• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau tingkah laku manusia (Siagian, 2011: 113) Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menju respon positif, yakni :

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 3. Skor setuju (positif) adalah 1

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap, dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai berikut :

Interval kelas (I) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas

= 1- (-1) 3 = 0,66

a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1,00 = respon positif

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Sumbul adalah nama suatu wilayah di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Sumbul dikenal karena keberadaan sebuah sumber air yang dinamakan dengan Sumbul didalam bahasa (karo) yang artinya mata air yang besar berbentuk sumur yang meluap dari tanah di wilayah tersebut, yang konon sumur tersebut tidak pernah kering walaupun musim kemarau panjang, dan dikenal angker serta diyakini sumur tersebut terhubung dengan sungai-sungai kecil dibawah tanah yang dapat mengaliri persawahan masyarakat di sekitar wilayah tersebut pada musim kemarau yang panjang, yang menggenangi wilayah tersebut. Dan konon wilayah tersebut dikeramatkan oleh sebagian orang untuk keperluan ritual tertentu misalnya meminta petunjuk tentang siapa yang bakal menjadi calon Bupati, Walikota, kepala desa dan sampai untuk pengobatan ataupun nomor undian berhadiah, wilayah tersebut lambat laun menjadi nama sebuah Desa yang pada saat sekarang ini bernama Desa Sumbul.

Menuru pengetua (Abdul Hamit Tarigan) pertama kali menjadi kepala desa di Desa Sumbul adalah (Tangge Barus)” 1958-1963, ia menjadi kepala Desa dan ia memimpin desa sumbul selama lima tahun, setelah lima tahun ia menjabat sebagai kepala desa mundur karena tidak sanggup di akibatkan paktor usia pada tahun tersebut “1963 diadakan pemilihan kepala desa kembali maka terpilihlah kepala desa baru (Sipir Barus)” 1963-1973, pak sipir menjabat menjadi kepala desa sampai dengan sepuluh

tahun tampa ada pemilihan kembali dan pada saat itu dibangun sebuah balai pertemuan yang dinamakan balai desa dan pembuatan paret jalan protokol. Setelah menjabat sepuluh tahun menjadi kepala desa ia mengundurkan diri dan diadakan kembali pemilihan kepala desa yang dilaksanakan di balai desa tersebut, pada tahun 1973 diadakan pemilihan kepala desa sehingga terpilihlah (Abdul Job Guru singa)” 1973-1978. Setelah Pak guru singa menjabat lima tahun diadakan kembali pemilihan kepala desa dengan mengikuti peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah (Penkab Deli Serdang) yang berisi Melalui program pemerintah Pembentukan Daerah Otonomi dari daerah Barat Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1976 pengelolaan desa diserahkan kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara, dan selanjutnya dilakukan pemilihan kepala Desa kembali, terpilihlah (Abdul Jop Gurusinga)” 1978-1983.

Pada tahun 1983 desa Sumbul hanya memiliki penduduk sekitar 200 kepala keluarga. Selanjutnya dilakukan sensus penduduk dan pada saat itu dilakukan pengelompokan desa-desa menjadi sebuah desa seperti : desa namo serit bergabung ke desa sumbul, desa batukarang dan desa tanjung sari menjadi sebuah desa yang dinamakan sekarang desa Sumbul pada tahun tersebut 1983 di laksanakan pemilihan kepala desa kembali dan terpilihlah (Marilin Silangit)”1983-2003 pada saat itu tidak dilaksanakan pemilihan karena selalu diserahkan masyarakat kepada pak (Marilin Silangit). Ia menjadi kepala desa di wilayah sumbul dan setelah menjadi kepala desa selama dua puluh tahun pak Marilinpun mengundurkan diri karena paktor usia dan pada tahun 2003 akhir dilaksanakan kembali pemilihan kepala desa dan terpilihlah kepala desa yang baru (Djesaja Tarigan) sampai pada saat ini.

Tanah yang digunakan untuk lokasi desa adalah tanah masyarakat desa sumbul yang diberikan kepada masyarakat desa sumbul. Kegiatan Desa Sumbul banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian Dusun dan penataan kelompok-kelompok pertanian yang lain. Pada saat ini kegiatan kelompok-kelompok masyarakat banyak bekerja pada sektor pertanian dan pada kelompok kecil sektor perkebunan dan sebagian kecil lagi menjadi karyawan si perusahan terbatas (PT). Namun karena para pendatang berasal dari Desa maka banyak juga yang memelihara hewan ternak dan sebagian mengembangkannya di Desa Sumbul ini.

Selanjutnya pada tahun 2009 masyarakat Desa Sumbul untuk Melakukan Pemilihan untuk Kesekian Kalinya melakukan pemilihan kepala Desa dengan cara seperti pemilihan kepala Desa pada saat sekarang ini, dengan beberapa calon kades dan sebelumnya melakukan adu Visi dan Misi dalam rencana Pembangunan Desa Sumbul Pada pemilihan kepala Desa tahun 2009 ini yang terpilih menjadi kepala Desa adalah Djesaja Tarigan kembali, DI Desa Sumbul Menurut (Malem Tarigan) kepala desa yang menjabat rata-rata dua kali. Perkembangan sejarah Desa Sumbul adalah sebagai berikut:

4.2 Sejarah Lokasi Penelitian

Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang seiring waktu telah mengalami beberapa perkembangan. Terdapat beberapa periode perubahan yang terjadi pada Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, baik itu kejadian yang baik dan kejadian yang buruk yakni:

1. Periode tahun 1958-1963

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Dengan adanya kepala desa dapat terarahny masyarakat desa sumbul terarahnya masyarakat yang mulai mengenal pendidikan dan pengusulan berbagai jalan besar. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi berupa Kurangnya pengetahuan untuk membangun desa lebih maju dan kurangnya tenaga penyuluhan terhadap ibu PKK.

2. Periode tahun 1963-1973

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah dibangunnya sarana umum seperti pembentukan paret-paret jalan protokol, pelatihan pada pembentukan kelompok ibu-ibu dan pembangunan kantor kepala desa di desa sumbul serta terbangunya balai desa Sumbul. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah dilaksanakannya penyuluhan dan pemberian pelatihan kepada kelompok ibu-ibu untuk melakukan pelatihan jahit dan pengenalan sarana pendidikan.

3. Periode 1973-1983

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan sarana air bersih di desa namo puli dan pembangunan Sekolah Dasar di desa namo puli serta pembangunan/perbaikan sarana sumbul yang menjadi asal mula nama desa tersebut. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah sarana pertanian dan alat transportasi untuk pengiriman hasil tani tidak ada dan kurangnya pengelolaan serta tenaga ahli untuk pengelolaan pertanian.

4. Periode 1983-2003

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pada pemerintahan pak marilin silangit banyak kemajuan di masyarakat peningkatan derajat kesehatan,

sumur bor pembangunan kamarmandi umum di dusun namo serit pembagian dusun-dusun menjadi 7 dusun-dusun di desa sumbul renopasi balai pertemuan dusun-dusun namo serit. Pemberian bantuan melalui menyediakan mesin jahit, pengkerasan jalan desa sumbul dari dusun batu karang menuju dusun namo serit, pengkerasan jalan dusun namo puli ke suko sari, pengaspalan jala gang batu karang ke perusahaan ayam pada pemerintahanya banyak PT. Yang berdiri di desa sumbul tersebut terbangunya sekolah dasar negeri dan swasta. Kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah dengan melihat bantuan pemerintah kepada masyarakat maka sangat kurang tenaga ahli dibidang pertanian, jahit pakaian. PKK belum dapat mengeetahui apa tugas pokok-pokok yang dilakukan oleh masyarakat yang mendapat bantuan tersebut.

5. Periode 2003-2007

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah pembentukan Jalan Jalan Desa, Pengkerasan Jalan Ke Dusun-Dusun, Peningkatan Mutu Pendidikan Seperti Pembangunan Sarana Pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) pengaspalan jalan kedusun namo serit, pembangunan sumur bor di dusun tanjung sari, batu karang, rambung merah, namo puli dan dusun namo serit. Pembangunan jembatan dusun namo serit dari kayu menjadi permanen, pembangunan jembatan penyebrangan ke sumur umum di dusun namo puli, perehapan bakai pertemuan desa sumbul, pembangunan balai pertemuan di dusun batu karang, pemberian hewan ternak kpada masyarakat. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah Proses pembangunan jalan aspal sangat lambat, kurangnya alat transportasi dari dusun kedusun, dari dusun menuju tempat penjualan akhir, kurangnya mutu pendidikan, tidak percayanya terhadap penyluhan-penyuluahn yang diberikan pemerintah.

6. Periode 2007-2011

Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan beberapa TK, dan pengkerasan jalan-jalan dusun di desa sumbul, masuknya bantuan PNPM yang membantu pembangunan sarana air bersih di dusun namo serit MCK, sumur bor, masuknya SPP di dusun 8 dan 6 di desa sumbul.

4.3 Keadaan Geografis

Secara Geografis Desa Sumbul terletak di dalam wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sumbul adalah 400 Ha dimana 65% berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 35 % daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Iklim Desa Sumbul, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir.

Adapun batas wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Talunkenas Kec. STM Hilir b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Namo Suro Kec. sibiru-biru c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Limau Mungkur kec. STM Hilir d. Sebelah Timur berbatasan dengan desa limau Mungkur kec. STM Hilir

4.4 Keadaan Sosial

Penduduk Desa Sumbul berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Provinsi Sumatra Utara dan Jawa tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Sumbul dan hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

a. Jumlah Penduduk

Desa Sumbul mempunyai jumlah penduduk 4500 jiwa, yang terdiri dari:

1. Laki-laki: 2000 jiwa, 2. Perempuan : 2500 orang

Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara 1500 KK, yang terbagi dalam 8 (delapan) wilayah dusun, dengan rincian sebagai berikut:

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK

Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V Dusun VI Dusun VII Dusun VIII 850 orang 450 orang 650 orang 600 orang 350 orang 1250 orang 200 orang 150 orang

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara terdiri dari berbagai jenjang pendidikan. Adapun Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sumbul sebagai berikut :

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK Pra Sekolah SD SLTP SLTA Sarjana Pasca Ssarjana

1500 org 1300org 500 org 500 org 50 org 3 org

Sumber : RPJM Desa Sumbul

c. Pekerjaan

Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara erupakan Desa pertanian maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut:

TABEL 3 PEKERJAAN

Petani Pedagang PNS Buruh Kariawan swasta

Peternakan

650 kk 150 kk 50 kk 500 kk 100 kk 50 kk

Sumber : RPJM Desa Sumbul

Penggunaan Tanah di Desa Sumbul sebagian besar diperuntukkan untuk tanah pertanian sawah dan perkebunan sedangkan sisanya untuk Tanah Kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

d. Kepemilikan Ternak

Masyarakat di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Jumlah mayoritas memiliki ternak sebagai salah satu mata pencaharian. Kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir adalah sebagai berikut :

TABEL 5

KEPEMILIKAN TERNAK

Ayam/Itik Kambing Sapi Babi

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Umum

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Sumbul secara garis besar adalah sebagai berikut :

TABEL 6

SARANA DAN PRASARANA DESA

NO SARANA/PRASARANA JUMLAH/VOLUME KETERANGAN

1 Balai Desa 3 Unit/10x6 M3 Di Dsn 1

2 Kantor Desa 1 Unit /6x6 M3 Di Dsn 1

3 Masjid 4 Unit /10x8 M3 Dsn 2,4,5 dan 6

4 Mushola 2 Unit/5x6 M3 Dsn 7 dan 8

Gereja 9 Unit Dsn 1,5, dan 6

5 Pos Kamling 2 Unit Dusun 7 dan 8

6 Taman Kanak-kanak 1 Unit/ 12x10 M3 Dsn 5

7 SD Negeri 1 Unit/8x100 M3 Dsn 6

8 SD Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 1

9 SMA Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 4

10 Balai Pertemuan Dusun 2 unit /6x6 m3 Dsn 3 dan 6

11 Cek Dam 1 Dsn 5

6

13 Sungai 1 Desa

14 Jalan Tanah 3 Dsn 8

15 Jembatan Besar 2 Dsn 1 dan 6

16 Jembatan kecil 4 Dsn 1,3,5, dan 6

17 Jalan Koral 1 Dsn 7

18 Jalan Poros/Hot Mix 1 Desa

19 Jalan Aspal Penetrasi 1 Dsn 3, dan 6

20 Sumur Bor 4 Unit Dsn 1,2,3,4, dan 6

4.6 Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sumbul secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara Rumah Tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan, perkebunan karet dan sawit dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, Honorer, guru, tenaga medis, TNI/Polri, dll.

4.7 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD)

Pembagian wilayah Desa Sumbul dibagi menjadi 8 (delapan) dusun, dan masing- masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat Desa berada di dusun I (satu), setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

Struktur Organisasi Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar sebagai berikut :

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Deli Serdang KEPALA DINAS Djesaja Tarigan Ketua BPD Dewant Tarigan Sekretaris BPD Isina R Ginting SEKRETARIS DESA Yusmina Barus Kaur Pemerintah Pestanta Sembiring,S.P Kaur Pembangunan Pestanta Sembiring, Kaur Umum Riahna Ginting Kaur Keuangan Ananta Keriahen,SE KADUS 1 Adil Ginting KADUS 2 - KADUS 3 Bintang Gurusinga KADUS 4 Riduan Guru Singa KADUS 5 Abdl Hamit Trg KADUS 6 Namsam Gtn KADUS 7 Jasman Damanik KADUS 8 Abdl Salam Bendahara BPD Namsam gtn

Keterangan Singkatan:

1. Kades adalah Kepala Desa 2. Sekdes adalah Sekretaris Desa

3. Kasi Kessos adalah Kepala seksi kesejahteraan Sosial 4. Kasi P.Tani adalah Kepala seksi Pamong Tani

5. Kasi Kamtib adalah Kepala Seksi Ketertiban Masyarakat 6. Kadus adalah Kepala Dusun

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini dibahas mengenai analisis data, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut disebarkan kepada peserta Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan angket atau kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi usia, agama, pendidikan terakhir, etnis/suku bangsa dan jumlah anak. Selain itu diperoleh juga bagaimana dari program Saving Group yang dilakukan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang baik dari segi persepsi, sikap, dan partisipasi.Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini:

1. Kharakteristik umum responden

2. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Saving Group di desa Sumbul kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang

5.2 Kharakteristik Umum Responden 5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Perbedaan usia tidak menjadi hal yang membedakan seluruh peserta dalam melaksanakan program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Data distribusi responden berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1 35-42 41 72

2 43-50 16 28

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang mengikuti program Saving Group berada pada jenjang usia 35-42 tahun, yaitu sebanyak 41 responden (72%). Responden pada jenjang usia 43-50 tahun sebanyak 16 responden (28%).

Berdasarkan data tersebut mayoritas responden yang mengikuti kegiatan program Saving Group adalah pada jenjang usia 35-42 tahun. Hal tersebut terjadi karena pada usia ini individu cenderung lebih partisipatif terhadap kegiatan pelaksanaan program Saving Group . Artinya, mereka masih memiliki daya dan semangat yang tinggi dalam usaha pengembangan diri. Dalam usia produktif tersebut, responden memiliki kemampuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga dalam usaha

menabung maupun inovasi berwirausaha dalam usaha pengembangan-pengembangan hasil produksi. Responden pada usia produktif juga cenderung lebih berkeinginan untuk melatih diri untuk kegiatan menabung.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian mengenai agama responden yang dilakukan oleh peneliti di lapangan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Presentase (%)

1 Kristen Protestan 30 53

2 Kristen Khatolik 12 21

3 Islam 15 26

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas peserta Saving Group beragama Kristen Protestan sebanyak 30 responden (53%). Responden beragama Kristen Khatolik tidak jauh berbeda jumlahnya dengan responden beragama Islam, responden agama Kristen Khatolik sebanyak 12 responden (21%) dan responden beragama Islam yaitu sebanyak 15 responden (26%).

Perbedaan agama ini tidak menjadi penghalang bagi responden untuk ikut serta dalam kegiatan dari program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Walaupun terdapat perbedaan

agama antar peserta Saving Group, namun setiap peserta saling menghargai dan menghormati agama lain tanpa adanya diskriminasi.

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No TingkatPendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 SD 13 23

2 SMP 20 35

3 SMA 24 42

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang mengikuti program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang didominasi oleh tingkat pendidikan SMA yaitu 24 responden dimana presentasenya sebanyak (42%), SMP sebanyak 20 responden (20%), SD sebanyak 13 responden (23%).

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang berlatar pendidikan SMA cenderung memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Responden lebih memilih untuk mengikuti pelatihan menabung yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan perekonomian

keluarga. Terlebih peserta menabung yang merupakan ibu-ibu dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menenga Atas (SMA) cenderung menikah pada usia muda. Hal tersebut menyebabkan keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta Saving Group untuk meningkatkan taraf dan kesejahteraan hidup keluarga.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku

Data distribusi responden suku disajikan dalam tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi Presentase (%)

1 Batak 33 58

2 Minang 11 19

3 Karo 13 23

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.4 dapat diketahui, bahwa responden berasal dari suku Batak Toba yaitu sebanyak 33 responden (58%). Selanjutnya responden yang berasal dari suku Minang yaitu sebanyak 11 responden (19%), serta responden yang bersuku Karo sebanyak 13 responden (23%). Walaupun peserta Saving Group memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang berbeda namun mereka selalu rukun dan tentram tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini dilihat dari adanya rasa saling menghargai dan terciptanya relasi yang baik antar seorang terhadap yang lain. Perbedaan suku peserta Saving Group tidak menjadi penghalang dalam kelompok dalam

bekerja sama. Tiap peserta saving Group dengan suku yang berbeda saling menghargai satu sama lain sehingga dalam kelompok terjalin hubungan yang baik antar peserta.

5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Data distribusi responden berdasarkan jumlah anak disajikan dalam tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi Presentase (%)

1 Dua 16 28

2 Tiga 21 37

3 Empat 20 35

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, Maret 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.5 dapat diketahui, bahwa mayoritas responden yang memiliki jumlah 3 anak sebanyak 21 responden (37%), responden yang memiliki jumlah 4 anak sebanyak 20 responden (35%), serta responden yang yang memiliki jumlah 2 anak sebanyak 16 responden (28%). Walaupun peserta Saving Group memiliki jumlah anak yang berbeda tetapi tidak mematahkan semangat peserta untuk menabung dalam peningkatan kesejahteraan perekonomian keluarga.

5.3. Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group 5.3.1. Sosialisasi

1. Persepsi

Berdasarkan Pengetahuan Program Saving Group

Berdasarkan pengetahuan masyarakat terhadap program Saving Group dapat diketahui bahwa seluruh peserta Saving Group mengetahui program Saving Group. Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa mereka mengetahui program Saving Group. Peserta program saving group memahami dengan baik materi sosialisasi yang disampaikan oleh pihak penyelenggara program yaitu Yayasan Fondasi Hidup. Yayasan Fondasi Hidup menyampaikan program secara maksimal sehingga peserta program mampu memahami program Saving Grop yang diikuti.

Berdasarkan Informasi Perolehan Informasi Pertama mengenai Program Saving Group

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh masyarakat mengenai perolehan informasi pertama yang diperoleh oleh peserta Saving Group. Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa keseluruhan peserta Saving Group memperoleh informasi pertama mengenai program Saving Group diperoleh dari pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia saat terlaksananya sosialisasi pertama terhadap program-program yang akan diterapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi lainnya mengenai

Dokumen terkait