• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Berdasarkan Klorofil-a

4.2 Struktur Komunitas

Perifiton yang ditemukan di stasiun pengamatan terdiri atas alga mikroskopis. Berupa 16 genus yang terbagi dalam 6 ordo (lampiran 9 dan lampiran 11), yaitu Naviculales (7 genus), Bacillariales (3 genus), Achnanthales (1 genus), Cymbellales (2 genus), Fragilariales (2 genus), dan Microthamniales (1 genus). Selain alga mikroskopis tersebut pada substrat buatan juga ditemukan beberapa hewan makroinvertebrata seperti gastropoda, larva capung, dan crustacea kecil yang diduga merupakan konsumen alga mikroskopis. Jenis alga yang ditemukan sedikit, hal ini disebabkan berbagai faktor seperti proses adaptasi alga terhadap substrat buatan, tingginya jumlah konsumen, dan kondisi lingkungan perairan yang berarus deras dan sesekali banjir setelah hujan.

Pada substrat kaca ditemukan jumlah jenis tertinggi pada hari ke-30 sebanyak 14 genus, sedangkan jumlah jenis terendah ditemukan pada pengamatan hari ke- 40 dan ke-60 sebesar 8 genus. Pada substrat semen kasar ditemukan 12 genus pada hari ke-20 dan ke-30, sedangkan jumlah jenis terendah ditemukan pada pengamatan hari ke-60 sebesar 8 genus. Pada substrat semen berkerikil jumlah jenis tertinggi pada pengamatan hari ke-50, sedangkan jumlah jenis terendah ditemukan pada pengamatan hari ke-60 (Lampiran 9). Jumlah jenis tertinggi yang tercacah dengan jumlah ribuan dari ketiga substrat adalah

Anomoeoneis, Stauroneis, Navicula2, Nitzschia1, dan Cocconeis. Dari data

tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah jenis perifiton yang ditemukan hampir sama di ketiga substrat buatan.

Komposisi jenis perifiton yang ditemukan berubah-ubah pada tiap pengamatan menunjukkan kondisi komunitas masih dalam proses perkembangan.

Gambar 4. Grafik kepadatan perifiton dalam berbagai substrat buatan

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 10 20 30 40 50 60 K ep a d a ta n (i n d /c m 2 )

Waktu pengamatan (hari)

Kepadatan perifiton pada gambar 4 mengalami kenaikan dan penurunan yang sejajar dengan nilai produktivitas primer pada gambar 3. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada hari ke-40 dan ke-60 mengalami penurunan dikarenakan sebelum pengamatan terjadi banjir di Sungai Kromong. Dari hasil pengamatan kepadatan perifiton tercatat paling tinggi pada substrat semen berkerikil dibandingkan dengan kedua substrat lainnya.

Nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi disajikan dalam tabel 4.2. Nilai Indeks keanekaragaman selama pengamatan berfluktuasi dengan kisaran 1,5-1,75. Berdasarkan kriteria kualitas perairan menurut indeks keanekaragaman fitoplankton pada tabel 3.1 perairan di Sungai Kromong tergolong perairan sedang sampai baik. Namun keanekaragaman jenis yang terhitung dalam penelitian ini rendah karena jumlah jenis yang ditemukan sedikit dengan nilai kelimpahan yang jauh berbeda. Hal ini terjadi karena perifiton belum sampai pada perkembangan yang stabil dalam substrat buatan, dan dipengaruhi dengan kondisi lingkungan dan cuaca yang buruk. Menurut Soegianto (2004) suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi, jika komunitas tersebut disusun oleh banyak jenis yang mempunyai kelimpahan besar dan sama atau hampir sama. Sebaliknya, jika suatu komunitas disusun hanya beberapa jenis saja yang melimpah, maka keanekaragaman jenisnya rendah.

Tabel 4.2 Data nilai indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi

Substrat Indeks Pengamatan hari ke-

10 20 30 40 50 60 Kaca H' 1,57 1,54 1,6 1,45 1,5 0,52 E 0,68 0,7 0,62 0,69 0,63 0,72 D 0,23 0,24 0,22 0,27 0,24 0,24 Semen Kasar H' 1,6 1,6 1,6 1,55 1,51 1,42 E 0,7 0,64 0,64 0,71 0,66 0,68 D 0,23 0,23 0,24 0,24 0,25 0,28 Semen Berkerikil H' 1,63 1,9 1,75 1,6 1,58 1,52 E 0.67 0,73 0,65 0,71 0,56 0,72 D 0,21 0,21 0,23 0,23 0,22 0,23 Keterangan: H' = Indeks keanekaragaman

E = Indeks keseragaman D = Indeks dominansi

Indeks keseragaman menunjukkan tingkat kesamaan penyebaran jumlah individu suatu jenis dalam suatu komunitas. Selama pengamatan indeks keseragaman di perairan ini berkisar antara 0,56-0,73. Kisaran tersebut cukup tinggi meskipun tidak mencapai angka 1 yang berarti penyebaran jumlah individu setiap jenis hampir sama dan hampir tidak ada kecenderungan komunitas tersebut didominasi oleh jenis organisme tertentu.

Indeks dominansi dapat mengetahui peranan parsial masing-masing jenis dalam suatu komunitas. Kisaran nilai indeks dominansi selama pengamatan adalah 0,21-0,24. Kisaran tersebut tergolong rendah yang berarti tidak ada dominansi dari keberadaan jenis yang ditemukan dalam komunitas perifiton di dalam substrat buatan penelitian ini.

4.3 Parameter Fisika-Kimia

Bermacam-macam faktor fisika-kimia dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan produktivitas tumbuhan terestrial maupun perairan (Nybakken, 1988). Pada penelitian ini dilakukan pengamatan beberapa faktor fisika-kimia seperti

kecepatan arus, kedalaman penanaman substrat, suhu, dan pH perairan. Hasil pengamatan parameter fisika-kimia selama periode penilitian tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Parameter fisika-kimia yang diukur selama periode penelitian

Parameter (unit) Waktu pengamatan (hari) Kisaran

10 20 30 40 50 60

Kecepatan arus (m/s) 0,67 0,73 0,61 0,83 0,7 0,68 0,61-0,7 Kedalaman (cm) 11 17,3 21,5 19,1 20,7 23 11-23

Suhu (oC) 21 20 21 22 21 21 20-22

pH 7 7,5 7 7 7 7,5 7-7,5

Kecepatan arus yang diukur dalam penelitian ini adalah arus permukaan aliran sungai. Kecepatan arus yang teramati tergolong deras yaitu berkisar antara 0,61 m/s-0,7 m/s. Derasnya arus sungai sangat mempengaruhi daya tahan perifiton untuk tumbuh pada substrat buatan. Sehingga ketika hujan turun arus sungai akan lebih deras dan mengakibatkan beberapa jenis perifiton yang tumbuh di substrat buatan hanyut tidak teramati.

Kedalaman yang diukur dalam penelitian ini adalah kedalaman dari permukaan air sampai substrat buatan yang tertanam. Berdasarkan pengukuran kedalaman substrat buatan berkisar antara 11 cm-23 cm dari permukaan perairan. Perbedaan kedalaman yang terukur selama periode pengamatan disebabkan oleh masa yang tersangkut pada tali pengikat substrat. Semakin lama periode pengamatan semakin banyak seresah dan sampah yang tersangkut sehingga tali pengikat kendur dan mengakibatkan kedalaman substrat bertambah. Kedalaman tertinggi terjadi pada pengamatan hari ke-60, saat pengamatan tali pengikat substrat terputus karena derasnya arus banjir yang terjadi sehari sebelum

Pada ekosistem perairan sungai sedikit sekali atau bahkan tidak dijumpai adanya stratifikasi suhu. Keadaan ini berkaitan dengan adanya arus dan tipe substrat dasar sungai yang memungkinkan lapisan sungai selalu teraduk secara vertikal dan horisontal. (Soegianto, 2010). Suhu yang terukur selama pengamatan berkisar antara 20oC-22oC.

Berdasarkan pengukuran nilai pH pada stasiun penelitian ini berkisar antara 7-7,5. Nilai pH suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kemampuan air untuk melepas atau mengikat sejumlah ion hidrogen yang menunjukkan perairan tersebut asam atau basa. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5 yang dikategorikan dalam perairan produktif (Barus, 2004). Dan data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa perairan di Sungai Kromong menunjukkan pH netral yang tergolong perairan produktif dan mendukung kehidupan organisme.

Dokumen terkait