• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan .1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah nilai tambah burto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu wilayah yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non residen (BPS Kab. Klungkung, 2015:3). Dijelaskan lebih lanjut oleh BPS Kabupaten Klungkung (2015,4) bahwa pendekatan penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui pendekatan produksi, pengeluaran dan pendapatan, yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Mulai tahun 2015, PDRB atas harga konstan menggunakan tahun dasar yaitu tahun 2010 menggantikan penggunaan tahun dasar tahun 2000 untuk perhitungan PDRB tahun-tahun sebelumnya.

Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Grafik 2.4. PDRB atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2015

Berdasarkan gambar di atas, maka PDRB Kabupaten Klungkung dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada PRDB atas dasar harga berlaku terjadi peningkatan yang signifikan yaitu Rp 3,58 triyun pada tahun 2010 menjadi Rp 6,41 trilyun pada tahun 2015. Sedangkan untuk PDRB Atas Harga Konstan Tahun Dasar 2010, pada tahun 2010 mencapai Rp 3,58 triyun menjadi Rp 4,81 trilyun di tahun 2015.

Sedangkan jika dibandingkan dengan PDRB Kabupaten/Kota lainnya di Bali maka PDRB Kabupaten Klungkung berada di peringkat 8 yaitu lebih besar hanya dari PDRB Kabupaten Bangli. Adapun perbandingan PDRB Kabupaten Klungkung dengan PDRB Kabupaten/Kota lainnya di Bali adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini.

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016

Grafik 2.5 Perbandingan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan (trilyun rupiah) Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten/Kota lainnya di Bali Tahun 2015.

Berdasarkan gambar di atas maka pada tahun 2015 Kabupaten Badung memiliki PDRB terbesar yaitu mencapai Rp 41,28 trilyun dan PDRB terendah yaitu Kabupaten Bangli yang hanya Rp 4,99 trilyun rupiah. Sedangkan Kabupaten Klungkung berada di peringkat 8 yaitu sebesar Rp 6,41 trilyun dibawah PDRB Kabupaten Jembrana yang mencapai Rp 10,27 trilyun.

Adapun perkembangan PDRB Kabupaten Klungkung dilihat menurut sektor lapangan usaha adalah sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.4.1

PDRB Atas Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2015 (dalam milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

Pertanian, Kehutanan & Perikanan 1.000.076,30 1.072.175,00 1.171.542,60 1.327.754,50 1.512.946,3 Pertambangan dan Penggalian 192.569,30 226.347,50 254.940,40 284.104,50 274.906,4 Industri Pengolahan 355.251,80 393.701,70 440.917,60 516.555,20 597.206,0 Pengadaan Listrik dan Gas 3.825,00 3.718,90 3.605,40 4.704,90 6.258,0 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

9.896,00 10.044,50 10.640,60 11.802,00 12.644,6

Konstruksi 323.414,00 406.836,30 447.607,30 482.335,40 555.023,3 Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

322.191,10 343.678,50 379.123,80 445.006,30 515.121,1

Transportasi dan Pergudangan

111.037,90 122.144,80 143.278,60 174.935,10 197.458,8 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

399.978,20 476.819,20 579.103,80 746.517,10 857.073,7 Informasi dan Komunikasi 396.545,90 424.198,30 443.505,00 493.566,30 538.448,6 Jasa Keuangan dan Asuransi 140.301,00 166.393,70 196.975,00 229.440,60 255.223,8 Real Estate 106.093,00 113.707,40 126.306,30 145.684,10 161.025,2 Jasa Perusahaan 39.811,70 42.449,40 47.322,90 54.714,60 63.001,5 Administrasi Pem.,

Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib

249.408,00 251.189,10 252.255,80 290.805,60 331.000,5

Jasa Pendidikan 84.357,10 88.440,90 107.139,20 124.990,10 142.025,4 Jasa Kesehtatan dan Kegiatan

Sosial

148.623,80 162.548,40 190.120,00 221.573,50 256.824,7 Jasa lainnya 86.080,90 93.354,80 105.493,00 121.928,00 136.274,2 PDRB 3.969.461,00 4.397.748,40 4.899.877,30 5.676.417,80 6.412.462,2

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Berdasarkan tabel di atas maka kontribusi lapangan usaha pembentuk PDRB Kabupaten Klungkung terbesar dalam lima tahun terakhir adalah Usaha di bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang pada tahun 2010 mencapai 942.812,90 meningkat menjadi Rp 1.512.946,3 milyar di tahun 2015. Lapangan usaha dengan kontribusi

terkecil adalah lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yaitu di tahun 2010 mencapai Rp 3.979,00 milyar menjadi Rp 6.258,0 milyar di tahun 2015.

Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 menurut lapangan usaha selama lima tahun terakhir adalah sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.4.2

PDRB Atas Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2015 (dalam milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

Pertanian, Kehutanan & Perikanan 954.425,30 980.450,40 999.438,40 1.047.821,60 1.105.603,06 Pertambangan dan Penggalian 183.550,30 211.047,10 226.261,30 224.078,80 207.208,30 Industri Pengolahan 332.870,50 352.216,60 382.739,30 415.799,30 443.364,18 Pengadaan Listrik dan Gas 4.338,90 4.777,70 5.159,50 5.262,70 5.333,01 Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

9.884,50 10.129,80 10.673,80 11.365,60 11.384,86

Konstruksi 304.791,90 361.235,40 382.164,20 385.984,50 409.683,96 Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 297.915,70 313.570,20 341.398,00 363.574,10 387.498,13 Transportasi dan Pergudangan 107.647,90 113.639,70 121.745,50 132.938,50 140.154,80 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

378.305,90 406.333,60 440.901,50 463.968,10 490.125,34 Informasi dan Komunikasi 394.790,80 423.816,90 447.520,70 475.793,00 508.440,38 Jasa Keuangan dan

Asuransi 133.081,60 144.122,50 163.351,30 177.817,10 193.782,33 Real Estate 102.242,20 108.000,40 115.327,20 124.709,70 132.545,39 Jasa Perusahaan 39.229,20 39.751,20 43.344,20 46.307,10 49.617,47 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

245.045,40 245.847,50 245.227,40 269.928,10 295.998,94

Jasa Pendidikan 83.762,80 83.401,60 94.723,80 104.144,20 116.124,59 Jasa Kesehtatan dan

Kegiatan Sosial

143.062,10 150.593,30 169.581,40 189.470,50 211.511,41 Jasa lainnya 83.918,20 87.422,30 90.895,30 97.298,60 104.653,36 PDRB 3.798.863,20 4.036.356,20 4.280.452,80 4.536.261,50 4.813.029,49

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, maka dapat dijelaskan distribusi PDRB Kabupaten Klungkung menurut lapangan usaha dalam lima tahun terakhir yaitu sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.4.3

Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2014 (dalam persen)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014* 2015**

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,33 25,19 24,38 23,91 23,39 23,59

Pertambangan dan Penggalian 4,63 4,85 5,15 5,20 5,00 4,29

Industri Pengolahan 9,21 8,95 8,95 9,00 9,10 9,31

Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,10 0,08 0,07 0,08 0,10

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

0,27 0,25 0,23 0,22 0,21 0,20

Konstruksi 7,97 8,15 9,25 9,14 8,50 8,66

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7,87 8,12 7,81 7,74 7,84 8,03

Transportasi dan Pergudangan 2,83 2,80 2,78 2,92 3,08 3,08

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,85 10,08 10,84 11,82 13,15 13,37

Informasi dan Komunikasi 10,11 9,99 9,65 9,05 8,70 8,40

Jasa Keuangan dan Asuransi 3,53 3,53 3,78 4,02 4,04 3,98

Real Estate 2,73 2,67 2,59 2,58 2,57 2,51

Jasa Perusahaan 1,06 1,00 0,97 0,97 0,96 0,98

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

5,44 6,28 5,71 5,15 5,12 5,16

Jasa Pendidikan 2,11 2,13 2,01 2,19 2,20 2,21

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,75 3,74 3,70 3,88 3,90 4,01

Jasa Lainnya 2,19 2,17 2,12 2,15 2,15 2,13

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Berdasarkan tabel di atas, 3 besar lapangan usaha yang berkontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung dalam lima tahun terakhir mengalami pergeseran. Pada tahun 2010 tiga lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan (26,33 persen), lapangan usaha informasi dan komunikasi (10,11 persen) dan penyediaan akomodasi dan makan minum (9.85 persen). Sedangkan pada tahun 2015, tiga lapangan usaha dengan kontribusi terbesar adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan (23,59 persen), lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum (13,37 persen) dan industri pengolahan (9,31 persen), sedangkan lapangan usaha kontruksi menjadi peringkat 4 dengan kontribusi sebesar 8,66 persen.

Menariknya pada tahun 2015, kontribusi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan meningkat dibandingkan tahun 2014. Sebelumnya lapangan usaha pertanian, penurunan meski masih yang terbesar dari 26,33 persen di tahun 2010 menjadi tinggal 23,59 persen di tahun 2015. Sedangkan yang konsisten meningkat kontribusinya adalah penyediaan akomodasi dan makan minum (dari 9,85 persen di tahun 2010 menjadi 13,37 persen di tahun 2015) dan jasa keuangan dan asuransi (yaitu dari 3,53 persen di tahun 2010 menjadi 4,04 di tahun 2014 tetapi menurun di tahun 2015 menjadi 3,98 persen).

2.4.2

Data Pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin

PDRB per Kapita adalah hasil yang diperoleh dari pembagian jumlah PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini.

Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2015

Grafik 2.6 Perkembangan PDRB per Kapita Harga Berlaku dan Harga Konstan Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2015

Berdasarkan gambar di atas, maka perkembangan PDRB per Kapita Harga Berlaku mengalami peningkatan jauh lebih signifikan yaitu dari Rp 20,92 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 36,5 juta pada tahun 2015, daripada PDRB per Kapita Harga Konstan yang kurang signifikan yaitu dari Rp 20,92 juta di tahun 2010 menjadi Rp 27,39 juta di tahun 2015.

Apabila PDRB perkapita disandingkan dengan persentase penduduk miskin ( Tabel 2.3.1), dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 persentase penduduk miskin di Kabupaten Klungkung befluktuasi; tahun 2011 sebesar 6,10 %; tahun 2012 sebesar 5,37 %; tahun 2013 sebesar 7,01 %; dan tahun 2013 sebesar 7,01 %.

Tabel 2.4.4

Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2015 (dalam milyar rupiah)

Indikator Agregatif PDRB 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PDRB Harga Berlaku (Milyar

Rp)

3.580,19 3.969,46 4.397,74 4.899,87 5.676,41 6.412,46 PDRB Harga Konstan (Milyar

Rp)

3.580,19 3.798,86 4.036,35 4.280,45 4.536,26 4.813,03 Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun (000 orang)

171,10 172,10 172,90 173,90 174,80 175,70 PDRB Per Kapita Harga Berlaku

(Juta Rp)

20,92 23,06 25,44 28,18 32,47 36,50 PDRB Per Kapita Harga

Konstan (Juta Rp)

Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2015

Laju pertumbuhan ekonomi diukur dari laju pertumbuhan PDB/PDRB. Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung dalam empat tahun terakhir mengalami pelambatan yaitu dari 6,11 persen di tahun 2011 menjadi 6,1 di tahun 2015. Kondisi ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional dan Provinsi Bali. Adapun perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini.

Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2015

Grafik 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Klungkung, Bali dan Nasional Tahun 2011-2014

Berdasarkan gambar di atas, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional dan di bawah laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung sebesar 6,11 persen, berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 6,17 persen dan Provinsi Bali yang mencapai 6,66 persen. Tetapi secara nasional laju pertumbuhan ekonomi kemudian mengalami pelambatan yang sangat signifikan menjadi 4.79 tahun 2015 dan berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung yang mencapai 6,1 persen dan Provinsi Bali yang mencapai 6,04 persen. Untuk laju pertumbuhan dua tahun terakhir, maka pelambatan laju perekonomian Provinsi Bali Tahun 2015 terlihat lebih signifikan dibandingkan dengan pelambatan yang dialami oleh Kabupaten Klungkung. Kemudian jika dilihat trennya dalam lima tahun terakhir maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung dan Nasional mengalami pelambatan, sedangkan tren pertumbuhan ekonomi Provinsi memperlihatkan tren peningkatan meski kurang signifikan yaitu dari 6,66 persen di tahun 2011 menjadi 6,04 persen di tahun 2015.

Sedangkan jika dilihat laju pertumbuhan riil berdasarkan lapangan usaha pembentuk PDRB Kabupaten Klungkung adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

4,79 6,1 6,04

Tabel 2.4.5

Laju pertumbuhan riil ekonomi Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2015

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015** Rata –

Rata Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

1,23 2,73 1,94 4,84 5,51 3,25

Pertambangan dan Penggalian 10,67 14,98 7,21 -0,96 -7,53 4,87

Industri Pengolahan 0,92 5,81 8,67 8,64 6,63 6,13

Pengadaan Listrik dan Gas 9,05 10,11 7,99 2 1,34 6,10

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

0,42 2,48 5,37 6,48 0,17 2,98

Konstruksi 6,82 18,52 5,79 1 6,14 7,65

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,69 5,25 8,87 6,5 6,58 6,58

Transportasi dan Pergudangan 6,27 5,57 7,13 9,19 5,43 6,72 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

7,27 7,41 8,51 5,23 5,64 6,81

Informasi dan Komunikasi 9,02 7,35 5,59 6,32 6,86 7,03

Jasa Keuangan dan Asuransi 5,27 8,3 13,34 8,86 8,98 8,95

Real Estate 4,58 5,63 6,78 8,14 6,28 6,28

Jasa Perusahaan 3,39 1,33 9,04 6,84 7,15 5,55

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

25,91 0,33 -0,25 10,07 9,66 9,14

Jasa Pendidikan 11,08 -0,43 13,58 9,95 11,5 9,14

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

6,6 5,26 12,61 11,73 11,63 9,57

Jasa Lainnya 7,27 4,18 3,97 7,04 7,56 6,00

PDRB 6,11 6,25 6,05 5,98 6,1 6,10

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Berdasarkan tabel di atas, maka dalam lima tahun terakhir rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klungkung mencapai 6,10 persen. Berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan tersebut maka lapangan usaha yang laju pertumbuhannya di atas 6,10 adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial (9,57%), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (9,02%), jasa keuangan dan asuransi (9,14%), jasa pendidikan (9,14%), konstruksi (7,65%), pengadaan listrik dan gas (6,10%), penyediaan akomodasi dan makan minum (6,81%) informasi dan komunikasi (7,03%), transportasi dan pergudangan (6,72%), Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (6,58%), dan real estate (6,28%). Sedangkan yang dibawah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi adalah jasa lainnya (6,00%), pertambangan dan penggalian (4,87), jasa perusahaan (5,55%), Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang (2,98%) dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (3,28%).

Selanjutnya untuk melihat lapangan usaha yang menjadi sumber pertumbuhan (source of growth) ekonomi di Kabupaten Klungkung dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.4.6

Sumber Pertumbuhan (Source of Growth) PDRB Kabupaten Klungkung menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015

Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2015**

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,32 0,69 0,47 1,13 1,27

Pertambangan dan Penggalian 0,49 0,72 0,38 -0,05 -0,37

Industri Pengolahan 0,08 0,51 0,76 0,77 0,61

Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

0,00 0,01 0,01 0,02 0,00

Konstruksi 0,54 1,49 0,52 0,09 0,52

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

0,45 0,41 0,69 0,52 0,53

Transportasi dan Pergudangan 0,18 0,16 0,20 0,26 0,16

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,72 0,74 0,86 0,54 0,58

Informasi dan Komunikasi 0,91 0,76 0,59 0,66 0,72

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,19 0,29 0,48 0,34 0,35

Real Estate 0,13 0,15 0,18 0,22 0,17

Jasa Perusahaan 0,04 0,01 0,09 0,07 0,07

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

1,41 0,02 -0,02 0,58 0,57

Jasa Pendidikan 0,23 -0,01 0,28 0,22 0,26

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,25 0,20 0,47 0,46 0,49

Jasa Lainnya 0,16 0,09 0,09 0,15 0,16

PDRB 6,11 6,25 6,05 5,98 6,10

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2016

Berdasarkan tabel di atas, maka sumber pertumbuhan PDRB tertinggi tahun 2015 disumbangkan oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 1,27 persen lebih tinggi dari tahun 2014 yang mencapai 1,13 persen. Sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang rata-rata laju pertumbuhannya tertinggi (11,63%), capaian sumber pertumbuhannya hanya 0,49 persen sehingga bukan sumber utama pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung. Oleh karenanya lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan masih penting bagi

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klungkung disamping lapangan usaha bidang informasi dan komunikasi dan industri pengolahan.

2.4.3

Data kondisi lingkungan strategis a. Topografi

Kemiringan tanah merupakan penentu utama kemampuan tanah untuk layak diusahakan terutama usaha pertanian yang memerlukan pengolahan tanah secara intensif.Faktor lereng perlu mendapat perhatian, karena dapat membawa akibat kerusakan tanah.Kerusakan yang paling parah adalah kerusakan akibat erosi, yaitu hanyutnya lapisan atas tanah.Semakin tinggi persentase kemiringan tanah umumnya semakin besar erosi yang terjadi.Pembuatan terasiring dan pemilihan tanaman yang tepat merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi laju erosi yang terjadi pada lahan berlereng.Untuk menghindari terjadinya kerusakan lahan, pengelolaan tanah pada lahan berlereng perlu mengikuti kaidah konservasi tanah dan air.

Panjang pantai di Kabupaten Klungkung 97,60 km, tediri atas di daratan Klungkung sepanjang 14,10 km dan di Kepulauan Nusa Penida 83,50 km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata, bergelombang bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus dan sebagian kecil saja merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan/lereng di Kabupaten Klungkung dirinci menurut klasifikasi dan luasnya terbagi menjadi daerah datar (kemiringan 0-2º) seluas 42,21 km² atau 13,08% dari luas kabupaten, landai (kemiringan 2-15º) seluas 113,05 km² atau 35,89% luas kabupaten, miring (kemiringan 15-40º) seluas 144,27 km² atau 45,80% luas kabupaten, dan terjal (kemiringan diatas 40º) seluas 16,47 km² atau 5,32% dari luas Kabupaten Klungkung. Di Nusa Penida, secara umum kondisi topografi tergolong landai sampai berbukit. Desa-desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian lahan 0-268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan lerengnya semakin bergelombang.Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara merupakan lahan datar dengan kemiringan 0 - 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3 - 8 %.Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8 - 15% dan 15 - 30% dengan kondisi tanah bergelombang dan berbukit.

Tabel 2.4.7 : Kemiringan/lereng di Kabupaten Klungkung dirinci menurut Klasifikasi dan Luasannya Tahun 2015

No Keterangan Tingkat Kemiringan Luasnya/Total Area Km² 1. 2. 3. 4. Datar Landai Miring Terjal 0-2º 2-15º 15-40º >40º 41,21 113,05 144,27 16,47 Jumlah Total 315

b. Hidrologi

Kondisi Hidrologi adalah kondisi permukaan dan sub permukaan air bumi baik peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya serta reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (Internasional Glossary of Hidrologi, 1974) [Ersin Seyhan, 1990].

Kabupaten Klungkung memiliki Sumber air yang berasal dari sungai dan mata air.Sungai hanya terdapat di Klungkung Daratan yang mengalir sepanjang tahun. Sumber air di kecamatan Nusa Penida bersumber dari mata air dan air hujan yang ditampung melalui bak penampungan (cubang) atau yang sekarang disebut PAH (Penampungan Air Hujan) yang dibuat oleh penduduk setempat melalui swadaya dan pendanaan dari APBD Kabupaten Klungkung maupun APBN Pusat.

Tabel 2.4.8 : Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Klungkung

No Nama Sungai Panjang (m)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tukad Bubungan Tukad Yeh Unda Tukad Telaga Waja Tukad Belatung Tukad Rangka Tukad Lantang Tukad Samu Tukad Pulo Tukad Anyar Tukad Menanga Tukad Yeh Jinah Tukad Bubuh Tukad Belok Tukad Melangit 6.000 24.000 33.000 24.000 33.600 32.800 32.800 33.600 31.400 30.000 30.000 32.600 32.600 32.600

c. Geologi

Kondisi wilayah Kabupaten Klungkung relatif aman, khususnya terhadap bahaya gunung berapi, karena di wilayah ini tidak dijumpai adanya gunung api. Namun berdasarkan peta geologi, formasi Qva dapat menjadi daerah potensi bencana bila Gunung Agung di Kabupaten Karangasem menunjukkan aktivitasnya.

Formasi geologi yang membentuk wilayah Kabupaten Klungkung meliputi : formasi volkam muda (Qva dan Qbb), Endapan Alvium (Qal), Formasi Selatan (Msl), dan formasi Ulakan (Mu). Sebaran formasi-formasi tersebut di Kabupaten Klungkung.

Formasi vulkanik lainnya adalah Qbb yang meliputi sebagian Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Dawan. Formasi ini disusun oleh tufa dengan endapan hasil erupsi volkan-volkan yang ada di sekitar Kabupaten Klungkung, yaitu Gunung Buyan, Bratan dan Batur. Daerah ini juga merupakan daerah subur dan sangat berpotensi bagi pengembangan pertanian Kabupaten Klungkung. Bentuk lahan yang bervariasi menyebabkan lahan-lahan yang berada pada wilayah perbukitan dengan lereng terjal memiliki potensi erosi yang cukup tinggi.

Endapan Aluvium (Qal) merupakan daratan yang dibentuk karena proses pengendapan dari laut (deposit marine) tersebar di Kecamatan Klungkung, Dawan, dan Nusa Penida. Proses pengendapan yang terjadi dalam kurun waktu yang lama menyebabkan majunya garis pantai ke arah laut. Daerah ini sangat berpotensi bagi pengembangan pertanian, khususnya bagi budidaya kelapa.

Formasi Msl dan Mu merupakan formasi endapan tersier, terdiri dari Formasi Selatan (Msl) yang tersusun terutama oleh batuan gamping dan dingkapan-dingkapan kecil formasi Ulakan (Mu) yang tersusun atas breksi gunung berapi,lava, tufa dengan sisipan batuan gamping. Kedua formasi ini terdiri dari bahan-bahan yang terbentuk dari proses sedimentasi bahan-bahan klastik,kimia dan organik. Setelah mengalami sedimentasi, bahan-bahan tersebut mengalami lithifikasi sehingga membentuk batuan sedimen, seperti breksi (Mu) dan batuan gamping (Msl). Kedua formasi ini merupakan daerah yang berpotensi terhadap erosi.

Formasi selatan hanya meliputi : Kecamatan Nusa Penida, berbahan induk batuan gamping. Tanah yang terbentuk pada formasi ini bersifat basa. Kandungan P2O5 dan K2O sedikit tinggi, kandungan CaO dan MgO sangat tinggi. Formasi ulakan meliputi sebagian Kecamatan Banjarangkan dan Dawan. Tanah yang terbentuk bersifat agak asam sampai netral, kandungan P2O5 dan K2O sedang sampai tinggi, kandungan CaO dan MgO sedang.

d. Klimatologi

Wilayah Klungkung sebagaimana halnya dengan wilayah lainnya di Bali secara umum beriklim tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim.Sebagai daerah tropis, di Klungkung terdapat musim kemarau sekitar bulan Juni – September dan musim hujan sekitar bulan Desember – Maret yang diselingi oleh musim pancaroba. Curah hujan di wilayah Kabupaten Klungkung dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan pertemuan (pusaran) arus udara sehingga pencatatan curah hujan dlakukan di masing-masing kecamatan. Jumlah pengamatan di Kecamatan

Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan masing-masing terdapat 1 (satu) unit, sedangkan di Kecamatan Nusa Penida terdapat 3 tempat pengamatan yaitu di Sampalan, Prapat dan Klumpu.

Tahun 2015, rata-rata hari hujan selama 1 tahun hanya sebanyak 88 hari jauh lebih sedikit dari tahun 2014. Curah hujan dibawah 100 mm3 terjadi selama 7 bulan yaitu dari bulan Mei sampai dengan November 2015.

Grafik 2.8 Grafik curah hujan

Sumber : BPS Kabupaten Klungkung (Klungkung Dalam Angka Tahun 2015)

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pencatatan curah hujan dilakukan di tiap-tiap kecamatan.Di Kecamatan Nusa Penida ada 4 (empat) tempat pengamatan yaitu Sampalan, Prapat dan Klumpu, serta Batukandik sedangkan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan masing – masing 1 ( satu ) tempat pengamatan.

Tabel 2.4.9

Curah Hujan dan Hari Hujan per Kecamatan Tahun 2015

Bulan Rata-rata Kabupa ten Kecamatan Rata-rata Nusa Penida

Banjarangkan Klungkung Dawan

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH Januari 347 18 382 20 289 21 310 11 304 17 Februari 245 11 290 12 223 14 230 10 104 9 Maret 221 13 297 13 216 14 211 10 213 16 April 185 11 209 12 153 12 160 7 150 13 Mei 66 7 42 7 113 7 49 5 132 9 Juni 9 3 2 2 29 8 27 4 1 1 Juli 18 3 1 3 45 5 67 5 10 3 Agustus 9 4 2 4 15 6 30 4 7 6 September 3 1 3 1 0 0 6 1 4 3 Oktober 7 1 0 0 22 3 29 2 0 0 November 51 4 43 3 69 4 46 3 72 6 Desember 254 10 305 11 203 13 192 7 167 9 Jumlah 1.506 88 1.373 107 1.357 69 1.164 92

2.4.4

Data resiko bencana alam

Mengacu Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013 – 2033, kawasan rawan bencana alam terdiri atas :

1. Kawasan rawan bencana angin kencang dengan luas 2.208 hektar, meliputi :

a. Kawasan rawan bencana angin kencang dengan potensi sedang seluas 521 ha yang tersebar di Kecamatan Klungkung seluas 164 ha dan Kecamatan Banjarangkan seluas 357 ha

b. Kawasan rawan angin kencang dengan potensi tinggi seluas 1.687 ha yang tersebar di kecamatan dawan seluas 435 ha, Kecamatan Klungkung seluas 488 ha, Kecamatan Banjarangkan 675 ha dan Kecamatan Nusa Penida seluas 447 ha

2. Kawasan rawan longsor mencakup kawasan yang kondisi tanahnya tidak stabil dengan kemiringan diatas 40% yang sebarannnya meliputi :

a. Kawasan perbukitan terjal di Wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida

b. Kawasan sekitar Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C Gunaksa, Tangkas, Sampalan Klod, Jumpai dan Gelgel

3. Kawasan rawan gelombang pasang tersebar pada sepanjang kawasan pesisir pantai Kabupaten Klungkung

4. Kawasan rawan abrasi pantai sebarannya berada pada pantai pantai di Pantai Tegal Besar sampai dengan pantai Jumpai, Pantai Sental, Pantai Suana, Pantai Lembongan dan Pantai Jungutbatu

5. Kawasan rawan bencana banjir dengan luas 241 ha, meliputi :

a. Kawasan rawan bencana banjir dengan potensi sedang seluas kurang lebih 106 ha yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 19 ha, Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 22 ha, Kecamatan banjarangkan seluas kurang lebih 17 ha, dan Kecamatan Nusa Penida seluas kurang lebih 48 ha.

b. Kawasan rawan bencana banjir dengan potensi tinggi seluas kurang lebih 135 ha yang tersebar di Kecamatan dawan seluas kurang lebih 122 ha, kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 9 ha, dan Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 13 ha serta kawasn rawan bencana banjir kiriman tersebar di hilir aliran Tukad Unda

c. Pengembangan kegiatan budidaya pada kawasan rawan banjir harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan tidak menimbulkan kerugian yang besar

Sedangkan kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi :

1. Kawasan rawan letusan gunung berapi adalah kawasan gunung berapi Gunung Agung yang dibagi menjadi 2 zone, meliputi :

a. kawasan rawan bencana I atau daerah bahaya merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran baju pijar, bhujan abu lebat,dan aliran lava yang lokasinya berada diluar wilayah Kabupaten Klungkung

b. kawasan rawan bencana II atau daerah waspada, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan (lahar dingin), banjir, terutama jika letusannya semakin membesar, sebarannya meliputi :

 sebaran aliran lahar ke wilayah Kabupaten Klungkung (arah selatan) melalui Tukad Telaga Waja dan Tukad Unda dan dapat mengancam Kota Semarapura dan kawasan eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C

 sebaran bencana hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar

2. kawasan rawan gempa bumi meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang dan tinggi seluas kurang lebih 906 ha yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 434 ha, Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 189 ha, dan Kecamatan banjarangkan seluas kurang lebih 282 ha.

Dokumen terkait