• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

2.2.2 Struktur Layer

Karakteristik standar 802.16 ditentukan oleh spesifikasi teknis dari Physical

(PHY) Layer dan Medium Access Control (MAC) Layer. Perbedaan

ditunjukkan lingkup dari standar yang meliputi PHY dan MAC. Sedangkan

Network Management System (NMS) dan Management Plane dapat

berbeda-beda mengikuti strategi desain dari masing-masing manufaktur atau vendor pembuatnya [2].

Gambar 2.1. Layer PHY dan MAC pada standar 802.16

Physical layer menjalankan fungsi mengalirkan data di level fisik. MAC Layer berfungsi sebagai penterjemah protokol-protokol yang ada di atasnya seperti ATM dan IP. MAC layer dibagi lagi menjadi tiga sub-layer :

Service Specific Convergence Sublayer (SS-CS), MAC Common Part

Sublayer, dan Security Sublayer [2].

2.2.3 PhySLayerS

Pada standar WiMAX, fungsi-fungsi penting yang di atur pada PHY adalah: OFDM, Duplex Sistem, Adaptive Modulation, Variable Error

secara bersama-sama memberikan keunggulan yang cukup berarti dibandingkan dengan BWA yang ada sebelumnya [2].

Dengan teknologi OFDM memungkinkan komunikasi berlangsung dalam kondisi multipath LOS dan NLOS antara Base Station (BS) dan

Subscriber Station (SS). Metode OFDM yang digunakan untuk WiMAX adalah

Fast Fourier Transfer (FFT) 256 . Fitur PHY untuk sistem duplex pada

standar WiMAX bisa diterapkan pada Frequency Division Duplexing (FDD),

Time Division Duplexing (TDD) atau keduanya TDD dan FDD. Fitur ini

memberikan kemudahan pengaturan spektrum frekuensi yang akan digunakan oleh para operator agar didapatkan efisiensi spektrum yang optimal. Hal ini juga sejalan dengan penggunaan kanal (kanalisasi) yang diperbolehkan, yaitu dari 1.7 MHz sampai dengan 20 MHz [2].

Varian PHY yang diadopsi dari standar 802.16 adalah

WirelessMAN-OFDM dan WirelessMAN-WirelessMAN-OFDMA untuk licensed frequency serta Wireless

HUMAN untuk frekuensi Unlicensed National Information Infrastructure (UNII) dan frekuensi unlicensed lainnya [2].

2.2.4 MediumSAccessSLayerSS

Medium Access (MAC) layer didesain untuk aplikasi Point to Multi Point

(PMP). Berbeda dengan WiFi, mekanisme pengalokasian dipersiapkan untuk menangani ratusan terminal per kanal, dan setiap terminal memungkinkan lagi untuk penggunaan secara bersama dengan beberapa pengguna akhir. Pada MAC Layer digunakan dua jalur data berkecepatan data tinggi untuk

(UL) untuk komunikasi menuju ke BS, dan Down Link (DL) untuk komunikasi dari BS . Secara umum DL ditransmisikan secara broadcast dari BS dan semua SS menerima sinyal DL tersebut tanpa koordinasi langsung antar SS yang ada. Pada penggunaan sistem TDD, ditentukan periode transmit untuk DL dan UL. MAC Layer mempunyai karakteristik connection-oriented dan setiap sambungan diidentifikasi oleh 16-bit Connection Identifiers (CID) . CID digunakan untuk mernbedakan kanal UL dan lainnya. Setiap SS memiliki MAC

Address dengan lebar standar 48 bit. Dalam mekanisme sambungan antar SS dan

BS, terdapat tiga jenis koneksi manajemen untuk setiap arah, yang masing-masing memerlukan tingkat penanganan QoS yang berbeda [2]. Ketiga sambungan tersebut adalah:

- BasicS S Connection, menjalankan transfer yang relatif singkat,

melibatkan Radio Link Contol (RLC), dan kritis terhadap waktu

- PrimarySManagementSConnection, menjalankan transfer relatif lama, lebih

toleran terhadap delay, digunakan untuk proses otentikasi dan connection

setup.

- TransportSSConnection, digunakan untuk pengaturan layanan, QoS dan

parameter-parameter trafik.

2.3 QualitySOfSService (Qos)

MAC layer WiMAX merupakan bagian yang mengatur keadaan QoS.

Kemampuan untuk mengontrol QoS agar baik dicapai dengan menggunakan

arsitektur MAC berorientasi koneksi, di mana semua koneksi downlink dan uplink

searah, yang disebut koneksi, antara dua MAC-layer. Setiap koneksi diidentifikasi oleh connection identifier (CID), yang berfungsi sebagai alamat sementara untuk transmisi data melalui link tertentu [3].

WiMAX juga terdapat konsep service flow. Service flow adalah aliran satu

arah dimana paket memiliki susunan parameter QoS tertentu, dan

diidentifikasikan dengan sebuah service flow identifier (SFID). Parameter QoS

dapat terdiri dari prioritas trafik, sustained traffic rate maksimum, burst rate

maksimum, tolerable rate minimum, tipe scheduling, tipe ARQ, delay maksimum,

tolerated jitter, service data unit type dan ukuran, mekanisme permintaan

bandwidth yang digunakan, dan seterusnya. Service flow dapat ditentukan melalui

sistem manajemen jaringan yang dibuat secara dinamis dengan mendefinisikan mekanisme pensinyalan dalam standar. BS bertanggung jawab untuk menerbitkan

SFID dan memetakannya ke CID. Service flow juga dapat dipetakan ke titik kode

Differentiated Services (DiffServ) atau label aliran Multi Protocol Label Swiching

(MPLS) untuk mengizinkan QoS berbasis end-to-end [3].

Untuk mendukung berbagai macam aplikasi, WiMAX mendefinisikan lima

layanan penjadwalan yang harus didukung oleh MAC base station scheduler

untuk transportasi data melalui koneksi [3].

- UnsolicitedSgrantSservices (UGS) : UGS dirancang untuk mendukung paket

data dengan ukuran tetap pada Constant Bit Rate (CBR). Contoh aplikasi

yang dapat menggunakan layanan ini adalah T1 / E1 QoS service flow

parameter yang digunakan pada kelas UGS adalah Maximum Sustained

Policy. Contoh aplikasi yang menggunakan kelas ini adalah Voice Over Internet Protocol (VOIP) tanpa silence suppression..

- Real-timeSpollingSservices (rtPS) : Layanan ini dirancang untuk mendukung

layanan real-time, seperti MPEG video, yang menghasilkan paket data dengan ukuran variabel secara periodik. QoS service flow parameter yang

digunakan pada kelas rtPS adalah Maximum Sustained Traffic Rate,

Maximum latency, Request/Trasmission Policy, dan Minimum Reserved

Traffic Rate. Contoh aplikasi yang menggunakan kelas ini adalah transmisi

video dalam format Moving Pictures Experts Group (MPEG).

- ExtendedS RealS TimeS PacketS ServiceS (ertPS) : Layanan ini dirancang

berdasarkan efisiensi dari kelas UGS dan rtPS. Unicastgrant diberikan oleh

BS tanpa diminta seperti halnya kelas UGS. Besar paket yang dikirim dapat

beragam (tidak fixed size) seperti pada kelas rtPS. QoS service flow

parameter yang digunakan pada kelas ertPS adalah Maximum Sustained

Traffic Rate, Maximum latency, Request/ Trasmission Policy, dan Minimum

Reserved Traffic Rate. Contoh aplikasi yang menggunakan kelas ini adalah

Voice Over IP dengan silence suppression.

- Non-RealS TimeS PacketS Service (nrtPS) : Layanan ini dirancang untuk

melayani non real time data service dan delay tolerant service yang

membutuhkan minimum data rate tertentu. QoS service flow parameter

yang digunakan pada kelas nrtPS adalah Maximum Sustained Traffic Rate,

Request/Trasmission Policy, Minimum Reserved Traffic Rate, dan Traffic

Priority. Contoh aplikasi yang menggunakan kelas ini adalah File Transfer

- BestS EffortS(BE) : Didesain untuk melayani data streaming service yang

tidak memerlukan permintaan minimum data service. QoS service flow

parameter yang digunakan pada kelas BE adalah Maximum Sustained

Traffic Rate, Request/Trasmission Policy, dan Traffic Priority. Contoh

aplikasi yang menggunakan kelas ini adalah telnet dan http transmission.

2.4 NetworkSSimulator 2 (Ns-2)

Network Simulator versi 2 atau yang dikenal sebagai NS-2 merupakan

sebuah program simulasi berbasis kejadian yang banyak digunakan untuk mempelajari sifat dinamis dari jaringan dan protokol komunikasi. NS-2 mampu mensimulasikan jaringan kabel dan jaringan nirkabel serta protokolnya yang meliputi: algoritma routing, protokol komunikasi, penjadwalan, algoritma akses dan lain-lain [4].

Gambar 2.2 menunjukan arsitektur dasar NS-2. NS-2 menggunakan dua jenis bahasa pemrograman, C++ dan TCL. C++ digunakan sebagai core proses simulasi, sementara TCL untuk konfigurasi jaringan.

TclCL dan OTcl adalah komponen TCL yang berfungsi untuk menjembatani konfigurasi dengan proses simulasi. NS-2 dieksekusi melalui perintah eksekusi command line. Hasil simulasi berupa catatan atau trace yang

dapat dipergunakan oleh Network Animator (NAM) (Gambar 2.3) maupun plot

grafik Xgraph [4].

Gambar 2.3. Tampilan NAM (Network AniMator)

Dokumen terkait