• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Struktur Organisasi

Seperti yang digambarkan mengenai struktur organisasi dari PT. Bank Jatim Surabaya, secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut 1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab komisaris :

Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, tugas utama Dewan Komisaris

adalah bertanggung jawab melakukan pengawasan atas kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai

Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada

Direksi untuk kepentingan Bank agar sesuai denganmaksud dan tujuan

Bank. Dalam melakukan tugas tersebut, Dewan Komisaris melakukan

tata cara pengawasan atas pengelolaan Bank, melakukan pengawasan

atas pengurusan Bank, mengevaluasi danmenyetujui rencana kerja dan

anggaran tahunan Bank, serta membantu dan mendorong usaha

pembinaan danpengembangan Bank.

2. Direktur Utama

Direktur utama mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas antara anggota Direksi, dan melakukan pembinaan serta pengendalian terhadap Divisi/Cabang berdasarkan azas keseimbangan dan keserasian. Direktur Utama membawahi Direktur

mengoordinir Divisi Pengawasan, Divisi Perencanaan, Corporate Secretary. Selain itu juga menangani tugas dan pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan fungsi dasar uraian jabatannya yang belum dijabarkan dalam tugas-tugas pokoknya tetapi mendukung kelancaran tugas pokok;

3. Direktur Pemasaran

Direktur pemasaran mempunyai tugas mengoordinir Divisi Kredit Menengah & Korporasi, Divisi Kredit Retail, Divisi Dana/Jasa & Luar Negeri, Divisi Usaha Syariah disamping tugas dan pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan fungsi dasar uraian jabatannya yang belum dijabarkan dalam tugas-tugas pokoknya;

4. Direktur Umum

Direktur umum mempunyai tugas mengoordinir Divisi Teknologi & Akuntansi, Divisi Sumber Daya Manusia, Divisi Umum, dan Staf Direksi serta tugas dan pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan fungsi dasar uraian jabatannya yang belum dijabarkan dalam tugas-tugas pokoknya; dan

5. Direktur Kepatuhan

Direktur kepatuhan mempunyai tugas mengoordinir Divisi

Pengendalian Risiko dan Divisi Kepatuhan & KYCP dalam rangka memantau / menjaga serta menerapkan langkah-langkah yang

diperlukan agar Bank tidak menyimpang dari ketentuan

perundangundangan yang berlaku dan komitmennya kepada Bank Indonesia.

6. Dewan pengawas syariah

Oleh karena Bank memiliki Unit Usaha Syariah dan kantor cabang Syariah, maka pada struktur organisasi terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan (memberi opini) dan mengawasi apakah akad-akad yang melandasi produk dan jasa layanan bank telah sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah diangkat melalui RUPS dan telah mendapat persetujuan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta.

7. Komite Kebijakan Perkreditan

Adapun ruang lingkup tugas Komite Kebijaksanaan Perkreditan antara lain meliputi :

1. Membuat strategi perkreditan;

2. Membuat langkah pengendalian perkreditan; dan

3.Mengadakan pertemuan untuk membahas bersama hal-hal yang

ditemukan dilapangan guna menyempurnakannya, termasuk

mekanisme yang ada.

8. Risk Management Committe

Tugas dan Tanggung Jawab Risk Management Comimitte antara lain meliputi:

1. Menyusun kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko serta perubahannya termasuk rencana darurat apabila terjadi kondisi eksternal tidak normal;

2. Memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan, strategi dan penerapan manajemen risiko, baik secara berkala atau secara insidentil sebagai akibat dari suatu peruabahan kondisi eksternal &

internal Bank;

3. Menetapkan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan

keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities), seperti:

a. Keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan

dibandingkan dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya;

b. Pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Menetapkan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi pada setiap produk dan pada transaksi perbankan yang didasarkan atas hasil analisis risiko yang melekat pada setiap produk dan transaksi serta kompleksitas usaha perbankan;

5. Menetapkan penggunaan metode pengukuran risiko pada setiap produk dan transaksi perbankan serta aktivitas fungsional Bank; 6. Menetapkan pelaporan data dan informasi yang terkait dengan

eksposur risiko sebagai pertimbangan pengambilan keputusan bisnis yang menguntungkan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian Bank;

7. Menetapkan limit dan toleransi risiko yang mampu diserap oleh kemampuan permodalan Bank;

8. Menetapkan sarana pemantauan terhadap perkembangan eksposur risiko Bank;

9. menetapkan sistem pengendalian intern untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan ekstern dan intern yang berlaku

(compliance risks), dan tersedianya informasi manajemen dan

keuangan, efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional Bank, serta efektivitas budaya risiko pada setiap jenjang organisasi Bank;

10. Menetapkan penilaian peringkat risiko, sebagai dasar perbaikan produk, transaksi perbankan, dan area aktivitas fungsional tertentu, serta evaluasi hasil pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko; dan

11. Menyusun rencana darurat atas kemungkinan kondisi eksternal dan internal bank terburuk, sehingga kelangsungan usaha Bank dapat dipertahankan.

9. Assets and Liabilities Committee.

ALCO mempunyai fungsi dan tanggung jawab antara lain melakukan pengembangan, kaji ulang dan modifikasi strategi Assets and Liabilities Management (ALMA), menetapkan tujuan, membuat kebijakan dan keputusan ALMA, memantau dan menelaah hasil pelaksanaan kebijakan ALMA oleh unit-unit kerja terkait di dalam organisasi Bank serta menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan

ketentuan dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.

10.IT Steering Committe

IT Steering Committee mempunyai fungsi dan tanggung jawab antara lain untuk memberikan arahan tata kelola Tehnologi Informasi (IT Governance) sebagai bagian dari GCG, arahan strategis Teknologi Informasi, arahan anggaran TI dan alokasinya, mensahkan dan mengkaji investasi besar, menentukan prioritas dari program investasi berdasarkan kontribusi terhadap sasaran bisnis, memonitor status proyek dan memecahkan masalah sumber daya serta memonitor tingkat layanan dan perbaikan tingkat layanan.

11.Komite Manajemen Kepegawaian

fungsi dan tanggung jawab antara lain untuk menetapkan prakiraan kebutuhan pegawai (Man Power Forecasting) tahunan, jangka menengah dan panjang atas usulan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), menentukan Sumber Daya Manusia (SDM), menentukan Management) dan persyaratan jabatan atau recruitment dari masing-masing jabatan yang diusulkan oleh Divisi SDM, memberikan rekomendasi kepada manajemen mengenai pengangkatan/mutasi pegawai, menyempurnakan sistem penggajian dan menetapkan sanksi pelanggaran (reward and punishment) atas usulan Divisi SDM, membantu Divisi SDM dalam implementasi cara-cara penilaian prestasi kerja, potensi dan pengembangan prestasi kerja, potensi dan pengembangan membantu memberikan kebijakan terkait dengan pengelolaan SDM.

12.Komite Audit

Komite Audit bertugas memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan informasi lain yang disampaikan oleh Direksi dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta melaksanakan tugasnya berdasarkan

Pedoman Komite Audit dan audit internal charter. Seluruh anggota

Komite Audit bersifat independen, baik terhadap Direksi, auditor eksternal maupun auditor internal/SKAI.

13.Komite Pemantau Resiko

Komite Pemantau Risiko bertugas membantu pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan oleh Dewan Komisaris terhadap Direksi beserta jajarannya dalam area penerapan manajemen risiko agar dapat terlaksana secara efektif, baik mengenai isu–isu manajemen risiko dan sistem pengawasan internal serta langkah–langkah antisipatif yang diambil Direksi dalam pengelolaan risiko.

14.Komite Remunerasi dan Nominasi

Ruang lingkup tugas Komite Remunerasi dan Nominasi memuat antara lain:

1. Bidang Remunerasi

a. Melakukan evaluasi terhadap sistem/kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif serta pegawai secara keseluruhan;

b. Merancang, menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai sistem kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi; dan

c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi dengan mempertimbangkan

kinerja keuangan, prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer

group serta sasaran dan strategi jangka panjang Bank. 2. Bidang Nominasi

a. Melakukan evaluasi terhadap sistem/kebijakan nominasi bagi Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif serta pegawai secara keseluruhan;

b. Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS;

c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam menetapkan kriteria/kualifikasi dan proses seleksi/pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi; dan

d. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite.

Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan tugasnya berdasarkan BPP Komite Remunerasi dan Nominasi. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Remunerasi dan Nominasi berkoordinasi dengan unit kerja terkait.

15.Divisi Kepatuhan dan KYCP

Adapun tugas dan tanggung jawab Divisi Kepatuhan dan KYCP yaitu: 1. Menginventarisasi dan mengikuti perkembangan peraturan perbankan; 2. Memantau pelaksanaan ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan

perundang–undangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati–hatian;

3. Berkoordinasi dengan satuan kerja terkait dalam menyelesaikan pedoman intern Bank terhadap perubahan perundang–undangan dalam rangka pelaksanan prinsip kehati–hatian;

4. Memantau pelaksanaan/penerapan prosedur kepatuhan (Complience

Procedure) di setiap unit kerja di Bank;

5. Memantau TKS Bank dalam rangka penerapan prinsip kehati–hatian

Bank berdasarkan benchmark ratio–ratio perbankan yang ditetapkan

Bank Indonesia;

6. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap beberapa faktor yang dapat meningkatkan eksposur risiko kepatuhan dan berpengaruh secara kuantitatif terhadap rugi laba dan permodalan Bank;

7. Memberikan saran/rekomendasi kepada Direktur Kepatuhan terhadap semua rancangan keputusan operasional dan non operasional, serta memberikan rekomendasi kepada Direktur Kepatuhan apabila terjadi pelanggaran prosedur kepatuhan;

8. Membuat laporan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris perihal pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan;

9. Secara periodik menyampaikan laporan ke Bank Indonesia mengenai pokok–pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan serta laporan khusus apabila diketemukan kebijakan/ keputusan manajemen yang menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia, maupun peraturan perundang–undangan yang berlaku;

10.Melakukan kegiatan penyempurnaan, pengembangan sistem dan prosedur serta ketentuan–ketentuan yang diperlukan sesuai lingkup kepatuhan Bank;

11.Memastikan adanya pengembangan sistem dan prosedur identifikasi nasabah dan transaksi keuangan mencurigakan dan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tunai sesuai ketentuan yang berlaku;

12.Memantau pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya termasuk identifikasi dan pemantauan nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia;

13.Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah dari unit–unit kerja terkait;

14.Menerima dan melakukan analisis atas laporan transaksi keuangan mencurigakan dan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tunai sesuai ketentuan yang berlaku;

15.Menyusun laporan Direktur Kepatuhan tentang transaksi keuangan mencurigakan dan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tunai sesuai ketentuan yang berlaku untuk dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK);

16.Memenuhi data keuangan nasabah atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK;

17.Memantau, menganalisis dan merekomendasi kebutuhan training Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)bagi pejabat dan staf Bank; dan

18.Melaksanakan kegiatan penyusunan, pengembangan sistem dan prosedur serta ketentuan–ketentuan yang diperlukan sesuai lingkup bidang Prinsip Mengenal Nasabah.

16.Corporete Secretary

Fungsi utama Corporate Secretary adalah memberikan pelayanan kepada

Direksi dan stakeholder serta bimbingan dalam bidang hukum kepada semua unit kerja Bank.

Beberapa tugas yang dilakukan Corporate Secretary untuk menjalankan

fungsinya tersebut antaralain:

1. mengelola kegiatan protokoler Direksi dan rapat-rapat Direksi;

2. membina hubungan baik dengan pihak ekstern untuk meningkatkan

corporate image dan bisnis Bank;

3. memberikan pendapat hukum kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan, peraturan dan perundangundangan serta implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik;

4. mengelola website dan e-mail untuk informasi perbankan dan di luar

perbankan;

5. bertanggung jawab mengomunikasikan kondisi umum Bank dan kinerjanya kepada seluruh pihak yang berkepentingan di pasar uang maupun kepada masyarakat luas;

6. bekerja sama dengan unit kerja lain dalam rangka melakukan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan;

7. mencatat dan menatausahakan setiap kegiatan yang terkait dengan risiko hukum termasuk jumlah potensi kerugian; dan

8. menyelenggarakan pelaksanaan penyelesaian semua perkara hukum yang menyangkut kepentingan Bank pada lembaga peradilan, baik dilaksanakan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak luar baik bila bermasalah atau tidak.

Dokumen terkait