• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN AKTIVA TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR. Abdul Muthalib Al Saleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN AKTIVA TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR. Abdul Muthalib Al Saleh"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN AKTIVA TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Abdul Muthalib Al Saleh 10573 02516 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2015

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat, ridho dan karunia-Nya sehingga penulis dapat merangkai beberapa kata yang dari kata itu terangkai pula menjadi kalimat dan dari untaian kalimat tersebut maka tersusunlah sebuah penulisan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Audit Operasional Atas Pengelolaan Aktiva Tetap Universitas Muhammadiyah Makassar”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan. Namun demikian, atas bimbingan, bantuan, arahan, serta dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikannya. Semoga Allah SWT selalu memberikan Hidayah dan Rahmat kepada semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang spesial kepada kedua orang tuaku, ayahanda Muh.

Alwi Saleh dan Ibunda Hasniwati serta saudara-saudaraku yang dengan sabar dan ketulusan hati mencurahkan cinta, kasih, sayang dan dukungannya baik berupa materi maupun doa dalam penyusunan skripsi ini. Bersama dengan ini juga saya haturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib M.Pd. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung MA. selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak. CA selaku ketua jurusan akuntansi yang sekaligus selaku Penasehat Akademik selama penulis menempuh pendidikan di Unismuh Makassar.

4. Bapak Andi Arman, SE, M.Si, Ak dan Bapak Faidhul Adziem, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

(5)

5. Staf dan dosen-dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar, yang saya yakin terus mendoakan kami menjadi yang terbaik selaku mahasiswa tingkat akhir.

6. Kepada perwakilan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis.

7. Semua teman-teman angkatan 2011, khususnya untuk kelas AK-4-2011 (Zulkipli, Saldi, Icul, Iank, Fikar, Asdar, Khim, Zulfa, Fatri, Khiky, Inna, Wiah, Diana, Febby, Linda, Ningsih dan semuanya) yang telah membuat saya bahagia pernah menjadi “bagian dari kalian”, terima kasih atas doa dan kepercayaannya serta seluruh kenangan selama 4 tahun bersama.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.

Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis tetap berusaha untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah meridhai dan dicatat sebagai amal ibadah disisi-Nya. Amin

Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Juni 2015

Penulis

(6)

ABSTRAK

Abdul Muthalib Al Saleh, 2015 “Analisis Audit Operasional Atas Pengelolaan Aktiva Tetap Universitas Muhammadiyah Makassar”.

Pembimbing, Andi Arman dan Faidhul Adziem.

Pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap sangat penting dilakukan untuk mengetahui daya guna dan hasil guna serta untuk mengamankan kekayaan Universitas.

Namun, pada pelaksanaannya audit operasional pengelolaan aktiva tetap pada Universitas Muhammadiyah Makassar tidak continue dilaksanakan pada tingkat divisi Universitas.

Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah bagaimana prosedur dan hasil pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap Unismuh Makassar, serta tujuannya untuk mengetahui prosedur dan hasil pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap.

Data Penelitian ini di peroleh dari unismuh serta penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak terkait di Unismuh Makassar, sehingga metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan pustaka, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap belum tertulis secara khusus. Hal ini terjadi karena pengelola auditor beranggapan bahwa pada dasarnya audit operasional dengan audit keuangan adalah sama. Pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan oleh Divisi Internal Audit

Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar periode 2011 dan 2012 telah sesuai dengan teori yang dikemukakan, terdiri dari serangkaian tahapan audit meliputi persiapan audit, audit pendahuluan, audit lanjutan, pelaporan dan tindak lajut hasil audit, audit telah dilaksanakan secara efektif dan berjalan efisien.

Kata Kunci : auditing, audit operasional, aktiva tetap, deskriptif kualitatif, universitas muhammadiyah Makassar

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Auditing ... 5

B. Audit Operasional ... 12

C. Aktiva Tetap ... 22

D. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan waktu penelitian ... 30

B. Metode Pengumpulan Data ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D. Metode Analisis ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 33

A. Sejarah Singkat Unismuh ... 33

B. Visi dan Misi ... 33

C. Pembiayaan ... 34

D. Susunan Pengurus ... 36

E. Struktur Organisasi ... 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan Unismuh... 41

(8)

B. Perolehan Aktiva Tetap Unismuh ... 43

C. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca ... 45

D. Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap ... 45

E. Program Kerja Audit Operasional ... 47

F. Pelaksanaan Audit Operasional Aktiva Tetap ... 49

G. Pengelolaan Aktiva Tetap ... 55

H. Hasil Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap ... 60

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Fikir ... 29

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan ... 37

Gambar 5.1 Tahapan Audit Operasional Unismuh ... 50

DAFTAR TABEL

(9)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………. 30

Tabel 5.1 Taksiran Masa manfaat Aktiva Tetap ... 44

Tabel 5.2 Penyajian Aktiva Tetap pada Neraca ... 45

Tabel 5.3 Nilai Aktiva Tetap Periode 2011 ... 55

Tabel 5.4 Nilai Aktiva Tetap Periode 2012 ... 56

Tabel 5.5 Fixed Asset Turn Over ... 58

BAB I PENDAHULUAN

(10)

A. Latar Belakang

Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang menunjang jalannya kegiatan operasional perusahaan dan produktivitas dalam menghasilkan laba. Meskipun aktiva tetap bukan merupakan komponen keuangan yang liquid, namun keberadaanya sangat penting bagi perusahaan. Peranan aktiva tetap bagi perusahaan sangat besar, baik ditinjau dari segi fungsinya, nilai dana yang diinvestasikan, pengolahan dan pemanfaatanya, maupun dari segi pengawasannya. Dibeberapa perusahaan, aktiva tetap merupakan salah satu alternatif yang diharapkan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang kepada pihak luar perusahaan (stakeholder) apabila perusahaan mengalami pailit.

Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH MAKASSAR) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berdiri di bawah naungan muhammadiyah dengan visi menjadi perguruan tinggi islam terkemuka, unggul, terpercaya dan mandiri.

Universitas Muhammadiyah makassar dalam menjalankan aktivitasnya sebagai perguruan tinggi islam, memiliki berbagai jenis aktiva tetap yang sangat penting dalam menunjang aktivitasnya serta memiliki nilai yang signifikan. Mengingat pentingnya peran aktiva tetap dalam menunjang aktivitas operasional universitas, maka setiap periode perlu dilakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas dan efisiensi pengelolaan aktiva tetap serta tingkat kelayakan penggunaannya. Audit operasional merupakan suatu cara yang digunakan oleh manajemen untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap sangat penting dilakukan untuk mengetahui daya guna dan hasil guna serta untuk mengamankan kekayaan Universitas. Namun, pada pelaksanaannya audit operasional pengelolaan aktiva tetap pada Universitas Muhammadiyah Makassar tidak continue dilaksanakan pada tingkat divisi Universitas.

Berdasarkan penemuan masalah ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang ini dan menuangkan hasilnya dengan judul, ”Analisis Audit Operasional Atas Pengelolaan Aktiva Tetap Universitas Muhammadiyah Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan pemasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini dan diidentifikasikan sebagai berikut:

(11)

1. Bagaimana prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang ada di Universitas Muhammadiyah Makassar?

2. Bagaimana hasil pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap di Universitas Muhammadiyah Makassar ?

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu data yang dianalisis hanya data dari hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang telah dilakukan oleh Badan Audit Keuangan Internal Universitas Muhammadiyah Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap, khususnya yang ada di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Mengetahui pelaksanaan audit operasional aktiva tetap pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan audit operasional aktiva tetap di suatu Universitas

2. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif dalam mengelola aktiva tetap secara efektif dan efisien.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang memadai bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya pada bidang dan kajian yang sama.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(12)

A. Auditing

1. Pengertian Auditing

Auditing merupakan suatu proses pemeriksaan yang membandingkan antara kondisi yang terjadi di lapangan dengan kriteria yang telah ditentukan. Menurut American Accounting Association (2013:1) Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.

Menurut Alvin Arens (2008:4) auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang di tetapkan.

Auditing harus dilakukan oleh yang kompeten dan independen. Sukrisno Agoes (2012

; 4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

2. Jenis Audit

Audit dapat dibagi menjadi beberapa tipe. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya suatu kegiatan audit tersebut. Menurut Suhayati (2013:4) menyatakan auditing umumnya digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :

a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam laporan keuangan

(13)

ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang tugasnya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

c. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.

Tujuan audit operasional adalah untuk : 1) Mengevaluasi kinerja

2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

3. Jenis-jenis Auditor a. Akuntan Publik

adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.

b. Akuntan Pemerintah

Pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah

c. Akuntan Internal

Akuntan Internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yangdihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

4. Jenis-jenis pendapat auditor

(14)

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian jika laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yangn material, posisi keuangan , hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas telah sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaannya meliputi:

a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan secara menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI

c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manejemen tersebut dapat secara efektif dilaksakan dan pengunkapan mengenai hal itu telah memadai.

d. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.

e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif

f. Data keuangan kuartalan tertentu diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal namun tidak disajikan atau tidak di review.

g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan,yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak

(15)

dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh dewan tersebut.

h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Pendapat ini dinyatakan bila:

a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

b. Auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia yang berdampak material dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat yang tidak wajar.

c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia juga harus mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk frasa tergantung atas atau dengan pnejelasan berikut ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak cukup kuata oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas laporan keuangan merupakan bagian laporan keuangan auditan, kata seperti yang disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, jika dibaca sehubungan dengan catatan 1 mempunyai kemungkinan untuk disalahtafsirkan dan oleh karena itu pemakaiannya dihindari.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)

(16)

a. Auditor tidak menyatakan pendapat bila ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

b. Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.

B. Audit Operasional

Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan operasional perusahaan.

1. Pengertian Audit Operasional

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Definisi audit operasional yang dikemukakan oleh Arens et al (2008 : 13) yaitu mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya hasil dari penilaian berbagai kegiatan operasional tersebut diharapkan dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh badan usaha.

2. Tujuan audit operasional

Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tentunya memiliki tujuan, begitupun audit operasional yang akan dilaksanakan terhadap suatu kegiatan. Menurut Rahayu dan Suhayati (2013:9) tujuan audit oprasional adalah menekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas yang mencakup beranekaragaman aktivitas yang luas, yang berhubungan dengan performa masa yang akan datang.

3.

Manfaat audit oprasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) audit operasional dapat memberikan manfaat melalui beberapa cara sebagai berikut :

(17)

a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif solusi perbaikannya.

b. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisiensi biaya.

c. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan.

d. Mengdentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang belum ditentukan.

e. Mengidentifikai kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.

f. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur dan struktur organisasi.

g. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

h. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.

i. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau ketidaksesuaian lainnya.

j. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.

k. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.

l. Memberikan penilaian yang independen dan obyektif atas suatu operasi.

4. Karakteristik Audit Operasional

Audit operasional memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan audit lainnya. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37), mengemukakan karakteristik audit operasional yaitu :

a. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.

b. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.

c. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai dan sebagainya).

d. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/ unit/

fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggungjawab, dan tugasnya.

e. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/ data dan standar.

f. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit atau suatu fungsi.

(18)

Diagnosis tentang permasalahan dan sebab – sebabnya, dan rekomendasi tentang langkah – langkah korektifnya merupakan tujuan tambahan”.

5. Kriteria dan ruang lingkup audit oprasional

Kesulitan utama yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria audit untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi.

Berbeda dengan audit keuangan, dalam audit operasional tidak terdapat kriteria tertentu yang berlaku umum untuk setiap audit. Kriteria adalah nilai-nilai ideal yang digunakan sebagai tolak ukur dalam perbandingan. Dengan adanya kriteria, pemeriksaan dapat menentukan apakah suatu kondisi yang ada menyimpang atau tidak dan kondisi yang diharapkan. Karena pemeriksaan pada intinya merupakan proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan suatu kondisi yang diharapkan maka pada audit operasional pun diperlukan adanya kriteria.

Menurut Arens et al (2008 : 847) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam audit operasional, yaitu :

a. Kinerja Historis (Historical Performance)

Merupakan seperangkat kriteria sederhana yang dapat didasarkan pada hasil audit periode sebelumnya. Gagasan di balik peggunaan kriteria ini adalah membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi “lebih baik” atau “lebih buruk”. Manfaat kriteria ini adalah bahwa kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.

b. Kinerja yang dapat diperbandingkan (Benchmarking)

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh organisasi lain yang sejenis. Walaupun penilaian prestasi masa lalu, tetapi hasil penilaian menggunakan kriteria ini pun belum tentu memberikan gambaran yang tepat mengenai keadaan organisasi, karena perbedaan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh dua organisasi yang berbeda.

c. Standar Rekayasa (Enginereed Standards)

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar rekayasa, seperti penggunaan time and motion study untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi.

d. Diskusi dan Kesepakatan (Discussion and Agreement)

(19)

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam audit operasional.

Ruang lingkup audit operasional menurut Widjayanto, Nugroho (2001:19) adalah : “Audit operasional mencakup tinjauan atas tujuan perusahaan, lingkungan perusahaan, lingkungan perusahaan beroperasi, personalia dan kadangkala mencakup fasilitas fisik”.

Berdasarkan dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup merupakan seluruh aspek manajemen (baik seluruh atau sebagaian dari program/ aktivitas yang dilakukan), tinjauan kebijaksanaan operasinya, perencanaan, praktik (kinerja), hasil dari kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit dilakukan tidak terbatas hanya pada masalah akuntansinya saja, melainkan dari segala bidang yang berhubungan dengan perusahaan seperti kepegawaian.

6. Tipe Audit Operasional

Menurut Arens et al (2008 : 844-845) ada 3 tipe audit operasional terdiri dari :

a. Audit Fungsional (Functional Audits)

Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebihh dalam suatu organisasi, misalnya fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas, pembayaran gaji.

Audit fungsional memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor yang merupakan staf dari internal audit dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa dalam bidang tersbut. Tapi di samping itu, audit fungsional memiliki kekurangan yaitu tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.

b. Audit Organisasional (Organizational Audits)

Audit organisasional menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan dalam audit ini adalah seberapan efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting untuk audit jenis ini.

c. Penugasan Khusus (Special Assigments)

Penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen, sehingga dalam audit jenis ini terdapat banyak variasi. Misalnya adalah menentukan penyebab sistem

(20)

Electronic Data Processing (EDP) yang efektif, penyelidikan kemungkinan fraud dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya pembuatan suatu barang.

7. Tahap – Tahap Audit Operasional

Menurut Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 Tgl. 20 Desember 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, pelaksanaan audit dapat dibedakan dalam 5 (lima) tahap kegiatan yaitu tahap persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan penugasan audit, pelaporan hasil audit dan tindak lanjut hasil audit.

a. Persiapan Audit

Pelaksanaan audit harus dipersiapkan dengan baik agar tujuan audit dapat dicapai dengan cara efisien. Langkah yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan audit meliputi penetapan penugasan, pemberitahuan audit dan penelitian pendahuluan.

1) Penetapan penugasan audit dimaksudkan untuk pemberitahuan kepada auditor sebagai dasar untuk melakukan audit sebagaimana ditetapkan dalam rencana audit tahunan bank. Penetapan penugasan disampaikan oleh kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) kepada ketua dan tim audit dalam bentuk surat penugasan, yang antara lain menetapkan ketua dan anggota tim audit, waktu yang diperlukan serta tujuan audit.

2) Pelaksanaan Auditor Intern harus dilengkapi dengan surat pemberitahuan audit dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), yang dapat disampaikan kepada auditee sebelum atau pada saat audit dilaksanakan.

3) Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengenal dan memahami setiap kegiatan atau fungsi Auditee secara umum supaya audit dapat difokuskan 24 pada hal-hal yang strategis. Dalam tahap ini Auditor harus mengenal dengan baik aspek-aspek dari Auditee antara lain fungsi, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, sistem dan prosedur operasional, risiko kegiatan dan pengendaliannya, indikator keberhasilan, aspek legal dan ketentuan lainnya.

b. Penyusunan Program Audit

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, maka disusun program audit.

Program audit harus:

(21)

1) Merupakan dokumentasi prosedur bagi Auditor Intern dalam mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan informasi selama pelaksanaan audit, termasuk catatan untuk pemeriksaan yang akan datang;

2) Menyatakan tujuan audit;

3) Menetapkan luas, tingkat dan metodologi pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan audit untuk tiap tahapan audit;

4) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan;

5) Mengindentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses dan transaksi yang harus diuji, termasuk pengolahan data elektronik.

Adanya program audit secara tertulis akan memudahkan pengendalian audit selama tahap-tahap pelaksanaan. Program audit tersebut dapat diubah sesuai dengan kebutuhan selama audit berlangsung.

8. Pelaksana Audit Operasional

Dalam bukunya Arens et al (2008 : 845-846) mengemukakan bahwa :

“Operational audit are usually performed by one of three group; internal auditors, government auditor, Certified Public Accountant(CPA) firms”.

Audit operasional dapat dilaksanakan oleh pihak sebagai berikut : a. Auditor Internal

Auditor internal memiliki posisi yang unik untuk melaksanakan audit operasional. Manfaat yang diperoleh jika auditor internal melakukan audit operasional adalah bahwa mereka menggunakan seluruh waktu kerja untuk perusahaan yang mereka audit. Untuk memaksimumkan efektivitasnya, bagian audit internal harus melapor kepada dewan direksi atau direktur utama.

Auditor internal juga harus mempunyai akses dan mengadakan komunikasi yang berkesinambungan dengan komite auditor dewan direksi. Struktur organisasi ini membantu auditor agar tetap independen.

b. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah melaksanakan audit operasional yang seringkali merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan. Auditor pemerintahan terdiri dari para akuntan dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dahulu Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (Departemen Keuangan). Auditor pemerintah biasanya memberi perhatian

(22)

pada kedua macam pemeriksaan baik untuk keuangan maupun audit operasional.

c. Auditor Eksternal

Pada waktu akuntan publik melakukan audit atas laporan keuangan historis, sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari pengidentifikasian masalah- masalah operasional dan membuat rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi itu dapat dikatakan secara lisan, tetapi biasanya menggunakan surat manajemen. Pengetahuan dasar mengenai bisnis klien yang dimiliki auditor eksternal dalam melaksanakan audit seringkali memberikan informasi yang berguna dalam memberikan rekomendasi- rekomendasi operasional. Auditor yang mempunyai latar belakang bisnis dan pengalaman yang luas dengan perusahaan-perusahaan serupa akan cenderung lebih efektif dalam membantu klien dengan rekomendasi operasional yang relevan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kualitas seperti itu.

C. Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha tersebut.

Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap bentuk badan usaha adalah merupakan suatu pergerakan akiva tetap yang ditujukan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.

Aktiva tetap itu sendiri merupakan harta perusahaan yang dimaksud bukan untuk diperjual belikan melainkan dipergunakan untuk kegiatan perusahaan yang umurnya lebih dari satu tahun.

Definisi aset tetap menurut Ely dan Sri (2009: 247) , Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Kieso dan donald (2002:259) menyatakan aset tetap disebut juga plant asset atau fixed assets dan mendefinisikannya sebagai berikut: Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.

Menurut Elvy Maria (2011:91) aktiva tetap adalah semua jenis aktiva yang akan dibeliatau diperoleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan oprasi/bisnisnya

(23)

dalam waktu yang panjang, seperti membayar biaya di muka untuk waktu yang panjang. Hery (2011:32) Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva dengan sifat yang tidak bisa dikonversikan menjadi uang tunai dalam siklus operasi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah bangunan, peralatan dan tanah atau property berwujud yang di inginakan dalam suatu bisnis, tetapi tidak diharapkan untuk digunakan habis atau dikonvirmasikan menjadi dana tunai dalam perjalanan bisnis biasa.

2. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan, secara umum hanya dap at dibedakan oleh karena sifatnya, dan ada yang tidak dapat dilihat dan diraba secara langsung. Oleh karena perbedaan sifat itu maka ada ahli yang menjadikannya sebagai dasar untuk penggolongan aktiva tetap tersebut Baridwan (2004 : 272) menyatakan bahwa penggolongan aktiva tetap tersebut sebagai berikut:

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kenderaan dan lain-lain.

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

3. Perolehan Aktiva Tetap

Banyak cara yang dilakukan setiap perusahaan dalam memperoleh aktivitas tetap yang dimilikinya, dan hal tersebut berpengaruh terhadap penentan harga perolehannya. Menurut defenisi yang digunakan PSAK nomor 16 (2011) butir ke-36:

“Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan”. Secara umum dapat dinyatakan bahwa unsur harga perolehan dari aktiva tetap adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh aktiva yang bersangkutan sampai siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan.

(24)

4. Pengkategorian Aktiva Tetap Ada dua jenis aktiva tetap yaitu : a. Aktiva Tetap Bewujud

Menurut Zaki Baridwan (2004:329) Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Menurut Elvi Maria (2011:93) Beberapa pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan :

1) Jika aktiva tetap, seperti bangunan, sudah atau sedang diperbaiki sebelum dibeli, maka perbaikan akan menambah harga perolehan aktiva itu

2) Jika aktiva di bangun atau dikembangkan sudah dibelli

3) Kepentingan- kepentingan lain atas property seperti asuransi, pajak dan biaya pemeliharaan

b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Dalam psaka No. 19 revisi (2011) Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat di identifikasikan dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya. Menurut Zaki Baridwan (2004:351) Suatu aktiva dapat dapat dimasukkan dalam aktiva tetap tidak berwujud yaitu :

1) Aktiva tersebut dapat diidentifikasi

2) Perusahaan mempunyai kendali atas aktiva tersebut

3) Perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan datang.

5. Kriteria pengukuran aktiva tetap

Dalam SAK (IAI 2011) menyatakan, unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah: aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aktiva merupakan unsur penting dalam laporan keuangan, karena didalamnya terdapat catatan atas posisi kekayaan perusahaan. Aktiva meliputi aktiva moneter, seperti kas, sekuritas tertentu yang dapat dipasarkan, serta piutang dan aktiva non moneter sperti persediaan, asuransi dibayar dimuka, peralatan dan paten yang biaya-

(25)

biayanya diakui dapat dipulihkan dan dialokasikan secara tepat pada pendapatan periode-periode mendatang. Menurut Harahap (2002;76) mengatakan aktiva terdiri dari: aktiva lancar, investasi (penyertaan), aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, dan aktiva-aktiva lainnya. Selanjutnya, aktiva dalam hal penyajiannya diklasifikasikan menurut urutan likuiditas

Aktiva tetap merupakan salah satu aktiva yg sulit dilikuidasi secara cepat.

Disamping bukan dimaksudkan untuk diperjual belikan, aktiva tetap yang dimiliki perusahaan biayanya mempunyai nilai yang besar dan juga masa manfaatnya relative lama.

Dalam perkembangannya aktiva tetap terbagi dalam dua kategori utama, yaitu aktiva tetap berwujud (plant asset) dan tak berwujud (intangible asset). Aktiva yang umum dilaporkan di dalam kategori aktiva tetap berwujud meliputi tanah, bangunan, dan berbagai jenis peralatan. Sedangkan aktiva yang umumnya dilaporkan sebagai aktiva tetap tak berwujud seprti paten, hak cipta, cap, merek dagang, biaya pendirian, biaya pengembangan software dan goodwill.

Seluruh pos-pos dalam laporan keuangan sudah melalui suatu proses perlakuan akuntansi. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi secara teknis mengandung unsur definisi atau pengertian, pengukuran atau penilaian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan atas pos-pos dalam laporan keuangan, (Suwardjono;2006:251).

Dengan demikian aktiva tetap yang dimunculkan dalam laporan keuangan sudah melalui suatu tahapan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.

Pengakuan menurut Suwardjono (2006:195) adalah penyajian suatu informasi melalui statement keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Sedangkan menurut Suwardjono (2006;195) menjelaskan secara teknis pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebutakan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam pelaporan keuangan.

Pengukuran (measurement) adalah penentuan angka satuan pengukuran terhadap suatu objek untuk menunjukan makna tertentu objek tersebut. Kalau unit moneter dijadikan satuan pengukuran untuk menentukan makna ekonomik suatu objek maka pengukuran disebut dengan penilaian. Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu objek untuk menentukan makna ekonomiknya di masa lalu, sekarang, atau mendatang (Suwarjdono;2006:274).

(26)

Ada lima kriteria pengukuran yang sekarang digunakan dalam praktek, yaitu;

(1) biaya histories, (2) biaya pengganti saat ini, (3) nilai bersih yang dapat direalisasi, (4) nilai pasar saat ini, (5) nilai sekarang yang didiskontokan. Menurut Suwardjono (2006:275) mengatakan dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi menggunakan berbagai dasar penilaian (Based for valuation), yaitu (1) nilai massukan, (2) kos histories, (3) kos pengganti, (4)nilai wajar, (5) nilai keluaran, (6) harga jual masa lalu, (7) harga jual sekarang.

D. Kerangka Pikir

Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi islam dibawah naungan muhammadiyah. Unismuh dalam hal pengelolaan keuangan dan audit memiliki unit kerja SDK (Sumber Daya dan Keuangan) pada direktorat keuangan dan anggaran serta bagian internal audit keuangan.

Laporan keuangan yang disajikan oleh divisi SDK perlu diaudit oleh bagian internal audit keuangan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh audit operasional dalam mengaudit adalah pada jenis aktiva tetap karena aktiva tetap merupakan harta yang paling penting yang digunakan dalam menjalankan aktivitas usaha unismuh makassar sebagai perguruan tinggi swasta. Pelaksanaan audit operasional aktiva tetap oleh internal audit dilakukan dengan maksud untuk mengetahui daya guna, hasil guna dan yang terpenting adalah untuk mengamankan kekayaan unismuh.

Hasil audit operasional atas aktiva tetap pada unismuh selanjutnya di analisis dalam rangka mengetahui prosedur, efesien dan efektif atau tidaknya atas pengelolaan aktiva tetap tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:

(27)

Gambar.2.1 Kerangka Fikir

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Badan Audit Keuangan Internal

Direktorat Keuangan dan Anggaran

Laporan Keungan

Aktiva Tetap Analisis

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Adapun waktu penelitian ini di lakukan sekitar dua bulan yakni dari bulan Maret sampai dengan bulan april.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survei

2 Pengembilan Data 3 Analisis Data

4 Penyusunan Laporan

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview)

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang dibahas yaitu mengenai pelaksanaan audit operasional aktiva tetap pada bagian Internal Auditor perusahaan.

2. Observasi

Pengumpulan data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan pada bagian yang terkait dengan objek yang diteliti.

3. Data dokumenter

(29)

Berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan, prosedur pengelolaan aktiva tetap, data-data kepemilikian atas aktiva tetap, prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap, dan hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap, serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap.

C. Jenis dan Sumber data

Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data subjek berupa opini atau pendapat dan pengalaman dari auditor internal perusahaan dalam mengaudit aktiva tetap yang ada.

b. Data dokumenter berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan, prosedur pengelolaan aktiva tetap, data-data kepemilikian atas aktiva tetap, prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap, dan hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap, serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap.

Sumber data yang digunakan adalah : a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang diantaranya data atau informasi dari Divisi Internal Audit mengenai pelaksanaan audit operasional.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara seperti : laporan inventarisasi aktiva tetap, neraca, buku besar aktiva tetap, laporan hasil audit aktiva tetap, serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan objek audit operasional pengelolaan aktiva tetap.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data yang mendukung penelitian dikumpulkan kemudian data-data tersebut dilakukan analisa dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan obyek penelitian yang sesungguhnya. Analisa data ini penting artinya karena dari analisa ini data yang diperoleh dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

(30)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 05 september 1963 oleh pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-24, yang di dukung oleh : SK Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta No. 14/UM/X/65 tanggal 10 Maret 1965, SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Ilmiah dan Perguruan Tinngi No. E-01 s.d E-07/SP.TDF/MITTI/66 tanggal 10 desember 1966, SK departemen P & K RI No. 108 tahun 1968 tanggal 4 november 1968, SK Menteri Agama RI No. 98 tahun 1968 tanggal 25 agustus 1968, Surat Menteri P & K RI No. 23628/MPK/1974 tentang Pernyataan Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran, SK Menteri P & K RI No. 045/O/1985 tanggal 28 januari 1985, SK Menteri P

& K RI No. 0393/O/1986 tanggal 22 Mei 1986, SK Menteri P & K RI 628/O/1989 tanggal 21 September 1989, SK Menteri Agama RI No. 198 tahun tanggal 25 juni 1989, SK Menteri Agama RI No. 61 Tahun 1990 tanggal 25 April 1990.

B. Visi Dan Misi

1. Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT.

2. Mengamalkan, mengembangkan, meciptakan, menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan kesejahteraan ummat manusia.

C. Pembiayaan Sumber dana

Pembiayaan Universitas Muhammadiyah Makassar diperoleh dana dari Sumber 1. Pemasukan dari mahasiswa

2. Hasil Usaha Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Makassar 3. Hasil Usaha Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Makassar 4. Bantuan pemerintah

(31)

5. Sumbang Masyarakat

6. Bantuan Instansi Non pemerintah

7. Usaha Usaha Lain Yang Halal dan Syariah Pengelolaan Keuangan

1. Dana Universitas Muhammadiyah Makassar dikelola dan diperuntukkan bagi kepentingan pembiayaan rutin dan pembangunan

2. Dana/ anggaran rutin dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat regular yaitu dapat terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan

3. Dana/anggaran pembangunan dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat menunjang kegiatan rutin, terutama jenis kegiatan pengadaan sarana, prasarana dan pemeliharaan pendidikan.

4. Dana rutin dikelola oleh BAK yang direalisasinya berdasarkan pertimbangan Pembantu Rektor II dan dipertanggungjawabkan kepada Rektor dan selanjutnya kepada BPH Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Dana pembangunan dikelola langsung oleh BPH dan dan pemanfaatan dana yang dimaksud dikoordinasi bersama Rektor. BPH tanggungjawab kepada koordinasi BPH- PTM dan selanjutnya kepada Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja

1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas Muhammadiyah Makassar disusun oleh Pimpinan Universitas dan BPH yang bahan rancangannya berasal dari BAK dan pembantu Rektor II berdasrkan usul fakultas, unit-unit kerja dan program kerja dilindungi Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Penyusunan RAPB dibuat pada setiap tahun yakni: Juni-Juli tahun akademik berikutnya 3. RAPB disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja oleh majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah atas usul Rektor setelah dimusyawarah dan dimintakan pertimbangan senat Universitas Muhammadiyah Makassar.

D. Susunan Pengurus Perusahaan

1. Unsur Pelaksana Universitas Muhammadiyah Makassar Terdiri dari : a. Badan Penyelengara (BP)

b. Badan Pelaksana Harian (BPH) c. Dewan Penyantun

(32)

d. Pimpinan Universitas

e. Senat Universitas dan Senat Fakultas f. Dosen

2. Unsur Pelaksana Akademik Terdiri dari : a. Pimpinan Fakultas

b. Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi c. Tata Usaha Fakultas

3. Unsur Pelaksana Administrasi terdiri dari : a. Biro Administrasi Umum

b. Biro Administrasi Akademik & Kemahasiswaan c. Biro Administrasi Keuangan.

Susunan Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2012 sebagai berikut :

Jabatan Nama

Ketua BPH : Ir. H. Syaiful Saleh,M.si Sekretaris BPH : H.A. Iskandar Tompo

Bendahara : Drs. H. Syamsuddin Razak, M.Ag

Susunan Pelaksana Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2012 dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 194/Kep/1.0/12/21012 adalah sebagai berikut :

Jabatan Nama

Rektor : Dr.H.Irwan Akib, M.Pd

Pembantu Rektor I : Abd. Rahman Rahim, SE,MM Pembantu Rektor II : Dra. Hj. Rosleny Babo, M.Si Pembantu Rektor III : Drs. Samhi Muawwan D, M. Ag Pembantu Rektor IV : Abd. Rahim Nanda ST, MT

E. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan

(33)

Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Direktur Sumber Daya dan Keuangan

1. Peran Direktur SDK :

a. Peran Strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi, melalui penyajian Laporan Keuangan secara cepat dan akurat, sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Pasal 45 (PSAK45).

b. Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui pembuatan sistem dan prosedur keuangan yang cocok dengan karakteristik organisasi perguruan tinggi muhammadiyah.

c. Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota organisasi lainnya melalui pendistribusian informasi keuangan

b. Tugas Pokok Direktorat Sumber Daya dan Keuangan:

a. Bersama-sama dengan unit kerja membuat rencana anggaran untuk kegiatan rutin dan rutin Unismuh makassar..

b. Melayani kebutuhan keuangan untuk kegiatan operasional rutin dan non rutin Unismuh Makassar.

c. Membuat laporan keuangan Unismuh Makassar, baik laporan keuangan Unit Kerja maupun laporan keuangan kelembagaan Unismuh Makassar.

d. Mengkoordinir pekerjaan bagian Sumber Daya dan Keuangan.

e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor II.

(34)

c.Uraian Tugas Subdit Keuangan (Anggaran) dan Akuntansi:

a. Menyusun SOP Anggaran dan Akuntansi.

b. Mendesain formulir-formulir keuangan antara lain: formulir bukti kas, formulir bukti bank, formulir permohonan dan pertanggungjawaban, formulir perjalanan dinas, formulir pembayaran gaji, dan formulir keuangan lainnya.

c. Menjelaskan fungsi dan tata-cara penggunaan formulir tersebut kepada staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan.

d. Memfinalkan Anggaran Tahunan dan Anggaran perubahan Proposal bersama Direktur SDK, Wakil Rektor, Rektor.

e. Mensupervisi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Staf Staff Keuangan.

f. Melakukan verifikasi atas pengeluaran Kas dan Bank.

g. Membukukan seluruh pengeluaran baik rutin maupun rutin.

h. Memeriksa SPJ yang masuk

i. Membuat Penggajian untuk Karyawan dan Dosen Unismuh Makassar.

j. Menyusun Laporan Keuangan Unismuh Makassar dari:

- Laporan Posisi Keuangan/Neraca.

- Laporan Aktivitas/ Laba Rugi - Laporan Arus Kas.

k. Menyusun Laporan Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan.

l. Memberikan informasi dan laporan tertulis kepada pihak yang membutuhkan.

m. Memberikan pelatihan mengenai pembukuan dan keuangan organisasi nirlaba kepada unit-unit kerja jika diminta.

(35)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan Unismuh Makassar

SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan adalah suatu pedoman tertulis yang berisi tata cara atau tahapan yang harus dilalui dan dipenuhi dalam suatu proses kerja di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya pada unit kerja Sumber Daya dan Keuangan. SOP Keuangan ini dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik Universitas Muhammadiya Makassar sebagai lembaga Pendidikan yang mendorong praktik akuntabilitas keungan dilingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

SOP ini berisikan beberapa prosedur standar untuk kegiatan operasional rutin di Unit Kerja SDK, yang dibuat dalam bentuk narasi prosedur kegiatan operasional, yang menggambarkan tahapan kegiatan dari awal transaksi sampai selesai sebagai contoh pedoman atau panduan akuntansi berisikan proses akuntansi, kebijakan akuntansi, sistematika nomor kode akun, jurnal standar dan format laporan keuangan periodik agar dapat digunakan pimpinan dalam pengambilan keputusan keuangan dan membantu mereka di dalam mengalokasikan sumber daya organisasi secara tepat, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

SOP SDK ini akan berjalan dengan baik, jika pihak-pihak yang terlibat di dalam seluruh sistem ini akan mendukung serta melaksanakan prosedur yang telah disepakati bersama. Tanpa dukungan semua pihak, maka sistem ini tidak akan berfungsi maksimal di dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan Unismuh - Makassar.

Tujuan SOP Keuangan Unismuh Makassar:

1. Terdapat suatu referensi baku yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kerja para staf di bagian keuangan dan pembukuan, sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara konsisten untuk menghasilkan output yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Terdapat tolok ukur yang jelas untuk menilai kinerja para staf yang ditugaskan pada bagian keuangan dan pembukuan.

3. Mengurangi waktu orientasi bagi para staf keuangan dan pembukuan yang baru karena mereka dapat belajar sendiri dari buku pedoman ini.

(36)

4. Memudahkan untuk melakukan perubahan atau penyesuaian apabila terjadi perubahan kebijakan atau orientasi dari lembaga perguruan tinggi muhammadiyah dimasa yang akan datang.

Secara garis besar, sistem keuangan dan akuntansi mencakup (lima) bagian yaitu sistem perencanaan, penganggaran, tahap penerimaan, tahap pengeluaran dan tahap pelaporan.

B. Perolehan Aktiva Tetap Unismuh Makassar

Aktiva tetap dalam unismuh diperoleh dengan berbagai cara sehingga kepemilikannya diakui secara sah. Pada Unismuh Makassar, aktiva tetap diperoleh dengan cara:

1. Pembelian

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli, baik secara tunai maupun secara kredit. Namun, pada umumnya pembelian dilakukan secara tunai. Biasanya aktiva tetap yang dibeli secara tunai adalah jenis aktiva tetap yang nilainya tidak terlalu signifikan sehingga perusahaan atau divisi masih mampu membayarnya secara tunai.

2. Pembangunan swakelola

Aktiva tetap dimiliki dengan cara dibangun sendiri dan biasanya dibiayai dari dana pinjaman sehingga pinjaman tersebut merupakan komponen biaya aktiva tetap.

3. Sewa Guna Usaha

Aktiva tetap diperoleh dengan cara leasing, baik finance lease maupun operating lease. Dengan cara leasing ini, unismuh dapat memiliki maupun hanya sekedar menggunakan dan mengambil manfaatnya dari aktiva tetap. Kepemilikan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha ini hanya terjadi pada bagian Korporasi.

4. Sumbangan atau hibah

Aktiva tetap diperoleh dan dimiliki unismuh atas sumbangan atau hibah dari pihak lain. Aktiva ini diakui dan dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang berlaku pada saat terjadinya pemindahan hak dan kepemilikan dengan menambahkan semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai.

Aktiva tetap di nilai berdasarkan harga perolehan. Aktiva tetap tanah dan bangunan yang perolehannya sampai dengan 2012 di catat menggunakan harga taksiran.

(37)

Penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan taksiran masa manfaat sebagai berikut:

Tabel 5.1

Taksiran Masa Manfaat Aktiva Tetap

No. Jenis Aktiva Tetap Taksiran Masa Manfaat

1. Bangunan 20 Tahun

2. Kendaraan 8 Tahun

3. Perpustakaan 8 Tahun

4. Peralatan dan Perabot 4 Tahun

Sumber: Unismuh Makassar

Selama masa pemakaian dan pemanfaatan aktiva tetap, unismuh mengeluarkan pengeluaran sebagai biaya pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva tetap yang diakui dan dicatat sebagai beban saat terjadinya. Pengeluaran yang dapat memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas produksi dikapitalisasi dan disusutkan kesesuai dengan tarif penyusutan jenis aktivanya.

C. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca

Penyajian aktiva tetap di Neraca yang disajikan oleh unit kerja Sumber Daya dan Keuangan (SDK) sudah sesuai dengan standar dan aturan yang terdapat dalam PSAK yaitu aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai bukunya yaitu nilai perolehan aktiva tetap tersebut setelah dikurangi dengan penyusutan. Adapun contoh penyajiannya dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut :

Tabel 5.2

Penyajian Aktiva tetap pada neraca

Aktiva tetap Nilai Buku

2012 2011

Aset tetap ( setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 31.746.304.904,- pada tahun 2012 dan Rp27.232.160.539,- pada tahun 2011)

100.326.610.050 101.160.318.140

(38)

D. Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap

Dalam melakukan audit, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran sesuai yang diharapkan maka diperlukan suatu prosedur untuk memperjelas dan mempertegas pelaksanaan audit. Prosedur audit operasional aktiva tetap secara khusus dan tertulis belum ada karena Bagian Internal Auditor menganggap bahwa proses perencanaan audit operasional sejalan dengan proses audit keuangan. Hal yang membedakan antara keduanya yaitu audit operasional berujung pada pemberian saran dan rekomendasi sedangkan audit keuangan hanya sampai pelaporan. Adapun prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara umum memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Aktiva tetap merupakan semua aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan atau sedang dalam pembangunan, dan telah dicatat dengan wajar sesuai dengan harga perolehan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.

2) Penambahan aktiva tetap selama periode audit sudah dicatat dengan wajar.

3) Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya, tidak dipakai lagi dan sudah dikeluarkan dari aktiva tetap.

4) Pencatatan akumulasi penyusutan sudah wajar, dengan mempertimbangkan umur ekonomis dan nilai sisa yang diharapkan.

5) Nilai tercatat investasi bersih atas aktiva tetap dapat secara wajar diharapkan untuk direalisasi.

6) Aktiva tetap dan akumulasi penyusutannya sudah dinyatakan dan diungkapkan secara wajar dan pengungkapan yang cukup telah dilakukan.

Berdasarkan rangkaian prosedur audit tersebut dan tujuan yang jelas, maka akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap perusahaan telah dicatat, diklasifikasikan dan diungkapkan dengan wajar.

E. Program Kerja Audit Operasional Aktiva Tetap

Program kerja audit merupakan acuan bagi auditor untuk melaksankan audit sehingga audit yang dilakukan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Program kerja audit operasional berisi prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit opersional.

Dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap aktiva tetap, diperlukan suatu prosedur yang jelas dan tertulis sehingga semua yang berkepentingan dapat

(39)

memahami sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta mengetahui langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.

Selama penelitian mengenai pelaksanaan audit opersional pengelolaan aktiva tetap, peneliti tidak memperoleh gambaran khusus prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis. Seperti yang sudah dikemukaan sebelumnya bahwa di Divisi Internal Audit hanya terdapat prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara umum dan prosedur audit substantif aktiva tetap. Namun, dilihat dari tahapan pelaksanaanya diperoleh gambaran prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap serta langkah-langkah kerja audit sebagai berikut:

a) Melakukan evalusai terhadap realisasi aktiva tetap dan membandingkan dengan target pencapaian output dari aktiva tetap tersebut.

b) Mencari faktor penyebab dari ketidakwajaran dalam realisasi aktiva tetap yang tidak sesuai dengan rencana atau tidak memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.

c) Membuat suatu kesimpulan mengenai hubungan sebab akibat dari masalah yang ditemukan serta menuangkannya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan(KKP).

d) Ketua Tim dan pengawas audit melakukan review atas KKP yang telah dibuat untuk mendapat pengesahan.

e) Menyusun konsep laporan hasil audit serta membuat rekomendasi dan saran perbaikan.

f) Mengadakan pembicaraan dengan auditee untuk menyampaikan konsep laporan hasil audit guna mengetahui tanggapan atas laporan hasil audit tersebut tersebut.

Berdasarkan prosedur dan langkah-langkah kerja yang diidentifikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap telah dilakukan dengan baik dan terorganisir, meskipun tidak terdapat prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis.

F. Pelaksanaan Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap

Pelaksanaan audit operasional pada unit kerja SDK Unismuh meliputi tahap persiapan, audit pendahuluan, audit lanjutan yang pada akhirnya dilakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil audit operasional. Tahap persiapan audit merupakan tahap pemilihan auditee dam perencanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Tahap audit

(40)

pendahuluan dan audit lanjutan merupakan tahap pelaksanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya juga.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor disertai dengan surat penugasan dari Divisi Internal Audit Universitas. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa auditor tidak terpisahkan dan tidak memiliki wewenang sendiri-sendiri untuk melakukan audit. Selain itu, auditor tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu staf dari objek yang diaudit.

Dalam segi kompetensi pun sudah jelas bahwa orang yang melakukan audit adalah orang yang kompeten, berwawasan luas, mampu berkomunikasi dengan bagian lain dalam perusahaan secara efektif.

Sebelum melakukan audit, untuk memperlancar dan memperjelas arah dan tujuan pelaksanaan audit, maka dibuatlah suatu program audit yang isinya berupa serangkaian prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit. Program kerja audit ini dibuat secara tertulis dan dimaksudkan supaya audit operasional berjalan dengan baik.

Pelaksanaan audit meliputi beberapa langkah yang dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap tindak lanjut hasil audit. Berikut ini merupakan alur pelaksanaan audit operasional Divisi Internal Audit Unismuh Makassar:

Gambar 5.1

Tahapan Audit Operasional pada UNISMUH MAKASSAR

a) Tahap Persiapan Audit

Pada tahap persiapan dibuat program audit yang sifatnya merupakan persiapan dalam rangka menyusun program pemeriksaan yang lebih rinci. Tahap persiapan memiliki tujuan untuk memperoleh informasi umum tentang objek yang diperiksa, sebagai dasar penyusunan audit pendahuluan.

Pada tahap persiapan audit yang terjadi di Unismuh Makassar adalah sebagai berikut:

1. Auditor melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek yang akan diaudit.

Persiapan Audit

Pelaporan dan Tindak Lanjut

Audit Pendahuluan

Audit Lanjutan

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum membuat sebuah karya jurnalistik feature harus memikirkan kisah yang akan dituangkan dalam sebuah tulisan, karena pada hakikatnya feature adalah orang

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelompok B TK Dharma Wanita Kunjang Kecamatan Ngancar.

Selain berfungsi sebagai penghubung daerah di kedua sisi sungai Kahayan, kehadiran Jembatan Kahayan juga semakin menambah keindahan Kota Palang- ka Raya, dan saat ini

bahwa guna pengendalian pendirian bangunan pada garis sempadan jaringan irigasi berdasarkan Pasal 60 ayat (6) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Irigasi,

Hal ini sejalan dengan penjelasan Akgun & Ozdemir (2006) terkait kesalahan- kesalahan siswa yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa bahwa variabel merupakan

sebuah jalur-transmisi yang diberi beban Z L dengan impedansi yang tidak sama ( mismatch ) dengan Z o , maka akan ada sebagian daya yang akan dipantulkan kembali ke generator.

 Memberikan contoh-contoh perilaku, berdasarkan tambahan bacaan ayat al-Qur’ān dan hadis-hadis yang mendukung lainnya, sebagai dasar dalam menerapkan beriman

Menetapkan : PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PEMERINTAH