3. PROFIL PERUSAHAAN
3.2 Profil Perusahaan
3.2.3 Struktur Kepemilikan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa PT K memiliki 18 anak perusahaan yang bergerak di bidang serupa. Anak perusahaan tersebut dimiliki secara langsung maupun tidak langsung. Untuk kepemilikan tidak langsung dilakukan melalui melalui PT GI. Tabel 3.3 menjelaskan daftar anak-anak perusahaan dan rincian proporsi kepemilikan PT K per tanggal 31 Desember 2013.
Tabel 3.3 Struktur Kepemilikan PT K pada Anak Perusahaan Tahun 2013
Dikonsolidasi
Kepemilikan Langsung
PT GI Jakarta Perdagangan gas elpiji 99.99 212,738,475,057
PT MM Tangerang Perdagangan gas elpiji 99.20 19,180,059,525
PT TGU Belawan Perdagangan aspal 99.00 156,233,749,271
PT ABN Jakarta Perdagangan aspal dan gas elpiji
77.50 16,872,106,172 PT AJP Bandung Perdagangan gas elpiji 80.00 24,276,532,688
PT KU Bekasi Stasiun pengisian dan
pengangkutan bulk elpiji
80.00 52,327,838,220
PT SBU Bitung Perdagangan aspal 99.00 99,415,047,694
PT SLU Lampung Perdagangan aspal 99.00 90,612,545,940
PT SLO Lombok Perdagangan aspal 99.00 167,373,473,404
PT SMU Bandung Perdagangan aspal 80.00 3,183,688,930
PT SJU Jambi Perdagangan aspal 99.00 202,053,113,122
PT SAU Aceh Perdagangan aspal 99.00 101,457,861,794
PT SMB Flores Perdagangan aspal 98.96 67,061,986,974
PT SSMU Sampit Perdagangan aspal 99.00 71,860,617,285
PT KSP Bekasi Stasiun pengisian dan
pengangkutan bulk elpiji
80.00 2,333,965,798
PT KUS Bogor Stasiun pengisian dan
pengangkutan bulk elpiji
80.00 2,618,447,230
PT SSDU Jakarta Pertambangan 99.00 2,000,000,000
PT GBU Cirebon Perdagangan aspal dan gas 99.00 271,717,726,175 Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Persentase
Kepemilikan Total Aset
Kepemilikan Tidak Langsung melalui PT GI
PT MM Tangerang Perdagangan gas elpiji 0.80 19,180,059,525
PT TGU Belawan Perdagangan aspal 1.00 156,233,749,271
PT AJP Bandung Perdagangan gas elpiji 20.00 24,276,532,688
PT SBU Bitung Perdagangan aspal 1.00 99,415,047,694
PT SLU Lampung Perdagangan aspal 1.00 90,612,545,940
PT SLO Lombok Perdagangan aspal 1.00 167,373,473,404
PT SJU Jambi Perdagangan aspal 1.00 202,053,113,122
PT SAU Aceh Perdagangan aspal 1.00 101,457,861,794
PT SMB Flores Perdagangan aspal 1.00 67,061,986,974
PT SSMU Sampit Perdagangan aspal 1.00 71,860,617,285
PT SSDU Jakarta Pertambangan 1.00 2,000,000,000
Sumber: Laporan Keuangan PT K 2013 “telah diolah kembali”
4.1 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi PT K
Rincian mengenai dasar pengukuran dan ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan PT K dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
a) Dasar Pengukuran
Laporan keuangan konsolidasi PT K telah disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun seperti investasi tertentu yang menggunakan metode ekuitas, persediaan menurut nilai terendah antara harga perolehan atau nilai bersih yang dapat di realisasikan, aset tetap dengan model biaya yang dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, serta aset dan liabilitas keuangan yang diukur menggunakan nilai wajar. Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas menjadi kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan.
b) Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi PT K meliputi akun-akun dari induk dan anak perusahaan dimana kepemilikan induk lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung, atau memiliki pengendalian atas anak perusahaan. Untuk pencatatan investasi pada anak perusahaan sebelum konsolidasi, pada kepemilikan diatas 20% PT K menggunakan metode ekuitas dimana dengan metode ini investasi
Universitas Indonesia
dicatat sebesar nilai perolehan dikurangi dengan laba atau rugi bersih perusahaan anak sejak perolehan sebesar persentase kepemilikan.
Ketika terdapat dividen, maka dividen yang diterima dicatat sebagai pengurang nilai tercatat investasi. Untuk investasi pada anak perusahaan dengan kepemilikan dibawah 20%, PT K menggunakan metode harga perolehan.
Penyajian laporan keuangan konsolidasi PT K dilakukan dengan konsep kesatuan usaha (entity concept). Seluruh akun, transaksi, dan laba antar perusahaan yang dikonsolidasi harus dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan usaha. Kemudian, hak non-pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas enititas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas tersebut. Dalam penyusunannya, laporan keuangan konsolidasi PT K menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi serta peristiwa lain dalam keadaan serupa dan entitas anak telah menerapkan kebijakan tersebut secara konsisten.
4.2 Analisis Proses Audit Laporan Keuangan Konsolidasi PT K
4.2.1 Evaluasi Pengendalian Anak Perusahaan dan Transakasi Antar Perusahaan
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa PT K merupakan suatu entitas yang memiliki banyak anak perusahaan. Per tanggal 31 Desember 2013, laporan keuangan konsolidasi PT K mencakup laporan keuangan PT K beserta 18 anak perusahaan. Seluruh anak perusahaan merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT K lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung.
PT K beserta seluruh anak perusahaan bergerak di bidang perdagangan komoditas yang serupa yaitu aspal, namun terdapat beberapa anak perusahaan yang juga melakukan perdagangan komoditas gas.
Evaluasi pengendalian oleh Supervisor Auditor induk terhadap entitas PT K dan anak perusahaan dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan melihat persentase kepemilikan PT K terhadap seluruh anak perusahaan.
Kemudian cara selanjutnya adalah dengan melakukan peninjauan kondisi melalui tanya jawab dengan manajemen apakah PT K memiliki kendali dalam menentukan kebijakan keuangan dan operasi serta memiliki wewenang untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus dan pengendali entitas anak perusahaan. Untuk kepemilikan tidak langsung melalui anak perusahaan, Supervisor Auditor PT K menyerahkan pada auditor anak perusahaan yang bertindak sebagai auditor induk dari sisi anak perusahaan lain yang dimiliki.
Hasil yang didapatkan dari evaluasi tersebut adalah PT K memiliki lebih dari 50% kepemilikan pada seluruh anak perusahaan. Kondisi tersebut diperkuat dengan evaluasi kedua yang dilakukan oleh Supervisor Auditor. PT K juga memiliki kendali dalam menentukan kebijakan keuangan dan operasi sebagian besar anak perusahaan. Hal ini terbukti dari terdapatnya perjanjian pelaksanaan manajemen operasi antara PT K dengan anak perusahaan yang diperpanjang setiap tahunnya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa PT K memiliki kemampuan untuk mengatur aktivitas signifikan yang dapat mempengaruhi anak perusahaan.
Selain itu, mayoritas pengurus dan pengendali utama anak perusahaan merupakan key person di PT K.
Terdapat beberapa transaksi yang terjadi antar perusahaan di dalam PT K.
Transaksi pertama adalah jual beli baik yang dilakukan oleh PT K dengan anak perusahaan maupun sesama anak perusahaan. Transaksi tersebut menyebabkan timbulnya utang piutang antar perusahaan. Selain utang piutang yang timbul akibat kegiatan jual beli, juga terdapat utang piutang afiliasi yang terjadi karena PT K sebagai induk perusahaan memberikan pinjaman dana kepada anak perusahaan. Adanya utang piutang afiliasi ini juga tetap dikenakan bunga dalam pelunasannya. Transaksi kedua adalah menyangkut kegiatan pelaksanaan manajemen operasi yang dilakukan PT K kepada anak perusahaan. Transaksi ini menimbulkan akun management fee yang dalam pembukuannya merupakan pendapatan lain-lain yang diterima PT K.
Universitas Indonesia
4.2.2 Penyelesaian Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Penerimaan Data Dari Klien
Fieldwork – Pelaksanaan dan Pengisian Kertas Kerja Audit Induk
Review Auditor Induk atas Pekerjaan Auditor Anak Perusahaan Penggabungan Saldo
Eliminasi Saldo Transaksi dan Kepemilikan Antar Perusahaan
Saldo Akhir Laporan Keuangan Konsolidasi Audited
Dasar Penyusunan Draft Laporan
Gambar 4.1 Alur Proses Penyelesaian Kertas Kerja Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Penugasan general audit per tanggal 31 Desember 2013 merupakan penugasan tahun ke 3 yang dilakukan tim audit KAP ABC kepada PT K. PT K tidak membuat konsolidasi secara internal, sehingga Auditor KAP ABC melakukan reperformance laporan keuangan konsolidasi yaitu dengan menyusun laporan keuangan konsolidasi dari hasil audit yang telah dilakukan kepada PT K dan anak perusahaan. Teknik yang digunakan adalah menggabungkan saldo audited dari laporan keuangan induk dan anak perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi dengan bantuan kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi. Pada bagian berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penyelesaian kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi.
a. Penerimaan Data dari Klien
Sebelum memulai fieldwork, Senior Auditor menghubungi manajemen PT K untuk meminta laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen untuk melakukan analisis awal. Analisis ini dibutuhkan untuk mempersiapkan form data request yang akan dikirimkan kepada manajemen PT K. Data request ini merupakan rincian data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan audit serta digunakan
untuk kepentingan pengungkapan akun dalam laporan keuangan. Contoh form data request dalam penugasan PT K terdapat pada lampiran 1.
Selain data request, Senior Auditor juga harus mempersiapkan seluruh kertas kerja audit untuk mendokumentasikan hasil pekerjaan yang dilakukan serta blank report yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Blank report berisi kumpulan berkas dalam 1 folder yang didalamnya terdapat kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi, format laporan keuangan, format opini, dan daftar isi laporan keuangan dalam bentuk word. Kertas kerja audit dan blank report tersebut diperoleh dari bagian Operator pada KAP ABC. Operator bertugas untuk menyimpan dokumentasi audit seluruh klien yang ditangani KAP ABC.
Setiap Operator bertanggung jawab atas dokumentasi audit beberapa klien.
b. Fieldwork – Pelaksanaan dan Pengisian Kertas Kerja Audit Induk Pada tahap pelaksanaan, Senior dan Junior Auditor melakukan fieldwork di kantor PT K dengan menjalankan prosedur audit dan pengisian kertas kerja audit masing-masing akun induk perusahaan. Kertas kerja audit akun tersebut berisi audit program atas akun, lead schedule, supporting schedule, analytical review serta sheet tambahan yang diperlukan untuk pengungkapan akun tertentu.
Saldo dalam lead schedule kertas kerja audit akun tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kertas kerja audit utama khusus PT K selaku induk perusahaan. Setiap akhir minggu, Senior Auditor mengirimkan kembali form data request dengan memberikan highlight pada data yang belum diterima untuk mengingatkan klien.
c. Review Auditor Induk atas Pekerjaan Auditor Anak Perusahaan Dalam melaksanakan fieldwork, Supervisor Auditor induk juga memberikan arahan atas pelaksanaan audit terhadap auditor anak perusahaan. Hal ini dilakukan dengan pemberian instruksi audit anak perusahaan dan kuesioner pelaksanaan audit yang harus diisi oleh auditor anak perusahaan. Ringkasan atas komponen yang terdapat dalam instruksi audit anak perusahaan PT K tersebut antara lain:
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Komponen Instruksi Audit Anak Perusahaan
Poin Utama Penjelasan Singkat
Latar Belakang Penjelasan mengenai penugasan dan beberapa definisi istilah yang terdapat dalam audit grup perusahaan.
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Permintaan pengisian kuesioner terlampir bagi auditor anak perusahaan mengenai prosedur yang dilakukan, standar audit dan standar akuntansi yang digunakan.
Translasi Mata Uang Pengecekan translasi mata uang (apabila ada) sesuai dengan PSAK 10.
Pemenuhan Etika dalam Melaksanakan Audit
Penjelasan bahwa auditor induk dan anak perusahaan harus sama-sama menjaga independensi dalam melaksanakan audit.
Tingkat Materialitas dan Ketentuan Pembuatan Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi
Penjelasan tingkat materialitas yang digunakan auditor induk untuk menjadi benchmark atas materialitas yang akan digunakan auditor anak perusahaan, ketentuan pembuatan jurnal penyesuaian dan reklasifikasi sesuai dengan PSAK.
Pihak Berelasi Permintaan pengisian kuesioner
terlampir bagi auditor anak perusahaan untuk pengungkapan pihak berelasi pada anak perusahaan.
Risiko Signifikan Permintaan pengisian kuesioner terlampir bagi auditor anak perusahaan pengungkapan risiko signifikan pada anak.
Tim Perikatan Audit Grup Perusahaan Kontak Partner In Charge dan Manager Auditor sebagai perwakilan auditor induk yang dapat dihubungi auditor anak perusahaan.
Timetable Pelaporan Auditor Anak Perusahaan
Penetapan batas waktu yang diberikan auditor induk terhadap auditor anak perusahaan untuk menyelesaikan audit dan pelaporan pada anak perusahaan.
Sumber: Data Audit PT K 2013 “telah diolah kembali”
Contoh instruksi audit anak perusahaan yang diberikan Supervisor Audit dalam penugasan PT K terdapat pada lampiran 2. Pada praktiknya, auditor anak perusahaan tidak mengirimkan kembali balasan atas kuesioner dan Supervisor Auditor PT K juga tidak mengingatkan auditor anak perusahaan. Selain memberikan instruksi audit dan kuesioner, Supervisor Auditor melakukan komunikasi secara berkala dengan auditor anak perusahaan untuk memantau pelaksanaan audit dan isu-isu yang terdeteksi pada anak perusahaan. Komunikasi ini yang kemudian menjadi review utama Supervisor Audit atas pekerjaan yang dilakukan oleh auditor anak perusahaan. Kemudian, Supervisor Auditor menerima hasil audit atas anak perusahaan berupa kertas kerja audit dan draft laporan keuangan. Kertas kerja audit dan draft laporan keuangan tersebut yang kemudian menjadi basis untuk pengisian kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi.
d. Penggabungan Saldo Akun Audited
Proses pengisian kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi dilakukan dengan menggabungkan seluruh saldo audited pos akun pada laporan
Universitas Indonesia
keuangan induk dan anak perusahaan. Senior Auditor dan dibantu oleh Junior Auditor menggunakan kertas kerja audit masing-masing perusahaan untuk melakukan tahapan ini. Berikut merupakan ilustrasi penggabungan akun pada PT K dan anak perusahaan:
ditambah menjadi
Saldo Akun Kas PT K 1.114.283.444
Saldo Akun Kas Anak Perusahaan 5.627.099.830
Saldo Akun Kas Konsolidasi Sebelum Eliminasi
6.741.383.274
Gambar 4.2 Ilustrasi Penggabungan Saldo Akun Kas Audited PT K Dalam proses ini terdapat masalah-masalah yang dihadapi. Pertama, beberapa kertas kerja audit dan draft laporan keuangan anak perusahaan tersebut merupakan hasil yang belum final, sehingga data anak perusahaan terus menerus mengalami perubahan. Kondisi tersebut menjadi salah satu penghambat karena dalam melakukan update angka memakan waktu yang cukup banyak dan rentan terjadinya kesalahan input akibat perubahan data berulang kali.
Masalah kedua yang dihadapi adalah terkait format akun dalam kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi. Format kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi yang digunakan Senior Auditor induk pada awalnya hanya berisikan komponen pada akun induk perusahaan. Sehingga, ketika melakukan input komponen akun dari anak perusahaan seringkali suatu komponen tidak terdapat pada akun dalam kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi. Ketika terjadi hal tersebut, Senior Auditor memutuskan untuk membuat baris baru pada kolom akun bersangkutan sehingga pengelompokkan komponen pada suatu akun menjadi sangat banyak dan tidak beraturan. Perbedaan format akun dalam kertas kerja audit ini dapat menyebabkan muncul risiko terjadinya kesalahan pengelompokkan komponen akun pada saat penyusunan pengungkapan saldo akun dalam draft laporan keuangan.
Saat Senior Auditor dan Junior Auditor melakukan penggabungan akun, Senior Auditor dan Junior Auditor melakukan pengecekan apakah saldo yang telah diaudit atas laporan keuangan induk dan anak perusahaan yang terdapat pada
kertas kerja audit dan draft laporan keuangan anak perusahaan telah sama.
Kemudian, untuk memastikan bahwa angka yang dimasukkan telah benar Senior Auditor dapat membuat control balance sehingga apabila terjadi kesalahan input maka akan muncul selisih pada control balance. Menjelang minggu terakhir fieldwork di PT K, seluruh data anak perusahaan telah final sehingga Senior Auditor perusahaan dapat langsung menyerahkan kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi kepada Supervisor Auditor untuk dilakukan eliminasi atas kepemilikan dan transaksi antar perusahaan.
e. Eliminasi Saldo Transaksi dan Kepemilikan Antar Perusahaan
Tahap pengisian kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi selanjutnya adalah melakukan eliminasi atas saldo transaksi dan kepemilikan antar perusahaan. Pada poin 4.1 telah dijelaskan bahwa Supervisor Auditor induk telah melakukan evaluasi pengendalian terhadap anak perusahaan dan analisis transaksi antar perusahaan. Hasil evaluasi dan analisis tersebut digunakan Supervisor Auditor untuk menentukan jurnal eliminasi apa saja yang harus dilakukan. Dalam penugasan PT K, eliminasi seluruhnya dilakukan oleh Supervisor Auditor karena eliminasi pada PT K cukup rumit, khususnya pada saldo kepemilikan mengingat terdapat 18 anak perusahaan dengan kepemilikan langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan lain dan terdapat kepentingan non-pengendali. Senior dan Junior Auditor membantu Supervisor Auditor dalam pembuatan jurnal eliminasi.
Secara keseluruhan terdapat 18 item eliminasi yang dilakukan oleh Supervisor Auditor. Item yang dieliminasi tersebut antara lain:
1. E1: Eliminasi Penyertaan. Eliminasi ini terkait investasi PT K atas anak perusahaan, bagian atas laba rugi, dan dividen dari anak perusahaan serta memunculkan kepentingan non-pengendali.
2. E2: Eliminasi Utang-Piutang. Eliminasi ini terkait akun utang piutang dalam perusahaan baik dalam hubungan usaha atau utang piutang berelasi.
Universitas Indonesia
3. E3-E15: Eliminasi Penjualan. Eliminasi ini terkait transaksi jual beli yang terjadi di dalam perusahaan.
4. E16: Eliminasi Pendapatan Beban. Eliminasi ini terkait jasa manajemen yang diberikan PT K terhadap anak-anak perusahaan.
5. E17: Eliminasi Pendapatan Beban Lain-Lain. Eliminasi ini terkait transaksi jasa yang terjadi di dalam perusahaan.
6. E18: Eliminasi Pendapatan Beban Bunga. Eliminasi ini terkait pendapatan bunga yang diterima PT K atas pinjaman berelasi.
f. Saldo Akhir Laporan Keuangan Konsolidasi Audited
Setelah seluruh jurnal eliminasi dibuat, maka jurnal tersebut dimasukkan pada kolom penyesuaian yang terdapat dalam kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi. Proses input harus dilakukan dengan cermat dan teliti karena kesalahan input dapat menyebabkan penyajian saldo akhir laporan keuangan konsolidasi yang tidak benar. Supervisor Auditor melakukan input per poin dan memastikan seluruh jurnal eliminasi telah dimasukkan dengan membuat control balance pada kolom penyesuaian tersebut. Kemudian, didapatlah saldo akhir laporan keuangan konsolidasi audited atas eliminasi yang telah dilakukan. Saldo ini yang kemudian akan digunakan dalam pengisian draft laporan keuangan baik laporan posisi keuangan, laba rugi, arus kas, dan perubahan ekuitas untuk pengungkapan setiap akun dalam laporan tersebut. Kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi yang telah terisi dengan saldo akhir laporan keuangan konsolidasi audited lalu dikirimkan ke manajemen PT K agar manajemen dapat melakukan pengecekan kembali dan memastikan bahwa proses pengisian pengungkapan saldo pada draft laporan keuangan di tahap berikutnya dilakukan dengan benar oleh Supervisor Auditor. Ilustrasi proses perhitungan saldo akhir atas laporan keuangan konsolidasi terdapat pada gambar 4.3.
menjadi
Gambar 4.3 Ilustrasi Perhitungan Saldo Akhir Utang Dagang Pada Laporan Keuangan Konsolidasi Audited PT K
4.2.3 Penyusunan Draft Laporan Keuangan Konsolidasi
4.2.3.1 Pengungkapan Saldo Akun dan Catatan Laporan Keuangan Konsolidasi
copy ke
link ke
link ke Saldo Akhir Akun Audited Pada Kertas
Kerja Audit Konsolidasi
Gambar 4.4 Alur Penyusunan Pengungkapan Saldo Akun dan Catatan Laporan Keuangan Konsolidasi
a. Saldo Akhir Akun Audited Pada Kertas Kerja Audit Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi merupakan tools yang membantu Supervisor Auditor dalam reperformance laporan keuangan konsolidasi PT K. Setelah prosedur pengisian selesai dan saldo akhir audited
Universitas Indonesia
didapatkan, Supervisor Auditor mulai mempersiapkan draft laporan keuangan dengan menyusun pengungkapan saldo masing-masing akun. Supervisor Auditor menggunakan sheet lain yang telah terdapat pada kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi. Sheet tersebut berisi detail saldo pada akun-akun tertentu yang pengisiannya dilakukan dengan fitur link langsung ke saldo akun pada kertas kerja audit atas laporan keuangan konsolidasi yang sebelumnya telah dibuat.
Sebagai contoh, terdapat satu sheet khusus akun kas dan bank yang digunakan dalam pengungkapan akun kas pada laporan keuangan konsolidasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan Supervisor Auditor dan sebagai pengendalian apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan data maka akan langsung terupdate pada sheet tersebut.
b. Sheet Pengungkapan Saldo Akun
Pada sheet pengungkapan saldo akun, terdapat informasi komparatif saldo tahun ini dan tahun lalu. Sebelum memulai proses link angka untuk mengisi saldo tahun ini, Supervisor Auditor dibantu oleh Senior Auditor melakukan pengecekan angka saldo tahun lalu yang telah terisi. Pengisian saldo tahun lalu tersebut telah dilakukan oleh pihak Operator dari KAP ABC berdasarkan hasil audit tahun sebelumnya. Mereka melakukan pengecekan dengan membandingkan langsung angka tersebut pada laporan keuangan tahun lalu yang telah diaudit. Apabila Supervisor Auditor dan Senior Auditor telah yakin bahwa seluruh penyajian saldo tahun lalu telah benar, maka dapat dilanjutkan ke tahap pengisian saldo tahun ini.
Penggunaan fitur link seluruh saldo akun pengungkapan ke saldo kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi dilakukan secara manual oleh Supervisor Auditor. Namun, pada kertas kerja audit laporan keuangan konsolidasi awalnya hanya memuat komponen yang ada pada induk perusahaan, sehingga pada proses penggabungan saldo audited akun induk dan anak perusahaan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Supervisor Auditor menambah kolom baru untuk memasukkan komponen yang terdapat pada akun anak perusahaan.
Penambahan kolom ini dilakukan pada seluruh akun yang ada pada anak-anak perusahaan sehingga susunan komponen setiap akun menjadi sangat banyak dan tidak beraturan.
Komponen akun yang sangat banyak dan tidak beraturan tersebut menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Supervisor Auditor dalam penyusunan pengungkapan masing-masing akun. Supervisor Auditor harus memastikan pengelompokkan komponen pada akun telah lengkap ketika melakukan link dan tidak ada komponen yang terlewat dengan melakukan pengecekan berulang.
Kegiatan pengecekan yang dilakukan berulang kali sangat memakan waktu, karena dilakukan pada seluruh akun dan tetap masih ada kemungkinan terdapat komponen akun yang terlewat. Oleh sebab itu, keseragaman komponen akun yang terdapat pada kertas kerja audit induk dan anak perusahaan sangat penting sebagai salah satu pengendalian untuk mengurangi kesalahan input pada penyusunan pengungkapan akun laporan keuangan konsolidasi. Pengungkapan saldo akun dalam laporan keuangan harus dilakukan kepada seluruh akun yang terdapat dalam laporan keuangan. Dalam hal ini, tidak terdapat checklist khusus yang digunakan Supervisor Auditor. Supervisor Auditor hanya melakukan pengecekan
Kegiatan pengecekan yang dilakukan berulang kali sangat memakan waktu, karena dilakukan pada seluruh akun dan tetap masih ada kemungkinan terdapat komponen akun yang terlewat. Oleh sebab itu, keseragaman komponen akun yang terdapat pada kertas kerja audit induk dan anak perusahaan sangat penting sebagai salah satu pengendalian untuk mengurangi kesalahan input pada penyusunan pengungkapan akun laporan keuangan konsolidasi. Pengungkapan saldo akun dalam laporan keuangan harus dilakukan kepada seluruh akun yang terdapat dalam laporan keuangan. Dalam hal ini, tidak terdapat checklist khusus yang digunakan Supervisor Auditor. Supervisor Auditor hanya melakukan pengecekan