BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Struktur Organisasi KPP Pratama Watampone
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi KPP Pratama Watampone
Sub bagian Umum dan
26
C. Job Description
a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
1. Menetapkan perencanaan pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu.
2. Menetapkan perencanaan pencarian data strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi perpajakan.
3. Mengarahkan pengolahan data yang sumber datanya strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi perpajakan.
4. Mengarahkan pembuatan risala perincian dasar pengenaan pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak berdasarkan hasil perhitungan ketetapan pajak.
5. Menjamin pengolahan data guna menyajikan informasi perpajakan.
b. Sub Bagian Umum
1. Melaksanakan pengurusan surat masuk kantor pelayanan pajak yang bukan dari wajib pajak.
2. Melaksanakan pengurusan surat keluar dari lingkungan kantor pelayanan pajak.
3. Melaksanakan pemrosesan berkas/arsip umum (non wajib pajak).
4. Melaksanakan penyusutan arsip yang tidak mempunyai nilai guna atau telah memenuhi jadwal retensi arsip.
5. Membimbing pelaksanaan tugas tata usaha kepegawaian.
c. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Mempunyai tugas untuk melakukan usulan pemeriksaan, penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak, pemantauan serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
Pengendalian internal, pengolahan resiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
1. Menyusun estimasi penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.
2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data.
3. Melaksanakan pelayanan peminjaman data dan penyaluran informasi dalam rangka pemanfaatan data perpajakan.
4. Melaksanakan perekaman dan validasi dokumen perpajakan.
5. Melaksanakan perbaikan (updating) data.
6. Melaksanakan urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
e. Seksi Pelayanan
1. Melaksanakan penerimaan dan penausahaan surat-surat permohonan dari wajib pajak dan surat lainnya.
2. Melaksanakan penyelesaian registrasi wajib pajak, objek pajak dan atau pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP).
3. Melaksanakan penerbitan surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
28
Pajak (PKP), serta pembatalan/pembetulan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN dan produk hokum lainnya.
4. Melaksanakan penyelesaian proses permohonan wajib pajak untuk pindah ke kantor pelayanan pajak baru, baik domisili atau status maupun kewajiban perpajakan lainnya.
f. Seksi Penagihan
1. Menyusun penyesuaian rencana kerja tahunan seksi penagihan.
2. Melaksanakan penatausahaan SKPKB/ SKPKBT/ STP/ STB beserta lampirannya dan surat pembayaran pajak (SSP/ STTP/ SSB) beserta bukti pemindah bukuan dalam rangka pengawasan tunggakan dan pelunasan pajak.
3. Melaksanakan penatausahaan surat setoran bukan pajak (SSBP) atau pelaksanaan SP dan SPMP.
4. Melaksanakan penatausahaan surat keputusan pembetulan, keputusan pengurangan, keputusan peninjauan kembali, surat keputusan pelaksanaan putusan banding beserta putusan banding.
5. Menyusun konsep surat keputusan angsuran atau penundaan pembayaran pajak dalam rangka memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak.
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsilisasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsilisasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
j. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsilisasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
k. Kelompok Fungsional Pemeriksaan Pajak
Mempunyai Tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
30
D. Hasil Penelitian 1. Profil Wajib Pajak
Tabel 3.1
DATA JUMLAH WAJIB PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA WATAMPONE
NO. Jenis Wajib Pajak 2018 2019 2020
1. Orang Pribadi 88,791 94,254 93,346
2. Badan 11,450 12,139 11,112
Total 100,241 106,393 104,458
(Sumber: diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus 2021 KPP Pratama Watampone)
Gambar 3.2 :
Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Watampone 2021 88,791
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada tahun 2018-2019 setiap tahunnya mengalami penigkatan.
Namun, tahun 2020 mengalami penurunan jumlah wajib pajak di karenakan pandemi Covid-19.
2. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya serta untuk melaksanakan tujuan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Direktorat Jenderal Pajak melakukan upaya-upaya untuk memenuhi harapan akan meningkatkan peranan pajak. Salah satunya adalah dengan upaya penegakan hukum melalui pelaksanaan pemeriksaan pajak, agar proses dan pelaksanaan sistem tersebut tetap berada pada aturannya. Dengan adanya pemeriksaan pajak akan menjamin kepatuhan Wajib Pajak. Untuk itu pemeriksaan akan dilakukan terus dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan maupun pemeriksa yang ada, disertai penyempurnaan ketentuan yang berlaku. Dari pihak Wajib Pajak sendiri dituntut peran serta yang positif agar pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan secara efektif. Dengan adanya pemeriksaan pajak memungkinkan diperolehnya umpan balik guna meningkatkan pemahamannya tentang penerapan peraturan perpajakan yang benar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesadarannya untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Selain untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak, pemeriksaan dilakukan juga untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan karena pemeriksaan merupakan salah satu upaya dari Direktorat Jenderal Pajak yang secara tidak langsung sebagai sarana pendukung bagi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi juga berpengaruh terhadap
32
penerimaan negara, sehingga dapat dikatakan bahwa pemeriksa sangat berpengaruh dalam peningkatan penerimaan pajak. Dengan dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak lebih teliti dalam pengisian Surat Pemberitahuan, apabila Surat Pemberitahuan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar dengan sengaja dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara juga memberikan efek yang berbeda keapada Wajib Pajak lain untuk dapat lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan merupakan laporan pajak yang disampaikan satu tahun sekali (tahunan) baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi, yang berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan, objek pajak penghasilan, dan/atau bukan objek pajak penghasilan,dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan peraturan pajak untuk satu tahun pajak, atau bagian dari tahun pajak.
Tabel 3.2 (Sumber Data : diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus 2021 KPP Pratama Watampone)
Gambar 3.3 : SPT Tahunan Tahun 2018-2020
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas dilihat bahwa jumlah SPT tahunan secara keseluruhan mengalami penurunan dari tahun 2018 sebanyak 63,605, sedangkan di tahun 2019 hanya sebesar 59,573 dan di tahun 2020 mengalami penurunan drastis dari tahun sebelumnya hanya 52,632dikarenakan sebagian Wajib Pajak masih belum mampu untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya secara mandiri, termasuk dalam menyampaikan SPT Tahunan dan pada tahun 2020 juga mengalami penurunan dikarenakan keadaan covid-19 yang begitu meningkat dan berdampak pada sector perekonomian.
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa adalah sarana yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan kegiatan perpajakannya dalam satu masa pajak (bulan). Wajib Pajak dapat mengetahui kewajiban pelaporan SPT Masa apa yang menjadi kewajibannya dengan cara melihat kewajiban perpajakan pada Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterima pada saat pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
34
Tabel 3.3
DATA SPT MASA TAHUN PAJAK 2018-2020 KPP PRATAMA WATAMPONE
No. Bulan/Masa Tahun Pajak
2018 2019 2020
(Sumber : diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus 2021, KPP Pratama Watampone)
Gambar 3.4 : Data SPT Tahun Pajak 2018-2020 28,800
Berdasarkan data penerimaan SPT Tahunan Masa KPP Pratama Watampone dapat disimpulkan bahwa penerimaan keseluruhan di tahun 2018 sebanyak 28,800 dan mengalami penurunan di tahun 2019 sebanyak 24,866, dan di tahun 2020 mengalami penurunan drastis sebanyak 18,364 dikarenakan pandemi covid-19.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan terlebih dahulu fiskus melakukan penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2), dimana penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) di awali dengan terbitnya nota dinas penunjukkan supervisor.
Kemudian supervisor membuat rencana pemeriksaan, setelah rencana pemeriksaan tersebut disetujui oleh kepala Unit Pelayanan Publik (UP2), maka terbitlah SP2 paling lambat hari kerja setelah terbitnya SP2, surat pemberitahuan pemeriksaan harus disampaikan kepada Wajib Pajak. Berikut ini adalah penerbitan SP2 dan penyelesaian SP2 pemeriksaan pada table 3.4 :
Tabel 3.4
DATA PENERBITAN DAN PENYELESAIAN SP2 KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA WATAMPONE
NO. TAHUN JUMLAH
1 2018 494
2 2019 365
3 2020 337
Total 1,196
(Sumber : diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus 2021KPP Pratama Watampone)
36
Gambar 3.5 : Data Penerbitan dan Penyelesaian SP2 Tahun 2018-2020 Dari table 3.4 diatas dapat dilihat sebanyak 494 SP2 yang terbit dan diselesaikan di tahun 2018. Dua tahun berturut-turut mengalami penurunan dimana di tahun 2019 hanya mencapai 365 SP2 yang diselesaikan dan di tahun 2020 hanya 337 SP2 yang terbit dan diselesaikan.
Tabel 3.5
DATA STP/SKP HASIL PEMERIKSAAN TAHUN 2018-2020 KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA WATAMPONE
No. Tahun SKP Terbit Nilai (Rp)
1. Tahun 2018 1.568 7,644,899,451
2. Tahun 2019 1.812 6,776,369,139
3. Tahun 2020 1.048 8,600,416,582
Total 4.428 23,021,685,172
(Sumber: diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus, KPP Pratama Watampone)
Berdasarkan table 3.5 dapat dilihat kualitas dari penerbitan SKP yaitu: Di tahun 2018 dalam 1 SKP menghasilkan Rp. 4.875.000 untuk setiap SKP yang terbit di tahun 2018. Di tahun 2019 dalam 1 SKP menghasilkan Rp. 3.739.000 untuk setiap SKP yang terbit di tahun 2019, dan di tahun 2020 dalam 1 SKP menghasilan Rp. 8.206.000 untuk setiap SKP yang terbit di tahun 2020.
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh pemeriksa pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
Laporan ini diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan yang efektif dan efisien.
Tabel 3.6
DATA PENYELESAIAN LHP KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA WATAMPONE
No. TAHUN JUMLAH
1. 2018 304
2. 2019 370
3. 2020 542
Total 1,216
(Sumber: diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus, KPP Pratama Watampone)
38
Gambar 3.6 : Data Penyelesaian LHP Tahun 2018-2019
Dari data diatas bahwa penyelesaian LHP dari KPP Pratama Watampone berbeda-beda setiap tahun dan setiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 2018 sebanyak 542, dan ditahun 2019 mengalami penurunan sebanyak 370, dan ditahun 2020 hanya 304 LHP yang dapat diselesaikan. Sehingga selama tiga tahun KPP Pratama Watampone hanya menyelesaikan 1,216 LHP dikarenakan pandemi covid-19.
304 370
542
1,216
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
2018 2019 2020 Total
Peyelesaian LHP
Tabel 3.7
3. 2020 3,706,522,888 4,186,070,282 112.94%
Total 11,761,430,734 7,439,720,657 63.26%
(Sumber: diolah dari aplikasi SIDJP, 10 Agustus 2021, KPP Pratama Watampone)
Gambar 3.7 : Data Penerimaan Pemeriksaan Tahun 2018-2020
Berdasarkan data penerimaan pemeriksaan KPP Pratama Watampone dapat disimpulkan bahwa penerimaan di tahun 2018 sejumlah Rp. 1.439.848.348 untuk target penerimaan sebesar Rp. 1.626.500.000 berkurang 88.52% dari target yang seharusnya diterima oleh KPP Pratama Watampone.
1,626,500,000
40
Tahun 2019 mengalami peningkatan dari segi realisasi sebesar Rp.
1.813.802.027 dapat dilihat perbandingan dari 2018 ke 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp. 373.953.679 sedangkan untuk target penerimaannya belum mencapai target realisasi, seharusnya jumlah target yang harus dicapai oleh KPP Pratama Watampone berjumlah Rp. 6.428.407.846 dari segi persen menurun 28.22% dari realisasi.
Penerimaan pemeriksaan pada Tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.186.070.282 untuk target penerimaan sebesar Rp. 3.706.522.888 meningkat 112.94% melewati target yang seharusnya diterima oleh KPP Pratama Watampone.
E. Pembahasan
Pada table 3.1 jumlah wajib pajak pada tahun 2018 berjumlah 100,241, tahun 2019 berjumlah 106,393 dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 6,152 wajib pajak, pada tahun 2020 jumlah wajib pajak berjumlah 104,458, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sejumlah 1,935 wajib pajak di karenakan pada awal tahun 2020 indonesia dan seluruh Negara terkenah wabah Covid-19 maka beberapa aktifitas kegiatan ekonomi di hentikan karena penyebaran covid-19 yang begitu meresahkan beberapa Negara.
Berdasarkan table 3.7 tentang adanya pencapaian perolehan penerimaan pada awal tahun 2018 – 2019 mengalami peningkatan pada segi penerimaan dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada penerimaan pemeriksaan. Berdasarkan data penerimaan KPP Pratama Watampone dapat dlihat bahwa penerimaan di tahun 2018 sejumlah Rp.
1.439.848.348 untuk target penerimaan sebesar Rp. 1.626.500.000 dengan persentasi 88.52%.
Tahun 2019 mengalami peningkatan dari segi realisasi sebesar Rp.
1.813.802.027 dapat dilihat perbandingan dari 2018 ke 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp. 373.953.679 sedangkan untuk target penerimaannya belum mencapai target realisasi, seharusnya jumlah target yang harus dicapai oleh KPP Pratama Watampone berjumlah Rp. 6.428.407.846 dari segi persen menurun 28.22% dari hasil realisasi.
Tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.186.070.282 untuk target penerimaan sebesar Rp. 3.706.522.888 dan persentasi meningkat 112.94% dan melewati target yang seharusnya diterima oleh KPP Pratama Watampone.
Eko Prasetyo Budi (2021) dengan adanya Pemeriksaan Pajak memungkinkan diperolehnya umpan balik guna meningkatkan pemahamannya tentang penerapan peraturan perpajakan yang benar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesadarannya untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Pemeriksa tanpa dukungan dari Wajib Pajak akan lebih berrsifat pemborosan sumber daya dari pihak administrasi pajak.
Kepatuhan wajib pajak mencakup 3 jenis, yaitu : a. Kepatuhan Membayar
Salah satu kunci kepatuhan wajib pajak adalah kemudahan dalam membayar pajak. Kemudahan dalam membayar pajak bisa di wujudkan antara lain dengan selalu meningkatkan pembayaran secara elektronik, menggabungkan beberapa jenis pajak atau bahkan menghapus jenis pajak yang tidak relevan dan menyederhanakan proses pelaporan SPT.
Kemudahan dalam membayar pajak pada akhirnya akan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, apabila
42
kesederhanaan pembayaran dan pelaporan pajak tidak segera dilakukan, maka dampak negative juga akan timbul bagi organisasi karena waktu akan tersita habis menangani begitu banyaknya dokumen yang harus diawasi. Direktorat Jenderal Pajak juga harus selalu memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai pentingnya membayar pajak dan dampaknya bagi pembangunan ekonomi nasional berkelanjutan.
b. Kepatuhan Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Direktorat Jenderal Pajak melalui para pegawai pajak (fiskus) menempatkan laporan wajib pajak sebagai pintu masuk untuk mengevaluasi kepatuhan wajib pajak. Menyikapi kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan laporan SPT, salah satu bentuk pembinaan yang bisa dilakukan adalah senantiasa mengingatkan wajib pajak agar menyampaikan SPT dengan benar dan tepat waktu.
c. Ketidakpatuhan wajib pajak yang lebih buruk dari sekedar tidak menyampaikan SPT tepat waktu adalah ketidakpatuhan dengan sengaja hanya melaporkan sebagian kegiatan usaha. Inilah yang disebut sebagai penggelapan pajak yang merugikan negara. Alasan wajib pajak melakukan hal ini tidak lain agar pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil.
Eko Prasetyo Budi (2021) Bentuk kepatuhan wajib pajak tersebut adalah kepatuhan semu. Karena, apabila sepanjang belum dilakukannya pemeriksaan secara utuh tidak dapat dikatakan bahwa wajib pajak dikatakan patuh, hanya saja ukuran kepatuhan wajib pajak hanya sebatas dari terpenuhinya kewajiban pendaftaran dan pelaporan dan pembayaran yang belum teruji otoritas melalui
pemeriksaan. Dan wajib pajak dikatakan patuh apabila wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
44
BAB IV PENUTUP
Dari hasil penulisan berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis tentang Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuha Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Watampone dan hasil yang diperoleh dari upaya yang telah dilakukan. Setelah disajikan dan dianalisa data-data terhadap pelaksanaan pemeriksaan yang telah diuraikan diatas maka penulis membuat kesimpulan serta mengajukan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan Kantor Pelayanan Pajak khususnya.
A. Kesimpulan
Pelayanan pemeriksaan pajak merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi tingkat kepatuhan perpajakannya. Peranan pemeriksaan pajak sangat berpengatuh dalam penerimaan pajak dari hasil pemeriksaan di KPP Pratama Watampone, jumlah penerimaa pajak yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2018 – 2020 sejumlah Rp. 7.439.720.657 hal ini disebabkan karena setiap wajib pajak yang melakukan pemeriksaan, wajib pajak membayarkan kembali pajak yang telah ditetapkan dengan berdasarkan dari hasil Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterima oleh wajib pajak.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari penilitian mengenai Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka peneliti menyarankan :
- Untuk pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) diharapkan untuk menigkatkan kegiatan sosialisasi yang lebih mendalam terhadap peningkatan pelayanan pemeriksaan.
- Bagi pihak Pegawai KPP Pratama Watampone untuk terus meningkatkan penerimaan pajak hasil pemeriksaan, dengan cara memperbanyak dan memaksimalkan jumlah pemeriksaan sehingga dengan memaksimalkan pemeriksaan akan berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan yang akan diterima oleh KPP Pratama Watampone dalam setiap tahunnya.
46
DAFTAR PUSTAKA
J.D Atarwaman, R. (2020). Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak. 6. Jurnal Ilmiah Universitas Pattimura Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak/article/view/2738
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mandagi, C., Sabijono, H., & Tirayoh, V. (2014). Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada KPP Pratama Manado. Jurnal Ilmiah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/5934/5464 Miles dan Huberman (2009 ). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
Mutia Ningrum, A. (2017). Peranan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah. Jurnal ilmiah Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19460 Mardiasmo, 2013, Perpajakan Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Prof. Dr.Rochmat Soemitro, S.H. 1990. Asas dan Dasar Perpajakan I, Bandung:
PT. Eresco.
Prasetyo, W. (2011). Pemeriksaan Pajak dan Peranannya Pada Kepatuhan Wajib Pajak dan Petugas Pajak. Jurnal Ilmiah Universitas Jember FakultasEkonomi.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JEAM/article/view/1201
Paradiast. Drs.Akt,2008, Pemeriksaan Pajak Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta
Sugiyono (2010: 338). Metode Penelitian Bisnis. Pendekatan Kuatitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suandy, E., 2011, Hukum Pajak Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.
Suandy, E., Hukum Pajak, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta
Suhartono, Rudy, 2010, Wirawan B.Ilyas, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
Yekti Palupi, D., & Herianti, E. (2017). Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Informasi Tren Media Sebagai Variabel Moderating ( Studi Kasus KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga ).
13(285-296). Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ekonomi.
https://journal.trunojoyo.ac.id/infestasi/article/download/3050/2310
Sumber undang-undang
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-07/PJ/2017, tentang Pedoman Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
Peraturan Mentri Keuangan Jenderal Pajak Nomor PER-07/PJ/2017, tentang Pedoman Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2015 , tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2018, tentang Kebijakan Pemeriksaan Direktur Jenderal Pajak.
Sumber Internet
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5974-Full_Text.pdf/ 29 April/ 09 : 30
48
LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN
50
52
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA
HASIL WAWANCARA PEGAWAI KANTOR SEKSI PEMERIKSAAN
Nama : Eko Prasetyo Budi Hari/Tanggal : Kamis, 12 Agustus 2021 Jabatan : Staf Seksi Pemeriksaan Pajak
1. Apa tujuan dilakukan pemeriksaan pajak ? Jawaban :
1. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Pemeriksaan tujuan lain dalam rangka penerbitan NPWP, pengukuhan PKP, penghapusan NPWP, pencabutan pengukuhan PKP berdasarkan permohonan Wajib Pajak.
2. Apa saja kendala yang sering di hadapi dalam proses pemeriksaan ? Jawaban :
a. Faktor Internal
1. Sering terjadi mutasi dalam pemeriksaan pajak (terjadi perpanjangan jangka waktu pemeriksaan).
2. Sering terjadi lost contact antara tim pemeriksa yang akan menindak lanjuti proses pemeriksaan.
3. Dalam proses pencarian data wajib pajak kadang ditemukan data yang tidak sesuai dengan yang diberikan oleh wajib pajak.
54
b. Faktor Eksternal
1. Wajib pajak tidak sempat hadir ketika akan dilakukan pemeriksaan.
2. Terkadang wajib pajak tidak hadir dalam pemeriksaan kantor dengan kendala jarak antara tempat tinggal dengan kantor KPP Pratama Watampone jauh sehingga tidak bersedia hadir.
3. Apakah wajib pajak dapat menghindari proses pemeriksaan apabilah telah diberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan (SP2) ?
Jawaban :
“ Sebenarnya ada wajib pajak yang menghindari pemeriksaan, tetapi akan dibuatkan berita acara penolakan pemeriksaan, akan tetapi pemeriksaan akan tetap di lanjutkan sesuai dengan peraturan”
4. Bagaimana respon Wajib Pajak dengan adanya penerapan pemeriksaan pajak untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak melaporkan pajak nya ?
Jawaban :
Dengan adanya Pemeriksaan Pajak memungkinkan diperolehnya umpan balik guna meningkatkan pemahamannya tentang penerapan peraturan perpajakan yang benar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesadarannya untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Pemeriksa tanpa dukungan dari Wajib Pajak akan lebih berrsifat pemborosan sumber daya dari pihak administrasi pajak.
5. Apakah pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP Pratama Watampone telah terlaksanakan sesuai dengan prosedur ?
Jawaban :
“ pemeriksaan pajak di kantor KPP Pratama Watampone dilaksanakan berdasarkan prosedur dan perundang-undangan dalam perpajakan karena KPP Pratama watampone berada di bawah perlindungan Kementrian Keuangan dan DJP”.
6. Bagaimana menurut Bapak mengenai bentuk kepatuhan wajib pajak dengan adanya pemeriksaan pajak ?
Jawab :
Bentuk kepatuhan wajib pajak hanyalah kepatuhan semu. Karena, apabila sepanjang belum dilakukannya pemeriksaan secara utuh tidak dapat dikatakan bahwa wajib pajak dikatakan patuh, hanya saja ukuran kepatuhan wajib pajak hanya sebatas dari terpenuhinya kewajiban pendaftaran dan pelaporan dan pembayaran yang belum teruji otoritas melalui pemeriksaan.
Dan wajib pajak dikatakan patuh apabila wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya sesuai
Dan wajib pajak dikatakan patuh apabila wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya sesuai