• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stres adalah suatu kondisi keteganganyang mempengaruhi

emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Adapun menurut Robbins ( 2001 : 563 ) sters juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau

penghalang.dan apabila pengertian stres dikaitkan dengan penelitian ini maka stres itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menaggulanginya secara adaptif dan efektif.

Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu dalam kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab ketidak adanya keterampilan ( khususnya keterampilan manajemen ) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat. Menurut Suprihanto ( 2003 : 63 )mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stres yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres tertentu akan memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Individual

Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu : dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan - kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres dengan mengumpulkan sahabat, kolega yang akan dapat memberikan dukungan saran – saran bagi dirinya.

2. Pendekatan Organisasional

Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajeme, sehingga faktor – faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi – strategi yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stress karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.

2.1.4.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Stres Kerja

kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya mengalami stres karena kombinasi stressors. Menurut Robbins ( 2001 : 565 ) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stres yaitu :

1. Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebakan pengaruh pembentukkan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik, dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress.

2. Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebt adalah sebagai berikut : a. Role Demands

Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan

untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapi bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b. Interpersonal Demands

Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya.

c. Organizational Structure

Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan alam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi. d. Organizational leadership

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Menurut ( Robbins, 2001 : 316 ) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan dan menekankan pada hubungan secara langsung antara pemimpin dan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

3. Faktor Individu

Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan kerena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang.

2.1.4.3 Penyebab Stres Kerja

Penyebab stres kerja, antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja. Cara mengatasi stres kerja yaitu dengan pola sehat, pola harmonis, dan pola patologis.

1. Pola Sehat

Adalah pola mengahadapi stres yang terbaik yaitu dengan kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang.

2. Pola Harmonis

Adalah pola mengahadapi stres dengan kemampuan mengelola waktu dan kegiatan harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dalam pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur.

3. Pola Patologis

Adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan fisik maupun sosial psikologis. Dalam pola ini, individu akan mengahadapi berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksi-reaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah yang buruk.

Dokumen terkait