• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prototipe sistem pengendali pelestarian ruangan berbasis mikrokontroler AT98S51; studi kasus: pokja information and comunication tecnology pada balai besar meterologi dan geofisika wilayah II Ciputuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prototipe sistem pengendali pelestarian ruangan berbasis mikrokontroler AT98S51; studi kasus: pokja information and comunication tecnology pada balai besar meterologi dan geofisika wilayah II Ciputuat"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

( STUDI KASUS : POKJA INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY PADA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN

GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT )

Oleh :

HERMANTO

206091004055

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

v

Wilayah II Ciputat), Dibimbing Oleh Herlino Nanang dan Victor Amrizal.

Pemakaian kelistrikan yang tidak teratur pada ruangan-ruangan suatu instansi dapat diatasi dengan cara mengontrol kelistrikan secara otomatisasi, sehingga staf tidak perlu lagi untuk khawatir akan kealpaan untuk menghidupkan dan mematikan arus listrik disetiap ruangan. Maka dari itu, penelitian ini dimaksudkan untuk membangun sebuah prototipe sistem pengendali yang dapat mengontrol kelistrikan secara otomatisasi, sentralisasi dan komputerisasi. Pengembangan prototipe ini lebih lanjut diharapkan dapat membantu staf dalam pemantauan kelistrikan ruangan yang dirasakan cukup tidak efisien jika dilakukan dengan sistem saklar yang berada disetiap ruangan. Dalam perancangannya, penulis memanfaatkan teknologi mikrokontroler AT89S51 sebagai alat bantu dalam pengontrolan kelistrikan. Dimana dalam hal ini kantor Balai Besar Meteorologi dan Geofisikas Wilayah 2 Ciputat Pokja ICT, mempunyai empat ruangan yang memiliki peralatan-peralatan yang beroperasi 24 Jam. Dalam pembuatan prototipe sistem pengendali kelistrikan ini penulis menggunakan metode pengembangan sistem model komputer (computer model), dalam pembangunannya menggunakan bahasa Assembly dan VB.NET sebagai antarmuka pemakai. Aplikasi ini pada akhirnya sebagai pengendali kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi. Untuk implementasi pada sistem kelistrikan sesungguhnya, terdapat penambahan digital amphere meter guna melihat output kelistrikan yang dihasilkan, penambahan sikring untuk keamanannya, dan perubahan relay yang mampu memberikan daya yang besar.

Kata Kunci : Mikrokontroler, AT89S51, computer model (model komputer),

Assembly, VB.NET.

5 BAB + 127 Halaman + 16 Tabel + 66 Gambar + Pustaka + 7 Lampiran

(5)

vi

Alhamdulillah, rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Judul dari skripsi ini adalah ”PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 (STUDI KASUS : POKJA INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) PADA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT)”. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan

bimbingan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi,

2. Bapak Yusuf Durrachman, MSc., MIT selaku Ketua Program Studi

Teknik Informatika. dan Ibu Viva Arifin, MMSI., Sekretaris Program

Teknik Informatika

3. Bapak Herlino Nanang, MT. selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Victor

Amrizal M.Kom selaku Dosen Pembimbing II, Ibu Arini MT. selaku

Dosen Penguji I, serta Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT., MKom. Selaku

(6)

vii

selaku Electrical Engineering Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan

Geofisika, sebagai pembimbing lapangan yang telah memberikan kerja

sama, bantuan dan bimbingannya semasa riset.

5. Seluruh dosen dan para staf karyawan Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf karyawan Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika.

Penulis menyadari bahwa pada skripsi ini masih terdapat banyak sekali

kekurangan. Oleh karena itu, masukkan berupa saran dan kritik yang membangun

sangat penulis harapkan demi tercapainya peningkatan atas manfaat dari skripsi

ini. Untuk itu, penulis dapat dihubungi pada hermanto_it@yahoo.com. Akhir

kata, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini,

semoga Allah SWT akan membalas kebaikan kalian. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat kepada semua pihak, Amiin.

Wassalam

Jakarta, Maret 2011

Penulis

(7)

xii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Ujian ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Lembar Persembahan ... vii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xx

Daftar Istilah... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Batasan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Penelitian ... 4

1.6. Manfaat Penelitian ... 5

(8)

xiii

2.1. Definisi Prototipe ... 10

2.2. Definisi Sistem ... 10

2.3. Definisi Pengendalian ... 11

2.4. Definisi Kelistrikan ... 11

2.5. Definisi Ruangan ... 12

2.6. Definisi Mikrokontroler ... 12

2.6.1. Berbagai Tipe Mikrokontroler ... 13

2.7. AT89S51 ... 14

2.7.1. Kelebihan Mikrokontroler AT89S51 ... 14

2.7.2. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 ... 16

2.7.3. Deskripsi Pin Mikrokontroler AT89S51 ... 17

2.7.4. Struktur Memori ... 20

2.7.5. Interupsi... 22

2.8. Metodologi Penelitian ... 23

2.8.1. Metode Pengumpulan Data ... 23

2.8.2. Metode Pengembangan Sistem ... 24

2.8.3. Pseudocode ... 26

2.8.4. Flowchart (Diagram Alur) ... 26

2.9. Bahasa Pemrograman Assembly ... 28

(9)

xiv

2.10.2. Kelebihan dan Kekurangan Visual Basic.NET ... 35

2.11. Komponen Pendukung ... 40

2.11.1.Perangkat Keras Komunikasi ... 40

2.11.2.Komponen Elektronika ... 43

2.11.3.Perangkat Listrik ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 49

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 53

3.3. Diagram Alur (Flowchart) Penelitian ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat . 57 4.1.1. Gambaran Umum Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 57

4.1.2. Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 59

4.1.3. Logo Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 61

4.1.4. Visi Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 61

(10)

xv

4.2.3. Mengembangkan komputer dalam rancangan prototipe sistem

pengendali kelistrikan ruangan ... 75

4.2.4. Membuat program Assembly, hardware prototipe, dan pembuatan aplikasi antarmuka pemakai. ... 99

4.2.5. Menguji, melakukan pemeliharaan, dan mengevaluasi ptototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

5.1. Kesimpulan ... 125

5.2. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 127

(11)

xvi

Tabel 2.1 Perbandingan Mikrokontroler Atmel ... 15

Tabel 2.2 Fungsi lain dari Port 3 ... 18

Tabel 2.3 Simbol – simbol Flowchart ... 27

Tabel 2.4 Penjelasan Fungsi Tool-tool dalam toolbox ... 36

Tabel 2.5 Port DB 9 ... 41

Tabel 4.1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya ... 101

Tabel 4.2 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroler ... 102

Tabel 4.3 Pengukuran Rangkaian Saklar Digital ... 103

Tabel 4.4 Pengukuran Rangkaian IC Max 232 ... 104

Tabel 4.5 Pengukuran Rangkaian LED Indikator ... 105

Tabel 4.6 Pengujian Fitur Login ... 113

Tabel 4.7 Pengujian Fitur Menu Utama ... 114

Tabel 4.8 Pengujian Fitur Tab Menu Ruang-ruangan ... 116

Tabel 4.9 Pengujian Fitur Menu Help ... 118

Tabel 4.10 Pengujian Fitur Tab Menu Ruang Staff ICT ... 119

(12)

xvii

Gambar 2.1 ArsitekturAT89S51 ... 16

Gambar 2.2 Deskripsi Pin AT89S51 ... 17

Gambar 2.3 Visual Basic.NET ... 38

Gambar 2.4 Konektor DB 9 Jantan ... 41

Gambar 2.5 Konektor DB 9 Betina ... 41

Gambar 2.6 USB To Serial ... 43

Gambar 2.7 Universal Writer ... 43

Gambar 2.8 Resistor ... 44

Gambar 2.9 Kapasitor ... 45

Gambar 2.10 Elektrolit Kondensator ... 45

Gambar 2.11 Dioda ... 46

Gambar 2.12 Transistor ... 46

Gambar 2.13 Integrated Circuit ... 47

Gambar 2.14 Transformator ... 47

Gambar 2.15 Relay ... 48

Gambar 2.16 LED ... 48

Gambar 2.17 Stop Kontak ... 48

Gambar 3.1 Diagram Alur (Flowchart) Penelitian Prototipe Sistem ... 55

Gambar 3.2 Tahapan-tahapan pengembangan model komputer ... 56

(13)

xviii

Gambar 4.4 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang Staff

ICT ... 69

Gambar 4.5 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang verifikasi ... 70

Gambar 4.6 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang server 71

Gambar 4.7 Skema Ruangan Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ... 73

Gambar 4.8 Flowchart proses rancangan sistem ruang tamu ... 76

Gambar 4.9 Flowchart proses rancangan sistem ruang staff ICT ... 77

Gambar 4.10 Flowchart proses rancangan sistem ruang verifikasi ... 78

Gambar 4.11 Flowchart proses rancangan sistem ruang server ... 79

Gambar 4.12 Blok Diagram Perancangan Arsitektur Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan ... 80

Gambar 4.13 Flowchart Program Assembly Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ... 84

Gambar 4.14 Rangkaian Catu Daya ... 85

Gambar 4.15 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ... 87

Gambar 4.16 Rangkaian Saklar Digital ... 89

Gambar 4.17 Rangkaian Serial IC MAX 232 ... 90

(14)

xix

Gambar 4.22 Perancangan Tab Ruang Staff ICT dalam Menu Utama ... 94

Gambar 4.23 Perancangan Tab Ruang Server dalam Menu Utama ... 95

Gambar 4.24 Perancangan Tab Ruang Staff Verivikasi dalam Menu Utama .. 96

Gambar 4.25 Perancangan Menu Help ... 97

Gambar 4.26 Perancangan About Software ... 98

Gambar 4.27 Pembuatan program Menggunakan ALDS ... 99

Gambar 4.28 Pembuatan Aplikasi Dengan WH 500-800 Programmer ... 100

Gambar 4.29 Pembuatan Rangkaian Catu Daya ... 101

Gambar 4.30 Pembuatan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ... 102

Gambar 4.31 Pembuatan Rangkaian Saklar Digital ... 103

Gambar 4.32 Pembuatan Rangkaian Serial IC MAX 232 ... 104

Gambar 4.33 Pembuatan Rangkaian Led Indikator ... 105

Gambar 4.34 Instalasi Visual Studio 2008 ... 106

Gambar 4.35 Form Login ... 107

Gambar 4.36 Tampilan Depan ... 109

Gambar 4.37 Tampilan Menu Ruang ... 109

Gambar 4.38 Form Help ... 110

Gambar 4.39 Form About Software ... 111

Gambar 4.40 Integrasi prototipe sistem kelistrikan ruangan ... 112

(15)

xx

Gambar 4.44 Pengujian Tampilan Tab Menu Ruang-Ruangan pada aplikasi .. 117

Gambar 4.45 Prototipe sistem dapat mengirim instruksi memutus dan

menghubungkan kelistrikan masing-masing saklar ... 117

Gambar 4.46 Tampilan Menu Help Pada Aplikasi ... 119

(16)

xxi

Lampiran I Mikrokontroler AT89S51 . ... I-1

Lampiran II Rangkaian Elektronika Prototipe Sistem Pnegendali

Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 .. II-1

Lampiran III Proses Pembuatan Program Assembly ... III-1

Lampiran IV Pembuatan Perangkat Sistem. ... IV-1

Lampiran V Pembuatan Antar Muka Sistem . ... V-1

Lampiran VI Proses Sistem Bekerja ... VI-1

Lampiran VII Source Code Assembler.. ... VII-1

(17)

xxii

1 Interrupt Suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan

mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut.

2 Random Access Memory

(RAM)

Sebuah tipe penyimpanan komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori

3 RST (Reset) RST pada pin 9 merupakan pin reset. Jika pada pin

ini diberi masukan 1 selama minimal

2 machine cycle maka system akan di-reset dan register-register internal akan berisi nilai

default tertentu dan program kembali mengeksekusi dari alamat paling awal.

4 Program Store Enable

(PSEN)

PSEN (Program Store Enable)adalah kontrol sinyal yang mengijinkan untuk mengakses program (code) memori eksternal.

5 Address Latch Enable

(ALE)

ALE (Address Latch Enable) digunakan untuk men-demultiplex address dan data bus. Ketika menggunakan program memori eksternal port 0 akan berfungsi sebagai address dan data bus. Pada setengah paruh pertama memory cycle ALE akan bernilai 1 sehingga mengijinkan penulisan alamat pada register eksternal dan pada setengah paruh berikutnya akan bernilai satu sehingga port 0 dapat digunakan sebagai data bus. ALE terdapat pada pin 30.

6 External Acces (EA) EA (External Access) yaitu akses dimana

Jika EA diberi masukan 1 maka mikrokontroler menjalankan program memori internal

saja. Jika EA diberi masukan 0 (ground) maka mikrokontroler hanya akan menjalankan program memori eksternal (PSEN akan bernilai 0). EA terdapat pada pin 31.

7 Buffer Merupakan sebuah proses komputer yang

menunjukkan perilaku yang aneh. 8 UART atau Universal

Asynchronous Receiver-Transmitter.

Bagian perangkat keras komputer yang

(18)

xxiii

11 MOV Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk melakukan operasi pemindahan data dari alamat register satu ke alamat register lainnya

12 SETB (Set Bit) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk melakukan operasi pada bit data pada alamat yang ditunjuk.

13 CLR (Clear) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk memberikan data 0 pada alamat register yang ditunjuk.

14 AJPM (Absolut Jump) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk lompatan dalam sub-rutin yang sama dengan alamat memori 11bit dari alamat yang ditentukan

15 ACALL(Absolut Call) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah Digunakan untuk memanggil program sub-rutin yang ditunjuk dengan jangkauan maksimal 2kbyte 16 JNB (Jump on ot Bit Set) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah Perintah ini melakukan pengujian bit pada alamat bit yang ditunjuk

17 CJNE (Compare and

Jump if Not Equal)

Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah Melakukan perbandingan antara data sumber dengan data tujuan

18 TMP1 dan TMP2 Permulaan Pendeklarasian variable address.

19 Watchdog Timer Fasilitas yang digunakan untuk mengatasi kondisi

(19)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia semakin canggih, hal ini

ditandai dengan banyaknya teknologi yang mempercepat pekerjaan manusia itu

sendiri. Teknologi dapat mengubah pola pikir manusia baik dalam metode

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Infrastruktur

kelistrikan pun bisa dengan mudah dikendalikan dengan menggunakan teknologi.

Salah satu bentuk teknologi tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi

mikrokontroler (microcontroler).

Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat pada Pokja

Information and Communication Technology (ICT) merupakan salah satu instansi

pemerintah yang sistem kelistrikannya menggunakan sistem genset. Akan tetapi

pendistribusian listrik dengan sistem genset tersebut belum mampu mencakup

keseluruhan ruangan Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

Pokja ICT merupakan salah satu ruangan yang beberapa peralatannya belum

termasuk dalam sistem genset. Peralatan seperti AC, PC, lampu dan lainnya sering

menyala 24 jam tanpa digunakan untuk keperluan operasional.

Melihat kondisi hal itu, maka penulis memberikan ide yang dapat digunakan

pada berbagai keperluan. Dalam skripsi ini penulis akan merancang sebuah

(20)

AT89S51 (Studi Kasus : Pada Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat)”.

Dalam judul penelitian tersebut, sebenarnya sudah ada skripsi yang meneliti

tentang pengendalian listrik, namun dengan demikian hal yang membedakan

dalam pembuatan skripsi ini adalah prototipe sistem pengendali kelistrikan

berbasis mikrokontroler, dengan bahasa dan pemrograman yang berbeda.

Penelitian ini, penulis menggunakan bahasa Assembly, Visual Basic. Net 2008

sebagai program antarmuka, dan memanfaatkan koneksi serial menggunakan

perangkat RS 232 to USB. Dalam penelitian ini output dalam pengendali yaitu

lampu dengan output 5 Watt. Dalam penelitian sejenis (Irfan F ; 2010)

menggunakan simulasi lampu led , koneksi paralel port printer, dan pemrograman

visual basic sebagai user interface. Adapun kelebihan dari sistem yang penulis

rancang adalah penggunaaan timer yang ditambahkan dalam user interface,

sehingga mampu mengendalikan kelistrikan disesuaikan sesuai dengan waktu dan

kebutuhan pendistribusian kelistrikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang, maka

penulis mengidentifikasi pokok-pokok masalah yang dihadapi adalah sebagai

berikut :

1. Sistem saklar manual dan genset yang dirasakan saat ini belum

memanfaatkan teknologi informasi, sehingga dibutuhkan sebuah

aplikasi kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan

(21)

2. Dibutuhkan aplikasi prototipe guna mengendalikan kelistrikan agar

dapat diaplikasikan kedalam sistem nyata kelistrikan pada Balai Besar

Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat

3. Dibutuhkan waktu yang cukup banyak pada petugas, untuk bergeser

dari lokasi kerja dan mematikan kelistrikan masing-masing ruangan.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,

maka masalah yang kan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang sebuah alat sebagai prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan

terkomputerisasi?

2. Bagaimana membuktikan bahwa prototipe sistem pengendalian

kelistrikan ini sudah bekerja sebagai alat yang dirancang sebagai

pengganti ruangan-ruangan yang terdapat pada Pokja ICT Balai Besar

Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat?

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi masalah tersebut dengan

keadaan dilapangan meliputi :

1. Merancang aplikasi sistem pengendali kelistrikan secara otomatis

dan efisien, yang terdiri dari hardware dan software.

2. Pembangunan aplikasi sistem hardware tersebut memanfaatkan

teknologi mikrokontroler tipe AT89S51 diproduksi oleh ATMEL

(22)

3. Membangun aplikasi sistem software dengan menggunakan bahasa

pemrograman Assembly, dan Visual Basic. Net sebagai user

interface.

4. Pemrograman Visual Basic.NET 2008 hanya sebagai user interface

dimana mengendalikan kelistrikan ruangan pada lokasi listrik yang

dikendalikan dan menambahkan program timer sebagai otomatisasi

dan rekapitulasi yang dapat diatur sesuai kebutuhan instansi.

5. Perancangan sistem pengendali kelistrikan ruangan ini

menggunakan metode pengembangan model komputer (computer

model).

6. Membuktikan pengendalian kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 diruangan pokja ICT yang sudah

dipasang 4 saklar dengan tegangan masing-masing 220 volt dengan

lampu output 5 Watt.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Merancang sebuah prototipe sistem pengendali kelistrikan berbasis

Mikrokontroler AT89S51, menggunakan bahasa Assembler, dan

pemrograman Visual Basic.Net 2008.

2. Melakukan pengetesan dan pemasangan aplikasi prototipe

pengontrolan kelistrikan ruangan secara otomatisasi, sentralisasi,

dan terkomputerisasi pada PC Staff Balai Besar Meteorologi dan

(23)

3. Melakukan pengujian efektivitas kelistrikan dengan memanfaatkan

program timer pada user interface dan empat saklar sebagai

simulasi empat ruangan pada sistem kelistrikan Balai Besar

Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dibuatnya sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

a.Bagi Penulis

1. Menambah wawasan tentang bagaimana cara mengendalikan

listrik secara otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi.

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis khususnya

dibidang teknologi informasi, elektronika, dan listrik instalasi

dalam merancang aplikasi ini.

3. Menerapkan ilmu yang didapat penulis selama mengikuti

perkuliahan pada Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Teknik

Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b.Bagi Perusahaan

1. Kelistrikan ruangan Pokja ICT pada Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika kini menjadi otomatisasi, sentralisasi, dan

(24)

2. Memudahkan dalam pengontrolan kelistrikan ruangan.

3. Menghemat waktu dan tenaga.

c.Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

pelajaran yang diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam

perancangan sistem hardware dan software.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya

dalam pengendalian kelistrikan ruangan dan sebagai bahan

evaluasi generasi yang akan datang.

1.7 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang lengkap

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan

beberapa metode sebagai berikut :

A. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan

a) Observasi

Yaitu pengumpulan data dari informasi dengan cara

mengunjungi tempat penelitian ini dilakukan.

b) Wawancara

Yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak

yang terkait pada Pokja Information and Communication

(25)

Geofisika Wilayah II untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi.

2. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara mencari

sumber-sumber literatur yang digunakan untuk landasan teori dan

permasalahan mendasar dalam penelitian.

B. Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model

komputer dan simulasi secara umum, dalam hal ini digunakan adalah model

komputer yaitu sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan dibangun

Jika pengembang model belum mengetahui cara kerja model sistem

yang akan disimulasikan, maka pengembang konsultasi bersama

seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan.

2. Mengembangkan model komputer dari sistem

Setelah pengembang mengetahui cara-cara sistem yang akan

dibangun, maka tahap berikutnya adalah memastikan kebutuhan

sistem disesuaikan dengan karakteristik tujuan pemodelan sistem.

3. Mengembangkan komputer dalam rancangan Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini, kebutuhan model komputer yang sudah lengkap

diformulasikan dalam perancangan dari tujuan pemodelan simulasi

(26)

4. Membuat program dasar Assembly, hardware prototipe dan pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

Tahap ini implementasi yang dihasilkan dari flowchart tahap

sebelumnya.

5. Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga

tolak ukrur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan

hasil simulasi dibandingkan dengan sistem nyata.

1.8 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dengan penjelasan tiap-tiap bab sebagai

berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang pengenalan prototipe, sistem,

pengendalian, kelistrikan, ruangan, Mikrokontroler AT89S51,

dasar-dasar pemrograman Assembly, dan pengenalan

(27)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian tentang metodologi yang digunakan

untuk mengimplementasikan penelitian dan pengembangannya.

BAB IV. PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini akan dijelaskan sejarah singkat, visi, misi, struktur

organisasi Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II

Ciputat, perancangan dan pengembangan prototipe sistem

pengendali kelistrikan ruangan Mikrokontroler AT89S51,

menggunakan bahasa Assembler, dan menggunakan

pemrograman Visual Basic.NET sebagai program antarmuka

pemakai.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini, berisi kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian dan

pembuatan skripsi ini, serta saran untuk pengembangan sistem

(28)

10

2.1 Definisi Prototipe

Menurut Zulkifli (2005) prototipe (prototyping) adalah pemakaian aplikasi

khusus perangkat lunak untuk membuat versi skala kecil atau perkiraan pertama

program yang direncanakan. Versi skala kecil disebut protipe, dan dapat dibuat

relatif cepat, serta kemudian dapat dilihat oleh pemakai dengan mencobanya

terlebih dahulu. Pemakai mengetes, misalnya, prosedur pemrosesan transaksi,

membuat laporan, dan memperbarui (update).

Sesudah pemakai kahir menyelesaikan pengetesan, tim pendesain dapat

mempelajari respons dan mengerjakan kembali prototipe. Dengan pengulangan

tersebut, prototipe dapat dibuat sesuai dengan keperluan pemakai dan disetujui

oleh manajemen. Biasanya pendesain akan meneruskan pembuatan prototipe

sampai menjadi sistem skala penuh. Sementara itu beberapa tingkatan dalam

proses desain dapat diserahkan pada pemakai untuk dicobakan. Sekali prototipe

dapat disetujui, maka dapat digunakan sebagai model untuk sistem skala penuh

( Zulkifli, 2005 : 191 ).

2.2 Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto (2003) sistem (system) dapat didefinisikan dengan

pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur

(29)

didefinisikan sebagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem

yang didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya sistem komputer yang

didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

Pendekatan komponen merupakan pendekatan yang relatif baik digunakan

untuk menjelaskan suatu sistem informasi. Akan tetapi penggunaan pendekatan

ini adalah jika komponen-komponen dari sistem tidak dapat diidentifikasi dengan

jelas. Satu komponen saja tidak teridentifikasi, maka akan gagal untuk

menggambarkan sistem itu dengan baik dan sistem tersebut tidak akan dapat

mencapai tujuannya ( Jogiyanto, 2003 : 34 ).

2.3 Definisi Pengendalian

Pengendalian adalah sistem yang berfungsi sebagai pengontrol sistem yang

lain yang bersifat terpusat, dapat pula diartikan sebagai otomatisasi sebuah sistem

(Sutanto, 2004 : 8).

2.4 Definisi Kelistrikan

Jika diterjemahkan secara umum listrik adalah sumber energi yang

disalurkan melaui kabel atau penghantar lainnya. Didalam kabel akan timbul arus

listrik, yaitu muatan aliran elektron yang mengalir tiap satuan waktu

(Susanta, 2007 :5).

Jadi kelistrikan merupakan sambungan alat listrik yang sederhana dimana

minimal satu jalur tertutup yang dapat dilalui arus. Alat-alat listrik terdiri dari :

(30)

2.5 Definisi Ruangan

Menurut Suharso ruang secara umum dapat diartikan sebagai tempat yang

digunakan manusia untuk melakukan aktivitas. Sebagai contoh ruang tamu, yaitu

ruang yang digunakan untuk menerima tamu sekaligus untuk berkomunikasi

dengan orang luar. Jadi ruangan adalah kumpulan dari ruang-ruang yang berada

dalam suatu gedung yang digunakan manusia untuk melakukan aktivitas

( Suharso, 2000 : 3).

2.6 Definisi Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah Central Processing Unit (CPU) yang disertai memori

serta sarana input-output dan dibuat dalam bentuk chip (Suhata, 2004 : 143).

Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang seluruh atau sebagian

besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga disebut dengan single chip

microcomputer. Mikrokontroler biasa dikelompokkan dalam satu keluarga,

masing–masing mikrokontroler mempunyai spesifikasi tersendiri namun masih kompatible dalam pemrogramannya ( Budioko, 2005 : 3).

Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan

mikrokomputer, yang hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan

teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan

kandungan transistor yang lebih banyak sehingga harganya menjadi lebih murah

(dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir

untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan

(31)

2.6.1Berbagai Tipe Mikrokontroler

Berbagai tipe mikrokontroler yang berada di kalangan dunia industri

teknologi dan informasi sebagai berikut : ( Budiharto, 2005: 8)

1. Mikrokontroler ATMEL

Mikrokontroler keluaran ATMEL dapat dikatakan sebagai

mikrokontroler terlaris dan termurah saat ini. Chip mikrokontroler ini

dapat diprogram menggunakan port paralel dan port serial. Selain itu,

dapat beroperasi hanya dengan satu chip dan beberapa komponen

dasar seperti kristal, resistor dan kapasitor. Beberapa tipe

mikrokontroler keluaran Atmel : 89C51, 89S51, 89S52, dan lain lain.

2. Mikrokontroler PIC

PIC merupakan keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip

Technologi yang bersumber dari PIC 1650 yang dibuat oleh Divisi

Mikroelektronika General Instruments. Teknologi Microchip tidak

menggunakan PIC sebagai akronim, melainkan nama brandnya yaitu

PIC micro.

3. Mikrokontroler MAXIM

Maxim merupakan salah satu produsen chip yang focus pada

komponen digital dan komunikasi, seperti mikrokontroler, akuisisi

data, dan komponen RF (Radio Frekuensi), antara lain

(32)

2.7 AT89S51

AT89S51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 4K byte flash

PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89S51

merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memori tersebut

dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Memory ini biasa digunakan untuk

menyimpan perintah berstandar kode MCS-51 sehingga memungkinkan

mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi

keping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memori luar) untuk

menyimpan source code tersebut ( Andi, 2003 : 1).

2.7.1Kelebihan Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan versi terbaru keluaran ATMEL,

dimana sebelumnya seri AT89C51 yang telah banyak digunakan.

Mikrokontroler ini berteknologi nonvolatile kerapatan tinggi dari Atmel yang

kompatibel dengan mikrokontroler standar industri MCS-51 baik pin kaki IC

maupun set perintahnya serta harganya yang cukup murah (Budiharto,

2005: 17).

Berikut ini adalah perbandingan dan kemampuan dari mikrokontroler

(33)

Tabel 2.1

Perbandingan Mikrokontroler Atmel Jenis Mikrokontroler Atmel

reprogramable flash memory,

dengan kemampuan 1.000

kali baca tulis.

4Kbyte didalam sistem

reprogramable flash memory,

dengan kemampuan 1.000 kali

baca tulis.

Bekerja pada rentang 0-33

MHz. Bekerja pada rentang 0-24 MHz.

128x8 bit RAM internal. 128x8 bit RAM internal.

32 jalur input-output yang

dapat diprogram.

32 jalur input-output yang dapat

diprogram.

Dua buah 16 bit timer-counter. Dua buah 16 bit timer-counter.

Enam sumber interupt. Enam sumber interupt.

Saluran full-duplex serial

UART. Saluran programmable serial.

Dual data pointer.

Mode pemrogramman yang

fleksibel (byte dan page

(34)

2.7.2Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 dapat diimplementasikan dengan arsitektur

dibawah ini, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Arsitektur AT89S51

(Sumber : ATMEL, 8 Bit Microcontroller With 4K Bytes in – System

(35)

2.7.3Deskripsi Pin Mikrokontroler AT89S51

Pin adalah kaki fisik dari sebuah IC AT89S51 yang memiliki 40 buah

pin dengan fungsi tersendiri yang harus diperhatikan ( Nalwan, 2003 : 2).

Berikut ini akan penulis deskripsikan pin AT89S51, sehingga dapat

dilihat pada gambar 2.2, sebagai berikut :

Gambar 2.2 Deskripsi Pin AT89S51

(Sumber : ATMEL, 8 Bit Microcontroller With 4K Bytes in – System

Programmable Flash AT89S51, 2001 : 2).

Selanjutnya akan dideskripsikan fungsi dari macam–macam pin IC AT89S51 beserta fungsinya:

1. Pin 1 sampai 8 ( Port 1)

Merupakan Port 1 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit dan tidak memiliki fungsi lain. Port 1 terdiri dari

(36)

2. Pin 9 (Port Reset)

Pin ini merupakan input untuk melakukan reset.

3. Pin 10 sampai 17 ( Port 3 )

Pin ini merupakan port 3 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit. Port 3 terdiri dari P3.0, P3.1, sampai dengan P3.7.

Fungsi lain dari port 3 terdapat pada table 2.1.

Tabel 2.2 Fungsi lain dari port 3

Pin Nama Fungsi Lain

P3.0 RXD Jalur penerimaan data pada komunikasi serial

P3.1 TXD Jalur pengiriman data pada komunikasi serial

P3.2 INT‟0 Interupsi eksternal 0 P3.3 INT‟1 Interupsi eksternal 1

P3.4 T0 Input eksternal Timer / Counter 0

P3.5 T1 Input eksternal Timer / Counter 1

P3.6 WR‟ Jalur menulis memori data eksternal strobe

P3.7 RD‟ Jalur membaca memori data eksternal strobe.

4. Pin 18 dan 19 ( Port Osclilator )

Jalur ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguatan

tinggi. Mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang

(37)

5. Pin 20 (Ground )

Merupakan ground dari sumber tegangan yang diberi simbol GND.

6. Pin 21 sampai 28 ( Port 2 )

Merupakan Port 2 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit. Port 2 terdiri dari P2.0,P2.1 hingga P2.7.

7. Pin 29 (Program Store Enable )

Program Store Enable (PSEN) merupakan jalur kontrol untuk

mengakses eksternal program memory. PSEN pada umumnya

dihubungkan dengan output enable pada eksternal memory. PSEN

akan bernilai low pada saat pembacaan program dari external

memory.

8. Pin 30 (Address Latch Enable )

Address Latch Enable (ALE) berfungsi sebagai demultiplexer pada

saat Port 0 bekerja sebagai data bus.

9. Pin 31 (External Access )

External access (AE) merupakan pin yang berfungsi sebagai input

kontrol. Jika EA bernilai low, maka program hanya akan dijalankan

dari eksternal program memory. Jika EA bernilai high, maka

program dijalankan dari internal program memory.

10.Pin 32 sampai 39 ( Port 0 )

Merupakan port 0 yang salah satunya berfungsi sebagai general

purpose I/O dengan lebar 8 bit. Port 0 terdiri dari P0.0, P0.1, sampai

(38)

11.Pin 40 (VCC )

Merupakan sumber tegangan positif yang diberi symbol VCC.

2.7.4Struktur Memori

AT89S51 mempunyai struktur memori yang terdiri atas

( Nalwan, 2003 : 4 ) :

1. RAM Internal

Memori sebesar 128 byte yang biasanya digunakan untuk

menyimpan variable atau data yang bersifat sementara.

2. Special Function Register

Memori yang berisi register – register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus yang disediakan oleh mikrokontroler tersebut. Berikut

fungsi dari masing-masing register :

a. Accumulator (ACC)

ACC merupakan register akumulator yang digunakan untuk

operasi aritmatik dan operasi logika selalu menggunakan register

ini.

b. Register B

Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian.

Pada perintah- perintah yang lain berfungsi seperti register pada

umumnya.

c. Program Status Word (PSW)

(39)

d. Stack Pointer (SP)

Stack Pointer merupakan register 8 bit yang menyimpan dan

mengambil dari data atau ke stack.

e. Data Pointer (DPTR)

DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi

utamanya adalah sebagai tempat alamat 16 bit.

f. Port 0 sampai dengan Port 3

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai empat buah port, yaitu

Port 0, Port 1, Port 2, Port 3. Digunakan memori eksternal

maupun fungsi-fungsi special, seperti eksternal interrupt, serial

ataupun eksternal timer.

g. Serial Data Buffer

Serial Data Buffer sebenarnya merupakan 2 register yang

terpisah, transmit buffer (untuk mengirim data serial) dan receive

buffer (untuk menerima data serial).

h. Register Timer

Pasangan register (TH0 & TL0), atau (TH1 & TL1), serta (TH2

& TL2) adalah register 16 bit untuk proses perhitungan Time /

Counter 0, 1, dan 2.

i. Register Control

TCON, SCON, dan PCON berisi bit control dan status untuk

(40)

3. Flash PEROM,

Memori yang digunakan untuk menyimpan perintah-perintah

MCS51.

4. External Memory

Selain Flash PEROM dan internal RAM yang terdapat pada

mikrokontroler AT89S51, dan mempunyai memori eksternal berjenis

EEPROM (Electrically erasable programmable read only memory)

dengan kapasitas 8 Kbytes untuk menyimpan user program’ yang didownload dari PC atau data. Sesuai dengan namanya maka

EEPROM dapat ditulis dan dihapus secara elektrik, mirip seperti

RAM namun bersifat non volatile sehingga data yang tersimpan

EEPROM tidak hilang meskipun catu daya dimatikan.

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai struktur memori yang terpisah

antara RAM internal dan Flash PEROM-nya. RAM internal diberi alamat oleh

RAM Address register (Register Alamat Progam) sedangkan Flash PEROM

yang menyimpan perintah-perintah MCS-51 dialamati oleh Program Address

Register (register alamat program). Dengan adanya struktur memori yang

terpisah tersebut, walaupun RAM internal dan flash PEROM mempunyai

alamat yang sama, namun secarta fisiknya kedua memori tidak saling

berhubungan.

2.7.5Interupsi

Interupsi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan

(41)

yang dijalankan pada saat melayani interupsi tersebut disebut Interrupt Service

Routine . ( Nalwan, 2003 :49 ).

2.8Metodologi Penelitian

2.8.1Metodologi Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan

A. Observasi

Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu

teknik pengumpulan fakta/data yang cukup efektif untuk

mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung

suatu kejadian yang sedang dilakukan (Jogiyanto, 2005:623).

B. Wawancara

Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan

data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam

pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan

analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpukan data

secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai

(Jogiyanto, 2005:617).

2. Studi Pustaka

Yang dimaksud dengan kepustakaan adalah segala usaha yang

dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan

dengan topic atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi

itu dapat diperoleh dari buku-buku alamiah, laporan penelitian,

(42)

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Bintarto,

2002:20).

2.8.2Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model

komputer dan simulasi secara umum, dalam hal ini digunakan adalah model

komputer yaitu sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan dibangun

Jika pengembang model belum mengetahui cara kerja model sistem

yang akan disimulasikan, maka pengembang konsultasi bersama

seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan.

Hasil dari pemahaman sistem berupa penjelasan kata-kata, dan

flowchart kelemahan sistem sebelumnya.

2. Mengembangkan model komputer dari sistem

Setelah pengembang mengetahui cara-cara sistem yang akan

dibangun, maka tahap berikutnya adalah memastikan kebutuhan

sistem disesuaikan dengan karakteristik tujuan pemodelan sistem.

3. Mengembangkan komputer dalam rancangan Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini, kebutuhan model komputer yang sudah lengkap

diformulasikan dalam perancangan dari tujuan pemodelan simulasi

(43)

4. Membuat program dasar Assembly, hardware prototipe dan pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

Tahap ini implementasi yang dihasilkan dari flowchart tahap

sebelumnya. Ada beberapa bahasa komputer, namun ada juga bahasa

komputer yang tidak cocok, semua tergantung pada fasilitas apa saja

yang tersedia pada komputer yang bersangkutan utnuk mendukung

prototipe.

5. Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga

tolak ukrur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan

hasil simulasi dibandingkan dengan sistem nyata. Pengujian

dilakukan untuk melihat apakah sistem prototipe tersebut bekerja

sesuai apa yang diharapkan. Pemeliharaan dilakukan untuk

mencegah segala kemungkinan yang menggangu kinerja prototipe

kelistrikan., seperti pengecekan dari pihak petugas kelistrikan.

Evaluasi digunakan sebagai pelengkap dari aplikasi, penulis meminta

tanggapan dari staf (user), guna menganalisa dan melakuakn

perubahan dari segi desain dan program. Tanggapan prototipe sistem

(44)

2.8.3 Pseudocode

Menurut Jogiyanto (2003:1), Pseudo berarti imitasi atau mirip atau

menyerupai dan code menunjukkan kode dari program, berarti pseudocode

adalah kode yang mirip dengan instruksi kode program yang sebenarnya.

Pseudocode adalah kode yang mirip dengan instruksi kode program yang

sebenarnya.

Pseudocode berbasis pada bahasa pemrograman yang sesunggunya

sehingga lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan

dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode akan memudahkan

programmer untuk memahami dan menggunakan, karena mirip dengan

kode-kode program sebenarnya.

2.8.4 Flowchart ( Diagram Alur)

Menurut Pressman (2002:535), komputer membutuhkan hal-hal

terperinci, bahasa pemrograman bukan merupakan alat yang boleh dikatakan

baik untuk merancang sebuah algoritma awal.

Alat yang banyak dipakai untuk membuat algoritma adalah diagram alur.

Diagram alur dapat menunjukkan secara jelas arus pengendalian algoritma,

yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan kegiatan. Suatu diagram alur

memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis.

Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan

artinya. Simbol-simbol tersebut dipakai untuk menunjukkan berbagai kegiatan

operasi dan jalur pengendalian. Diantara simbol- simbol yang akan digunakan

(45)

Tabel 2.3

Simbol-simbol Flowchart (Jogiyanto, 2003:465)

Gambar Simbol Keterangan

Simbol

Kegunaan

Simbol proses

Simbol yang menunjukkan

pengolahan yang dilakukan

oleh komputer.

Simbol input-output

Simbol yang menyatakan

proses input dan output tanpa

tergantung dengan jenis

peralatannya.

Simbol decision

Simbol untuk kondisi yang

kan menghasilkan beberapa

kemungkinan jawaban /aksi.

Simbol terminal

Simbol untuk permulaan atau

akhir dari suatu program.

Simbol connector

Simbol untuk menyatakan

input berasal dari dokumen

dalam bentuk kertas.

Simbol catatan

keterangan

Berisi catatan supaya mudah

dimengerti isi/tujuan

algoritma atau uraian data

yang akan diproses.

Simbol konektor

halaman berikutnya

Tanda hubung antara satu

simbol flowchart yang

(46)

2.9 Bahasa Pemrograman Assembly

Dalam pembuatan perangkat lunak pada mikrokontroler AT89S51 penulis

menggunakan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman

tingkat rendah under DOS, bahasa assembly memakai kode mnemonic untuk

menggantikan kode biner, agar lebih mudah diingat sehingga lebih memudahkan

dalam penulisan program (Kristanto, 2003:68 ).

Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi kepada manusia yaitu

bagaimana agar pernyataan-pernyataan yang ada dalam program mudah ditulis

dan dimengerti oleh manusia. Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih berorientasi

ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat langsung mengintepretasikan

pernyataan-pernyataan program.

Kelebihan Bahasa Assembly:

1. Ketika di-compile lebih kecil ukuran

2. Lebih efisien/hemat memori

3. Lebih cepat dieksekusi

Kesulitan Bahasa Assembly:

1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris program relatif lebih

panjang dibanding bahasa tingkat tinggi.

2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika jumlah baris sudah

terlalu banyak.

3. Lebih sulit dalam melakukan pekerjaan rumit, misalnya operasi

(47)

Program yang ditulis dengan bahasa assembly terdiri dari label, kode

mnemonic, Operand dan lain sebagainya, pada umumnya dinamakan sebagai

program sumber (source code) yang belum bisa diterima oleh mikrokontroler

untuk dijalankan sebagai program, tapi harus diterjemahkan dulu menjadi bahasa

mesin dalam bentuk kode biner.

Program sumber dibuat dengan program editor biasa, misalnya notepad pada

windows atau dengan aplikasi bernama ASM10, selanjutnya program sumber

diterjemahkan ke bahasa mesin dengan menggunakan program assembly. Hasil

kerja program assembly adalah program objek dan juga assembly listing.

Program objek berisikan kode-kode bahasa mesin, kode-kode bahasa mesin

inilah yang diumpankan kedalam memori mikrokontroler. Pada mikrokontroler

buatan ATMEL program objek ini diisikan ke dalam Flash PEROM yang juga ada

di dalam mikrokontroler AT89S51.

Assembly listing merupakan naskah yang berasal dari program sumber,

dalam naskah tersebut pada bagian sebelah setiap baris dari program sumber

diberi tambahan hasil terjemahan program assembly. Tambahan tersebut berupa

nomor memori program berikut dengan kode yang akan diisikan pada memori

program bersangkutan. Naskah ini sangat berguna untuk dokumentasi dan sarana

untuk menelusuri program yang di tulis.

2.9.1Struktur Program Assembly

Sarana yang ada dalam program Assembler sangat minim, tidak seperti

dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language programming)

(48)

menentukan segalanya, menentukan letak program yang ditulisnya dalam

memori program, membuat data konstan dan tabel konstan dalam memori

program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori data.dan lain

sebagainya.

2.9.2Program Sumber Assembly

Program sumber Assembler (Assembler Source Program) merupakan

kumpulan dari baris-baris perintah yang ditulis dengan program penyunting

teks (Text Editori) sederhana, misalnya program EDIT.COM dalam DOS, atau

program notepad dalam Windows. Kumpulan baris perintah tersebut biasanya

disimpan ke dalam file yang berekstensi *.ASM atau ekstensi lain misalnya

*.A51, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk

mengolah program sumber Assembler tersebut.

Setiap baris perintah merupakan sebuah perintah yang utuh, artinya

sebuah perintah tidak mungkin dipecah menjadi lebih dari satu baris. Satu

baris perintah bisa terdiri atas empat bagian, bagian pertama dikenali sebagai

label atau sering juga disebut sebagai simbol, bagian kedua dikenali sebagai

kode operasi, bagian ketiga adalah komentar. Antara bagian-bagian tersebut

dipisahkan dengan sebuah spasi atau tabulator. Secara rinci bagian-bagian

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Kode Operand

Kode Operasi (operation code atau sering disingkat sebagai OpCode)

merupakan bagian perintah yang harus dikerjakan. Dalam hal ini

(49)

untuk mengatur kerja mikrokontroler. Jenis kedua dipakai untuk

mengatur kerja program assembler, sering dinamakan sebagai

assembler directive.

Kode Operasi ditulis dalam bentuk mnemonic, yaitu bentuk

singkatan-singkatan yang budah diingat, misalnya untuk keluarga

MCS-51 digunakan MOVX, MOV, ADD dan lain sebagainya.

Sedangkan kode operasi yang dikerjakan oleh program assembler

yang ada komputer atau assembler directive sangat bergantung

padaprogram assembler yang digunakan. Contoh : ORG, EQU,DB

dan lain sebagainya.

Kode operasi ini ditentukan oleh pabrik pembuat mikroprosesor /

mikrokontroler, dengan demikian setiap prosesor mempunyai kode

operasi yang berlainan.

Kode operasi berbentuk mnemonic tidak dikenal mikroprosesor /

mikrokontroler. Oleh karena itu agar program yang ditulis dengan

kode mnemonic bisa dipakai untuk mengendalikan prosesor, maka

program semacam itu diterjemahkan menjadi program yang dibentuk

dari kode operasi kode biner agar dikenali oleh mikroprosesor /

mikrokontroler.

Tugas penerjemahan tersebut dilakukan oleh program yang

(50)

2. Bagian Operand

Operand merupakan pelengkap bagian kode operasi, namun tidak

semua kode operasi memerlukan operand, dengan demikian bisa

terjadi sebuah baris perintah hanya terdiri dari kode operasi tanpa

operand. Sebaliknya ada pula kode operasi yang perlu lebih dari satu

operand, dalam hal ini antara operand satu dengan yang lain

dipisahkan dengan tanda koma.

3. Perintah-perintah Standart MCS51

Setiap mikrokontroler mempunyai konstruksi yang berlainan,

perintah atau perintah pada software untuk mengendalikan masing

-masing mikrokontroler juga berlainan, begitu juga dengan

mikrokontroler AT89S51 hanya dapat menerima software dengan

perintah-perintah yang berstandartkan MCS51. Berikut adalah

perintah-perintah standart MCS51 yang penulis gunakan dalam

pembuatan software sistem pengendali peralatan elektronik suatu

ruangan.

A. Tranfer data 1) Perintah MOV

Perintah untuk melakukan operasi pemindahan data

dari alamat register satu ke alamat register lainnya .

Contoh : mov a, #’a’

(51)

B. Logika

1) Perintah SETB (Set Bit)

Perintah ini melakukan operasi set pada bit data pada

alamat yang ditunjuk.

Contoh :

setb rly1

data bit pada relay satu diset menjadi bernilai 1.

2) Perintah CLR (Clear)

Perintah ini member ikan data 0 pada alamat register

yang ditunjuk.

Contoh :

clr rly1

data bit pada relay satu diset menjadi bernilai 0.

C. Lompatan Program

1) Perintah AJMP (Absolut Jump),

Digunakan untuk lompatan dalam sub-rutin yang

sama dengan alamat memori 11bit dari alamat yang

ditentukan.

Contoh :

ajmp sys_prog

melakukan lompatan ke subrutin program sistem

(52)

2) Perintah ACALL (Absolut Call)

Digunakan untuk memanggil program sub-rutin yang

ditunjuk dengan jangkauan maksimal 2kbyte.

Contoh :

acall ser_int

melakukan panggilan pada subrutin interupsi serial

dengan jangkauan maksimal 2kbyte.

D. Lompatan Program Bersyarat

1) Perintah JNB (Jump on ot Bit Set)

Perintah ini melakukan pengujian bit pada alamat bit

yang ditunjuk.

Contoh :

jnb sts_ser, prog1

Pada alamat status serial melakukan lompatan ke

subrutin program 1.

2) Perintah CJNE (Compare and Jump if Not Equal)

Melakukan perbandingan antara data sumber dengan

data tujuan.

Contoh :

Perintah : Cjne data tujuan, data sumber, alamat

lompat

(53)

melakukan perbandingan antara data pada akumulator

dengan data segera. Jika datanya tidak sama maka

program akan melompat ke subrutin, tapi jika datanya

sama maka program menjalankan perintah

dibawahnya.

2.10Visual Basic. NET

Visual basic. NET adalah bagian dari Visual Studio 2008. NET, yang

dikembangkan dari versi sebelumnya yaitu visual basic 6, visual basic.NET2002,

visual basic.NET 2003, (Yuswanto, 2006:4).

Visual Basic.NET menyediakan beberapa template, seperti windows

application, class library, windows control library, console application, windows

service. Didalam visual basic.NET terdapat lingkungan pengembangan yang

terintegrasi atau sering disebut IDE. Lingkungan pengembangan ini mempunyai

beberapa tool yang digunakan untuk mendesain, menjalankan dan mencari

kesalahan program dari aplikasi yang dibuat (Yuswanto, 2006:7).

2.10.1Komponen komponen Visual Basic. NET

Komponen yang ada pada layar kerja visual basic .NET seperti pada

gambar 2.8 terdiri dari :

1. Menu Bar

Menu Bar merupakan kumpulan perintah-perintah yang

dikelompokan dalam kriteria operasinya. Daftar pilihan menu yang

(54)

Build, Debug, Data, Format, Tools, Window dan Help (Yuswanto,

2006:18).

2. Toolbar

Toolbar merupakan sekumpulan tombol yang mewakili suatu

perintah tertentu pada bahasa pemrograman berbasis window.

Tombol-tombol pada toolbar ini di gunakan untuk mempercepat

akses perintah. Pada visual basic .NET terdapat tidak kurang dari 25

toolbar yang dapat digunakan (Yuswanto, 2006:30).

3. Toolbox

Toolbox merupakan sebuah jendela dimana obyek atau kontrol user

interface ditempatkan dan digunakan untuk membentuk suatu

program berbasis windows atau web. Kontrol yang ada di toolbox

dikelompokan sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya seperti

general, clipboard ring, windows forms components, dan data

(Yuswanto, 2006:33).

Tabel 2.4

Penjelasan Fungsi Tool-tool Dalam Toolbox

Nama Toolbox Penjelasan Fungsi

Label Menampilakan teks tetapi pemakai tidak dapat

mengubahnya secara langsung .

Status Bar Terletak pada bagian bawah form induk dan

berisi informasi tentang keadaan aplikasi

sekarang.

Text Box Menampilkan teks yang dapat diedit oleh

(55)

diubah oleh program.

CheckBox Menampilkan kotak cek dan label teks.

Umumnya digunakan untuk mengatur pilihan.

Picture Box Menampilkan file gambar seperti bitmap(.bmp,

.jpg, .gif).

Timer Untuk mengeksekusi waktu kejadian pada rutin

program termasuk interval (selang waktu)

Button Digunakan untuk memulai, menghentikan atau

menginterupsi suatu proses.

Tab Control Menyediakan halaman tab untuk

mengorganisasikan dan mengakses objek yang

dikelompokkan secara efisien.

merupakan area dimana penulis dapat menuliskan kode-kode

program visual basic .NET. Suatu kode-kode program merupakan

kumpulan dari perintah untuk menjalankan obyek yang berupa

kontrol maupun form serta logika program (Yuswanto, 2006:43).

6. Solution Explorer Window

Solution explorer window merupakan jendela yang menampilkan

(56)

aplikasi. Pada jendela ini terdapat root yang berupa nama proyek dan

cabang-cabangnya seperti references, assemblyinfo.vb, form, module,

dan class (Yuswanto, 2006:44).

7. Properties Window

Properties window di gunakan pada mode desain yang bertujuan

untuk mengatur suatu nilai pada kontrol obyek (Yuswanto, 2006:49).

Gambar 2.3 Visual basic.Net

( Sumber : Yuswanto,2006:18 )

2.10.2Kelebihan dan Kekurangan Pemrograman Visual Basic. NET

Berikut ini akan diuraikan mengapa penulis memilih program Visual

(57)

1. Menyederhanakan Pengembangan perangkat lunak

VB.NET memiliki fitur compiler yang bekerja secara background

real-time, dan daftar task/tugas untuk penanganan bug/kesalahan

program sehingga pengembang dapat langsung memperbaiki

kesalahan kode yang terjadi.

2. Mendukung Penuh OOP (Object Oriented Proggramming)

Dalam VB.NET, penulis dapat membuat kode class yang

menggunakan secara penuh konstruksi berbasis objek.

3. Menyederhanakan deployment

VB.NET mengatasi masalah seputar deployment aplikasi berbasis

windows yiatu “DLL Hell” dan registrasi COM (Component Object

Model). Secara berdampingan versioning (pengaturan versi

komponen) mencegah tertindihnya dan terkorupsinya komponen dan

aplikasi.

4. Mempermudah migrasi dari VB 6 Ke VB.NET

Interoperability COM menyediakan dua arah antara aplikasi VB6

dengan VB.NET. Wizard Upgrade pada VB. NET memungkinkan

pengembang dapat melakukan migrasi lebih dari 95% kode VB6

menjadi kode VB.NET.

Berikut ini akan diuraikan beberapa kekurangan program Visual Basic

.Net, dikarenakan ( Ario, 2003 :8) :

1. VB .NET tidak dapat berjalan di platform non-microsoft sehingga

(58)

beberapa komunitas linux yang bisa menjalankan Visual Basic.NET

pada operating system tersebut.

2. Visual Basic.NET runtime-nya yang 10 kali lebih besar dari paket

runtime VB6 serta peningkatan penggunan memory pada Visual

Basic.NET membuat Visual Basic.NET dapat dikatakan boros dalam

menggunakan resource komputer. Oleh karena itu, harus didukung

oleh resource yang memadai untuk dapat menjalankan programnya.

2.11Komponen Pendukung

2.11.1Perangkat Keras Komunikasi

Berikut akan diuraikan beberapa perangkat keras yang digunakan

sebagai komunikasi, sebagai berikut :

1. Port Serial

Port serial (serial port) adalah port yang mengirim data satu bit demi

satu bit biasanya menghubungkan perangkat-perangkat yang tidak

memerlukan transmisi data yang cepat seperti mouse, keyboard dan

modem ( Cashman, 2002 : 203 ).

Serial RS-232 adalah bentuk standar komunikasi yang telah lama ada

untuk setiap pembuatan interface yang mengacu pada fungsi

komputer. Dalam setiap proses transfer data serial, RS 232

memerlukan sebuah Data Terminal Equipment atatu sering disebut

DTE dan Data Communication Equipment atau sering disebut DCE

(59)

1 2 3 4 5

6 7 8 9

Gambar 2.4 Konektor DB 9 Jantan

( Sumber : Budiharto,2005:100)

Gambar 2.5 Konektor DB 9 betina

( Sumber : Budiharto,2005:100)

Berikut tabel penggunaan pin, nama pin, dan jenis sinyal yang

digunakan pada konektor serial DB9, sebagai berikut :

Tabel 2.5. Port DB 9

Pin Nama Sinyal Jenis

1 Data Carier Detect Input

2 Received Data (RxD) Input

3 Transmitted Data (TxD) Output

4 Data Terminal Ready (DTR) Output

5 Ground -

6 Data Set Ready (DSR) Input

7 Request To Send (RTS) Output

8 Clear To Send Input

9 Ring Indicator Input

Keterangan :

a. Pin 1 (Data Carier Detect) berfungsi untuk mendeteksi boleh

(60)

b. Pin 2 (Received Data) berfungsi sebagai jalur penerimaan

data dari DCE ke DTE.

c. Pin 3 (Transmitted Data) berfungsi sebagai jalur penerimaan

data dari DTE ke DCE..

d. Pin 4 (Data Terminal Ready) berfungsi untuk memberitahu

kesiapan terminal DTE.

e. Pin 5 (Ground) berfungsi sebagai saluran ground.

f. Pin 6 (Data Set Ready) berfungsi menyatakan bahwa status

data tersambung pada DCE.

g. Pin 7 (Request To Send ) berfungsi untuk mengirim sinyal

informasi dari DTE ke DCE bahwa akan ada data yang akan

dikirim.

h. Pin 8 (Clear To Send) berfungsi untuk memberitahu pada

DCE siap untuk menerima data.

i. Pin 9 (Ring Indicator) berfungsi untuk memberitahu pda DTE

bahwa ada terminal yang menginginkan komunikasi dengan

DCE.

2. Port Universal Serial Bus / USB Port

Port USB ( Universal Serial Bus) yaitu port yang dapat

menghubungkan sampai 127 pheriferal yang berbeda dengan sebuah

(61)

3. Universal Serial Bus (USB) to Serial RS 232 Converter

Universal serial bus (USB) to serial RS 232 converter ialah suatu

alat yang dapat mengubah sinyal USB kedalam sinyal serial yang

diteruskan kedalam port serial (Misky , 2005 : 201).

Gambar 2.6 USB To Serial

(Sumber : Data Diolah Penulis)

4. Universal Writer

Universal Writer ialah suatu alat yang dapat memasukkan program

assembler yang telah dikompile kedalam file *BIN yang kemudian

dimasukkan kedalam Mikrokontroler AT89S51 (Misky , 2005 : 210).

Gambar 2.7 Universal Writer

( Sumber: Data Diolah Penulis)

2.11.2 Komponen Elektronika

Komponen Elektronika ialah komponen-komponen yang disusun

Gambar

Tabel 2.1  Perbandingan Mikrokontroler Atmel
Gambar 2.1 Arsitektur AT89S51
Gambar 2.2 Deskripsi Pin AT89S51
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil uji koefisien determinasi sebesar 0.249, yang berarti bahwa variabel Kualitas Sistem Informasi Aplikasi SIMDA dapat menjelaskan

Sejarah kajian hadis dari masa ke masa mengalamai perkembangan yang sangat signifikan, mulanya kajian hadis dari lisan ke lisan berkembang menjadi tulisan, perubahan tersebut tak

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini,

Menteri Pendidikan Nasional dapat melakukan perubahan atau pemberhentian bantuan kepada satuan pendidikan formal, satuan pendidikan nonformal atau lembaga kemasyarakatan

Karena adanya sistem perdagangan over the counter, mata uang asing yang berbeda diperdagangkan dalam berbagai pasar valuta asing di dunia yang saling

Pada mikropon optik tahapan proses tersebut lebih rumit, yakni paling tidak meliputi tiga tahap, yaitu: (1) dari tekanan akustik menjadi pergeseran membran, (2) dari

Semoga perubahan dan pergeseran paradigma seni pertunjukan teater yang terus menerus terjadi mampu menjadi cara untuk membaca pendidikan seni budaya di Indonesia khususnya dan

Pada status persalinan multi mempunyai nyeri sedang dan mempunyai nyeri berat karena dari hasil wawancara ibu mengatakan sudah pernah mengalami nyeri pada saat