• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUN PUSTAKA

D. Struktur Internal Control Persediaan

Pengendalian persediaan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Untuk

mempertahankan tingkat persediaan sebaik mungkin maka diperlukan suatu

control / pengendalian. Untuk mempertahankan tingkat persediaan seperti seperti

apa yang dikemukakan oleh Magee (1992 :107) mengemukakan sebagai berikut :

1. By keeping inventories well under control and;

2. By fixing inventory levels and plans based an clor assesment and balancing of risks.

Untuk memperbaiki pengawasan atas pengelolaan persediaan yang dapat

memberikan jaminan bagi manajemen diperlukan adanya internal control yang

cukup memadai, sehingga transaksi-transaksi yang berhubungan dengan

persediaan akan dapat dikendalikan.

Menurut Romney (2006 : 229) , struktur pengendalian internal terdiri dari

kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang

wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi.

Pengendalian intern persediaan dalam suatu perusahaan tidak saja penting,

tetapi juga rumit untuk dilaksanakan. Adapun alasannya sebagai berikut :

a. Persediaan pada umumnya merupakan unsur yang utama dalam neraca

perusahaan dan biasanya sudah merupakan unsur terbesar dalam kelompok

b. Salah satu unsur dalam pengendalian intern persediaan adalah perhitungan

dan pemeriksaan atas persediaan. Tetapi karena lokasi perusahaan yang

terdiri dari beberapa tempat, hal ini menjadi lebih sulit dilaksanakan.

Disatu pihak, perusahaan harus mempunyai persediaan yang sedemikian

rupa sehingga dapat memperlancar kegiatan penjualan tetapi dilain pihak

hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam masalah audit atas persediaan.

c. Semakin banyak jenis/ragam persediaan akan semakin menyulitkan dalam

pemeriksaan penilaiannya.

d. Dalam penilaian persediaan, terdapat beberapa metode yang dapat

digunakan oleh setiap perusahaan dengan satu syarat bahwa penggunaaan

metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun.

Internal Control persediaan yang efektif tidak dapat terjadi dengan

sendirinya tanpa adanya perencanaan dan pengarahan yang baik. Beberapa faktor

dan kondisi yang merupakan prasyarat untuk terciptanya internal control

persediaan yang baik adalah sebagai berikut :

1. Penetapan tanggung jawab dan otorisasi yang jelas terhadap persediaan.

2. Tujuan dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.

3. Saran dan tempat penyimpanan yang baik.

4. Identifikasi dan klasifikasi yang baik.

5. Penyederhanaan dan standarisasi atas persediaan.

6. Sistem pencatatan dan pelaporan yang memadai.

Di dalam suatu internal control persediaan, satu hal yang harus

diperhatikan adalah adanya pemisahan fungsi antara bagian yang menangani

persediaan secara fisik dengan bagian yang mencatat persediaan.

Atas dasar ini dapat ditarik kesimpulan bahwa internal control dapat dibagi

dua fungsi internal control, yaitu :

1) Pengendalian terhadap fisik persediaan yang mencakup fungsi pembelian,

fungsi penerimaan, fungsi penyimpanan, dan fungsi pengiriman.

2) Pengendalian terhadap pencatatan persediaan yang mencakup sistem akuntansi

biaya dan pencatatan persediaan dengan sistem perpectual.

Pembahasan lebih lanjut mengenai pengertian sebelumnya adalah sebagai

berikut:

Ad. (a) Pengendalian Terhadap Fisik Persediaan 1. Fungsi Pembelian

Pembelian dilakukan berdasarkan surat permintaan pembelian dari bagian

yang memerlukan barang. Permintaan pembelian harus disetujui/ditandatangani

oleh kepala bagian yang bersangkutan atau oleh yang berwenang untuk

menyetujui pembelian tersebut, agar pembelian yang dilakukan dapat

dipertanggungjawabkan. Surat permintaan pembelian harus memuat dengan jelas

kuantitas, jenis, dan kualitas dari barang yang dibeli sesuai dengan yang

dibutuhkan.

Prinsip-prinsip yang ada di dalam suatu internal control pembelian yang

a. Adanya pemisahan antara bagian yang melakukan pembelian dengan

bagian yang melakukan pembayaran atas pembelian tersebut.

b. Catatan penyediaan harus dapat mencatat semua transaksi yang berkaitan

dengan persediaan. Catatan persediaan perpectual biasa hanya mencatat

kuantitas saja juga bisa nilai dari kuantitas persediaan tersebut.

c. Secara periodik harus diadakan perhitungan fisik atas persediaan untuk

menjamin adanya kecocokan antara pencatatan dengan fisik yang ada.

d. Adanya penanganan yang lebih teliti terhadap retur pembelian dan

sejenisnya.

2. Fungsi Penerimaan

Semua barang yang dibeli perusahaan diterima oleh bagian penerimaan

barang yang merupakan bagian yang terpisah dari bagian pembelian, gudang, dan

pencatatannya. Adapun perincian, tugas dan tanggung jawab bagian penerimaan

barang adalah sebagai berikut :

a. Menerima semua kiriman barang yang disupply

b. Menghitung jumlah barang yang diterima

c. Memeriksa jenis dan kualitas dari barang yang diterima apakah sudah

sesuai dengan pesanan pembelian.

d. Memeriksa keadaan umum barang untuk mencegah terdapatnya barang

yang rusak

e. Menandatangani surat tanda terima

f. Membuat laporan penerimaan barang

3. Fungsi Penyimpanan

Barang yang diterima oleh bagian penerimaan selanjutnya disimpan oleh

bagian penyimpanan. Bagian gudang akan memberitahukan mengenai barang

yang diterimanya kepada bagian akuntansi. Petugas gudang bertanggung jawab

untuk menjaga secara fisik barang yang disimpan. Pengeluaran barang dari

gudang harus didasarkan pada permintaan barang yang dibuat secara tertulis dan

telah disetujui/ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

Untuk melaksanakan fungsi ini, bagian gudang harus membuat pembagian

yang penting untuk pengendalian dari persediaan, dengan menandatangani barang

yang diterima, hal ini merupakan tanggung jawab tersendiri dan dengan

memberitahukan kepada bagian akuntansi mengenai jumlah persediaan yang ada,

itu akan mendorong verifikasi dari bagian penerimaan.

4. Fungsi Pengiriman

Bagian ini bertanggung jawab untuk semua pengiriman barang ke luar

perusahaan. Pengiriman yang dilakukan harus didasarkan pada perintah dari

bagian penjualan dalam bentuk surat jalan. Surat jalan ini nantinya ditandatangi

oleh pembeli, yang akan digunakan sebagai lampiran faktur dan penagihan.

Ad. (b) Pengendalian Terhadap Pencatatan Persediaan

Pengendalian terhadap pencatatan persediaan dapat dilihat menjadi

1. Sistem Akuntansi Biaya dari Persediaan

Pada dasarnya merupakan masalah pemberian harga terhadap persediaan

yang mencakup unsur-unsur pemakaian bahan baku, bahan pembantu, tenaga

kerja, dan biaya tidak langsung baik untuk barang dalam proses maupun untuk

barang jadi. Dengan demikian sistem ini meliputi seluruh pencatatan dan laporan

dari bagian produksi yang memberikan informasi dari pemakaian bahan baku,

bahan pembantu, tenaga kerja, dan biaya tidak langsung yang digunakan di dalam

proses produksi.

2. Pencatatan Persediaan dengan sistem Perpectual

Pencatatan persediaan dengan sistem perpectual merupakan bagian yang

penting dari sistem internal control atas persediaan. Informasi ini diperlukan oleh

bagian pembelian, produksi dan penjualan untuk digunakan sebagai dasar

penyusunan rencana kegiatan dari masing-masing bagian tersebut. Dalam metode

ini ada 3 (tiga) alat yang selalu memperkuat satu sama lain yaitu :

a. Kartu gudang yang mencatat mutasi bahan secara fisik dalam kuantum.

b. Administrasi persediaan di bagian pembukuan yang mencatat mutasi

barang dan nilainya (baik kuantum maupun harga).

c. Perhitungan fisik setiap akhir periode, dilakukan untuk dicocokkan

dengan harga pada setiap periode pula.

Dari uraian tersebut maka dapat dilihat bahwa jumlah persediaan yang ada

secara fisik sesuai dengan jumlah persediaan yang tercatat, diperluakan adanya

suatu perhitungan fisik persediaan minimal sekali dalam setahun. Amir Abadi

Penghitungan fisik persediaan secara periodik mengurangi kemungkinan

kecurangan dan kekeliruan yang dapat terjadi dalam catatan, dan pengetahuan

akan dibandingkannya pekerjaan klerk persediaan dengan klerk fisik persediaan

membuat mereka bekerja secara hati-hati. Klerk persediaan akan melihat akurasi

penghitungan penerimaan barang pada saat ditransfer ke klerk fisik persediaan

karena catatan penerimaan akan merupakan dasar dari pembebanan catatan

persediaan barang yang harus dipertanggumgjawabkan oleh klerk persediaan.

Adanya internal control persediaan yang baik dalam suatu perusahaan

akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan itu.

Oleh sebab itu dapat dikatakan merupakan suatu keharusan bagi suatu

perusahaan untuk mengadakan pengendalian persediaan tersebut harus terus

berusaha memperbaiki sistem internal control persediaan yang ada tanpa

melupakan pertimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang

nantinya diperoleh perusahaan.

Dokumen terkait