• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PT. GLOBAL MEDIACOM, TBK TAHUN OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PT. GLOBAL MEDIACOM, TBK TAHUN OLEH:"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN

PT. GLOBAL MEDIACOM, TBK TAHUN 2017-2019

OLEH:

RANIA 172101033

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

(2)

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terhingga peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkah, rahmat dan karunia-Nya peneliti telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan dengan baik Tugas Akhir ini, yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Global Mediacom, Tbk Pada Tahun 2017-2019”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Fadli SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunnisa Muchtar SP,MBA, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie,M.Si. selaku dosen pembimbing saya yang selalu

memberikan saran dan bimbingan kepada peneliti untuk menyelesaikan tugas

akhir.

(5)

ii

5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, S.E.,M.Si, selaku dosen penguji yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk menguji hasil tugas akhir penulis dan telah memberikan saran-saran kepada peneliti.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

7. Teristimewa kepada orang tua peneliti, yaitu Ibunda saya Jamilah Abdurrahman yang telah memberikan segalanya kepada peneliti, dari kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan serta dorongan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada sahabat teristimewa saya Dina Raudhatul Jannah, Jennifer Carolina, dan Rachmat Haviza yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta kasih sayang dan doanya untuk peneliti.

Akhirnya Peneliti mengharapkan semoga tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala akan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang lebih baik. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti.

Medan, 2020 Peneliti

RANIA

NIM. 172101033

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Jadwal Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan... 6

BAB II PROFIL PT. GLOBAL MEDIACOM, Tbk 2.1 Sejarah PT. Global Mediacom Tbk ... 7

2.2 Visi Misi dan Logo PT. Global Mediacom Tbk ... 8

2.3 Logo PT. Global Mediacom Tbk ... 8

2.4 Struktur Organisasi PT. Global Mediacom Tbk ... 9

2.5 Job Description ... 9

2.6 Jaringan Usaha Kegiatan ... 13

2.7 Kinerja Usaha Terkini ... 14

2.8 Rencana Kegiatan... 16

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan ... 18

3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 19

3.3 Jenis Laporan Keuangan ... 20

3.4 Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan... 21

3.5 Analisis Laporan Keuangan ... 22

3.6 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 23

3.7 Struktur Modal ... 24

3.8 Kebijakan Dividen... 25

3.9 Pengukuran Kebijakan Dividen ... 26

3.10 Pengaruh Struktur Modal dengan Kebijakan Dividen ... 28

3.11 Subjek dan Objek Penelitian ... 31

3.12 Laporan Keuangan PT.Global Mediacom, Tbk ... 32

3.13 Hasil Analisis ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 39

4.2 Saran ... 39

(7)

iii

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Dividen dan Laba Bersih PT Global Mediacom,Tbk ... 3

1.2 Jadwal Penelitian ... 5

3.1 Laporan Posisi Keuangan PT Global Mediacom,Tbk ... 39

3.2 Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 40

3.3 Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 43

3.4 Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 44

3.5 Rasio Kebijakan Divide006E ... 46

3.6 Rasio Utang Terhadap Aset ... 47

3.7 Rasio Utang Terhadap Modal ... 49

3.8 Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal ... 50

3.9 Times Interest Earned Ratio ... 52

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Logo PT. Global Mediacom, Tbk ... 10

2.2 Struktur Organisasi PT. Global Mediacom, Tbk ... 10

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi Indonesia dalam dunia perindustrian bidang jasa periklanan dan media yang begitu cepat dalam masyarakat lebih kritis dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang digunakan adalah infromasi keuangan. Di era globalisasi ini, persaingan bisnis tidak hanya sebatas dalam persaingan sesama perusahaan domestik, melainkan telah menjadi persaingan perusahaan internasional sehingga setiap perusahaan dituntut untuk membuat rencana yang matang pada semua aspek perusahaan, tidak terkecuali yang berkaitan dengan kebijakan dividen, karena kepercayaan investor maupun kreditur terletak pada kemampuan perusahaan untuk menjaga tingkat profitabilitasnya.

Maka penting bagi perusahaan untuk menganalisis sejauh mana struktur modal yang digunakan perusahaan terhadap kebijakan dividen. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan karena secara langsung berakibat pada biaya modal, keputusan tentang capital budgeting, dan harga pasar. Struktur modal adalah proporsi penggunaan antara utang dan ekuitas. Manajemen sebagai pengelola perusahaan tentu harus dapat menyeimbangkan penggunaan utang dan ekuitas untuk mencapai struktur modal yang optimal dan harus secara hati-hati memantau efek dari struktur modal terhadap profit yang diperoleh.

Struktur modal dalam perusahaan haruslah memaksimumkan profit bagi

(11)

2

kepentingan modal sendiri, dan keuntungan yang diperoleh haruslah lebih besar dari pada biaya modal sebagai akibat penggunaan struktur modal tertentu. Dalam mewujudkan struktur modal yang optimal, manajer keuangan harus mempertimbangkan banyak hal yang mempengaruhi struktur modal seperti, profitabilitas, kebijakan dividen, struktur aktiva, risiko bisnis, likuiditas, ukuran perusahaan, stabilitas penjualan, dan sebagainya.

Dalam meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen (dividend yield) adalah tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan. Dividen merupakan distribusi yang berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.

Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang Sartono (2010:41).

Kebijakan dividen dapat dilihat dari perbandingan antara dividen dengan

laba setelah pajak, ini menunjukan semakin banyak laba ditahan berarti semakin

sedikit laba yang dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, tujuan

pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi pemegang

saham. Dalam hal ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membagikan

dividennya peneliti akan menggunakan rasio Dividend Payout Ratio dan melihat

pengaruhnya kepada struktur modal perusahaan. Faktor-faktor dari kebijakan

(12)

dividen yaitu dana yg dibutuhkan perusahaan, kebutuhan untuk pelunasan hutang, likuiditas, inflasi, kemampuan perusahaan untuk meminjam, dan nilai informasi dividen, Sudana (2015:195). Adapun teori struktur modal yaitu apabila pasar tidak sempurna, nilai perusahaan dan biaya modalnya dapat mengalami perubahan karena terjadi perubahan struktur modal. Salah satu ciri pasar tidak sempurna adalah adanya pajak. Pajak dapat dibedakan menjadi pajak atas pendapatan perusahaan dan pajak atas pendapatan pribadi, Sudana (2015:170).

PT. Global Mediacom, Tbk (MNC Media) didirikan 30 juni 1981 dan beroperasi secara komersial mulai tahun 1982. Induk usaha dari MNC Media adalah MNC Corporation yang juga merupakan induk usaha terakhir dalam kelompok usaha MNC Media. Saat ini, MNC Media bergerak dalam bidang investasi dan merupakan induk perusahaan dari beberapa anak usaha yang bergerak dibidang media seperti stasiun televisi FTA, portal berita online, surat kabar, majalah, radio dan layanan internet. Selain itu MNC Media juga memiliki bisnis online media seperti aplikasi sosial media WeChat, portal berita dan hiburan Okezone.com, perusahaan mobile gaming Letang serta layanan Home Shopping 24 jam MNC Shop.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan PT. Global Mediacom, Tbk

(BMTR) ruang lingkup kegiatan BMTR adalah di bidang perindustrian,

pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate, arsitektur,

pembangunan, percetakan, jasa dan perdagangan, media dan investasi. Anak

usaha MNC Media yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia, antara lain Media

Nusantara Tbk (MNCN) dan MNC Sky Vision Tbk (MSKY). Adapun struktur

(13)

4

modal yang diperlukan dalam perusahaan ini seperti jumlah modal yang dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan ini maka di perlukan perhitungan seperti rasio hutang terhadap aset, terhadap modal, rasio utang jangka panjang terhadap modal dan sebagainya agar perusahaan dapat mengatur posisi keuangan dalam perusahaan ini jadi lebih baik.

Tabel dibawah ini akan menunjukkan Dividen dan Laba Bersih dari PT.

Global Mediacom, Tbk selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan laba bersih dari PT. Global Mediacom, Tbk selama periode tahun 2017, 2018 dan 2019 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Dividen dan Laba Bersih

PT. Global Mediacom, Tbk periode 2017-2019

Tahun Laba Bersih Dividen

2017 1.054.125.000.000 69.382.000.000

2018 1.351.480.000.000 69.876.000.000

2019 2.317.437.000.000 69.876.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT.Global Mediacom,Tbk, 2017, 2018, 2019

Berdasarkan Tabel I.1 diatas dapat dilihat bahwa kurun waktu tiga tahun

perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tahun 2017 dengan laba

bersih sebesar 1.054.125.000.000 dan dividen yang dihasilkan sebesar

69.382.000.000, meningkat pada tahun 2018 dengan laba bersih sebesar

1.351.480.000.000 dan dividen yang dihasilkan sebesar 69.876.000.000, dan

meningkat lagi pada tahun 2019 dengan laba bersih sebesar 2.317.437.000.000

dan dividen yang dihasilkan sebesar 69.876.000.000.

(14)

Dengan adanya peningkatan laba bersih dari tahun ke tahun maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor- Faktor Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan PT.

Global Mediacom, Tbk Tahun 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Faktor- Faktor Sruktur Modal terhadap Kebijakan Dividen Pada PT. Global Mediacom, Tbk?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah “Untuk Menganalisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Global Mediacom, Tbk.”

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memperoleh informasi bermanfaat yang akurat dan relevan serta dapat digunakan bagi beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi PT. Global Mediacom, Tbk

Dengan adanya penelitian serta mendapatkan hasil maka dapat

dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk mendukung

kelancaran perusahaan dalam mengambil keputusan bagi pihak

perusahaan terlebih pihak manajemen terutama mengenai kebijakan

dividen perusahaan.

(15)

6

2. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat bertambah menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan tentang peranan struktur modal terhadap kebijakan dividen.

3. Bagi Dunia Akademis

Sebagai bahan refrensi dan studi pustaka bagi pihak-pihak luar yang ingin mengadakan penelitian sehubungan dengan struktur modal dan kebijakan dividen suatu perusahaan.

4. Bagi Pihak Lain

Dengan adanya laporan ini sebagai penambah informasi bagi pembaca dan lebih dapat mengetahui tentang keterkaitan analisis struktur modal dan kebijakan dividen.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT. Global Mediacom, Tbk berdasarkan data sekunder yang ada di www.idx.co.id. Penelitian berlangsung mulai tanggal 17 Juli 2020 sampai 31 Oktober 2020, dapat di lihat dari Tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Jul - 20 Agt – 20 Okt-20

III IV I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2

Pengajuan Dosen Pembimbing dan Dosen

Penguji

3 Pengumpulan Data

4 Penyusunan Tugas Akhir

5 Bimbingan Tugas Akhir

6 Penyelesaian Tugas Akhir

(16)

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan pada penelitian Tugas Akhir ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan

rencana kegiatan pada PT. Global Mediacom, Tbk.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai pengertian pengunaan analisis pengaruh faktor-faktor struktur modal terhadap kebijakan dividen pada PT. Global Mediacom, Tbk.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai analisis

pengaruh faktor-faktor struktur modal terhadap kebijakan dividen

pada PT. Global Mediacom, Tbk.

(17)

8 BAB II

PROFIL PT. GLOBAL MEDIACOM, TBK 2.1 Sejarah PT. Global Mediacom, Tbk

Sebagai grup perusahaan media yang paling terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara, PT. Global Mediacom, Tbk (BMTR atau perseroan) memegang portofolio terbesar. BMTR menggarap bisnis stasiun televisi FTA, TV berlangganan, dan konten multimedia, serta portal online, surat kabar, majalah, radio dan layanan internet broadband. Perseroan juga memiliki usaha lainnya yang masih berhubungan dan mendukung fokus utama perseroan, seperti agensi manajemen artis dan agensi iklan. Mayoritas pendapatan Perseroan dikontibusikan oleh dua lini bisnis utama. Media berbasis konten dan iklan, yang dikelola oleh PT. Media Nusantara Citra, Tbk (MNCN), saat ini menghasilkan pendapatan bagi Perseroan sebesar 63%. Sementara itu, media berbasis langganan Perseroan yaitu PT. Sky Vision Networks, saat ini berhasil memperoleh pendapatan bagi Perseroan sebesar 29%.

MNCN mengelola empat (4) stasiun TV FTA nasional: RCTI, MNCTV, GTV dan iNews. MNCN juga memiliki portofolio saluran-saluran dalam TV berlangganan. Sementara itu, layanan TV Berlangganan MNC Vision, MNC Play, dan MNC Now telah menjadi pemimpin bisnis TV berlangganan di Indonesia. PT.

Infokom Elektrindo (Infokom) mengelola media pendukung dan infrastruktur

bisnis BMTR. BMTR juga terlibat dalam perkembangan bisnis online media. Hal

ini termasuk portal berita online dan hiburan Okezone.com, perusahaan fashion e-

commerce The F Thing, situs video sharing Metube.id, perusahaan travel online

(18)

Mister Aladin, serta layanan Home Shopping 24 jam di MNC Vision dan MNC Now. Bisnis-bisnis Perseroan tersebut saat ini berhasil meraih pendapatan untuk Perseroan sebesar 8%.

Didirikan pada tanggal 30 Juni 1981, Perseroan pada awalnya merupakan konglomerasi yang bergerak dalam sektor perdagangan umum. Setelah melakukan beberapa akuisisi dan divestasi, Perseroan mengubah fokus usahanya ke industri media. Pada tahun 2007, Perseroan menegaskan fokus baru ini dengan melakukan rebranding menjadi PT. Global Mediacom, Tbk.

2.2 Visi dan Misi PT. Global Mediacom, Tbk Visi

Menjadi grup perseroan media terintegrasi yang termuka melalui inovasi- inovasi strategis dengan menyajikan konten berkualitas terbaik dengan menggunakan platform-platform media yang paling tepat.

Misi

1. Menjadi pilihan utama dalam sarana hiburan dan menyediakan berita dan informasi yang komprehensif bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Menciptakan dan memaksimalkan sinergi antar berbagai anak- anak perseroan media.

3. Mencapai integrasi usaha yang menyeluruh terhadap semua platform media.

4. Memberikan kontribusi yang signifikan atas pengembangan komunitas nasional dan budaya.

5. Memaksimalkan nilai perseroan bagi para pemegang saham.

(19)

10

2.3 Logo PT. Global Mediacom, Tbk

Sumber : www.mediacom.co.id, 2020

Gambar 2.1

Logo PT Global Mediacom, Tbk 2.4 Struktur Organisasi PT. Global Mediacom, Tbk

Sumber : www.mediacom.co.id, 2020

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT Global Mediacom, Tbk 2.5 Job Description

Terkait dengan struktur organisasi perusahaan,dapat dijelaskan tugas dari setiap bagian sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut :

(20)

1. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan perseroan baik mengenai perseroan maupun kegiatan usaha.

2. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi sehubungan dengan usaha Perseroan,manajemen risiko, GCG dan masalah-masalah yang dihadapi Perseroan.

2. Komite Nominasi/Remunerasi/EMSOP

Tugas dan tanggung jawab komite nominasi adalah sebagai berikut:

1. Menyetujui rancangan dan rencana EMSOP di lingkungan Perseroan yang diajukan oleh Direksi ternasuk persetujuan terhadap jumlah saham yang akan dialokasikan untuk EMSOP dan harga pelaksanaannya.

2. Melakukan kajian tentang pelaksanaan EMSOP, diantaranya pengalokasian opsi kepemilikan saham Perseroan baik kepada karyawan kunci maupun karyawan di anak perusahaan.

3. Mengawasi pelaksanaan EMSOP.

3. Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab komite audit adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada publik atau pihak otoritas, antara lain laporan keuangan,proyeksi dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.

(21)

12

3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya.

4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada indepensi, ruang lingkup tugas dan imbalan jasa.

5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan Auditor Internal.

6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko, yang dilakukan oleh Direksi, jika Perseroan tidak memiliki fungsi pemantau risiko dibawah Dewan Komisaris.

7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan.

8. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan.

9. Menjaga kerahasian dokumen, data dan informasi Perseroan.

4. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab direktur utama adalah sebagai berikut :

1. Memimpin grup untuk membangun dan mempertahankan kepemimpinan pasar di industri media.

2. Mengembangkan, mengidentifikasi dan memimpin langsung implementasi

strategi bisnis Perseroan.

(22)

3. Menjaga reputasi baik Perseroan mewakili para stakeholders termasuk pemegang saham Perseroan.

4. Mengembangkan rencana strategis untuk mencapai misi dan tujuan Perseroan dan untuk meningkatkan pendapatan,keuntungan dan pertumbuhan.

5. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan seluruh strategi Perseroan untuk menghasilkan sumber daya atau pendapatan.

6. Memperbarui tujuan dan rencana kerja Perseroan sesuai dengan kondisi terkini.

7. Menjalankan tanggung jawab Perseroan sesuai dengan ketentuan hukum dan etika standar yang berlaku.

8. Membangun hubungan yang baik dengan perusahaan finansial guna mencari pendanaan untuk mengembangkan Perseroan.

9. Melakukan pengawasan atas semua aktivitas manajemen keuangan Perseroan dan seluruh unit usaha Perseroan yang meliputi perencanaa,pengawasan dan manajemen keuangan.

5. Audit Internal

Tugas dan tanggung jawab audit internal adalah sebagai berikut:

1. Kepala unit audit internal dalam menjalakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

2. Auditor yang duduk dalama unit audit internal bertanggung jawab secara langsung kepada unit audit internal.

3. Setiap auditor harus bertanggung jawab atas laporan hasil audit sesuai

(23)

14

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta kewenangannya.

6. Hubungan Investor

Tugas dan tanggung jawab hubungan investor adalah sebagai berikut :

1. Mengkoordinasi penyusunan rencana pengembangan bisnis yang komprehensif dan selaras dengan strategi Perseroan.

2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang bisnis yang potensial sesuai dengan kebutuhan bisnis Perseroan.

3. Mengkoordinasi studi kelayakan/rencana usaha unrtuk pengembangan bisnis/produk baru.

4. Melakukan riset dan analisa pasar atas peluang bisnis serta ancaman yang ditimbulkan oleh kompetisi.

5. Mengidentifikasi akuisisi dan peluang merger dan aktivitas implementasi langsung.

6. Mengkoordinasikan program pembinaan hubungan dengan investor yang mencakup tugas identifikasi target interaksi,program pendekatan ke seluruh investor, dan kegiatan lain yang terkait dengan pembinaan intensitas ketertarikan investor.

7. Mengkoordinasikan penyelenggaraan shareholder relation, yang mencakup tugas-tugas merespon permintaan informasi dan sharholder.

7. Sekretaris Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab sekretaris perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Mengelola kegiatan sekretaris perusahaan dan berkoordinasi dengan

investor relations.

(24)

2. Membina hubungan kerja dengan baik antara Perseroan dan pelaku pasar modal, otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia.

3. Melaporkan informasi aksi korporasi kepada OJK dan BEI.

4. Memastikan bahwa informasi kepada semua stakeholder tersedia secara tepat waktu,akurat dan tanggung jawab.

5. Memastikan bahwa Perseroan telah memenuhi dan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan hukum pasar modal.

6. Mengikuti perkembangan di pasar modal serta menyediakan informasi yang relevan dan terbaru bagi Direksi.

8. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab direktur keuangan adalah sebagai berikut :

1. Mengelola dan melakukan pengawasan atas semua aktivitas manajemen keuangan Perseroan dan seluruh unit usaha yang meliputi perencanaan keuangan,pengawasan keuangan, manajemen keuangan dan administrasi keuangan.

2. Melakukan pengawasan terhadap tinjauan usaha serta anggaran Perseroan dan unit usaha untuk memastikan bahwa kinerja telah sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Memastikan bahwa proses pelaporan akuntansi Perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Menetapkan asumsi anggaran Perseroan dan unit-unit usaha serta petunjuk

penyusunan anggaran untuk memastikan bahwa anggaran yang disusun

realistis.

(25)

16

5. Menyelesaikan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku serta kaidah-kaidah Good Corporate Governance.

6. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi teknologi informasi (TI) yang sesuai dengan kebutuhan Perseroan dan unit bisnis.

7. Mengkoordinasi dan melakukan konsolidasi fungsi teknologi informasi di seluruh unit usaha.

8. Memastikan teknologi yang dimiliki oleh Perseroan telah tepat guna, efektif dan efisien untuk mendukung pencapaian sasaran bisnis.

2.6 Jaringan Usaha Kegiatan

PT. Global Mediacom, Tbk Didirikan pada 30 Juni 1981. PT. Global Mediacom, Tbk (BMTR) pada awalnya merupakan konglomerasi yang bergerak dalam sektor perdagangan umum. Melansir laman resmi perusahaan, setelah melakukan beberapa akuisisi dan divestasi, perusahaan yang sahamnya telah terdaftar di BEI dengan kode BMTR tersebut mengubah fokus usahanya ke industri media. Pada 2007, perseroan menegaskan fokus baru ini dengan melakukan rebranding menjadi PT. Global Mediacom, Tbk.

PT. Global Mediacom, Tbk mengklaim memegang portofolio media

terbesar. Global Mediacom merupakan perusahaan induk dari PT Media

Nusantara Citra Tbk, PT. MNC Vision Networks Tbk Pay-TV and Broadband

serta media online (MNC Shop, the F thing, Mister Aladin). BMTR menggarap

bisnis stasiun televisi FTA, TV Berlangganan, dan konten multimedia, serta portal

online, surat kabar, majalah, radio, dan layanan internet broadband.

(26)

Perseroan juga memiliki usaha media lainnya yang masih berhubungan dan mendukung fokus utama perseroan, seperti agensi manajemen artis dan agensi iklan. Mayoritas pendapatan perseroan dikontribusikan oleh dua lini bisnis utama. Adapun anak perusahaan dari PT. Global Mediacom, Tbk sebagai berikut : 1. Global Mediacom International Ltd and subsidiaries.

2. PT. Infokom Elektrindo and subsidiaries.

3. PT. Media Nusantara Citra Tbk and subsidiaries.

4. PT. MNC Digital Indonesia.

5. PT. MNC GS Homeshopping.

6. PT. MNC Studio International.

7. Universal Media Holding Corporation.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Selama masa penelitian hasil dari kinerja pada PT. Global Mediacom, Tbk dalam rapat umum pemegang saham tahunan memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp.69,16 miliar kepada pemegang saham. Jumlah dividen tersebut setara dengan 14 % dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp.494 miliar. Dan tahun 2018 membagikan dividen sebesar Rp.214 miliar atau setara dengan Rp.15 perlembar saham, nilai tersebut merupakan 14 persen dari laba bersih sebesar Rp.1,6 triliun. Adapun mengenai tata cara pembagian dividen tunai tersebut akan diumumkan dalam surat kabar dan atas penerimaan dividen tunai akan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perpajakan.

Perusahaan dibawah naungan MNC Group ini juga menyetujui penggunaan

(27)

18

laba bersih sebesar Rp. 1 miliar yang akan dibukukan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan anggaran dasar perseroan dan undang undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Dalam rapat ini, perseroan juga tidak melakukan perubahan susunan direksi dan komisaris.

2.8 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan dari PT. Global Mediacom, Tbk berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias Private Placement. Melalui rencana tersebut, perusahaan membidik tambahan dana

sebesar Rp. 140 Miliar. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Global Mediacom, rencana Private Placement ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Global Mediacom berencana menerbitkan 700 juta saham baru dengan nominal Rp. 100 per saham dalam aksi korporasi ini.

Harga pelaksanaan untuk Private Placement ini ditetapkan di level Rp. 200 per saham. Berdasarkan data RTI Infokom, total saham Global Mediacom tercatat sebanyak 15,33 miliar unit saham yang mayoritas atau 50,12% dipegang oleh PT.

MNC Investama, Tbk. Sementara sisanya sebanyak 49,88% dipegang oleh masyarakat. Diantara 49,88% kepemilikan saham di masyarakat, sebanyak 0,2%

dimiliki oleh Komisaris Utama Rosan Barack. Jumlah yang sama juga dimiliki oleh Direktur Utama Hary Tanoesoedibjo, sementara Direktur Indra Pudjiastuti memiliki porsi 0,14%.

Berdasarkan prospektus yang telah disampaikan Global Mediacom,

perusahaan yang bergerak di bidang media dan investasi ini bakal menggunakan

(28)

dana hasil Private Placement untuk memperkuat struktur permodalan. Hal ini dengan sejalan dengan rencana perusahaan melakukan pengurangan tingkat utang.

Dana ini juga digunakan untuk modal kerja pembiayaan gaji karyawan, utang usaha, pembiayan kegiatan operasional, pembelian peralatan dan lain-lain.

Manajemen Global Mediacom akan fokus meningkatkan pertumbuhan dan

mempertahankan posisi sebagai perusahaan media papan atas di Indonesia.

(29)

20 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan

Menurut Mulyawan (2015:83) Laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan yang digunakan untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan, dapat diketahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan.

Laporan keuangan juga merupakan summary proses perhitungan setiap tutup pembukuan yang digunakan untuk melihat perkambangan perusahaan. Pada umumnya, laporan keuangan terdiri atas :

1. Neraca dan perhitungan rugi laba.

2. Laporan perubahan modal.

3. Gambaran jumlah aktiva, utang dan modal suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

4. Gambaran hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu.

5. Laporan perubahan modal yang menunjukan sumber dari penggunaan.

6. Alasan terjadinya perubahan modal perusahaan.

7. Gambaran kemajuan perusahaan secara periodik.

8. Data-data hasil kombinasi antara fakta dan kebiasaan dalam akuntansi serta

pendapat pribadi.

(30)

3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2015:65) tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut SAK, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan. Tujuan dari laporan keuangan menjadi dua bagian, yaitu sebagai

berikut :

(31)

22

1. Tujuan umum, yaitu menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

2. Tujuan khusus, yaitu memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.

3.3 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Widyaturi (2017:2) Jenis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca, yaitu yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

2. Laba atau rugi, yaitu yang menggambarkan jumlah hasil, biaya laba atau rugi perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana, disini dimuat sumber dan penggunaan atau pengeluaran perusahaan selama satu periode.

4. Laporan arus kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode.

5. Laporan laba ditahan, yaitu menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.

6. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham

dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan.

(32)

3.4 Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Pihak-pihak yang memerlukan laopran keuangan adalah sebagai berikut menurut Mulyawan (2015:97) :

a. Pemilik Perusahaan

Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui : 1. Prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.

2. Hasil dividen yang akan diterima.

3. Posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.

4. Nilai saham dan laba per lembar saham.

5. Dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan pada masa datang.

6. Dasar untuk mempertimbangkan, menambah, atau mengurangi investasi.

b. Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk : 1. Mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik.

2. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,bagian atau segmen tertentu.

3. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian atau segmen.

4. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.

5. Menjadi bahan pertimbsngsn dan menentukan perlu tidaknya diambil

kebijaksanaan baru.

(33)

24

6. Memenuhi ketentuan dalam UU, Peraturan Adm (anggaran dasar), pasar modal dan lembaga regulator lainnya.

c. Investor

Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk : 1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

2. Menilai kemungkinan menanmkan dana dalam perusahaan.

3. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi dari perusahaan.

4. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan pada masa datang.

d. Kreditur dan banker

Bagi kreditur,banker atau supplier, laporan keuangan digunakan untuk:

1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

2. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.

3. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.

4. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

5. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

e. Pemerintah dan regulator

Bagi pemerintah atau regulator, laporan keuangan bertujuan untuk :

(34)

1. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.

2. Dasar dalam penetapan kebijaksanaan baru.

3. Menilai perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.

4. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.

5. Bahan penyusunan data dan statistik.

f. Analisis,akademis,pusat data statistik

Bagi para analisis, akademis dan lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis, seperti PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standar & Poor, Perfindo, laporan keuangan merupakan sumber informasi primer yang diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, komoditas informasi.

3.5 Analisis Laporan Keuangan

3.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Mulyawan (2015:100) Analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dan lainnya, yaitu antara data kuantitatif dan data non-kuantitatif yang bertujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Mengadakan interprestasi atau analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi pengalisis untuk mengetahui keadaaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Analisis laporan keuangan terdiri atas sebagai berikut.

(35)

26

a. Fokus laporan, yaitu laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya suatu perusahaan.

b. Prediksi, yaitu analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan pada masa yang akan datang.

c. Dasar analisis, yaitu laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat bergantung pada kualitas laporan ini.

Penguasaan pada sifat akuntansi sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonversi data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentah menjadi informasi yang lebih berguna, lebih tajam, dengan menggunakan tekni tertentu.

3.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Mulyawan (2015:103) Analisis laporan keuangan bertujuan menambah informasi dalam suatu laporan keuangan.Kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau berada di balik laporan keuangan (implicit).

c. Mengetahui kesalahan yang terdapat didalam laporan keuangan.

(36)

d. Membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan laporan keuangan, baik dikaitkan dengan komponen internaol laporan keuangan maupun dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang dapat melahirkan model dan teori yang terdapat di lapangan, seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

f. Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

g. Menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

h. Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal dan standar ideal.

i. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.

j. Memprediksi potensi yang dialami perusahaan pada masa yang akan datang.

k. Melihat secara analisis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi dan merger.

l. Meramalkan kondisi keuangan perusahaaan untuk masa yang akan datang.

m. Melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan, maupun masalah lain.

n. Menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.

3.6 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Sudana (2015:23) rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan

hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).

(37)

28

Ada lima jenis rasio keuanngan, yaitu sebagai berikut:

1. Leverage Ratio, yaitu rasio ini mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan.

2. Liquidity Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

3. Activity Ratio, yaitu rasio ini mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan.

4. Profitability Ratio, yaitu merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.

5. Market Value Ratio, yaitu rasio ini terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah di perdagangkan di pasar modal (go public).

3.7 Struktur Modal

3.7.1 Pengertian Struktur Modal

Menurut Sudana (2015:164) Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori stuktur modal menjelaskan apakah kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal perusahaan dan harga pasar saham perusahaan.

Jika pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor tersebut,

bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat

memaksimumkan nilai perushaan atau meminimumkan biaya modal perusahaan

(38)

atau memaksimumkan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, maka harga pasar saham perusahaan tersebut juga naik.

Adapun teori struktur modal menjelaskan tentang bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen, dari hasil penelitian keuangan.

Mulyawan (2015:250-252) Untuk menjelaskan hal ada beberapa teori struktur modal yaitu :

1. Teori Miller dan Modigliani (M&M) Propositions, yaitu teori ini memberikan definisi operasinal dari biaya modal dan dasar investasi yang secara eksplisit mengakui ketidakpastian dan memberikan dukungan sebagai dasar prinsip dan maksimalisasi nilai pasar.

2. Teori Pecking Order Hypothesis, menurut teori ini ada empat asumsi yaitu : a. Kebijakan dividen adalah kaku. Manajer akan berusaha menjaga tingkat

pembayaran dividen yang konstan, dan tidak akan menaikkan atau menurunkan dividen sebagai untuk respons akan fluktuasi laba sekarang yang bersifat sementara.

b. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (laba ditahan da penyusutan) dibandingkan dengan pendanaan eksternal, seperti hutang dan saham.

c. Jika harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih

dari pendanaan saham yang paling aman terlebih dahulu.

(39)

30

d. Jika harus menggunakan pendanaan eksternal yang lebih banyak, perusahaan akan memilih dengan memakai utang yang aman, kemudian dengan utang yang berisiko dan saham umum.

3. Teori Signaling yaitu merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya dapat mereflesikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan utang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa saham undervalued.

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, saya menggunakan teori pecking order hypothesis, karena dari kriteria yang terdapat di teori tersebut, lebih menjelaskan tentang posisi laporan keuangan tersebut di perusahaan ini.

3.7.2 Jenis-Jenis Struktur Modal

Struktur modal biasa dirumuskan dalam rasio leverage atau rasio solvabilitas tergantung pada jenis perusahaan yang menggunakannya. Menurut Hery (2015:195) berikut beberapa jenis rasio solvabilitas sebagai berikut :

1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dan total aset.

Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang :

Rasio Utang =

Sumber: Hery (2015:195)

(40)

2. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal.

Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Rasio Utang Terhadap Modal =

3. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal =

4. Times Interest Earned Ratio adalah rasio antara laba sebelum pajak dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Semakin besar rasio ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar bunga semakin baik dan peluang untuk mendapatkan pinjaman juga semakin tinggi. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Times Interest Earned Ratio =

Sumber: Hery (2015:195)

Sumber: Hery (2015:195)

(41)

32

3.7.3 Tujuan dan Mannfaat Struktur Modal

Menurut Hery (2017:297) berikut adalah tujuan dan manfaat struktur modal secara keseluruhan :

a. Untuk mengetahui posisi total kewajiban perusahaan kepada kreditor.

b. Untuk mengetahui posisi kewajiban jangka panjang perusahaan terhadap jumlah modal yang dimiliki perusahaan.

c. Untuk menilai kemampuan aset perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban, termasuk kewajiban yang bersifat tetap.

d. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.

e. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh modal.

f. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang terhadap pembiayaan aset perusahaan.

g. Untuk menilai seberapa besar pengaruh modal terhadap pembiayaan aset.

h. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang dijadikan sebagai jaminan utang bagi kreditor.

i. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang dijadikan sebagai jaminan modal bagi pemilik atau pemegang saham.

j. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.

k. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan

sebagai jaminan utang jangka panjang.

(42)

l. Untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak) dalam membayar bunga pinjaman.

m. Untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba operasional) dalam melunasi seluruh kewajiban.

3.7.4 Faktor-Faktor Struktur Modal

Menurut Mulyawan (2015:244) beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat Bunga, tingkat bunga yang berlaku akan menentukan struktur modal dan mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan untuk memakai saham atau obligasi.

2. Stabilitas Earning, stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan menentukan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak.

3. Susunan Aktiva, banyak industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap.

4. Risiko Aktiva, risiko yang melekat pada setiap aktiva belum tentu sama.

Semakin panjang jangka waktu penggunaannya, semakin besar risikonya.

5. Jumlah Modal yang Dibutuhkan, jumlah modal yang diperlukan atau dibutuhkan akan mempengaruhi struktur modal.

6. Keadaan Pasar Modal, komdisi pasar modal sering mengalami perubahan

yang disebabkaan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, dalam rangka

(43)

34

memperoleh dana melalui penjualan sekuritas, perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal.

7. Sifat Manajemen, perusahaan yang optimis terhadap masa depan akan berani menanggung risiko besar sehingga akan lebih menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.

8. Besarnya Perusahaan, perusahaan besar adalah perusahaan yang sahamnnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak memengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Perusahaan besar pada umumnya lebih menyukai penerbitan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.

3.8 Kebijakan Dividen

3.8.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Menurut Sartono (2010:281) Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjtnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

Kebijakan Dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan

pembelanjaan atu penentuan struktur modal secara keseluruhan Kebijakan dividen

(44)

berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.

3.8.2 Teori Kebijakan Dividen

Beberapa teori kebijakan dividen adalah sebagai berikut : a. Teori Dividen Tidak Relevan

Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas risiko perusahaan.

Jadi, dividen tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

b. Teori the Bird in the Hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika dividend payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti daripada capital gains yield.

c. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang menyatakan

bahwa adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains

menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains karena dapat

menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu, investor mensyaratkan

tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

(45)

36

dividend yield tinggi,capital gains yield rendah daripada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi.

d. Teori Signaling Hypothesis

Teori ini menyatakan bahwa kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.

e. Teori Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

3.8.3 Bentuk-Bentuk Kebijakan Dividen

Menurut Mulyawan (2015:257) Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, yaitu sebagai berikut :

a. Kebijakan pemberian dividen stabil

(46)

Meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai risiko yang kecil, memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik pada masa yang akan datang, menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.

b. Kebijakan dividen yang meningkat

Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayar dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.

c. Kebijakan dividen dengan rasio yang kostan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya.

d. Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra

Dengan kebijakan ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen perlembar, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen apabila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

3.9 Pengukuran Kinerja Dividen

Menurut Hani (2015:125) rasio ini mengukur berapa besar laba bersih

setelah pajak yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Semakin

besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba yang ditahan untuk

membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan.

(47)

38

Dividen Payout Ratio =

3.10 Pengaruh Struktur Modal dengan Kebijakan Dividen

Menurut Gumanti (2013:83) Hubungan struktur modal dan kebijakan dividen yaitu jika perusahaan memiliki kewajiban (utang) yang besar dan harus segera dibayar, maka sangat mungkin bahwa pemegang saham harus dikorbankan, yaitu menunda atau mengurangi pembayaran dividen. Semakin tinggi beban utang yang harus ditanggung semakin besar pula porsi laba yang harus di alihkan kepada pelunasan utang yang sekaligus berarti mengurangi porsi dividen termasuk juga sisa dana yang masuk kembali ke perusahaan (sisa laba).

Melakukan penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara kepentingan manajer terhadap struktur modal. Hasil pemelitian tersebut adalah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan debet.

3.11 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Global Mediacom, Tbk. Dan objek penelitian yang diteliti yaitu, laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan ekuitas. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yang berasal dari laporan keuangan perusahaan PT. Global Mediacom, Tbk yang menjadi dasar perhitungan analisis laporan keuangan.

3.12 Laporan Keuangan PT. Global Mediacom, Tbk

Berikut ini laporan keuangan dari perusahaan PT. Global Mediacom, Tbk tahun 2017-2019 :

Sumber: Hani (2015:125)

(48)

Tabel 3.1

PT. Global Mediacom, Tbk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

2017 2018 2019

Aset Aset Lancar Kas dan Setara Kas

Pihak berelasi 414.042.000.000 712.824.000.000 566.781.000.000 Pihak ketiga 353.347.000.000 310.207.000.000 258.974.000.000 Aset keuangan

lainnya – Lancar

1.155.944.000.000 863.678.000.000 268.112.000.000

Piutang Usaha

Pihak berelasi 84.609.000.000 45.274.000.000 50.613.000.000 Pihak ketiga 3.165.509.000.000 3.056.291.000.000 3.155.636.000.000

Piutang Lain-lain 131.126.000.000 - -

Pihak berelasi - - 55.364.000.000

Pihak ketiga - 105.995.000.000 108.497.000.000

Persediaan 2.925.139.000.000 3.249.041.000.000 3.212.295.000.000 Uang muka dan

dibayar

984.388.000.000 892.388.000.000 1.002.555.000.000 Pajak bayar dimukaa 171.719.000.000 145.079.000.000 145.079.000.000 Jumlah Aset Lancar 9.385.823.000.000 9.380.777.000.000 8.822.135.000.000 Aset Tidak Lancar

Piutang lain-lain

Pihak berelasi 81.827.000.000 67.063.000.000 Aset pajak tangguhan

– bersih 226.215.000.000 420.164.000.000 535.006.000.000 Uang muka investasi 210.438.000.000 611.242.000.000 535.006.000.000 Investasi pada entitas

asosiasi

70.680.000.000 72.820.000.000 255.695.000.000 Aset keuangan

lainnya – tidak Lancar

1.857.765.000.000 1.256.441.000.000 1.537.031.000.000

Properti investasi 15.017.000.000 11.203.000.000 10.488.000.000 Aset tetap 11.386.096.000.00

0

12.733.856.000.000 13.556.208.000.000 Goodwill 3.465.467.000.000 3.470.423.000.000 3.795.284.000.000 Aset tidak berwujud –

bersih

788.187.000.000 701.477.000.000 600.987.000.000 Aset lain-lain 207.219.000.000 242.696.000.000 329.824.000.000 Jumlah Aset Tidak

Lancar

18.308.911.000.000 19.587.385.000.000 21.332.658.000.000 Total Aset 27.694.734.000.000 28.968.162.000.000 30.154.793.000.000 Sumber : Laporan Keuangan PT. Global Mediacom,Tbk 2017-2019

Berdasarkan tabel 3.1 Laporan Posisi Keuangan Konsilidasian PT. Global

Mediacom, Tbk dapat dilihat pada tahun 2017 total aset sebesar

(49)

40

27.694.734.000.000 sedangkan pada tahun 2018 total aset sebesar 28.968.162.000.000 dan pada tahun 2019 total aset sebesar 30.154.793.000.000.

Tabel 3.2

PT. Global Mediacom, Tbk

Laporan Posisi Keuangan Konsilidasian Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019

2017 2018 2019

Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek

Pinjaman jangka pendek

1.001.334.000.000 - -

Utang bank - 1.144.373.000.000 1.373.947.000.000

Medium tern note - 450.000.000 -

Utang Usaha

Pihak berelasi 43.044.000.000 75.511.000.000 73.919.000.000 Pihak ketiga 1.247.057.000.000 988.235.000.000 1.148.043.000.000 Utang lain-lain

Pihak berelasi 67.037.000.000 94.742.000.000 24.980.000.000 Pihak ketiga 529.802.000.000 527.397.000.000 504.025.000.000 Pendapatan diterima

dimuka

54.745.000.000 33.930.000.000 34.090.000.000 Utang pajak 167.470.000.000 181.243.000.000 168.759.000.000 Biaya masih harus

dibayar

369.100.000.000 340.385.000.000 325.035.000.000 Uang muka pelanggan 42.591.000.000 37.286.000.000 14.892.000.000 Liabilitas jangka

panjang

jatuh tempo dlm satu thn

Pinjaman jangka panjang

746.025.000.000 3.008.810.000.000 1.784.419.000.000 Liabilitas sewa

pembiayaan

25.986.000.000 73.658.000.000 59.964.000.000

Utang obligasi - - 774.435.000.000

Utang suku ijarah - - 149.687.000.000

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

4.294.191.000.000 6.955.570.000.000 6.436.195.000.000 Liabilitas Jangka

Panjang Liabilitas pajak tangguhan – Bersih

27.871.000.000 57.632.000.000 101.324.000.000

Utang Lain-lain

Pihak berelasi 292.000.000 1.067.000.000 -

Pihak Ketiga 1.863.000.000 - -

Liabilitas jangka panjang

Pinjaman jangka 7.257.141.000.000 5.163.429.000.000 4.754.180.000.000

(50)

panjang Liabilitas sewa pembiayaan

143.897.000.000 98.742.000.000 25.937.000.000 Utang obligasi 1.084.037.000.000 1.636.264.000.000 845.514.000.000 Utang sukuk ijarah 397.264.000.000 397.852.000.000 248.900.000.000 Liabilitas imbalan kerja 360.377.000.000 353.712.000.000 371.337.000.000 Liabilitas jangka

panjang Lainnya

1.442.000.000 1.432.000.000 -

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

9.274.184.000.000 7.710.130.000.000 6.347.192.000.000 Total Liabilitas 13.568.375.000.000 14.665.700.000.000 12.783.387.000.000 Ekuitas

Modal saham 1.419.862.000.000 1.419.862.000.000 1.533.451.000.000 Tambahan modal

disetor

1.331.507.000.000 1.331.507.000.000 1.533.451.000.000

Modal sumbangan 410.000.000 410.000.000 410.000.000

Modal lainlain – Opsi saham

8.389.000.000 8.389.000.000 8.389.000.000 Selisih transaksi

perubahan Ekuitas

1.278.871.000.000 1.249.445.000.000 1.620.157.000.000

Selisih transaksi ekuitas non – pengendali

(788.492.000.000) (1.270.306.000.000) (1.896.541.000.000)

Penghasilan komprehensif Lain

(107.749.000.000) (111.797.000.000) (100.215.000.000)

Saldo laba Ditentukan

penggunaannya

9.000.000.000 10.000.000.000 11.000.000.000 Tidak ditentukan

penggunaannya

6.579.210.000.000 7.345.631.000.000 8.745.473.000.000 Jumlah 9.731.008.000.000 9.983.141.000.000 11.553.507.000.000 Dikurangi harga

perolehan Saham

(484.749.000.000) (485.356.000.000) (485.356.000.000)

Jumlah ekuitas yg diatribusikan entitas induk

9.246.259.000.000 9.497.785.000.000 11.068.151.000.000

Kepentingan non- pengendali 4.880.100.000.000 4.804.677.000.000 6.303.255.000.000 Total Ekuitas 14.126.359.000.000 14.302.462.000.000 17.371.406.000.000 Total Liabilitas &

Ekuitas

27.694.734.000.000 28.968.162.000.000 30.154.793.000.000 Sumber : Laporan Keuangan PT. Global Mediacom,Tbk 2017-2019

Berdasarkan tabel 3.2 Laporan Posisi Keuangan Konsilidasian PT. Global

Mediacom, Tbk pada tahun 2017 total liabilitas sebesar 13.568.375.000.000

sedangkan total ekuitas sebesar 14.126.359.000.000, pada tahun 2018 total

liabilitas sebesar 14.665.700.000.000 sedangkan total ekuitas sebesar

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktualisasi dirir emaja di Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dan mengetahui seberapa tinggi peningkatan skor aktualisasi

The population is the TOP Coffee Inspirasi Featuring Iwan Fals commercial while the sample is the selected scenes of the commercial that contains

Menganalisis semua faktor dari point a sampai point g sehingga didapatkan nilai center dan bobot RBFNN optimal yang akan digunakan dalam memprediksi harga

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas buah jeruk dengan beberapa sifat kimia tanah di lahan rawa lebak.... BAHAN DAN

Dari data pelanggan yang didapat dari PDAM Tirta Musi palembang, pada tahun 2017 (existing) jumlah pelanggan di wilayah pengaliran DMA Penyaringan sebanyak 1.489

Pada bab sebelumnya, terdapat empat bagian inspirasi yang telah dijadikan kategori oleh peneliti untuk menentukan kata atau kalimat, padanan kata dalam berita

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa agroindustri (pengolahan ubi kayu menjadi produk olahan bernilai ekonomi tinggi) di daerah pedesaan sentra usahatani ubi

Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di dalam Laporan Pengembangan Usaha ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapat/ pemikiran orang lain yang saya ambil