• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.7.1 Pengertian Struktur Modal

Menurut Sudana (2015:164) Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori stuktur modal menjelaskan apakah kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal perusahaan dan harga pasar saham perusahaan.

Jika pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor tersebut, bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimumkan nilai perushaan atau meminimumkan biaya modal perusahaan

atau memaksimumkan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, maka harga pasar saham perusahaan tersebut juga naik.

Adapun teori struktur modal menjelaskan tentang bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen, dari hasil penelitian keuangan.

Mulyawan (2015:250-252) Untuk menjelaskan hal ada beberapa teori struktur modal yaitu :

1. Teori Miller dan Modigliani (M&M) Propositions, yaitu teori ini memberikan definisi operasinal dari biaya modal dan dasar investasi yang secara eksplisit mengakui ketidakpastian dan memberikan dukungan sebagai dasar prinsip dan maksimalisasi nilai pasar.

2. Teori Pecking Order Hypothesis, menurut teori ini ada empat asumsi yaitu : a. Kebijakan dividen adalah kaku. Manajer akan berusaha menjaga tingkat

pembayaran dividen yang konstan, dan tidak akan menaikkan atau menurunkan dividen sebagai untuk respons akan fluktuasi laba sekarang yang bersifat sementara.

b. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (laba ditahan da penyusutan) dibandingkan dengan pendanaan eksternal, seperti hutang dan saham.

c. Jika harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih dari pendanaan saham yang paling aman terlebih dahulu.

30

d. Jika harus menggunakan pendanaan eksternal yang lebih banyak, perusahaan akan memilih dengan memakai utang yang aman, kemudian dengan utang yang berisiko dan saham umum.

3. Teori Signaling yaitu merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya dapat mereflesikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan utang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa saham undervalued.

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, saya menggunakan teori pecking order hypothesis, karena dari kriteria yang terdapat di teori tersebut, lebih menjelaskan tentang posisi laporan keuangan tersebut di perusahaan ini.

3.7.2 Jenis-Jenis Struktur Modal

Struktur modal biasa dirumuskan dalam rasio leverage atau rasio solvabilitas tergantung pada jenis perusahaan yang menggunakannya. Menurut Hery (2015:195) berikut beberapa jenis rasio solvabilitas sebagai berikut :

1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dan total aset.

Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang :

Rasio Utang

=

Sumber: Hery (2015:195)

2. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal.

Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Rasio Utang Terhadap Modal

=

3. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal

=

4. Times Interest Earned Ratio adalah rasio antara laba sebelum pajak dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Semakin besar rasio ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar bunga semakin baik dan peluang untuk mendapatkan pinjaman juga semakin tinggi. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Times Interest Earned Ratio

=

Sumber: Hery (2015:195)

Sumber: Hery (2015:195)

32

3.7.3 Tujuan dan Mannfaat Struktur Modal

Menurut Hery (2017:297) berikut adalah tujuan dan manfaat struktur modal secara keseluruhan :

a. Untuk mengetahui posisi total kewajiban perusahaan kepada kreditor.

b. Untuk mengetahui posisi kewajiban jangka panjang perusahaan terhadap jumlah modal yang dimiliki perusahaan.

c. Untuk menilai kemampuan aset perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban, termasuk kewajiban yang bersifat tetap.

d. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.

e. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh modal.

f. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang terhadap pembiayaan aset perusahaan.

g. Untuk menilai seberapa besar pengaruh modal terhadap pembiayaan aset.

h. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang dijadikan sebagai jaminan utang bagi kreditor.

i. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang dijadikan sebagai jaminan modal bagi pemilik atau pemegang saham.

j. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.

k. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.

l. Untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak) dalam membayar bunga pinjaman.

m. Untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba operasional) dalam melunasi seluruh kewajiban.

3.7.4 Faktor-Faktor Struktur Modal

Menurut Mulyawan (2015:244) beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat Bunga, tingkat bunga yang berlaku akan menentukan struktur modal dan mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan untuk memakai saham atau obligasi.

2. Stabilitas Earning, stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan menentukan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak.

3. Susunan Aktiva, banyak industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap.

4. Risiko Aktiva, risiko yang melekat pada setiap aktiva belum tentu sama.

Semakin panjang jangka waktu penggunaannya, semakin besar risikonya.

5. Jumlah Modal yang Dibutuhkan, jumlah modal yang diperlukan atau dibutuhkan akan mempengaruhi struktur modal.

6. Keadaan Pasar Modal, komdisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkaan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, dalam rangka

34

memperoleh dana melalui penjualan sekuritas, perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal.

7. Sifat Manajemen, perusahaan yang optimis terhadap masa depan akan berani menanggung risiko besar sehingga akan lebih menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.

8. Besarnya Perusahaan, perusahaan besar adalah perusahaan yang sahamnnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak memengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Perusahaan besar pada umumnya lebih menyukai penerbitan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Dokumen terkait