• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

B. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Medan

Adapun struktur organisasi PT. Kimia Farma Medan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Sumber: PT.Kimia Farma Medan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Plant Medan

PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT MEDAN

STRUKTUR ORGANISASI PLANT MEDAN

Manager PLANT MEDAN

- - - - -- -- - --- - - - --- --- - - -- --- -- --- - -

----Asisten Manager |||

PRODUKSI PENGELOLAAN MUTU |

| | --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- |

Supervisor |

||

TABLET & KAPSUL PEMASTIAN MUTU PENGOLAHAN ADMINISTRASI |

PROSES PRODUKSI DATA & INFORMASI PERSONALIA || || |

KRIM / SALEP PEMASTIAN MUTU PEMBELIAN AKUNTANSI |

PENUNJ. PROSES PRODUKSI ||

|| |

PENGEMASAN PENYIMPANAN KEUANGAN |

TEKNIK & PEMELIHARAAN PROSES PRODUKSI

UMUM & RUMAH TANGGA PROSES PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI &

PENGENDALIAN INVENTORI

PENGENDALIAN PRODUKSI INVENTORI PERENCANAAN PRODUKSI

1. Kepala Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori

Tugas Kepala Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori

a. Pemantauan perencanaan jadwal produksi serta penyusunan kebutuhan bahan baku, dan bahan pengemas.

b. Pendataan kebutuhan bahan baku dan bahan pengemas berdasarkan pesanan obat jadi dan persefdiaan bahan baku dan bahan pengemas serta produk antara

dan produk ruahan.

c. Pendataan dan evaluasi HJP (Harga Jual Produk) obat jadi berdasarkan harga

bahan baku dan bahan pengemas.

d. Penyusuan laporan bulanan triwulan dan semester persediaan penggunaan bahan dan penjualan obat jadi.

e. Penyusunan konsep surat menyurat yang meliputi rencana kebutuhan dan penyediaan bahan serta pendataan pesanan obat jadi. f. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan

penilaian pegawai dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.

g. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Perencanaa Bahan.

h. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja (RK) dilingkungan Seksi

Perencanaan Bahan.

i. Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.

j. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.

2. Kepala Bagian Produksi

Tugas Kepala Bagian Produksi

a. Penyajian rencana kebutuhan, jadwal produksi dan hasil pengawasan kegiatan

produksi.

b. Penetapan sistem dan prosedur kerja baku, proses produksi, penggunaan mesin dan peralatan produksi sesuai dengan CPOB ( Cara Pembuatan Obat Yang Baik ).

c. Penyajian laporan hasil produksi perhitungan rendemen obat jadi.

d. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan bagian produksi.

e. Pemantauan penyelenggaraan administrasi di lingkungan bagian produksi.

f. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

( RKAP ).

g. Pengusulan investasi dan rehabilitasi di lingkungan bagian produksi.

h. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan di lingkungan bagian

produksi.

i. Penyelenggaraan koordinasi dan konsultasi yang dianggap perlu dalam penyajian rencana kebutuhan, jadual produksi dan hasil produksi, perhitungan rendemen produksi maupun pembinaan tenaga kerja, penggunaan sarana kerja dan anggaran di lingkungan bagian produksi, baik pihak intern maupun dengan unit kerja lain di lingkungan PT.Kimia Farma ( Persero ) Tbk. dan pihak ketiga.

j. Penyusunan konsep peraturan / ketetapan dan ketentuan lain yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan produksi.

Kepala Bagian Produksi membawahi beberapa bagian yaitu: a. Koordinator teknis tablet/ kapsul

Koordinator teknis kapsul merencanakan, menata, melaksanakan, mengawasi kegiatan produksi tablet / kapsul serta pemantauan

pengambilan bahan baku, penimbangan/pengukuran dan pendataan bahan baku maupun penyusunan laporan hasil produksi serta pembinaan tenaga kerja dan pengawasan penggunaan sarana kerja dilingkungan Seksi

Tablet/Kapsul.

b. Koordinator teknis krim/ salep

Koordinator teknis krim merencanakan, menata, melaksanakan, mengawasi kegiatan produksi krim/obat luar serta pemantauan

pengambilan bahan baku, penimbangan/pengukuran dan pendataan bahan baku maupun penyusunan laporan hasil produksi serta pembinaan tenaga kerja dan pengawasan penggunaan sarana kerja dilingkungan Seksi

Krim/Obat Luar.

c. Koordinator teknis pengemasan

Koordinator teknis pengemasan merencanakan, menata, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengemasan primer dan pengemasan sekunder serta pemantauan dan penandaan bahan kemasan, pemantauan penerimaan Produk Ruahan, penyimpanan sementara serta pengeluaran produk jadi, penyajian laporan harian hasil pengemasan serta pembinaan tenaga kerja maupun pengawasan penggunaan sarana kerja di lingkungan Seksi Pengemasan.

Disamping ketiga bagian tersebut, terdapat beberapa bagian di luar bagian produksi yang juga bertanggungjawab pada kepala unit produksi, yaitu:

a. Koordinator teknis pengadaan bahan baku atau pembelian b. Koordinator teknis gudang

c. Koordinator pemeliharaan dan energi

3. Kepala Bagian Pemastian Mutu

Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu

a. Pemantauan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.

b. Pemantauan pendataan dan inventarisasi bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses yang harus diperiksa.

c. Pemantauan pemanfaatan sarana pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan pemeriksaan produk dalam proses.

d. Penyiapan laporan hasil pemantauan kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan

pengemas, dan produk dalam proses.

e. Penyusunan konsep surat menyurat yang meliputi kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.

f. Pengusulan pengadaan, pengembangan, serta pembinaan pegawai untuk memperlancar pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.

4. Akuntansi dan Keuangan

Bagian akuntansi dan keuangan terdiri dari 3 sub divisi, yaitu: a. Koodinator teknis administrasi dan personalia

Koodinator teknis administrasi dan personalia bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Pemantauan dan penyusunan daftar komposisi pegawai serta kedisiplinan pegawai berdasarkan data absensi, menyiapkan data tegoran tertulis bagi pegawai yang melanggar disiplin dan Peraturan Perusahaan.

2) Pemantauan dan penyusunan daftar gaji, iuran Jamsostek, perhitungan serta pelaporan pajak penghasilan pegawai.

3) Penyusunan dan pemeliharaan arsip data kepegawaian, daftar pembayaran gaji serta pendapatan lainnya.

4) Penyiapan kartu pegawai dan pendataan kehadiran pegawai serta konduite

pegawai.

5) Menyiapkan usulan pegawai yang akan diusulkan untuk kenaikan golongan, promosi jabatan dan mutasi pegawai.

6) Pembuatan konsep surat menyurat yang berhubungan dengan kepegawaian dilingkungan Umum/Rt & Personalia.

7) Pengusulan pengadaan, pengembangan SDM pegawai, serta pelaksanaan penilaian dan pembinaan pegawai dilingkungan Umum/Rt dan Personalia. 8) Penyelenggaraan administrasi dilingkungan Umum/Rt dan Personalia. 9) Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

10)Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan Umum/Rt

dan Personalia.

11)Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan dilingkungan Umum/Rt dan Personalia.

12)Pemantauan keamanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan Perusahaan, pengawasan dan transportasi kendaraan dinas roda 2 (dua) dan roda 4 ( empat ) termasuk personilnya.

b. Koordinator teknis akuntansi

Koodinator teknis akuntansi bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Penerapan peraturan / instruksi sistem prosedur akuntansi yang diterapkan

di perusahaan.

2) Pencatatan pengeluaran/penerimaan kas, bank dengan sarana jurnal kas/ bank yang menghasilkan (output) buku harian kas dan bank.

3) Pencatatan barang masuk dengan sarana Nomor Barang Masuk di jurnal yang menghasilkan Buku Penerimaan Barang.

4) Pencatatan pembelian barang dengan sarana faktur-faktur yang diterima dari leveransir di jurnal yang menghasilkan Buku Pembelian.

5) Pencatatan penjualan barang dengan sarana Faktur Penjualan (NPI) di jurnal yang menghasilkan Buku Penjualan.

6) Pencatatan Nota Debet (ND) dan Nota Kredit (CN) yang dibebankan atau diperhitungkan dari kantor pusat dan unit/ outlet lain dengan sarana di jurnal yang menghasilkan buku memorial (buku tambahan).

7) Pengolahan dan penyusunan hasil perhitungan Harga Pokok Penjualan ( HPP ) dari hasil produksi.

8) Pengolahan dan Penyusunan Laporan Keuangan antara lain : a) Neraca

b) Rugi- laba

c) Alokasi biaya

d) Cash flow

e) Daftar aktiva dan penyusutannya

f) Rincian - rincian rekening.

9) Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan Seksi Akuntansi.

10)Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Akuntansi.

11)Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja di lingkungan Seksi Akuntansi. 12)Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan Seksi

Akuntansi.

13)Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan di lingkungan Seksi Akuntansi.

c. Koordinator teknis keuangan

Koodinator teknis administrasi dan personalia bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Anggaran Keuangan Perusahaan untuk masa periode satu tahun anggaran.

2) Pemeriksaan kebenaran bukti - bukti pendukung pengeluaran, penerimaan kas & bank baik bukti dari pihak intern maupun ekstern sebelum bukti tersebut diberikan kepada kasir.

3) Pengaturan anggaran keuangan perusahaan dengan cara memberi kode rekening biaya terhadap bukti pendukung pengeluaran kas dan bank sebelum diberikan kepada kasir agar biaya- biaya oprasional perusahaan tidak melebihi anggaran keuangan setiap bulannya.

4) Pencatatan bukti - bukti pengeluaran dan penerimaan menjadi bukti kas

dan bank harian.

5) Pemeriksaan buku harian kas & bank yang dibuat oleh Bagian Akuntansi. 6) Pelaksanaan laporan Surat Setoran Pajak PPN Kepres 56.

7) Pelaksanaan laporan Pajak atas pendapatan Pegawai ( PPh. Pasal 21 ). 8) Pelaksanaan laporan Biaya Kantor Pusat yang dibayar oleh Unit Produksi

Medan.

9) Pelaksanaan laporan Realisasi Cash Flow.

10)Pelaksanaan Berita Acara kas dan Bank dan rekonsiliasi Bank.

11)Pelaksanaan permohonan dropping ke Kantor Pusat secara mingguan untuk biaya operasional, pembayaran hutang dagang, penyetoran PPN. 12)Penyusunan laporan manajerial secara bulanan, triwulan, semester dan

tahunan.

13)Pelaksanaan penilaian, pembinaan dan pengembangan pegawai di

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Modal Kerja dan Rasio Rentabilitas PT. Kimia Farma

Plant Medan

Modal kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya yang meliputi current assets atau aktiva lancar dan current liabilities atau hutang lancar (Sawir, 2005:129). Aktiva lancar umumnya mencapai hampir 50% dan hutang lancar mencapai hampir 30% dari total financing (total pembelanjaan) maka pengelolaan modal kerja merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan financial management.

Nilai dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis rasio. Analisis rasio yang digunakan dengan data yang berasal dari laporan keuangan selama periode 2003- 2007. Berdasarkan pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rasio lancar (current ratio), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran piutang (receivables turnover)

dan ROI pada PT. Kimia Farma Plant Medan periode 2003- 2007

Variabel Tahun

2003 2004 2005 2006 2007

Current ratio 15,5 3,54 12,67 1,66 3,63

Working capital turnover 1,06 1,32 1,07 2,03 1,25

Receivables turnover 1,71 0,28 1,76 0,19 1,47

ROI 0,75 0,52 0,73 0,21 0,56

1. Analisis deskriptif rasio lancar (current ratio)

Current ratio mengukur kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dari perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Fluktuasi current ratio dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.1 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Grafik 4.1 Current ratio pada PT. Kimia Farma Plant Medan

Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa current ratio berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 nilai current ratio sebesar 15,55 dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga sebesar 12,01 (15,55 - 3,54) kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 12,67 atau sebesar 9,13 (12,67- 3,54). Naiknya current ratio disebabkan naiknya aktiva lancar dalam bentuk piutang pada tahun tersebut dalam jumlah besar. Pada tahun 2006 current ratio turun drastis hingga 1,66 atau sebesar 11,01 (12,67 – 1,66) dan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 3,63 atau sebesar 1,97 (3,63 – 1,66). Menurut Kuswadi (2004: 201), demi keamanan perusahaan, rasio lancar sebaiknya ditargetkan dua banding satu (2:1), tetapi ini bukanlah angka yang mutlak untuk menentukan apakah current ratio suatu perusahaan sudah mencukupi. Berdasarkan pernyataan tersebut, current

ratio perusahaan dinilai cukup baik. Menurut Darsono dan Ashari (2005: 52) semakin tinggi rasio lancara seharusnya semakin besar kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Namun nilai rasio lancar yang terlalu besar seperti pada tahun 2003 dan tahun 2005 juga kurang baik karena menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus sehingga menyebabkan banyaknya aktiva lancar yang menganggur.

Nilai current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 15,55. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar sebesar 1 rupiah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 15,55. Sedangkan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu 1,66.

2. Analisis deskriptif rasio perputaran modal kerja (working capital turnover)

Rasio perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja bersih (net working capital). Fluktuasi working capital turnover dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.2 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Working capital turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa working capital turnover pada tahun 2003 sebesar 1,06x dan mengalami peningkatan pada tahun 2004 hingga menjadi 1,32x atau sebesar 0,26x (1,32 – 1,06) kemudian turun kembali tahun 2005 menjadi 1,07x atau sebesar 0,25x (1,32 – 1,07) lalu naik menjadi 2,03x atau sebesar 0,96x (2,03 – 1,07) pada tahun 2006. Kenaikan/ penurunan pendapatan tersebut diakibatkan oleh pemasaran produk yang sangat tergantung pada perolehan tender pemerintah (program Gakin, pemberantasan flu burung, program Obat Generik Berlogo/ OGB dan lain- lain). Jika perusahaan tidak memperoleh tender dalam setahun maka penjualan produk akan sangat menurun. Pada tahun 2007 turun kembali menjadi 1,25x atau sebesar 0,78x (2,03 – 1,25) . Hal ini disebabkan turunnya aktiva lancar secara drastis selama tahun 2007.

Nilai working capital turnover tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu 2,03x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran modal kerja pada PT. Kimia Farma Plant Medan sebesar 2,03x dalam setahunnya. Sedangkan nilai

terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu 1,06x.

3. Analisis deskriptif rasio perputaran piutang (receivables turnover) Receivables turnover menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar menjadi kas yang berkaitan dengan periode terikatnya modal kerja dalam piutang. Tinggi rendahnya receivables turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Fluktuasi receivables turnover dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.3 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Grafik 4.3 Receivables turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan

Berdasarkan Grafik 4.3 dapat dilihat bahwa receivables turnover pada tahun 2003 sebesar 1,71x dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga 0,28x atau sebesar 1,43x (1,71 – 0,28) kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 1,76x atau sebesar 1,48x (1,76 – 0,28) lalu turun menjadi 0,19x atau sebesar 1,57x (1,76 – 0,19) pada tahun 2006. Naik/ turunnya receivables turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan dipengaruhi oleh naik turunnya penjualan selama setahun. Hal ini disebabkan karena nilai piutang pada PT. Kimia Farma Plant Medan merupakan nilai penjualan pada tahun tersebut. Perusahaan menjual produknya kepada leveransir atau distributor PT. Kimia Farma Pusat dan bukan menjualnya secara langsung kepada konsumen. Pada tahun 2007 receivables turnover naik kembali menjadi 1,47x atau sebesar 1,28x (1,47 – 0,19).

Nilai receivables turnover tertinggi dicapai pada tahun 2005 yaitu 1,76x. Hal ini menunjukkan kemampuan daripada dana yang tertanam pada PT. Kimia Farma Plant Medan pada tahun 2005 adalah sebanyak 1,76x atau dengan kata lain selama satu tahun perusahaan mampu mengubah piutang menjadi kas sebesar 1,76x. Sedangkan nilai terendah dicapai pada tahun 2006 yaitu 0,19x.

4. Analisis deskriptif rasio rentabilitas (ROI)

ROI atau sering disebut juga Return On Total Assets merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasikan pengembalian atas investasi ROI yang rendah. Perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar.

Fluktuasi ROI (Return On Investment) dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.4 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Grafik 4.4 ROI (Return On Investment) pada PT. Kimia Farma Plant Medan

ROI (Return On Investment) pada PT. Kimia Farma Plant Medan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan Grafik 4.4 dapat dilihat bahwa ROI terkadang mengalami kenaikan dan penurunan yang drastis misalnya pada tahun 2003 sebesar 0,75 dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga 0,52 atau sebesar 0,23 (0,75 – 0,52) kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 0,73 atau

sebesar 0,21 (0,73 – 0,52) lalu turun menjadi 0,21 atau sebesar 0,52 (0,73 – 0,21) pada tahun 2006 dan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 0,56

atau sebesar 0,35 (0,56 – 0,21). Kenaikan dan penurunan yang drastis tersebut disebabkan naik/ turunnya EAT (Earning After Tax) yang begitu drastis setiap tahunnya.

Nilai ROI tertinggi pada PT. Kimia Farma Plant Medan dicapai pada tahun 2003 yaitu 0,75. Arti angka ini adalah bahwa setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 75 rupiah. Sedangkan nilai terendah dicapai pada tahun 2006 yaitu 0,21.

B. Metode Analisis Statistik

Data yang telah diperoleh sebagai nilai dari masing – masing variabel, selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan metode analisis korelasi Pearson dengan alat bantu program SPSS versi 12.0.

Tabel 4.2 Hasil analisis korelasi

Correlations Current ratio Working capital turnover Receivables turnover ROI Current ratio Pearson Correlation 1 -.727 .790 .848

Sig. (2-tailed) . .164 .111 .069 N 5 5 5 5 Working capital turnover Pearson Correlation -.727 1 -.797 -.980(**) Sig. (2-tailed) .164 . .106 .003 N 5 5 5 5 Receivables turnover Pearson Correlation .790 -.797 1 .852 Sig. (2-tailed) .111 .106 . .067 N 5 5 5 5

ROI Pearson Correlation .848 -.980(**) .852 1

Sig. (2-tailed) .069 .003 .067 .

N 5 5 5 5

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Tabel 4.1, (2008) diolah

Koefisien korelasi Pearson dapat juga dihitung dengan rumus: r =

 

  ] ) ( ) ( [ ] ) ( ) ( [ ) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

Pengertian dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat sebagai berikut: 1. Hubungan rasio lancar (current ratio) dengan ROI

Hipotesis dari current ratio

Ho : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara current ratio dengan ROI.

H1 : rs ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara current ratio dengan ROI.

Pada tabel 4.2 diperoleh rs current ratio adalah 0,848. Nilai

rs (0,848) > α (0,01) maka H0 diterima artinya secara statistik hubungan antara current ratio dengan ROI tidak signifikan pada α = 1%. Koefisien korelasi yang bernilai 0,848 menunjukkan bahwa current ratio memiliki hubungan yang positif dengan ROI. Dengan rs current ratio sebesar 0,848 thitung dapat dicari sebagai berikut: t = r 2 1 2 r n t = 0,848 2 ) 848 , 0 ( 1 2 5  t = 0,848 10,714 t = 2,77

Adapun kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel H1 diterima jika thitung > ttabel

Pada α = 1% dengan derajat kebebasan (df) = n- 2 =3 maka diperoleh ttabel sebesar 5,841. Nilai -ttabel(-5,841) ≤ thitung (2,77)≤ ttabel (5,841) maka H0

diterima artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara current ratio dengan ROI. Dengan kata lain jika current ratio mengalami kenaikan/ penurunan maka belum tentu ROI mengalami kenaikan/ penurunan juga.

Secara deskriptif hubungan antara current ratio dengan ROI dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Grafik 4.5 Current ratio dengan ROI PT. Kimia Farma Plant Medan

Pada Grafik 4.5 terlihat pergerakan current ratio dengan ROI yang searah setiap tahunnya. Misalnya pada tahun 2004 current ratio menurun drastis hingga mencapai 3,54 dari 15,55 pada tahun 2003, begitu juga dengan ROI yang menurun pada tahun 2004 walaupun penurunannya tidak sedrastis current ratio yaitu sebesar 0,52 dari 0,75 pada tahun 2003. Pada tahun 2005 dan 2007 pergerakan current ratio searah dengan pergerakan ROI yaitu sama- sama mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya jumlah aktiva lancar juga laba bersih yang besar. Namun pada tahun 2006 current ratio dan ROI turun kembali hingga mencapai 1,66 dan 0,21. Penurunan yang cukup drastis ini disebabkan turunnya aktiva lancar dan pendapatan perusahaan secara signifikan.

Output SPSS versi 12.0 dan analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa current ratio memiliki hubungan yang positif (searah) namun tidak signifikan dengan ROI. Walaupun pergerakan current ratio searah dengan ROI, namun perubahan nilai dari current ratio yang begitu drastis setiap tahunnya tidak selalu diikuti dengan perubahan nilai ROI.

2. Hubungan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover) dengan ROI

Hipotesis dari working capital turnover

Ho : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara working capital turnover dengan ROI.

H1 : rs ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara working capital turnover dengan ROI.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rs working capital turnover adalah -0,980. Nilai rs ( -0,980) < α (0,01) maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya secara statistik hubungan antara working capital turnover dengan ROI signifikan pada α = 1%. Koefisien korelasi yang bernilai -0,980 menunjukkan bahwa working capital turnover memiliki hubungan yang negatif dengan ROI. Dengan kata lain, jika working capital turnover mengalami kenaikan/ penurunan maka ROI sebaliknya mengalami penurunan/ kenaikan juga dengan menganggap bahwa faktor lain adalah konstan. Nilai negatif (-0,980) merupakan koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan satu rupiah untuk penambahan modal kerja maka akan ada penurunan ROI sebesar 0,980.

Dengan nilai rs working capital turnover sebesar -0,980 thitung dapat dicari sebagai berikut:

t = r 2 1 2 r n t = 0,980 2 ) 980 , 0 ( 1 2 5   t = 0,980 75,75 t = 8,53

Adapun kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel

H1 diterima jika thitung > ttabel

Pada α = 1% dengan derajat kebebasan (df) = n- 2 =3 maka diperoleh ttabel sebesar 5,841. Nilai thitung (8,53)> ttabel (5,841) maka maka H0 ditolak dan H1

diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara working capital turnover dengan ROI. Jika working capital turnover mengalami kenaikan/ penurunan maka ROI juga mengalami kenaikan/ penurunan dengan catatan bahwa faktor lain dianggap konstan.

Secara deskriptif hubungan antara working capital turnover dengan ROI dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Pada Grafik 4.6 terlihat pergerakan working capital turnover dengan ROI yang berfluktuasi dan berlawanan arah setiap tahunnya. Misalnya pada tahun 2004 working capital turnover naik mencapai 1,32 dari 1,06 pada tahun 2003, begitu juga dengan ROI yang menurun pada tahun 2004 yaitu sebesar 0,52 dari 0,75 pada tahun 2003.

Output SPSS versi 12.0 dan analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa working capital turnover memiliki hubungan yang negatif (tidak searah) dan signifikan dengan ROI yang berarti kenaikan/ penurunan working capital turnover selalu diikuti penurunan/ kenaikan ROI.

3. Hubungan rasio perputaran piutang (receivables turnover) dengan ROI Hipotesis dari receivables turnover

Ho : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara receivables turnover dengan ROI.

H1 : rs ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara receivables turnover dengan ROI.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rs receivables turnover adalah 0,852.

Nilai rs (0,852) > α(0,01) maka H0 diterima artinya secara statistik hubungan antara receivables turnover dengan ROI tidak signifikan pada α = 1%. Koefisien korelasi yang bernilai 0,852 menunjukkan bahwa receivables turnover memiliki hubungan yang positif dengan ROI. Dengan rs receivables turnover sebesar 0,852

thitung dapat dicari sebagai berikut:

t = r 2 1 2 r n

t = 0,852 2 ) 852 , 0 ( 1 2 5  t = 0,852 10,95 t = 2,819

Adapun kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel

H1 diterima jika thitung > ttabel

Pada α = 1% dengan derajat kebebasan (df) = n- 2 = 3 maka diperoleh ttabel sebesar 5,841. Nilai -ttabel (-5,841) ≤ thitung (2,819)≤ ttabel (5,841) maka H0 diterima artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara receivables turnover dengan ROI. Jika receivables turnover mengalami kenaikan/ penurunan

Dokumen terkait