• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten Bandung (FGD Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020)

Dalam dokumen DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... (Halaman 52-61)

ANGKUTAN JALAN 3. KESELAMATAN a

C. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DISHUB KAB. BANDUNG

4. Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten Bandung (FGD Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020)

a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal.

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)

a. Adanya dokumen rencana induk LLAJ

Kab. Bandung a.

Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses Toll Gedebage

b.

Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja layanan perhubungan

b. Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin baik

c.

Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya

c. Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung

2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)

a.

Penyelenggaraan lalu lintas dan

angkutan jalan di Kab. Bandung belum optimal

a. Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung

b. Terbatasnya sarana dan prasarana

transportasi di Kab. Bandung b.

Adanya ketidaksinkronan antara peraturan perundangan pusat, provinsi dan kabupaten

c.

SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar kompetensi yang memadai

c. Penegakan hukum belum berjalan secara optimal

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-27

a b c d e f

STRENGTHS

a Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung x b a a e f 2 0,13

b

Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan

b x b b e b 4 0,27

c Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi

kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya a b x d e f 0 -

WEAKNESS

d Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di

Kab. Bandung belum optimal a b d x e f 1 0,07

e Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di

Kab. Bandung e e e e x e 5 0,33

f SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar

kompetensi yang memadai f b f f e x 3 0,20

Total 15

c. Matriks Urgensi Faktor Eksternal

NO FAKTOR EKSTERNAL Faktor Yg Lebih Urgen TOTAL BOBOT a b c d e f

OPPORTUNITIES

a Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses

Toll Gedebage x a c d e f 1 0,07

b Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang

semakin baik a x c d e f 0 -

c Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung c c x d c f 3 0,20

THREATS

d Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.

Bandung d d d x e d 4 0,27

e Adanya ketidaksinkronan antara peraturan

perundangan pusat, provinsi dan kabupaten e e c e x e 4 0,27

f Penegakan hukum belum berjalan secara optimal f f f d e x 3 0,20

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-28

d. Evaluasi Faktor Internal-Eksternal

NO FAKTOR INTERNAL- EKSTERNAL BF% ND NBD NRK NBK TNB

STRENGTHS

1 Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung 0,13 2,00 0,27 3,55 0,47 0,74

2

Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan

0,27 4,00 1,07 4,45 1,19 2,25

3 Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi

kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya - - - 3,73 - -

2,99

WEAKNESS

4 Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kab.

Bandung belum optimal 0,07 1,00 0,07 4,27 0,28 0,35

5 Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di

Kab. Bandung 0,33 5,00 1,67 3,91 1,30 2,97

6 SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar

kompetensi yang memadai 0,20 3,00 0,60 3,45 0,69 1,29

4,61

OPPORTUNITIES

7 Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses

Toll Gedebage 0,07 1,00 0,07 3,73 0,25 0,32

8 Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin

baik - - - 3,00 - -

9 Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung 0,20 3,00 0,60 4,18 0,84 1,44

1,75

THREATS

10 Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.

Bandung 0,27 4,00 1,07 4,64 1,24 2,30

11 Adanya ketidaksinkronan antara peraturan

perundangan pusat, provinsi dan kabupaten 0,27 4,00 1,07 4,09 1,09 2,16

12 Penegakan hukum belum berjalan secara optimal 0,20 3,00 0,60 3,73 0,75 1,35

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-29

NBD : Nilai Bobot Determinasi BF% x ND

NRK : Nilai Rata-Rata Keterkaitan

NBK : Nilai Bobot Keterkaitan BF% X NRK

TNB : Total Nilai Bobot NBD X NBK

e. Faktor Kunci Keberhasilan

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)

Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan

Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung

2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)

Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di Kab. Bandung

Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-30

f. Formulasi Strategi SWOT

EKSTERNAL

INTERNAL

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) Adanya rencana

pembangunan Toll Soroja dan akses Toll Gedebage

Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung

 Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin baik

 Adanya ketidaksinkronan antara peraturan

perundangan pusat, provinsi dan kabupaten

 Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung

 Penegakan hukum belum berjalan secara optimal

Kekuatan (Strengths) STRATEGI S-O : STRATEGI S-T :

Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung

Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan, guna

memanfaatkan peluang rencana pemb. tol Soroja dan akses tol Gedebage

Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan, guna

meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung

Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan

Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya

Kelemahan (Weakness) STRATEGI W-O : STRATEGI W-T :

Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kab. Bandung belum optimal

Mengoptimalkan sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Bandung untuk memanfaatkan peluang rencana pembangunan tol Soroja dan akses tol Gedebage

Mengoptimalkan sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Bandung untuk meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung

Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di Kab. Bandung

SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar kompetensi yang memadai

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-31

alur perencanaan yang sudah berjalan untuk Tahun 2015 dan sebagian untuk Tahun 2016, kemungkinan sebagian besar rencana aksi di bawah ini bergeser maju 2 tahun (diawali di Tahun 2017), itu pun jika alokasi anggaran mencukupi. Sebagian kecil rencana aksi pun masih dimungkinkan untuk dapat diakomodir di Tahun 2016, jika anggaran “di luar hasil verifikasi pasca Musrenbang Kabupaten” teralokasikan.

NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN

TAHUN TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024 2025-2029 1 S-O (Strength-Opportunity) Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari

penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage 1). Peningkatan kualitas SDM Penyelenggara Perhubungan

1 Pelatihan penerapan konsep TOD (transport oriented

development)

2 Pelatihan perencanaan jaringan jalan strategis

perkotaan

3 Pelatihan perencanaan jaringan trayek angkutan

umum perkotaan

4 Pelatihan manajemen dan rekayasa lalu lintas

perkotaan

5 Pelatihan manajemen angkutan umum di perkotaan

6 Pelatihan manajemen angkutan barang di perkotaan

7 Pelatihan penerapan konsep ATCS (area traffic

controll system)

8 Pelatihan penerapan konsep ITS (intelligent transport

system)

9 Pelatihan penerapan konsep LATM (local area traffic

management)

10 Pelatihan penerapan konsep road pricing, SSA, dan

three in one 2). Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan

1 Peningkatan jalan strategis kabupaten Bandung

menjadi 4/2 D :

a Jl. Poros Kopo-Soreang b Jl. Poros Banjaran-Soreang c Jl. Utama Ibukota Soreang d Jl. Poros Rancaekek-Majalaya-Cijapati 2 Pembangunan jalan baru a Jalan Tol Soroja (Soreang-Pasir Koja) b

Jalan Link Up Barat Timur : Soreang-Banjaran-Majalaya-Cicalengka 3). Optimalisasi dan reaktiviasi jaringan jalan kereta api

1 Optimalisasi jaringan jalan KA

Nagrek-Cicalengka-Rancaekek-Bandung

2 Reaktiviasi jaringan jalan KA : a Majalaya-Ciparay-Baleendah-Dayeuh Kolot-Bandung b Ciwidey-Soreang-Pameungpeuk-Dayeuk Kolot-Bandung 4). Peningkatan dan pengendalian persimpangan

1 Simpang pertemuaan jalan arteri-arteri 2 Simpang pertemuan dengan jalan arteri-kolektor 3 Simpang pertemuan dengan jalan kolektor-kolektor 4 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke jalan

tol

5 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke

Terminal

6 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke

Stasiun KA

7 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama masuk

kab. 5). Pengembangan terminal terintegrasi

1 Terminal terintegrasi dengan stasiun KA : a Stasiun KA Rancaekek

b Stasiun KA Majalaya

c Stasiun KA Soreang

2 Terminal terintegrasi dengan CBD (Central Business

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-32

NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN

TAHUN TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024 2025-2029 2 S-T (Strength-Threat) Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari

penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung

1). Pengembangan angkutan umum massal

1 Optimalisasi penyelenggaraan KA Commuter a Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD

Ekonomi)

b Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD Patas)

2 Pengembangan BRT Kabupaten Bandung a BRT Loop Line Kabupaten Bandung

1) Loop Line 1, Soreang-Ketapang-Margahayu-Tol Kopo-Tol M Toha- Dayeuhkolot-Banjaran-Soreang (A-B)

2) Loop Line 2, Cileunyi-Tol Buah Batu-Dayeuh Kolot-Baleendah- Ciparay-Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Cileunyi (A-B)

3) Loop Line 3, Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Jl. Poros Bandung Garut-Stasiun KA Cicalengka-Cikancung-Cijagra-Majalaya (A-B) b BRT Light Feeder Loop Line Kabupaten Bandung

1) Koridor 1, Rancabali-Ciwidey-Soreang, PP. 2) Koridor 2, Pangalengan-Ciamung-Banjaran, PP. 3) Koridor 3, Kertasari-Pacet-Ciparay, PP 4) Koridor 4, Ibun-Paseh-Majalaya, PP 5) Koridor 5, Cilengkrang-Cileunyi, PP 2). Pengembangan fasilitas penunjang operasional BRT

1 Pengembangan terminal simpul BRT : b Terminal Cileunyi

c Terminal Soreang d Terminal Banjaran e Terminal Ciparay

f Terminal Majalaya

2 Pengadaan dan pemasangan halte BRT a BRT Loop Line 1, 25 unit

b BRT Loop Line 2, 25 unit c BRT Loop Line 3, 25 unit d BRT Loop Line 4, 25 unit

e BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 1, 15 unit f BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 2, 15 unit g BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 3, 15 unit h BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 4, 15 unit i BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 5, 10 unit 3). Pengembangan

fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan

1 Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung c Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung

2 Pengadaan dan pemasangan marka jalan a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung c Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung 4). Pengembangan

terminal angkutan barang

1 Cicalengka (multimoda dengan KA) 2 Pangalengan (agro-perkebunan)

3 W-O (Weakness-Opportunity)

Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk

memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage

1). Pemeliharaan ruas jalan strategis di Kab. Bandung

1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung

4 Ruas jalan kabupaten lainnya 2). Pemeliharaan

fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan

1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung

4 Ruas jalan kabupaten lainnya

4 W-T (Weakness-Threat)

Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk

meminimalmalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung

1). Pengendalian parkir "on street"

1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung

4 Ruas jalan kabupaten lainnya 2). Pengawasan

dan

pengendalian operasional LLAJ

1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten

Bandung

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-33

pengembangan jalan yang menghubungkan langsung wilayah barat ke timur. 2) Peningkatan kapasitas ruas Jalan Kopo.

3) Mengembangkan sistem angkutan massal yang mencakup daerah demand perjalanan.

4) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.

5) Peningkatan ruas jalan Majalaya – Gedebage di mana terdapat potensi industri. 6) Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor perlu ditindaklanjuti dengan penetapan target pembangunan secara kuantitatif.

7) Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan di Kabupaten Bandung diperlukan agar dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan massal.

8) Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang representative serta pengembangan terminal barang perlu digarisbawahi sebagai salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.

9) Pengembangan Terminal Terpadu Alamendah perlu ditetapkan sebagai salah satu rencana penggunaan ruang transportasi untuk mitigasi daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.

10) Aplikasi transit oriented development melalui penetapan kriteria jenis tata guna lahan, jenis permukiman, serta jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki pada radius layanan optimal angkutan umum harus ditetapkan sebagai salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-34

i. Rekomendasi Awal Rekayasa Lalu Lintas

1) Manajemen lalu lintas dan angkutan jalan di sepanjang ruas Jalan Kopo – Soreang.

2) Peningkatan kecepatan jalan arteri untuk meningkatkan LoS.

3) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.

4) Perlunya peningkatan jenis pengendalian simpang menjadi APILL (alat pengendali isyarat lalu lintas, atau traffic light) untuk Simpang Siliwangi, Palasari dan Andir.

5) Penertiban pedagang kaki lima di sekitar simpang alun-alun.

6) Penertiban gerakan membelok dan hambatan samping di Simpang Bundaran Tugu Soreang.

j. Rekomendasi Awal Angkutan Umum.

1) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.

2) Peningkatan manajemen operasional angkutan umum. 3) Perbaikan terminal dan halte.

4) Perencanaan angkutan massal yang menghubungkan Soreang – Banjaran – Majalaya, serta angkutan massal pada jaringan trayek AKDP yang melayani keempat koridor utama di wilayah Kabupaten Bandung.

5) Pengembangan pelayanan angkutan taksi dan wisata.

k. Keselamatan

1) Manajemen lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan yang dikarenakan faktor perilaku manusia.

2) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.

l. Multimoda

1) Menyediakan angkutan pemadu moda di simpul transportasi, khususnya stasiun.

Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-35

4) Penetapan jaringan lintas angkutan barang sesuai dengan kelas jalan.

5) Perencanaan terminal terpadu untuk meningkatkan kemudahan integrasi moda.

6) Menetapkan rute lalu lintas untuk angkutan barang yang memasuki Kabupaten Bandung atau membangun suatu kawasan perindustrian sehingga tidak merusak jalan yang tidak seharusnya dilalui angkutan barang.

Dalam dokumen DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... (Halaman 52-61)

Dokumen terkait