• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

B. Struktur Organisasi

D. Gedung atau Ruang E. Sumber Dana

F. Sarana dan Prasarana G. Koleksi

H. Layanan

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Analisa Masalah

B. Hambatan - hambatan C. Pemecahan Masalah BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perpustakaan

Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1993 : 3) Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya, yang biasanya disimpan menurut tata dan susunan tertentu, untuk digunakan bagi pembaca buku bukan untuk dijual.

Menurut P. Sumardji (1988 : 13), Perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan, dan lain sebagainya.

Menurut Sutarno NS (2003 : 7), Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.

Pada awalnya perpustakaan lebih banyak dianggap sebagai multidisiplin ilmu, karena obyek kajiannya adalah informasi. Sementara informasi itu sendiri memiliki arti yang sangat luas. Maka dari itu untuk berbagai aspek kehidupan dewasa ini yang begitu cepat dan sulit diprediksi arahnya ke masa depan, maka dunia pendidikan dituntut untuk selalu berbenah diri dan jeli dalam membaca

kebutuhan masyarakat (Qalyubi, 2003 : 68-69). Oleh karena itu, perpustakaan dikatakan maju dapat dilihat dari konsep bagaimana sebuah perpustakaan dikembangkan, baik dari sisi pelayanan, fasilitas ataupun koleksinya. Suatu perpustakaan harus selalu mengikuti perkembangan informasi, begitu juga pada bagian pengadaan harus peka terhadap informasi-informasi yang berkembang dengan pesat.

B. Koleksi Perpustakaan

Menurut Soeatminah (1992 : 30-31), koleksi berarti kumpulan, sehingga koleksi pustaka berarti kumpulan buku dan/atau non-buku. Ada 2 macam koleksi, yaitu:

1. Koleksi Pribadi

Koleksi pribadi direncanakan oleh pemiliknya untuk kepentingan sendiri, tetapi kadang-kadang teman atau keluarga ingin ikut membaca dan meminjam. Hal ini sering membawa akibat, karena peminjam biasanya lupa mengembalikan atau sengaja tidak mengembalikan pinjamannya. Lama kelamaan koleksi menciut dan pemilik sulit mengetahui orang dan waktu pustaka di pinjam. Hal inilah yang menyebabkan koleksi pribadi lalu dititipkan ke suatu perpustakaan, yang dapat mengatur dan menata sehingga peminjamannya dapat dikontrol.

2. Koleksi Perpustakaan

Bahan pustaka yang dihimpun oleh suatu perpustakaan disediakan bagi masyarakat yang berminat memanfaatkannya. Koleksi perpustakaan biasanya diatur dan ditata secara sistematis, sehingga setiap pustaka dapat dengan mudah

dicari dan ditemukan sewaktu-waktu di butuhkan. Koleksi perpustakaan biasanya dilengkapi dengan katalog yang dapat digunakan sebagai alat telusur untuk mencari dan menemukan suatu pustaka.

Menurut P. Sumardji (1988 : 13-14), macam-macam koleksi perpustakaan dibedakan seperti berikut :

1. Berdasarkan cara menghasilkannya :

a. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya manuskrip.

b. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku, majalah, surat kabar. c. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik ataupun fotografi, misalnya film, slide, piringan hitam, tape, dan lain-lainnya.

2. Berdasarkan bentuknya :

a. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi, dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku pegangan, bilbiografi, indek, abstrak, peta, dan sebagainya.

b. Penerbitan pemerintah, seperti Lembaran Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan Peraturan-peraturan Pemerintah, dan sebagainya.

c. Laporan penelitian, paper, skripsi, tesis, disertasi. d. Majalah, baik yang umum maupun khusus. e. Surat kabar

f. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat menjadi film, slide, piringan hitam, tape, dan sebagainya. g. Manuskrip.

Menurut Soejono Trimo MLS (1985: 14-15), macam-macam koleksi yang ada di perpustakaan diantaranya yaitu:

1. Buku-buku : a. Textbook

b. Buku-buku referensi (reference books). c. Buku-buku bacaan

2. Majalah: yang harus dipilih sesuai dengan jenis dan tingkatan pendidikan dan dapat pula digunakan sebagai bahan mentah untuk klipping.

3. Harian (Surat-kabar): dapat bersifat nasiotial, regional, lokal dan merupakan sumber bahan mentah untuk pembuatan clippings.

4. Pamflet, brochure, dan sirkuler, merupakan jenis bahan yang mudah

ataupun dapat diperoleh dengan cuma-cuma walaupun banyak diantaranya yang bertendensius komersil. Bila dipilih secara selektif akan amat berguna dalam pemberian fakta/data tentang sesuatu topik tertentu yang terdapat di dalam masyarakat.

5. Komik (comics): merupakan jenis bahan yang murah. Walaupun ada

pendapat-pendapat yang pro dan kontra atas pemasukan bahan-bahan jenis ini. Tetapi bila diseleksi secara baik dapat besar sekali manfaatnya bagi alat pengembang konsepsi dalam berbagai bidang pengetahuan.

6. Bahan-bahan audio visual: baik kelompok pamflet cs maupun komik sebenarnya secara umum masuk dalam ketegori bahan jenis ini. Akan tetapi, di sini khusus ditekankan pada bahan-bahan yang titik berat approachnya pada persepsi visuil dan pendengaran (audio) sehingga ia terdiri antara lain dari: gambar-gambar biasa (flat pictures), map-map, peta-peta, film, filmtrip. slides, pita suara (tape), piringan hitam, model-model, realia, globe (bola dunia), dan lain-lain.

C. Pengadaan Bahan Pustaka

Menurut Soeatminah (1992 : 71), pengadaan adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan para pemakainya. Hal ini disebabkan karena adanya eksistensi perpustakaan yang muncul karena kebutuhan para pemakainya itu sendiri. Oleh karena itu, pustakawan harus mampu melaksanakan pengadaan buku yang tepat bagi pemakainya.

Menurut P. Sumardji ( 1988 : 23), pengadaan adalah kegiatan mengadakan bahan koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan yang dilakukan dengan kegiatan pemilihan bahan koleksi dan kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi.

Koleksi-koleksi buku yang diadakan oleh perpustakaan haruslah relevan dengan kebutuhan para pemakainya dan juga lengkap serta merupakan terbitan yang selalu up to date atau tidak ketinggalan jaman.

D. Metode Pengadaan Buku

Menurut Soejono Trimo MLS (1985 : 57), pengadaan buku di suatu perpustakaan dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni di antaranya :

1. Pembelian

Pembelian merupakan suatu proses pesanan yang dilakukan melalui toko-toko buku ataupun dealer (jobber) atas dasar budget yang telah tersedia bagi pengadaan buku di suatu perpustakaan.

2. Hadiah

Bahan pustaka yang menjadi koleksi di perpustakaan melalui hadiah dapat diperoleh secara cuma-cuma dari perpustakaan atau instansi-instansi tertentu. Dalam hal ini, jenis bahan yang biasanya diperoleh dengan cuma-cuma adalah brosur/pamflet, majalah bekas, gambar-gambar, selebaran-selebaran yang berisi pengumuman-pengumuman pemerintah ataupun suatu lembaga tertentu yang banyak hubungannya dengan kegiatan pembangunan masyarakat dan daerah maupun unsur-unsur kebudayaan nasional, dan laporan/hasil rapat kerja, seminar dan sebagainya. Apabila antar perpustakaan dapat membina kerjasama dengan baik, maka akan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan bahan pustaka secara cuma-cuma, hanya saja perpustakaan diharapkan agar benar-benar selektif dalam menerima buku-buku yang diperoleh dari hadiah, sehingga buku-buku tersebut tetap layak untuk disajikan kepada para pengguna, dan yang lebih penting serta harus dijaga adalah agar

perpustakaan tidak menjadi kumpulan barang-barang bekas yang tidak bermanfaat.

3. Tukar Menukar

Tukar menukar barang pustaka sangatlah lazim di setiap perpustakaan. Namun, ada masalah yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan pertukaran bahan pustaka ini adalah kesalahan dalam tafsiran diantara para pustakawan yang menilai bahan pustaka diperoleh berdasarkan nilai harga barang ataupun tebal tipisnya publican yang akan ditukarkan. Sebenarnya dalam tukar menukar bahan pustaka yang menjadi pedoman hendaknya selalu ada nilai kemanfaatan bahan pustaka tersebut. Oleh karena itu, perlu sekali adanya proses pendekatan yang matang sebelum program pertukaran tadi dilaksanakan diantara perpustakaan yang bersangkutan.

4. Pengkopian/Penggandaan Bahan Pustaka

Perpustakaan dapat melakukan pengkopian bahan pustaka dari instansi lain yang dirasa sangat diperlukan bagi masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan yang bersangkutan. Ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh setiap pustakawan dalam pengkopian bahan pustaka, yakni setiap naskah/informasi yang difotokopi hendaknya disertai keterangan bibliografi yang lengkap agar pihak yang menggunakan informasi/artikel tadi dapat mengetahui sumber aslinya. Prosedur fotokopi ini merupakan alternative pilihan untuk memperoleh salinan bahan pustaka yang memang sulit diperoleh ataupun mahal harganya.

5. Kliping

Alternatif lain yang dapat ditempuh oleh suatu perpustakaan adalah dengan pembuatan kliping. Dalam pembuatan kliping ini dapat diperoleh dari sumber-sumber informasi dan dengan biaya yang cukup terjangkau. Informasi penting yang bersumber dari majalah, artikel, surat kabar dan sejenisnya dapat dihimpun dalam suatu kliping, yang disusun secara sistematis dengan cara tertentu berdasarkan subjeknya agar mudah digunakan.

Menurut Soeatminah ( 1992 : 71-79 ), pengadaan buku di perpustakaan dapat dilakukan dengan cara, yakni :

1. Hadiah

Koleksi perpustakaan yang bersumber dari hadiah kadang-kadang kurang cocok dengan tujuan dan fungsi serta ruang lingkup layanan perpustakaan, maka pengadaan koleksi melalui hadiah bukan merupakan andalan pembinaan koleksi perpustakaan. Hadiah dapat diperoleh dengan cara :

a. Mengajukan permintaan hadiah pustaka

Perpustakaan dapat mengajukan permintaan hadiah bahan pustaka kepada lembaga pemerintah dan/atau swasta, lembaga ilmiah, di dalam dan luar negeri. Permintaan ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Permintaan secara lisan sebaiknya dikuatkan dengan cara tertulis melalui surat, supaya ada bukti otentik.

Sering terjadi suatu lembaga atau pribadi memberikan hadiah pustaka kepada perpustakaan. Hal ini dapat terjadi karena kebetulan lembaga atau seseorang mempunyai pustaka yang ingin dihadiahkan, atau sengaja ingin memberi hadiah pustaka kepada perpustakaan tertentu karena rasa simpati.

c. Sumbangan wajib

Perpustakaan perguruan tinggi dapat memnta sumbangan wajib berupa buku dengan harga tertentu, kepada mahasiswa yang telah lulus. Kelihatannya sederhana, tetapi sumbangan wajib merupakan sumber pengadaan pustaka yang dapat diandalkan kelestariannya karena jumlah mahasiswa yang lulus setiap tahunnya dapat diperhitungkan. Permintaan sumbangan ini harus secara resmi dikuatkan dengan Surat Pimpinan Perguruan Tinggi.

2. Tukar-menukar

Tukar-menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah pustaka yang tidak diperlukan lagi, atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak, dan ingin ditukarkan dengan pustaka lain.

3. Titipan

Perpustakaan sering dititipi sejumlah pustaka oleh seseorang. Pustaka yang dititipkan boleh dipinjamkan, tetapi statusnya tetap milik penitip.

Untuk mengadakan koleksi lewat pembelian, perpustakaan perlu menyediakan anggaran. Anggaran pengadaan koleksi merupakan bagian dari anggaran perpustakaan yang telah direncanakan. Di samping anggaran, perpustakaan harus menentukan macam dan jenis bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.

Prosedur pembelian pustaka dapat dilakukan lewat toko buku, penerbit, atau agen penjualan pustaka. Untuk membeli pustaka, perpustakaan menyiapkan daftar pustaka yang akan dibeli. Untuk pembelian buku ke luar negeri dapat dilakukan oleh perpustakaan, melalui agen yang jauh lebih praktis daripada datang ke masing-masing penerbit, karena agen akan mencarikan, mengirimkan, serta menagih pembayarannya.

Menurut P. Sumardji (1988: 24), pengadaan buku di perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:

1. Dengan cara membeli bahan koleksi yang dibutuhkan perpustakaan, jika memang ada dana/anggaran untuk pengadaan bahan koleksi bagi perpustakaan.

2. Dengan cara minta bantuan atau sumbangan bila mungkin kepada pihak-pihak yang sekiranya bisa dimintai bantuan ataupun sumbangannya baik berupa dana/anggaran (uang), buku-buku, majalah-majalah, dan bahan koleksi yang lain.

3. Dengan cara mengadakan permufakatan tukar-menukar bahan koleksi dengan pihak perpustakaan lain.

E. Proses Pengadaan Dalam Melakukan Pengadaan Bahan Pustaka

Menurut P. Sumardji (1988: 58-59), proses dalam melakukan pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan langkah-langkah:

1. Mengumpulkan alat-alat pengadaan, misalnya berupa: daftar tawaran pustaka, daftar pustaka yang telah terbit, daftar pustaka yang akan terbit, daftar penerbit, dan lain-lainnya.

2. Menyiapkan alat-alat pencatatan, misalnya berupa buku-buku folio bergaris atau kartu-kartu untuk keperluan penca-tatan/inventarisasi buku-buku, dan lain-lainnya.

3. Menyiapkan alat-alat identifikasi, misalnya berupa cap perpustakaan dan cap inventaris.

4. Menyiapkan tempat penyimpanan bahan koleksi, misalnya berupa rak-rak, ruang atau gudang.

5. Melakukan penelitian kebutuhan para pemakai koleksi perpustakaan.

6. Melakukan pemilihan bahan koleksi yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.

7. Membuat daftar-daftar bahan koleksi yang telah dipilih.

8. Melaksanakan pengadaan bahan koleksi, misalnya dengan cara: a. Mengadakan pembelian.

b. Minta bantuan sumbangan bahan koleksi kepada pihak-pihak tertentu. c. Mengadakan permufakatan tukar-menukar koleksi dengan pihak

9. Mencatat atau mendaftar dalam buku inventaris setiap bahan koleksi (terutama buku) yang telah diperoleh, baik yang berasal dari pembelian, sumbangan maupun pertukaran koleksi.

10.Memberi ciri-ciri/identitas dengan cap perpustakaan maupun cap inventaris pada setiap bahan koleksi.

11.Menyimpan dengan susunan yang teratur setiap bahan koleksi yang telah selesai dicatat dalam buku inventaris dan telah diberi ciri-ciri.

12.Menyimpan dengan susunan yang teratur semua tanda bukti perolehan bahan koleksi, baik yang berasal dari pembelian, sumbangan, maupun pertukaran koleksi. Misalnya saja terutama yang berasal dari pembelian, berupa kwitansi, faktur pembelian, dan sebagainya.

13.Menyerahkan bahan koleksi yang telah selesai dikerjakan tersebut di atas ke Unit Pengolahan Bahan Koleksi, dengan tanda bukti serah terima. 14.Menyimpan dengan susunan yang teratur semua tanda bukti serah terima. 15.Membuat laporan tertulis maupun statistik perpustakaan, yang

bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan pengadaan bahan koleksi. 16.Menyampaikan laporan tertulis tersebut secara periodik kepada Pimpinan

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. Sejarah Universitas Muhammadiyah Surakarta

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berdiri sejak tanggal 18 September 1958, bersamaan dengan berdirinya IKIP Muhammadiyah Surakarta, cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sejak tahun 1963, bersamaan dengan berdirinya IKIP Muhammadiyah Surakarta, perpustakaan pun mulai dikelola secara lebih baik.

Tanggal 24 Oktober 1981 seiring dengan perubahan status IKIP Muhammadiyah Surakarta menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Perpustakaan IKIP Muhammadiyah Surakarta pun berkembang manjadi Perpustakaan Pusat UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) dan beberapa perpustakaan fakultas di UMS.

Selanjutnya sejak Februari 1994, setelah adanya program sentralisasi layanan di UMS, Perpustakaan pusat UMS dan beberapa perpustakaan fakultas yang ada di UMS bergabung menjadi satu yang kemudian dikenal sebagai Perpustakaan UMS sampai sat ini. Perpustakaan UMS mendapat perhatian yang serius dari pimpinan di UMS terbukti dengan diberinya beberapa fasilitas dan gedung baru berlantai empat dengan luas kurang lebihnya 4.000m2 sejak tahun tersebut.

Perpustakaan UMS memiliki fungsi sebagai pendukung terwujudnya misi lembaga induknya, yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dukungan ini dilakukan melalui penyediaan informasi yang mendukung aktifitas pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di lingkungan UMS.

Wacana Keilmuan dan Keislaman yang merupakan misi Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi kiblat dari seluruh layanan di Perpustakaan UMS. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi yang pesat,. Perpustkaan UMS memandang perlu untuk mempersiapkan diri menjadi pendukung yang efektif dan efisien demi terwujudnya misi tersebut. 1. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan UMS

a. Visi:

Menjadi pusat pengelola dan penyebaran informasi yang berbasis teknologi informasi guna mendukung pelaksanaan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta pengembangan ilmu dan nilai-nilai keislaman.

b. Misi:

1) Meningkatkan kemampuan mengelola dan menyebarkan informasi guna mendukung kebutuhan informasi bagi sivitas akademika di UMS.

2) Meningkatkan kemampuan mengelola dan menyebarkan informasi atas kekayaan ilmiah yang dimiliki oleh UMS.

3) Menunjang sistem jaringan informasi baik di antara perpustakaan perguruan tinggi atau perpustakaan lain di tingkat regional, nasional, dan internasional.

4) Mengelola dan menyebarkan informasi tentang perkembangan Islam di Jawa khususnya Surakarta dan sekitarnya.

c. Tujuan:

1) Menyediakan dan mengupayakan ketersediaan akses informasi yang mendukung proses belajar-mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi.

2) Mendokumentasikan dan menyebarluaskan hasil karya sivitas akademika dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi.

3) Mengupayakan terwujudnya jaringan informasi di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi muhammadiyah atau perpustakaan lain di tingkat regional, nasional, maupun internasional.

4) Mendokumentasikan dan menyebarluaskan informasi tentang perkembangan Islam di Jawa khususnya di Surakarta dan sekitarnya dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi.

d. Fungsi:

1) Sebagai sumber media informasi dan layanan program pendidikan dan pengajaran.

2) Sebagai sumber media informasi dan layanan program penelitian. 3) Sebagai sumber media informasi dan layanan program pengabdian

pada masyarakat yang berwacana keislaman.

4) Sebagai media rekreasi alternative bagi civitas akademika perguruan tinggi.

5) Sejak dari awal keberadaanya, Perpustakaan Univesitas Muhammadiyah Surakarta telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni:

Tahun ...1989 : Drs. Sujadi

Tahun 1989-1992 : Drs. Bambang Raharjo Tahun 1992-1994 : Drs. D. Suryono

Tahun 1994-1997 : Drs. Bambang Setiaji, M.A. Tahun 1997-1997 : Sri Padmantyo, S.E., M.P.A. Tahun 1997-2001 : Drs. Maryadi, M.A.

Tahun 2001-2001 : Drs. Wahyono, Akt., M.A. Tahun 2001-2006 : Dra. Hj. Anisa Stawati

Tahun 2006-2008 :Gunawan Ariyanto, ST,M.Comp.Sc. Tahun 2008 -Sekarang : Denny Vitasari, ST., M.Eng.Sc. Jam Buka Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta: Senin-Kamis : 07.00 -17.30 WIB

Jum'at : 07.00 -11.00 WIB 13.00 -17.30 WIB Sabtu : 09.00 -12.00 WIB

CATATAN :

a) Khusus Layanan Administrasi buka hingga jam 16.00. b) Layanan Referensi dan Cadangan tutup jam 16.00.

c) Hari Libur Nasional dan Acara Wisuda Universitas Muhammadiyah Surakarta, Perpustakaan UMS Tutup.

d) Hari Sabtu Minggu terakhir (Akhir Bulan) perpustakaan UMS tutup untuk kegiatan Shelving.

e) Khusus Bulan Romadhon dan Liburan Semester layanan buka dari pukul 08.00-15.30.

B. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan euitas sosial yang dapat di identifikasi batas-batasnya yang mempunyai arahan dan di susun dalam suatu sistem kegiatan yang sudah terstruktur dan terprogram. Berikut struktur organisasi di Perpustakdan Universitas Muhammadiyah Surakarta:

Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta Kepala Perpustakaan Denny Vitasari Wakil Kepala Siti Nuzilah Administrasi Masrokhah Layanan Teknis Gatiningsih Layanan Pengguna

Tri Mulyati Humas,Kesekretariatan, dan Keuangan Siti Musyarofah Adm. Internal

Masrokhah Keanggotaan Haryanto/Sapta Pujianta

Buku Maria Husnun N/Esti Handayani/Eddy Suparno Skripsi + CD Ari Fatmawati Jurnal/Majalah Munawar Pengadaan Gatiningsih/Murtini IT Suyadi/Yuldarahman Pengelolaan Maria Husnun N Multi Media/Skripsi Eko Dayadi/Haryadi Sirkulasi Kurnia Utami Rujukan Tri Mulyati Pasca Sarjana Sugiyanto Kedokteran Ridwan Nur Effendi

Humas Ken Retno Y Kasir Ismail Peminjaman Kurnia Utami/Nurohman Pengembalian Suparmi/Edy Susilo Periodikal/Referensi Cahyono KW/Budiman Cadangan/Fotokopi Tri Mulyati/Mulyadi

liii

Dokumen terkait