• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

B. Struktur Organisasi

D. Proses Produksi E. Pemasaran

BAB IV PENUTUP

BAB II

LANDASAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Proses Evaluasi

Proses evaluasi merupakan proses mengukur dan menilai suatu hasil pekerjaan tertentu. Proses pengukuran merupakan proses untuk menentukan kondisi yang senyatanya sebagai hasil dari pekerjaan dalam keadaan tertentu. Proses pengukuran ini tentu saja harus menggunakan alat-alat pengukuran yang memenuhi persyaratan (Gitosudarmo dan Mulyono).

Adapun alat-alat pengukur tersebut memiliki tiga persyaratan, antara lain : Validitas (ketepatan)

Reliabilitas Kepraktisan

2. Pemasaran

Setiap perusahaan didirikan pasti berhubungan erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat bergantung pada pemasaran yang diterapkan pada perusahaan tersebut.

Untuk lebih jelas lagi mengenai pemasaran, maka penting untuk diketahui mengenai beberapa definisi tentang pemasaran yang dikemukakan oleh William J. Stanton, yaitu sebagai berikut :

“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa dan ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi ” (Swastha, 2001 : 8)

Jadi pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Pemasaran pada sebuah perusahaan selalu menitikberatkan pada marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 1996 : 42).

Variabel dari marketing mixatau bauran pemasaran ini adalah :

a) Produk : yaitu sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

b) Harga : yaitu jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. c) Promosi : yaitu berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. d) Distribusi : yaitu kegiatan menyalurkan atau membawa produk ke

konsumen atau pembeli. 3. Saluran Distribusi

a. Saluran distribusi adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan untuk menyalurkan barang dipasarkan kepada konsumen. (Gitosudarmo,1999 : 253 ).

Stern dan EI – Ansary mendefinisikan saluran distribusi sebagai berikut : “ Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melaksanakan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produksi ke konsumsi

(Kotler, 1996 : 167).

Dapat dilihat bahwa perantara pemasaran merupakan lembaga yang sangat berperan penting dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Perantara pemasaran dapat sangat membantu perusahaan sehingga tercapai pasar sasaran yang dikehendaki.

Distribusi sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Distribusi Langsung

Pada distribusi langsung produsen menjual secara langsung produknya kepada konsumen tanpa melalui perantara.

Kelebihan :

a) Tanggap dalam mengatasi keluhan dan pelayanan secara langsung terhadap konsumen.

b) Adanya interaksi langsung dapat mengakrabkan hubungan antara produsen dan konsumen.

c) Pengetahuan tentang kendala di lapangan dapat di ketahui lebih dini.

Kelemahan : a) Kendala waktu.

b) Jika terjadi kerusakan pada produk adalah tanggungan perusahaan.

c) Menciptakan persaingan antar pemilik usaha dan salesmannya. 2. Distribusi Tidak Langsung

Perusahaan dalam menyalurkan produknya melalui perantara, kemudian dari perantara disalurkan ke konsumen akhir.

Kelebihan :

a) Dapat menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak.

b) Membantu perusahaan dalam mempresentasikan kualitas produk baru.

c) Membantu perusahaan untuk mencapai para retail kecil. Kelemahan :

a) Harga produk relatif lebih mahal.

b) Tidak dapat berhubungan langsung dengan konsumen.

c) Perusahaan tidak mengetahui keluhan konsumen dangan cepat. b. Macam – macam Saluran Distribusi

1. Produsen – konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling sederhana dan yang paling pendek.

2. Produsen – pengecer – konsumen

Disebut juga saluran distribusi langung, tetapi pengecer besar langsung melakukan pembelian pada konsumen.

3. Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah yang besar kepada pedagang besar, tidak kepada pengecer.

4. Podusen – agen – pengecer – kosumen

Disini, produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya.

5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya pada toko-toko kecil. Saluran distribusi untuk barang industri :

1. Produsen – pemakai industri

Saluran distribusi langsung ini, dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. 2. Produsen – distribusi industri – pemakai industri

Produsen menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.

Dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga dipakai oleh perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru.

4. Produsen – agen – distributor industri – pemakai industri

Digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan, antara lain; bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanaan sangat penting peranannya.

Setelah menentukan saluran distribusi yang akan dipakai, produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan (Swastha. 1996 : 217)

a) Distribusi Intensif

Produsen berusaha menggunakan jumlah penyalur sebanyak mungkin untuk mencapai konsumen, agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi. Biasanya pasar yang dilayani cukup luas.

b) Distribusi Selektif

Produsen berusaha memilih sejumlah pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu.

c) Distrbusi Eksklusif

Produsen hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah tertentu.

Untuk memilih saluran distribusi yang pendek atau langsung maupun yang panjang atau pendek, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu

1. Pertimbangan pasar produk, antara lain :

a) Apabila nilai unit produknya relatif rendah, perusahaan dapat menggunakan saluran distribusi panjang.

b) Apabila produk mempunyai sifat teknis dalam penggunaannya, sebaiknya menggunakan saluran distribusi pendek.

c) Apabila produknya mudah rusak, sebaiknya menggunakan saluran distribusi langsung atau perantara, tetapi jika perantara memiliki fasilitas penyimpanan yang baik bisa menggunakan saluran distribusi yang panjang.

2. Pertimbangan pasar, antara lain :

a) Apabila jumlah pembelian potensial relatif kecil, dapat menggunakan saluran distribusi pendek.

b) Apabila pasarnya industri, tidak perlu pengecer.

c) Apabila volume penjualannya relatif kecil, dapat menggunakan saluran panjang.

3. Pertimbangan perantara, antara lain :

a) Apabila perantara dapat bekerjasama dngan produsen, sehingga beban produsen menjadi ringan. Maka menggunakan saluran panjang.

Misalnya :

- bersedia menanggung resiko.

- bersedia menanggung sebagian ongkos angkut

Maka perusahaan meggunakan perantara,atau distribusi panjang.

b) Apabila perantara dapat meringankan biaya penyaluran, dapat menggunakan saluran panjang melalui perantara.

4. Pertimbangan perusahaan, antara lain :

a) Apabila sumber dana perusahaan kuat dapat menggunakan saluran distribusi langsung.

b) Apabila perusahaan ingin mengawasi produknya lebih baik menggunakan saluran distribusi langsung.

c) Apabila perusahaan kurang berpengalaman dalam menyalurkan produk, sebaiknya menggunakan perantara.

Keuntungan memakai perantara (Kotler, 1992 : 97)

a) Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen.

b) Perantara dapat membantu dalam pengangkutan dan menyediakan alat transportasi.

c) Perantara dapat membantu dalam penyimpanan barang.

d) Keuntungan lain yang dapat diharapkan dari perantara, antara lain :

1. membantu mencari konsumen 2. membantu dalam kegiatan promosi

Perantara dapat digolongkan menjadi 2, yaitu : 1. Perantara Pedagang

Perantara pedagang bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang pasarkannya. Perantara pedagang besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) Pedagang besar

Adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai potensial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.

b) Pengecer

Pengecer atau toko pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi ( non bisnis ).

2. Perantara Agen

Agen adalah lembaga yang melakukan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang di perdagangkan. Perantara agen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Adalah agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

b) Agen Pelengkap

Adalah melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Misal : bank, biro iklan,dan lembaga penelitian.

4. Biaya Distribusi

Dalam arti sempit biaya distribusi diartikan sebagai :

“Biaya–biaya yang dikeluarkan untuk menjual dan membawa produk ke pasar” (Mulyadi, 1984 : 221).

Sedang arti luas biaya distribusi adalah :

“Semua biaya yang terjadi sejak produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali dalam bentuk tunai“(Mulyadi, 1984 : 221).

Secara garis besar biaya distribusi dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : a) Biaya mendapatkan pesanan

Adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha memperoleh pesanan.

Misalnya : biaya salesman dan komisi. b) Biaya memenuhi pesanan

Adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli dan biaya untuk mengumpulkan uang dari pembeli.

Misalnya : biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya penagihan. Menurut fungsi Pemasaran, biaya distribusi digolongkan sebagai berikut : a) Biaya penjualan

Contoh : bonus dan komisi serta biaya perjalanan salesman, biaya telepon.

b) Biaya pembungkusan dan pengiriman

Contoh : biaya gaji bagian pembungkusan dan pengiriman, biaya untuk bahan pembungkusan, biaya exploitasi mobil, biaya pengiriman.

c) Biaya kredit dan penagihan

Contoh : gaji karyawan bagian penagihan, potongan tunai. d) Biaya akuntansi pemasaran

Contoh : gaji karyawan bagian administrasi pemasaran. 5. Volume Penjualan

Pada dasarnya setiap perusahaan berusaha untuk dapat meningkatkan volume penjualan bisa diartikan banyaknya atau besarnya barang yang dapat dijual dalam jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui peningkatan volume penjualan yang dicapai perusahaan biasanya dengan membandingan volume penjualan yang dicapai sekarang dengan volume tahun atau periode sebelumnya. Volume penjualan ini bisa diukur dengan menggunakan satuan unit produknya ataupun dengan rupiah.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Keputusan menyangkut saluran distribusi adalah satu keputusan manejemen yang perlu diperhitungkan dengan matang, karena pada umumnya sekali keputusan yang dibuat akan sulit diubah lagi. Seorang produsen yang bermaksud memasarkan produknya harus paham benar dengan saluran distribusi yang diambil. Tetapi setiap perusahaan yang berdiri mempunyai kebebasan untuk memilih saluran distribusi yang dihasilkan.

Kerangka Pemikiran Saluran distribusi Langsung Biaya-biaya : -biaya penjualan -biaya kirim

Saluran distribusi Volume penjualan Eva Saluran distribusi Tidak langsung Biaya-biaya : -biaya penjualan -biaya kirim -biaya perantara Keterangan :

Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung berarti dari produsen langsung ke konsumen, dan distribusi tidak langsung berarti menggunakan perantara. Produsen dapat menggunakan bentuk saluran sesuai dengan kemampuannya.

Distribusi tidak lepas dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, karena dalam pengembangan saluran distribusi dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya distribusi adalah semua biaya yang terjadi

sejak produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali dalam bentuk tunai. Biaya distribusi langsung, meliputi : biaya penjualan, dan biaya pengiriman, sedangkan biaya distribusi tidak langsung, meliputi : biaya penjualan, biaya pengiriman, dan biaya komisi perantara.

Biaya distribusi merupakan biaya yang harus diperhatikan perusahaan dan merupakan strategi dalam saluran distribusi yang berpengaruh terhadap volume penjualan, dan tentu saja akan berakibat terhadap meningkatnya laba perusahaan.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Perusahaan roti “Bu Harno” mulai dirintis sejak tahun 1982 oleh bapak dan ibu Suharno. Bentuk perusahaan adalah berupa usaha perseorangan, yaitu perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan, dimana pemilik sebagai pemimpin perusahaan, bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko kegiatan perusahaan.

Perusahaan roti “Bu Harno” adalah perusahaan yang memproduksi aneka makanan, terutama roti untuk keperluan pesta, misalnya :

- Roti : Bolu, Krumpul, Mandarine, dan Tart. - Makanan lainnya : Wingkobabat, Prol, Jenang.

Setelah usaha ini mengalami kemajuan, perusahaan diserahkan kepada istri dari bapak H. Suharno, yaitu ibu Hj. Suharno, karena bapak H. Harno mengembangkan usaha yang lain, namun beliau masih berperan dalam perusahaan ini sebagai penasehat. Perusahaan ini resmi berdiri dengan izin Departemen Kesehatan RI. No. 02912/B/SK/IX/86.

Perusahaan roti “Bu Harno” terletak di wilayah kebupaten Sukoharjo, tepatnya desa Sepat Rt 5 Rw 8, kelurahan Mertan, kecamatan Bendosari, dan berdiri diatas tanah seluas 250m. Pada awal berdirinya perusahaan hanya memiliki 6 karyawan dengan alat-alat yang sangat sederhana dan tradisional, dalam perkembangan berikutnya sampai saat ini

perusahaan memperkerjakan 24 karyawan dan memiliki beberapa alat, diantaranya : 3 buah mixer(pengaduk), 3 buah ovenbesar, 1 buah ovenkecil, dan 2 unit mobil sebagai alat angkut.

Perusahaan roti “Bu Harno” berada diwilayah yang strategis, yang dilihat dari beberapa unsur, diantaranya sebagai berikut :

1) Bahan Baku Produksi

Kesediaan bahan baku mudah diperoleh, ini dapat menjamin kelancaran perusahaan dalam memproduksi, seperti : gula dan tepung terigu dibeli dari kota Solo yang tidak jauh dari perusahaan, sedangkan telur ayam maupun telur bebek, dan bahan lainnya bisa didapat dari sekitar wilayah perusahaan atau wilayah Sukoharjo.

2) Tenaga Kerja

Salah satu alasan pendirian perusahaan ini adalah tersedianya tenaga kerja disekitar perusahaan. Karena sebagian tidak terlalu membutuhkan keahlian khusus sehingga penarikan tenaga kerjanya mudah.

3) Pasar

Permintaan roti dan makanan hasil produksi perusahaan ini, setiap tahunnya terus ada, terutama dari sekitar wilayah perusahaan. Pangsa pasar yang paling besar dari perusahaan ini adalah orang yang sedang punya hajat. Ini salah satu alasan berdirinya perusahaan sampai saat ini.

4) Transportasi

Perusahaan sudah mempunyai mobil sendiri sebagai alat angkut bahan baku dari tempat penjual bahan baku ke perusahaan, maupun hasil

produksi dari perusahaan ke tempat konsumen, tentu dengan keadaan jalan yang sudah bagus sehingga memperlancar jalannya mobilitas perusahaan. 5) Listrik dan Air

Aliran listrik yang terjamin dari PLN digunakan perusahaan untuk proses produksi, dan perusahaan mempunyai satu unit mesin diesel (ganset) sebagai cadangan Pembangkit Tenaga Listrik bila ada gangguan listrik dari PLN, sedangkan untuk kebutuhan air, perusahaan menggunakan air sumur yang mudah didapat diarea perusahaan sendiri.

B. Struktur Organisasi

Di dalam sumber-sumber ekonomi, seperti manusia, bahan-bahan, dan sebagainya diatur dan dikombinasikan sehingga timbulnya keharusan untuk mengandalkan kerjasama secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu, sedang struktur organisasi mewujudkan kerangka dan susunan pola tata hubungan diantara fingsi-fungsi maupun mewujudkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab seseorang dalam suatu organisasi.

Begitu pula dengan perusahaan roti “Bu Harno” juga memiliki struktur organisasi yang sederhana. Seperti kebanyakan perusahaan perseorangan lainnya. Adapun gambar dan uraian struktur organisasi dibawah ini:

PIMPINAN PERUSAHAAN PENASEHAT

BAG. PRODUKSI BAG. ADMINS BAG. PEMAS & PEMB

Bag. Proses Prod. Bag. Packing Bag. Angk. Bag. Penj & Pemb.

P E K E R J A

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan Roti “Bu Harno” 1) Pimpinan

Pimpinan perusahaan adalah orang yang bertanggung jawab pada perusahaan terhadap segala kegiatan maupun kelangsungan hidup perusahaan, seperti : mengadakan pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, dan pengawasan secara umum.

2) Penasehat

Penasehat adalah seorang yang memberikan nasehat dan yang dimintai pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan oleh pimpinan perusahaan, posisi ini di jabat oleh Bp. H. Harno, suami dari pimpinan perusahaan.

Bagian ini adalah bagian yang diserahi wewenang dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan proses produksi.

4) Bagian Administrasi

Bagian Administrasi bertugas dan bertanggung jawab menyangkut semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan pembukuan transaksi jual beli yang terjadi, pembayaran upah karyawan, dan laporan keuangan.

5) Bagian Pemasaran dan Pembelanjaan

Bagian pemasaran dan pembelanjaan ini membawahi bagian angkutan, penjualan, dan pembelian dengan tugas dan wewenang masing-masing, yaitu sebagai berikut :

a. Bagian angkutan bertanggung jawab atas kelancaran pengangkutan bahan baku dari tempat pembelian ke gudang, sekaligus pengangkutan hasil produksi ketempat konsumen atau pemesanan.

b. Bagian penjualan bertugas melayani pembeli yang sedang mengadakan pemesanan dengan mengawasi jumlah dan kualitas hasil produksi, sedang bagian pembelian bertugas menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi setelah mendapatkan laporan dari bagian produksi.

Dokumen terkait