ANGKUTAN JALAN 3. KESELAMATAN a
C. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DISHUB KAB. BANDUNG
4. Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten Bandung (FGD Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020)
a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal.
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)
a. Adanya dokumen rencana induk LLAJ
Kab. Bandung a.
Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses Toll Gedebage
b.
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja layanan perhubungan
b. Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin baik
c.
Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya
c. Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung
2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)
a.
Penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan jalan di Kab. Bandung belum optimal
a. Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung
b. Terbatasnya sarana dan prasarana
transportasi di Kab. Bandung b.
Adanya ketidaksinkronan antara peraturan perundangan pusat, provinsi dan kabupaten
c.
SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar kompetensi yang memadai
c. Penegakan hukum belum berjalan secara optimal
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-27
a b c d e f
STRENGTHS
a Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung x b a a e f 2 0,13
b
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan
b x b b e b 4 0,27
c Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi
kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya a b x d e f 0 -
WEAKNESS
d Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di
Kab. Bandung belum optimal a b d x e f 1 0,07
e Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di
Kab. Bandung e e e e x e 5 0,33
f SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar
kompetensi yang memadai f b f f e x 3 0,20
Total 15
c. Matriks Urgensi Faktor Eksternal
NO FAKTOR EKSTERNAL Faktor Yg Lebih Urgen TOTAL BOBOT a b c d e f
OPPORTUNITIES
a Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses
Toll Gedebage x a c d e f 1 0,07
b Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang
semakin baik a x c d e f 0 -
c Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung c c x d c f 3 0,20
THREATS
d Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.
Bandung d d d x e d 4 0,27
e Adanya ketidaksinkronan antara peraturan
perundangan pusat, provinsi dan kabupaten e e c e x e 4 0,27
f Penegakan hukum belum berjalan secara optimal f f f d e x 3 0,20
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-28
d. Evaluasi Faktor Internal-Eksternal
NO FAKTOR INTERNAL- EKSTERNAL BF% ND NBD NRK NBK TNB
STRENGTHS
1 Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung 0,13 2,00 0,27 3,55 0,47 0,74
2
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan
0,27 4,00 1,07 4,45 1,19 2,25
3 Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi
kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya - - - 3,73 - -
2,99
WEAKNESS
4 Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kab.
Bandung belum optimal 0,07 1,00 0,07 4,27 0,28 0,35
5 Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di
Kab. Bandung 0,33 5,00 1,67 3,91 1,30 2,97
6 SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar
kompetensi yang memadai 0,20 3,00 0,60 3,45 0,69 1,29
4,61
OPPORTUNITIES
7 Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses
Toll Gedebage 0,07 1,00 0,07 3,73 0,25 0,32
8 Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin
baik - - - 3,00 - -
9 Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung 0,20 3,00 0,60 4,18 0,84 1,44
1,75
THREATS
10 Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.
Bandung 0,27 4,00 1,07 4,64 1,24 2,30
11 Adanya ketidaksinkronan antara peraturan
perundangan pusat, provinsi dan kabupaten 0,27 4,00 1,07 4,09 1,09 2,16
12 Penegakan hukum belum berjalan secara optimal 0,20 3,00 0,60 3,73 0,75 1,35
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-29
NBD : Nilai Bobot Determinasi BF% x ND
NRK : Nilai Rata-Rata Keterkaitan
NBK : Nilai Bobot Keterkaitan BF% X NRK
TNB : Total Nilai Bobot NBD X NBK
e. Faktor Kunci Keberhasilan
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan
Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung
2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)
Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di Kab. Bandung
Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-30
f. Formulasi Strategi SWOT
EKSTERNAL
INTERNAL
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) Adanya rencana
pembangunan Toll Soroja dan akses Toll Gedebage
Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab. Bandung
Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin baik
Adanya ketidaksinkronan antara peraturan
perundangan pusat, provinsi dan kabupaten
Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung
Penegakan hukum belum berjalan secara optimal
Kekuatan (Strengths) STRATEGI S-O : STRATEGI S-T :
Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung
Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan, guna
memanfaatkan peluang rencana pemb. tol Soroja dan akses tol Gedebage
Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan, guna
meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk meningkatkan kinerja perhubungan
Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya
Kelemahan (Weakness) STRATEGI W-O : STRATEGI W-T :
Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kab. Bandung belum optimal
Mengoptimalkan sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Bandung untuk memanfaatkan peluang rencana pembangunan tol Soroja dan akses tol Gedebage
Mengoptimalkan sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Bandung untuk meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di Kab. Bandung
SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar kompetensi yang memadai
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-31
alur perencanaan yang sudah berjalan untuk Tahun 2015 dan sebagian untuk Tahun 2016, kemungkinan sebagian besar rencana aksi di bawah ini bergeser maju 2 tahun (diawali di Tahun 2017), itu pun jika alokasi anggaran mencukupi. Sebagian kecil rencana aksi pun masih dimungkinkan untuk dapat diakomodir di Tahun 2016, jika anggaran “di luar hasil verifikasi pasca Musrenbang Kabupaten” teralokasikan.
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
TAHUN TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024 2025-2029 1 S-O (Strength-Opportunity) Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage 1). Peningkatan kualitas SDM Penyelenggara Perhubungan
1 Pelatihan penerapan konsep TOD (transport oriented
development)
2 Pelatihan perencanaan jaringan jalan strategis
perkotaan
3 Pelatihan perencanaan jaringan trayek angkutan
umum perkotaan
4 Pelatihan manajemen dan rekayasa lalu lintas
perkotaan
5 Pelatihan manajemen angkutan umum di perkotaan
6 Pelatihan manajemen angkutan barang di perkotaan
7 Pelatihan penerapan konsep ATCS (area traffic
controll system)
8 Pelatihan penerapan konsep ITS (intelligent transport
system)
9 Pelatihan penerapan konsep LATM (local area traffic
management)
10 Pelatihan penerapan konsep road pricing, SSA, dan
three in one 2). Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan
1 Peningkatan jalan strategis kabupaten Bandung
menjadi 4/2 D :
a Jl. Poros Kopo-Soreang b Jl. Poros Banjaran-Soreang c Jl. Utama Ibukota Soreang d Jl. Poros Rancaekek-Majalaya-Cijapati 2 Pembangunan jalan baru a Jalan Tol Soroja (Soreang-Pasir Koja) b
Jalan Link Up Barat Timur : Soreang-Banjaran-Majalaya-Cicalengka 3). Optimalisasi dan reaktiviasi jaringan jalan kereta api
1 Optimalisasi jaringan jalan KA
Nagrek-Cicalengka-Rancaekek-Bandung
2 Reaktiviasi jaringan jalan KA : a Majalaya-Ciparay-Baleendah-Dayeuh Kolot-Bandung b Ciwidey-Soreang-Pameungpeuk-Dayeuk Kolot-Bandung 4). Peningkatan dan pengendalian persimpangan
1 Simpang pertemuaan jalan arteri-arteri 2 Simpang pertemuan dengan jalan arteri-kolektor 3 Simpang pertemuan dengan jalan kolektor-kolektor 4 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke jalan
tol
5 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke
Terminal
6 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke
Stasiun KA
7 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama masuk
kab. 5). Pengembangan terminal terintegrasi
1 Terminal terintegrasi dengan stasiun KA : a Stasiun KA Rancaekek
b Stasiun KA Majalaya
c Stasiun KA Soreang
2 Terminal terintegrasi dengan CBD (Central Business
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-32
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
TAHUN TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024 2025-2029 2 S-T (Strength-Threat) Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
1). Pengembangan angkutan umum massal
1 Optimalisasi penyelenggaraan KA Commuter a Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD
Ekonomi)
b Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD Patas)
2 Pengembangan BRT Kabupaten Bandung a BRT Loop Line Kabupaten Bandung
1) Loop Line 1, Soreang-Ketapang-Margahayu-Tol Kopo-Tol M Toha- Dayeuhkolot-Banjaran-Soreang (A-B)
2) Loop Line 2, Cileunyi-Tol Buah Batu-Dayeuh Kolot-Baleendah- Ciparay-Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Cileunyi (A-B)
3) Loop Line 3, Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Jl. Poros Bandung Garut-Stasiun KA Cicalengka-Cikancung-Cijagra-Majalaya (A-B) b BRT Light Feeder Loop Line Kabupaten Bandung
1) Koridor 1, Rancabali-Ciwidey-Soreang, PP. 2) Koridor 2, Pangalengan-Ciamung-Banjaran, PP. 3) Koridor 3, Kertasari-Pacet-Ciparay, PP 4) Koridor 4, Ibun-Paseh-Majalaya, PP 5) Koridor 5, Cilengkrang-Cileunyi, PP 2). Pengembangan fasilitas penunjang operasional BRT
1 Pengembangan terminal simpul BRT : b Terminal Cileunyi
c Terminal Soreang d Terminal Banjaran e Terminal Ciparay
f Terminal Majalaya
2 Pengadaan dan pemasangan halte BRT a BRT Loop Line 1, 25 unit
b BRT Loop Line 2, 25 unit c BRT Loop Line 3, 25 unit d BRT Loop Line 4, 25 unit
e BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 1, 15 unit f BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 2, 15 unit g BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 3, 15 unit h BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 4, 15 unit i BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 5, 10 unit 3). Pengembangan
fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan
1 Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung c Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung
2 Pengadaan dan pemasangan marka jalan a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung c Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung 4). Pengembangan
terminal angkutan barang
1 Cicalengka (multimoda dengan KA) 2 Pangalengan (agro-perkebunan)
3 W-O (Weakness-Opportunity)
Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk
memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage
1). Pemeliharaan ruas jalan strategis di Kab. Bandung
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya 2). Pemeliharaan
fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya
4 W-T (Weakness-Threat)
Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk
meminimalmalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
1). Pengendalian parkir "on street"
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya 2). Pengawasan
dan
pengendalian operasional LLAJ
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung 2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung 3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten
Bandung
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-33
pengembangan jalan yang menghubungkan langsung wilayah barat ke timur. 2) Peningkatan kapasitas ruas Jalan Kopo.
3) Mengembangkan sistem angkutan massal yang mencakup daerah demand perjalanan.
4) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.
5) Peningkatan ruas jalan Majalaya – Gedebage di mana terdapat potensi industri. 6) Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor perlu ditindaklanjuti dengan penetapan target pembangunan secara kuantitatif.
7) Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan di Kabupaten Bandung diperlukan agar dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan massal.
8) Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang representative serta pengembangan terminal barang perlu digarisbawahi sebagai salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.
9) Pengembangan Terminal Terpadu Alamendah perlu ditetapkan sebagai salah satu rencana penggunaan ruang transportasi untuk mitigasi daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.
10) Aplikasi transit oriented development melalui penetapan kriteria jenis tata guna lahan, jenis permukiman, serta jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki pada radius layanan optimal angkutan umum harus ditetapkan sebagai salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-34
i. Rekomendasi Awal Rekayasa Lalu Lintas
1) Manajemen lalu lintas dan angkutan jalan di sepanjang ruas Jalan Kopo – Soreang.
2) Peningkatan kecepatan jalan arteri untuk meningkatkan LoS.
3) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.
4) Perlunya peningkatan jenis pengendalian simpang menjadi APILL (alat pengendali isyarat lalu lintas, atau traffic light) untuk Simpang Siliwangi, Palasari dan Andir.
5) Penertiban pedagang kaki lima di sekitar simpang alun-alun.
6) Penertiban gerakan membelok dan hambatan samping di Simpang Bundaran Tugu Soreang.
j. Rekomendasi Awal Angkutan Umum.
1) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.
2) Peningkatan manajemen operasional angkutan umum. 3) Perbaikan terminal dan halte.
4) Perencanaan angkutan massal yang menghubungkan Soreang – Banjaran – Majalaya, serta angkutan massal pada jaringan trayek AKDP yang melayani keempat koridor utama di wilayah Kabupaten Bandung.
5) Pengembangan pelayanan angkutan taksi dan wisata.
k. Keselamatan
1) Manajemen lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan yang dikarenakan faktor perilaku manusia.
2) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.
l. Multimoda
1) Menyediakan angkutan pemadu moda di simpul transportasi, khususnya stasiun.
Perubahan RENJA 2015 – DISHUB Kab. Bandung II-35
4) Penetapan jaringan lintas angkutan barang sesuai dengan kelas jalan.
5) Perencanaan terminal terpadu untuk meningkatkan kemudahan integrasi moda.
6) Menetapkan rute lalu lintas untuk angkutan barang yang memasuki Kabupaten Bandung atau membangun suatu kawasan perindustrian sehingga tidak merusak jalan yang tidak seharusnya dilalui angkutan barang.