• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Penyelesaian Tindak Pidana: Studi Kasus di Desa Banyubiruabupaten Semarang T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Penyelesaian Tindak Pidana: Studi Kasus di Desa Banyubiruabupaten Semarang T1 BAB II"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan Tugas Pokok Polisi

a. Pengertian Polisi

Polisi dalam arti formal mencakup penjelasan tentang organisasi dan kedudukan daripada instansi Kepolisian. Sedangkan polisi dalam arti materiil memberikan jawaban terhadap persoalan

– persoalan tugas dan wewenang dalam rangka menghadapi

bahaya/ gangguan keamanan dan ketertiban, baik dalam rangka kewenangan Kepolisian Umum maupun melalui ketentuan – ketentuan yang diatur dalam peraturan (Undang- Undang tentang Kepolisian khusus).18

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi adalah suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu anggota badan

(2)

18

pemerintah (pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban).19

Identitas polisi sebagai abdi hukum itu memang seharusnya demikian, Polisi yang memberikan pengabdian, perlindungan, penerang masyarakat serta berjuang mengamakan dan mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan semangat tri brata serta jiwa yang besar, Polisi yang memiliki hati nurani yang bersih, bersikap tenang, mantap dan tidak tergoyahkan dalam situasi dan kondisi apapun serta selalu tepat dalam mengambil keputusan.20

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering di singkat dengan Polri dalam kaitannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat. Bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, serta terciptanya

19W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta, 1986, h. 763.

(3)

19

ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, hal ini terdapat dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.21

Dari beberapa istilah Polisi tersebut di atas, bisa diartikan pengertian Polisi yaitu sebagai salah satu organ yang melaksanakan tugas kepolisian dan dilaksanakan oleh pejabat Polisi menurut peraturan hukum baik hukum formal maupun hukum materiil untuk mewujudkan tujuan bangsa dan Negara.

b. Fungsi Tugas Pokok Polisi

Kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dam pelayanan pada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam melaksanakan fungsinya dan perannya di seluruh wilayah Indonesia atau yang di anggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian

(4)

20

Negara Republik Indonesia, sebagai mana ditentukan dalam peraturan pemerintah.22

Fungsi kepolisian seperti yang diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.23

Sementara tugas pokok kepolisian diatur dalam Pasal 13 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran dari tugas-tugas pokok kepolisian tersebut tertuang dalam Pasal 14 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu24:

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

2. Menyelengarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan. 3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan.

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

(5)

21

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. 6. Melakukan kordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis

terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengaman swakarsa.

7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.

8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik, dan psikologis kepolisian untuk kepentingan tugas polisi.

9. Melindungi keselamatan jiwa raga harta benda masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

10.Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum dilayani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.

11.Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian, serta

12.Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Adapun kewenangan kepolisian yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2002 ialah sebagai berikut25:

1. Menerima laporan dan/atau pengaduan.

2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum.

3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.

4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

(6)

22

5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian.

6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan.

7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.

8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang.

9. Mencari keterangan dan barang bukti.

10.Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional. 11.Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang

diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat.

12.Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.

13.Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

Sehingga, Polisi memiliki fungsi penting dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, Polisi merupakan organ pengayom masyarakat dalam segala kondisi sosial. Peran Polisi dapat dikatakan sebagai aspek kedudukan yang berhubungan dengan kedudukanya sebagai pelindung masyarakat.

(7)

23

Democratic police could not be apart from its habitat, the society. The orientation of Community policing meant that police are the public and public are the police. The police officers are those who are paid to give fulltime attention to the duties of every citizen, emphasis on local accountability to community needs. Police should formally recognize the importance of communication with the public and constantly seek to improve its ability to determine the needs and expectations of the public, and to act upon these needs and expectations for acces to justice, and to improve the delivery of police services. A basic principle of a democratic society that the police should be answerable to the public.26

Polisi yang demokratis tidak bisa terlepas dari habitatnya, masyarakat. Orientasi kepolisian masyarakat berarti bahwa polisi adalah publik dan publik adalah polisi. Petugas polisi adalah mereka yang dibayar untuk memberikan perhatian penuh pada tugas setiap warga negara, dengan penekanan pada akuntabilitas lokal terhadap kebutuhan masyarakat. Polisi harus secara formal menyadari pentingnya komunikasi dengan publik dan terus berusaha memperbaiki kemampuannya untuk menentukan kebutuhan dan harapan masyarakat, dan untuk bertindak berdasarkan kebutuhan dan harapan untuk mengakses keadilan, dan untuk memperbaiki penyampaian

26Maya Indah, The Reconstruction of Police Lega Culture to Interpreting Law in the Democratic Era,

Advances in Social Science, Education and Humanities Research, Vol. 84, 2017, h. 76. Diakses dari

(8)

24

layanan polisi. Prinsip dasar masyarakat demokratis bahwa polisi harus bertanggung jawab kepada publik.

2. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat

a. Pengertian Perpolisian Masyarakat

Model Polmas berkembang karena organisasi kepolisian menyadari bahwa sebagaian besar upaya untuk memberantas kejahatan tidaklah efektif. Kepolisian mennggunakan berbagai cara untuk lebih mengendalikan kestabilan sosial dengan kegiatan yang terwujud dalam model perpolisian tradisional seperti patroli preventif, reaksi cepat terhadap peristiwa-peristiwa kejahatan, dan kegiatan investigasi kejahatan.

Menurut Trojanowicz dan Bucqueroux sebagaimana dikutip oleh Bailey dalam buku Ensiklopedia Ilmu Kepolisian Edisi Bahasa Indonesia, perpolisian masyarakat dideskripsikan sebagai berikut :

”Perpolisian masyarakat merupakan pembaharuan besar

(9)

25

termasuk kriminalitas, kecemasan masyarakat, ketidaktertiban dan terganggunya kerukunan warga. Perpolisian masyarakat bersandar pada kepercayaan bahwa hanya dengan kerjasamalah masyarakat dan polisi akan mampu meningkatkan mutu kehidupan di dalam masyarakat, dengan polisi diharapkan untuk dapat berperan tidak hanya sebagai penasehat, tetapi juga sebagai fasilitator dan pendukung gagasan baru dengan basis masyarakat serta disupervisi oleh polisi”.27

Dalam konsep perpolisian masyarakat, polisi menempatkan masyarakat sebagai mitra. Dengan kemitraan polisi bersama-sama dengan masyarakat memikul tanggungjawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban dan meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungan masyarakat. Perpolisian masyarakat memiliki orientasi yang lebih luas dibanding program hubungan masyarakat. Polisi dan publik menjadi partner dalam menentukan peran polisi dan mengidentifikasi solusi masalah sosial seperti kejahatan dan masalah sosial.

Pendekatan perpolisian masyarakat didasari pada asumsi yang terbukti bahwa polisi tidak dapat secara efektif mengendalikan kejahatan atau menangani penyebeb kejahatan sendirian. Perlu dibangun suatu kemampuan bersama untuk mencegah kejahatan. Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) merupakan salah

27William G Bailey, Ensiklopedia ilmu Kepolisian, Diterjemahkan oleh Angkatan III dan IV KIKUI

(10)

26

satu mekanisme yang efektif untuk merencanakan atau memecahkan masalah bersama-sama.

Terdapat beberapa elemen yang menjadi tujuan atau ambisi perpolisian masyarakat. Five elements may be considered as the main ambitions of community policing: proximity, a focus on a

wide range of problems in the neighbourhood, prevention,

cooperation with other agencies and the promotion of citizen

involvement.28 Bila diterjemahkan kurang lebih adalah, lima elemen dapat dianggap sebagai ambisi utama perpolisian masyarakat antara lain, kedekatan, fokus pada berbagai masalah di lingkungan sekitar, pencegahan, kerjasama dengan lembaga lain dan promosi keterlibatan warga negara.

b. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM)

Kata ”forum” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

lembaga atau badan, wadah, sidang, tempat pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas. Oleh karena itu Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) merupakan lembaga, badan, wadah atau tempat pertemuan antara polisi dan masyarakat untuk bertukar

28Maya Indah, The Reconstruction of Police Lega Culture to Interpreting Law in the Democratic Era,

Advances in Social Science, Education and Humanities Research, Vol. 84, 2017, h. 76. Diakses dari

(11)

27

pikiran secara bebas berkitan dengan masalah-masalah sosial di lingkungan warga khususnya masalah keamanan. Dengan dibentuknya forum ini maka kemitraan polisi dan masyarakat dapat dibangun dan dimantapkan. Dalam forum tersebut polisi dan masyarakat bisa saling berkomunikasi tentang masalah keamanan ataupun masalah-masalah lain yang ada kaitannya dengan kepentingan masyarakat dan polisi. Dari hasil kegiatan tukar pikiran dalam Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM), diharapkan diperoleh suatu cara untuk mencegah kejahatan. Lewat forum ini juga masing-masing pihak dapat menyampaikan pandangan masing-masing mengenai kejahatan.

(12)

28

Dihindari pendekatan formal dan pendekatan politis. Jumlah pengurus/anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) sebaiknya antara 10 sampai dengan 20 orang.

Keanggotaan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) terdiri dari warga setempat. Warga bersama dengan petugas polmas mengidentifikasikan permasalahan, menentukan prioritas penanganan dan memecehkan masalah. Keputusan yang diambil dalam forum merupakan keputusan bersama dan untuk tujuan bersama. Dalam Buku Pegangan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) yang diterbitkan oleh lembaga Organisasi Migrasi Untuk Internasional (IOM) dan Mabes Polri disebutkan bahwa tujuan dari Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) adalah29:

1. Membangun dan memelihara kemitraan antara polisi dan warga.

2. Secara bersama-sama mengenali, memprioritaskan dan memecehkan masalah yang terkait dengan kejahatan, ketidaktertiban, hubungan polisi dan masyarakat yang buruk dan pemberian pelayanan.

3. Meningkatkan hubungan polisi masyarakat dalam menangani faktor-faktor yang menyebabkan persepsi dan disfungsional, seperti adanya korupsi dan rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan polisi.

29 Mabes Polri, Buku Pegangan Forum Kemitraan polisi-Masyarakat (FKPM), Kerjasama Mabes

(13)

29

4. Meningkatkan komunikasi antara polisi dengan masyarakat lokal.

5. Mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas polisi.

6. Mendorong dan memajukan peliputan media yang obyektif tentang kegiatan polisi.

7. Memajukan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia di dalam jajaran polisi dan masyarakat.

8. Melakukan negosiasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi lain di tingkat lokal.

9. Meningkatkan kerjasama dengan semua elemen warga yang ada di wilayah.

Menurut Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat (Polmas), Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) memiliki tugas dan wewenang antara lain :

1. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi permasalahan, mempelajari instrumen/perangkat kamtibmas seperti :

a. Peta Kamtibmas, yaitu peta yang melukiskan kondisi kongkrit dari desa/kelurahan seperti jumlah penduduk, obyek vital, perumahan/pemukiman, tempat ibadah dan sebagainya.

b. Peta Topografi, yaitu peta yang melukiskan tanda-tanda berupa bangunan jalan, gunung, sungai, parit, kali, jembatan dan lain sebagainya.

(14)

30

d. Peta Lalu Lintas yaitu peta yang melukiskan lokasi kerawanan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

e. Peta Rute Patroli yaitu peta yang melukiskan rute atau jalur patroli kepolisian.

2. Ikut serta mengambil langkah-langkah yang proporsional dalam rangka pelaksanaan fungsi kepolisian umum dan bimbingan masyarakat.

3. Membahas permasalahan sosial aspek kamtibmas dalam wilayah atau yang bersumber dari wilayahnya dan menemukan permasalahan serta menentukan jalan keluar pemecahannya.

4. Secara terus menerus memantau pelaksanaan kegiatan warga dari aspek ketertiban.

5. Menampung keluhan/pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kejahatan/pelanggaran dan permasalahan kepolisian pada umumnya serta membahasnya bersama petugas polmas.

6. Menampung dan membahas keluhan/pengaduan warga tentang masalah-masalah sosial terkait lainnya dan berusaha menyalurkan dengan mengkoordinasikan kepada aparat yang berkepentingan.

Dalam hal ini tugas dan wewenang yang sudah ada mestinya bisa implementasikan di setiap daerah yang mana terdapat FKPM.

3. Penanganan Tindak Pidana Melalui Restorative Justice

a. Restorative Justice

(15)

31

bukan sekedar wacana oleh para akademisi hukum pidana maupun kriminologi. Amerika Utara, Australia dan beberapa negara di Eropa keadilan restoratif telah diterapkan dalam tahap proses peradilan pidana yang konvensional, mulai dari tahap penyidikan, penuntutan, ajudikasi dan tahap eksekusi.30

Menurut Eva Achjani Zulfa, keadilan restoratif adalah sebuah konsep pemikiran yang merespon pengembangan sistem peradilan pidana dengan menitikberatkan pada kebutuhan pelibatan masyarakat dan korban yang dirasa tersisih dengan mekanisme yang bekerja pada sistem peradilan pidana yang ada pada saat ini.31

Lebih lanjut, pengertian keadilan restoratif merupakan suatu jalan untuk menyelesaikan kasus pidana yang melibatkan masyarakat, korban dan pelaku kejahatan dengan tujuan agar tercapainya keadilan bagi seluruh pihak, sehingga diharapkan terciptanya keadaan yang sama seperti sebelum terjadinya kejahatan dan mencegah terjadinya kejahatan lebih lanjut.32

30 Eriyantouw Wahid, Keadilan Restoratif Dan Peradilan Konvensional Dalam Hukum Pidana,

Universitas Trisakti, Jakarta, 2009, h. 1.

31 Eva Achjani Zulfa, Keadilan Restoratif, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

Jakarta, 2009, hal. 65.

32Amelinda Nurrahmah, Restorative Justice, 28 April 2012,

http://www.kompasiana.com/amelindanurrahmah/restorative-justice_55101738813311ae33bc6294,

(16)

32

Jadi Restorative Justice atau keadilan retoratif adalah suatu proses penyelesaian masalah diluar sistem peradilan pidana yang melibatkan masyarakat, pelaku, dan korban untuk mengedepankan musyawarah untuk mencapai tujuan.

b. Prinsip Umum Pendekatan Restoratif

Secara umum, prinsip- prinsip keadilan restoratif adalah membuat pelanggar bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan atas perbuatannya. Memberikan kesempatan kepada pelanggar untuk membuktikan kualitas dirinya. Melibatkan para korban dan pihak-pihak yang terkait di dalam forum sehubungan dengan penyelesaian masalah. Menetapkan hubungan langsung dan nyata antara kesalahan dengan reaksi sosial yang formal.33

Keadilan restoratif akan bertentangan dengan asas legalitas dan kepastian hukum. Hal ini karena keadilan restoratif tidak berfokus pada hukuman penjara, melainkan pada bagaimana perbaikan atau pemulihan keadaan korban pasca terjadinya suatu tindak pidana. Dalam hal ini, pelaku tindak pidana dapat diwajibkan untuk membayar ganti rugi, melakukan kerja sosial, atau tindakan wajar lainnya.

(17)

33

Di sisi korban, keadilan restoratif memberi kekuatan untuk memberi kesempatan pada pelaku untuk mengungkapkan rasa penyesalan kepada korban dan lebih baik bila difasilitasi bertemu dalam pertemuan yang dilakukan secara professional. Perspektif keadilan restoratif ini sebagai akibat adanya pergeseran hukum dari lex talionis atau retributive justice dengan menekankan pada upaya pemulihan (restorative). Dalam upaya pemulihan korban bilamana dengan pilihan pendekatan yang lebih retributive dan legalistic sulit untuk mengobati luka korban. Maka keadilan restoratif berupaya untuk menekankan tanggung jawab pelaku atas perilakunya yang menyebabkan kerugian orang lain.34

Di sisi bantuan hukum, secara umum tidak selalu tersedia atau kalaupun tersedia biaya pranata hukum tidak murah dan kesadaran akan peran para pihak sendiri dalam menentukan keputusan masih membutuhkan pengalaman dan konsistensinya. Implikasi dari keadilan restoratif ini, diharapkan dapat berkurangnya jumlah orang yang masuk dalam proses peradilan pidana khususnya dalam lembaga pemasyarakatan, berkurangnya beban sistem peradilan

34H. Siswanto Sunarso, Viktimologi dalam Sistem Peradilan Pidana , Sinar Grafika, Jakarta, 2014, h.

(18)

34

pidana dan meningkatnya partisipasi publik dalam membantu penyelesaian kasus hukum.35

4. Konsep Peran

a. Pengertian Peran

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal itu berarti dia menjalankan suatu peran. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Setiap orang mempunyai macam- macam peranan yang berasal dari pola- pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatankesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.36

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.37 Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari

35Ibid., h.158.

36 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.

212-213.

37W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hlm.

(19)

35

seseorang pada situasi sosial tertentu. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut, hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang individu, kelompok, organisasi, badan atau lembaga yang karena status atau kedudukan yang dimiliki akan memberikan pengaruh pada sekelompok orang dan/ atau lingkungan tersebut.

b. Implementasi Peran FKPM

(20)

36

ada dan diatur oleh hukum yang mana harus diimplementasikan pula di dalam pelaksanaanya.

Bila dihubungkan dengan FKPM, peran yang dimaksud adalah serangkaian tindakan berupa kegiatan atau usaha- usaha yang dijalankan oleh FKPM sebagai gerakan implementasi tugas dan wewenang polisi masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pencegahan dan penanganan segala tindak kejahatan dan masalah sosial di suatu daerah.

B. HASIL PENELITIAN

1. Profil Desa Banyubiru38

a. Gambaran Umum

Desa Banyubiru merupakan salah satu dari 10 Desa yang berada di wilayah Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang Provinsi Jawa Tengah. Terdiri dari 9 dusun yang berpenduduk 8.814 jiwa dengan luas wilayah desa : 677.087 Ha. Dengan alamat sekretariat Desa di Jl. Wijaya Kusuma No 7 Tlp (0298) 593793 Kode pos 50664. Email: pemdesbanyubiru@yahoo.com.

38 Wawancara dengan Bapak Sri Anggoro Siswaji selaku Kepala Desa Banyubiru, Banyubiru, 25

(21)

37

Ditinjau dari jumlah penduduk yang cukup besar dan luas wilayah yang kuat tersebut, maka Desa Banyubiru merupakan desa yang sangat potensial dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di wilayah Kecamatan Banyubiru. Dan juga letak sangat strategis yaitu di Ibu kota Kecamatan dan antara Kota Salatiga dan Ambarawa, maka tidak salah kiranya jika Desa Banyubiru nantinya dipakai sebagai barometer dari desa-desa lainnya. Dan perlu diingat bahwa desa Banyubiru adalah daerah yang sebagian besar tanahnya adalah sawah (agraris) yang subur maka Banyubiru termasuk penyanggah padi (pangan) untuk Kabupaten Semarang.

b. Keadaan Sosial

Keadaan sosial budaya di Desa Banyubiru cukup baik walaupun keadaan masyarakatnya sangat kompleks, antar umat beragama juga nampak adanya rasa toleransi yang tinggi. Demikian juga antar organisasi masyarakat di Desa Banyubiru kerjasamanya cukup baik.

(22)

pengajian-38

pengajian, jemaah Yasin/Berjanji, Jemaah Misa/Kebaktian yang berkembang kondusif sehingga bisa meningkatkan kwalitas ketaqwaan masing-masing pemeluk agama. Dan pelaksanaan hari besar keagamaan sangat baik seperti Bulan Puasa, Hari Raya idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Natal dan hari raya keagamaan lain juga kondusif.

(23)

39

2. Stuktur, Organisasi, dan Tugas Forum Kemitraan Polisi dan

Masyarakat di Desa Banyubiru39

a. Pengantar

Panduan pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat yang ada pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat dalam lampiran bagian D poin 2 angka a tertera bahwa

‘Kapolsek bersama Bhabinkamtibmas/ pengemban

Polmas melakukan persiapan pembentukan FKPM atau nama/ istilah lain dengan kegiatan sebagai berikut: (i) bersama- sama dengan Camat/ Kelurahan serta pejabat atau aparat pemerintahan desa/ kelurahan atau komunitas kawasan merencanakan dan melaksanakan sosialisasi Polmas kepada seluruh warga masyarakat desa/ kelurahan atau komunitas kawasan untuk memberikan pemahaman tentang kegunaan/ manfaat FKPM atau nama/ istilah lain; (ii) bersama- sama dengan tokoh/ aparat desa/ kelurahan atau komunitas kawasan merencanakan dan

melaksanakan pertemuan persiapan pembentukan FKPM’

Dalam hal ini nama FKPM tidak harus dipakai dalam rangka mewujudkan program pemolisian masyarakat. Dapat digunakan istilah yang lain yang mana bertujuan untuk lebih mudah dipahami atau diingat oleh masyarakat.40 Seperti halnya dengan implementasi FKPM di Banyubiru yang tidak

39Wawancara dengan Bapak FX. Hartanto selaku anggota FKPM RW MAS AMAN, Banyubiru, 23

Agustus 2017.

40 Wawancara dengan Bapak Muhamad Amirrudin selaku Bhabinkamtibmas Polsek Banyubiru,

(24)

40

menggunakan nama FKPM sebagai organisasinya. Nama forum tersebut di Banyubiru adalah Rumah Rembug Warga Masalah Keamanan yang selanjutnya disingkat RW MAS AMAN.

Sejarah singkat, menindak lanjuti program Kapolres Semarang tentang (Rumah Pelayanan Masyarakat) RPM selanjutnya Kapolsek Banyubiru mengadakan rapat intern dan selanjutnya koordinasi secara intern melibatkan tokoh masyarakat dan Pemerintah Desa Banyubiru dengan hasil kesepakatan bahwa untuk Tempat sekretariatan RPM Desa Banyubiru di tempatkan di Rumah Alm. Bapak H. Sri Hartono Rismanto,S.Pd. sekaligus untuk tempat launching yang diresmikan oleh Kapolres Semarang.

(25)

41

1. Prioritas utama kepentingan korban.

2. Atas keinginan kedua belah pihak.

3. Melibatkan tokoh setempat.

4. Kasusnya ringan.

5. Polri / Polmas sebagai Fasilitator.

Tanggal 18 Mei 2011 Kapolres Semarang disaksikan para Kapolsek Se-Polres Semarang, Muspika Banyubiru dan tokoh masyarakat serta tokoh agama di Desa Banyubiru meresmikan RW MAS AMAN di Rumah Alm Bapak H. Sri Hartono Rismanto, S.Pd. yang berlokasi di Jalan Skip No 25 Rt 03 Rw II Dusun Krajan Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah yang sekaligus dijadikan sebagai sekretariat.

(26)

42

sudah terbuka dan mulai dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Banyubiru.

b. Stuktur Organisasi

Sejak berdiri pada tahun 2011, stuktur organisasi RW MAS AMAN belum pernah mengalami perubahan sampai tahun 2017 terakhir. Hingga pada awal bulan Agustus tahun 2017 lalu ketua RW MAS AMAN desa Banyubiru meninggal dunia. Namun hingga sampai saat ini belum ada perubahan terkait meninggalnya ketua. Rencana perubahan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dengan pertimbangan calon pengganti ketua agar memahami lebih dalam segala materi tentang RW MAS AMAN di dalamnya terlebih dahulu. Berikut ini struktur organisasi RW MAS AMAN yang aktif hingga tahun 2017.

STRUKTUR ANGGOTA RW MAS AMAN

Ketua : H. Sri Hartono Rismanto, S.pd (Alm)

Wakil Ketua : Edi Handoko Sigid

Sekertaris : Sumarno

Bendahara : Riyanto

(27)

43

Unsur Tokoh Masyarakat : Nurhadi Dimyati

Anggota : 1. FX. Hartanto, S.pd

2. Yohanes Subagyo

3. Bagowi

4. H. Basuki. S.pd

5. ST. Prawadi

6. Tri Susanto

7. H. Soetarmo

8. Sutrisno

9. Zomrotul Solikin

c. Tujuan

(28)

44

1) Meningkatkan keamanan dan menciptakan perdamaian di lingkungan desa Banyubiru.

2) Menciptakan ikatan yang lebih erat antara masyarakat dan kepolisian.

3) Meningkatkan kemampuan perihal penyelesaian masalah diluar pengadilan.

4) Mengumpulkan segala keluhan dan masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat.

5) Memberikan solusi terhadap segala masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat dan menyelesaikan masalah kejahatan ringan.

6) Mengurangi angka kejahatan.

7) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang segala hal berkaitan tersebut.

d. Tempat penyelesaian masalah

(29)

45

dengan alasan agar supaya masyarakat yang akan mengadu lebih mudah menjangkau tempat pengaduan. Karena jika ditempatkan dalam satu tempat saja mungkin masyarakat akan lebih sulit menjangkau. Selain luas wilayah banyubiru yang cukup luas, jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor kenapa tempat penyelesaian masalah ditempatkan di setiap dusun.

Ada 9 dusun di desa Banyubiru, yaitu

1) Dusun Krajan,

2) Dusun Kampung Rapet,

3) Dusun Tawang,

4) Dusun Cerbonan,

5) Dusun Tegalwuni,

6) Dusun Demakan,

7) Dusun Pancuran,

8) Dusun Dangkel, dan

9) Dusun Randusari.

(30)

46

Rapet. 7 dusun lainya lebih memilih menyelesaikan masalah tanpa ada embel- embel RW MAS AMAN. Bahkan sejak awal pembentukan, memang hanya dusun Krajan dan dusun Kampung Rapet yang melaksanakannya.

e. Biaya Operasional

Setiap organisasi pasti membutuhkan biaya operasional guna mendukung kegiatan- kegiatan dan programnya supaya berjalan dengan baik. Namun pada kenyataanya RW MAS AMAN hanya satu kali mendapat sumber dana operasional dari pemerintah kabupaten pada saat peresmian organisasi pada tahun 2011. Biaya operasional tersebut sudah habis dikala RW MAS AMAN berjalan tidak kurang dari satu tahun. Menurut kepala dusun Kampung Rapet, dana tersebut habis hanya untuk kebutuhan konsumsi pada saat memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat serta untuk pembuatan beberapa spanduk untuk keperluan program41.

Dengan tidak adanya sumber dana, dusun Krajan dan dusun Kampung Rapet cukup mempermasalahkan hal tersebut. Kedua dusun itu menjalankan program RW MAS AMAN dengan

41 Wawancara dengan Bapak Supri Daryono selaku Kepala Dusun Kampung Rapet, Banyubiru, 23

(31)

47

menggunakan dana masing- masing dusun selama kurang lebih 4 tahun terakhir. Menurut bapak Supri Daryono selaku kepala dusun Kampung Rapet, permasalahan dana cukup membuat program RW MAS AMAN menjadi tersendat. Karena hanya bisa melaksanakan program penyelesaian masalah saja tanpa melakukan sosialisasi dan penyuluhan dengan pertimbangan akan lebih banyak memakan dana.42

3. Penyelesaian Tindak Pidana Melalui FKPM Desa Banyubiru43

a. Gambaran Tindak Pidana yang Ditangani FKPM Desa

Banyubiru

Tabel 1

Perkara yang ditangani oleh FKPM RW MAS AMAN Desa Banyubiru tahun 2017

No Kasus/ Perkara Penyelesaian Keterangan 1 Hutang Piutang antara A

(debitur) dengan B

(32)

48

bertengkar. 2 bersaudara

tsb. 3 Perselingkuhan dan

perzinahan antara A dan B warga dusun Kampung 4 Melarang istri menjadi

TKW dengan ancaman 6 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun. 8 Penipuan berkedok kontrak

rumah. 9 Seorang laki- laki menginap

dirumah seorang janda.

Selesai di tingkat RT Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

(33)

49

• Data kasus tersebut diambil dari 2 dusun yaitu dusun

Krajan dan Dusun Banyubiru. Tidak diambilnya data kasus dari 7 dusun lain dikarenakan tidak adanya RW MAS AMAN di ketujuh dusun tersebut.

• Dari 9 kasus yang ada, hanya 6 yang terselesaikan di RW

MAS AMAN.

• Kasus tindak pidana terlihat tidak mendominasi.

b. Cara Penyelesaian Masalah di FKPM Desa Banyubiru

Proses penyelesaian sebuah masalah/ perkara melalui RW MAS AMAN adalah sebagai berikut:

1) Warga melapor suatu kasus/ permasalahan ke RW MAS AMAN

(34)

50

3) Setelah diketahui akar permasalahannya, RW MAS AMAN memberikan solusi untuk menyelesaikan persoalan dengan beberapa pilihan.

4) Selanjutnya setelah bermusyawarah, keputusan diserahkan kepada para pihak untuk menentukan sendiri apakah sudah cukup selesai atau dilanjutkan ke Polsek.

5) Jika para pihak menerima penyelesaian perkara melalui RW MAS AMAN, maka akan dibuatkan surat pernyataan yang mana ditanda tangani kedua belah pihak.

c. Kendala yang Dihadapi FKPM Desa Banyubiru

Sejauh ini masih banyak kendala yang dihadapi oleh RW MAS AMAN. Berikut adalah beberapa kendala/ hambatan yang dihadapi oleh RW MAS AMAN :

1) Dana operasional.

(35)

51

dan sosialisasi kepada masyarakat serta untuk pembuatan beberapa spanduk untuk keperluan program pada saat itu.

Jelas ini menjadi satu kendala besar yang sangat menghambat kegiatan RW MAS AMAN untuk saat ini dan kedepanya. Saat ini, dana untuk kegiatan RW MAS AMAN diambil dari kas masing- masing dusun.

2) Tidak adanya penyuluhan hukum dari pihak Kepolisian untuk anggota RW MAS AMAN.

Bapak Subagyo selaku anggota RW MAS AMAN menuturkan, ilmu kita tentang hukum selaku masyarakat biasa itu sangat minim walaupun memang dalam pelaksanaanya tidak selalu menggunakan hukum yang berlaku seperti yang berlaku di Kepolisian. Namun, alangkah baiknya bila anggota RW MAS AMAN juga dibekali ilmu hukum. Paling tidak supaya masyarakat juga yakin jika memilih jalur penyelesaian masalah melalui RW MAS AMAN.

(36)

52

3) Penyelesaian masalah terbilang susah.

Hal ini diakibatkan karena beberapa faktor dari pihak pelapor, antara lain :

• Susah terbuka dan terus terang,

• Sulit mengingat kejadaian,

• Menjadi ajang tempat meluapkan emosi.

Faktor- faktor tersebut membuat anggota RW MAS AMAN susah untuk menemukan akar permasalahan.

4) Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan RW MAS AMAN.

(37)

53

Dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tersebut, ditakutkan semua masalah tindak pidana ataupun sekedar masalah sosial langsung dilimpahkan ke Polsek tanpa melibatkan perangkat desa yang mana RW MAS AMAN termasuk di dalamnya.

d. Efek Penanganan Tindak Pidana yang dilakukan FKPM desa

Banyubiru

(38)

54

Dari sini terlihat, sanksi atau cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh RW MAS AMAN tidak memberikan efek jera kepada para pelaku. Hal ini diakibatkan karena cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh RW MAS AMAN tersebut kurang tegas. Bahkan mungkin bisa dijadikan jalan keluar bagi oknum yang tidak mau terjerat hukum.

C. ANALISIS

1. Peran FKPM dalam Penanganan Masalah Tindak Pidana di Desa

Banyubiru

A. Implementasi Peran FKPM RW MAS AMAN

(39)

55

1. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi permasalahan, mempelajari instrumen/ perangkat kamtibmas seperti Peta Kamtibmas, Peta Topografi, Peta Kriminalitas, Peta Lalu Lintas, dan Peta Rute Patroli. Menurut hasil penelitian, RW MAS AMAN sama sekali tidak memiliki data apapun mengenai hal peta tersebut. RW MAS AMAN hanya melakukan identifikasi masalah ketika ada laporan dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas dari Kepolisian ataupun Pemerintah, serta kurangnya pengetahuan para anggota RW MAS AMAN karena memang pada faktanya tidak ada sosialisasi dari Bhabinkamtibmas. Maka dari itu, salah satu tugas FKPM ini belum bisa dilaksakan oleh RW MAS AMAN.

(40)

56

lapangan, RW MAS AMAN selama tahun 2017 ini sama sekali tidak melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Hal ini juga menjadi salah satu alasan yang menyebabkan masyarakat kurang mengetahui adanya RW MAS AMAN tersebut.

3. FKPM juga harus bisa membahas permasalahan sosial aspek kamtibmas dalam wilayah atau yang bersumber dari wilayahnya dan menemukan permasalahan serta menentukan jalan keluar pemecahannya. Pembahasan mengenai permasalahan- permasalahan sosial yang dilakukan oleh RW MAS AMAN terbilang masih kurang. Menurut hasil penelitian di lapangan, tindakan RW MAS AMAN hanya terlihat ketika mendapat laporan dari masyarakat untuk menyelesaikan suatu perkara/ masalah.

(41)

57

sanggup mengimplementasikan tugas RW MAS AMAN. Maka dari itu, pemantauan yang dilakukan tidak akan maksimal dan merata di tingkat Desa Banyubiru.

5. Mampu menampung keluhan/ pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kejahatan/ pelanggaran dan permasalahan kepolisian pada umumnya serta membahasnya bersama petugas polmas. Terlihat dari data perkara yang masuk ke RW MAS AMAN selama tahun 2017, 6 perkara dapat diselesaikan walaupun tanpa melibatkan petugas polmas (Bhabinkamtibmas). Peran Bhabinkamtibmas memang sangat kurang dalam pelaksanaan program FKPM di Banyubiru. Jika hal ini berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan RW MAS AMAN akan bubar dengan sendirinya. Padahal di desa Banyubiru hanya ada 2 dusun yang melaksanakan tugas RW MAS AMAN.

(42)

58

melakukan sosialisasi, patroli, dan atau melaksanakan program- program pendukung.

B. FKPM dan Penyelesaian Masalah dengan Pendekatan Restorative Justice

Pengertian restorative justice merupakan suatu jalan untuk menyelesaikan kasus pidana yang melibatkan masyarakat, korban dan pelaku kejahatan dengan tujuan agar tercapainya keadilan bagi seluruh pihak, sehingga diharapkan terciptanya keadaan yang sama seperti sebelum terjadinya kejahatan dan mencegah terjadinya kejahatan lebih lanjut dengan mengedepankan musyawarah.

Dari data kasus RW MAS AMAN, penyelesaian perkara yang dilakukan oleh FKPM pada dasarnya menggunakan prinsip musyawarah dan pendekatan restorative justice, dimana perkara yang diselesaikan merupakan tindak pidana ringan. Berikut pengaturan mengenai tindak pidana ringan dalam Pasal 205 ayat (1) KUHAP:

“Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana

ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam Paragraf 2

Bagian ini.”

(43)

59

Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP Pasal 2, yang berbunyi:

1) Dalam menerima pelimpahan perkara Pencurian, Penipuan, Penggelapan, Penadahan dari Penuntut Umum, Ketua Pengadilan wajib memperhatikanilai barang atau uang yang menjadi obyek perkara dan memperhatikan Pasal 1 di atas.

2) Apabila nilai barang atau uang tersebut bernilaitidak lebih dari Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP.

3) Apabila terhadap terdakwa sebelumnya dikenakan penahanan, Ketua Pengadilan tidak meneta pkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan.

Untuk lebih jelasnya, penulis membuat bagan penyelesaian perkara yang telah dilakukan oleh FKPM RW MAS AMAN sebagai berikut

Tabel 2

Penyelesaian Masalah yang Dilakukan FKPM RW MAS AMAN

No Kasus Penyelesaian Perkara

1 Hutang Piutang antara A (debitur) dengan B (kreditur) masalah tanda

(44)

60

terima musyawarah dalam

penyelesaiannya. Dimana hasil musyawarah menemukan titik temu dengan perdamaian

2 Adu Domba yang dilakukan A (provokator) yang mengakibatkan kakak adik bertengkar

Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasilnya adalah provokator menyadari kesalahannya

3 Hamil diluar nikah Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasil musyawarah berupa pembayaran ganti rugi oleh pihak laki- laki 4 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun

(45)

61

dan dilakukan musyawarah dalam penyelesaiannya. Hasilnya adalah sanksi sosial berupa penenaman kembali pohon pisang

5 Perselingkuhan dan perzinahan antar warga dusun Kampung Rapet

Kedua belah pihak dipertemukan oleh anggota FKPM RW MAS AMAN dan dilakukan

musyawarah dalam

penyelesaiannya. Hasilnya adalah pembayaran ganti rugi yang dilakukan oleh pihak laki- laki kepada suami pelaku perselingkuhan

Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

Dari table diatas, kelima perkara yang ditangani oleh FKPM RW MAS AMAN memang masuk dalam kategori tindak pidana ringan dan masalah sosial dimana penyelesaiannya juga dilakukan dengan musyawarah tanpa dibawa ke meja pengadilan.

(46)

62

1) Membuat pelanggar bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan atas perbuatannya.

2) Memberikan kesempatan kepada pelanggar untuk membuktikan kualitas dirinya.

3) Melibatkan para korban dan pihak-pihak yang terkait di dalam forum sehubungan dengan penyelesaian masalah.

4) Menetapkan hubungan langsung dan nyata antara kesalahan dengan reaksi sosial yang formal.

(47)

63

Tabel 3

Pertimbangan Kondisi Pelaku

No Kasus Pertimbangan Kondisi Pelaku

1 Hutang Piutang antara A (debitur) dengan B (kreditur) masalah tanda terima

1) Pihak debitur dan kreditur masih dalam satu amggota keluarga

2) Tidak menimbulkan kerugian karena hutang telah dikembalikan

(48)

64

2) Laki- laki bersedia bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi 4 Pencurian pisang kepok 1

tundun milik dusun

1) Pelaku mengalami tekanan hutang

2) Pelaku mengganti kerugian dengan menanam kembali 5 buah pohon pisang

5 Perselingkuhan dan perzinahan antar warga dusun Kampung Rapet

1) Pelaku menyadari kesalahanya

2) Pelaku membayar sejumlah denda sebesar 10juta

Sumber: Data Primer FKPM RW MAS AMAN

(49)

65

terjadi merupakan delik aduan, yaitu delik yang hanya dapat dituntut karena adanya pengaduan dari pihak yang dirugikan. Faktanya, korban perselingkuhan ini melapor kepada anggota FKPM RW MAS AMAN untuk menyelesaikan perkaranya dengan jalan restorative justice yaitu dengan musyawarah di depan pihak pelaku dan anggota RW MAS AMAN yang menjadi pihak penengah, ditemani perangkat dusun dan beberapa saksi. Kemudian perkara tersebut dapat diselesaikan oleh RW MAS AMAN dengan berbagai pertimbangan pelaku dan persetujuan korban tanpa membawa kasus tersebut ke pengadilan.

Berbagai alasan dari apa yang dikemukakan pihak korban menegaskan tentang segala pertimbangan- pertimbangan atau alasan- alasan korban untuk tidak mengajukan perkara ke pengadilan dimana kaitannya dengan mempertimbangkan kondisi pelaku. Hal ini diperkuat dengan wawancara dengan seorang anggota FKPM RW MAS AMAN yang menyebutkan kriteria- kriteria perkara yang dapat diselesaikan oleh FKPM RW MAS AMAN44:

1) Mempertimbangkan kondisi pelaku ( sosial, ekonomi, pendidikan, dan latar belakang)

2) Pelaku mengakui akan kesalahan yang diperbuat

44 Wawancara dengan Bapak FX. Hartanto selaku anggota FKPM RW MAS AMAN, Banyubiru, 12

(50)

66

3) Bersedia mengganti kerugian apabila kasusnya menyebabkan kerugian

4) Berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Dari penjelasan tersebut, temuan hasil penelitian di atas menunjukkan adanya kesesuaian hasil penelitian dengan kerangka teoritik tentang prinsip– prinsip penyelesaian perkara melalui restorative justice yang diimplementasikan dalam penyelesaian kasus melalui FKPM. Selain itu, kriteria tindak pidana ringan yang akan diselesaikan oleh FKPM tidak hanya dilihat dari satu sisi saja yaitu bentuk perbuatannya, namun juga mempertimbangkan aspek lainya yaitu aspek yang melekat pada pelaku.

b) Dari adanya perkara- perkara yang masuk dan dilaporkan masyarakat kepada FKPM RW MAS AMAN, bisa ditarik kesimpulan bahwa kasus yang dilaporkan masyarakat kepada FKPM ada beberapa faktor, antara lain :

i. Pemahaman masyarakat terhadap FKPM

(51)

67

tentang apa itu FKPM di Banyubiru.45 Pemahaman masyarakat masih salah tentang tugas dan fungsi FKPM. Dalam konteks ini, masyarakat beranggapan bahwa FKPM bisa menyelesaikan kasus dari yang ringan hingga tindak pidana berat sekalipun. Walaupun dalam tugas dan wewenangnya, FKPM wajib menerima segala laporan dari masyarakat. Faktanya, ada kasus perselingkuhan dan penganiayaan menggunakan senjata yang mengakibatkan patah tulang yang masuk ke dalam laporan masyarakat ke FKPM RW MAS AMAN. Kasus tersebut kemudian dilimpahkan FKPM ke Polsek setempat.

ii. Pemahaman masyarakat terhadap Polisi

Pemahaman masyarakat terhadap polisi mungkin memang sudah tidak lagi baik. Masyarakat beranggapan bahwa ketika berurusan dengan polisi itu sama saja berurusan dengan uang.46 Hal ini menyebabkan masyarakat terdorong untuk tidak

45 Wawancara dengan Bapak Agus Suryanto selaku Tokoh Masyarakat, Banyubiru, 12 September

2017.

46 Wawancara dengan Bapak Agus Suryanto selaku Tokoh Masyarakat, Banyubiru, 12 September

(52)

68

menyelesaikan suatu perkara atau masalah di Polsek. Hal ini merupakan satu faktor yang meyebabkan adanya laporan tindak pidana diluar tindak pidana ringan yang masuk dalam laporan FKPM RW MAS AMAN walaupun pada fakta di lapangan beberapa laporan tersebut dilimpahkan ke Polsek.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tugas FKPM

dalam Menciptakan Situasi Keamanan Masyarakat yang

Kondusif

Menurut hasil penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas RW MAS AMAN dalam menciptakan situasi keamanan masyarakat yang kondusif di Desa Banyubiru, antara lain47 :

1) Faktor Masyarakat

Masyarakat sangat berperan dalam hal menciptakan kamtibmas di suatu wilayah termasuk di Desa Banyubiru. Karena pada intinya ketertiban dan keamanan itu muncul dari masyarakat itu sendiri. Namun faktanya, di Banyubiru

47Wawancara dengan Bapak FX. Hartanto selaku anggota FKPM RW MAS AMAN, Banyubiru, 23

(53)

69

masih terjadi banyak perjudian yang malah dianggap sebagai tradisi ketika ada hajatan di Desa Banyubiru.

Kendala yang berasal dari luar FKPM RW MAS AMAN dalam penyelesaian masalah hukum di Desa Banyubiru adalah dari awal tahun 2015 hingga sekarang banyak remaja yang kian susah diatur dalam hal ketertiban. Remaja- remaja yang masuk SMP hingga SMA di Banyubiru cukup membuat masyarakat resah. Anak- anak seumuran itu sudah berani mabuk di pinggir jalan, ikut berjudi, membeli nomor togel, dan trek- trekan di malam hari. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang tua dari mereka merantau keluar kota, sehingga pengawasan terhadap anak dari keluarga berkurang. Media sosial juga menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Kurangnya ketegasan dari pihak kepolisian dalam memberantas permasalahan hukum seperti ini membuat FKPM dan masyarakat juga kualahan.

(54)

70

sebagainya itu sangat mengganggu ketertiban masyarakat di Desa Banyubiru. Hingga pada akhirnya masyarakat sendiri yang turun tangan guna paling tidak mengurangi gangguan- gangguan semacam itu.

2) Faktor dari RW MAS AMAN

Para anggota RW MAS AMAN menyadari bahwa tidak melakukan sosialisasi- sosialisasi kepada warga. Hal ini menjadi salah satu penyebab belum terciptanya situasi aman dan kondusif di Desa Banyubiru. Terbukti masih banyak gejala- gejala sosial termasuk perjudian yang belum bisa teratasi hingga saat ini. Fakta di lapangan, RW MAS AMAN belum bisa menyelesaikan masalah perjudian.

3) Faktor dari penegak hukum (Polsek)

(55)

71

memerlukan, mengkoordinasikan upaya pembinaan Kamtibmas dengan perangkat desa/ kelurahan dan pihak terkait lainya. Namun, fungsi polisi tersebut masih kurang berjalan di dalam pelaksanaan FKPM di desa Banyubiru.

Dalam hal ini, polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Banyubiru masih belum melaksanakan tugasnya seperti yang diatur. Kurangnya personil Bhabinkamtibmas menjadi faktor utama kenapa penyuluhan- penyuluhan tentang tindak kejahatan belum merata penyampaiannya. Bahkan, Desa Banyubiru yang notabenya menjadi basecamp Polsek merasa tidak pernah mendapat penyuluhan atau sosialisasi baik ke RW MAS AMAN ataupun langsung ke masyarakat. Faktanya, Bhabinkamtibmas di Polsek Banyubiru ada yang merangkap jabatan menjadi Reserse sekaligus. Maka dari itu, di lapangan peran Bhabinkamtibmas sebagai penegak hukum masih kurang.

4) Faktor Anggaran

(56)

72

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan operasionalisasi polmas dan mendorong berfunsinya pranata polmas dalam rangka menyelesaikan ganguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari kehidupan masyarakat setempat. Dalam menjalankan tugasnya FKPM mendapatkan hak fasilitas materiil maupun non materiil sesuai yang di tetapkan atau di sepakati forum kusus aparat Desa dan dukungan warga dan mendapat dukungan anggaran dari pemerintah sepanjang tercantum dalam rangaka pembinaan kamtibmas dan peningakatan kualitas hidup masyarakat.

Namun, kenyatanya di lapangan, FKPM RW MAS AMAN sama sekali tidak pernah mendapatkan sokongan dana baik dari kepolisisan atau dari pemerintah. Bisa

dikatakan FKPM RW MAS AMAN hanya ‘nitip’ nama

(57)

73

baiknya jika masyarakat tidak mengeluarkan uang untuk penyelesaian perkara tersebut.

Penulis beranggapan bahwa sebaik- baiknya program suatu organisasi itu tidak akan berjalan jika tidak ada dana di dalamnya. Hal ini terbukti dengan hanya ada 2 dari 9 dusun yang menjalankan tugas FKPM RW MAS AMAN di Banyubiru. Hal ini harus cepat diperhatikan oleh aparat yang berwenang demi kelangsungannya.

5) Faktor Kejahatan

(58)

74 Tabel 4

Fakta Perjudian di Desa Banyubiru

No Jenis Keterangan

1 Perjudian Togel Terdapat 6 tempat penjualan nomor togel di desa Banyubiru. Namun hingga tahun 2017, hanya 3 tempat yang bisa ditutup. Hal ini disebabkan karena kurang tegasnya aparat kepolisian setempat dalam pemberantasan perjudian.

(59)

75

kegiatan begadang dalam acara hajat dan sejenisnya.

Sumber : Wawancara dengan Bapak Amirrudin dan Bapak Joko Purnomo

Gambar

Tabel 1 Perkara yang ditangani oleh FKPM RW MAS AMAN Desa
Tabel 2 Penyelesaian Masalah yang Dilakukan FKPM RW
Tabel 3 Pertimbangan Kondisi Pelaku
Table di atas melengkapi alasan bahwa perkara- perkara yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen organisasi harus memiliki metodologi yang menjamin bahwa kebuthan-kebuthan dan ekspektasi pelanggan telah ditetapkan melalui sistem manajemen mutu ISO

Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelatihan dan quality assurance baik secara parsial maupun simultan terhadap

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa perlindungan hukum terhadap kebebasan buruh untuk ikut serta dalam organisasi serikat buruh tercantum dalam

• Wajib memakai kasut gelanggang (court shoes) yang tidak meninggalkan4. kesan di permukaan gelanggang (non marking

Pengecekan teman sejawat yang dimaksudkan disini adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan teman mahasiswa yang sedang atau telah mengadakan

Untuk mendeskripsikan apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran problem posing dan pemberian motivasi terhadap kreatifitas berfikir matematika siswa

Dalam melaksanakan penelitian hal yang harus diperhatikan adalah (a) Tanggung jawab, tanggung jawab terhadap profesi adalan bagaimana mengambangkan suatu penelitian yang

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa di dalam pelayanan hemodialisis, apabila seorang dokter atau perawat yang melakukan tindakan medis dan tindakan asuhan