dalam
persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi yang tinggi
sehingga dapat membawanya pada tahap pencapaian pengetahuan yang unggul dalam
pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
menuntut adanya perubahan dan perkembangan dalam segala bidang kehidupan
terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting
dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat Indonesia. Oleh
karena itu peningkatan dan pembaharuan bidang pendidikan harus terus dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya
dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang semakin baik.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Konteks pembaruan pendidikan, ada tiga unsur
utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan
commit to user
Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),
bukan hanya itu saja peningkatan efektivitas metode pembelajaran juga harus
dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari upaya seorang guru
dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.
Efektivitas suatu pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan
metode pembelajaran yang inovatif dimana siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran, siswa dituntut untuk menemukan konsep-konsep baru, siswa dituntut
dapat berpikir kritis, dan siswa dituntut dapat bekerjasama dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali sebagai
obyek yang akan diteliti, metode pembelajaran yang sering dipakai pada mata
pelajaran akuntansi masih bersifat teacher centered dengan menggunakan metode
yang masih konvensional, akibatnya siswa menjadi pasif dan motivasi belajar
siswapun relatif rendah. Siswa diajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan
informasi sendiri baik itu dari guru, teman, buku referensi, ataupun sumber lain
yang mendukung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan
inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian
sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1
Teras Boyolali kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 menemukan masalah yaitu
kurangnya minat siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena metode yang
digunakan guru dalam mengajar masih bersifat konvensional sehingga perlunya
adanya variasi pembelajaran agar siswa tertarik terhadap mata pelajaran akuntansi.
Dengan adanya variasi pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi
belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial
2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran
akuntansi, yaitu nilai 72,00). Peneliti bersama guru akuntansi kelas XI Ilmu
Pengetahuan Sosial 2 mengidentifikasi adanya minat dan motivasi belajar siswa
yang masih rendah, siswa kurang termotivasi untuk belajar karena pembelajaran
commit to user
mengakibatkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami
penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu dikembangkan suatu metode
pembelajaran yang mana mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu
saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber
informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi dari teman pun mereka dapat
memperoleh informasi yang berguna dan juga dapat meningkatkan peran serta dan
keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata
pelajaran akuntansi, sehingga nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa XI
Ilmu Pengetahuan Sosial 2.
Peneliti telah berdiskusi dengan Ibu Ihdati Khoiriyah S.Pd selaku guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa. Menurut Sunal dan Hans pada Isjoni (2009: 15)
mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta
didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran.”
Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa dalam proses
pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Team Quiz dapat menumbukan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat
dan keterlibatan siswa dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Team Quiz untuk
meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teras Boyolali
commit to user
B.Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab siswa kurang berminat dalam pembelajaran akuntansi?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi?
3. Apakah pembelajaran akuntansi didalam kelas bersifat monoton dan tidak
menarik bagi siswa?
4. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat
meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa?
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah di atas, permasalahan yang
muncul terlampau luas. Oleh karena keterbatasan penulis dalam hal biaya, tenaga
dan waktu maka penulis hanya membatasi pada masalah berikut:
1. Masalah rendahnya hasil belajar siswa
2. Masalah rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran akuntansi
3. Masalah rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan, apakah dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team
Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan
Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan pembelajaran
commit to user
akuntansi untuk siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras
Boyolali
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya bagi pendidikan mengenai kegunaan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
b. Diharapkan mampu digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang sejenis
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Dapat digunakan sebagai informasi atau alternatif lain dalam strategi
belajar yang lebih efektif
b. Sekolah
Diharapkan mampu memberikan inspirasi dan rujukan bagi sekolah dalam
rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran
commit to user
6 BAB IILANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan
tersebut meliputi pengetahuan sikap, kecakapan, dan lain-lain. Seseorang yang
telah mengalami proses belajar tidaklah sama keadaannya apabila dibandingkan
keadaan pada saat sebelum belajar, individu akan lebih mampu menghadapi
kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
yang dihadapinya. Skiner (dalam Muhibbin Syah, 2005: 90) berpendapat bahwa
“Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif “.
Witherington (dalam Ngalim Purwanto, 2004: 84) mengemukakan
“Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian“. Menurut Hilgard (dalam Oemar Hamalik,
2003: 156) menegaskan bahwa “Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan
perilaku yang relatif permanen, yang terjadi karena pengalaman”.
Dengan belajar, menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif
sebagai akibat dari adanya usaha, sehingga pada tahap akhir akan didapatkan
keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. W.S. Winkel (2007: 59)
mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap”.Muhibbin Syah (2005: 68) “ Belajar dapat dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
commit to user
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan
pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan
merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh subyek belajar. Keberhasilan
dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Muhibbin
Syah (2009: 132) menyatakan bahwa”faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dibedakan menjadi tiga macam”.Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Terdiri dari dua aspek yaitu:
(a) Aspek Fisiologis
• Tonus jasmani
• Mata dan telinga (b) Aspek Psikologis
• Intelegensi
• Sikap
• Minat
• Bakat
• Motivasi
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdiri dari dua macam, yaitu:
(a) Lingkungan sosial
• Keluarga
• Guru dan Staf
• Teman
(b) Lingkungan non sosial
• Rumah
• Sekolah
• Peralatan
• Alam
3) Faktor pendekatan belajar(approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
c. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 42) adalah :
• Perhatian dan Motivasi • Keaktifan Siswa
• Keterlibatan langsung atau Berpengalaman
• Pengulangan
commit to user
• Balikan dan Penguatan • Perbedaan Individual
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses
perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan
ketrampilan, kecakapan, kemahiran, kepandaian, pengetahuan baru dan sikap
yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku.
2. Hakikat Pembelajaran
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kemampuan
dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Guru
dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi dan siswa. Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi penting, apakah
yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, di luar kelas, atau mengawasi
anak-anak. Pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti
oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa,
urutan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan
oleh siswa. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa,
ruang fisik, dan sistem sosial kelas.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat
sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
commit to user
Menurut Johnson, (dalam Isjoni, 2008) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
Anita Lie (2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong yaitu kelompok pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4 5 orang saja.
Terdapat banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif mampu
memasuki praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan
pendekatan, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari
betapa pentingnya para siswa berlatih berfikir, memecahkan masalah, serta
menggabungkan kemampuan dan keahlian. Pendekatan ini sangat cocok
diterapkan didalam kelas yang siswanya mempunyai kemampuan bervariasi
karena dapat mencampurkan kemampuan setiap siswa, sehingga diharapkan
tercipta suatu kerja sama dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran kooperatif mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan
pendekatan pembelajaran yang berhasil dan mengintegrasikan keterampilan
sosial yang bermuatan akademik.
Menurut Isjoni (2009: 27) beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif
adalah:
1) Setiap anggota memiliki peran.
2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Kerja kelompok belum tentu identik dengan cooperative learning. Hal
ini tergantung bagaimana proses belajar yang terjadi dalam kelompok. Roger
commit to user
mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur cooperative learning yang
diterapkan, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan tiap anggota. Dengan demikian siswa yang mempunyai kemampuan yang kurang begitu baik terpacu untuk memberikan sumbangan nilai yang baik. 2) Tanggung Jawab Perseorangan
Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
4) Komunikasi antar anggota.
Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Perlu disediakannya waktu khusus untuk melaksanakan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.
c. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan pembelajaran kooperatif di dalam kelas terdapat
beberapa konsep yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh guru. Guru
sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model ini
commit to user
konseptual penggunaan pembelajaran kooperatif. Menurut Etin Solihatin
(2007: 7) prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar 3) Ketergantungan yang bersifat positif
4) Interaksi yang bersifat terbuka 5) Tanggung jawab individu 6) Kelompok bersifat heterogen
7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif 8) Tindak lanjut
9) Kepuasan dalam belajar
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya terdapat tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum
Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009: 27-28), yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Meskipun cooperative learning mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
e. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz
Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu model
pembelajaran yang dikembangkan oleh Mel Silbermen. Pembelajaran Team
Quiz dapat merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok yang anggotanya memiliki tanggung jawab
commit to user
pembelajaran. Prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Team Quiz
adalah sebagai berikut:
1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen
2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok besar yaitu A, B, dan C
3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai
penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit
4) Setelah penyampaian materi, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C
menggunakan waktunya untuk membuka catatan mereka lagi.
5) Mintalah kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B.
Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan lempar pertanyaan
tersebut kepada kelompok C
6) Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok
C tidak dapat menjawab, lemparkan pertanyaan kepada kelompok B
7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B
untuk kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A
8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian
materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya
9) Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
4. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan
dengan tekun dalam pembelajaran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(Poewodarminto, 1992: 17) “Keaktifan adalah kegiatan.” Pada penelitian ini
keaktifan yang dimaksudkan adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar
siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang dapat membawa
perubahan kearah yang lebih pada diri siswa karena adanya interaksi antara
commit to user
Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak diamati
secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui asimilasi, akomodasi
kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman
langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan
sosial) penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Menurut Nana Sudjana (2008: 61) keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar dapat dilihat dalam:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya
8) Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi
b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari keaktifan belajar pada diri seorang
siswa:
1) Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan
2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan
baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar
3) Kebebasan dan keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan
guru atau pihak lain
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar
Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, ada
lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni:
1) Stimulus Belajar
2) Perhatian dan motivasi
3) Respon yang dipelajarinya
commit to user
5) Pemakaian dan pemindahan5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil artinya
sesuatu yang diadakan, atau akibat dari sesuatu. Belajar artinya perubahan
tingkah laku, atau berusaha memperoleh.
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia
melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Setelah terjadi kegiatan belajar
mengajar, perlu bagi seorang pendidik mengetahui keberhasilan kegiatan belajar
mengajar tersebut, sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan
menerima berbagai hal yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Oemar
Hamalik (2008: 30) “bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Tingkah laku memiliki unsur
subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan
unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari
sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek
tersebut. Aspek-aspek itu antara lain pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, apersepsi, emosional hubungan sosial, jasmani, budi pekerti,
dan sikap.
Nana Sudjana (2005: 3) mengungkapkan “Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”.
Menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 53) mendefinisikan
”Hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik”.
1) Ranah kognitif
commit to user
analisa yaitu mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur organisasinya dapat dipahami dengan baik; sintesa yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru; dan evaluasi.
2) Ranahafektif
Ranah afektif ada lima aspek: penerimaan yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu; partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; penilaian yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu; organisasi yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan; dan pembentukan pola hidup yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan yang nyata dalam kehidupan.
3) Ranahpsikomotor
Ranah psikomotorik meliputi; kesiapan yaitu kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu: meniru; yaitu kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang dilihat walaupun belum tahu maknanya; membiasakan yaitu mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan; dan menciptakan yaitu mampu membuat sendiri suatu karya.
Jadi hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan.
b. Fungsi Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses belajar. Dengan
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Oleh
sebab itu, penilaian hasil dari proses belajar mengajar saling berkaitan satu
sama lain, yang mana hasil belajar dicapai siswa merupakan akibat
pembelajaran yang ditempuhnya. Menurut Muhhibin Syah (2006: 142),
evaluasi hasil belajar memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
commit to user
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan .3. Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program perbaikan pengajaran.
4. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan
5. Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian
hasil belajar adalah untuk:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui
posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan yakni
sejauh mana keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah
tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran
penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya membudayakan manusia,
dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi
pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya
hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata,
tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan
kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.
4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan
para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah
dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala yang dihadapinya.
commit to user
Menurut Agus Suprijono (2009: 5) ”Hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.” Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan.
2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
e. Penilaian Hasil Belajar
Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.
1) Tes
Tes hasil belajar menurut Ngalim Purwanto (2009: 66) merupakan “Tes
penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.” Tes diujikan setelah siswa
memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes menurut
Ngalim Purwanto (2009: 67) yaitu:
(a) Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya
commit to user
Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti semester
(c) Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. (d) Tes Penempatan
Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
2) Non Tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut
Ngalim Purwanto (2009: 69) penilaian non tes melalui:
(a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas
(b) Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa
(c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis
(d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya
(e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Dalam penelitian ini untuk menilai keaktifan siswa dilakukan dengan
melakukan observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai
adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengikuti kuis kelompok, dan
kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Sedangkan untuk penilaian hasil
belajar siswa, peneliti melakukan penilaian tes dan non tes. Untuk pengukuran ranah
kognitif, peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa dengan memberikan evaluasi di
setiap akhir siklus. Pada saat evaluasi akhir siklus I dan siklus II peneliti memberikan
[image:36.612.152.509.108.492.2]commit to user
Untuk penilaian ranah afektif dilakukan dengan menyebar angket kepada
siswa. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum penerapan Team
Quiz dan angket yang kedua diberikan setelah diterapkannya pembelajaran Team Quiz
selesai dilaksanakan. Penilaian ranah afektif dengan menyebarkan angket bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa mempelajari akuntansi. Skor yang
diberikan untuk ranah afektif umumnya dibuat dalam bentuk skala bertingkat yaitu
dengan rentang nilai antara 1-5 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misal
untuk jawaban sangat setuju mendapat skor 5, jawaban setuju mendapat skor 4,
jawaban kurang setuju mendapat skor 3, jawaban tidak setuju mendapat skor 2, dan
jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 1. Apabila menggunakan 20 butir
pernyataan atau pertanyaan maka akan diperoleh skor maksimum 100 dan skor
minimum 20. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran
Skor Kriteria
0 - 20 Tidak Berminat
21 - 40 Kurang Berminat
41 - 60 Cukup Berminat
61 - 80 Berminat
81 - 100 Sangat Berminat
(Sumber, Asep Jihad, 2009: 89)
Apabila seorang siswa menjawab pertanyaan suatu angket berkaitan
dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan memperoleh skor 85
berarti siswa tersebut sangat berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Untuk menilai ranah psikomotorik dilakukan dengan pengamatan yang
cermat dan obyektif, serta menggunakan pedoman pengamatan yang berisi aspek
yang diamati dan berbobot masing-masing. Pengamatan yang dilakukan untuk
memberi nilai pada ranah psikomotorik siswa dilakukan dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari pemberian materi sampai dengan
dilakukannya evaluasi akhir atau post test pada setiap siklus. Misalkan pada
commit to user
guru dapat mengamati psikomotor siswa . Skor yang diberikan kepada siswa yaitu
dengan rentang 1-5, dengan perincian sebagai berikut: skor 5 (baik sekali) untuk
siswa yang bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat teman dan mau
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok yang mengalami kesulitan
terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa
jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat dari teman
namun kurang sabar menghadapi teman yang mengalami kesulitan. Skor 3
(cukup) jika siswa dapat bekerjasama dengan baik namun kurang menghargai
pendapat teman dalam satu kelompok. Skor 2 (kurang) jika siswa kurang dapat
bekerjasama dengan siswa dalam satu kelompok. Skor 1 (kurang sekali) jika siswa
sama sekali tidak dapat bekerjasama dengan baik.
Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa
saat memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Skor yang diberikan dengan
rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan diperoleh jika siswa memberikan
pertanyaan dengan cepat dan penuh percaya diri dan sesuai dengan materi yang
dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan
cepat dan penuh percaya diri namun pertanyaan yang diberikan terlalu panjang.
Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan
ragu-ragu walaupun pertanyaan sesuai dengan materi. Skor 2 (kurang) akan diperoleh
jika siswa memberikan pertanyaan dengan kurang yakin dan menyimpang dari
materi yang disampaikan. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh jika siswa sama
sekali tidak membuat pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok lain.
Ketika melaksanakan kuis kelompok atau tim kuis, siswa juga diamati
untuk dinilai psikomotoriknya yaitu bagaimana kecepatan dan keberanian dari
masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam kuis kelompok. Skor
yang diberikan yaitu dengan rentang 1-5 dengan rincian sebagai berikut: skor 5
(baik sekali) akan diperoleh jika siswa cepat menjawab pertanyaan yang diberikan
kelompok lain dan jawabannya benar. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa
cepat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan jawabannya mendekati
kebenarannya. Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa masih memerlukan waktu
commit to user
jawabannya benar. Skor 2 (kurang) akan diperoleh jika siswa membutuhkan
waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Skor 1 (kurang
sekali) akan diperoleh jika siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan
kelompok lain.
Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa
saat mengerjakan post tes (evaluasi diakhir siklus). Aspek yang diamati yaitu
meliputi kecepatan siswa dalam menyelesaikan evaluasi dan kerapian pekerjaan
siswa. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan
diperoleh siswa jika dia dapat menyelesaikan tes dalam waktu yang cepat dan
pekerjaannya pun rapi tanpa coretan. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa jika dia
cepat mengerjakan tes namun pekerjaan sedikit coretan. Skor 3 (cukup) akan
diperoleh jika dia menyelesaikan tes tepat waktu dan pekerjaannya sedikit coretan.
Skor 2 (kurang) untuk siswa yang belum menyelesaikan tesnya sesuai waktu yang
ditentukan namun pekerjaannya rapi. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh siswa
jika dia tidak dapat menyelesaikan tes sesuai waktu yang telah ditentukan dan
pekerjaannya pun terdapat banyak coret-coretan. Contoh model penskorannya
commit to user
Tabel 2 . Penskoran Tes Psikomotorik:Aspek yang diamati
No Nama Siswa Kerjasama Kecepatan Kecepatan Kecepatan
dalam memberikan menjawab dan
diskusi pertanyaan pertanyaan kerapian
kelompok pekerjaan
saat
evaluasi
tertulis
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
(Sumber: bentuk tabel diolah sendiri berdasarkan acuan Asep Jihad, 2009)
6. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi (Acoounting) berasal dari bahasa Inggris “to account” yang
artinya memperhitungkan, dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan
tersebut. Menurut Arnie Fajar (2005:130), akuntansi merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang suatu sistem yang menghasilkan informasi berkenaan dengan
transaksi keuangan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu
sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan
melalui proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan
commit to user
Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual,
struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di SMA salah satunya
adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan
bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengiktisaran
transaksi keuangan, dan penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK)
B. Penelitian yang Relevan
1. Dalvi, S.Pd.I (2006) dalam jurnal guru yang berjudul “Upaya meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran agama dengan menggunakan
metode belajar aktif tipe kuis tim di kelas VI.B MI Diniyah Puteri Padang
Panjang semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006. Berdasarkan hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa metode belajar aktif terbukti dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil pembelajaran agama, yaitu dapat
meningkatkan motivasi belajar agama dan partisipasi siswa dan memberikan
pertanyaan dan menjawab soal dari kelompok lain.
2. Eni Kurniawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Usaha Peningkatan
Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif
tipe Team Quiz Siswa kelas VII SMP 1 Banyudono (Penelitian Tindakan Kelas).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa(1) proses pembelajaran
kooperatif tipe Team Quiz berjalan dengan baik, dimana siswa terlibat aktif dalam
presentasi materi dan tanya jawab, (2) keaktifan siswa kelas VII F mengalami
peningkatan melalui pembelajaran kooperatif tipe team quiz. Peningkatannya
sebagai berikut: (a) Siswa yang bertanya sebelum dikenai tindakan sebesar 7,5%,
dan pada putaran terakhir mencapai 42,5%; (b) Siswa yang menjawab pertanyaan
sebelum dikenai tindakan sebesar 12,5%, dan pada putaran terakhir mencapai 45%;
(c) Siswa yang mengeluarkan ide sebelum dikenai tindakan sebesar 2,5%, dan pada
putaran terakhir mencapai 20%; (d) Siswa yang mengerjakan PR sebelum dikenai
commit to user
demikian penerapan pembelajaran kooperatif tipe team quiz dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan diatas adalah
sama-sama menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang dapat
membangkitkan minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
akuntansi.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan masalah dan
tema dalam penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Untuk mengetahui
keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar perlu dilakukan evaluasi hasil
belajar yang dilaksanakan secara kontinyu. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal
diperlukan langkah-langkah nyata. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa
hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya pemilihan
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih harus mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa
saat belajar. Oleh karena itu, guru harus membuat variasi atau kombinasi model
mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sesuai judul penelitian yang diambil, yaitu Penerapan Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Quiz untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011, maka dapat digambarkan
commit to user
[image:43.612.115.525.165.471.2]
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
Proses pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini hanya
didominasi oleh guru. Siswa hanya pasif menerima ilmu pengetahuan yang telah
diberikan oleh guru, sehingga siswa sendiri tidak dapat berkembang secara mandiri.
Tidak adanya varisi dalam pembelajaran akuntansi mengakibatkan siswa kurang
berminat terhadap mata pelajaran tersebut. Selain itu siswa juga akan mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan karena kurangnya keaktifan siswa
dalam bertanya maupun diskusi. Hal tersebut dapat berakibat rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi, peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz. Dalam pembelajaran ini siswa yang sudah
Pembelajaran konvensional Hasil belajar siswa rendah
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Team Quiz.
1. Presentasi kelas yang dilakukan oleh guru
2. Siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. Masing-masing tim terdiri dari enam tim. Setiap tim memiliki anggota yang heterogen
3. Memberikan kesempatan kepada setiap tim membuat pertanyaan dan jawaban untuk diberikan kepada tim lain
4. Melaksanakan tim kuis Peningkatan hasil
commit to user
paham terhadap materi yang dipelajari harus membantu teman dalam satu kelompok
agar semua anggota dalam kelompok kompak dalam memberikan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan pendapat atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dan masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian
sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “Metode pembelajaran Team
Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
commit to user
27 BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang
beralamat di Jl.Raya Sudimoro-Teras Km 02 Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh
Bapak Drs.Suwarno. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial,
yang mana kelas XI dibagi kedalam empat kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan
Sosial 1, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3,
kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Dalam empat kelas tersebut ditemukan adanya
permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas XI Ilmu
Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 38 siswa pada semester 2 tahun ajaran
2010/2011
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Teras Boyolali
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Hasil pengamatan awal peneliti di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2
menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru masih tergolong rendah, akibatnya hasil belajar siswa kurang optimal.
b. Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2
yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dengan harapan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada bulan
Januari sampai bulan Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
commit to user
Tabel 3: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan Jenis Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan
Judul
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3. Implementasi
Tindakan:
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan