• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.5. Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Kerja (POKJA) Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

( Sumber : Peraturan Kepala Balai Besar badan meteorlogi Dan Geofisika

Wilayah II Nomor : SK.476/KP. 003/BB.2/A-2010 )

1. Tugas berdasarkan Organisasi.

a. Ka. BBMG Wil II

Penanggung jawab atas seluruh kegiatan yang ada pada Balai Besar Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat .

b. Kepala Bidang Observasi

c. KOBI (Kepala Sub Bidang Instrumentasi dan Kalibrasi).

Penanggung jawab pada sub bidang observasi dan khususnya bidang instrumentasi dan kalibrasi.

d. KOBP (Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran Data). Penanggung jawab pada sub bidang pengumpulan dan penyebaran data.

e. Kepala Bidang Data Dan Informasi

Penanggung jawab pada bidang data dan informasi f. Kepala Bagian Tata Usaha

Penanggung jawab pada bagian tata usaha

g. Pokja ICT tugas pokoknya adalah menjaga, merawat, mempertahankan dan memastikan kelaikan fungsi sitem komunikasi dan informasi, merawat, menjaga, mempertahankan dan memastikan kelaikan fungsi sistem radar serta melakukan monitoring dan evaluasi penerimaan dan pengiriman data.

h. Pokja Mekanik dan Elektrik tugas pokoknya adalah menjaga, merawat , mempertahankan dan memastikan sistem catu daya dan infrastruktur untuk kelancaran oprasional.

i. Kemanan Kantor tugas pokoknya adalah mencegah, menjaga, mempertahankan dan memastikan ketertiban dan keamanan kantor serta lingkungannya.

4.2 Pengembangan Sistem

Untuk pengembangan sistem, penulis menggunakan metode menggunakan model komputer dan simulasi secara umum pada pembangunan Prototype Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yang telah digambarkan pada gambar 3.2 pada bab 3.

4.2.1Memahami sistem yang akan dibangun

1. Indentifikasi terhadap tujuan pembuatan sistem baru

Tujuan pembuatan aplikasi prototipe ini adalah sebagai solusi untuk membantu sistem kelistrikan yang ada pada pokja ICT, dan mempermudah dalam pengontrolan kelistrikan suatu ruangan secara sentralisasi dan sesuai kebutuhan.

Dalam hal ini dirasakan lebih mudah dilakukan karena listrik yang digunakan pada saat ini menggunakan sistem genset belum mampu mengontrol keseluruhan ruangan. Sehingga dalam aplikasi prototipe ini, pengguna dapat mengendalikan dan memantau listrik berdasarkan kebutuhan dan waktu yang telah ditentukan.

2. Penyelesaian problem-problem yang saat ini dihadapi

Bedasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh penulis, kelistrikan dalam suatu Pokja Information and Communication

Technology (ICT) terkontrol secara manual.

Pada permulaan sistem, petugas mengontrol secara manual kelistrikan yang ada di ruangan menggunakan saklar biasa, dimana disetiap ruangan memiliki saklar yang terhubung kedalam kelistrikan ruangan.

Kelemahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan ini adalah memakan banyak waktu dan tenaga dalam kegiatan sehari-harinya. Permasalahan lain yang dihadapai yaitu :

1. Dari Segi teknologi informasi

Sistem saklar manual dan genset yang dirasakan saat ini belum memanfaatkan teknologi informasi, sehingga dibutuhkan sebuah aplikasi kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi.

2. Dari segi kelistrikan dan elektronika

Dibutuhkan aplikasi prototipe guna mengendalikan kelistrikan agar dapat diaplikasikan kedalam sistem nyata kelistrikan pada Balai Besar Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat

3. Dari segi waktu

Dibutuhkan waktu yang cukup banyak pada petugas, untuk bergeser dari lokasi kerja dan mematikan kelistrikan masing-masing ruangan. Kemudian berikut ini adalah flowchart (diagram alur) sistem kelistrikan manual :

Ruang Tamu Kelistrikan Ruang Staff ICT Kelistrikan Mati Saklar Kelistrikan Hidup on off Mulai Mengendalikan Listrik Manual (Sistem Saklar) Selesai

Gambar 4.3. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual pada Ruang Tamu.

Ruang Staff ICT Kelistrikan Ruang Staff ICT Kelistrikan Mati Saklar Kelistrikan Hidup on off Mulai Mengendalikan Listrik Manual (Sistem Saklar) Selesai

Gambar 4.4. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual pada Ruang Staff ICT

Ruang Verifikasi

Kelistrikan Ruang Verifikasi

Kelistrikan Mati Saklar

Kelistrikan Hidup

on off

Mulai

Mengendalikan Listrik Manual (Sistem Saklar)

Selesai

Gambar 4.5. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual pada Ruang Verifikasi

Saklar

off Ruang Server

Kelistrikan Ruang Server

Kelistrikan Mati Kelistrikan Hidup on Mulai Mengendalikan Listrik Manual (Sistem Saklar) Selesai

Gambar 4.6. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual pada Ruang Server

4.2.2Mengembangkan model komputer dari sistem

Dalam mengembangkan model komputer, ini harus memenuhi syarat-syarat pembuatan aplikasi prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan menggunakan Mikrokontroler keluaran Atmel dengan tipe AT89S51 yang meliputi kelengkapan data, software dan hardware.

1. Kelengkapan data yang digunakan

a) Denah Ruangan Pokja ICT Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

b) Daftar Peralatan dan infrastruktur ruangan yang terdapat pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

2. Desain arsitektur sistem kelistrikan ruangan

Dalam tahap ini adalah desain sistem pengendali kelistrikan yang akan dipergunakan untuk mengimplementasikan sistem pengendali nantinya. Skema ruangan yang dirancang merupakan skema sistem kelistrikan ruangan instansi yang telah ada sebelumnya, kemudian penulis tidak merubah skema kelistrikan ruangan yang telah ada, dengan kata lain penulis hanya menambahkan sistem pengendali kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi, yang dapat mengendalikan kelistrikan di empat ruangan, sebagai berikut :

a) Ruang Tamu dengan penggunaan kelistrikan selama 11 Jam b) Ruang Staff Pokja ICT dengan penggunaan kelitrikan 9 Jam c) Ruang verifikasi dengan penggunaan kelistrikan selama 24 Jam

d) Ruang Server dengan penggunaan kelistrikan selama 24 Jam Dimana dalam hal ini PC pengendali menggunakan kelistrikan dari ruang verifikasi dengan sistem kelistrikan 24 jam, dan termasuk kelistrikan 3 komputer staff.

18'-6" 1 5 '-0 "

RUANG KERJA ICT RUANG SERVER

RUANG BELAKANG

RUANG DEPAN RUANG KERJA ICT

RUANG SERVER

RUANG STAFF VERIFIKASI RUANG SERVER

S

Gambar 4.7 Skema Ruangan Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

Sumber : (Data Diolah penulis)

3. Kelengkapan software yang digunakan

a) ALDS ASM 10, penulis memilih software ini karena merupakan

Integrated Development Environtment (IDE) yaitu software yang

dapat melakukan editor sekaligus compiler.

b) Software WH-500_800 Proggramer, merupakan software

downloader, dimana mikrokontroler dipindahkan kedalam

perangkat downloader, kemudian dimasukkan program assembler yang telah dikompile ke file *Bin dan proses inilah yang disebut

proses write program mikrokontroler. Perangkat ini disebut

universal writer keluaran Brightech, dan mendukung

Mikrokontroler Atmel AT89S51, AT89S52, AT89S53.

c) Visual Basic .Net 2008 untuk membangun perancangan user

interface pengontrolan bersifat sentralisasi dan sesuai kebutuhan

waktu yang diperlukan.

d) Adobe Photoshop CS3 sebagai software untuk membuat tampilan

login, dan pengolahan gambar-gambar lainnya dalam pembuatan aplikasi prototipe ini.

e) Sistem operasi Windows XP Professional Service Pack 2 yang berjalan pada PC aplikasi prototipe.

4. Kelengkapan hardware yang digunakan

a) IC Mikrokontroler bertipe AT89S51.

b) Satu Buah PC untuk membuat program dengan spesifikasi sebagai berikut : 1)Processor 2.00 GHz 2)Memory 2 GB 3)Harddisk 160 GB 4)Mouse 5)Keyboard 6)Port USB

7)Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixel. c) SebuahUSB to Serial Converter.

d) Sebuah Universal Writer yang digunakan untuk memasukkan program kedalam mikrokontroler.

e) Komponen-komponen hardware pendukung yaitu terdiri dari komponen elektronika dan komponen listrik.

4.2.3 Mengembangkan komputer dalam rancangan prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan

1. Perancangan proses prototipe kelistrikan ruangan.

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mengimplementasian sistem yang masih manual tersebut, penulis merancang sebuah prototipe sistem pengendalian kelistrikan ruangan yang bersifat terkomputerisasi, sentralisasi dan terotomatisasi yang berbasis Mikrokontroler AT89S51. Pada pengembangannya, penulis melakukan studi kasus pada Pokja Information and Communication

Technology (ICT) di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG)

Wilayah II. Sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Seorang staff khusus bagian Pokja ICT didalam sistem ini berperan sebagai administrator yang bertugas untuk mengendalikan kelistrikan ruangan dan berhak menggunakan Aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51, yang diberi user dan

password khusus untuk aplikasi ini.

b) Dikarenakan sistem ini merupakan sistem yang tidak sembarangan karyawan dapat memahami kinerja sistem pengendalian

kelistrikan ini. Komputer pengendali diproteksi dengan login dan

password khusus, sehingga hanya administrator yang dapat

mengetahui.

c) Admin dapat melakukan pengendalian ruangan-ruangan tanpa

bergeser dari bangku kerja.

d) Admin dapat melakukan pengendalian yang bersifat otomatisasi,

sentralisasi dan terkomputerisasi.

Gambar flowchart dari perancangan prototipe sistem penulis,pada gambar 4.7 sebagai berikut .

Ruang Tamu Kelistrikan Ruang Tamu Kelistrikan Mati Saklar Kelistrikan Hidup on off A D

Gambar 4.8. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Tamu

Ruang Staff ICT Kelistrikan Ruang Staff ICT Kelistrikan Mati Saklar Kelistrikan Hidup on off B D

Gambar 4.9. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Staff ICT

Ruang Verifikasi (Administrator) Menu Utama Kelistrikan Mati Saklar Kelistrikan Hidup on off Mulai Login Selesai User & Password Validation Ruang Server Ruang Verifikasi Ruang Staff ICT Ruang Tamu

Timer Timer Timer Timer

False True Kelistrikan Ruang Verifikasi A B C D

Gambar 4.10. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Verifikasi

off Ruang Server Kelistrikan Ruang Server Kelistrikan Mati Saklar Hidup on C D

Gambar 4.11. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Server

2. Perancangan Arsitektur Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini, dilakukan kegiatan perancangan arsitektur prototipe sistem pengendali itu sendiri. sebagaimana seperti gambar dibawah, terdapat sebuah mesin utama yang akan dibangun, yaitu : perancangan catu daya, perancangan rangkaian Mikrokontroler AT89S51, rangkaian saklar digital, perancangan rangkaian IC MAX 232, dan perancangan LEDindicator. Dari hasil rancangan tersebut, menunjukkan bahwa sistem pengendali kelistrikan tersebut bekerja menunggu perintah dari komputer. berikut adalah ilustrasi dari arsitektur prototipe sistem pengendali yang akan dibangun. Rangkaian Saklar Digital Rangkaian Output LED/Lampu Rangkaian Serial IC Max 232 RangkaianMikroko

ntroler AT89S51 Power Supply

Saklar 1 Saklar 2 Saklar 3 Saklar 4 SIKENTRIK 1432 MIKROKONTROLER AT89S51 Usb To Serial RS232

Gambar 4.12 Blok Diagram Perancangan Arsitektur Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

Sumber : (Data Diolah penulis)

Pemegang peranan penting sistem ini terletak pada mesin mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengendali instruksi dan bridge , yaitu jembatan yang menghubungkan lingkungan eksternal (kelistrikan)

dan internal (software). Mesin tersebut sudah terprogam menggunakan bahasa assembler.

Penempatan mikrokontroler bertujuan agar segala macam aktivitas yang diiinstruksi dari komputer dapat terlaksana dan terselesaikan, sehingga hasilnya dari kegiatan tersebut yang merupakan informasi akan digunakan sebagai bahan untuk proses analisis lebih lanjut.

Com 1 merupakan port serial. Kabel serial merupakan sarana komunikasi dari komputer ke dalam mikrokontroler dan usb to rs 232

converter yang menghubungkan mikrokontroler serial ke port usb.

3. Perancangan Program Assembly

Pada tahap ini akan dibahas perancangan program dasar assembly, sebagai sistem dasar dari Sistem pengendali kelistrikan berbasis mikrokontroler AT89S51 menggunkaan pseudocode, dan flowchart pada gamabar 4.13 dibawah ini.

1) Pseudocode

Penulisan pseudocode dari program dasar Assembly aplikasi Prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai berikut ;

1. Mulai

2. Inisialisasi sistem 3. Baca switch (relay) 4. Input A,

5. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “A”,

dimana “A” adalah kondisi relay1 terhubung dengan saklar listrik.

6. Input B,

7. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “B”, dimana “B” adalah kondisi relay2 terhubung dengan saklar listrik.

8. Input C,

9. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “C”, dimana “C” adalah kondisi relay3 terhubung dengan saklar listrik.

10.Input D

11.Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “D”, dimana “D” adalah kondisi relay4 terhubung dengan saklar listrik.

12.Input E

13.Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “E”,

dimana “E” adalah kondisi relay1 terputus dengan saklar listrik.

14.Input F

15.Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “F”,

dimana “F” adalah kondisi relay2 terputus dengan saklar listrik.

16.Input G,

17.Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “G”, dimana “G” adalah kondisi relay3 terputus dengan saklar listrik.

18.Input H

19.Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “H”, dimana “H” adalah kondisi relay4 terputus dengan saklar listrik.

2) Flowchart

Flowchart program dasar Assembly, sebagai berikut :

START

INISIALISASI SISTEM

BACA SWITCH

ON RELAY I “A” ON RELAY 1

KIRIM STATUS “a” PADA RELAY 1 KIRIM STATUS “b” PADA RELAY 1 KIRIM STATUS “c” PADA RELAY 1 KIRIM STATUS “d” PADA RELAY 4

KIRIM STATUS “e” PADA RELAY 1 KIRIM STATUS “f” PADA RELAY 2 KIRIM STATUS “g” PADA RELAY 3 KIRIM STATUS “h” PADA RELAY 4 ON RELAY 2 “B” ON RELAY 2 ON RELAY 3 “C” ON RELAY 3 ON RELAY 4 “D” ON RELAY 4

OFF RELAY 1 “E” OFF RELAY 1

OFF RELAY 2 “F” OFF RELAY 2

OFF RELAY 3 “G” OFF RELAY 3

OFF RELAY 4 “H” OFF RELAY 4

END

Pokja ICT

Gambar 4.13 Flowchart Program Assembly Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

4. Perancangan Hardware

Pada tahap ini akan dibahas hardware yang digunakan dalam perancangan Prototype Sistem pengendali kelistrikan berbasis mikrokontroler AT89S51 ini. Hardware tersebut diantaranya adalah rangkaian catu daya, rangkaian mikrokontroler AT89S51, rangkaian sakelar digital, rangkaianan serial IC MAX 232, dan rangkaian LED indikator.

a) Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya memberikan supply tegangan pada alat pengendali. Rangkaian catu daya mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC. Tegangan 220 VAC ini kemudian diturunkan menjadi 12 VAC melalui trafo penurun tegangan.

Tegangan 15VAC disearahkan oleh diode bridge IN4002 menjadi tegangan DC. Kemudian kapasitor disini fungsinya untuk membuang noise teganfan DC, keluaran diode bridge ini kemudian masuk ke IC regulator 7805 yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan.

Gambar 4.14 Rangkaian Catu Daya

b) Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat pengolahan data dan pusat pengendali alat. didalam rangkaian mikrokontroler ini terdapat empat buah port, yang digunakan untuk menampung input atau output data dan terhubung langsung oleh rangkaian rangkaian dari alat pengendali.

Rangkaian ini tersusun dari atas oscliator kristal 11.0592 mhz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua buah kapasitor sebesar 30 pf yang berfungsi utnuk menstabilkan frekuensi.

Kemudian penjelasan akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Port 1.0 sampai dengan port 1.3 terhubung dengan rangkaian saklar digital (relay) 1 sampai dengan rangkaian digital keempat. 2) Port Reset, digunakan untuk melakukan reset dimana dalam

rangkaian ini terhubung dengan Resistor 4K7Ω , Kapasitor 10uF

dan terhubung pada tegangan 5 VDC.

3) Port 3.0 dan 3.1 sebagai jalur penerimaan dan pengiriman data (RXD, TXD)

4) Port x-tal1 dan port xtal 2terhubung dengan Kristal 10MHzbertipe NSK 11.0592, berfungsi sebagai penstabil clock dan terhubung dengan kapasitor 22pF.

6) Port EA /VPP adalah port yang berfungsi sebagai input kontrol, jika EA = low, maka program hanya akan dijalankan dari eksernal program memory, jika EA= high, maka program akan dijalankan dari internal program memori.

7) Port VCC dalam hal ini sebagai sumber tegangan 5VDC.

Gambar 4.15 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

(sumber ; suhata, 2002; 205)

c) Perancangan Rangkaian Saklar Digital

Rangkaian sakelar digital 1 sampai sakelar digital 4 berfungsi untuk mengendalikan beban yang dapat digunakan lampu atau peralatan elektronik. Rangkaian sakelar ini dikendalikan langsung oleh mikrokontroller. Rangkaian dan komponen pada sakelar 1 sampai sakelar 4 pada dasarnya sama , perbedaannya hanya terdapat pada port pengendali ke mikrokontorler. Saklar 1 terhubung ke alamat p1.0,

sedangkan sakelar 2 terhubung pada alamat p1.1, saklar 3 terhubung 1.2 , sakelar 4 terhubung pada alamat 1.3.

Untuk dapat mengontrol rangkaian ini saklar 1 sampai saklar 4

mikrokontroller harus mengirimkan data sinyal pulsa “0” atau “1”.

Jika mikrokontroller memberikan data sinyal pulsa „0‟ maka

rangkaian sakelar digital berada dalam keadaan tidak aktif, tapi bila data sinyal pulsa 1 yang dikirimkan oleh mikrokontroller, maka rangkaian saklar digital akan aktif.

Berikut prosesnya tegangan masuk sebesar 5VDC, mendapat tahanan Resistor R 220Ω, melewati optopcopler PC 813 yang berfungsi

mengisolasi tegangan, dan jika optocopler diberi nol maka relay akan aktif, berfungsilah teganagan VCC, sebaliknya jika optocopler diberi 1 maka relay akan nonaktif. Bersam itu juga rangkaian ini berhubungan dengan Port 1.0 (dalam hal ini rangkaian relay 1), selanjutnya port 1.1 rangkaian relay 2, dan seterusnya sampai port 1.3 yaitu rangkaian relay 4.

Keluar dari optocopler tegangan dikendalikan oleh Transistor satu dan

satu lagi ditahan oleh R 8K7Ω, kemudian disini diode IN 4148 berfungsi untuk menahan tegangan balik dari relay dari kondisi aktif kekondisi tidak aktif, bersamaan itu juga led disini berfungsi sebagai indikator rangkaian. Kemudian masuk kedalam relay dimana fungsi relay adalah penghubung dan pemutus arus secara otomatis, dalam hal ini difilter oleh kapasitor 33nF sebagai peredam bouncing /getaran.

Jika ingin mengendalikan sakelar dengan beban yang lebih besar, misalnya 1000 watt, maka relay diatas dapat diganti dengan relay yang dapat menahan beban 1000 watt.

Gambar 4.16 Rangkaian Saklar Digital

(sumber ; suhata, 2002; 206)

d)Perancangan Rangkaian Serial IC MAX 232

Selanjutnya adalah perancangan rangkaian IC MAX 232 yang berfungsi mensinkronkan komunikasi serial antara Mikrokontroler dengan komputer. Dimana pada kaki 1,2,3,4,5,6 terhubung dengan kaki kapasitor yang berfungsi sebagai penstabil tegangan

Pada kaki 10 terhubung dengan port 3.0 Mikrokontroler dalam hal ini sebagai jalur penerimaan data (RXD), kemudian pada kaki 9 terhubung dengan jalur pengiriman data (TXD) pada komunikasi serial. PAda kaki 16 terhubung dengan tegangan 5VDC, kaki 15 terhubung dengan ground. Sedangkan kaki 7 IC terhubung kedalam port 2 PORT DB 9 dimana Port 2 sebagai Receive Data, dan kaki 8 IC terhubung pada port 3 sebagai Transmited Data.

Gambar 4.17 Rangkaian Serial IC MAX 232

(sumber ; suhata, 2002; 207)

e) Perancangan Rangkaian Led Indikator

Selanjutnya adalah perancangan rangkaian led indikator yang berfungsi sebagai indikator kelistrikan empat ruangan. Dimana pada port 2.0 sampai dengan port 2.3 masing-masing terhubung kedalam rangkaian led indikator, yang bekerja jika port diberi logika low, maka led menyala, dan apabila diberi logika high maka led akan mati.

Gambar 4.18 Rangkaian Led Indikator

5.Perancangan Antar Muka Pemakai

Dalam perancangan antarmuka, dibuat beberapa form yang akan diuraikan sebagai berikut.

a) Perancangan Form Login

Rancangan form login, merupakan tampilan awal ketika aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Form ini menampilkan dua kolom yang masing –masing berisi user dan password yang akan diisi oleh pengguna aplikasi ini. Bentuk gambaran form login pada antarmuka prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.19 Perancangan Login

(Sumber : data diolah penulis)

b) Perancangan Form Menu Utama

Rancangan form menu utama merupakan tampilan setelah login, pada aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Yang terdiri atas beberapa tab-tab pilihan ruangan sebagai berikut :

LOGO UIN LOGO BMG Nama Aplikasi PASSWORD NAMA

1) Tab Beranda

Tab ini menampilkan denah Ruangan Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat. Menu ini menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab form beranda menu utama pada antarmuka prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File Setting Information

X _

STATUS

Denah BMG

Wilayah II Ruang Server Ruang Verifikasi

2. Ruang Staff ICT 1Ruang Tamu

TIME : DATE :

DENAH GEDUNG ICT BMKG

LOGO BMKG

Gambar 4.20 Perancangan Tab Beranda Menu Utama

(Sumber : data diolah penulis)

2) Tab Beranda Ruang Tamu

Rancangan tab menu ruang tamu merupakan pilihan dalam tab form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Pada tab form menu ruang tamu ini menampilkan beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe Sistem

Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab form menu ruang tamu pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File Setting Information

X _ STATUS Denha BMG Wilayah II 4. Ruang Verifikasi 3. Ruang Server 2. Ruang Staff ICT 1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG MANUAL ON OFF WEEKLY SYSTEM SUNDAY MONDAY TUESDAY WEDNESDAY THURSDAY FRIDAY SATURDAY ON OFF TIME HOURS SYSTEM

Gambar 4.21 Perancangan Tab Ruang Tamu Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

3) Tab Beranda Ruang Staff ICT

Rancangan tab menu ruang staff ICT merupakan pilihan dalam tab form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Pada tab form menu ruang ruang staff ICT ini

menampilkan beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab menu ruang staff ICT pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File Setting Information

X _ STATUS Denha BMG Wilayah II 4. Ruang Verifikasi 3. Ruang Server 2. Ruang Staff ICT 1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG

MANUAL ON OFF WEEKLY SYSTEM SUNDAY MONDAY TUESDAY WEDNESDAY THURSDAY FRIDAY SATURDAY ON OFF TIME HOURS SYSTEM

Gambar 4.22 Perancangan Tab Ruang Staff ICT dalam Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

4) Tab Beranda Ruang Server

Rancangan tab menu ruang server merupakan pilihan dalam tab form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51. Pada tab menu ruang server ini menampilkan beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan saklar

Dokumen terkait