• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Non Foliasi

Dalam dokumen Laporan Resmi Petrografi Pakwo (Halaman 76-87)

BAB V Petrografi Batuan Metamorf

V.2 Metamorfisme

V.4.2 Struktur Non Foliasi

a. Struktur  Hornfelsik : struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.

 b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap  batuan asal.

c. Struktur  Milonitik : struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.

d. Struktur  Pilonitik : struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang  berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah

mendekati tipe struktur filit.

e. Struktur  Flaser : sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.

f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.

g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran  beragam.

h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau  fibrous.

Gambar : Sayatan Tipis batuan metamorf yang memperlihatkan non foliasi pada Gneiss.

V.5 Klasifikasi

Jenis batuan metamorf penamaannya hanya berdasarkan pada komposisi mineral, seperti: Marmer  disusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit; secara tipikal bertekstur

 Amphibolit : Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah ampibol (biasanya hornblende) dan plagioklas.

 Eclogit : Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya  pyrop. Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase

yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.

Granulit : Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar, sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan struktur gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa dan/atau felspar.

 Hornfels: Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebut granofels.

 Milonit : Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit, milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa. Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera, rekristralisasi mika, batuannya disebut philonit .

Serpentinit : Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit  dihasilkan dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.

Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan komposisi batuan penutup (country rock ) pada kontak batuan beku.

V.6 Petrogenesa

 Metamorfisme terbentuk pada temperature dan tekanan minimal lebih dari 2000 C dan lebih dari 300 Mpa.Metamorfisme adalah proses perubahan struktur dan mineralogy batuan yang berlangsung pada fase padatan, sebagai tanggapan atas kondisi kimia dan fisika yang  berbeda dari kondisi batuan tesebut sebelumnya. Metamorfosa tidak temasuk pada proses  pelapukan dan diagenesa. Wilayah proses berada antara suasana akhir proses diagenesa dan  permulaan proses peleburan batuan menjadi tubuh magma.

Berdasarkan penyebabnya batuan metamorf dibagi menjadi empat yaitu (1) Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan

(2) Metamorfisme dinamo/ kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan (3) Metamorfisme regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas.

(4) Metamorfisme Regional Beban

Gambar Klasifikasi Batuan Metamorf berdasarkan tekanan dan suhu (O’Dunn dan Sill, 1986).

LAMPIRAN

ACARA PENGENALAN

PETROGRAFI

KESIMPULAN

KESIMPULAN

KESIMPULAN KESIMPULAN

Dari hasil analisa optic pada saat praktikum petrografi, kita dapat mengklasifikasikan, Dari hasil analisa optic pada saat praktikum petrografi, kita dapat mengklasifikasikan, memerikan dan mengelompokan batuan serta mineral-mineralnya.

memerikan dan mengelompokan batuan serta mineral-mineralnya. Batuan Beku memiliki beberapa jenis yaitu :

Batuan Beku memiliki beberapa jenis yaitu : 1.

1. Batuan Beku AsamBatuan Beku Asam 2.

2. Batuan Beku IntermedietBatuan Beku Intermediet 3.

3. Batuan Beku BasaBatuan Beku Basa 4.

4. Batuan Beku UltrabasaBatuan Beku Ultrabasa

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sesuai dengan pemadatan dari bahan Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sesuai dengan pemadatan dari bahan endapan lepas atau penguapan kimia dari suatu larutan pada atau dekat permukaan bumi, endapan lepas atau penguapan kimia dari suatu larutan pada atau dekat permukaan bumi, suatu batuan aorganik yang terdiri dari sisa

suatu batuan aorganik yang terdiri dari sisa  –  –  sisa tetumbuhan dan hewan yang sudah mati. sisa tetumbuhan dan hewan yang sudah mati. Material pembentukan batuan sedimen terjadi karena ketidakstabilan secara kimia maupun Material pembentukan batuan sedimen terjadi karena ketidakstabilan secara kimia maupun secara fisika dari pembentukan batuan beku maupun batuan metamorf terhadap kondisi secara fisika dari pembentukan batuan beku maupun batuan metamorf terhadap kondisi atmosfer. Keseimbangan yang baru ini akan membentuk material baru ataupun material atmosfer. Keseimbangan yang baru ini akan membentuk material baru ataupun material rombakan sebagai material pembentuk batuan sedimen.

rombakan sebagai material pembentuk batuan sedimen.

Di dalam proses sedimentasi berlangsung proses erosi, transportasi, sedimentasi dan Di dalam proses sedimentasi berlangsung proses erosi, transportasi, sedimentasi dan litifikasi. Batuan vulkanik tidak termasuk di dalam kelompok batuan sedimen, karena litifikasi. Batuan vulkanik tidak termasuk di dalam kelompok batuan sedimen, karena dihasilkan langsung dari aktivitas gunungapi, tidak ada proses erosi. Terdiri dari:

dihasilkan langsung dari aktivitas gunungapi, tidak ada proses erosi. Terdiri dari:

Batuan sedimen klastik; didiskripsi berdasarkan komposisi dan fraksi butirannyaBatuan sedimen klastik; didiskripsi berdasarkan komposisi dan fraksi butirannya

merupakan proses isokimia (tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan), yang merupakan proses isokimia (tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan), yang disebabkan oleh perubahan suhu, tekanan danfluida, atau variasi dari ketiga faktor disebabkan oleh perubahan suhu, tekanan danfluida, atau variasi dari ketiga faktor tersebut.Secara umum terdapat tiga macamtipe metamorfosa yaitu :

tersebut.Secara umum terdapat tiga macamtipe metamorfosa yaitu :

1.Metamorfosa termal, yang disebabkan oleh adanya kenaikan suhu akibat terobosan magma 1.Metamorfosa termal, yang disebabkan oleh adanya kenaikan suhu akibat terobosan magma atau lava. Proses yang terjadi adalah rekristalisasidan reaksi antara mineral dan larutan atau lava. Proses yang terjadi adalah rekristalisasidan reaksi antara mineral dan larutan magmatik serta penggantian dan penambahan mineral.

magmatik serta penggantian dan penambahan mineral.

2.Metamorfosa regional, terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan 2.Metamorfosa regional, terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan  pegunungan.Perubah

 pegunungan.Perubahan terutama disebabkan dominan oleh tekanan.an terutama disebabkan dominan oleh tekanan.

3.Metamorfosa dinamik, yang terjadi pada daerah yang mengalami dislokasiatau deformasi 3.Metamorfosa dinamik, yang terjadi pada daerah yang mengalami dislokasiatau deformasi intensif akibat patahan. Proses yang terjadi adalahperubahan mekanis pada batuan, tidak terjadi intensif akibat patahan. Proses yang terjadi adalahperubahan mekanis pada batuan, tidak terjadi rekristalisasi kecuali padatingkat lonitik

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Gendoet Hartono,2010Gendoet Hartono,2010  Buku  Buku Panduan Panduan Praktikum Praktikum Petrografi Petrografi 20102010.Program studi.Program studi Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,Yogyakarta 2010. Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,Yogyakarta 2010.

Gendoet Hartono,2008Gendoet Hartono,2008  Buku  Buku Panduan Panduan Praktikum Praktikum Petrologi Petrologi 20082008.Program studi.Program studi Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,Yogyakarta 2010. Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,Yogyakarta 2010.

Gendoet Hartono,2009Gendoet Hartono,2009  Buku  Buku Panduan Praktikum Panduan Praktikum Mineral Mineral Optik Optik 20082008.Program studi.Program studi Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,Yogyakarta 2010.Yogyakarta,Yogyakarta 2010.

Williams H., Turner F.J. and Gilbert C.M., 1954, “Petroraphy, An Introduction toWilliams H., Turner F.J. and Gilbert C.M., 1954, “Petroraphy, An Introduction to Study of Rocks in Thin Section”, University of California, Barkeley, W.H. Freeman Study of Rocks in Thin Section”, University of California, Barkeley, W.H. Freeman and Company, San Fransisco, 406 pp.

and Company, San Fransisco, 406 pp.

PettijohnPettijohn F.J., 1957, “Sedimentary Rocks”, Indian edition, Harper & Row Publishers,F.J., 1957, “Sedimentary Rocks”, Indian edition, Harper & Row Publishers, Inc., New York, reprinted by Mohan Primlani, oxford & IBH publishing Co. New Inc., New York, reprinted by Mohan Primlani, oxford & IBH publishing Co. New Delhi, 718 pp.

Delhi, 718 pp.

Maron R., 1978, “ Petrology of The Metamorphic Rocks”, George Allen & UnwinMaron R., 1978, “ Petrology of The Metamorphic Rocks”, George Allen & Unwin Ltd., London, 254 pp..

Ltd., London, 254 pp..

Anonimus. 2008. Modul Praktikum Petrologi. Laboratorium Petrologi dan EndapanAnonimus. 2008. Modul Praktikum Petrologi. Laboratorium Petrologi dan Endapan Mineral. Bandung: Departemen Teknik Geologi ITB.

Mineral. Bandung: Departemen Teknik Geologi ITB.

Tucker, M. E., 2003, Sedimentary rock in the Tucker, M. E., 2003, Sedimentary rock in the field, John Wiley & Sons, field, John Wiley & Sons, EnglandEngland

Boggs, S. Jr. 1987. Principles of Sedimentary and Stratigraphy. Merril PublishingBoggs, S. Jr. 1987. Principles of Sedimentary and Stratigraphy. Merril Publishing Company, Columbus.

Company, Columbus.

Koesoemadinata,R.P.. 1981. Prinsip-prinsip Sedimentasi, ITB. Bandung.Koesoemadinata,R.P.. 1981. Prinsip-prinsip Sedimentasi, ITB. Bandung.

Ehler E.G., Blatt H., 1982, “Petrology . Igneous, Sedimentary and Methamorphic”,Ehler E.G., Blatt H., 1982, “Petrology . Igneous, Sedimentary and Methamorphic”, W.H Freeman and Company, San Fransisco, pp

W.H Freeman and Company, San Fransisco, pp 110.110.

Mac Kenzie W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous RocksMac Kenzie W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous Rocks and Their Textures”, Longman graoup Ltd.,USA, 147 pp.

Wilson M., 1989. “Igneous Petrogenesis”, First edition, Unwin Hynman Ltd.,Wilson M., 1989. “Igneous Petrogenesis”, First edition, Unwin Hynman Ltd., London, 165 pp

London, 165 pp

Alan Spry, 1969, “Metamorphic Textures”, Pergamon Press LtAlan Spry, 1969, “Metamorphic Textures”, Pergamon Press Lt d, Great Britain, 350d, Great Britain, 350  pp.

 pp.

Winkler H.G.F., 1967, “Petrogenesis of Metamorphic Rocks”, second edition,Winkler H.G.F., 1967, “Petrogenesis of Metamorphic Rocks”, second edition, Springer-Verlag, New York Inc., New York, 237 pp.

Springer-Verlag, New York Inc., New York, 237 pp.

Yardley B.W.D., 1989, “An Introduction to Metamorphic Petrology”, first edition,Yardley B.W.D., 1989, “An Introduction to Metamorphic Petrology”, first edition, John Wiley and Sons Inc., 248 pp

John Wiley and Sons Inc., 248 pp

http://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/index.htmlhttp://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/index.html http://www.nps.gov/.http://www.nps.gov/. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/ http://www.tulane.edu/http://www.tulane.edu/

Muhammad Febryan Nugroho blogMuhammad Febryan Nugroho blog

Putra Pamungkas blogPutra Pamungkas blog

BloggerNationalinks.comBloggerNationalinks.com

DESA KERTAHAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed DESA KERTAHAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Bloggerby Bie Blogger Template

Template

Blog terlantar,October 4, 2006Blog terlantar,October 4, 2006 file:

file:

20SEDIMEN/PETR

20SEDIMEN/PETROGRAFI/TINJAUAN%20UMUM%20OGRAFI/TINJAUAN%20UMUM%20BATUAN%20KARBBATUAN%20KARBONON

AT%20«%20Blog%20terlantar.htm

AT%20«%20Blog%20terlantar.htm

Fauzan BlogFauzan Blog

Geology%20«%20JURUSAN%20TAMBANG%20UNDANA.htmGeology%20«%20JURUSAN%20TAMBANG%20UNDANA.htm

Blog WordPress.com.Blog WordPress.com.

www.senyawa. /batuan-beku-plutonik.htmlwww.senyawa. /batuan-beku-plutonik.html

- http: G:/Balai Informasi dan Konservasi Kebumian- http: G:/Balai Informasi dan Konservasi Kebumian –  –  LIPI » Batuan Beku.htm LIPI » Batuan Beku.htm

-- www.google.co.idwww.google.co.id - www.wikipedia.com- www.wikipedia.com -- www.tripod.com/batuanwww.tripod.com/batuan www.wordpress/file:///G:/Kuliah%20%C2%AB%20JURUSAN%20TAMBANG%20www.wordpress/file:///G:/Kuliah%20%C2%AB%20JURUSAN%20TAMBANG%20 UNDANA.html UNDANA.html www.wordpress/file:///G:/Piroksenit%20%C2%AB%20Kepulauan%20Indonesia.htmlwww.wordpress/file:///G:/Piroksenit%20%C2%AB%20Kepulauan%20Indonesia.html

- www.senyawa/file:///G:/ganesa-batuan-beku-asam-plutonik.html

- Nana site file:///G:/tekstur%20bat%20beku.htm

GAMBAR : www.google.co.id/gambar  - www.wikipedia.com - www.tripod.com/batuan www.wordpress/file:///G:/Kuliah%20%C2%AB%20JURUSAN%20TAMBANG%20 UNDANA.html www.wordpress/file:///G:/Piroksenit%20%C2%AB%20Kepulauan%20Indonesia.html - www.senyawa/file:///G:/ganesa-batuan-beku-asam-plutonik.html

Dalam dokumen Laporan Resmi Petrografi Pakwo (Halaman 76-87)

Dokumen terkait