• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

UMI KRISNAWATI

NIM K7407150

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

UMI KRISNAWATI

NIM K7407150

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Umi Krisnawati. “ PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011”. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz pada mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi antara

peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi (d) analisis dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus I telah mencapai indikator kinerja lebih dari 70% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 72,00. Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah kognitif mengalami peningkatan angka sebesar 9,48 (rata-rata nilai sebelum siklus I yaitu 71,57, rata-rata nilai siklus I 81,05). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 36 siswa untuk ranah kognitifnya dengan nilai rata-rata 92,36. Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,31 (nilai rata-rata siklus I 81,05, nilai rata-rata siklus II 92,36). Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah psikomotorik mengalami peningkatan angka sebesar 15,66 (sebelum siklus I yaitu 61,18, nilai siklus I 76,84). Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,66 (rata-rata nilai siklus I 76,84, nilai rata-rata siklus II 82,50). Minat siswa terhadap pelajaran akuntansi mengalami peningkatan yang ditunjukkan peningkatan hasil belajar ranah afektifnya, sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe

Team Quiz 5,26% siswa yang cukup minat dalam belajar akuntansi, 81,57% siswa

minat dalam belajar akuntansi, dan 13,16% siswa sangat minat dalam mempelajari akuntansi, sedangkan setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Umi Krisnawati.” THE IMPLEMENTATION OF TEAM QUIZ

TYPE COOPERATIVE STUDYING TO INCREASE THE RESULT OF STUDYING ACCOUNTING IN THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF

SMAN 1 TERAS BOYOLALI AT 2010/2011 ACADEMIC YEAR”. Thesis,

Surakarta: Education and Teacher Training Faculty. Sebelas Maret University. June 2011.

The purpose of this research is to understand whether the implementation of quiz team type cooperative studying can increase the result of studying accounting in the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras, Boyolali.

The kind of this research which is done by the researcher is Clasroom Action Research. It is done by colaboration between the researcher, the teacher, and involving the participant of student. The subject of this research is the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras Boyolali in 2010/2011 academic year. The total of partisipant is 38 students. The technique of collecting data is done by the activities such as: (a) observation, (b) interview, (c) test, (d) documentation. The procedure of research includes: (a) planning, (b) action, (c) observation and interpretation, (d) analysis and reflection.

(8)

commit to user

viii MOTTO

Yakinlah bahwa dunia ini adalah tempat cobaan ujian, tantangan dan

kesedihan karena itu, terimalah ia apa adanya dan mintalah pertolongan

kepada Allah SWT

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal

terbaik. Mereka hanya berusaha menjadikan terbaik dari setiap hal yang

hadir dalam hidupnya.

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,

cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

- Ibu dan bapakku tersayang, yang selalu mendoakan dan

menyayangiku dengan sepenuh hati.

- Adik-adikku tercinta, terima kasih atas nasehat, doa dan

semangatnya. Love you all.

- Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd terima kasih untuk dorongan

dan bimbingannya selama ini

- Drs. Sukirman, MM terima kasih untuk bimbingannya

selama ini

- Sahabat-sahabatku Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah,

Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti. thanks for

all.

- Teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi kelas C 2007

- Teman seperjuangan di BKK Akuntansi 2007

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang

sungguh-sungguh, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi

sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan

skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk

bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

5. Drs. Sukirman, MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,

semangat dan bimbingan dengan baik.

6. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji

penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan

studi di bangku kuliah

7. Suwarno, S.Pd, M.H , selaku Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang

memberikan ijin penelitian skripsi ini.

8. Ihdati Khoiriyah, S. Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang membimbing

dalam pelaksanaan penelitian ini serta guru dan staff karyawan, dan siswa XI IPS2

(11)

commit to user

xi

9. Ibu Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun

spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti

hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Adik-adikku tersayang (Krisna Ari Nugroho, Krisnia Novia Safitri) yang

membuatku selalu bersemangat

11. Mas Slamet, Mb Titik, Mas Yoyox, Mba Sisi, Mba Ida, Mba Maya, Wahyu, Laras,

Nur, Fida, yang selalu memberikan do’a dan semangat.

12. Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah, Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti

yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doannya

13. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi ’07, terima kasih

buat senyum dan doanya.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Juni 2011

(12)

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN REVISI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Hakikat belajar... 6

a. Definisi Belajar ... 6

b. Faktor-faktor Belajar ... 7

c. Prinsip Belajar... 7

2. Hakikat Pembelajaran ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif ... 8

(13)

commit to user

xiii

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 10

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 11

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 11

e. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Quiz ... 12

4. Keaktifan Siswa ... 12

a. Pengertian Keaktifan Belajar... 12

b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar... 13

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar ... 14

5. Hasil Belajar ... 14

a. Pengertian Hasil Belajar ... 14

b. Fungsi Hasil Belajar... 15

c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 16

d. Aspek-aspek Hasil Belajar ... 17

e. Penilaian Hasil Belajar ... 17

6. Mata Pelajaran Akuntansi ... 22

B. Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28

C. Sumber Data ... 29

D. Pendekatan Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Prosedur Penelitian... 35

G. Proses Penelitian... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

(14)

commit to user

xiv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

C. Implikasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir. . . 25

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas . . . 31

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali. . . 44

Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 62

Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . 64

Gambar 6. Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 65

Gambar 7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa. . . 67

Gambar 8. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa. . . 68

Gambar 9. Grafik Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 163

Gambar 10. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . .. 166

Gambar 11. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 169

Gambar 13. Siswa Sedang Melaksanakan Team Quiz. . . 175

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran ... 19

Tabel 2 Penskoran Tes Psikomotorik ... 22

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian... 28

Tabel 4 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ... 37

Tabel 5 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 61

Tabel 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 64

Tabel 7 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik... 65

Tabel 8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 67

Tabel 9 Prosentase Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 2 ... 68

Tabel 10 Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras ... 77

Tabel 11 Pedoman Wawancara ... 79

Tabel 12 Hasil Observasi Awal Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 83

Tabel 13 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz ... 88

Tabel 14 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90

Tabel 15 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan Team Quiz 93

Tabel 16 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ... 109

Tabel 17 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 111

Tabel 18 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I ... 115

Tabel 19 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II... 142

Tabel 20 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 144

Tabel 21 Hasil Observasi Akhir Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 150

Tabel 22 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153

Tabel 23 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 161

Tabel 24 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 163

Tabel 25 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164

Tabel 26 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 166

Tabel 27 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali ... 76

Lampiran 2 Daftar Siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali... 77

Lampiran 3 Pedoman Wawancara pada Guru ... 79

Lampiran 4 Pedoman Wawancara pada Siswa... 80

Lampiran 5 Tes Penilaian Ranah Afektif Sebelum Diterapkan Team Quiz. 81

Lampiran 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Sebelum ... 83

Diterapkan Team Quiz... 83

Lampiran 7 Catatan Lapangan I ... 86

Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz... 88

Lampiran 9 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90

Lampiran 10 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan ... 93

Team Quiz ... 93

Lampiran 11 RPP Siklus I... 96

Lampiran 12 Pembagian Siswa dalam Tim Kuis ... 103

Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 104

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 106

Siswa Siklus I ... 106

Lampiran 15 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I... 109

Lampiran 16 Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus I... 111

Lampiran 17 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I... 115

Lampiran 18 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus I... 117

Lampiran 19 Catatan Lapangan 2... 119

Lampiran 20 RPP Siklus II... 125

Lampiran 21 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 137

Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 139

Siswa Siklus II... 139

Lampiran 23 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ... 142

(18)

commit to user

xviii

Lampiran 25 Tes Penilaian Ranah Afektif Setelah Diterapkan Team Quiz .. 148

Lampiran 26 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Setelah... 150

Diterapkan Team Quiz ... 150

Lampiran 27 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153

Lampiran 28 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus II ... 155

Lampiran 29 Catatan Lapangan 3... 157

Lampiran 30 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 161

Lampiran 31 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164

Lampiran 32 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167

Lampiran 33 Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ... 170

Lampiran 34 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 172

(19)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia.

Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama

ini belum diketahui. Tantangan globalisasi mendorong manusia untuk mengetahui

setiap informasi yang berkembang. Kemampuan dalam memperoleh informasi secara

tepat akan menjadikan manusia sebagai seseorang yang siap memegang kendali dalam

persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi yang tinggi

sehingga dapat membawanya pada tahap pencapaian pengetahuan yang unggul dalam

pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

menuntut adanya perubahan dan perkembangan dalam segala bidang kehidupan

terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting

dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas

pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat Indonesia. Oleh

karena itu peningkatan dan pembaharuan bidang pendidikan harus terus dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya

dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang semakin baik.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Konteks pembaruan pendidikan, ada tiga unsur

utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas

pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan

(20)

commit to user

Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),

bukan hanya itu saja peningkatan efektivitas metode pembelajaran juga harus

dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari upaya seorang guru

dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.

Efektivitas suatu pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan

metode pembelajaran yang inovatif dimana siswa dituntut untuk aktif dalam

pembelajaran, siswa dituntut untuk menemukan konsep-konsep baru, siswa dituntut

dapat berpikir kritis, dan siswa dituntut dapat bekerjasama dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali sebagai

obyek yang akan diteliti, metode pembelajaran yang sering dipakai pada mata

pelajaran akuntansi masih bersifat teacher centered dengan menggunakan metode

yang masih konvensional, akibatnya siswa menjadi pasif dan motivasi belajar

siswapun relatif rendah. Siswa diajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan

informasi sendiri baik itu dari guru, teman, buku referensi, ataupun sumber lain

yang mendukung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan

inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian

sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1

Teras Boyolali kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 menemukan masalah yaitu

kurangnya minat siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena metode yang

digunakan guru dalam mengajar masih bersifat konvensional sehingga perlunya

adanya variasi pembelajaran agar siswa tertarik terhadap mata pelajaran akuntansi.

Dengan adanya variasi pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi

belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial

2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran

akuntansi, yaitu nilai 72,00). Peneliti bersama guru akuntansi kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 mengidentifikasi adanya minat dan motivasi belajar siswa

yang masih rendah, siswa kurang termotivasi untuk belajar karena pembelajaran

(21)

commit to user

mengakibatkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami

penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu dikembangkan suatu metode

pembelajaran yang mana mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh

sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu

saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber

informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi dari teman pun mereka dapat

memperoleh informasi yang berguna dan juga dapat meningkatkan peran serta dan

keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata

pelajaran akuntansi, sehingga nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 2.

Peneliti telah berdiskusi dengan Ibu Ihdati Khoiriyah S.Pd selaku guru mata

pelajaran akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa. Menurut Sunal dan Hans pada Isjoni (2009: 15)

mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta

didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran.”

Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh

siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa dalam proses

pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe Team Quiz dapat menumbukan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat

dan keterlibatan siswa dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Team Quiz untuk

meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teras Boyolali

(22)

commit to user

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab siswa kurang berminat dalam pembelajaran akuntansi?

2. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi?

3. Apakah pembelajaran akuntansi didalam kelas bersifat monoton dan tidak

menarik bagi siswa?

4. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat

meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa?

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah di atas, permasalahan yang

muncul terlampau luas. Oleh karena keterbatasan penulis dalam hal biaya, tenaga

dan waktu maka penulis hanya membatasi pada masalah berikut:

1. Masalah rendahnya hasil belajar siswa

2. Masalah rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran akuntansi

3. Masalah rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan, apakah dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team

Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan

Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan pembelajaran

(23)

commit to user

akuntansi untuk siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras

Boyolali

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya bagi pendidikan mengenai kegunaan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz

b. Diharapkan mampu digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang sejenis

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Dapat digunakan sebagai informasi atau alternatif lain dalam strategi

belajar yang lebih efektif

b. Sekolah

Diharapkan mampu memberikan inspirasi dan rujukan bagi sekolah dalam

rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran

(24)

commit to user

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan

tersebut meliputi pengetahuan sikap, kecakapan, dan lain-lain. Seseorang yang

telah mengalami proses belajar tidaklah sama keadaannya apabila dibandingkan

keadaan pada saat sebelum belajar, individu akan lebih mampu menghadapi

kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi

yang dihadapinya. Skiner (dalam Muhibbin Syah, 2005: 90) berpendapat bahwa

“Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif “.

Witherington (dalam Ngalim Purwanto, 2004: 84) mengemukakan

“Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, atau suatu pengertian“. Menurut Hilgard (dalam Oemar Hamalik,

2003: 156) menegaskan bahwa “Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan

perilaku yang relatif permanen, yang terjadi karena pengalaman”.

Dengan belajar, menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif

sebagai akibat dari adanya usaha, sehingga pada tahap akhir akan didapatkan

keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. W.S. Winkel (2007: 59)

mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang

berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap”.Muhibbin Syah (2005: 68) “ Belajar dapat dipahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

(25)

commit to user

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan

pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan

merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh subyek belajar. Keberhasilan

dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Muhibbin

Syah (2009: 132) menyatakan bahwa”faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dibedakan menjadi tiga macam”.Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Terdiri dari dua aspek yaitu:

(a) Aspek Fisiologis

• Tonus jasmani

• Mata dan telinga (b) Aspek Psikologis

• Intelegensi

• Sikap

• Minat

• Bakat

• Motivasi

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdiri dari dua macam, yaitu:

(a) Lingkungan sosial

• Keluarga

• Guru dan Staf

• Teman

(b) Lingkungan non sosial

• Rumah

• Sekolah

• Peralatan

• Alam

3) Faktor pendekatan belajar(approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

c. Prinsip-prinsip belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 42) adalah :

• Perhatian dan Motivasi • Keaktifan Siswa

• Keterlibatan langsung atau Berpengalaman

• Pengulangan

(26)

commit to user

• Balikan dan Penguatan • Perbedaan Individual

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses

perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan

ketrampilan, kecakapan, kemahiran, kepandaian, pengetahuan baru dan sikap

yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku.

2. Hakikat Pembelajaran

Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kemampuan

dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Guru

dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi dan siswa. Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi penting, apakah

yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, di luar kelas, atau mengawasi

anak-anak. Pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti

oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan

dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa,

urutan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan

oleh siswa. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa,

ruang fisik, dan sistem sosial kelas.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran di mana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat

sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih

(27)

commit to user

Menurut Johnson, (dalam Isjoni, 2008) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai

tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.

Anita Lie (2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong yaitu kelompok pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4 5 orang saja.

Terdapat banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif mampu

memasuki praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan

pendekatan, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari

betapa pentingnya para siswa berlatih berfikir, memecahkan masalah, serta

menggabungkan kemampuan dan keahlian. Pendekatan ini sangat cocok

diterapkan didalam kelas yang siswanya mempunyai kemampuan bervariasi

karena dapat mencampurkan kemampuan setiap siswa, sehingga diharapkan

tercipta suatu kerja sama dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.

Pembelajaran kooperatif mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan

pendekatan pembelajaran yang berhasil dan mengintegrasikan keterampilan

sosial yang bermuatan akademik.

Menurut Isjoni (2009: 27) beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif

adalah:

1) Setiap anggota memiliki peran.

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Kerja kelompok belum tentu identik dengan cooperative learning. Hal

ini tergantung bagaimana proses belajar yang terjadi dalam kelompok. Roger

(28)

commit to user

mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur cooperative learning yang

diterapkan, yaitu:

1) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan tiap anggota. Dengan demikian siswa yang mempunyai kemampuan yang kurang begitu baik terpacu untuk memberikan sumbangan nilai yang baik. 2) Tanggung Jawab Perseorangan

Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

3) Tatap Muka

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

4) Komunikasi antar anggota.

Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi proses kelompok

Perlu disediakannya waktu khusus untuk melaksanakan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.

c. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif

Dalam menggunakan pembelajaran kooperatif di dalam kelas terdapat

beberapa konsep yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh guru. Guru

sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model ini

(29)

commit to user

konseptual penggunaan pembelajaran kooperatif. Menurut Etin Solihatin

(2007: 7) prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas

2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar 3) Ketergantungan yang bersifat positif

4) Interaksi yang bersifat terbuka 5) Tanggung jawab individu 6) Kelompok bersifat heterogen

7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif 8) Tindak lanjut

9) Kepuasan dalam belajar

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya terdapat tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum

Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009: 27-28), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Meskipun cooperative learning mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

e. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz

Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu model

pembelajaran yang dikembangkan oleh Mel Silbermen. Pembelajaran Team

Quiz dapat merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

dengan membentuk kelompok yang anggotanya memiliki tanggung jawab

(30)

commit to user

pembelajaran. Prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Team Quiz

adalah sebagai berikut:

1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen

2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok besar yaitu A, B, dan C

3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai

penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit

4) Setelah penyampaian materi, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan

berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C

menggunakan waktunya untuk membuka catatan mereka lagi.

5) Mintalah kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B.

Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan lempar pertanyaan

tersebut kepada kelompok C

6) Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok

C tidak dapat menjawab, lemparkan pertanyaan kepada kelompok B

7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B

untuk kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A

8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian

materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya

9) Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan

sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

4. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan

dengan tekun dalam pembelajaran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia

(Poewodarminto, 1992: 17) “Keaktifan adalah kegiatan.” Pada penelitian ini

keaktifan yang dimaksudkan adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar

siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang dapat membawa

perubahan kearah yang lebih pada diri siswa karena adanya interaksi antara

(31)

commit to user

Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak diamati

secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui asimilasi, akomodasi

kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman

langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan

sosial) penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Menurut Nana Sudjana (2008: 61) keaktifan siswa dalam kegiatan

belajar dapat dilihat dalam:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2) Terlibat dalam pemecahan masalah

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya

8) Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi

b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari keaktifan belajar pada diri seorang

siswa:

1) Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan

2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan

baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar

3) Kebebasan dan keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan

guru atau pihak lain

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar

Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, ada

lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni:

1) Stimulus Belajar

2) Perhatian dan motivasi

3) Respon yang dipelajarinya

(32)

commit to user

5) Pemakaian dan pemindahan

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil artinya

sesuatu yang diadakan, atau akibat dari sesuatu. Belajar artinya perubahan

tingkah laku, atau berusaha memperoleh.

Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia

melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Setelah terjadi kegiatan belajar

mengajar, perlu bagi seorang pendidik mengetahui keberhasilan kegiatan belajar

mengajar tersebut, sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan

menerima berbagai hal yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Oemar

Hamalik (2008: 30) “bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Tingkah laku memiliki unsur

subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan

unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari

sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek

tersebut. Aspek-aspek itu antara lain pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

keterampilan, apersepsi, emosional hubungan sosial, jasmani, budi pekerti,

dan sikap.

Nana Sudjana (2005: 3) mengungkapkan “Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar

dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”.

Menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 53) mendefinisikan

”Hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotorik”.

1) Ranah kognitif

(33)

commit to user

analisa yaitu mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur organisasinya dapat dipahami dengan baik; sintesa yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru; dan evaluasi.

2) Ranahafektif

Ranah afektif ada lima aspek: penerimaan yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu; partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; penilaian yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu; organisasi yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan; dan pembentukan pola hidup yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan yang nyata dalam kehidupan.

3) Ranahpsikomotor

Ranah psikomotorik meliputi; kesiapan yaitu kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu: meniru; yaitu kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang dilihat walaupun belum tahu maknanya; membiasakan yaitu mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan; dan menciptakan yaitu mampu membuat sendiri suatu karya.

Jadi hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan.

b. Fungsi Hasil Belajar

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh

mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses belajar. Dengan

mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan

perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Oleh

sebab itu, penilaian hasil dari proses belajar mengajar saling berkaitan satu

sama lain, yang mana hasil belajar dicapai siswa merupakan akibat

pembelajaran yang ditempuhnya. Menurut Muhhibin Syah (2006: 142),

evaluasi hasil belajar memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

(34)

commit to user

2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan .

3. Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program perbaikan pengajaran.

4. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan

5. Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM

c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian

hasil belajar adalah untuk:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui

kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran

yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui

posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,

dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan yakni

sejauh mana keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah

tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran

penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya membudayakan manusia,

dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi

pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya

hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata,

tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan

kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.

4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan

para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah

dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan

pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala yang dihadapinya.

(35)

commit to user

Menurut Agus Suprijono (2009: 5) ”Hasil belajar merupakan

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan.” Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tulisan.

2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

e. Penilaian Hasil Belajar

Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua macam

yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.

1) Tes

Tes hasil belajar menurut Ngalim Purwanto (2009: 66) merupakan “Tes

penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang

diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.” Tes diujikan setelah siswa

memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk

mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes menurut

Ngalim Purwanto (2009: 67) yaitu:

(a) Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya

(36)

commit to user

Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti semester

(c) Tes Diagnostik

Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. (d) Tes Penempatan

Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

2) Non Tes

Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut

Ngalim Purwanto (2009: 69) penilaian non tes melalui:

(a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas

(b) Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa

(c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis

(d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya

(e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Dalam penelitian ini untuk menilai keaktifan siswa dilakukan dengan

melakukan observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai

adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengikuti kuis kelompok, dan

kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Sedangkan untuk penilaian hasil

belajar siswa, peneliti melakukan penilaian tes dan non tes. Untuk pengukuran ranah

kognitif, peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa dengan memberikan evaluasi di

setiap akhir siklus. Pada saat evaluasi akhir siklus I dan siklus II peneliti memberikan

[image:36.612.152.509.108.492.2]
(37)

commit to user

Untuk penilaian ranah afektif dilakukan dengan menyebar angket kepada

siswa. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum penerapan Team

Quiz dan angket yang kedua diberikan setelah diterapkannya pembelajaran Team Quiz

selesai dilaksanakan. Penilaian ranah afektif dengan menyebarkan angket bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa mempelajari akuntansi. Skor yang

diberikan untuk ranah afektif umumnya dibuat dalam bentuk skala bertingkat yaitu

dengan rentang nilai antara 1-5 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misal

untuk jawaban sangat setuju mendapat skor 5, jawaban setuju mendapat skor 4,

jawaban kurang setuju mendapat skor 3, jawaban tidak setuju mendapat skor 2, dan

jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 1. Apabila menggunakan 20 butir

pernyataan atau pertanyaan maka akan diperoleh skor maksimum 100 dan skor

minimum 20. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran

Skor Kriteria

0 - 20 Tidak Berminat

21 - 40 Kurang Berminat

41 - 60 Cukup Berminat

61 - 80 Berminat

81 - 100 Sangat Berminat

(Sumber, Asep Jihad, 2009: 89)

Apabila seorang siswa menjawab pertanyaan suatu angket berkaitan

dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan memperoleh skor 85

berarti siswa tersebut sangat berminat terhadap pelajaran akuntansi.

Untuk menilai ranah psikomotorik dilakukan dengan pengamatan yang

cermat dan obyektif, serta menggunakan pedoman pengamatan yang berisi aspek

yang diamati dan berbobot masing-masing. Pengamatan yang dilakukan untuk

memberi nilai pada ranah psikomotorik siswa dilakukan dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari pemberian materi sampai dengan

dilakukannya evaluasi akhir atau post test pada setiap siklus. Misalkan pada

(38)

commit to user

guru dapat mengamati psikomotor siswa . Skor yang diberikan kepada siswa yaitu

dengan rentang 1-5, dengan perincian sebagai berikut: skor 5 (baik sekali) untuk

siswa yang bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat teman dan mau

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok yang mengalami kesulitan

terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa

jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat dari teman

namun kurang sabar menghadapi teman yang mengalami kesulitan. Skor 3

(cukup) jika siswa dapat bekerjasama dengan baik namun kurang menghargai

pendapat teman dalam satu kelompok. Skor 2 (kurang) jika siswa kurang dapat

bekerjasama dengan siswa dalam satu kelompok. Skor 1 (kurang sekali) jika siswa

sama sekali tidak dapat bekerjasama dengan baik.

Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa

saat memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Skor yang diberikan dengan

rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan diperoleh jika siswa memberikan

pertanyaan dengan cepat dan penuh percaya diri dan sesuai dengan materi yang

dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan

cepat dan penuh percaya diri namun pertanyaan yang diberikan terlalu panjang.

Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan

ragu-ragu walaupun pertanyaan sesuai dengan materi. Skor 2 (kurang) akan diperoleh

jika siswa memberikan pertanyaan dengan kurang yakin dan menyimpang dari

materi yang disampaikan. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh jika siswa sama

sekali tidak membuat pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok lain.

Ketika melaksanakan kuis kelompok atau tim kuis, siswa juga diamati

untuk dinilai psikomotoriknya yaitu bagaimana kecepatan dan keberanian dari

masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam kuis kelompok. Skor

yang diberikan yaitu dengan rentang 1-5 dengan rincian sebagai berikut: skor 5

(baik sekali) akan diperoleh jika siswa cepat menjawab pertanyaan yang diberikan

kelompok lain dan jawabannya benar. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa

cepat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan jawabannya mendekati

kebenarannya. Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa masih memerlukan waktu

(39)

commit to user

jawabannya benar. Skor 2 (kurang) akan diperoleh jika siswa membutuhkan

waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Skor 1 (kurang

sekali) akan diperoleh jika siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan

kelompok lain.

Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa

saat mengerjakan post tes (evaluasi diakhir siklus). Aspek yang diamati yaitu

meliputi kecepatan siswa dalam menyelesaikan evaluasi dan kerapian pekerjaan

siswa. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan

diperoleh siswa jika dia dapat menyelesaikan tes dalam waktu yang cepat dan

pekerjaannya pun rapi tanpa coretan. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa jika dia

cepat mengerjakan tes namun pekerjaan sedikit coretan. Skor 3 (cukup) akan

diperoleh jika dia menyelesaikan tes tepat waktu dan pekerjaannya sedikit coretan.

Skor 2 (kurang) untuk siswa yang belum menyelesaikan tesnya sesuai waktu yang

ditentukan namun pekerjaannya rapi. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh siswa

jika dia tidak dapat menyelesaikan tes sesuai waktu yang telah ditentukan dan

pekerjaannya pun terdapat banyak coret-coretan. Contoh model penskorannya

(40)
[image:40.612.132.522.162.469.2]

commit to user

Tabel 2 . Penskoran Tes Psikomotorik:

Aspek yang diamati

No Nama Siswa Kerjasama Kecepatan Kecepatan Kecepatan

dalam memberikan menjawab dan

diskusi pertanyaan pertanyaan kerapian

kelompok pekerjaan

saat

evaluasi

tertulis

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

(Sumber: bentuk tabel diolah sendiri berdasarkan acuan Asep Jihad, 2009)

6. Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi (Acoounting) berasal dari bahasa Inggris “to account” yang

artinya memperhitungkan, dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas

kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan

tersebut. Menurut Arnie Fajar (2005:130), akuntansi merupakan mata pelajaran yang

mengkaji tentang suatu sistem yang menghasilkan informasi berkenaan dengan

transaksi keuangan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata

pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu

sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan

melalui proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi

yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan

(41)

commit to user

Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual,

struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di SMA salah satunya

adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan

bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengiktisaran

transaksi keuangan, dan penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK)

B. Penelitian yang Relevan

1. Dalvi, S.Pd.I (2006) dalam jurnal guru yang berjudul “Upaya meningkatkan

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran agama dengan menggunakan

metode belajar aktif tipe kuis tim di kelas VI.B MI Diniyah Puteri Padang

Panjang semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006. Berdasarkan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa metode belajar aktif terbukti dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan hasil pembelajaran agama, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar agama dan partisipasi siswa dan memberikan

pertanyaan dan menjawab soal dari kelompok lain.

2. Eni Kurniawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Usaha Peningkatan

Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif

tipe Team Quiz Siswa kelas VII SMP 1 Banyudono (Penelitian Tindakan Kelas).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa(1) proses pembelajaran

kooperatif tipe Team Quiz berjalan dengan baik, dimana siswa terlibat aktif dalam

presentasi materi dan tanya jawab, (2) keaktifan siswa kelas VII F mengalami

peningkatan melalui pembelajaran kooperatif tipe team quiz. Peningkatannya

sebagai berikut: (a) Siswa yang bertanya sebelum dikenai tindakan sebesar 7,5%,

dan pada putaran terakhir mencapai 42,5%; (b) Siswa yang menjawab pertanyaan

sebelum dikenai tindakan sebesar 12,5%, dan pada putaran terakhir mencapai 45%;

(c) Siswa yang mengeluarkan ide sebelum dikenai tindakan sebesar 2,5%, dan pada

putaran terakhir mencapai 20%; (d) Siswa yang mengerjakan PR sebelum dikenai

(42)

commit to user

demikian penerapan pembelajaran kooperatif tipe team quiz dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan diatas adalah

sama-sama menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang dapat

membangkitkan minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

akuntansi.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan masalah dan

tema dalam penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Untuk mengetahui

keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar perlu dilakukan evaluasi hasil

belajar yang dilaksanakan secara kontinyu. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal

diperlukan langkah-langkah nyata. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa

hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya pemilihan

model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih harus mampu

meningkatkan keaktifan belajar siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa

saat belajar. Oleh karena itu, guru harus membuat variasi atau kombinasi model

mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sesuai judul penelitian yang diambil, yaitu Penerapan Pembelajaran

Kooperatif tipe Team Quiz untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011, maka dapat digambarkan

(43)

commit to user

[image:43.612.115.525.165.471.2]

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas

Proses pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini hanya

didominasi oleh guru. Siswa hanya pasif menerima ilmu pengetahuan yang telah

diberikan oleh guru, sehingga siswa sendiri tidak dapat berkembang secara mandiri.

Tidak adanya varisi dalam pembelajaran akuntansi mengakibatkan siswa kurang

berminat terhadap mata pelajaran tersebut. Selain itu siswa juga akan mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan karena kurangnya keaktifan siswa

dalam bertanya maupun diskusi. Hal tersebut dapat berakibat rendahnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi, peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz. Dalam pembelajaran ini siswa yang sudah

Pembelajaran konvensional Hasil belajar siswa rendah

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Team Quiz.

1. Presentasi kelas yang dilakukan oleh guru

2. Siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. Masing-masing tim terdiri dari enam tim. Setiap tim memiliki anggota yang heterogen

3. Memberikan kesempatan kepada setiap tim membuat pertanyaan dan jawaban untuk diberikan kepada tim lain

4. Melaksanakan tim kuis Peningkatan hasil

(44)

commit to user

paham terhadap materi yang dipelajari harus membantu teman dalam satu kelompok

agar semua anggota dalam kelompok kompak dalam memberikan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan pendapat atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dan masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian

sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “Metode pembelajaran Team

Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

(45)

commit to user

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang

beralamat di Jl.Raya Sudimoro-Teras Km 02 Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh

Bapak Drs.Suwarno. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial,

yang mana kelas XI dibagi kedalam empat kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan

Sosial 1, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3,

kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Dalam empat kelas tersebut ditemukan adanya

permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 38 siswa pada semester 2 tahun ajaran

2010/2011

Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Teras Boyolali

dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Hasil pengamatan awal peneliti di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2

menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru masih tergolong rendah, akibatnya hasil belajar siswa kurang optimal.

b. Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2

yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dengan harapan keaktifan dan hasil

belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dapat meningkat.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada bulan

Januari sampai bulan Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai

(46)
[image:46.612.131.560.130.488.2]

commit to user

Tabel 3: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Bulan Jenis Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan

Judul

b. Penyusunan

Proposal

c. Perijinan

2. Perencanaan

Tindakan

3. Implementasi

Tindakan:

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan Laporan

B.Subyek dan

Gambar

gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut
Tabel 2 . Penskoran Tes Psikomotorik:
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gusmanthi, Regina Novelisa. The Meanings of Racism Issues Faced by The Three Main Characters of Kathryn Stockett’s The Help. English Language Education Study

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

"Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu.

Rosihan Anwar dan Mochtar Lubis sebagai wartawan yang aktif mengikuti perkembangan politik Indonesia tahun 1950- 1965 memiliki sikap dan tindakan tersendiri dalam

P.T Digital Wireless Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan internet berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk bagi pengguna jasa layanan

Demikianlah lembar persetujuan setelah penjelasan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari siapapun..

Seberapa besar hasil peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran