• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TS 1104208 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TS 1104208 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dimana manusia menerima ilmu baik secara langsung maupun tidak langsung, disamping menerima ilmu terdapat proses belajar dan pembelajaran yang diterima oleh manusia. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Permendiknas No.41 tahun 2007). Pelaksanaan proses pendidikan dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan secara formal maupun non formal, hal ini pendidikan dianggap sangat penting bagi manusia sesuai dengan tujuan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa utnuk mencapai hal itu perlu adanya usaha sadar dari diri individu mengenai pentingnya pendidikan. Sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 disebutkan pendidikan adalah:

(2)

66%

34%

Persentase Ketuntasan Nilai

Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 1 Sukabumi

Tidak

Tuntas

Tuntas

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan formal dan bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK sebagai lembaga pendidikan memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada, dan di SMK ini para peserta didik dididik dan dilatih keterampilan agar menjadi tenaga profesional dalam bidang keahliannya masing-masing.

Dari segi mata pelajaran yang diterapkan di SMK memilki beberapa mata pelajaran kejuruan sesuai dengan kompetensi dasar kejuruan tersebut. Pada implementasinya seorang guru memberikan materi ajar mengenai mata pelajaran kejuruan secara konvensional biasa atau dengan metode ceramah kepada siswa dan dengan berbagai metode serta model pembelajaran yang bervariatif. Rendahnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sukabumi pada Kompetensi Dasar Kejuruan sebagaimana berdasarkan data awal dilapangan yaitu berupa studi dokumentasi berupa penilaian hasil belajar siswa sewaktu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan menggunakan proses pembelajaran secara konvensional atau metode ceramah. Berikut adalah persentase ketuntasan nilai pada mata pelajaran konstruksi bangunan di SMK Negeri 1 Kota Sukabumi adalah sebagai berikut

Sumber: Data PPL SMK Negeri 1 Sukabumi Tahun 2015

(3)

itu perlu adanya suatu upaya pada proses pembelajaran salah satunya yaitu peningkatan motivasi belajar siswa. Selain itu beberapa kendala yang terjadi dilapangan diantaranya, seperti: (1) Motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran masih kurang; (2) Mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XI yang masih dalam penyesuaian dengan lingkungan yang baru, sehingga muncul rasa takut untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru; (3) Siswa kurang mempunyai motivasi untuk mencari materi pelajaran dibuku ataupun internet, sehingga pengetahuan hanya didapat dari guru; (4) Pembelajaran yang seharusnya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana kenyataan tidak demikian karrena masih terdapat sebagian siswa bersikap acuh dalam pelajaran dan tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga tidak memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Proses pembelajaran yang saat ini dilaksanakan dengan metode ceramah dirasa kurang optimal tercapainya hasil belajar siswa. Untuk mencapai hasil belajar siswa dibarengi dengan motivasi belajar dipengaruhi dengan adanya model pembelajaran yang efektif yang diterapkan. Salah satunya yatu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Melihat data aktivitas siswa dan beberapa permasalahan yang dibahas, masalah tersebut diakibatkan dari motivasi belajar siswa yang masih rendah. Untuk itu penelitian ini akan mengangkat masalah mengenai motivasi belajar siswa yang akan dikaitkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara

(4)

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi verbal atau teks. Dapat disimpulkan bahwa STAD adalah suatu metode pembelajaran kepada siswa dalam proses pembelajaran secara berkelompok yang berfungsi untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEJURUAN DI SMK NEGERI 1 KOTA SUKABUMI”.

B. Identifikasi Masalah

Penulis perlu mengidentifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Sukabumi setelah menjalani Progam Pengalaman Lapangan (PPL) disekolah tersebut. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Siswa merasa bosan dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode ceramah;

2. Kurangnya pemahaman, antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran;

3. Kurangnya motivasi siswa untuk mencari materi pelajaran di buku maupun internet karena siswa cenderung mmanfaatkan fasilitas wifi untuk kepentingan yang lain;

4. Pada saat diberikan tugas, banyak yang kurang dipahami dan terlambat dalam pengumpulan tugas;

5. Hasil prestasi belajar siswa relatif rendah

C. Batasan Masalah

(5)

pada siswa pada dasarnya guru atau instruktur yang melaksanakan metode pembelajaran tersebut telah mempunyai keahlian atau kompetensi dalam menerapkan metode tersebut dengan memberikannya pelatihan terlebih dahulu.

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka peneliti akan membatasi permasalahan tersebut pada:

1. Model pembelajaran kooperatif yang diujicobakan adalah tipe Student Team Achievement Divisions (STAD);

2. Penelitian ini akan mengukur motivasi belajar siswa yang mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan penerapan model pembelaaran kooperatif tipe STAD dengan melihat prilaku dan aktivitas belajar siswa dikelas.

3. Penelitian ini dikhususkan kepada siswa kelas XI TKBB SMK Negeri 1 Kota Sukabumi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan dan supaya penelitian ini lebih terarah maka perlu dirumuskan masalah pokok yang ingin dicari jawaban pemecahannya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran tentang penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa pada pembelajaran kompetensi kejuruan di SMK Negeri 1 Sukabumi kelas XI Konstruksi Batu Beton (KBB)?

(6)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis perlu menjelasakan mngenai tujuan dari pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui tentang gambaran penerapan model pembelajaran student teams achievement divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa pada pembelajaran kopetensi kejuruan di SMK Negeri 1 Sukabumi kelas XI Konstruksi Batu Beton (KBB).

b. Mengetahui besarnya peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan penerapan model pembelajaran student teams achievement divisions (STAD) pada pembelajaran kompetensi dasar kejuruan di SMK Negeri 1 Sukabumi kelas XI Konstruksi Batu Beton (KBB).

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisios) akan memberikan manfaat seperti di bawah ini:

1. Bagi siswa, penelitian ini akan menambah pemahaman serta meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran kompetensi dasar kejuruan.

2. Bagi guru, penelitian ini menjadi petimbangan sekaligus memberikan saran dalam melakukan proses pembelajaran dikelas agar siswa lebih dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan.

3. Bagi peneliti,memberikan pengalaman serta pengetahuan dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran student teams achievement divisions (STAD) di sekolah kepada siswa.

G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

(7)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis Penelitian

Berisi tentang kajian pustaka secara teoretis yaitu tentang teori-teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini dan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian

Berisi tentang metode penelitian, lokasi penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan pengujian instrumen penelitian, teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data beserta pembahasannya yang diperoleh dalam penelitian.

Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

[r]

HASIL EPROF ECCT 2016 - S1 ILMU KOMUNIKASI Berlaku efektif. BAGIAN PUSAT

Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha

bahwa dalam rangka menyesuaikan nomenklatur Tunjangan Kinerja dan pemberian Tunjangan Kinerja sebagaimana diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 156 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

[r]