• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan di PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan di PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN ”VETERAN”

Jawa Timur

Oleh :

Selvie Yuni Fajar W

0642010096

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Disusun oleh :

Selvie Yuni Fajar W

0642010096

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui

Pembimbing Utama

Susi Hariyawati, S.Sos

NIP. 196402151991032001

Mengetahui,

DEKAN

(3)

- Nya maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengambil judul yaitu “ Faktor –

faktor yang mempengaruhi disiplin kerja, motivasi kerja, stres kerja pada

prestasi kerja karyawan di PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Susi

Hariyawati, S.Sos,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan Skripsi ini. Selain itu juga disampaikan

terima kasih kepada :

1.

Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Drs. Sadjudi, M.Si. selaku ketua program studi jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “ Veteran

“ Jawa Timur.

(4)

memberikan semangat dan dukungan.

6.

Untuk Dobi yang tercinta terima kasih atas semangat dan dukungan yang

selama ini diberikan kepada penulis secara tulus.

7.

Untuk semua teman – teman penulis terima kasih selalu memberikan

dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Dan penulis berharap

semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amien

Surabaya, September2010

(5)

DAFTAR ISI...

vi

DAFTAR GAMBAR...

x

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

3

1.3 Tujuan Penelitian ...

4

1.4 Manfaat Penelitian ...

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

5

2.1 Landasan Teori...

5

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ...

5

2.1.1.1 Pengertian Manajemen...

5

2.1.1.2 Pengertian Manajemen sumber daya manusia ...

6

2.1.1.3 Fungsi Manajemen sumber daya manusia ...

8

2.1.1.4 Tujuan Manajemen sumber daya manusia ...

11

2.1.1.5 Peranan Sumber daya manusia...

12

2.1.2 Disiplin kerja...

13

2.1.2.1 Pengertian disiplin kerja ...

13

2.1.2.2 Indikator- indikator kedisiplinan kerja...

16

2.1.2.3 Tujuan pembinaan disiplin kerja ...

16

(6)

2.1.3.1 Pengertian Motivasi ...

23

2.1.3.2 Manfaat Motivasi ...

24

2.1.3.3 Bentuk Motivasi ...

24

2.1.3.4 Konsep tentang motivasi ...

26

2.1.3.5 Jenis motivasi yang diberikan karyawan...

32

2.1.3.6 Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian motivasi

34

2.1.4 Tingkat Stres Kerja Karyawan ...

36

2.1.4.1 Pengertian Stres Kerja...

36

2.1.4.2 Faktor-Faktor yang mempenagruhi Stres Kerja...

39

2.1.4.3 Penyebab Stres Kerja ...

41

2.1.5 Prestasi Kerja ...

42

2.1.5.1 Pengertian Prestasi Kerja ...

42

2.1.5.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja ...

43

2.1.5.3 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan ...

46

2.1.5.4 Pertimbangan dan cara pengukuran prestasi kerja karyawan 47

2.1.5.5 Faktor- faktor yang harus dihindari dalam penilaian kerja

karyawan ... 48

2.1.5.6 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ...

48

2.1.5.7 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja Karyawan...

49

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ...

55

3.1 Definisi Operasional dan pengukuran variabel ...

55

3.1.1 Variabel bebas...

55

3.1.1.1 Disiplin Kerja ( X1 ) ...

55

3.1.1.2 Motivasi Kerja ( X2 ) ...

56

3.1.1.3 Stres Kerja ( X3 ) ...

57

3.1.1.4 Variabel terikat ( Y ) ...

58

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Data ...

59

3.2.1 Populasi ...

59

3.2.2 Sampel...

59

3.2.3 Teknik Penarikan Data...

60

3.3 Teknik Pengumpulan Data...

62

3.3.1 Jenis Data ...

62

3.3.2 Sumber Data...

62

3.3.3 Pengumpulan Data ...

62

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...

63

3.4.1 Teknik Analisis ...

63

3.4.1.1 Uji Validitas ...

63

3.4.1.2 Uji Realibilitas ...

64

3.4.1.3 Asumsi Klasik ...

64

(8)

BAB IV Hasil dan Pembahasan ...

71

4.1

Deskripsi Objek Penelitian...

71

4.1.1

Sejarah Perusahaan...

71

4.1.2

Visi Perusahaan...

71

4.1.3

Misi Perusahaan ...

72

4.1.4

Prestasi Perusahaan ...

72

4.1.5

Struktur Perusahaan ...

74

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian ...

75

4.2.1

Deskripsi Variabel Disiplin Kerja...

75

4.2.2

Deskripsi Variabel Motivasi Kerja...

77

4.2.3

Deskripsi Variabel Stres Kerja...

78

4.2.4

Deskripsi Variabel Prestasi Kerja ...

79

4.3

Analisa dan Pengujian Hipotesis...

80

4.3.1

Uji Validitas ...

80

4.3.2

Uji Reabilitas...

82

4.4

Analisis dan Pembahasan...

84

4.4.1

Uji Asumsi Klasik ...

84

4.5

Teknis Analisis Regresi Liner Berganda ...

88

(9)

BAB V Kesimpulan dan Saran ...

99

5.1

Kesimpulan ... 99

5.2

Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Tabel 4.1 Perkembangan Kinerja...

73

Tabel 4.2 Struktur Organisasi ...

74

Tabel 4.3 Variabel Disiplin Kerja ...

75

Tabel 4.4 Variabel Motivasi Kerja...

77

Tabel 4.5 Variabel Stres Kerja ...

78

Tabel.4.6 Variabel Prestasi Kerja...

79

Tabel 4.7 Validitas Koefisien Korelasi ...

81

Tabel 4.8 Variabel Prestasi Kerja Karyawan ...

82

Tabel 4.9 Hasil Uji Realibilitas...

83

Tabel 5.0 Hasil Uji Multikolinearitas ...

85

Tabel 5.1 Tes Heterokedastisitas...

86

Tabel 5.2 Analisis Varian ( ANOVA ) ...

90

Tabel 5.3 Hasil Analisis Variabel Y Terhadap X ...

93

(11)

Gambar 2 Kurva Statistik Durbin Watson ...

88

Gambar 3 Distribusi Kriteria Penolakan Simultan...

91

Gambar 4 Kurva Distribusi Disiplin Kerja ...

94

Gambar 5 Kuva Distribusi Motivasi Kerja ...

95

(12)

Selvie Yuni Fajar. W 0642010096 ABSTRAKSI

Dari informasi yang diperoleh dari PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo di dapat sebuah permasalahan dimana perusahaan belum mampu mengoptimalkan disiplin kerja terjadi suatu pelanggaran disiplin kerja karyawan, salah satu contoh adanya pelanggaran mengenai tingkat absensi yang meningkat dikarenakan kurang disiplinnya pegawai dalam masuk kerja atau banyaknya karyawan yang datang terlambat kerja maupun tidak masuk kerja yang dapat berakibat pada hasil kerja yang tidak optimal.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang disebarkan melalui daftar kuesioner pada 21 orang karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta Di Sidoarjo dengan menggunakan teknik Proportional random sampling. Variabel bebas yang digunakan yaitu disiplin kerja ( X1 ),

motivasi kerja ( X2 ) dan stres kerja ( X3 ) sedangkan Variabel terikatnya adalah

prestasi kerja karyawan ( Y ) serta dianalisa dengan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas disiplin kerja ( X1 ), motivasi kerja ( X2 ) dan stres kerja ( X3 ) sedangkan

Variabel terikatnya adalah prestasi kerja karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta di Sidoarjo ( Y ) yang berarti secara keseluruhan faktor – faktor variabel bebas berpengaruh secara parsial dan nyata terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta di Sidoarjo.

Secara parsial atau individu disiplin kerja ( X1 ) terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo ( Y ). Diketahui secara parsial variabel disiplin kerja ( X1 ) tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo ( Y ).

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya sebuah negara pada sektor ekonomi akan mendorong

berkembangnya pada sektor – sektor lain diluar sektor ekonomi.

Pembangunan suatu Negara memerlukan aset pokok yang disebut dengan

sumber daya ( resource ). Baik sumber daya alam ( natural resource ),

maupun sumber daya manusia ( human resource ). Kedua sumber daya

tersebut sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan dari

segala faktor.

Perkembangan jaman dan kemajuan pada bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi menunjukkan bahwa nilai sumber daya manusia memegang peran

yang sangat penting, apalagi dalam organisasi atau perusahaan. Karena

sumber daya manusia dipandang sebagai faktor pendorong yang utama untuk

menentukan suatu keberhasilan atau tidaknya keberhasilan suatu organisasi

atau perusahaan, kualitas sumber daya manusia yang baik akan mendorong

suatu terciptanya semangat dan etos kerja yang tinggi maka akan memacu

suatu motivasi seseorang untuk mencapai prestasi kerja yang baik pada

lingkungan organisasi atau perusahaan.

Untuk dapat terciptanya hal tersebut diatas dan memberikan suatu

pelayanan yang terbaik pada masyarakat tersebut tidak lepas dari sikap atau

(14)

sikap disiplin kerja yang tinggi sehingga akan tercipta suatu prestasi

kerja di dalam melakukan setiap tugas – tugas yang sudah diembannya.

Tanpa adanya para pegawai yang penuh disiplin maka pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat tidak akan efektif dan efesien.

Sesuai dengan peraturan pemerintah RI no 30 tahun1980 tentang

peraturan – peraturan disiplin pegawai yang didalamnya memuat suatu pokok

– pokok kewajiban, larangan – larangan dilanggar pegawai maka harus

diterapkan dengan sebaik – baiknya kepada setiap pegawai. Rendahnya

prestasi kerja dikalangan pegawai negeri sehingga banyak muncul opini yang

berkembang pada masyarakat bahwa disiplin pegawai negeri sangat bisa

dikatakan rendah. Hal ini diakibatkan oleh perilaku karyawan itu sendiri,

dapat dilihat pada masih banyaknya pegawai yang meninggalkan kantor pada

jam – jam dinas untuk memenuhi kepentingan pribadi. Tidak terkecuali para

atasan yang melakukan hal ini, dan diikuti oleh pegawai bawahan yang

terkesan tidak disiplin. Hal tersebut dapat dilihat pada absensi karyawan.

Dari informasi yang diperoleh dari PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo

didapat sebuah permasalahan dimana perusahaan belum mampu

mengoptimalkan disiplin kerja. Terjadinya suatu pelanggaran disiplin

karyawan, salah satu contoh adanya pelanggaran mengenai tingkat absensi

yang meningkat dikarenakan kurang disiplinnya pegawai dalam masuk kerja

atau banyaknya karyawan yang datang terlambat kerja maupun tidak masuk

(15)

Dengan cara pemberian motivasi kerja yang sesuai dengan harapan para

karyawan maka mereka akan lebih bersemangat dalam meningkatkan prestasi

kerja dan mereka dapat lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam

melaksanakan setiap pekerjaan yang akan dikerjakan untuk mendapatkan

hasil kerja yang efektif dan efesien dapat dilakukan kedisplinan dalam

pekerjaan.

Dari uraian diatas meneliti tentang Faktor – Faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta di Sidoarjo maka

penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “ Faktor – Faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja, motivasi kerja, stres kerja terhadap prestasi

kerja karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo “

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun suatu perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Stres Kerja berpengaruh

secara simultan terhadap Prestasi Kerja bagi karyawan PT PDAM

Delta Tirta di Sidoarjo?

2. Apakah Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Stres Kerja berpengaruh

secara parsial terhadap Prestasi Kerja bagi karyawan PT PDAM Delta

(16)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja, motivasi kerja, stres kerja pada prestasi kerja

karyawan secara simultan pada PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja, motivasi kerja, stres kerja pada prestasi kerja

karyawan secara parsial pada PT. PDAM Delta Tirta Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain sebagai

berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi

atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan yang bersangkutan.

Selain itu referensi yang diperoleh dapat dijadikan tambahan informasi

dan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan kebijakan yang

berhubungan dengan bidang pengelolahan Sumber Daya Manusia,

khususnya yang menyangkut kinerja karyawan pada PT. PDAM Delta

Tirta Sidoarjo.

2. Untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan studi

perpustakaan UPN ” Veteran ” jawa timur khususnya pada Fakultas Ilmu

Administrasi Bisnis serta sebagi masukan dan referensi penelitian

(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen

Ada keseragaman pendapat dari para ahli di dalam

mendefinisikan manajemen. Hal ini disebabkan karena para ahli tersebut

memberikan definisinya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan

pekerjaan masing – masing. Namun walaupun pendapat yang

dikemukakan oleh para ahli tersebut berbeda – beda namun pada

prinsipnya pengertiannya hampir sama.

Pengertian manajemen menurut Terry ( 2003 : 1 ) bahwa

manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang dapat

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang – orang

kearah tujuan organisasional atau maksud yang benar – benar nyata.

Sedangkan Hasibuan ( 2000 : 2 ) mengatakan manajemen adalah

suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut diatas

manajemen adalah sebagai berikut :

1. Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui kerja sama orang lain.

(18)

2. Proses kerja sama itu dilaksanakan dan dipimpin oleh seorang

manajer dengan menggunakan sumber daya manusia dalam

organisasi.

3. Agar manajemen dapat dicapai tujuan sesuai dengan rencana

semula maka peranan seorang pimpinan bimbingan penyelenggara

pekerjaan sangat menentukan dalam organisasi.

4. Manajemen hanya dapat diterapkan pada sekelompok manusia

yang bekerja sama secara formal serta mempunyai tujuan yang

sama pula.

2.1.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Dari pengertian manajemen tersebut, kemudian dikemukakan

pengertian manajemen personalia. Dalam manajemen personalia faktor

manusia merupakan sumber daya yang ada dalam perusahaan yang dapat

dikembangkan secara dapat bekerja secara efektif dan efisien manajemen

sumber daya manusia Flippo ( 2000 : 5 ) adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga

kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan

pemutusan hubungan kerja dengan hubungan sumber daya manusia

untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat.

Menurut Hasibuan ( 2003 : 10-12 ), manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu atau seni yang digunakan untuk mengatur hubungan

(19)

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Menurut Yusuf ( 2000 : 1 – 3 ), mengemukakan pendapat tentang

manajemen sumber daya manusia yang memiliki persamaan dengan

manajemen personalia yaitu keduanya merupakan ilmu yang mengatur

unsur manusia dalam suatu organisasi agar mendukung terwujudnya

tujuan.

Dari pengertian manajemen – manejemen tersebut kemudian

dikemukakan pengertian manajemen personalia faktor manusia

merupakan sumber daya yang ada dalam perusahaan yang dapat

dikembangkan sehingga dapat bekerja secara efesien dan efektif.

Manajemen sumber daya manusia menurut Handoko ( 2001 : 8 )

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha – usaha para anggota dan penggunaan sumber daya

organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Panggabean ( 2004 : 15 ), manajemen sumber daya

manusia dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang terdiri atas

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, evaluasi pekerjaan,

pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan

hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan,

(20)

pekerjaan, pengembangan sumber daya manusia dengan memanfaatkan

orang – orang sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi manajemen personalia diatas dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,

pemeliharaan,dan pengembangan sumber daya manusia dengan

memanfaatkan orang – orang sebagai anggota organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Ranupandojo dan Husnan (2005:5) untuk memperjelas

mengenai manajemen sumber daya manusia perlu diketahui terlebih

dahulu fungsi-fungsi dari manajemen personalia yang yang dapat

dibedakan manjadi dua kelompok yaitu :

a. Fungsi manajemen, meliputi :

1. Perencanaan

Perencanaan untuk menentukan terlebih dahulu program

personalia yang akan membantu mencapai tujuan perusahaan

yang telah ditetapkan tentu saja penetapan tujuan ini akan

memerlukan partisipasi aktif dari manajer personalia, sesuai

(21)

2. Pengorganisasian

Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan

jika perusahaan telah menetukan fungsi – fungsi karyawan

maka manajer personalia haruslah membentuk organisasi

dengan merancang susunan dan berbagai hubungan antar jabatan

personalia dan factor – factor fisik. Karena tujuan hubungan

diantara jabatan – jabatan yang mengharapkan agar manajer

personalia bisa memberikan saran untuk organisasi keseluruhan.

3.Pengarahan

Bila suatu rencana sudah dibuat dan suatu organisasi sudah

ditetapkan, maka fungsi selanjutnya adalah melaksanakan

pekerjaan tersebut. Pengarahan diberikan kepada para karyawan

agar dapat bekerja secara efektif dan efesien sesuai dengan tugas

dan dibidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

4.Pengawasan

Pengawasan berkaitan dengan pengamatan dan kemudian

membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana dan

mengoreksi apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

tersbut, atau bila perlu melakukan penyesuaian kembali

b. fungsi operasional yang meliputi :

1. Pengadaan

Fungsi pengadaan menyangkut tentang penentuan

(22)

kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, cara

penarikannya, seleksi, dan penempatannya.

2. Pengembangan

Fungsi pengembangan menyangkut usaha perusahaan

untuk mengembangkan sumber daya manusia yang

dimiliki melalui pendidikan, pemberian pelatihan, yang

diperlukan untuk dapat menjalankan pekerjaan yang baik.

Kegiatan pengembangan ini akan menjadi lebih penting

dengan mengikuti perkembangan teknologi.

3. Integrasi

Fungsi integrasi menyangkut penyesuaian keinginan dari

para individu yang ada dalam perusahaan dengan

keinginan organisasi. Dengan demikian pihak manajemen

perlu melakukan pemahaman mengenai sikap dan

perasaan dari para karyawan untuk menjadi pertimbangan

dalam pembuatan berbagai kegiatan organisasi.

3. Pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan menyangkut kegiatan manajemen

peusahaan yang menitik beratkan pada usaha

pemeliharaan kondisi fisik karyawan, serta pemeliharaan

(23)

2.1.1.4 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Suatu perusahaan tanpa manusia yang memiliki kemampuan kerja

yang memadai tidak akan dapat berjalan dengan baik meskipun memiliki

modal yang cukup. Menurut As’ad ( 2000 : 65 ) tujuan manajemen

sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan produksi dan

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan maka memerlukan

sumber daya manusia sebagai perencanaan dan pengelola kegiatan dalam

perusahaan. Oleh karena itu untuk mencapai pimpinan taraf yang efesien

dan produktifitas yang tinggi, seorng pimpinan perusahaan harus dapat

mengetahui dan menyediakan kebutuhan perusahaan yaitu dengan

memilikikaryawan yang produktif. Kalau diperlihatkan tidak dapat

dipungkiri bahwa manusia merupakan faktor yang paling penting dalam

perusahaan. Tidak satupun dari teknologi atau teknik manajemen akan

efektif tanpa adanya pengaturan dan pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan, keberhasilan suatu perusahaan dalam

menjalankan aktifitasnya bukan hanya tergantung pada kecanggihan

alat-alat produksi yang dimiliki perusahaan, tetapi sebagian ditentukan oleh

karyawan, yang ada didalam perusahaan.

Pada prinsipnya, tujuan manajemen sumber daya manusia adalah

sumber daya guna dan kerja sama, maksud dari daya guna ini adalah

penggunaan sumber daya manusia dalam satu perusahaan dalam

menempatkan tenaga kerja yang layak dan menjamin kerja yang efektif.

(24)

dan kebutuhan perseorangan serta kelompok, jadi menyangkut usaha

cipta kondisi kerja bagi efektifitas perusahaan. Dalam hal ini penting bagi

atasan adanya kerja sama bagi karyawan, maka sulit untuk menerapkan

efesiensi secara maksimum.

2.1.1.5 Peranan Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan ( 2001 : 14 ) manajemen merupakan fungsi

yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan

orang-orang hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting

dan dominan dalam manajemen. Manajemen sumber daya manusia

mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup

masalah-masalah sebagai berikut dalam peranannya sebagai sumber daya

manusia, yaitu :

1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja

yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan

job description, job specification, job rekruitmen, dan job

evaluation.

2. Menetapkan jumlah penarikan, seleksi dan penempatan

karyawan berdasarkan asas the right man in the place and right

man in the job.

3. Menerapkan progam kesejahteraan pengembangan, promosi

dan pemberhentian.

4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia

(25)

5. Memperkirakan keadaan perusahaan pada khususnya.

6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan

sejenis.

7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

8. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian pretasai

kerja karyawan.

9. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal.

10.Mengatur pensiun, penerimaan dan pemberhentian.

Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia diakui sangat

menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsure

manusia ini sangat sulit dan rumit.

Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap dan terampil, juga

tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja

efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak

diikuti moral kerja dan kedisplinan karyawan dalam mewujudkan suatu

tujuan.

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Triguno ( 2000 : 50 ) “ salah satu aspek sumber daya

manusia itu dapat tercemin dari sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin

(26)

mencapai suatu keberhasilan dalam mengejar tujuan yang direncanakan. “

Sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa suatu aktivitas

manajemen sumber daya manusia adalah suatu tindakan disiplin dan

disipline. Siagan ( 2000 : 74 ) menyatakan bahwa “ tindakan disiplin dan

disipliner juga merupakan aspek krusial dari hubungan pegawai internal “

selanjutnya akan disampaikan beberapa definisi disiplin yang merujuk dari

pakar manajemen sumber daya manusia.

Disiplin mengendaki untuk dapat ditaati oleh sebagian besar

peraturan oleh karyawannya. Dimana peraturan tersebut sasarannya bukan

pada hukuman yang bersifat fisik tetapi pada perubahan tingkah laku.

Biasanya orang menerima disiplin itu dengan ikhlas dan rela walaupun

terkadang terasa berat. Ini disebabkan oleh karena orang tersebut sadar

telah memasukkan dirinya dalam kesatuan wadah organisasi, dan tidak

karena paksaan orang lain ataupun terdorong kepentingan diri, dan juga

berdasar kepada keyakinan akan perlunya kesatuan yang utuh dan kokoh

untuk mencapai tujuan bersama.

Apabila ditinjau dari segi etimologi, kata kata disiplin berasal dari

kata “disiple” yang artinya pengikut atau penganut “. Sedangkan pendapat

dari beberapa ahli diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana

orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada

peraturan-peraturan yang telah ada dengan baik.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin

(27)

suatu pengikut pada suatu organisasi tertentu dan tunduk kepada peraturan

yang ada dengan senang hati, maka diharapkan dapat tercapainya suatu

tujuan organisasi secara lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Dengan demikian dapat dilakukan bahwa disiplin kerja adalah

suatu sikap dan perbuatan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang

berlaku dalam pelaksanaan, atau dengan kata lain suatu kepatuhan dan

ketaatan terhadap peraturan – peraturan dalam melaksanakan tugas

pekerjaan. Jelas disini bahwa disiplin kerja ditukan kepada pegawai dan

menghendaki untuk mentaatinya sebagian besar bukan pada hukuman

yang bersifat fisik tetapi pada perubahan tingkah laku. Dari situ dapat

disimpulkan suatu kesimpulan bahwa tujuan dari pada disipin kerja

karyawan adalah pengaruh kepada suatu kebaikan dalam melakukan

kegiatan organisasi dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Agar pelaksanaan pekerjaan lebih efektif. Oleh karenanya usaha

untuk meningkatkan perubahan tingkah laku dari situ dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa tujuan daripada disiplin kerja karyawan adalah

mengarah kepada suatu kebaikan dalam melakukan suatu kegiatan

organisasi dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang, agar

pelaksanaan pekerjaan menjadi efektif. Oleh karenanya usaha untuk

meningkatkan disiplin kerja terhadap para karyawan perlu mendapatkan

perhatian yang sungguh-sungguh didalam hal ini perlu diadakan sikap

(28)

2.1.2.2 Indikator – Indikator Kedisiplinan kerja

Menurut Indrawijaya ( 2000 : 84 ) indicator yang mempengaruhi

tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya :

1. Daftar Kehadiran

Daftar kehadiran adalah tingkat absensi yang diberikan

secara mutlak oleh perusahaan agar para karyawan PT. PDAM

Delta Tirta Sidoarjo dapat memenuhi tingkat disiplin kerja

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Ketepatan Waktu

Tepat waktu adalah prioritas dalam bekerja yang diberikan

oleh atasan kepada karyawannya guna untuk menjaga

kedisiplinan dalam masuk jam kerja pada perusahaan PT.

PDAM Delta Tirta Sidoarjo.

3. Ketaatan Dalam Peraturan

Ketaatan dalam peraturan adalah suatu tingkat ketaatan

dalam kedisiplinan yang telah diberikan oleh perusahaan guna

untuk dijalankan dan untuk dipatuhi.

2.1.2.3 Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja

Menurut Tulus ( 2001 : 120 ) pembinaan disiplin kerja bagi

karyawan mempunyai tujuan :

1. Anggaran para tenaga kerja menempati segala peraturan dan

(29)

perusahaan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis.

2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta

mampu memberikan layaran yang maksimal kepada pihak

tertentu yang berkepentingan kepada perusahaan sesuai dengan

bidang pekerjaan yang dibebankan.

3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana

barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma

yang berlakupada perusahaan.

5. Akibat dari hal-hal tersebut diatas para tenaga kerja mampu

memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan

harapan,baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada akhirnya pembinaan disiplin yang terus menerus dilakukan

oleh manajemen ini diharapkan agar karyawan pada suatu saat

melakukan kedisiplinan bukan karena adanya sanksi yang merupakan

ganjaran apabila karyawan melakukan tindakan yang melanggar

disiplin, tetapi karena adanya dorongan yang ada pada dirinya sendiri.

2.1.2.4 Macam Tindakan Kedisiplinan

Disiplin kerja harus ditegakkan dari kelancaran operasi

perusahaan. Tindakan operasi harus dilakukan untuk menegakkan

(30)

pengertian umum merupakan semua upaya yang dilakukan manajemen

untuk menciptakan dan menegakkan disiplin kerja karyawan.

Menurut Handoko ( 2000 : 208 ) membagi tindakan

pendisiplinan menjadi dua tipe yaitu :

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar

atau aturan, agar berbagai penyelewengan dapat dicegah.

Sasaran pokoknya adalah mendorong disiplin diri antara para

karyawan. Dengan cara ini karyawan dapat menjaga disiplin

diri bukan semata-mata dipaksakan oleh pihak manajemen,

tetapi karena adanya kesadaran dirinya sendiri.

2. Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah suatu kegiatan yang diambil untuk

menagani pelanggran terhadap aturan-aturan dan mencoba

untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

Disiplin ini sering berupa suatu hukuman dan disebut tindakan

pendisiplinan misalnya peringatan atau skorsing. Sasaran

utama dari tindakan pendisiplinan ini meliputi :

a. untuk memperbaiki pelanggaran

b. untuk menghalangi para karyawan yang lain

(31)

c. untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap

konsisiten dan efektif

Perusahaan bisa menerapkan suatu kebijakan disiplin progersif,

yaitu memberikan hukuman - hukuman yang lebih berat bagi

pelanggaran yang dilakukan berulan - ulang. Tujuan disiplin progresif

adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melakukan

tindakan korektif sendiri sebelum tindakan hukuman yang lebih

dikenakan akibat pelanggran.

Bentuk – bentuk disiplin progresif ini menurut Handoko

(2000:211) meliputi :

1.Teguran secara lisan oleh personalia

2.Teguran secara tertulis, dengan catatan dalam file personalia

3.Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari

4.Skorsing tiga minggu atau lebih lama

5.Diturunkan pangkatnya

6.Dipecat

urutan tindakan pendisiplinan progresif disusun atas dasar

tingkat berat atau kerasnya hukuman. Dengan dilakukan tindakan

pendisiplinan progresif diharapkan karyawan dapat berperilaku lebih

(32)

2.1.2.5 Pentingnya Disiplin Bagi Karyawan

Disiplin mempunyai arti yang penting bagi perusahaan, sebab

dengan disiplin itu diharapkan bahwa sebagian besar karyawan dengan

adanya kedisiplinan diharapkan pelaksanaan dapat diharapkan

pelaksanaan kerja semakin lebih efektif dan efesien. Dengan demikian

kedisiplinan tidak dapat ditegakkan, kemungkinan tujuan telah

ditetapkan akan tercapai tetapi tidak secara efektif dan efesien.

Disiplin juga merupakan suatu proses perkembangan yang

konstruktif bagi karyawan oleh karena itu sebaiknya setiap saat

pimpinan perusahaan harus meluangkan waktunya guna keperluan

disiplin dalam organisasinya. Disiplin kerja yang ditanamkan kepada

karyawan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan

karena menyadari kewajibannya dan mengutamakan hasil kerja yang

lebih baik.

2.1.2.6 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Kerja

Menurut Dadis dan Newstrom ( 2000 : 103 ) disiplin kerja akan

tercipta apabila ada penyelerasan antara individu sebagai pekerja dan

atasan serta lingkungan tempat mereka bekerja. Ada dua macam faktor

penting yang mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan yaitu, faktor

dari dalam diri individu sendiri dan faktor dari luar individu.

1.Faktor dari dalam individu sendiri

(33)

Kepribadian merupakan cirri khas yang dimiliki oleh

setiap individu. Ada tipe kepribadian yang mendasari

sikap disiplin individu terhadap peraturan - peraturan

kerja dan ada tipe kepribadian yang mendasari individu

cenderung untuk mengabaikan peraturan yang ada.

b. Usia

Usia mempengaruhi kedisiplinan, karena usia

mencerminkan kematangan seseorang dalam mengambil

sikap dan memahami aturan – aturan perusahaan.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki individu merupakan

cerminan dari proses belajar belajar formal yang telah

dilalui. Semakin lama proses belajar tersebut maka akan

semakin tinggi pengetahuan individu akan nilai – nilai

yang dianut oleh suatu tatanan organisasi yang teratur.

d. Sikap dan Pengalaman

Sikap dapat menerima aturan – aturan, akan menciptakan

keharmonisan dalam organisasi. Pengalaman kerja yang

cukup lama membuat karyawan dapat memahami apa

yang dikehendaki dan tidak dikehendaki perusahaan.

2. Faktor dari luar individu

(34)

Sifat organisasi terbuka seperti perusahaan-perusahaan

swasta akan memungkinkan terjadinya proses

kedisiplinan yang tinggi, persaingan mencapai prestasi

dan adanya imbalan yang memadai sesuai dengan tenaga

yang dikeluarkan.

b. Gaya Kepemimpinan

Faktor gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi sekali

dapat tidaknya disiplin kerja dapat diterapkan. Seorang

pemimpin yang sangat pesimis akan membuat

bawahannya cenderung melanggar peraturan yang

berlaku sedangkan pemimpin yang otoriter akan

membuat bawahannya takut untuk melanggar peraturan

namun akan berusaha untuk melanggar peraturan yang

berlaku.

c. Sifat Kelompok Kerja

Sifat kelompok kerja yang cenderung melanggar

aturan-aturan, membuat anggota kelompok cenderung

melakukan tindakan yang melanggar peraturan yang

berlaku, membuat anggota kelompok cenderung

(35)

2.1.3 Motivasi

2.1.3.1 Pengertian Motivasi

Menurut Supriyono ( 2000 : 265 ) Motivasi adalah kemauan

untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang dipengaruhi oleh dorongan

intrinsic individu yang bersangkutan dan juga oleh kekuatan eksternal.

Menurut Riyadi ( 2001 : 249 ) Motivasi Kerja didefinisikan

sebagai derajat sampai dimana seorang individu ingin berusaha untuk

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik.

Menurut Sutarto ( 2001 : 249 ) Motivasi Kerja adalah suatu

proses hipotesis yang dapat disimpulkan dengan memperhatikan

tingkah laku sesorang mengukur perubahan dan prestasinya atau adanya

keinginan-keinginan dan tujuan yang akan dicapai, karena tingkah laku

bukan disebabkan oleh suatu motif yang yang sama juga ditujukan

dalam berbagai tingkah laku yang bebeda.

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi sebagai mana telah

dikemukakan diatas, dapat dimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

pemberian dorongan atau usaha untuk menggerakkan anggota

organisasi, dari atasan terhadap bawahan yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga bawahan mau bekerja dengan memberi yang terbaik pada

dirinya, baik waktu, tenaga maupun keahliannya dan tercapainya tujuan

(36)

2.1.3.2 Manfaat Motivasi

Menurut Henry Tanjung ( 2003 : 16 ) manfaat motivasi yang

utama adalah menciptakangairah kerja, sehingga produktivitas kerja

dapat meningkat.

Menurut Hadari N (1993 : 61 ) menyebutkan motivasi adalah

kondisi yang mendorong terjadinya suatu perubahan atau kegiatan yang

berada diluar kegiatan itu sendiri. Faktor luar yang menjadi motivasi ini

antara lain berbentuk pemberian hadia, insentif, pujian, paksaan ( sanksi

atau hukuman ), situasi kerja yang menyenangkan merupakan suatu

keinginan untuk menyenagkan orang lain.

2.1.3.3 Bentuk Motivasi

Adanya motivasi kerja akan menimbulkan usaha, keberhasilan

kerja, inisiatif, loyalitas dan potensi kepemimpinan.

Pada dasarnya motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis utama yaitu :

a. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang timbul pada diri

seseorang motivasi ini disebut “ motivasi murni “ atau

motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap

individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta

kepuasannya. Jadi sifat khusus, seperti pemberian gaji,

tunjangan bonus dan penghargaan serta pemberian jaminan

pension.

b. Motivasi ekstrensik yaitu motivasi yang timbul disebabkan

(37)

fasilitas – fasilitas pendukung untuk menunjang kegairahan di

dalam bekerja, misalnya kenaikan pangkat, pujian dan

sebagainya.

Oleh karena itu motivasi juga dapat pula dipandang sebagai

integral dari administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan,

pengembangan dan penggerakkan tenaga kerja dalam suatu organisasi.

Karena manusia merupakan unsure terpenting maka hal-hal yang

berhubungan dengan konsepsi motivasi patut mendapat

perhatian-perhatian yang sungguh - sungguh oleh setiap orang yang

berkepentingan dalam suatu keberhasilan suatu organisasi dalam

mewujudkan suatu kerja sama manusia dalam suatu kegiatan yang

berhubungan erat dengan unsur manusia.

Untuk itu diperlukan adanya kebutuhan manusia dalam suatu

hierarki kebutuhan maslow yang menyatakan kebutuhan manusia dapat

diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan yaitu :

1. Fa’ali ( psylogical )meliputi kebutuhan udara, air dan

kebutuhan biologis.

2. rasa aman ( security ) meliputi kebutuhan keselamatan, tertib

dan bebas dari rasa takut akan ancaman-ancaman.

3. cinta dan rasa memiliki meliputi kebutuhan akan cinta kasih

rasa memiliki dan hubungan manusiawi.

4. penghargaan ( esteem needs ) meliputi kebutuhan untuk

(38)

5. aktualisasi diri ( self actualization ) meliputi kebutuhan untuk

berkembang, merasa terpenuhi dan untuk merealisasikan

potensi seseorang.

Dengan demikian dapat dikatakan apabila timbulnya perilaku

seseorang pada suatu saat ditentukan oleh kebutuhan – kebutuhan yang

dirasakan sangat penting bagi pegawai. Saedangkan menurut Moekijat

teori motivasi didasarkan atas tingkat kebutuhan – kebutuhan pada

tingkat bawah telah terpenuhi, maka akan diteruskan pada kebutuhan

pada tingkat yang lebih tinggi.

2.1.3.4 Konsep Tentang Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis terjadi pada diri seorang dan

dipengaruhi oeh beberapa faktor. faktor - faktor itu adalah faktor

intrinsic dan ekstrinsik, faftor intrinsic seperti bawahan, tingkat

pendidikan, pengalaman masa lampau masa depan. Faktor ekstrinsik

meliputi linkungan kerja pemimpin dan kepemimpinannya dan

sebagainya.

Beberapa kondisi kerja diadakan terutama untuk tidak

memuaskan para karyawan. Jika kondisi-kondisi itu ditingglkan tetapi

kehadirannya tidak menguatkan motivasi mereka. Penyebab adanya

ketidakpuasan itu disebut faktor hygiene atau faktor pemeliharaan

tingkat kepuasan yang layak pada setiap karyawan. Kondisi-kondisi

lain, terutama sesuatu untuk membentuk motivasi yang kuat dan

(39)

motivator. Faktor motivasi atas faktor pemberi kepuasan teori-teori

yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja adalah teori yang

dikemukakan oloeh Frederich Hezberg yang dikenal dengan nama “

teori dua faktor dari pada kepuasan kerja “, yang ditulis oleh M

Manulang ( 2001 : 80 ) yang terdiri dari faktor - faktor yang berperan

sebagai motivasi terhadap pegawai yakni yang memuaskan dan

mendorong orang untuk bekerja dengan baik, terdiri dari :

a. Keberhasilan

b. Pekerjaan itu sendiri

c. Pengakuan

d. Tanggung jawab

e. Pengembangan

faktor yang mempengaruhi motivasi khusunya dalam organisasi

pemerintahan, yaitu terdiri dari “ ciri-ciri pribadi seorang ( individual

characteristic ), tingkat dan jenis pekerjaan ( job characteristic ) serta

lingkungan kerja.

Ciri-ciri pribadi seseorang tersebut adalah minat, sikap dari

kebutuhan seseorang yang dibawa dalam situasi kerja. Sedangkan

tingkat dan jenis pekerjaan adalah seperti atribut dari tugas pegawai

yang didapat meliputi besarnya tanggung jawab variasi tugas serta

sejauh mana pekerjaan tersebut memberi kepuasan. Dari lingkungan

(40)

lingkungan kerja misalnya : tinggi rendahnya perhatian pimpinan

terhadap pelaksanaan tugas pegawai, semangat kerja dan sebagainya.

Menurut M Manulang ( 2001 : 82 ) ada dua rangkaian kondisi

yang mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Rangkauan kondisi

yang pertama adalah faktor motivator dari dalam, sedangkan rangkaian

kondisi yang kedua adalah factor pemeliharaan atau factor dari luar.

a. Faktor motivator atau faktor dari dalam

faktor – faktor inilah yang berpesan sebagai motivator atau

faktor dari dalam terhadap pegawai, yakni yang mampu

memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik

terdri dari :

1. Achievement ( keberhasilan pelaksanaan )

2. Recognition ( pengakuan )

3. The work it self ( tanggung jawab )

4. Advancement ( pengembangan )

b. Faktor pemeliharaan atau faktor dari luar

selanjutnya faktor kedua adalah faktor pemeliharaan atau

faktor yang berasal dari luar yang dapat menimbulkan rasa

tidak puas terhadap karyawan tersebut antara lain adalah :

1. Technical supervisor ( teknik supervise )

2. Interpersonal ( hubungan antar pribadi )

3. Company policy and administration ( kebijakan dan

(41)

Faktor pemeliharaan ini bukanlah bagian dari intrinsik dari suatu

pekerjaan tetapi berkaitan dengan kondisi pekerjaan yang dilaksanakan.

Manulang mengemukakan bahwa faktor pemeliharaan tidak

mengakibatkan perubahan dalam kapasitas keluarga karyawan, tetapi

hanya mencegah terjadinya kerugian dalam prestasi karyawan karena

adanya penurunan prestasi kerja.

Orang belum dapat mengharapkan faktor kepuasan tercapai

sebelum faktor ketidakpuasan dalam pekerjaan tersebut dapat

dihilangkan dari pekerjaan, maka pimpinan harus melakukan tindakan

yang termaksud dibawah ini :

a. Supervise

Pemimpin perusahaan harus memiliki kemampuan tentang

cara mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan

tanggung jawabnya atau memiliki kecakapan teknis yang

sesuai dengan kebutuhan.

b. Hubungan antar pribadi

Menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahannya

dengan atasannya, dalam hal ini pemimpin haru memiliki

kemampuan kemanusiaan yaitu kemampuan untuk bekerja

didalam atau dengan kelompok, sehingga dapat membantu

(42)

c. Kebijakan dan administrasi perusahaan

Kebijakan perusahaan pada umumnya dibuat dalam bentuk

tertulis dan pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan oleh

masing-masing pemimpin didalam lingkungan yang lebih

kecil. Disinilah peranan pemimpin agar mereka benar-benar

direalisir dalam praktek dan dituntut untuk berbuat

seadil-adilnya.

d. Gaji

Pada umumnya masing-masing pimpinan tidak dapat

menentukansendiri skala gaji yang berlaku dalam unitnya.

Namundemikian masing-masing pimpinan harus mempunyai

kewajiban untuk menilai apabila jabatan-jabatan dibawah

pengawasannya mendapat gaji sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan.

e. Kondisi kerja

Masing –masing pemimpin dapat berperan dalam berbagai

hal agar keadaan bawahannya menjadi lebih baik, misalnya

ruangan khusus bagi unitnya penerangan, perabot, suhu

udara, dan kondisi fisik lainya. Wewenang tersebut memang

tidak sepenuhnya ditantang masing-masing pemimpin namun

dapat memperjuangkannya.

Motivasi dapat ditafsirkan oleh setiap orang sesuai tempat dan

(43)

pengguanaan istilah dan konsep motivasi adalah untuk diantara harapan

dengan tujuan. Setiap orang dan organisasi ingin dapat mencapai sesuatu

atau beberapa tujuan dalam kegiatan-kegiatannya satu tujuan biasanya

ditampilkan oleh berbagai tanggapan yang ditentukan lebih lanjut oleh

banyak faktor.

Konsep lain dengan motivasi adalah suatu konsep yang biasanya

diutarakan dengan istilah “needs“ atau kebutuhan dan istilah “incentive

atau perangsang. Kedua istilah ini tak ubahnya seperti kedua sisi ini

sebanding dengan hubungan konsep tujuan dan alat untuk mencapai

tujuan. Perangsang atau intensif ini dapat dipandang sebagai alat untuk

memenuhi atau memuaskan kebtuhan.

Menurut Hadari N ( 2000 : 49 ) motivasi adalah suatu kondisi

dimana kondisi tersebut dapat menyebabkan seseorang untuk menyadari

kebutuhannya dan mendorong untuk melakukan suatu kegiatan.

Menurut Kartono ( 2000 170 ) menyebutkan bahwa motivasi

berasal dari kata motives dimana artinya adalah sebab, alasan dasar,

pikiran dasar, gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat, atau ide

pokok yang berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia.

Menurut Hadari N ( 2001 : 61 ) menyebutkan motivasi

ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perubahan

atau kegiatan itu sendiri. Factor luar yang menjadi motivasi ini antara

(44)

hukuman ) situasi kerja yang menyenangkan merupakan suatu keinginan

untuk menyenangkan orang lain.

2.1.3.5 Jenis Motivasi yang Diberikan Karyawan

Menurut Ranupandojo dan Husnan ( 2001 : 194 ) setiap

orang bekerja pada satu perusahaan tentu membawa serangkaian

keinginan yang diharapkan akan dapat terpenuhi oleh perusahaan

tempat bekerja. Meskipun keinginan ini bisa bermacam-macam

namun ada beberapa motivasi yang uumyang diberikan kepada

karyawan yaitu :

a. Gaji atau upah yang baik

gaji bisa dipakai untuk memuaskan kebutuhan psikologis, social

maupun egoitis. Karena itu tidak heran kalau banyak atau bahkan

sebagian besar karyawan menginginkan gaji yang tinggi dari

pekerjaannya.

b. Pekerjaan yang aman secara ekonomis

pekerjaan yang memberikan penghasilan juga merupakan salah satu

dari harapan para karyawan.

c. Rekan kerja yang kompak ( kondisi kerja )

keinginan ini meupakan cermin dari kebutuhan social. Seorang

karyawan mungkin berkeberatan dipromosikan, hanya karena tidak

(45)

d. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan

penghargaan ini berasal dari kebutuhan egoitis yang bisa diwujudkan

dengan pujian hadia dan sebagainya.

e. Pekerjaan yang berarti

keinginan ini merupakan perwujudan dari kebutuhan untuk

berprestasi.

f. Kesempatan untuk maju ( promosi jabatan )

meskipun mungkin tidak semua karyawan ingin dipromosikan (

karena alas an social ) tetapi pada umumnya setiap orang

menginginkan maju dalam kehidupan.

g. Kondisi kerja yang aman nyaman dan menarik

kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman.

Tempat kerja yang nyaman dan menarik sebetulnya lebih merupakan

suatu symbol status.

h. Pimpinan yang adil dan bijaksana

pimpinanyang mampu memberikan rasa aman dan tidak kepada

salah satu pihak yang berat sebelah.

i. Pengarahan dan perintah yang wajar

pengarahan diperlukan untuk menjaga agar pelaksanaan tidak

menyimpang dan perintah yang wajar diperlukan untuk

kebaerhasilan pelaksanaan.

j. Organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat

(46)

2.1.3.6 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Motivasi

Menurut Gozali ( 2000 : 268 ) pemberian motivasi kepada para

karyawan merupakan kewajiban pimpinan, agar para karyawan tersebut

dapat lebih meningkatkan volume dan mutu pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya untuk itu pimpinan perlu memperhatikan hal-hal

berikut agar pemberian motivasi dapat berhasil seperti yang diharapkan

yaitu :

1. Memahami perilaku bawahan

Pimpinan harus dapat memahami perilaku bawahan, artinya seorang

pimpinan dalam tugas keseluruhannya hendaknya dapat

memperhatikan mengamati perilaku masing-masing bawahan.

Dengan memahami perilaku mereka akan lebih memudahkan tugas

yang bersangkutan untuk memberikan motivasi kerja. Dalam kondisi

itu, seorang pimpinan dituntut mengenal orang, karena tidak ada

orang yang memiliki perilaku yang sama.

2. Pemberian motivasi harus mengacu pada orang

Pemberian Motivasi adalah untuk orang atau karyawan secara

pribadi dan bukan untuk pimpinan sendiri. Seorang pimpinan harus

memperilakukan seorang bawahan sebagai bawahan, bukan sebagai

dirinya sendiri yang sudah mempunyai kesadaran yang tinggi untuk

(47)

dapat mendorong setiap karyawan untuk berperilaku dan berbuat

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan sendiri.

3. Tingkat kebutuhan setiap orang pasti berubah

Tingkat kebutuhan setiap orang tidak ada yang sama. Hal ini

disebabkan adanya kecenderungan, keinginan, perasaan dan harapan

yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya pada saat yang

sama.

4. Harus dapat memberikan keteladanan

Orang tidak menaruh rasa hormat dan simpatik kepada pimpinan

yang janya pandai berkata. Tetapi tidak dapat berbuat seperti apa

yang dikatakannya. Keteladanan merupakan contoh nyata yang dapat

dilihat dilakukan oleh seorang bawahan. Dengan itu keteladanan

seorang pimpinan, bawahan akan dapat termotivasi bagaimana cara

kerja yang baik itu. Jangan harap bawahan akan termotivasi, apabila

seorang pimpinan selalu melakukan hal – hal yang bertentangan

dengan nasihat yang sudah dibicarakan oleh bawahan. Oleh karena

itu dalam memotivasi bawahan, keteladanan ini amat sangat

memegang peranan yang sangat penting.

5. Mampu menggunakan keahlian

Seorang pemimpin dikehendaki dapat menjadi pelopor dala setiap

hal ia tidak saja diharapkan lebih menguasai seluk beluk pekerjaan,

(48)

apalagi masalah yang dihadapi bawahan dalam melaksanakan tugas.

Untuk itu ia dituntut dapat keahliannya dalam :

a. Menciptakan iklim atau suasana kerja yang menyenagkan

b. Memberikan penghargaan dan pujian bagi yang berprestasi dan

membimbibg yang belum berprestasi

c. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan para bawahan

d. Memberikan umpan balik tentang hasil pekerjaan

e. Memberikan kesempatan bawahan untuk maju dan berkreativitas

6. Harus berbuat dan berperilaku realistis

Seorang pimpinan mengetahui bahwa bawahan tidak sama. Karena

itu perlu memberikan tugas yang kira-kira sama dengan kemampuan

mereka masing-masing. Jangan sekali-kali menyampaikan bawahan

itu dapat melakukan tugas apa saja. Dalam memberikan motivasi

bawahan haruslah menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang

logis dan dapat dilaksanakan oleh bawahan.

2.1.4 Stres Kerja Karyawan 2.1.4.1 Pengertian Stres Kerja

Stres adalah suatu kondisi keteganganyang mempengaruhi

emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Adapun menurut

Robbins ( 2001 : 563 ) sters juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi

yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu

(49)

penghalang.dan apabila pengertian stres dikaitkan dengan penelitian

ini maka stres itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi

keadan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam

ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan

kerja mereka.

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat

dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres

lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menaggulanginya

secara adaptif dan efektif.

Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul

pada beberapa tingkat berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan

baik dalam peranan tertentu dalam kesalahpahaman atasan atau

bawahan. Atau bahkan dari sebab ketidak adanya keterampilan (

khususnya keterampilan manajemen ) hingga sekedar tidak menyukai

seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat. Menurut Suprihanto

( 2003 : 63 )mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi,

manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stres

yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres tertentu akan

memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk

melakukan tugas lebih baik. Maka diperlukan pendekatan yang tepat

(50)

1. Pendekatan Individual

Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level

stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu :

dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, selain itu untuk mengurangi stres

yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan - kegiatan santai.

Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres dengan

mengumpulkan sahabat, kolega yang akan dapat memberikan

dukungan saran – saran bagi dirinya.

2. Pendekatan Organisasional

Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta

struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajeme,

sehingga faktor – faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi –

strategi yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stress

karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,penetapan

tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,

komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui

strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan

yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan

yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang

(51)

2.1.4.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Stres Kerja

kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors.

Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya

mengalami stres karena kombinasi stressors. Menurut Robbins ( 2001 :

565 ) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stres

yaitu :

1. Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebakan

pengaruh pembentukkan struktur organisasi yang tidak sehat

terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang

menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik, dan

teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian

terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman

terkena stress.

2. Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat

menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands,

organizational structure dan organizational leadership. Pengertian

dari masing-masing faktor organisasi tersebt adalah sebagai berikut :

a. Role Demands

Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam

(52)

untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapi bersama dalam

suatu organisasi tersebut.

b. Interpersonal Demands

Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya

dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara

karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang

tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi

terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan

menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara

karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya.

c. Organizational Structure

Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana

keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan alam

struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat

mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.

d. Organizational leadership

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang

pimpinan dalam suatu organisasi. Menurut ( Robbins, 2001 : 316

) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih

mengutamakan dan menekankan pada hubungan secara langsung

antara pemimpin dan karyawannya serta karakteristik pemimpin

yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan

(53)

3. Faktor Individu

Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam

keluarga, masalah ekonomi pribadi dari keturunan. Hubungan

pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat

pada pekerjaan yang akan dilakukan kerena akibat tersebut dapat

terbawa dalam pekerjaan seseorang.

2.1.4.3 Penyebab Stres Kerja

Penyebab stres kerja, antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu

berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang

rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai

yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan

nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja. Cara

mengatasi stres kerja yaitu dengan pola sehat, pola harmonis, dan pola

patologis.

1. Pola Sehat

Adalah pola mengahadapi stres yang terbaik yaitu dengan

kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya

stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih

(54)

2. Pola Harmonis

Adalah pola mengahadapi stres dengan kemampuan mengelola

waktu dan kegiatan harmonis dan tidak menimbulkan berbagai

hambatan. Dalam pola ini, individu mampu mengendalikan

berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu

secara teratur.

3. Pola Patologis

Adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai

gangguan fisik maupun sosial psikologis. Dalam pola ini,

individu akan mengahadapi berbagai tantangan dengan cara-cara

yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola

tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksi-reaksi yang

berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah

yang buruk.

2.1.5 Prestasi Kerja

2.1.5.1 Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan salah satu istilah yang sering didengar

di berbagai media, dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di

berbagai bidang. Sebagaian besar masyarakat mengetahui definisi dari

prestasi kerja tetapi sulit untuk dapat dikemukakan. Hal ini disebabkan

arti dari suatu prestasi sendiri belum dicantumkan didalam kamus besar

bahasa Indonesia. Media masa di Indonesia dalam mengartikan prestasi

(55)

popular dengan sebutan “ job performance “ atau “ actual

performance “ yang merupakan suatu prestasi yang sesungguhnya yang

telah dapat dicapai oleh seseorang.

Menurut Mangkunegara ( 2000 : 67 ) masyarakat kita lebih akrab

dengan istilah performance dari pada prestasi kerja. Prestasi kerja,

prestasi kerja atau kinerja merupakan sama penentu tercapainya tujuan

perusahaan atau merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Hasibuan ( 2001 : 68 ) yang menyatakan prestasi kerja

adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seeorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu.

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2002:235) prestasi kerja

diartikan sebagai kinerja yang dicapai oleh seseorang tenaga kerja

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Dengan demikian maka dapat penulis simpulkan bahwa prestasi

kerja merupakan suatu kondisi dimana memanfaatkan seluruh

kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan, yang dimiliki sehingga dapat

melaksanakan pekerjaan dengan standart yang telah ditentukan.

(56)

Yang mempengaruhi prestasi kerja untuk meningkatkan dan

mencapai produktifitas yang tinggi memerlukan waktu yang cukup

lama. Usaha peningkatan prestasi kerja dapat terlaksana dengan baik

jika pemilihan strateginya tepat. Untuk itu perlu diketahui yang

mempengaruhi prestasi kerja menurut Martoyo (1994:74-76) yang

mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah:

1. Motivasi

Motivasi adalah suatu pemberian dorongan atau usaha untuk

menggerakkan anggota yang dilakukan sedemikian rupa sehingga

karyawan mau bekerja dengan memberi yang terbaik untuk dirinya ,

baik waktu, tenaga, maupun keahliannya demi tercapainya suatu tujuan

organisasi. Oleh karena itu motivasi dapat pula dipandang sebagai

integral dari administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan

pengembangan dan menggerakkan tenaga kerja dalam suatu

organisasi.motivasi kerja akan menciptakan suatu kegairahan kerja atau

semangat kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama secara efektif

atau secara terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

hasil kerja yang memuaskan.

2. Kepuasan Kerja ( job satisfaction )

Kepuasan Kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak

dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya dengan

kondisi dirinya. Dan kepuasan kerja berkaitan dengan yang

(57)

upah atau gaji yang diterimanya, kesempatan pengembangan karir,

hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, dan jenis

pekerjaan dan dimana apabila aspek tersebut apabila aspek tersebut

dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para pegawai maka

akan tercipta kepuasan kerja.

3. Kondisi Fisik Pekerja

Kondisi Fisik Pekerja merupakan keadaan suasana kerja ( human

relation ) yang terjalin antara suasana atasan dengan bawahan dan

sesame antara rekan kerja. Apabila terjalin dengan baik dan selaras

maka produktivitas kerja dapat tercapai. Kondisi fisik dilingkungan

kerja sesuatu yang ada di sekitar pekerjaan juga dapat dipengaruhi diri

dalam dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Dengan mempertimbangkan pentingnya menjaga kondisi fisik pekerja

dilingkungan pekerja yang merupakan bagian dair terciptanya prestasi

kerja karyawan.

4. Stres

Stres adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjan. Stres ini nampak dalam keadaan emosi yang

tidak stabil, perasaan yang tidak tenang, suka sendiri, sulit tidur,

merokok yang berlebihan, tegang, gugup. Dimana apabila stres dialami

oleh para karyawan maka akan mempengaruhi hasil pekerjaan sehingga

dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan dan prestasi

(58)

5. Perilaku Karyawan

Kedisiplinan atau perilaku karyawan merupakan suatu peraturan yang

dikenakan pada sekelompok orang menjadi pengikut suatu organisasi

tertentu dan tunduk kepada peraturan yang ada dengan senang hati,

maka diharapkan dapat terciptanya tujuan organisasi secara lebih guna

dan berdaya guna. Dengan terciptanya kedisiplinan pada setiap maka

akan terciptanya etos kerja yang tinggi sehingga tujuan perusahaan

dapat tercapai dengan hasil yang meningkat.

6. Disiplin Kerja

Disiplin Kerja adalah suatu sikap dan perbuatan dan ketaatan terhadap

peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan atau dengan kata lain suatu

kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan-peraturan dalam

melaksanakan tugas pekerjaan.

2.1.5.3 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Karyawan dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang

sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian

maka harus diusahakan agar karyawan mampu melaksanakan tugas dan

pekerjaannya. Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya karyawan

dipacu untuk membuat prestasi yang tinggi agar organisasi dapat

bergerak dengan cepat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Prestsi

kerja karyawan menentukan tercapai atau tidak tercapainya tujuan

(59)

Selanjutnya Moenir ( 2003 : 49 ) juga menyatakan bahwa seseorang

yang tidak dapat berprestasi.

2.1.5.4 Pertimbangan dan Cara Pengukuran Prestasi Keja Karyawan

Dharma menyatakan bahwa pertimbangan dan cara pengukuran

prestasi karyawan dapat diukur melalui hal-hal berikut :

1. Kuantitas Kerja

Kuantitas Kerja adalah jumlah yang harus diselesaikan atau

dicapai, pengukuran ini melibatkan perhitungan keluaran dari

proses atau pelaksanaan kegiatan.

2. Kualitas Kerja

Kualitas Kerja adalah mutu yang dihasilkanbaik atau tidaknya

mutu dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh karyawan.

Adapun hal-hal yang digunakan untuk mengetahui kualitas kerja

karyawan adalah :

a. Tingkat ketepatan kerja dalam melakukan tugas atau

pekerjaan.

b. Tingkat kelengkapan, kerapian dalam melaksanakantugas dan

pekerjaan.

3. Ketepatan Waktu

Ketepatan Waktu adalah sesuai atau tidaknya dengan waktu yang

(60)

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu

menyelesaikan suatu kegiatan.

2.1.5.5 Faktor – Faktor yang Harus Dihindari Dalam Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Penilaian Prestasi Kerja harus dilaksanakan secara obyektif dan

rasional agar standart yang digunakan dapat dipahami oleh penilai dan

karyawan yang dipilih, untuk mewujudkan hal itu, penilai harus

menghindari cara penilaian obyektif.

Menurut Siagian ( 2002 : 233 ) mengatakan faktor-faktor yang perlu

dihindari agar penilaian prestasi kerja tidak subyektif adalah :

1. Menghindari penilaian ekstrim dalam arti ada bawahan yang dinilai

sangat positif dan negatif

2. Menghindari bersikap lunak dan murah hati dengan

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Berfikir
Tabel 3.1
TABEL PERKEMBANGAN KINERJA PDAM SIDOARJO 2006-2009
Deskripsi Variabel Disiplin Kerja (XTABEL 4.3 1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dipindai Oleh Urip Kalteng (http://urip.wordpress.com) Page 1... Dipindai Oleh Urip Kalteng (http://urip.wordpress.com)

Akurasi dari pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode RTK-NTRIP terhadap pengukuran terestris menggunakan Total Station berdasarkan posisi horizontal

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung selanjutnya disebut

Film yang menggambarkan gaya hidup konsumtif bagi perempuan salah satunya adalah film Selamat Pagi, Malam (2014), mengkisahkan tiga perempuan yang tinggal di kota

sasaran yang berasal dari SES A. Dan, warna yang digunakan untuk merancang kampanye ini.. adalah warna dingin karena akan lebih memberikan

Berdasarkan prasurvey di MTs NU Maslakul Falah Undaan Kudus adalah salah satu contoh MTs yang menerapakan strategi pembelajaran strategi crossword puzzle

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kental umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra) (15%; 20% dan 25%) yang digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa akkattere adalah suatu acara adat yang laksanakan dengan berniat kepada Turiek Akrakna dengan melakukan prosesi katto