• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU - ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang (Permendagri 54/2010).

Adapun isu strategis yang diperhatikan untuk Kecamatan Kundur Barat adalah :

3.1. Permasalahan berdasarkan Isu Strategis

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kecamatan Kundur Barat mengalami beberapa kendala yang dirangkum ke dalam beberapa isu – isu strategis, antara lain :

1. Terbatasnya kapasitas pemerintah daerah

Terbatasnya kapasitas pemerintah daerah ditunjukkan dari kurangnya pemahaman dan keterampilan pegawai di bidang-bidang tugas yang membutuhkan keahlian khusus, diantaranya adalah operator komputer, arsiparis, dan administrasi kependudukan. Sementara mutasi antar SKPD juga menjadi salah satu penyebab, karena kaderisasi menjadi terbatas dilakukan bagi pegawai di lingkungan Kantor Camat Kundur Barat. Selain itu terdapat pula keterbatasan anggaran bagi pengembangan sumber daya manusia pegawai.

Keterbatasan kualitas adalah satu sisi, sedangkan keterbatasan kuantitas ada di sisi lainnya. Kurangnya jumlah aparatur yang mempunyai keadilan dibidangnya ini terutama dirasakan pada staf kantor camat umumnya dan kantor camat Kundur Barat khususnya.

Minimnya penguasaan teknologi informasi juga menjadi satu keterbatasan mengingat penguasaan teknologi informasi menjadi prasyarat dasar bagi peningkatan pengetahuan dan efektivitas serta efisiensi kerja. Lemahnya penguasaan tentu diikuti dengan kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dan prinsip-prinsip serta teknologi e–Government di kalangan aparatur pemerintahan. Perkembangan yang cepat dari teknologi informasi dan komunikasi belum ditangkap

sebagai peluang dan kekuatan dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, khususnya guna mengatasi sulitnya komunikasi daerah kepulauan.

Selain kapasitas sumber daya manusia, terdapat pula masalah terkait kelembagaan. Salah satu masalah kelembagaan yang terekam adalah masih dirasa belum jelasnya ketentuan-ketentuan daerah yang mengatur pelimpahan wewenang dari Bupati kepada Camat. Camat dan Lurah bekerja melaksanakan tugas-tugas eksekutif, namun perlindungan hukum atas pelaksanaan tugas-tugas itu dirasakan masih kurang, termasuk juga pelrindungan prosedural jika terdapat pemanggilan-pemanggilan Camat dan Lurah dari instansi-instansi lain.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana perkantoran

Masih dijumpai permasalahan mengenai sarana dan prasarana yang belum optimal, Fasilitas teknologi informasi juga belum optimal tersediakan padahal manfaatnya besar untuk menunjang kinerja dan meningkatkan pelayanan kepada Masyarakat.

Sejalan dengan usia alat/barang, maka kualitasnya pun semakin menurun sehingga banyak dibutuhkan penggantian atau pemeliharaan.

Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belum banyak kerjasama antar daerah yang dilaksanakan dalam penyediaan pelayanan publik dan menangkap dampak multiplier positif (spill over) terutama di daerah perbatasan antar daerah, termasuk dengan kabupaten-kabupaten perbatasan di bagian selatan dan barat.

3. Masih lemahnya kualitas dan aksesibilitas basis data strategis

Basis data yang valid dan reliable guna menunjang pengambilan keputusan dirasakan masih lemah. Beberapa contoh basis data yang masih lemah diantaranya adalah luas wilayah kecamatan dan data kependudukan.

Selain basis data yang masih lemah, aksesibilitas terhadap data juga cukup sulit. Masyarakat masih sulit mengakses data dan informasi pembangunan yang pada akhirnya berdampak kepada distribusi pembangunan yang tidak tepat sasaran dan minimnya partisipasi masyarakat untuk mendukung dan terlibat dalam pembangunan daerah.

Untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja aparat pemerintah sangat diperlukan data-data perkembangan pembangunan. Minimnya data menyebabkan sulitnya mengukur capaian-capaian pembangunan.

4. Agama dan Budaya

Persoalan lain dalam hal budaya yang dapat menjadi ancaman ke depan adalah dengan diberlakukannya Free Trade Zone (FTZ) di kabupaten karimun. Dikhawatirkan bahwa ancaman ini jika tidak diantisipasi dengan baik dapat

melemahkan adat dan budaya setempat karena belum adanya kesiapan masyarakat baik kesiapan dalam hal kapasitas maupun kesiapan dalam hal benteng moralitas.

Adapun isu permasalahan yang berkembang sekarang adalah sebagai berikut: a. Masih kurang memadainya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

ajaran agama di tengah masyarakat.

b. Adanya arus sekularisasi akibat dari globalisasi yang mendangkalkan nilai-nilai keagamaan.

c. Masih kurangnya jumlah guru agama di sekolah-sekolah.

d. Masih kurangnya sarana prasarana pendidikan agama di sekolah-sekolah.

 Pengembangan FTZ

Sebagai kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan masuk dalam kawasan Free Trade Zone (FTZ), salah satu tantangan terbesar pembangunan di Kabupaten Karimun adalah bagaimana menciptakan kawasan yang memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang kondusif dan cukup menarik bagi para pengusaha untuk berinvestasi.

Tantangan terkait dengan pengembangan usaha dan ekonomi daerah yang lainnya adalah berupa tantangan menumbuhkan perekonomian masyarakat khususnya golongan kecil dan menengah (ekonomi kerakyatan) yang sebisa mungkin terintegrasi dan bersinergi dengan perkembangan FTZ.

Saat ini Karimun sedang mempersiapkan masa transisi untuk menggantikan sektor pertambangan dengan sektor jasa. Untuk mendukung hal ini, perlu adanya sinergitas antara daerah dan instansi vertikal dalam upaya peningkatan pelayanan jasa-jasa maritim Infrastruktur perkotaan yang dekat dengan kawasan industri dan tingkat keamanan menjadi daya tarik Karimun. Karimun juga melihat adanya peluang dari pergeseran industri di Singapura dan pelimpahan kapal yang melintas akibat reklamasi Singapura

Untuk meningkatkan keterkaitan antara FTZ dan ekonomi kerakyatan, salah satunya adalah dengan memprioritaskan industri-industri yang bahan bakunya merupakan komoditas lokal. Menyongsong pelaksanaan FTZ yang akan menjadikan Kabupaten Karimun menjadi pusat ekonomi memerlukan manusia-manusia yang berkualitas baik dari segi jasmani maupun rohani. Program peningkatan insan yang beriman dan bertakwa harus selalu terus-menerus dilaksanakan.

 Pertanian

Permasalahan yang terekam pada sektor pertanian adalah daya saing. Harga produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk dari luar, karena tingginya biaya produksi. Perlu dilakukan terobosan-terobosan untuk menekan biaya produksi ini, misalnya dengan bantuan mekanisasi pertanian dan subsidi pupuk.

Hal ini akan membuat produk pertanian lebih memiliki daya saing sekaligus menguntungkan konsumen karena harga yang semakin terjangkau.

Permasalahan selanjutnya adalah banyaknya lahan tidur (idle). Lahan-lahan tersebut menjadi tidur baik karena ditelantarkan pemiliknya maupun karena pemiliknya kekurangan modal untuk menggarap. Lahan tidur yang sebenarnya produktif ini tentu saja menyebabkan potensi pertanian menjadi tidak teroptimalkan.

Permasalahan lain yang disampaikan oleh para petani adalah kurangnya pembinaan teknis dilakukan. Karena kurangnya pembinaan tersebut, maka yang petani lakukan adalah trial and error yang menyebabkan biaya menjadi semakin besar karena kemungkinan gagal yang semakin besar. Pembinaan yang dirasakan dibutuhkan adalah dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, percontohan dan pendampingan teknis dan manajemen usaha. Salah satu permasalahan teknis seputar budidaya tanaman yang dihadapi petani saat ini adalah hama penyakit tanaman, khususnya pada komoditas sayur-sayuran.

Saat ini, pemenuhan komoditas-komoditas pertanian masih banyak didatangkan dari luar. Tingkat permintaan (demand) akan komoditas ini demikian tinggi dan belum dapat terpenuhi.Hal ini dapat ditangkap sebagai peluang untuk meningkatkan sektor pertanian. Dukungan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah banyak lahan-lahan tidur yang sebenarnya subur tetapi tidak dimanfaatkan, adalah modal berharga untuk menignkatkan sektor ini. Sumber daya manusia petani pun menjadi satu kekuatan, terutama ketika semakin banyak orang tertarik untuk bertani ketika melihat contoh-contoh kesuksesan yang diraih petani-petani lainnya.

Beberapa permasalahan yang perlu dihadapi dalam upaya mengoptimalkan sektor pertanian adalah rendahnya daya saing produk akibat tingginya biaya produksi, pembinaan teknis kepada petani yang masih kurang dilakukan, aksesibilitas petani dan nelayan terhadap modal yang terbatas, ketersediaan infrastruktur yang belum memadai dan aspek-aspek teknis budidaya seperti hama penyakit tanaman.

 Pariwisata

Salah satu fakta yang menonjol dari sektor pariwisata adalah semakin turunnya jumlah wisatawan. Kondisi ini teramati semenjak tahun 2004 dan terus berlangsung

hingga saat ini. Kondisi ini bisa jadi terkait dengan pelarangan kegiatan judi karena sebelumnya banyak wisatawan yang menunjungi Karimun untuk alasan ini.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata adalah:

1. Pengembangan objek-objek wisata terkendala oleh masalah pembebasan lahan sehingga di beberapa titik belum dilakukan pembebasan lahan wisata pantai;

2. Belum optimalnya pemanfaatan pesisir dan laut dalam pengembangan wisata bahari dan keunggulan wilayah lainnya;

3. Kurangnya pelayanan prima dalam pelayanan wisatawan dan perhotelan; 4. Belum tertatanya transportasi tradisional untuk kepentingan wisata;

5. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung sektor kepariwisataan dan kebudayaan daerah. Sedangkan infrastruktur yang terbangun belum dikelola dengan sistem manajemen yang baik;

Kendala-kendala yang dihadapi untuk merevitalisasi sektor ini adalah terbatasnya destinasi pariwisata, belum dijadikannya budaya dan adat setempat sebagai bagian dari destinasi wisata, dan degaradasi pesisir dan laut mengancam oyek-obyek wisata bahari seperti terumbu karang.

 Kemiskinan

Beragam faktor yang melatarbelakangi terjadinya kemiskinan di wilayah Kecamatan Kundur Barat tersebar di Kelurahan Sawang, Desa Sawang Laut, dan Desa Kundur. Daerah pantai dilatarbelakangi oleh pembangunan yang kurang merata, kurangnya informasi dan kesempatan kerja, dan faktor tidak maksimalnya program keluarga berencana.

Kurangnya pemerataan pembangunan penduduk yang tinggal di wilayah pesisir menjadi salah satu yang berdampak pada kemiskinan. Kurangnya pemerataan pembangunan dapat menyebabkan kurangnya akses penduduk terhadap program pembangunan. Kantong-kantong lapangan pekerjaan yang terkonsentrasi pada pusat-pusat pembangunan sulit di akses, akibatnya informasi mengenai pengembangan usaha sangat minim dan perekrutan tenaga kerja tidak berimbang, sehingga kesempatan kerja bagi masyarakat local kurang.

Munculnya berbagai persoalan sosial tidak terlepas dari masalah kemiskinan atau pengangguran yang kini masih dihadapi sebagian masyarakat. Persoalan bertambah rumit karena perekrutan tenaga kerja dengan menggunakan sistem kontrak (outsourcing) tidak memberi kepastian terhadap masa depan tenaga kerja.

Kemiskinan telah dicoba diatasi dengan berbagai pendekatan. Salah satu di antaranya adalah program perbaikan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang dilakukan

oleh Dinas Sosial dan pengelola BAZ (Badan Amil Zakat). Diharapkan perbaikan RTLH di tahun-tahun yang akan datang dapat ditingkatkan jumlah dan jangkauannya.

BAB IV

VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi.

Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD, melalui pelengaraan Tugas dan Fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) Tahuan yang akan dataing. Adapun Visi Kantor Kecamatan Kundur Barat Tahun 2011 -2016 adalah Terwujudnya Kecamatan Kundur Barat yang Profesional dalam

pelayanan, menuju masyarakat tangguh, beriman dan berbudaya yang berbasis usaha keras dan kebersamaan”.

Yang dimaksud dengan Misi SKPD adalah Rumusan umum mengenai upay-upaya yang akan dilaksanakan oleh SKPD untuk mewujudkan Visi tersebut. Misi yang akan dilaksanakan Kantor Camat Kundur Barat adalah :

1. Mewujudkan Pelayanan Prima kepada Masyarakat.

2. Mewujudkan Masyarakat Kundur Barat yang berkualitas, berdayaguna dan berhasil guna.

3. Mewujudkan Masyarakat Kundur Barat yang beriman, taat beribadah sesuai dengan agama yang di anut.

4. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya yang ditutukberatkan pada pelestarian budaya melayu.

5. Mewujudkan masyarakat yang mau bekerja keras dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.

6. Mewujudkan Kundur Barat yang aman, indah, damai, sejuk dan sejahtera. 7. Mewujudkan masyarakat yang mentaati hukum dan perundang-undangan; 8. Melaksankan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas pelayanan umum;

9. Mengoptimalkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

10. Mengoptimalkan pembinaan pelenggaraan pemerintah Desa

Tujuan adalah Pernyataan – pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk menvccapaqi Visi, melaksanakan Misi, memecahkan Persoalan dan menangani isu Strategis daerah yang dihadapi. Adapan Tujuan yang ingin diapai Kantor Camat Kundur Barat adalah :

1. Meningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat

2. Meningkatkan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat; 3. Meningkatkan Ketentraman dan Ketertiban Umum;

4. Meningkat Kesadaran dan partisipasi dalam penerapan dan penegakan peraturan per undang-undangan;

5. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas prasarana dan fasilitas pelayanan umun;

6. Meningkatakan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat Kecamatan;

Sasaran adalah Hasil yang diharapkan dari Suatu tujuan yang di fermentasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, Rasional uantuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan, sasaran yang akan dicapai Kantor camat Kundur Barat Adalah :

1. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat

2. Terwujudnya Peningkatan kesadaran dan partisipasi Masyarakat; 3. Terwujudnya Ketentraman dan Ketertiban Umum;

4. Terwujudnya Kesadaran dan partisipasi dalam penerqapan dan penegakan peraturan Per undang-undangan;

5. Terwujudnya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

6. Terwujudnya Peningkatan penyelengaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

7. Terwujudnya Peningkatan penyelengaraan Pemerintah Desa;

Pernyatan Tujuan dan sasaran Jangka Menegah SKPD beserta Indikator Kinerja disajikan dalam tabel IV.1. (Pada daftar lampiran)

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

Strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program Indikatif untuk mewujudkan Visi dan Misi atau cara untuk mewujudkan tujuan yang dirancang secara konseptual, analistis, rasional dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan

dan program oleh SKPD yang bersangkutan guna mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran Kantor Camat Kundur Barat . Adapaun strategi yang ditempuh adalah :

1. Melaksanakan Kegiatan Pemerintah, pembangunan dan pembinaan Kemasyarakatan dilaksanakan dengan transparansi dan Akuntabilitas yang bersih dan berwibawa;

2. Mengusulkan Peningkatanj Alokasi Anggaran bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi;

3. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas aparatur

4. Meningkat Kualitas dan penyediaan Fasilitas Pelayanan;

5. Meningkatkan Parisipasi aktif dari masyarakat dan sektor swasta pada semua lini pembangunan.

Kebijakan adalah arah yang diambil oleh SKPD dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan.Kebijakan kantor Kecamatan Kundur Barat dalam rangka melaksanakan Tugas Pokok dan Funsi, meliputi :

1. Kebijalkan Internal, yaitu kebijakan SKPD dalam upaya peningkatan Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut :

a. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia aparatur; b. Penyediaan Sarana dan prasarana Kantor yang memadai; c. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas;

d. Penegakan aturan yang berlaku. (disiplin)

2. Kebijakan Eksternal, yaitu Kebijakan yang diterbitkan oleh SKPD dalam rangka mengatur, mendorong dan menfasilitasi kegiatan masyarakat sebagai berikut :

a. Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan;

b. Peningkat peran sektor swasta;

c. Peningkatan Koordinasi antar instansi diwilayah Kecamatan; d. Optimalisasi penyelenggaraan Pemerintahan Dese/Kelurahan e. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat;

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA ,

Dokumen terkait