• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

E. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan

Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Direktur Sumber Daya dan Keuangan

1. Peran Direktur SDK :

a. Peran Strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi, melalui penyajian Laporan Keuangan secara cepat dan akurat, sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Pasal 45 (PSAK45).

b. Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui pembuatan sistem dan prosedur keuangan yang cocok dengan karakteristik organisasi perguruan tinggi muhammadiyah.

c. Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota organisasi lainnya melalui pendistribusian informasi keuangan

b. Tugas Pokok Direktorat Sumber Daya dan Keuangan:

a. Bersama-sama dengan unit kerja membuat rencana anggaran untuk kegiatan rutin dan rutin Unismuh makassar..

b. Melayani kebutuhan keuangan untuk kegiatan operasional rutin dan non rutin Unismuh Makassar.

c. Membuat laporan keuangan Unismuh Makassar, baik laporan keuangan Unit Kerja maupun laporan keuangan kelembagaan Unismuh Makassar.

d. Mengkoordinir pekerjaan bagian Sumber Daya dan Keuangan.

e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor II.

c.Uraian Tugas Subdit Keuangan (Anggaran) dan Akuntansi:

a. Menyusun SOP Anggaran dan Akuntansi.

b. Mendesain formulir-formulir keuangan antara lain: formulir bukti kas, formulir bukti bank, formulir permohonan dan pertanggungjawaban, formulir perjalanan dinas, formulir pembayaran gaji, dan formulir keuangan lainnya.

c. Menjelaskan fungsi dan tata-cara penggunaan formulir tersebut kepada staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan.

d. Memfinalkan Anggaran Tahunan dan Anggaran perubahan Proposal bersama Direktur SDK, Wakil Rektor, Rektor.

e. Mensupervisi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Staf Staff Keuangan.

f. Melakukan verifikasi atas pengeluaran Kas dan Bank.

g. Membukukan seluruh pengeluaran baik rutin maupun rutin.

h. Memeriksa SPJ yang masuk

i. Membuat Penggajian untuk Karyawan dan Dosen Unismuh Makassar.

j. Menyusun Laporan Keuangan Unismuh Makassar dari:

- Laporan Posisi Keuangan/Neraca.

- Laporan Aktivitas/ Laba Rugi - Laporan Arus Kas.

k. Menyusun Laporan Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan.

l. Memberikan informasi dan laporan tertulis kepada pihak yang membutuhkan.

m. Memberikan pelatihan mengenai pembukuan dan keuangan organisasi nirlaba kepada unit-unit kerja jika diminta.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan Unismuh Makassar

SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan adalah suatu pedoman tertulis yang berisi tata cara atau tahapan yang harus dilalui dan dipenuhi dalam suatu proses kerja di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya pada unit kerja Sumber Daya dan Keuangan. SOP Keuangan ini dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik Universitas Muhammadiya Makassar sebagai lembaga Pendidikan yang mendorong praktik akuntabilitas keungan dilingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

SOP ini berisikan beberapa prosedur standar untuk kegiatan operasional rutin di Unit Kerja SDK, yang dibuat dalam bentuk narasi prosedur kegiatan operasional, yang menggambarkan tahapan kegiatan dari awal transaksi sampai selesai sebagai contoh pedoman atau panduan akuntansi berisikan proses akuntansi, kebijakan akuntansi, sistematika nomor kode akun, jurnal standar dan format laporan keuangan periodik agar dapat digunakan pimpinan dalam pengambilan keputusan keuangan dan membantu mereka di dalam mengalokasikan sumber daya organisasi secara tepat, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

SOP SDK ini akan berjalan dengan baik, jika pihak-pihak yang terlibat di dalam seluruh sistem ini akan mendukung serta melaksanakan prosedur yang telah disepakati bersama. Tanpa dukungan semua pihak, maka sistem ini tidak akan berfungsi maksimal di dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan Unismuh - Makassar.

Tujuan SOP Keuangan Unismuh Makassar:

1. Terdapat suatu referensi baku yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kerja para staf di bagian keuangan dan pembukuan, sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara konsisten untuk menghasilkan output yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Terdapat tolok ukur yang jelas untuk menilai kinerja para staf yang ditugaskan pada bagian keuangan dan pembukuan.

3. Mengurangi waktu orientasi bagi para staf keuangan dan pembukuan yang baru karena mereka dapat belajar sendiri dari buku pedoman ini.

4. Memudahkan untuk melakukan perubahan atau penyesuaian apabila terjadi perubahan kebijakan atau orientasi dari lembaga perguruan tinggi muhammadiyah dimasa yang akan datang.

Secara garis besar, sistem keuangan dan akuntansi mencakup (lima) bagian yaitu sistem perencanaan, penganggaran, tahap penerimaan, tahap pengeluaran dan tahap pelaporan.

B. Perolehan Aktiva Tetap Unismuh Makassar

Aktiva tetap dalam unismuh diperoleh dengan berbagai cara sehingga kepemilikannya diakui secara sah. Pada Unismuh Makassar, aktiva tetap diperoleh dengan cara:

1. Pembelian

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli, baik secara tunai maupun secara kredit. Namun, pada umumnya pembelian dilakukan secara tunai. Biasanya aktiva tetap yang dibeli secara tunai adalah jenis aktiva tetap yang nilainya tidak terlalu signifikan sehingga perusahaan atau divisi masih mampu membayarnya secara tunai.

2. Pembangunan swakelola

Aktiva tetap dimiliki dengan cara dibangun sendiri dan biasanya dibiayai dari dana pinjaman sehingga pinjaman tersebut merupakan komponen biaya aktiva tetap.

3. Sewa Guna Usaha

Aktiva tetap diperoleh dengan cara leasing, baik finance lease maupun operating lease. Dengan cara leasing ini, unismuh dapat memiliki maupun hanya sekedar menggunakan dan mengambil manfaatnya dari aktiva tetap. Kepemilikan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha ini hanya terjadi pada bagian Korporasi.

4. Sumbangan atau hibah

Aktiva tetap diperoleh dan dimiliki unismuh atas sumbangan atau hibah dari pihak lain. Aktiva ini diakui dan dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang berlaku pada saat terjadinya pemindahan hak dan kepemilikan dengan menambahkan semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai.

Aktiva tetap di nilai berdasarkan harga perolehan. Aktiva tetap tanah dan bangunan yang perolehannya sampai dengan 2012 di catat menggunakan harga taksiran.

Penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan taksiran masa manfaat sebagai berikut:

Tabel 5.1

Taksiran Masa Manfaat Aktiva Tetap

No. Jenis Aktiva Tetap Taksiran Masa Manfaat

1. Bangunan 20 Tahun

2. Kendaraan 8 Tahun

3. Perpustakaan 8 Tahun

4. Peralatan dan Perabot 4 Tahun

Sumber: Unismuh Makassar

Selama masa pemakaian dan pemanfaatan aktiva tetap, unismuh mengeluarkan pengeluaran sebagai biaya pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva tetap yang diakui dan dicatat sebagai beban saat terjadinya. Pengeluaran yang dapat memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas produksi dikapitalisasi dan disusutkan kesesuai dengan tarif penyusutan jenis aktivanya.

C. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca

Penyajian aktiva tetap di Neraca yang disajikan oleh unit kerja Sumber Daya dan Keuangan (SDK) sudah sesuai dengan standar dan aturan yang terdapat dalam PSAK yaitu aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai bukunya yaitu nilai perolehan aktiva tetap tersebut setelah dikurangi dengan penyusutan. Adapun contoh penyajiannya dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut :

Tabel 5.2

Penyajian Aktiva tetap pada neraca

Aktiva tetap Nilai Buku

2012 2011

Aset tetap ( setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 31.746.304.904,- pada tahun 2012 dan Rp27.232.160.539,- pada tahun 2011)

100.326.610.050 101.160.318.140

D. Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap

Dalam melakukan audit, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran sesuai yang diharapkan maka diperlukan suatu prosedur untuk memperjelas dan mempertegas pelaksanaan audit. Prosedur audit operasional aktiva tetap secara khusus dan tertulis belum ada karena Bagian Internal Auditor menganggap bahwa proses perencanaan audit operasional sejalan dengan proses audit keuangan. Hal yang membedakan antara keduanya yaitu audit operasional berujung pada pemberian saran dan rekomendasi sedangkan audit keuangan hanya sampai pelaporan. Adapun prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara umum memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Aktiva tetap merupakan semua aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan atau sedang dalam pembangunan, dan telah dicatat dengan wajar sesuai dengan harga perolehan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.

2) Penambahan aktiva tetap selama periode audit sudah dicatat dengan wajar.

3) Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya, tidak dipakai lagi dan sudah dikeluarkan dari aktiva tetap.

4) Pencatatan akumulasi penyusutan sudah wajar, dengan mempertimbangkan umur ekonomis dan nilai sisa yang diharapkan.

5) Nilai tercatat investasi bersih atas aktiva tetap dapat secara wajar diharapkan untuk direalisasi.

6) Aktiva tetap dan akumulasi penyusutannya sudah dinyatakan dan diungkapkan secara wajar dan pengungkapan yang cukup telah dilakukan.

Berdasarkan rangkaian prosedur audit tersebut dan tujuan yang jelas, maka akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap perusahaan telah dicatat, diklasifikasikan dan diungkapkan dengan wajar.

E. Program Kerja Audit Operasional Aktiva Tetap

Program kerja audit merupakan acuan bagi auditor untuk melaksankan audit sehingga audit yang dilakukan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Program kerja audit operasional berisi prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit opersional.

Dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap aktiva tetap, diperlukan suatu prosedur yang jelas dan tertulis sehingga semua yang berkepentingan dapat

memahami sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta mengetahui langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.

Selama penelitian mengenai pelaksanaan audit opersional pengelolaan aktiva tetap, peneliti tidak memperoleh gambaran khusus prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis. Seperti yang sudah dikemukaan sebelumnya bahwa di Divisi Internal Audit hanya terdapat prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara umum dan prosedur audit substantif aktiva tetap. Namun, dilihat dari tahapan pelaksanaanya diperoleh gambaran prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap serta langkah-langkah kerja audit sebagai berikut:

a) Melakukan evalusai terhadap realisasi aktiva tetap dan membandingkan dengan target pencapaian output dari aktiva tetap tersebut.

b) Mencari faktor penyebab dari ketidakwajaran dalam realisasi aktiva tetap yang tidak sesuai dengan rencana atau tidak memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.

c) Membuat suatu kesimpulan mengenai hubungan sebab akibat dari masalah yang ditemukan serta menuangkannya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan(KKP).

d) Ketua Tim dan pengawas audit melakukan review atas KKP yang telah dibuat untuk mendapat pengesahan.

e) Menyusun konsep laporan hasil audit serta membuat rekomendasi dan saran perbaikan.

f) Mengadakan pembicaraan dengan auditee untuk menyampaikan konsep laporan hasil audit guna mengetahui tanggapan atas laporan hasil audit tersebut tersebut.

Berdasarkan prosedur dan langkah-langkah kerja yang diidentifikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap telah dilakukan dengan baik dan terorganisir, meskipun tidak terdapat prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis.

F. Pelaksanaan Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap

Pelaksanaan audit operasional pada unit kerja SDK Unismuh meliputi tahap persiapan, audit pendahuluan, audit lanjutan yang pada akhirnya dilakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil audit operasional. Tahap persiapan audit merupakan tahap pemilihan auditee dam perencanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Tahap audit

pendahuluan dan audit lanjutan merupakan tahap pelaksanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya juga.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor disertai dengan surat penugasan dari Divisi Internal Audit Universitas. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa auditor tidak terpisahkan dan tidak memiliki wewenang sendiri-sendiri untuk melakukan audit. Selain itu, auditor tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu staf dari objek yang diaudit.

Dalam segi kompetensi pun sudah jelas bahwa orang yang melakukan audit adalah orang yang kompeten, berwawasan luas, mampu berkomunikasi dengan bagian lain dalam perusahaan secara efektif.

Sebelum melakukan audit, untuk memperlancar dan memperjelas arah dan tujuan pelaksanaan audit, maka dibuatlah suatu program audit yang isinya berupa serangkaian prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit. Program kerja audit ini dibuat secara tertulis dan dimaksudkan supaya audit operasional berjalan dengan baik.

Pelaksanaan audit meliputi beberapa langkah yang dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap tindak lanjut hasil audit. Berikut ini merupakan alur pelaksanaan audit operasional Divisi Internal Audit Unismuh Makassar:

Gambar 5.1

Tahapan Audit Operasional pada UNISMUH MAKASSAR

a) Tahap Persiapan Audit

Pada tahap persiapan dibuat program audit yang sifatnya merupakan persiapan dalam rangka menyusun program pemeriksaan yang lebih rinci. Tahap persiapan memiliki tujuan untuk memperoleh informasi umum tentang objek yang diperiksa, sebagai dasar penyusunan audit pendahuluan.

Pada tahap persiapan audit yang terjadi di Unismuh Makassar adalah sebagai berikut:

1. Auditor melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek yang akan diaudit.

Persiapan Audit

Pelaporan dan Tindak Lanjut

Audit Pendahuluan

Audit Lanjutan

Hal ini dimaksudkan agar auditee khususnya Divisi SDK memperoleh gambaran tentang tujuan dilakukan audit operasional sehingga akan terasa manfaat dari dilakukannya audit tersebut.

Dalam hal ini dijelaskan pula mengenai evaluasi terhadap pengelolaan dan manfaat aktiva tetap. Apakah kebijakan akuntansi aktiva tetap, pemanfaatan, dan pemeliharaannya sudah sesuai atau tidak.

2. Pengumpulan informasi umum mengenai objek yang diaudit Informasi umum ini berupa informasi mengenai latar belakang objek yang diaudit, fungsi bagian terpenting dari objek yang diaudit, dan kebijakan umum yang berlaku di bagian objek yang diaudit. Perolehan informasi umum dimaksudkan untuk penyusunan program audit pendahuluan.

3. Penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan audit.

Pembatasan waktu sangat diperlukan supaya auditor mengetahui batasan waktu pelaksanaan audit dan audit dapat segera diselesaikan. Audit yang terlalu memakan waktu juga akan menghabiskan banyak biaya sehingga tidak efisien dan ekonomis.

Dalam melakukan audit pada unit kerja SDK, Internal Audit telah menentukan dan membuat jadwal estimasi pelaksanaan audit yang terangkum dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang salah satu isinya memuat jadwal audit unit kerja SDK yang dilaksanakan pada bulan September-Oktober.

4. Penentuan ruang lingkup penugasan dan pemilihan staf audit yang tepat dalam penugasan.

Penentuan ruang lingkup dimaksudkan untuk membatasi pelaksanaan audit operasional sehingga audit dilakukan dengan terarah dan terprogram serta dilakukan oleh orang yang benar-benar kompeten dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas audit tersebut. Pemilihan staf audit disertai dengan surat penugasan untuk melakukan audit.

Dari serangkaian langkah kerja pada tahap persiapan audit yang dilakukan oleh Tim Audit Unismuh Makassar terhadap unit kerja SDK sebagai objek yang diaudit, telah sesuai dengan teori yang dikemukan pada bab sebelumnya yaitu pada tahap

pemilihan auditee dan perencanaan audit, tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara teori, prosedur dengan pelaksanaan yang dilakukan.

b) Tahap Audit Pendahuluan

Tahap audit pendahuluan merupakan serangkaian langkah dari perencanaan audit dan pelaksanaan audit pada tahap awal. Audit pendahuluan yang dilakukan oleh Tim Audit terhadap Divisi SDK dalam pemeriksaan aktiva tetap telah dilakukan dengan berurut dan terorganisir. Tahap audit pendahuluan bertujuan untuk mengidentifikasikan aspek-aspek manajeman yang menunjukan adanya kelemahan-kelemahan yang mungkin masih bisa ditingkatkan baik dari segi efektivitas, efisiensi, maupun kehematannya dalam pencapaian tujuan.

Pada tahap audit pendahuluan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Penelaahan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Penelaahan dilakukan terhadap prosedur pengadaan barang, kebijakan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan mulai dari pengakuan sebagai aktiva tetap, cara perolehan, penilaian dan penyusutan hingga penyajiannya di neraca, serta berbagai kebijakan dan peraturan lainnya yang behubungan dengan audit operasional aktiva tetap dalam mencapai tujuan efektivitas dan efisiensi.

2. Melakukan penelaahan dan pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen perusahaan khususnya mengenai keberadaan dan prosedur pengelolaan aktiva tetap, apakah pengendalian terhadap aktiva tetap sudah memadai atau tidak.

Hasil dari audit pendahuluan merupakan acuan dalam melakukan audit lanjutan.

Langkah kerja audit pendahuluan yang dilakukan bagian Internal Auditor telah sesuai dengan tahap perencanaan audit sesuai dengan teori yang diperoleh yaitu berupa serangkaian penelaahan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur khusus menganai objek yang diaudit.

c) Tahap Audit Lanjutan

Tahapan audit lanjutan merupakan tahapan pelaksanaan audit lebih lanjut untuk memperoleh hasil audit yang sesuai dengan tujuan dan sasaran audit.

Serangkaian langkah di atas telah menggambarkan secara rinci bahwa pelaksanaan audit operasional telah baik dan sesuai dengan teori pelaksanaan audit secara umum.

d) Tahap pelaporan dan tindak lanjut

Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang mempengaruhi laporan audit operasional:

1. Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak unismuh dan satu salinan untuk diperiksa. Tidak adanya pemakaian pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional.

2. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup laporan audit, temuan-temuan dan rekomendasi.

Hubungan kedua faktor ini menyebabkan banyak perbedaan dalam laporan audit operasional. Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan dengan jelas.

Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada pihak-pihak unismuh, yang tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak apa alasannya.

G. Pengelolaan Aktiva Tetap

Berikut ini merupakan data aktiva tetap yang dimiliki oleh unit kerja SDK Unismuh Makassar mulai dari periode 2011-2012. Berdasarkan nilai pada kurun waktu dua periode tersebut, nilai aktiva tetap tidak mengalami peningkatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3

Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp)

Tanah 73.615.584.232 - 73.615.584.232

Bangunan 41.922.795.526 19.933.975.697 21.988.819.829 Kendaraan 2.518.815.000 1.331.026.375 1.187.788.625

Perpustakaan 185.050.000 78.029.000 107.021.000

Peralatan dan

Perabot 10.150.233.921 5.889.129.467 4.261.104.454 Jumlah 128.392.478.679 27.232.160.539 101.160.318.140

Sumber: Unismuh Makassar

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat secara jelas nilai aktiva tetap unit kerja SDK Unismuh Makassar periode 2011 memiliki nilai total buku aktiva tetap sebesar Rp.

101.160.318.140,-. Nilai aktiva tetap paling besar adalah pada jenis tanah. Setiap periode aktiva tetap jenis ini selalu memiliki nilai buku yang paling besar karena merupakan komponen utama bagi Unismuh Makassar dalam kegiatan operasionalnya..

Berikut ini merupakan nilai aktiva tetap yang dimiliki unit kerja SDK Unismuh Makassar pada periode 2012:

Tabel 5.4

Nilai Aktiva Tetap Periode 2012 Jenis Aktiva

Tetap (Rp)

Harga Perolehan (Rp)

Akumulasi

Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp)

Tanah 73.615.584.232 - 73.615.584.232

Bangunan 43.014.364.726 21.709.693.935 21.304.670.791

Kendaraan 2.565.165.000 1.587.921.999 977.243.001

Perpustakaan 219.949.975 105.522.747 114.427.228

Peralatan dan

Perabot 12.657.851.021 8.343.166.233 4.314.684.788 Jumlah 132.072.914.954 31.746.304.904 100.326.610.050

Sumber: Unismuh Makassar

Berdasarkan data di atas nilai buku aktiva tetap periode 2012 sebesar Rp 100.326.610.050. Seperti pada periode sebelumnya nilai buku aktiva tetap yang paling besar terdapat pada jenis aktiva tetap tanah. Namun nilai aktiva tetap tahun 2012 mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar Rp 833.708.090.

Periode 2011-2012 nilai dari aktiva tetap yang dimiliki oleh Divisi SDK Unismuh Makassar mengalami penurunan yaitu sebesar Rp833.708.090. Hal ini terjadi bukan berarti unit kerja SDK tidak melakukan pengadaan atau penambahan aktiva tetap. Seperti yang terlihat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4 diatas semua komponen aktiva tetap seperti bangunan, kendaraan, perpustakaan dan peralatan dan perabot mengalami penambahan harga perolehan dari tahun ketahun. Penurunan nilai aktiva tetap disesabkan adanya tingkat penyusutan aktiva tetap jenis bangunan serta peralatan dan perabot yang terlalu

besar. Hal ini terjadi karena kualitas bangunan dan peralatan kurang memenuhi standar sehinga mudah rusak.

Tingkat efisiensi dari pengelolaan dan penggunaan aktiva tetap dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian intern dan melakukan perhitungan rasio perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) yang dibandingkan dengan pendapatan bersih. Fixed Assets Turn Over yang tinggi mengindikasikan bahwa kurangnya investasi dalam aktiva tetap sedangkan Fixed Assets Turn Over yang rendah mengindikasikan tingkat pendapatan yang relatif rendah dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap.

Berdasarkan hasil perhitungan rasio yang dilakukan pada periode 2011 dan 2012 atas aktiva tetap yang dimiliki oleh unit kerja Sumber Daya dan Keuangan (SDK), maka dapat diketahui perbandingan antara pendapatan dan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) sebagai berikut:

Tabel 5.5

Fixed Assets Turn Over

Tahun Nilai Aktiva Tetap Pendapatan Bersih

Rasio Perputaran Aktiva Tetap 2011 Rp 101.160.318.140 Rp 73.474.470.656 0,73 2012 Rp 100.326.610.050 Rp 79.724.610.137 0,79

Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai aktiva tetap yang dimiliki oleh unit kerja SDK Unismuh Makassar mengalami penurunan. Pada rentang tahun 2011-2012 terjadi penurunan aktiva tetap sebesar Rp 833.708.090. Namun, nilai pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.250.139.481 atau sekitar 0,42% dengan persentase penurunan pendapatan sebesar 8,51%. Hal ini berarti pengalokasian untuk penambahan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional unismuh lebih kecil 8,09% daripada output pendapatan yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penghitungan rasio di atas diperoleh keterangan bahwa penggunaan aktiva tetap pada unit kerja SDK secara garis besar sudah efektif tetapi kurang efisien. Data pada tabel halaman sebelumnya menunjukan kenaikan pendapatan yang cukup tinggi, yang menggambarkan bahwa pengelolaan aktiva tetap sudah efektif

akan tetapi penurunan pengalokasian aktiva tetap persentasenya lebih kecil daripada persentase kenaikan pendapatan. Pengelolaan aktiva tetap dapat dikatakan kurang efisien, dibuktikan dengan tingginya nilai akumulasi penyusutan aktiva tetap pada periode 2012 lebih besar daripada penambahan harga perolehannya.

Penilaian tingkat efektivitas atau tidaknya aktiva tetap juga dapat dibuktikan dari pengendalian intern atas penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan. Sebagai contoh kongkrit, kenaikan atau pengalokasian terbesar aktiva tetap

Penilaian tingkat efektivitas atau tidaknya aktiva tetap juga dapat dibuktikan dari pengendalian intern atas penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan. Sebagai contoh kongkrit, kenaikan atau pengalokasian terbesar aktiva tetap

Dokumen terkait