• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketua : H. Sri Hartono Rismanto, S.pd (Alm)

Wakil Ketua : Edi Handoko Sigid

Sekertaris : Sumarno

Bendahara : Riyanto

43

Unsur Tokoh Masyarakat : Nurhadi Dimyati

Anggota : 1. FX. Hartanto, S.pd 2. Yohanes Subagyo 3. Bagowi 4. H. Basuki. S.pd 5. ST. Prawadi 6. Tri Susanto 7. H. Soetarmo 8. Sutrisno 9. Zomrotul Solikin c. Tujuan

Menjadikan desa Banyubiru menjadi salah satu desa yang aman, tentram, sejahtera, dan makmur merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh RW MAS AMAN. Tujuan utama tersebut lebih dikedepankan dari tujuan yang lain. Tujuan RW MAS AMAN adalah sebagai berikut:

44

1) Meningkatkan keamanan dan menciptakan perdamaian di lingkungan desa Banyubiru.

2) Menciptakan ikatan yang lebih erat antara masyarakat dan kepolisian.

3) Meningkatkan kemampuan perihal penyelesaian masalah diluar pengadilan.

4) Mengumpulkan segala keluhan dan masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat.

5) Memberikan solusi terhadap segala masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat dan menyelesaikan masalah kejahatan ringan.

6) Mengurangi angka kejahatan.

7) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang segala hal berkaitan tersebut.

d. Tempat penyelesaian masalah

Penyelesaian masalah dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan RW MAS AMAN adalah dilakukan dengan cara musyawarah. Tempat penyelesaian masalah ditempatkan di setiap dusun yang ada di desa Banyubiru. Digunakan cara tersebut

45

dengan alasan agar supaya masyarakat yang akan mengadu lebih mudah menjangkau tempat pengaduan. Karena jika ditempatkan dalam satu tempat saja mungkin masyarakat akan lebih sulit menjangkau. Selain luas wilayah banyubiru yang cukup luas, jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor kenapa tempat penyelesaian masalah ditempatkan di setiap dusun.

Ada 9 dusun di desa Banyubiru, yaitu

1) Dusun Krajan,

2) Dusun Kampung Rapet,

3) Dusun Tawang,

4) Dusun Cerbonan,

5) Dusun Tegalwuni,

6) Dusun Demakan,

7) Dusun Pancuran,

8) Dusun Dangkel, dan

9) Dusun Randusari.

Namun, sejak akhir tahun 2014 hanya ada 2 dusun yang masih aktif hingga saat ini yaitu dusun Krajan dan dusun Kampung

46

Rapet. 7 dusun lainya lebih memilih menyelesaikan masalah tanpa ada embel- embel RW MAS AMAN. Bahkan sejak awal pembentukan, memang hanya dusun Krajan dan dusun Kampung Rapet yang melaksanakannya.

e. Biaya Operasional

Setiap organisasi pasti membutuhkan biaya operasional guna mendukung kegiatan- kegiatan dan programnya supaya berjalan dengan baik. Namun pada kenyataanya RW MAS AMAN hanya satu kali mendapat sumber dana operasional dari pemerintah kabupaten pada saat peresmian organisasi pada tahun 2011. Biaya operasional tersebut sudah habis dikala RW MAS AMAN berjalan tidak kurang dari satu tahun. Menurut kepala dusun Kampung Rapet, dana tersebut habis hanya untuk kebutuhan konsumsi pada saat memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat serta untuk pembuatan beberapa spanduk untuk keperluan program41.

Dengan tidak adanya sumber dana, dusun Krajan dan dusun Kampung Rapet cukup mempermasalahkan hal tersebut. Kedua dusun itu menjalankan program RW MAS AMAN dengan

41 Wawancara dengan Bapak Supri Daryono selaku Kepala Dusun Kampung Rapet, Banyubiru, 23 Agustus 2017.

47

menggunakan dana masing- masing dusun selama kurang lebih 4 tahun terakhir. Menurut bapak Supri Daryono selaku kepala dusun Kampung Rapet, permasalahan dana cukup membuat program RW MAS AMAN menjadi tersendat. Karena hanya bisa melaksanakan program penyelesaian masalah saja tanpa melakukan sosialisasi dan penyuluhan dengan pertimbangan akan lebih banyak memakan dana.42

3. Penyelesaian Tindak Pidana Melalui FKPM Desa Banyubiru43

a. Gambaran Tindak Pidana yang Ditangani FKPM Desa

Banyubiru

Tabel 1

Perkara yang ditangani oleh FKPM RW MAS AMAN Desa Banyubiru tahun 2017

No Kasus/ Perkara Penyelesaian Keterangan 1 Hutang Piutang antara A

(debitur) dengan B (kreditur) masalah tanda terima.

Selesai di RW MAS AMAN

Pihak A legowo

2 Adu Domba yang dilakukan A (provokator) yang

mengakibatkan kakak adik

Selesai di RW MAS AMAN Pihak A meminta maaf kepada 42Ibid.,

43Wawancara dengan Bapak FX. Hartanto selaku anggota FKPM RW MAS AMAN, Banyubiru, 23 Agustus 2017.

48

bertengkar. 2 bersaudara

tsb. 3 Perselingkuhan dan

perzinahan antara A dan B warga dusun Kampung Rapet. Selesai di RW MAS AMAN Pihak B Membayar denda kepada suami A sebesar 10juta 4 Melarang istri menjadi

TKW dengan ancaman bunuh diri. Selesai di RW MAS AMAN Mengizinkan istri menjadi TKW 5 Hamil diluar nikah. Selesai di RW

MAS AMAN

Membayar denda 5juta dan tidak dinikahkan. 6 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun.

Selesai di RW MAS AMAN Pelaku diketahui warga dan diberi sanksi sosial 7 Penganiayaan menggunakan senjata. Diteruskan ke Polsek Banyubiru 8 Penipuan berkedok kontrak

rumah. Diteruskan ke Polsek Banyubiru Pelaku melarikan diri 9 Seorang laki- laki menginap

dirumah seorang janda.

Selesai di tingkat RT Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

49

• Data kasus tersebut diambil dari 2 dusun yaitu dusun Krajan dan Dusun Banyubiru. Tidak diambilnya data kasus dari 7 dusun lain dikarenakan tidak adanya RW MAS AMAN di ketujuh dusun tersebut.

• Dari 9 kasus yang ada, hanya 6 yang terselesaikan di RW MAS AMAN.

• Kasus tindak pidana terlihat tidak mendominasi.

b. Cara Penyelesaian Masalah di FKPM Desa Banyubiru

Proses penyelesaian sebuah masalah/ perkara melalui RW MAS AMAN adalah sebagai berikut:

1) Warga melapor suatu kasus/ permasalahan ke RW MAS AMAN

2) Anggota RW MAS AMAN tanpa di dampingi kepolisian merespon laporan dengan memanggil langsung pihak- pihak yang terkait untuk mengklarivikasi dan mejelaskan mengenai permasalahan yang terjadi untuk mengetahui akar permasalahan.

50

3) Setelah diketahui akar permasalahannya, RW MAS AMAN memberikan solusi untuk menyelesaikan persoalan dengan beberapa pilihan.

4) Selanjutnya setelah bermusyawarah, keputusan diserahkan kepada para pihak untuk menentukan sendiri apakah sudah cukup selesai atau dilanjutkan ke Polsek.

5) Jika para pihak menerima penyelesaian perkara melalui RW MAS AMAN, maka akan dibuatkan surat pernyataan yang mana ditanda tangani kedua belah pihak.

c. Kendala yang Dihadapi FKPM Desa Banyubiru

Sejauh ini masih banyak kendala yang dihadapi oleh RW MAS AMAN. Berikut adalah beberapa kendala/ hambatan yang dihadapi oleh RW MAS AMAN :

1) Dana operasional.

Sejak pertama kali dibentuk hingga sampai sekarang, RW MAS AMAN hanya menerima dana sebanyak satu kali pada saat pembentukan. Dana tersebut habis kurang dari kurun waktu satu tahun. Dana tersebut habis hanya untuk kebutuhan konsumsi pada saat memberikan penyuluhan

51

dan sosialisasi kepada masyarakat serta untuk pembuatan beberapa spanduk untuk keperluan program pada saat itu.

Jelas ini menjadi satu kendala besar yang sangat menghambat kegiatan RW MAS AMAN untuk saat ini dan kedepanya. Saat ini, dana untuk kegiatan RW MAS AMAN diambil dari kas masing- masing dusun.

2) Tidak adanya penyuluhan hukum dari pihak Kepolisian untuk anggota RW MAS AMAN.

Bapak Subagyo selaku anggota RW MAS AMAN menuturkan, ilmu kita tentang hukum selaku masyarakat biasa itu sangat minim walaupun memang dalam pelaksanaanya tidak selalu menggunakan hukum yang berlaku seperti yang berlaku di Kepolisian. Namun, alangkah baiknya bila anggota RW MAS AMAN juga dibekali ilmu hukum. Paling tidak supaya masyarakat juga yakin jika memilih jalur penyelesaian masalah melalui RW MAS AMAN.

Termasuk tidak adanya pemberian buku- buku hukum yang berkaitan dengan kegiatan RW MAS AMAN juga menjadi satu kendala yang dihadapi para anggota.

52

3) Penyelesaian masalah terbilang susah.

Hal ini diakibatkan karena beberapa faktor dari pihak pelapor, antara lain :

• Susah terbuka dan terus terang,

• Sulit mengingat kejadaian,

• Menjadi ajang tempat meluapkan emosi.

Faktor- faktor tersebut membuat anggota RW MAS AMAN susah untuk menemukan akar permasalahan.

4) Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan RW MAS AMAN.

Hal ini terjadi karena memang tidak ada sosialisasi yang dilakukan pihak Kepolisisan maupun pihak RW MAS AMAN sendiri. Dari pihak RW MAS AMAN tidak bisa melakukan sosialisai- sosialisasi kepada masyarakat karena faktor dana operasional yang memang tidak ada. Sedangkan dari pihak Kepolisian Polsek Banyubiru menuturkan, kurangnya personil Bhabinkamtibmas menjadi faktor utama tidak terealisasinya penyuluhan/ sosialisasi kepada masyarakat perihal RW MAS AMAN.

53

Dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tersebut, ditakutkan semua masalah tindak pidana ataupun sekedar masalah sosial langsung dilimpahkan ke Polsek tanpa melibatkan perangkat desa yang mana RW MAS AMAN termasuk di dalamnya.

d. Efek Penanganan Tindak Pidana yang dilakukan FKPM desa

Banyubiru

Ada yang menarik disini, dimana pada tahun 2014 lalu terdapat kasus kumpul kebo/ perzinahan yang dilakukan di Dusun Kampung Rapet. Pelaku laki- laki berasal dari Kampung Rapet, sedangkan pelaku perempuan tidak berasal dari Dusun Kampung Rapet. Dalam penyelesaiannya, dibuatlah satu surat pernyataan dimana kedua pelaku ini tidak diperbolehkan melakukan perbuatan zina selama belum menikah yang mana sudah disetujui oleh kedua belah pihak dengan beberapa sanksi jika memang perjanjian itu dilanggar. Namun satu bulan kemudian, dua sejoli ini kembali melakukan perbuatan tersebut diluar daerah Kampung Rapet. Tepatnya di salah satu hotel yang berada di Bandungan. Yang mana penyelesaianya dilakukan oleh orang tua dan pihak dari SatpolPP.

54

Dari sini terlihat, sanksi atau cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh RW MAS AMAN tidak memberikan efek jera kepada para pelaku. Hal ini diakibatkan karena cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh RW MAS AMAN tersebut kurang tegas. Bahkan mungkin bisa dijadikan jalan keluar bagi oknum yang tidak mau terjerat hukum.

C. ANALISIS

1. Peran FKPM dalam Penanganan Masalah Tindak Pidana di Desa

Banyubiru

A. Implementasi Peran FKPM RW MAS AMAN

Dari beberapa peraturan yang mengatur tugas dan wewenang FKPM antara lain, Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat (Polmas) Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM), Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat, dan Skep Kapolri No. Pol : Skep 737/X/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri, terdapat beberapa tugas dan wewenang FKPM antara lain :

55

1. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi permasalahan, mempelajari instrumen/ perangkat kamtibmas seperti Peta Kamtibmas, Peta Topografi, Peta Kriminalitas, Peta Lalu Lintas, dan Peta Rute Patroli. Menurut hasil penelitian, RW MAS AMAN sama sekali tidak memiliki data apapun mengenai hal peta tersebut. RW MAS AMAN hanya melakukan identifikasi masalah ketika ada laporan dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas dari Kepolisian ataupun Pemerintah, serta kurangnya pengetahuan para anggota RW MAS AMAN karena memang pada faktanya tidak ada sosialisasi dari Bhabinkamtibmas. Maka dari itu, salah satu tugas FKPM ini belum bisa dilaksakan oleh RW MAS AMAN.

2. Ikut serta mengambil langkah- langkah yang proporsional dalam rangka pelaksanaan fungsi kepolisian umum dan bimbingan masyarakat. Salah satunya adalah dengan cara sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat sudah semestinya harus dilakukan oleh RW MAS AMAN demi terbentuknya pola masyarakat yang baik dan tahu mengenai segala hal tentang kejahatan, masalah- masalah sosial, dan cara penangananya. Namun pada kenyataan di

56

lapangan, RW MAS AMAN selama tahun 2017 ini sama sekali tidak melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Hal ini juga menjadi salah satu alasan yang menyebabkan masyarakat kurang mengetahui adanya RW MAS AMAN tersebut.

3. FKPM juga harus bisa membahas permasalahan sosial aspek kamtibmas dalam wilayah atau yang bersumber dari wilayahnya dan menemukan permasalahan serta menentukan jalan keluar pemecahannya. Pembahasan mengenai permasalahan- permasalahan sosial yang dilakukan oleh RW MAS AMAN terbilang masih kurang. Menurut hasil penelitian di lapangan, tindakan RW MAS AMAN hanya terlihat ketika mendapat laporan dari masyarakat untuk menyelesaikan suatu perkara/ masalah.

4. Secara terus menerus memantau pelaksanaan kegiatan warga dari aspek ketertiban. Seperti halnya dalam implementasi tugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemantauan pelaksanaan kegiatan warga dalam aspek ketertiban juga tidak terlihat. Segala kegiatan warga tidak terjangkau oleh RW MAS AMAN yang mana dalam pelaksanaanya ditempatkan di masing- masing dusun. Sedangkan tidak semua dusun

57

sanggup mengimplementasikan tugas RW MAS AMAN. Maka dari itu, pemantauan yang dilakukan tidak akan maksimal dan merata di tingkat Desa Banyubiru.

5. Mampu menampung keluhan/ pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kejahatan/ pelanggaran dan permasalahan kepolisian pada umumnya serta membahasnya bersama petugas polmas. Terlihat dari data perkara yang masuk ke RW MAS AMAN selama tahun 2017, 6 perkara dapat diselesaikan walaupun tanpa melibatkan petugas polmas (Bhabinkamtibmas). Peran Bhabinkamtibmas memang sangat kurang dalam pelaksanaan program FKPM di Banyubiru. Jika hal ini berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan RW MAS AMAN akan bubar dengan sendirinya. Padahal di desa Banyubiru hanya ada 2 dusun yang melaksanakan tugas RW MAS AMAN.

Dari beberapa tugas dan wewenang FKPM menurut beberapa dasar hukum tersebut, FKPM RW MAS AMAN belum menjalankan tugasnya seperti apa yang diatur. FKPM RW MAS AMAN hanya menampung, mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah- masalah sosial dan tindak pidana yang kategorinya ringan tanpa diiringi

58

melakukan sosialisasi, patroli, dan atau melaksanakan program- program pendukung.

B. FKPM dan Penyelesaian Masalah dengan Pendekatan Restorative Justice

Pengertian restorative justice merupakan suatu jalan untuk menyelesaikan kasus pidana yang melibatkan masyarakat, korban dan pelaku kejahatan dengan tujuan agar tercapainya keadilan bagi seluruh pihak, sehingga diharapkan terciptanya keadaan yang sama seperti sebelum terjadinya kejahatan dan mencegah terjadinya kejahatan lebih lanjut dengan mengedepankan musyawarah.

Dari data kasus RW MAS AMAN, penyelesaian perkara yang dilakukan oleh FKPM pada dasarnya menggunakan prinsip musyawarah dan pendekatan restorative justice, dimana perkara yang diselesaikan merupakan tindak pidana ringan. Berikut pengaturan mengenai tindak pidana ringan dalam Pasal 205 ayat (1) KUHAP:

“Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana

ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam Paragraf 2

Bagian ini.”

Pengaturan lain tentang tindak pidana ringan ada pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 02

59

Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP Pasal 2, yang berbunyi:

1) Dalam menerima pelimpahan perkara Pencurian, Penipuan, Penggelapan, Penadahan dari Penuntut Umum, Ketua Pengadilan wajib memperhatikanilai barang atau uang yang menjadi obyek perkara dan memperhatikan Pasal 1 di atas.

2) Apabila nilai barang atau uang tersebut bernilaitidak lebih dari Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP.

3) Apabila terhadap terdakwa sebelumnya dikenakan penahanan, Ketua Pengadilan tidak meneta pkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan.

Untuk lebih jelasnya, penulis membuat bagan penyelesaian perkara yang telah dilakukan oleh FKPM RW MAS AMAN sebagai berikut

Tabel 2

Penyelesaian Masalah yang Dilakukan FKPM RW MAS AMAN

No Kasus Penyelesaian Perkara

1 Hutang Piutang antara A (debitur) dengan B (kreditur) masalah tanda

Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

60

terima musyawarah dalam

penyelesaiannya. Dimana hasil musyawarah menemukan titik temu dengan perdamaian

2 Adu Domba yang dilakukan A (provokator) yang mengakibatkan kakak adik bertengkar

Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasilnya adalah provokator menyadari kesalahannya

3 Hamil diluar nikah Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasil musyawarah berupa pembayaran ganti rugi oleh pihak laki- laki 4 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun

Pihak pencuri dipertemukan dengan perangkat dusun dan anggota FKPM RW MAS AMAN

61

dan dilakukan musyawarah dalam penyelesaiannya. Hasilnya adalah sanksi sosial berupa penenaman kembali pohon pisang

5 Perselingkuhan dan perzinahan antar warga dusun Kampung Rapet

Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasilnya adalah pembayaran ganti rugi yang dilakukan oleh pihak laki- laki kepada suami pelaku perselingkuhan

Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

Dari table diatas, kelima perkara yang ditangani oleh FKPM RW MAS AMAN memang masuk dalam kategori tindak pidana ringan dan masalah sosial dimana penyelesaiannya juga dilakukan dengan musyawarah tanpa dibawa ke meja pengadilan.

a) Dari data aktivitas FKPM RW MAS AMAN, laporan yang masuk didominasi oleh masalah sosial dan kasus tindak pidana ringan. Secara umum, prinsip- prinsip teoritik mengenai restorative justice adalah:

62

1) Membuat pelanggar bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan atas perbuatannya.

2) Memberikan kesempatan kepada pelanggar untuk membuktikan kualitas dirinya.

3) Melibatkan para korban dan pihak-pihak yang terkait di dalam forum sehubungan dengan penyelesaian masalah.

4) Menetapkan hubungan langsung dan nyata antara kesalahan dengan reaksi sosial yang formal.

Prinsip pendekatan restorative justice di atas diperkuat dengan hubungan saling kenal antara pelaku dan korban. Prinsip tersebut antara lain adalah masih hidup dalam lingkungan tetangga sendiri, keluarga yang tidak harmonis, tekanan hutang, dan pelaku menyadari kesalahannya. Hal itu dijadikan sebagai alasan- alasan pemaaf kepada pelaku dalam kasus yang diselesaikan oleh FKPM RW MAS AMAN. Untuk mempermudah pemahaman, penulis membuat tabel mengenai pertimbangan kondisi pelaku sebagai berikut

63

Tabel 3

Pertimbangan Kondisi Pelaku

No Kasus Pertimbangan Kondisi Pelaku

1 Hutang Piutang antara A (debitur) dengan B (kreditur) masalah tanda terima

1) Pihak debitur dan kreditur masih dalam satu amggota keluarga

2) Tidak menimbulkan kerugian karena hutang telah dikembalikan

2 Adu Domba yang dilakukan A (provokator) yang mengakibatkan kakak adik bertengkar

1) Pelaku dan korban masih tetangga sendiri

2) Kedua belah pihak saling memaafkan

3) Pelaku berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama

3 Hamil diluar nikah 1) Pelaku dan korban sama- sama sadar dan tidak akan mengulangi perbuatanya lagi

64

2) Laki- laki bersedia bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi 4 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun

1) Pelaku mengalami tekanan hutang

2) Pelaku mengganti kerugian dengan menanam kembali 5 buah pohon pisang

5 Perselingkuhan dan perzinahan antar warga dusun Kampung Rapet

1) Pelaku menyadari kesalahanya

2) Pelaku membayar sejumlah denda sebesar 10juta

Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

Table di atas melengkapi alasan bahwa perkara- perkara yang diselesaikan oleh FKPM adalah kasus tindak pidana ringan dan masalah sosial. Namun, ada kasus diluar tindak pidana ringan yaitu kasus perselingkuhan dan perzinahan antar warga dusun Kampung Rapet yang dapat dijerat Pasal 284 KUHP dengan hukuman paling lama kurungan 9 bulan. Dalam hal ini, kasus perselingkuhan yang

65

terjadi merupakan delik aduan, yaitu delik yang hanya dapat dituntut karena adanya pengaduan dari pihak yang dirugikan. Faktanya, korban perselingkuhan ini melapor kepada anggota FKPM RW MAS AMAN untuk menyelesaikan perkaranya dengan jalan restorative justice yaitu dengan musyawarah di depan pihak pelaku dan anggota RW MAS AMAN yang menjadi pihak penengah, ditemani perangkat dusun dan beberapa saksi. Kemudian perkara tersebut dapat diselesaikan oleh RW MAS AMAN dengan berbagai pertimbangan pelaku dan persetujuan korban tanpa membawa kasus tersebut ke pengadilan.

Berbagai alasan dari apa yang dikemukakan pihak korban menegaskan tentang segala pertimbangan- pertimbangan atau alasan- alasan korban untuk tidak mengajukan perkara ke pengadilan dimana kaitannya dengan mempertimbangkan kondisi pelaku. Hal ini diperkuat dengan wawancara dengan seorang anggota FKPM RW MAS AMAN yang menyebutkan kriteria- kriteria perkara yang dapat diselesaikan oleh FKPM RW MAS AMAN44:

1) Mempertimbangkan kondisi pelaku ( sosial, ekonomi, pendidikan, dan latar belakang)

2) Pelaku mengakui akan kesalahan yang diperbuat

44 Wawancara dengan Bapak FX. Hartanto selaku anggota FKPM RW MAS AMAN, Banyubiru, 12 September 2017.

66

3) Bersedia mengganti kerugian apabila kasusnya menyebabkan kerugian

4) Berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Dari penjelasan tersebut, temuan hasil penelitian di atas menunjukkan adanya kesesuaian hasil penelitian dengan kerangka teoritik tentang prinsip– prinsip penyelesaian perkara melalui restorative justice yang diimplementasikan dalam penyelesaian kasus melalui FKPM. Selain itu, kriteria tindak pidana ringan yang akan diselesaikan oleh FKPM tidak hanya dilihat dari satu sisi saja yaitu bentuk perbuatannya, namun juga mempertimbangkan aspek lainya yaitu aspek yang melekat pada pelaku.

b) Dari adanya perkara- perkara yang masuk dan dilaporkan masyarakat kepada FKPM RW MAS AMAN, bisa ditarik kesimpulan bahwa kasus yang dilaporkan masyarakat kepada FKPM ada beberapa faktor, antara lain :

i. Pemahaman masyarakat terhadap FKPM

Menurut bapak Agus Suryanto selaku tokoh masyarakat Desa Banyubiru, masyarakat belum sepenuhnya paham

67

tentang apa itu FKPM di Banyubiru.45 Pemahaman masyarakat masih salah tentang tugas dan fungsi FKPM. Dalam konteks ini, masyarakat beranggapan bahwa FKPM bisa menyelesaikan kasus dari yang ringan hingga tindak pidana berat sekalipun. Walaupun dalam tugas dan wewenangnya, FKPM wajib menerima segala laporan dari masyarakat. Faktanya, ada kasus perselingkuhan dan penganiayaan menggunakan senjata yang mengakibatkan patah tulang yang masuk ke dalam laporan masyarakat ke FKPM RW MAS AMAN. Kasus tersebut kemudian dilimpahkan FKPM ke Polsek setempat.

ii. Pemahaman masyarakat terhadap Polisi

Dokumen terkait