• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KEBUDAYAAN DAN SENI LUKIS DALAM KEBERAGAMAN MAKNA

2.4 Pemaknaan Seni Lukis Melalui Tafsir Kebudayaan

2.4.2 Seni Lukis Sebagai Ungkapan Simbolis

2.4.2.3 Struktur Karya Seni Lukis

Setiap karya seni lukis, baik yang bercorak Naturalis, Realis atau Abstrak sekali pun pasti memiliki struktur seni. Keberadaan struktur seni itu merupakan bagian yang melekat pada karya seni lukis sebagai tolok ukur nilai estetis.

Kata“struktur” berasal dari kata dalam bahasa Inggris structure yang berarti

susunan. Kata itu dapat disinonimkan dengan kata composition kemudiandiserap

ke dalam bahasa Indonesia menjadi “komposisi” yang artinya juga susunan.

Namun, penggunaan dalam kesenian lebih popular dengan istilah „komposisi‟

seni. Dalam proses penciptaan suatu karya seni, komposisi memegang peranan yang sangat panting dan hanyak menentukan berhasil atau tidaknya karya seni tersebut. Karena sangat pentingnya struktur atau komposisi dalam penciptaan

karya seni, maka komposisi ini sampai menjadi „prinsip seni‟ dalam penciptaan

seni lukis.

Dalam hubungannya dengan bidang seni rupa termasuk seni lukis, maka komposisi dapat diartikan sebagai susunan dari unsur-unsur seni rupa dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu karya seni.

commit to user

87

irama (rhytm). Sedangkan yang dimaksud dengan unsur-unsur seni rupa ialah:

garis, bidang, ruang, tekstur (barik), warna, kesan gelap-terang dan keselarasan (Dharmawan, 1988: 27). Unsur-unsur seni rupa itu akan membentuk suatu karya seni, maka harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat tampil dengan baik, wajar dan saling mendukung, karena itu kesalahan dalam membuat komposisi akan merusak penampilan karya seni itu secara keseluruhan. Agar lebih baik dan menarik lagi dalam tampilan karya seni lukis, maka di samping ketiga kaidah komposisi di atas, Dharsono (2007: 86) menambahkan tiga kaidah lagi, yakni

kesederhanaan (simplicity), aksentuasi (empha sis) dan proporsi.

Kesatuan (unity) di dalam suatu karya seni lukis yang baik, apabila

unsur-unsur seni rupa tidak tampil secara sendiri-sendiri melainkan tampil dalam suatu kesatuan. Maksud dari kesatuan itu bukanlah penjumlahan secara kuantitatif dari

nilai-nilai unsur-unsur tersebut tetapi kesatuan yang „padu‟, kesatuan yang lebih

dari sekedar penjumlahan nilai unsur-unsurnya. Misalnya suatu lukisan terdiri

dari unsur-unsur garis (misalnya bernilai 5), bidang (bernilai 4), tekstur (benilai 4), warna (bernilai 6) dan kesan gelap-terang (bernilai 3) maka kesatuan dari unsur-unsur tersebut tidak berarti memiliki nilai: 5+4+4+6+3=22. Bukan seperti itu nilai suatu kesatuan yang baik harus lebih dari itu, bahkan sampai tak terhingga karena setiap unsur akan mendukung penampilan unsur lainnya, saling melengkapi dan saling mengisi membentuk suatu kesatuan yang utuh, bermakna dan karenanya jadi menarik. Dengan demikian, kesatuan itu dapat diibaratkan sebuah sepeda yang semua unsurnya saling berkaitan, sekali pun unsur terkecil

commit to user

88

Jadi, kesatuan dapat disimpulkan adalah suatu sistem, antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya saling kait-mengkait.

Pengertian keseimbangan (balance) dapat kita pelajari dalam kehidupan

sehari-hari, seperti misalnya ketika kita menimbang sesuatu dengan mempergunakan neraca-ukur. Dalam kejadian itu, apabila kita menghendaki keadaan seimbang, yaitu apabila posisi tangan neraca tersebut mendatar, maka beban di sebelah kiri neraca harus sama berat dengan beban di sebelah kanannya. Dalam bidang seni rupa, pengertian keseimbangan tersebut tidak jauh berbeda, hanya saja kita tidak mempergunakan neraca ukur untuk mendapatkan

keseimbangan itu tetapi mempergunakan kepekaan estetis, sedangkan sebagai

pengganti beban atau batu penimbangnya ialah menggunakan unsur-unsur seni rupa itu sendiri. Selain itu, jangkauannya pun lebih luas, tidak lagi hanya mencari keseimbangan antara bagian kiri dan kanan tetapi berusaha mencapai keseimbangan dalam keseluruhan karya yang dibuat. Dengan kata lain, suatu keseimbangan adalah suatu karya seni rupa dapat dicapai dengan mempertentangkan unsur-unsur pembentuknya.

Unsur-unsur yang dipertentangkan itu tidak harus selalu sama persis, seperti garis dengan garis atau warna dengan warna, unsur-unsur yang berbeda pun dapat dipertentangkan dan akan menghasilkan keseimbangan yang baik karena setiap unsur itu dapat mengungkapkan maksud yang sama, misalnya kesan 'garang' dapat dicapai dengan garis, tekstur maupun warna, jadi

keseimbangan di sini tergantung dari nilai estetisnya dan bukan dart jenis

commit to user

89

Secara teknis, prinsip keseimbangan tersebut dapat dicapai dengan berhagai

kemungkinan, antara lain: (a) Simetris, merupakan prinsip keseimbangan yang

paling sederhana. Caranya ialah seperti ketika kita bercermin, maka kita akan mendapatkan bentuk, rupa maupun jarak yang persis sama antara bagian yang

satu dengan bagian lainnya. (b) Asimetris, merupakan prinsip keseimbangan

yang agak kompleks dan memerlukan kepekaan estetis untuk memahaminya. Keseimbangan asimetris ini dapat terjadi karena bentuk, warna, tekstur dan

sebagainya. (c) Keseimbangan karena kesan tertentu, adalah prinsip

keseimbangan yang lebih kompleks lagi, pemahamannya mutlak memerlukan kepekaan estetis yang lebih baik pula. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan memperbandingkan kesan tertentu yang dihasilkan oleh warna, garis, bidang,

tekstur dan sebagainya. Misalnya kesan „luas' selain dapat dicapai dengan

perbandingan ukuran juga bisa dicapai dengan penggunaan warna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa keseimbangan dalam suatu karya seni rupa ialah pertentangan antara unsur-unsur seni rupa yang memiliki kesamaan nilai.

Pemahaman mengenai irama (rhytm) akan lebih mudah dipelajari dalam

seni musik, misalnya dalam sebuah lagu kita akan segera merasakan adanya

pengulangan nada-nada tertentu secara teratur, adanya reffrain dan sebagainya.

Irama sifatnya abstrak, tidak bisa dilihat atau diraba, irama hanya dapat dirasakan dan dipahami oleh perasaan yang memiliki kepekaan estetis.

Dalam suatu karya seni lukis, irama dapat dibentuk melalui pengulangan

commit to user

90

visual, yaitu garis, bidang, ruang, warna dan sebagainya. Berdasarkan hal

tersebut maka didapat tiga kemungkinan pembentukan irama, yaitu dengan pengulangan bidang atau bentuk yang sama pada jarak tertentu secara teratur. Namun, keteraturan irama dalam seni lukis cenderung memberikan bentuk

monotone yang berkesan membosankan, maka diperlukan bentuk irama

bervariasi.

Kaidah kesederhanaan (simplicity), walaupun tidak mutlak bisa diperlukan,

khususnya untuk jenis lukisan yang menyampaikan pesan kepada orang awam seni lukis. Kesederhanaan struktur seni artinya suatu komposisi yang baik dapat dicapai melalui penerapan struktur yang sederhana, dalam arti sesuai dengan ide, pola, fungsi dan efek yang dikehendaki (Dharsono, 2007: 86). Kaidah kesederhanaan itu banyak dijumpai pada karya seni lukis yang becorak Naturalisme, Realisme, dan Impresionisme.

Aksentuasi (empha sis) disebut juga pusat perhatian (center of interest).

Titik berat dan tujuan aksentuasi itu adalah untuk menarik perhatian (Dharsono, 2007: 86). Aksentuasi dapat dilihat pada pengulangan unsur-unsur seni rupa, baik itu berupa pengulangan garis, bidang atau pun warna, sehingga tampak dominan dibandingkan dengan unsur seni rupa yang lain. Ada pula aksentuasi tidak berupa pengulangan unsur, tetapi malahan satu unsur seni rupa yang dibuat

nyleneh (berbeda) dengan unsur-unsur seni rupa yang lainnya.

Proporsi adalah perbandingan ukuran. Oleh karena itu, proporsi dapat dimanfaatkan untuk memahami ukuran objek dalam lukisan dengan cara membandingkan ukuran dalam bagian objek atau membandingkan dengan

commit to user

91

ukuran objek yang lain dalam lukisan itu. Misalnya, ada sebuah lukisan alam

benda dengan ojek seperangkat alat minum di atas nampan yang terdiri dari teko

dengan tutupnya terletak di samping bawah, kemudian di sebelahnya terletak gelas dan di sampingnya lagi terletak sendok. Lukisan tersebut dianggap baik dari segi proporsi apabila perbandingan ukuran keseluruhan objek dalam lukisan

itu sesuai dengan ukurannya masing-masing. Apakah tutup tekonya terlalu besar

atau terlalu kecil. Begitu juga jika dibandingkan dengan gelasnya atau sendoknya.

Unsur-unsur seni rupa ialah semua bagian yang mendukung terwujudnya suatu karya seni lukis, unsur-unsur tersebut dapat bersifat fisik yang dipahami secara visual seperti garis, bidang, ruang, bentuk, tekstur, warna dan kesan

gelap-terang (kontras) atau dapat pula bersifat psikis, seperti perasaan, pandangan,

pemikiran, gagasan, atau karakter yang terungkap dalam karya seni rupa tersebut. Unsur yang bersifat psikis ini tidak bisa dipahami secara visual melainkan hanya dapat dirasakan saja.

Dalam suatu karya seni lukis, unsur-unsur tersebut di atas disusun dan dipadukan menurut kaidah-kaidah tertentu seperti kesatuan, keseimbangan dan irama seperti yang telah diterangkan di muka sehingga mampu mengekspresikan perasaan, pandangan, gagasan dan karakter pembuatnya dalam suatu sajian yang menarik. Berikut ini dijelaskan unsur-unsur seni rupa yang bersifat fisik atau visual saja.

Garis merupakan unsur seni rupa yang paling utama karena dengan garis

commit to user

92

adanya perbedaan-perbedaan garislah maka karya seni rupa menjadi menarik. Selain itu, garis juga dapat mencerminkan sifat dan karakter pembuatnya. Nilai dari suatu garis banyak ditentukan oleh iramanya serta kemampuannya dalam mewujudkan bentuk atau massa dengan kemungkinan yang hampir tak terbatas dalam perpaduannya dengan unsur-unsur seni rupa lainnya.

Penggunaan atau pemanfaatan garis pun dapat bermacam-macam tergantung pada kemampuan dan keperluan pelukisnya. Misalnya, ada pelukis yang memanfaatkan garis sebagai pembentuk kesan trimatra dengan arsiran-arsiran dan sebagainya, ada pula pelukis yang berusaha menggunakan garis sedikit sekali tetapi mampu menghadirkan objek yang ekspresif, selain itu ada juga yang menggunakan garis sebagai penjelmaan objek yang sesungguhnya serta masih banyak lagi cara pemanfaatan lainnya.

Berdasarkan perwujudannya, ada dua jenis garis dalam seni rupa, yaitu: (1) Garis Nyata, adalah garis yang kehadirannya mudah ditangkap secara visual, sedangkan bentuknya dapat berupa garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah, garis bergelombang dan sebagainya, dan (2) Garis Khayal yang sifatnya imajinatif, kehadirannya hanya bisa dirasakan dan tidak bisa ditangkap secara visual. Garis seperti ini dapat hadir dengan sendirinya sebagai pembatas bidang

atau bentuk yang biasa disebut gata s atau outline, sebagai batas objek, warna,

ruang dan sebagainya.

Bidang atau disebut juga shape (bangun). Shape adalah bidang kecil yang

terjadi karena dibatasi oleh sebuah contour (garis pinggir) dan dibatasi oleh

commit to user

93

karena adanya tekstur. Dalam karya seni lukis, shape dapat digunakan sebagai

simbol perasaan pelukisnya dalam menggambarkan objek hasil subject matter.

Maka, tidaklah mengherankan apabila seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang objek hasil pengolahannya, karena

kadang-kadang shape tersebut mengalami beberapa perubahan penampilan atau

transformasi sesuai corak dan gaya pelukisnya (Dharsono, 2007: 71).

Berdasarkan pengertian itu, maka bidang atau shape memiliki beberapa

jenis raut bidang, antara lain: (a) Bidang Geometris, yakni bidang yang ukuran

panjang- lebarnya jelas atau tertentu dan biasanya dibuat secara matematis, (b)

Bidang Organik. Raut bidang seperti ini dibatasi oleh garis-garis lengkung bebas

yang mengesankan pertumbuhan, biasanya didapat pada bentuk-bentuk alami, (c)

Bidang Bersudut, dibatasi oleh beberapa garis lurus yang tidak pasti, (d) Raut

Bidang tak teratur, dibatasi oleh beberapa garis lurus dan lengkung yang tidak

matematis, (e) Raut Bidang Hasil Coretan Bebas, rautnya bisa teratur tapi tidak

rapi, dibuat dengan sapuan kuas atau alat lainnya, dan (f) Raut Bidang Secara

Kebetulan, dibuat tanpa sengaja dan sangat dipengaruhi oleh proses serta

bahannya.

Ruang, merupakan bentuk atau gubahan dua dan tiga-dimensi, dapat pula merupakan kesan batas yang dibentuk oleh bidang positif dan negatif. Dalam

karya seni rupa atau seni lukis dua-dimensi, pada umumnya ruang ini bersifat

semu atau khayal dan bisa ditampilkan antara lain dengan menggunakan teknik

perspektif. Karena bersifat ruang semu, maka sebagian kalangan seniman dan

-commit to user

94

karya seni rupa tiga-dirnensi, seperti patung, ruang merupakan ukuran yang

nyata karena karya-karya itu pada umumnya memiliki volume sebagai wujud

ruang yang sebenarnya.

Tekstur (ba rik) adalah salah satu unsur seni rupa ternyata memiliki

keunikan tersendiri yang penting artinya dalam perwujudan suatu karya seni

lukis. Tekstur dapat diartikan sebagai “tampak rupa” atau “tampang permukaan”

dari suatu benda, karena permukaan setiap benda memiliki sifatnya yang khas, misalnya polos atau bercorak, licin atau kasar, kusam, lunak atau keras. Tekstur banyak sekali terdapat di alam bebas dengan jenis serta corak yang tak terbatas, misalnya tekstur kayu tekstur batu, daun, kulit kerang dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi seorang pelukis yang kreatif akan dapat memperoleh berbagai jenis tekstur dari satu jenis bahan saja dengan cara pengolahan dan penyelesaian tertentu yang berbeda-beda, yakni dengan cara meniru atau membuatnya di atas kanvas.

Berdasarkan sifat permukaannya maka tekstur dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur raba mempunyai sifat permukaan yang dapat dirasakan atau diraba dengan tangan, jadi tidak hanya sekedar rupa saja. Misalnya, permukaan ampelas, bulu domba, kulit kayu, per-mukaan batu padas dan sebagainya. Tekstur lihat atau tekstur semu seperti tercermin, maka jenis tekstur ini hanya dapat diserap oleh indra penglihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengindraan raba, jadi sifatnya mutlak dua dimensi.

commit to user

95

hanya merupakan tambahan yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi rupa keseluruhan bendanya, tekstur semerta, yakni tekstur tercipta tidak disengaja dan tidak dapat diulang, dan tekstur mekanis ialah tekstur yang dihasilkan oleh

peralatan mekanis, seperti butiran fotografi atau raster.

Warna, merupakan unsur seni rupa yang selalu dihubungkan dengan estetika, karena selain dapat dihayati secara intelektual wama juga dapat dihayati secara emosional atau dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. Secara intelektual dinyatakan, bahwa warna merupakan gelombang-gelombang cahaya

tertentu, kita dapat mengenali suatu warna apahila gelombang cahaya itu

menyentuh retina mata, kemudian oleh jaringan syaraf yang rumit gelombang cahaya tadi disampaikan ke otak yang kemudian mencernanya sehingga seseoran dapat mengenali gelombang cahaya tersebut sebagai suatu warna. Secara emosional, warna dianggap memiliki sifat-sifat yang sanggup menimbulkan efek psikologis, sehingga mampu menimbulkan kesan panas, dingin, cerah, murung dan sebagainya.

Sebagai unsur tambahan, adalah kesan terang dan kselrasan. Istilah gelap-terang mengacu pada kesan pencahayaan pada suatu objek lukisan. Artinya, kesan cahaya yang mengenai pada objek lukisan itu dapat ditampilkan dengan berbagai teknik dalam seni lukis. Sedangkan istilah harmoni atau keselarasan akan lebih mudah dihayati dalam seni musik, nada-nada musik yang sama bila diletakkan pada tempat tertentu yang herbeda-beda dan dimainkan bersama-sama dengan alat musik yang lain akan melahirkan suatu lagu yang harmonis atau selaras. Namun, di dalam seni rupa, keselarasan ini bersifat abstrak, artinya

commit to user

96

hanya bisa dirasakan dan tidak bisa dilihat.

Keselarasan dalam seni rupa atau seni lukis dihasilkan oleh perpaduan dari berbagai unsur seni rupa yang disusun menurut kaidah-kaidah komposisi, walaupun ada unsur-unsur yang dipertentangkan tetapi tidak berarti yang satu unsure mengalahkan yang lainnya, yang terjadi justru pertentangan itu menghasilkan keseimbangan. Unsur-unsur yang ditampilkan harus saling men-dukung satu unsur dengan lainnya sehingga melahirkan kesatuan ungkapan, karena itu pemilihan unsur pun harus diperhatikan, artinya hanya unsur-unsur yang benar-henar diperlukan saja yang digunakan, sedangkan unsur-unsur yang sekiranya hanya akan mengganggu sebaiknya tidak digunakan.