BAB IV WUJUD GARAPAN
4.4 Struktur Garapan…
memberikan aksen-aksen yang sama dengan instrumen reyong dan
kendang.
Foto 4.16 Ceng-ceng Ricik Dokumentasi: Putra Sena
4.4 Struktur Garapan
Garapan komposisi karawitan Tabuh Telu Pepanggulan berjudul Bayuh ini disusun berdasarkan struktur garapan yang terdiri dari tiga bagian yang disebutkan sebagai bagian pertama (kawitan), bagian kedua (pengawak), dan bagian ketiga (pengecet). Masing-masing bagian memiliki karakter, motif, dan nuansa musikal yang berbeda. Adapun ekspresi dari masing-masing bagian tersebut diuraikan sabagai berikut :
4.4.1 Bagian Pertama (kawitan)
Pada bagian ini permainan reyong yang paling dominan, selain itu teknik permainan instrumen pembawa melodi menggunakan motif polos dan sangsih. Bagian awal ditata dengan beberapa motif-motif yang merangkai komposisi bagian ini. Satu motif terdapat pola yang berbeda pada setiap perputaran atau pengulangannya. Hal ini dapat memperkaya kesan suasana dari susunan komposisi garapan ini. Vokal dengan dua pola yang berbeda yang juga menghiasi bagian ini. Bagian pertama penata ingin mengungkapkan suasana makhluk hidup yang hidup di dunia yang berbagai jenis dan karakter yang berbeda-beda dari
39
masing-masing makhluk hidup tersebut. Seperti yang sudah diungkap diatas dengan berbagai motif dan nuansa yang berbeda dapat menggambarkan suasana yang diinginkan.
Notasi Bagian pertama (kawitan)
Jbg : . 1 3 4 5 3 4 7 1 3 1 . Pch : . 1 3 4 5 3 4 7 1 1 1 3 1 1 1 . Jg : . 1 3 4 5 3 4 7 . 3 . 7 . . . 5 Ryg : . 1 1 1 . 1 3 4 1 3 4 1 3 4 5 5 7 1 3 4 3 1 7 7 7 1 3 1 7 7 7 1 3 1 7 1 3 1 7 . . . . 4 3 1 7 3 1 7 5 5 .5 71 57 15 17 55 .5 71 57 15 17 5 775.775.77 575 71 37 13 4 (tempo cepat) Pch, Jbg : 4 1 3 4 . 5 . 3 4 5 7 5 7 5 4 5 7 . . . 7 5 4 3 .
Instrumen gangsa dan kantil ngubit atau dengan motif kotekan mengikuti melodi di atas (penyacah dan jublag).
Jg : 3 3 1 1 7 7 1 1
Jbg,Pch 1 : 3 5 3 5 1 5 1 4 7 4 7 5 1 5 1 5
Jbg,Pch 2 : . 7 4 . 4 7 .4 7 . 3 5 . 3 5 . 4 7 .4 7 . 7 4 2x Ggs,Ktl,Ugl : 3 4 3 3 4 3 1 3 1 1 3 1 7 1 7 7 1 7 1 3 1 1 3 1
instrumen jublag dan penyacah dengan motif oncang-oncangan ( pola 1:polos dan pola 2 : sangsih).
40 Jbg,Pch : 3 1 7 1 3 1 7 1 3 1 7 1 3 1 7 1 3 1 4 3 1 . . . 4 7 (4) Bersama : 4 5 7 5 4 5 7 5 (4) Ryg : 4 5 7 4 5 7 4 5 7 5 4 7 5 4 7 5 4 5 7 4 5 7 4 5 7 5 4 7 5 4 7 5 4 5 4 3 1 1 . 1 . 3 1 3 4 3 1 1 . 1 . 3 1 1 . 1 . 3 1 3 4 3 1 7 5 . 5 7 1 7 1 3 1 4 3 1 7 5 . 5 7 1 7 1 3 1 4 3 1 1 3 . 7 3 1 1 3 . 7 3 1 . . . (3) (tempo reyong cepat)
Jg,Jbg,Pch : 1 7 5 4 (3)
Ggs,Knl,Ugl : 1 7 7 5 7 5 4 4 3 (3)
Pch : 3 3 3 3 1 1 1 7 7 7 1 1 3 3 4 (3)
Jbg : 3 5 5 5 7 5 5 5 7 5 5 5 7 5 5 5 2x
Jg : . . . 3 . . . 7 . . . 1 . . . (3)
Pukulan gong terakhir jatuh pada nada ndeng (5) Pch,Jbg,Jg (1) : 5 5 5 . . 5 . 5 5 . 5 3 3 3 . . 3 . 3 3 . 3
5 5 5 . . 5 . 5 5 . 5 3 3 3 . . 3 . 3 3 . 3 (1) Pch,jbg,jg (2) : 1 1 1 . . 1 . 1 1 . 1 7 7 7 . . 7 . 7 7 . 7
41 Gegineman Trompong : . . . 1 . . . 1 . . 1 1 . 7 . 7 5 . . . 5 . . . 5 . . . 5 . . 5 5 . 1 . 7 . 7 5 . 1 . 7 . 7 5 . 1 . 7 . 5 . 4 . 4 3 . . . 3 . . . 3 . . . 3 . . 3 3 . . 7 . 3 . 7 . 3 . 7 . 3 7 . 7 3 7 3 7 5 7 3 4 5 7 1 7 1 3 1 . . . 1 . . .1 . . . 1 . . 1 1 . 5 . 1 . 5 . 1 . 5 . 1 . . . 3 4 5 . 7 . 5 . . 4 3 4 . . . 3 Jbg,Pch : . 1 . 7 .1 . 3 . 1 . 7 .1 . 4 . 1 . 4 . 3 . 1 . 3 . 1 .3 . 5 . 1 . 7 . 1 . 3 (3) 2x (tempo sedang)
Vokal 1 : Om Awignamastu Ya Namo Sidham
3 . 1 . 7 . 1 4 3 . 1 . 7 . 154
Sane Mastikayang Samsara Ring Mercepada
1 5 4 4 3 3 1 4 3 . 1 4 3 4 5 . . .
Karma Wasana
42
Terjemahan : Semoga semua dalam keadaan selamat dan damai Penentu kelahiran ke dunia
Karma Wasana (bekas karma terdahulu) Knl : . 7 1 3 3 3 1 7 1 3 3 3 1 7 5 7 . . . . 5 7 1 3 1 7 1 3 1 3 7 1 3 7 1 3 5 7 1 . 7 1 3 4 3 1 3 4 7 5 4 . 4 5 7 1 5 7 1 . 1 7 5 4 7 5 4 . 4 5 7 1 3 4 5 45 4 3 1 3 7 1 3 7 1 3 1 3 7 1 3 4 5 7 5 7 3 1 1 7 3 1 5 3 5 4 3 1 4 3 1 7 3 1 7 . (3)2x (tempo sedang)
Vokal 2 : mangda eling tekening kayun raga
Pasti wenten solahe ane corah
Ngiring mangking becikin kayun raga
nding-ndong-ndang-nding-ndeng-ndung-ndeng-
ndong-ndeng-hu-ha
. 3 4 . 1 3 5 7 5 4 5 . 7 .1 . 4x
(Pengucapan vokal mengikuti nada di atas ) terjemahan : supaya ingat dengan hati dan niat kita
pasti ada prilaku kita yang tidak baik mari kita berpikir yang baik dan positif
43 Jbg,Pch : 3 1 7 1 3 1 7 1 3 1 7 1 3 7 4 5 (7) Ryg : . 1 7 3 1 7 3 1 7 1 1 7 1 3 7 1 3 1 7 3 17 3 1 7 1 3 7 1 3 7 1 3 1 7 3 1 7 3 1 7 1 3 7 1 3 7 1 3 . . . (7) Bersama (kebyar) : 7 1 5 . 7 . 4 . . 7 1 5 . 7 . 4 . 5 . 5 . 5 7 1(3) Transisi menuju motif selanjutnya
Melodi :(3). 3 . 3 . 7 . 1 . 4 . 3 . 5 . 4 . 5 . 4 . 3 . 1 . 3 . 7 . 1 .(3)
. 3 . 3 . 7 . 3 . 1 . 7 . 3 . 4 . 3 . 1 . 7 .(3)
Motif pertama pada bagian kawitan
Melodi : . 1 . 7 . 1 . 3 . 1 . 7 . 3 . 4 . 1 . 4 . 3 . 1 . 3 . 1 . 3 . 5 . 1 . 7 . 1 . (3) 2x (tempo sedang) Knl,Ggs,Ryg : 3 4 3 4 1 4 3 1 7 . 4 5 7 5 7 7 7 1 (pola 1) 3 4 3 4 . 4 3 1 . 4 3 1 7 . . . . . . 1 1 . 3 . 7 . 1 3 3 . 7
44 . 1 3 7 1 1 . 3 . 7 . 1 3 4 5 5 . 3. 4 5 . . 5 7 1 . 7 . 5 7 3 5 4 3 1 4 3 1 7 3 1 7 Knl,Ryg : . 1 . 7 . 1 . 3 . 1 . 7 . 3 . 4 (pola 2) . 1 . 4 . 3 . 1 . 3 . 1 . 3 . 5 (tempo cepat) Bersama : . . 5 7 1 . 7 . 5 7 3 5 4 3 1 4 3 1 . (3)
Transisi menuju motif selanjutnya
Melodi : . 3 . 3 . 5 . 4 . 7 . 5 .1 . 7 . 7 . 5 . 7 . 4 . 4 . 1 . 5 . (1)
Motif kedua pada bagian kawitan
Melodi : . 3 . 1 . 4 . 7 . 5 . 4 . 3 . (1) Ggs,Knl 1 : 1 4 1 5 1 4 1 5 1 7 3 1 4 3 5 4 7 5 4 3 5 4 3 1 4 5 5 4 4 3 3 1 Ggs,Knl 2 : . 3 3 . 7 7 . 3 3 . 7 7 . 5 1 . 7 3 . 1 4 . 3 5 . 4 3 . 1 4 . 3 1 . 7 3 . 7 4 . 3 5 . 1 4 . 7 3 (tempo cepat)
Pola instrumen gangsa dan kantil merupakan pola oncang-oncangan polos (1) dan
sangsih (2). Instrumen reyong mengikuti melodi dengan ubit-ubitan permainan
reyong. Pada motif ini ada beberapa eksen-aksen dari gangsa,kantil, reyong, dan
45
4.4.2 Bagian Kedua (Pengawak)
Pada bagian ini yang digarap adalah instrumen melodi yang dihiasi oleh instrumen reyong yang mengikuti jalannya melodi. Bagian ini hanya ada beberapa motif saja. Pengawak diulang dua kali dengan berbeda pola penataannya tetapi menggunakan melodi yang sama. Tehnik seperti noltol dan oncang-oncangan digunakan pada bagian pengawak serta gilak menjadi transisi pengulangan pada bagian ini. Pukulan kendang yang digarap tidak terlalu padat dengan motif
pepanggulan, hal ini bertujuan agar terwujudnya suasana yang agung dengan pola
kekendangan yang sederhana pada bagian pengawak. Pada bagian kedua
(pengawak), penata ingin menggambarkan kehidupan manusia yang memilik karakter atau sifat yang baik dan buruk. Sebagaimana dikenal dengan istilah Rwa
Bhineda (dua unsur yang bersebrangan). Hal ini dapat digambarkan melalui
perbedaan variasi yang menghiasi pengawak pertama dan kedua.
Notasi Bagian Kedua (Pengawak)
Melodi : . 1 . 1 . 4 . 3 . 4 . 1 . 3 . 4 (melodi pengawak) . 4 . 4 . 7 . 4 . 7 . 4 . 3 . 1 . 1 . 1 . 3 . 1 . 3 . 1 . 3 . 5 . 5 . 5 . 1 . 7 . 5 . 4 . 3 . (1) 2x Pola kendang : .. _ < _ < _ < . < _ < _ < _ < _ < _ . > . . o . . > . < _ < _ < _ .
melodi setelah pengawak
46
Bagian Ketiga (Pengacet)
Bagian ini merupakan bagian akhir dari garapan ini. Sesuai dengan konsep cerita yang sudah diungkapkan sebelumnya, bagian ini menggambarkan suatu proses peruwatan atau penetralisir kekuatan negatif menjadi positif. Pada proses penetralan terjadi sebuah gesekan atau perlawanan diantara kedua kekuatan tersebut. Pengolahan instrumen ceng-ceng kopyak terdapat pada bagian ini. Ada beberapa pola motif permainan yang merangkai bagian ini.
Notasi bagian ketiga (pengecet)
Melodi : (1)3 1 7 1 3 7 1 3 4 5 3 4 1 3 7 (1) 7 5 1 7 5 (1) 7 5 1 7 5 . .(1)7 5 1 7 . . . (1) 7 5 1 7 5 (1) 7 5 1 7 5 (1)
Kendang (jagul) : > O . > . < _o > o > o > . o . < _o >o > o o > o > o > o > o > o > o > < _ < _<_< _<_< _< _ (.) Melodi : 3 1 3 1 3 4 1 3 4 5 3 4 1 3 7 (1) 3 1 3 1 3 4 1 3 4 5 3 4 5 4 3 (1) Melodi Pola 1 (polos) : 15 15 15 15 15 15 14 44 74 74 74 74 74 74 74 73
47 53 53 53 54 74 74 74 75 Pola 2 (sangsih) : .4 .7 .4 .7 .4 .7 .4 .7 .4 .7 .4 .7 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .1 .4 .1 .4 .1 .4 .1 .4 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .3 .5 .4 .7
Pukulan gong menggunakan gilak pada tabuh telu. Setelah itu masih dengan melodi yang sama tetapi pukulan gongnya memakai ketukan gilak 7, 8, dan 9.
Suling : (1) ...5713 45 43 17 1 77 .5 5 33 .5 53 37 7
.1 76 7..3 45 7 .1 21 7 71345... 57 51 75 45 7 16 7 . 34571
Vokal 3 : Sang Hyang Rare Kumara Dewa Pioton
Om Paripurnam Ya Nama Svaha
1 . . . . .157. . ..171.5... .57. . . ... . .5 2x
Terjemahan : Sang Hyang Rare Kumara adalah Dewa Pioton. Semoga kesempurnaan lahir dan batin menyertai kita.
48
Struktur Penyajian :
Bagian pertama (kawitan)
Pada bagian awal garapan ini dimulai dengan pemainan reyong dengan diikuti intrumen pembawa melodi (jublag, penyacah, dan jegogan) secara bersamaan hanya beberapa ketukan saja yang dilanjutkan dengan permainan atau
kekilitan reyong saja dan disambung dengan ubit-ubitan dari instrumen gangsa
dan kantil. Dalam ubit-ubitan ini motif yang dipakai pada instrumen pembawa
melodi adalah motif oncang-oncangan. Setelah itu kebyar dan disambung dengan permainan reyong yang dikombinasikan dengan pukulan kendang. Selanjutnya masuk gegineman trompong. Pada gegineman trompong masuk istrumen pembawa melodi yang dikombinasikan dengan permainan kantil dan reyong yang dilanjutkan dengan ornamentasi vokal. Kemudian transisi menuju melodi yang dipakai pada gegineman trompong sebelumnya tetapi motif atau pepayasannya dibuat berbeda dengan permainan ritme yang ditata kembali. Setelah itu transisi untuk menuju ke dalam tempo yang lebih cepat (sejenis dengan motif bebaturan dalam lelambatan), pada bagian ini ditonjolkan permainan ubit-ubitan instrumen
gangsa, kantil, permainan reyong dan kendang yang saling sahut-menyahut
menonjolkan permainannya. Setelah itu menuju transisi bagian kedua (pengawak). Pada bagian pertama (kawitan) ada beberapa motif-motif pukulan dalam rangkaian melodi dengan nuansa yang berbeda-beda.
Bagian Kedua (pengawak)
Bagian ini instrumen melodi memegan peranan dalam berajalnnya gending. Pengawak pertama tehnik permainan reyong menyesuaikan dengan
49
jalannya melodi, dengan dua kali putaran pada pengawak pertama. Putaran pertama dengan tempo lambat yang dihiasi pukulan reyong dan vokal, setelah itu putaran kedua melodi pengawak ditata dengan aksen-aksen dari kendang yang diikuti gangsa dan reyong dengan tempo sedang. Setelah itu, motif gilak dengan beberapa pola permainan dari gangsa dan kantil. Motif gilak manjadi transisi pengulangan pengawak kedua. Melodi pengawak kedua sama dengan pengawak pertama tetapi penataanya berbeda pada pengawak kedua. Perbedaan tersebut pada pola permainan reyong yang ditata kembali dan dikombinasikan dengan pola permainan instrumen kantil. Setelah itu transisi gilak menuju ke bagian ketiga (pengecet).
Bagian ketiga (pengecet)
Setelah transisi dari bagian kedua (pengawak), tempo pada bagian ketiga (pengecet) naik/cepat perlahan-lahan. Setelah itu adanya jagul kendang yang menghiasi bagian ini yang nantinya akan menuju pada aksen-aksen dan permainan kebersamaan dari semua instrumen. Setelah itu tempo ketukan pada instrumen kajar ditata tidak mengikuti cepatnya tempo lagu. Pada bagian ini
reyong, ceng-ceng kopyak bermain dengan tempo cepat yaitu kelipatan dari
melodi yang dengan tempo sedang pada satu kalimat lagu dan pola pukulan gongnya menggunakan gilak pada tabuh lelambatan biasanya. Selain permainan
ceng-ceng kopyak pada bagian ini, dari satu bagian lagu sebelumnya
50