• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Gereja 3.1.1Bishop

SEJARAH GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK DI MEDAN

1.3 Struktur Organisasi Gereja 3.1.1Bishop

Bishop adalah pimpinan tertinggi di dalam struktur kepemimpinan Gereja Methodist. Oleh karena itu, dari sistem pemerintahannya, Gereja Methodist bisa disebut episkopalis. Namun demikian, kekuasaan legislatif di Gereja terletak di dalam Konferensi Agung yang diadakan empat tahun sekali, dan dihadiri baik oleh para pendeta maupun kaum awam, masing-masing dalam jumlah yang sama Hobart Baumann Amstutz (18 September 1896 – 26 Februari 1980) adalah bishop Gereja Methodist yang meresmikan Gereja Methodist berbahasa Batak di Medan.

Bishop Amstutz menjabat sebagai mionaris di Asia Tenggara mulai tahun 1926. untuk beberapa tahun, beliau menjadi pendeta di Gereja Methodist Wesley di Singapura. Selama bertahun-tahun beliau adalah pendeta dari

Gereja Methodist Wesley di Singapura. Pada tahun 1942 ia dipenjarakan oleh Jepang, menghabiskan waktu tiga setengah tahun di dalam penjara. Dari tahun 1956 hingga 1964, beliau menjabat sebagai Bishop Methodist terpilih untuk wilayah Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Indonesia dan Burma) dan juga menjabat sebagai Presiden pendiri Trinity Collage di Singapura. Tak lama setelah pensiun, beliau dipanggil untuk melayani menjadi pendeta Methodist di Pakistan.

Bishop Amstutz meninggal pada 26 februari 1980 pada saat berusia 83 tahun di Claremont California, Amerika Serikat. Dia meninggalkan istrinya, Celeste, seorang putra, Bruce, yang melayani sebagai diplomat AS di Afganistan, seorang putri bernama Beverly, dan seorang saudara, Clarence.

3.1.2 Pimpinan Jemaat

Pimpinan dari jemaat Gereja Methodist berbahasa Batak adalah seorang Pendeta yang diangkat oleh Bishop melalui Konfrensi tahunan. Pimpinan jemaat ini selanjutnya bertanggung jawab terhadap pelayanan yang dilakukan oleh gereja.

Peran dari pimpinan jemaat antara lain yaitu memimpin dan bertanggung jawab terhadap ibadah minggu yang setiap hari Minggu dilaksanakan di gereja. Dalm hal ini pimpinan jemaat berperan sebagai penanggung jawab kebaktian ibadah minggu.

Kedua yaitu mengadakan kunjungan kasih ke rumah-rumah jemaat gereja yang sedang mengalami sakit, musibah atau bencana, serta jemaat yang sudah lama tidak aktif mengikuti kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

gereja. Dalam hal ini pimpinan jemaat berperan sebagai pendengar terhadap setiap keluhan jemaat dan juga sebagai motivator bagi jemaat tersebut agar jemaat tersebut dapat aktif berkegiatan pelayanan di gereja kembali.

Ketiga, pimpinan jemaat juga mengambil peran sebagai pemimpin bagi kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh gereja terhadap masyarakat umum. Antara lain, memimpin pelayanan pengobatan gratis, kebaktian umum, dan kegiatan sosial lainnya.

Keempat, pemimpin jemaat juga berperan sebagai pemimpin bagi setiap jemaat yang menjadi bagian dari pos pekabaran injil- pos pekabaran injil yang dibuka oleh gereja sebagai perluasan pelayanan gereja di tengah masyarakat. Pemimpin jemaat harus dapat menjadi perekat bagi persatuan jemaat gereja dalam melakukan pelayanan.

Dengan memperhatikan hal tersebut diatas maka pemilihan pimpinan jemaat gereja merupakan pemilihan yang penting bagi jemaat gereja karena besarnya tanggung jawab yang nantinya diemban pimpinan jemaat tersebut.

3.1.3 Jemaat

Jemaat adalah persekutuan orang-ornag yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruslamat, serta telah mengikrarkan janji keanggotaan dan yang telah dihubungkan dalam persaudaraan Kristen.

Jemaat merupakan ujung tombak pelayanan yang dilakukan oleh gereja bagi masyarakat. Artinya jemaatlah yang menjadi garda terdepan di dalam mengimplementasikan tugas pelayanan gereja di tengah-tengah masyrakat. Tanpa adanya jemaat peran pelayanan gereja akan kurang

maksimal. Untuk itu diperlukan jemaat gereja yang siap sedia melayani di ladang pelayanan Tuhan.

Seperti yang dijelaskan di atas maka peran jemaat gereja adalah pertama mengikuti setiap kebaktian minggu yang diadakan oleh gereja pada hari Minggu. Pada dasarnya mengikuti kebaktian minggu adalah berangkat dari kesadaran masing-masing jemaat. Untuk menumbuhkan kesadaran tersebutlah makanya kegiatan kebaktian minggu yang rutin dilaksanakan setiap minggunya wajib diikuti oleh jemaat gereja. Karena dengan begitu maka iman kita akan semakin bertumbuh untuk melakukan kegiatan pelayanan baik di gereja maupun di tengah-tengah masyarakat.

Selain mengikuti kebaktian minggu yang diadakan oleh gereja setiap hari Minggu, jemaat juga dapat mengikuti sermon yang diadakan setiap minggunya oleh gereja. Bagi jemaat, sermon adalah sebagai persiapan untuk mengikuti kebaktian ibadah yang dilaksanakan pada hari Minggu. Di dalam sermon dibahas secara lebih mendalam topik khotbah yang akan dibawakan pada hari Minggu. Jemaat juga boleh aktif bertanya tentang segala hal yang akan dikhotbahkan pada hari Minggu.

3.1.4 Perekutuan Pria Methodist Indonesia (P2MI)

Persekutuan Pria Methodist Indonesia adalah perkumpulan bagi kaum pria (bapak) yang didirikan oleh Gereja Methodist. P2Mi berperan sebagai wadah pelayanan yang dilakukan oleh kaum pria jemaat Methodist baik di dalam lingkungan gereja maupun di tengah-tengah masyarakat.

Persekutuan Pria Methodist Indonesia merupakan bagian dari pelayanan yang dilakukan oleh gereja. Oganisasi ini mengkhususkan diri melayani bagi pria yang sudah dewasa atau yang sudah menikah.

Persekutuan Pria Methodist Indonesia hadir untuk membawa kaum pria untuk lebih dekat dengan Allah dan mengenal Allah, dibina untuk menjadi serupa dengan kristus sehingga dapat berfungsi sebagai pelayan bagi masyrakat.

Persekutuan Pria Methodist Indonesia sebagai wadah pembinaan bagi kaum pria gereja, memiliki tiga fungsi yaitu pertama memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman Alkitab yang benar. Hal ini dilakukan dengan metode diskusi rutin yang diadakan oleh organisasi P2MI ini pada waktu -waktu yang telah disepakati bersama.

Kedua, membentuk karakter hati yang mengasihi. Sebagaimana ajaran kristus yang utama yaitu kasih maka kaum pria juga diberi pedoman pengetahuan tentang ajaran kasih tersebut. Tujuannya agar kaum pria dapat hidup seturut dengan kehendak kristus. Pedoman tersebut diwujudkan dalam bentuk diskusi rutin, ceramah dan seminar yang dilakukan baik oleh P2MI sendiri bekerjasama dengan pilar gereja lainnya.

Ketiga, aktif melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Allah. Pelayanan merupakan bentuk nyata iman kita terhadap Tuhan. Pelayanan dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta dalam bentuk apa saja sesuai dengan ajaran Tuhan yang diatur oleh gereja. P2MI di dalam melakukan pelayanannya berwujud dalam kegiatan sosial di tengah masyarakat seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu

dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sosial yang diadakan oleh pemerintah daerah kota Medan. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti itu maka masyarakat dapat merasakan kehadiran gereja di tengah-tengah mereka.

3.1.5 Persekutuan Wanita Methodist Indonesia (PWMI)

Persatuan Wanita Methodist Indonesia adalah perkumpulan bagi kaum ibu yang didirikan oleh Gereja Methodist. PWMI berperan sebagai wadah pelayanan yang dilakukan oleh kaum wanita jemaat Methodist baik di dalam lingkungan Gereja maupun di tengah – tengah masyarakat.

Persekutuan Wanita Methodist Indonesia merupakan bagian dari pelayanan yang dilakukan oleh gereja. Oganisasi ini mengkhususkan diri melayani bagi wanita yang sudah dewasa atau yang sudah menikah.

Persekutuan Wanita Methodist Indonesia hadir untuk membawa kaum wanita untuk lebih dekat dengan Allah dan mengenal Allah, dibina untuk menjadi serupa dengan kristus sehingga dapat berfungsi sebagai pelayan bagi masyrakat.

Persekutuan Wanita Methodist Indonesia sebagai wadah pembinaan bagi para wanita anggota gereja, memiliki tiga fungsi yaitu pertama memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman Alkitab yang benar. Hal ini dilakukan dengan metode diskusi rutin yang diadakan oleh organisasi PWMI ini pada waktu -waktu yang telah ditentukan.

Kedua, membentuk karakter hati yang mengasihi. Sebagaimana ajaran kristus yang utama yaitu kasih maka kaum wanita juga diberi pedoman pengetahuan tentang ajaran kasih tersebut. Tujuannya agar kaum wanita dapat tetap hidup seturut dengan kehendak kristus. Pedoman tersebut diwujudkan dalam bentuk diskusi rutin, ceramah dan seminar yang dilakukan baik oleh PWMI sendiri bekerjasama dengan pilar gereja lainnya.

Ketiga, aktif melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Allah. Pelayanan merupakan bentuk nyata iman kita terhadap Tuhan. Pelayanan dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta dalam bentuk apa saja sesuai dengan ajaran Tuhan yang diatur oleh gereja. PWMI di dalam melakukan pelayanannya berwujud dalam kegiatan sosial di tengah masyarakat seperti memberikan sumbangan bagi warga yang ditimpa bencana, mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sosial yang diadakan oleh pemerintah daerah kota Medan. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti itu maka masyarakat dapat merasakan kehadiran gereja di tengah-tengah mereka.

3.1.6 Persekutuan Pemuda Pemudi Methodist Indonesia (P3MI)

Persekutuan Pemuda pemudi Methodist Indonesia (P3MI) adalah wadah persekutuan bagi pemuda dan pemudi gereja di dalam melakukan pelayanan gereja baik di dalam gereja maupun ke dalam masyarakat.

Persekutuan Pemuda pemudi Methodist Indonesia (P3MI) merupakan bagian dari pelayanan yang dilakukan oleh gereja. Oganisasi ini mengkhususkan diri melayani bagi pemuda dan pemudi yang remaja maupun yang akan beranjak dewasa.

Persekutuan Pemuda pemudi Methodist Indonesia (P3MI) hadir untuk membawa kaum pemuda dan pemudi untuk lebih dekat dengan Allah dan mengenal Allah, dibina untuk menjadi serupa dengan kristus sehingga dapat berfungsi sebagai pelayan bagi masyrakat.

Kaum muda merupakan potensi yang vital bagi kelangsungan hidup di dalam kehidupan bermasyarakat. Merekalah yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan pada masa yang akan dating. Itulah sebabnya P3MI hadir untuk memperlengkapi kaum muda baik bidang kerohanian, kepemimpinan, dan juga keahlian. Sehingga dapat berperan nyata dan membawa nilai-nilai rohani ke berbagai aspek dan bidang dimana pun mereka berada.

Persekutuan Pemuda pemudi Methodist Indonesia (P3MI) sebagai wadah pembinaan bagi pemuda dan pemudi anggota gereja, memiliki tiga fungsi yaitu pertama memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman Alkitab yang benar. Hal ini dilakukan dengan metode diskusi rutin yang diadakan oleh organisasi P3MI ini pada waktu -waktu yang telah ditentukan.

Kedua, membentuk karakter hati yang mengasihi. Sebagaimana ajaran kristus yang utama yaitu kasih maka kaum pemuda dan pemudi juga diberi pedoman pengetahuan tentang ajaran kasih tersebut. Tujuannya agar kaum

pemuda dan pemudi dapat hidup seturut dengan kehendak kristus. Pedoman tersebut diwujudkan dalam bentuk diskusi rutin, ceramah dan seminar yang dilakukan baik oleh P2MI sendiri bekerjasama dengan pilar gereja lainnya.

Ketiga, aktif melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Allah. Pelayanan merupakan bentuk nyata iman kita terhadap Tuhan. Pelayanan dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta dalam bentuk apa saja sesuai dengan ajaran Tuhan yang diatur oleh gereja. P3MI di dalam melakukan pelayanannya berwujud dalam kegiatan sosial di tengah masyarakat seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sosial yang diadakan oleh pemerintah daerah kota Medan. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti itu maka masyarakat dapat merasakan kehadiran gereja di tengah-tengah mereka.

3.1.7 Sekolah Minggu

Sekolah minggu adalah pelayanan pendidikan yang diberikan oleh gereja kepada anak-anak dari jemaat gereja. Sekolah minggu ini dilaksanakan seminggi sekali yaitu pada hari minggu. Sekolah ini dibagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kecil (anak-anak usia 1 sampai 6 tahun) dan kelas besar (anak-anak usia 7 samapai 14 tahun).

Metode belajar yang dilakukan dalam sekolah minggu adalah metode belajar yang ringan. Artinya materi pembelajaran berupa nyanyian, khotbah dan diselingi dengan permainan agar tidak terlalu membosankan.

Guru sekolah minggu biasanya berasal dari jemaat gereja yang masih remaja yang memiliki kesadaran sendiri dan pengetahuan tentang ajaran kristus bagi adik-adiknya. Guru sekolah minggu ini biasanya berjumlah lebih dari satu orang dan memiliki bakat di dalam mengajar adik-adiknya. Dengan begitu maka proses pembelajaran yang dilakukan akan bejalan lancar dan tepat sasaran yaitu mendidik anak-anak jemaat agar selalu bertumbuh secara iman kepada kristus.

3.1.8 Babtisan

Babtisan adalah pelayanan yang diberikan oleh gereja kepada jemaat yang ingin menjadi warga gereja sebagai persyaratan masuk menjadi warga gereja. Biasanya babtisan dilayani oleh pendeta yang menjadi pimpinan jemaat gereja.

Ada dua jenis baptisan yang digunakan oleh gereja Methodist berbahsa Batak. Pertama yaitu, baptisan selam yaitu metode baptisan yang dilakukan dengan cara menyelamkan jemaat yang mengikuti baptisan tersebut.

Kedua baptisan percik yaitu, metode pembaptisan yang dilakukan dengan cara memercikkan air ke wajah jemaat yang dibaptis. Metode ini yang biasa dilakukan oleh gereja.

Walaupun ada perbedaan cara atau tehnik pembaptisan tapi keduanya tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu sebagai tanda bahwa jemaat yang

dibaptis telah sah menerima kristus sebagai juru selamat hidupnya. Dengan demikian dia berhak melaksanakan kewajiban sebagai anggota dari gereja.

3.1.9 Angkat Sidi

Angkat sidi adalah proses belajar tentang tugas dan kewajiban serta hak sebagai jemaat gereja. Biasanya dilakukan sebagai persyaratan menjadi anggota penuh gereja dan dilayani oleh pendeta atau majelis yang ditunjuk oleh pendeta.

Angkat sidi biasanya dilakukan oleh anggota jemaat gereja yang sudah beranjak dewasa. Proses angkat sidi sendiri ada beberapa tahap, yaitu pertama belajar sidi selama setahun penuh yang dilakukan rutin setiap minggunya dan dibawakan biasanya oleh pendeta atau penatua gereja. Di dalam proses belajar sidi ini para siswa diberi bekal pengetahuan tentang gereja dan kehidupan sebagi jemaat gereja. Untuk itu siswa diajak aktif mengikuti kegiatan belajar ini.

Kedua adalah proses pengangkatan sidi. Proses pengangkatan sidi ini adalah tanda bagi siswa telah lulus sidi. Biasanya dilakukan setelah proses belajar sidi selama setahun penuh telah selesai. Pengangkatan siswa sidi dilakukan oleh pendeta sebagai pimpinan jemaat pada saat kebaktian minggu berlangsung dan disaksikan oleh seluruh jemaat gereja yang hadir.

BAB IV

KEBERADAAN GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK

Dokumen terkait