LAMPIRAN II DAFTAR KUESIONER
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM SAVING GROUP OLEH YAYASAN FONDASI HIDUP DI DESA SUMBUL KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan satu persatu dengan baik
b. Istilah pertanyaan sesuai dengan jawaban yang sebenarnya
c. Pilihah jawaban dengan cara memberi tanda centang (√) atau tanda silang (X) pada setiap jawaban yang dianggap sesuai d. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti atau masih ragu, tanyakan langsung kepada penyebar kuesioner (peneliti)
I. Kharakteristik Umum Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Wanita
4. Agama :
5. Pendidikan terakhir :
Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group dilihat melalui: A. Sosialisasi
1. Persepsi
8. Apakah anda mengetahui program Saving Group? a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
9. Darimana anda memperoleh informasi pertama mengenai program Saving Group? a. Kepala Desa
b. Keluarga c. Kerabat
10.Darimana anda memperoleh sumber informasi lainnya mengenai program Saving Group? a. Kepala Desa
b. Keluarga c. Kerabat
11.Apakah ada fasilitator desa yang menginformasikan program Saving Group? a. Ada
b. Tidak ada
12.Apakah informasi yang anda peroleh mengenai Saving Group dapat anda pahami? a. Dapat
b. Kurang dapat c. Tidak dapat
13.Apakah anda mengetahui sejak kapan program Saving Group dilaksanakan di desa ini? a. Tahu
b. Kurang tahu c. Tidak tahu
14.Apakah anda memahami peraturan yang ditetapkan oleh kelompok anda? a. Memahami
b. Kurang memahami c. Tidak memahami
Alasan:……….
15.Apakah anda memahami peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup? a. Memahami
b. Kurang memahami c. Tidak memahami
Alasan:………
2. Sikap
16.Bagaimana pendapat anda mengenai cara penyampaian sosialisasi program Saving Group? a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
Alasan:………
17.Bagaimana penilaian anda mengenai program Saving Group yang ada di lingkungan anda? a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
3. Partisipasi
18.Apakah anda pernah mengikuti acara sosialisasi program Saving Group? a. Pernah
b. Belum pernah c. Tidak pernah
19.Apakah pihak Yayasan Fondasi Hidup pernah mengadakan rapat/musyawarah dengan masyarakat yang berkaitan dengan program Saving Group?
a. Pernah
b. Belum pernah c. Tidak pernah
20.Apakah pihak Yayasan Fondasi Hidup pernah mengadakan sosialisasi/penyuluhan berkaitan dengan program Saving Group?
a. Pernah b. Tidak
21.Apakah anda terlibat dalam pemilihan struktur kelompok? a. Terlibat
b. Kurang terlibat c. Tidak terlibat
22.Apakah anda terlibat dalam pembentukan ketetapan peraturan kelompok menabung? a. Sering
23.Apakah program Saving Group ini berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga? a. Berpengaruh
b. Kurang berpengaruh c. Tidak berpengaruh
B. Menabung 1. Persepsi
24.Apakah anda mengetahui manfaat program Saving Group? a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
Alasan:………..
25.Apakah anda mengetahui tujuan program Saving Group? a. Mengerti
b. Kurang mengerti c. Tidak mengerti
Alasan:………..
26.Apakah anda mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group ini? a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
27.Apakah anda mengetahui tentang kewajiban iuran menabung dalam setiap kegiatan program Saving Group?
28.Bagaimana penilaian anda mengenai program Saving Group yang ada di lingkungan anda? a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
Alasan:………... 29.Bagaimana penilaian anda mengenai jumlah iuran menabung yang harus dibayar?
a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
Alasan:………...
30.Bagaimana tanggapan anda mengenai pertemuan rutin menabung yang diadakan 1x seminggu? a. Tepat
b. Kurang tepat c. Tidak tepat
Alasan:………
31.Bagaimana penilaian anda mengenai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan program Saving Group? a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
32.Bagaimana pendapat anda mengenai sanksi denda yang dikenakan apabila terlambat atau tidak hadir dalam pertemuan Saving Group?
a. Sesuai
b. Kurang Sesuai c. Tidak sesuai
Alasan:………..
33.Bagaimana penilaian anda mengenai dana sosial yang dibebankan pada setiap anggota Saving Group? a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
Alasan:………..
34.Apakah anda pernah melakukan peminjaman uang dari kas kelompok anda? a. Pernah
b. Belum pernah c. Tidak pernah
Alasan:………
35.Bagaimana tanggapan anda mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
36.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group di desa ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat? a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
Alasan:………..
37.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group di desa ini berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
a. Ya b. Tidak
38.Menurut anda apakah pelaksanaan program Saving Group perlu dilanjutkan di desa anda? a. Ya
b. Tidak
3. Partisipasi
39.Apakahanda selalu hadir dalam setiap pertemuan program Saving Group? a. Ya
b. Jarang-jarang c. Tidak pernah
40.Apakah program Saving Group ini bermanfaat bagi anda? a. Ya
41.Apakah dengan adanya program menabung anda merasa terbantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga? a. Terbantu
b. Kurang terbantu c. Tidak terbantu
42.Apakah keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program Saving Group sudah memiliki kualitas yang baik? a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
C. Wirausaha 1. Partisipasi
43.Apakah anda mengetahui tentang kegiatan peningkatan keterampilan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
Alasan:………
44.Apakah anda paham tentang kegiatan peningkatan pengetahuan materi berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Paham
b. Kurang paham c. Tidak paham
45.Apakah anda memahami materi yang disampaikan dalam pembinaan/pelatihan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Paham
b. Kurang paham c. Tidak paham
Alasan:………
2. Sikap
46.Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan pembinaan/pelatihan berwirausaha yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
Alasan:………
47.Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan berwirausaha yang anda laksanakan dengan kelompok Saving Group?
a. Sesuai
b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
3. Partisipasi
48.Apakah anda pernah megikuti kegiatan peningkatan pengetahuan materi berwirausaha yang dilakukan oleh Yayasan Fondasi Hidup?
a. Pernah b. Tidak pernah
49.Apakah anda selalu hadir dalam kegiatan wirausaha dengan kelompok menabung di desa anda? a. Ya
b. Tidak
50.Apakah dengan adanya kegiatan saving group anda mengalami peningkatan ekonomi keluarga? a. Ya
b. Tidak
51.Apakah kegiatan kewirausahaan di kelompok anda perlu dikembangkan dengan inovasi usaha lain? a. Ya
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri Benny. 2011. Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta: Alfabeta
Gunanto, Indrasto, Budisantoso. 2010. Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan Keluarga. Jakarta:BukuKita.COM.
Haymans Adler. 2008. Financial Planner. Jakarta: Kompas.
Margaretha Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keungan. Jakarta: Erlangga Pratomo, Eko. 2014. Cara Mudah Mengelola Keuangan Secara Islami. Jakarta: Syamil Cipta Media
Randy, Riant. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Ristanto, Slamet. 2015. Smart Saving. Jakarta: AsdaMEDIA
RPJM Desa Sumbul, 2013
Senduk Safir. 2008. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media Komputindo. Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: PT. Grasindo Monoratama. Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT. Grasindo Monoratama. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Cv. Alfabeta. Sulastiningsih. 2008. Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga. Yogyakarta: Pro-U Media.
Sutyastie & Prijono Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia: Suatu Analisis Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
TP, Yansen.2014. Revolusi dari Desa (Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Wibowo, L. 2002. Globalisasi Kemiskinan Ketimpangan. Jakarta: International Forum on Globalization.
Sumber lain:
(parawansa, http
WIB).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2001:52). Melalui penelitian ini penulis ingin menggambarkan bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kelompok menabung Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilihh lokasi penelitian di desa ini adalah karena dalam kelompok menabung Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ini, dalam pelaksanaannya memenuhi indikator kelompok menabung, yakni Desa yang memiliki anggota kelompok menabung paling banyak, kelompok yang paling aktif, kelompok yang memiliki jumlah tabungan terbanyak dibandingkan dengan desa lainnya,SDM (kader yang telah dilatih), dan pembukuan keuangan yang baik.
3.3 Populasi
Populasi diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda, peristiwa atau individu
yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami
bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian.
Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau obyek (Siagian, 2011:
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono,
2008: 80).
Secara ideal, satu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika
peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi
berarti memperoleh data dari semua elemen populasi (Silalahi 2009:253). Berdasarkan
pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di
Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Adapun masyarakat yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program saving group
yang berjumlah 57 Ibu Rumah Tangga. Semua populasi diambil datanya, dengan kata
lain penulis melakukan penelitian sensus.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah proses memperoleh data atau informasi yang
menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan
karya tulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan
penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta – fakta yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan
a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang berkaitan
dengan penelitian.
b. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden
sehingga memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian
(Siagian, 2011:206-207).
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau tingkah laku manusia (Siagian, 2011: 113) Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menju respon positif, yakni :
1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1
2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0
3. Skor setuju (positif) adalah 1
Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap, dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai berikut :
Interval kelas (I) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas
= 1- (-1) 3 = 0,66
a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif
b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Sumbul adalah nama suatu wilayah di Kecamatan STM Hilir Kabupaten
Deli Serdang ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Sumbul dikenal karena
keberadaan sebuah sumber air yang dinamakan dengan Sumbul didalam bahasa (karo)
yang artinya mata air yang besar berbentuk sumur yang meluap dari tanah di wilayah
tersebut, yang konon sumur tersebut tidak pernah kering walaupun musim kemarau
panjang, dan dikenal angker serta diyakini sumur tersebut terhubung dengan
sungai-sungai kecil dibawah tanah yang dapat mengaliri persawahan masyarakat di sekitar
wilayah tersebut pada musim kemarau yang panjang, yang menggenangi wilayah
tersebut. Dan konon wilayah tersebut dikeramatkan oleh sebagian orang
untuk keperluan ritual tertentu misalnya meminta petunjuk tentang siapa yang
bakal menjadi calon Bupati, Walikota, kepala desa dan sampai untuk pengobatan
ataupun nomor undian berhadiah, wilayah tersebut lambat laun menjadi nama
sebuah Desa yang pada saat sekarang ini bernama Desa Sumbul.
Menuru pengetua (Abdul Hamit Tarigan) pertama kali menjadi kepala desa di
Desa Sumbul adalah (Tangge Barus)” 1958-1963, ia menjadi kepala Desa dan ia
memimpin desa sumbul selama lima tahun, setelah lima tahun ia menjabat sebagai
kepala desa mundur karena tidak sanggup di akibatkan paktor usia pada tahun tersebut
“1963 diadakan pemilihan kepala desa kembali maka terpilihlah kepala desa baru (Sipir
tahun tampa ada pemilihan kembali dan pada saat itu dibangun sebuah balai pertemuan
yang dinamakan balai desa dan pembuatan paret jalan protokol. Setelah menjabat
sepuluh tahun menjadi kepala desa ia mengundurkan diri dan diadakan kembali
pemilihan kepala desa yang dilaksanakan di balai desa tersebut, pada tahun 1973
diadakan pemilihan kepala desa sehingga terpilihlah (Abdul Job Guru singa)”
1973-1978. Setelah Pak guru singa menjabat lima tahun diadakan kembali pemilihan kepala
desa dengan mengikuti peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah
(Penkab Deli Serdang) yang berisi Melalui program pemerintah Pembentukan Daerah
Otonomi dari daerah Barat Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1976 pengelolaan
desa diserahkan kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara, dan
selanjutnya dilakukan pemilihan kepala Desa kembali, terpilihlah (Abdul Jop
Gurusinga)” 1978-1983.
Pada tahun 1983 desa Sumbul hanya memiliki penduduk sekitar 200 kepala
keluarga. Selanjutnya dilakukan sensus penduduk dan pada saat itu dilakukan
pengelompokan desa-desa menjadi sebuah desa seperti : desa namo serit bergabung ke
desa sumbul, desa batukarang dan desa tanjung sari menjadi sebuah desa yang
dinamakan sekarang desa Sumbul pada tahun tersebut 1983 di laksanakan pemilihan
kepala desa kembali dan terpilihlah (Marilin Silangit)”1983-2003 pada saat itu tidak
dilaksanakan pemilihan karena selalu diserahkan masyarakat kepada pak (Marilin
Silangit). Ia menjadi kepala desa di wilayah sumbul dan setelah menjadi kepala desa
selama dua puluh tahun pak Marilinpun mengundurkan diri karena paktor usia dan pada
tahun 2003 akhir dilaksanakan kembali pemilihan kepala desa dan terpilihlah kepala
Tanah yang digunakan untuk lokasi desa adalah tanah masyarakat desa sumbul
yang diberikan kepada masyarakat desa sumbul. Kegiatan Desa Sumbul banyak
digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun
masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian Dusun dan penataan
kelompok-kelompok pertanian yang lain. Pada saat ini kegiatan kelompok-kelompok masyarakat banyak
bekerja pada sektor pertanian dan pada kelompok kecil sektor perkebunan dan
sebagian kecil lagi menjadi karyawan si perusahan terbatas (PT). Namun karena para
pendatang berasal dari Desa maka banyak juga yang memelihara hewan ternak
dan sebagian mengembangkannya di Desa Sumbul ini.
Selanjutnya pada tahun 2009 masyarakat Desa Sumbul untuk Melakukan
Pemilihan untuk Kesekian Kalinya melakukan pemilihan kepala Desa dengan cara
seperti pemilihan kepala Desa pada saat sekarang ini, dengan beberapa calon kades
dan sebelumnya melakukan adu Visi dan Misi dalam rencana Pembangunan Desa
Sumbul Pada pemilihan kepala Desa tahun 2009 ini yang terpilih menjadi kepala Desa
adalah Djesaja Tarigan kembali, DI Desa Sumbul Menurut (Malem Tarigan) kepala desa
yang menjabat rata-rata dua kali. Perkembangan sejarah Desa Sumbul adalah sebagai
berikut:
4.2 Sejarah Lokasi Penelitian
1. Periode tahun 1958-1963
Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Dengan adanya kepala desa
dapat terarahny masyarakat desa sumbul terarahnya masyarakat yang mulai mengenal
pendidikan dan pengusulan berbagai jalan besar. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi
berupa Kurangnya pengetahuan untuk membangun desa lebih maju dan kurangnya
tenaga penyuluhan terhadap ibu PKK.
2. Periode tahun 1963-1973
Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah dibangunnya sarana umum
seperti pembentukan paret-paret jalan protokol, pelatihan pada pembentukan kelompok
ibu-ibu dan pembangunan kantor kepala desa di desa sumbul serta terbangunya balai
desa Sumbul. Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah
dilaksanakannya penyuluhan dan pemberian pelatihan kepada kelompok ibu-ibu untuk
melakukan pelatihan jahit dan pengenalan sarana pendidikan.
3. Periode 1973-1983
Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan sarana air
bersih di desa namo puli dan pembangunan Sekolah Dasar di desa namo puli serta
pembangunan/perbaikan sarana sumbul yang menjadi asal mula nama desa tersebut.
Sedangkan kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah sarana pertanian dan alat
transportasi untuk pengiriman hasil tani tidak ada dan kurangnya pengelolaan serta
tenaga ahli untuk pengelolaan pertanian.
4. Periode 1983-2003
Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pada pemerintahan pak
sumur bor pembangunan kamarmandi umum di dusun namo serit pembagian
dusun-dusun menjadi 7 dusun-dusun di desa sumbul renopasi balai pertemuan dusun-dusun namo serit.
Pemberian bantuan melalui menyediakan mesin jahit, pengkerasan jalan desa sumbul
dari dusun batu karang menuju dusun namo serit, pengkerasan jalan dusun namo puli ke
suko sari, pengaspalan jala gang batu karang ke perusahaan ayam pada pemerintahanya
banyak PT. Yang berdiri di desa sumbul tersebut terbangunya sekolah dasar negeri dan
swasta. Kejadian buruk yang terjadi pada periode ini adalah dengan melihat bantuan
pemerintah kepada masyarakat maka sangat kurang tenaga ahli dibidang pertanian, jahit
pakaian. PKK belum dapat mengeetahui apa tugas pokok-pokok yang dilakukan oleh
masyarakat yang mendapat bantuan tersebut.
5. Periode 2003-2007
6. Periode 2007-2011
Kejadian baik yang terjadi pada periode ini adalah Pembangunan beberapa TK,
dan pengkerasan jalan-jalan dusun di desa sumbul, masuknya bantuan PNPM yang
membantu pembangunan sarana air bersih di dusun namo serit MCK, sumur bor,
masuknya SPP di dusun 8 dan 6 di desa sumbul.
4.3 Keadaan Geografis
Secara Geografis Desa Sumbul terletak di dalam wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sumbul adalah 400 Ha dimana 65% berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 35 % daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Iklim Desa Sumbul, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir.
Adapun batas wilayah Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
4.4 Keadaan Sosial
Penduduk Desa Sumbul berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Provinsi Sumatra Utara dan Jawa tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Sumbul dan hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.
a. Jumlah Penduduk
Desa Sumbul mempunyai jumlah penduduk 4500 jiwa, yang terdiri dari:
1. Laki-laki: 2000 jiwa,
2. Perempuan : 2500 orang
Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara 1500 KK, yang terbagi dalam 8 (delapan) wilayah dusun, dengan rincian sebagai berikut:
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara terdiri dari berbagai jenjang pendidikan. Adapun Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sumbul sebagai berikut :
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
Pra
Sekolah
SD SLTP SLTA Sarjana
Pasca
Ssarjana
1500 org 1300org 500 org 500 org 50 org 3 org
Sumber : RPJM Desa Sumbul
c. Pekerjaan
TABEL 3
PEKERJAAN
Petani Pedagang PNS Buruh Kariawan swasta
Peternakan
650 kk 150 kk 50 kk 500 kk 100 kk 50 kk
Sumber : RPJM Desa Sumbul
Penggunaan Tanah di Desa Sumbul sebagian besar diperuntukkan untuk tanah pertanian sawah dan perkebunan sedangkan sisanya untuk Tanah Kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
d. Kepemilikan Ternak
Masyarakat di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Jumlah mayoritas memiliki ternak sebagai salah satu mata pencaharian. Kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir adalah sebagai berikut :
TABEL 5
KEPEMILIKAN TERNAK
Ayam/Itik Kambing Sapi Babi
4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Umum
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Sumbul secara garis besar adalah sebagai berikut :
TABEL 6
SARANA DAN PRASARANA DESA
NO SARANA/PRASARANA JUMLAH/VOLUME KETERANGAN
1 Balai Desa 3 Unit/10x6 M3 Di Dsn 1
2 Kantor Desa 1 Unit /6x6 M3 Di Dsn 1
3 Masjid 4 Unit /10x8 M3 Dsn 2,4,5 dan 6
4 Mushola 2 Unit/5x6 M3 Dsn 7 dan 8
Gereja 9 Unit Dsn 1,5, dan 6
5 Pos Kamling 2 Unit Dusun 7 dan 8
6 Taman Kanak-kanak 1 Unit/ 12x10 M3 Dsn 5
7 SD Negeri 1 Unit/8x100 M3 Dsn 6
8 SD Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 1
9 SMA Swasta 1 Unit/8x100 M3 Dsn 4
10 Balai Pertemuan Dusun 2 unit /6x6 m3 Dsn 3 dan 6
11 Cek Dam 1 Dsn 5
6
13 Sungai 1 Desa
14 Jalan Tanah 3 Dsn 8
15 Jembatan Besar 2 Dsn 1 dan 6
16 Jembatan kecil 4 Dsn 1,3,5, dan 6
17 Jalan Koral 1 Dsn 7
18 Jalan Poros/Hot Mix 1 Desa
19 Jalan Aspal Penetrasi 1 Dsn 3, dan 6
20 Sumur Bor 4 Unit Dsn 1,2,3,4, dan 6
4.6 Kondisi Ekonomi
4.7 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD)
Pembagian wilayah Desa Sumbul dibagi menjadi 8 (delapan) dusun, dan masing- masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat Desa berada di dusun I (satu), setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.
Keterangan Singkatan:
1. Kades adalah Kepala Desa 2. Sekdes adalah Sekretaris Desa
3. Kasi Kessos adalah Kepala seksi kesejahteraan Sosial 4. Kasi P.Tani adalah Kepala seksi Pamong Tani
5. Kasi Kamtib adalah Kepala Seksi Ketertiban Masyarakat 6. Kadus adalah Kepala Dusun
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini dibahas mengenai analisis data, dimana data tersebut diperoleh dari
hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut
disebarkan kepada peserta Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan angket atau kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data
tentang latar belakang responden yang meliputi usia, agama, pendidikan terakhir,
etnis/suku bangsa dan jumlah anak. Selain itu diperoleh juga bagaimana dari program
Saving Group yang dilakukan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
Serdang baik dari segi persepsi, sikap, dan partisipasi.Agar pembahasan tersebut
tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan
membagi dua sub bab berikut ini:
1. Kharakteristik umum responden
2. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Saving Group di desa Sumbul
5.2 Kharakteristik Umum Responden 5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Perbedaan usia tidak menjadi hal yang membedakan seluruh peserta dalam
melaksanakan program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten
Deli Serdang. Data distribusi responden berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.1
berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Presentase (%)
1 35-42 41 72
2 43-50 16 28
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yang mengikuti program Saving Group berada pada jenjang usia 35-42 tahun, yaitu
sebanyak 41 responden (72%). Responden pada jenjang usia 43-50 tahun sebanyak 16
responden (28%).
Berdasarkan data tersebut mayoritas responden yang mengikuti kegiatan
program Saving Group adalah pada jenjang usia 35-42 tahun. Hal tersebut terjadi karena
pada usia ini individu cenderung lebih partisipatif terhadap kegiatan pelaksanaan
program Saving Group . Artinya, mereka masih memiliki daya dan semangat yang
tinggi dalam usaha pengembangan diri. Dalam usia produktif tersebut, responden
menabung maupun inovasi berwirausaha dalam usaha pengembangan-pengembangan
hasil produksi. Responden pada usia produktif juga cenderung lebih berkeinginan untuk
melatih diri untuk kegiatan menabung.
5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian mengenai agama responden yang
dilakukan oleh peneliti di lapangan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No Agama Frekuensi Presentase (%)
1 Kristen Protestan 30 53
2 Kristen Khatolik 12 21
3 Islam 15 26
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas
peserta Saving Group beragama Kristen Protestan sebanyak 30 responden (53%).
Responden beragama Kristen Khatolik tidak jauh berbeda jumlahnya dengan responden
beragama Islam, responden agama Kristen Khatolik sebanyak 12 responden (21%) dan
responden beragama Islam yaitu sebanyak 15 responden (26%).
Perbedaan agama ini tidak menjadi penghalang bagi responden untuk ikut serta
dalam kegiatan dari program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa
agama antar peserta Saving Group, namun setiap peserta saling menghargai dan
menghormati agama lain tanpa adanya diskriminasi.
5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel
5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No TingkatPendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 SD 13 23
2 SMP 20 35
3 SMA 24 42
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang
mengikuti program Saving Group oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang didominasi oleh tingkat pendidikan
SMA yaitu 24 responden dimana presentasenya sebanyak (42%), SMP sebanyak 20
responden (20%), SD sebanyak 13 responden (23%).
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang
berlatar pendidikan SMA cenderung memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Responden lebih memilih untuk mengikuti pelatihan
keluarga. Terlebih peserta menabung yang merupakan ibu-ibu dengan latar belakang
pendidikan Sekolah Menenga Atas (SMA) cenderung menikah pada usia muda. Hal
tersebut menyebabkan keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh
peserta Saving Group untuk meningkatkan taraf dan kesejahteraan hidup keluarga.
5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku
Data distribusi responden suku disajikan dalam tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Suku
No Suku Frekuensi Presentase (%)
1 Batak 33 58
2 Minang 11 19
3 Karo 13 23
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data pada tabel 5.4 dapat diketahui, bahwa responden berasal dari
suku Batak Toba yaitu sebanyak 33 responden (58%). Selanjutnya responden yang
berasal dari suku Minang yaitu sebanyak 11 responden (19%), serta responden yang
bersuku Karo sebanyak 13 responden (23%). Walaupun peserta Saving Group memiliki
beragam suku bangsa dan budaya yang berbeda namun mereka selalu rukun dan tentram
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini dilihat dari adanya rasa
saling menghargai dan terciptanya relasi yang baik antar seorang terhadap yang lain.
bekerja sama. Tiap peserta saving Group dengan suku yang berbeda saling menghargai
satu sama lain sehingga dalam kelompok terjalin hubungan yang baik antar peserta.
5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Data distribusi responden berdasarkan jumlah anak disajikan dalam tabel 5.5
berikut ini:
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
No Jumlah Anak Frekuensi Presentase (%)
1 Dua 16 28
2 Tiga 21 37
3 Empat 20 35
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data pada tabel 5.5 dapat diketahui, bahwa mayoritas responden
yang memiliki jumlah 3 anak sebanyak 21 responden (37%), responden yang memiliki
jumlah 4 anak sebanyak 20 responden (35%), serta responden yang yang memiliki
jumlah 2 anak sebanyak 16 responden (28%). Walaupun peserta Saving Group memiliki
jumlah anak yang berbeda tetapi tidak mematahkan semangat peserta untuk menabung
5.3. Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Saving Group 5.3.1. Sosialisasi
1. Persepsi
Berdasarkan Pengetahuan Program Saving Group
Berdasarkan pengetahuan masyarakat terhadap program Saving Group dapat
diketahui bahwa seluruh peserta Saving Group mengetahui program Saving Group.
Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa mereka mengetahui program Saving
Group. Peserta program saving group memahami dengan baik materi sosialisasi yang
disampaikan oleh pihak penyelenggara program yaitu Yayasan Fondasi Hidup. Yayasan
Fondasi Hidup menyampaikan program secara maksimal sehingga peserta program
mampu memahami program Saving Grop yang diikuti.
Berdasarkan Informasi Perolehan Informasi Pertama mengenai Program Saving Group
Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh masyarakat mengenai perolehan
informasi pertama yang diperoleh oleh peserta Saving Group. Sebanyak 57 responden
(100%) menyatakan bahwa keseluruhan peserta Saving Group memperoleh informasi
pertama mengenai program Saving Group diperoleh dari pihak Yayasan Fondasi Hidup
Indonesia saat terlaksananya sosialisasi pertama terhadap program-program yang akan
diterapkan oleh Yayasan Fondasi Hidup di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi lainnya mengenai Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Kepala Desa 7 12
2 Keluarga 12 21
3 Kertabat 38 67
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.6 dapat diketahui perolehan
sumber informasi lainnya yang diperoleh oleh responden mengenai Program Saving
Group sebanyak 38 responden (67%) memperoleh informasi yang didapat dari kerabat.
Terdapat sebanyak 12 responden (21%) memperoleh informasi yang didapat dari
keluarga, serta responden yang memperoleh informasi lainnya mengenai Program
Saving Group sebanyak 7 responden (12%).
Responden yang memperoleh informasi lainnya mengenai Program Saving
Group berasal dari berbagai kategori yakni kerabat, keluarga, maupun Kepala Desa. Hal
ini membuktikan informasi mengenai Program Saving Group tersebar ke seluruh lapisan
masyarakat yang ada di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang,
sehingga banyak masyarakat yang antusias untuk turut bergabung menjadi anggota yang
di dominasi ibu rumah tangga untuk ikut menabung dalam Program Saving Group yang
Berdasarkan Pemberian Informasi Fasilitator Desa
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh fasilitaor desa kepada masyarakat
mengenai Program Saving Group. Sebanyak 57 responden (100%) menyatakan bahwa
keseluruhan peserta Saving Group memperoleh informasi mengenai program Saving
Group yang diinformasikan oleh fasilitator desa. Tujuan dari keberadaan fasilitator desa
yang ditempatkan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang ialah
untuk mendampingi masyarakat desa dalam menjalani Program yang di fasilitasi
langsung oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Paham 46 81
2 Kurang paham 11 19
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.7 dapat diketahui sejauh mana
pemahaman responden mengenai program Saving Group setelah diberikan sosialisasi
oleh diperoleh dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Melihat presentase pada table
tersebut dapat terlihat masih ada dari peserta Saving Group yang kurang paham
mengenai program Saving Group.
Sebanyak 46 responden (81%) dapat memahami program tersebut setelah
dikarenakan responden merasa kurang memahami sosialisasi yang diberikan oleh pihak
Yayasan Fondasi Hidup Indonesia.
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pelaksanaan Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Tahu 30 53
2 Kurang tahu 18 32
3 Tidak tahu 12 21
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan oleh tabel5.8 dapat diketahui bahwa
pengetahuan responden mengenai sejak kapan program Saving Group dilaksanakan di
Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan tabel,
sebanyak 30 responden (52%) mengetahui sejak kapan dilaksanakannya program
Saving Gsroup tersebut, kemudian sebanyak 18 responden (32%) mengaku kurang
mengetahui sejak kapan dilaksanakannya program Saving Group tersebut dan 12
responden (21%) yang tidak tahu sejak kapan terlaksananya program Saving Group di
Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
Pengetahuan responden mengenai pelaksanaan program Saving Group di Desa
Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang diketahui oleh 30 responden
diberlakukannya kewajiban menjadi peserta Saving Group. Responden yang kurang tahu
mengaku bahwa mereka lupa atau tidak yakin kapan program Saving Group ini
dilaksanakan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang,
sedangkan responden yang tidak tahu hanya menyerahkan semua kepada Yayasan
Fondasi Hidup Indonesia mengenai program Saving Group.
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Peraturan Kelompok No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Memahami 46 81
2 Kurang memahami 8 14
3 Tidak memahami 3 5
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui apakah
responden memahami peraturan internal yang ada pada kelompok menabung. Sebanyak
46 responden (81%) memahami peraturan internal yang ada pada kelompok mereka.
Kemudian sebanyak 8 responden (14%) yang mengaku kurang memahami peraturan
internal yang berlaku di kelompok menabung, sedangkan 3 responden (5%) yang tidak
memahami peraturan internal yang berlaku pada kelompok menabung. Tujuan dibuatnya
peraturan internal pada setiap kelompok menabung agar peserta mematuhi tata tertib
kegiatan menabung pada setiap masing-masing kelompok. Peraturan internal yang
bendahara. Pembuatan peraturan kelompok menabung didiskusikan oleh seluruh
anggota. Pembentukan peraturan internal didiskusikan dalam suatu forum yang dipimpin
oleh ketua dan disepakati oleh seluruh anggota kelompok.
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Memahami 42 74
2 Kurang memahami 14 25
3 Tidak memahami 1 1
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui apakah
responden memahami mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang
dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 42 responden (74%)
memahami peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan
Fondasi Hidup Indonesia, kemudian 14 responden (25%) mengaku kurang memahami
mengenai peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga. Responden dengan kategori tidak
paham ditentukan berdasarkan tidak adanya pemahaman yang dirasakan oleh responden
terhadap peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang dikeluarkan oleh Yayasan
Fondasi Hidup Indonesia. Adapun peraturan yang diberlakukan oleh Yayasan Fondasi
Hidup dianggap terlalu memberatkan dan sulit untuk dipahami. Selain itu peraturan
pemahaman peserta terkendala akan pendidikan peserta program yang relatif rendah.
Adapun mayoritas peserta program memiliki latar belakang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA).
2.Sikap
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Pelaksanaan Program Saving Group No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 53 93
2 Kurang baik 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa jumlah
responden yang mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group. Sebanyak
53 responden (93%) mengetahui alasan dilaksanakannya program Saving Group pada
Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, sementara 4 responden
(7%) kurang mengetahui. Hal tersebut dikarenakan penyebaran informasi melalui
sosialisasi kepada responden yang kurang merata, sehingga mengakibatkan sebagian
dari responden tersebut tidak benar-benar mengetahui alasan pelaksanaan program
Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Namun
secara umum peserta program mengetahui dengan baik alasan dilaksanakannya program
adalah bahwa Program Saving Group adalah bermanfaat secara positif bagi kehidupan
pula bagi pelaksanaan program. Maka dari itu penting bagi penyelenggara program
untuk memastikan bahwa peserta paham akan program agar dapat terlaksana dengan
baik.
Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 54 95
2 Kurang baik 2 4
3 Tidak baik 1 1
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bagaimana
penilaian responden mengenai Program Saving Group yang ada pada lingkungannya
yakni di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 54
responden (95%) memilih tanggapan baik akan penilaian peserta saving group terhadap
pelaksanaan Program Saving Group, sedangkan 2 responden (4%) memilih tanggapan
kurang baik akan penilaian penilaian peserta saving group terhadap pelaksanaan
Program Saving Group dan 1 responden (1%) yang memilih tanggapan tidak baik akan
penilaian peserta saving group terhadap pelaksanaan Program Saving Group yang ada di
wilayah Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
Peserta Program Saving Group beranggapan bahwa program tersebut bermanfaat
bantuan pinjaman yang dapat diperoleh dari kelompok. Selain itu peserta yang
sebelumnya hanya dapat meminjam uang melalui perantaraan rentenir yang cenderung
memberatkan peserta dapat beralih kepada wadah peminjaman yang lebih terjamin.
Kelompok menabung bermanfaat dengan baik untuk mendukung kondisi kesejahteraan
peserta program sehingga penilaian peserta terhadap program adalah positif.
3. Partisipasi
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Peserta Saving Group dalam Sosialisasi Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sering 51 89
2 Jarang-jarang 4 7
3 Tidak pernah 2 4
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui bagaimana
frekuensi keikutsertaan peserta saving group dalam kegiatan sosialisasi Program Saving
Group. Sebanyak 51 responden (89%) mengaku ikut berperan serta dalam kegiatan
sosialisasi Program Saving Group yang dilaksanakan di Desa Sumbul Kecamatan STM
Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 4 responden (7%) yang menyatakan jarang
menghadiri kegiatan sosialisasi Program Saving Group yang di fasilitasi oleh Yayasan
Fondasi Hidup Indonesia, sedangkan 2 responden (4%) menyatakan tidak pernah
Fondasi Hidup Indonesia pada Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli
Serdang.
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pelaksanaan Musyawarah Kegiatan Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Pernah 47 82
2 Belum pernah 6 11
3 Tidak pernah 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat diketahui penilaian
responden terhadap pelaksanaan musyawarah yang dilaksanakan oleh Yayasan Fondasi
Hidup Indonesia kepada peserta Saving Group berada pada wilayah Desa Sumbul
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 47 responden (82%) yang
menyatakan bahwa pihak dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia pernah melakukan
rapat atau musyawarah mengenai Program Saving Group, sedangkan 6 responden (11%)
peserta saving group menyatakan belum pernah mengadakan kegiatan rapat atau
musyawarah dalam program Saving Group, dan 4 responden (7%) yang mengaku tidak
pernah pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia mengadakan kegiatan rapat atau
musyawarah di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
Musyawarah dilaksanakan untuk membahas perencanaan program Saving Group yang
Musyawarah penting dilakukan agar tiap keputusan yang dambil merupakan keputusan
atas dasar kesepakatan bersama.
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pemilihan Struktur Kelompok Menabung
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Terlibat 36 63
2 Kurang terlibat 13 23
3 Tidak terlibat 8 14
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data primer yang disajikan pada tabel 5.15 dapat diketahui
mengenai keterlibatan peserta saving group dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan
struktur kelompok menabung. Sebanyak 36 responden (63%) peserta saving group
menyatakan ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur kelompok
menabung, sedangkan 13 responden (23%) peserta saving group menyatakan bahwa
kurang ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur kelompok
menabung, serta 8 responden (14%) peserta saving group yang menyatakan sama sekali
tidak pernah ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemilihan struktur organisasi
kelompok menabung. Struktur kelompok dalam suatu organisasi begitu juga pada
kelompok menabung, struktur kelompok merupakan bagiann yang terpenting dalam
menabung dilakukan dalam kurun waktu satu siklus sekali dalam satu tahun, kegiatan
pemilihan struktur kelompok melibatkan seluruh anggota kelompok menabung.
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Peserta Saving Group dalam Pembentukan Ketetapan Peraturan Kelompok
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sering 31 54
2 Kadang-kadang 15 26
3 Tidak pernah 11 20
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat diketahui tingkat
intensitas keterlibatan peserta saving group dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan
ketetapan peraturan pada setiap masing-masing kelompok menabung. Sebanyak 31
responden (54%) yang menyatakan sering mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan
peraturan pada setiap masing-masing kelompok menabung, sedangkan 15 responden
(26%) yang menyatakan kadang kadang mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan
peraturan pada kelompok menabung, serta 11 responden (20%) yang menyatakan tidak
pernah terlibat mengikuti kegiatan pembentukan ketetapan peraturan pada kelompok
menabung. Setelah terbentuknya kelompok menabung.
tersebut adalah dalam hal kebebasan berpendapat dan beragumentasi akan hal yang
paling tepat untuk ditetapkan dalam kelompok. Ketua kelompok menabung menerima
tiap saran dan mempertimbangkan hal yang paling tepat untuk diputuskan.
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Terbantu 51 89
2 Kurang terbantu 2 4
3 Tidak terbantu 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 dapat diketahui penilaian akan
kebutuhan ekonomi keluarga setelah menikmati program saving group. Sebanyak 51
responden (89%) yang menyatakan merasa terbantu dengan adanya Program Saving
Group dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, sedangkan 2 responden (4%)
yang menyatakan merasa kurang terbantu dengan adanya Program Saving Group dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, serta 4 responden (7%) yang merasa tidak
terbantu karena menurut responden tersebut Program Saving Group tidak berdampak
sama sekali terhadap peningkatan kebutuhan ekonomi keluarga.
Peserta program cenderung merasa terbantu melalui pelaksanaan program Saving
positif melalui program. Pada dasarnya program Saving Group berpihak pada
peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga.
5.3.2 Menabung 1. Persepsi
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Program Saving Group No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Mengetahui 46 81
2 Kurang mengetahui 10 18
3 Tidak mengetahui 1 2
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Manfaat dari sosialisasi Saving Group terlebih dahulu agar peserta Saving Group
sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui manfaat dari pelaksanaan
program Saving Group. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui
bagaimana pemahaman responden mengenai manfaat dari pelaksanaan program Saving
Group setelah mendapatkan sosialisasi.
Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa dari 57 responden,
sebanyak 46 responden (81%) mengaku mengetahui manfaat dari pelaksanaan program
Saving Group setelah mendapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 10
responden (18%) yang kurang mengetahui manfaat dari pelaksanaan program Saving
mengetahui manfaat dari pelaksanaan program Saving Group karena tidak memahami
informasi mengenai manfaat program Saving Group.
Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Program Saving Group No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Mengetahui 46 80
2 Kurang Mengetahui 9 16
3 Tidak mengetahui 2 4
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat diketahui apakah
responden mengetahui tujuan Program Saving Group. Sebanyak 46 responden (80%)
mengetahui tujuan dilaksanakannya Program Saving Group dan 9 responden (16%)
menyatakan kurang mengetahui dan 2 responden (4%) yang menyatakan bahwa mereka
tidak tau tujuan dilaksanakannya Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan
STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Responden yang mengetahui alasan
dilaksanakannya Program Saving Group adalah peserta yang mengikuti sosialisasi
Program Saving Group .
Pada dasarnya tujuan program Saving Group adalah untuk mengusahakan
kesejahteraan keluarga dengan memicu peserta untuk mampu dan bersungguh-sungguh
peserta sudah selesai melaksanakan kegiatan menabung, tetap memiliki keterampilan
menabung yang tetap dapat dimanfaatkan.
Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Alasan Dilaksanakannya Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Mengtahui 43 75
2 Kurang mengetahui 8 14
3 Tidak mengetahui 6 11
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan datayang disajikan pada tabel 5.20 menunjukan bahwa responden
yang paham akan alasan dilaksanakannya Program Saving Group sebanyak 43
responden (75%). Banyaknya responden yang memahami alasan mengenai
dilaksanakannya Program Saving Group dikarenakan sosialisasi dari Yayasan Fondasi
Hidup Indonesia disampaikan dengan baik dan jelas sehingga mampu dimengerti oleh
peserta saving group.
Akan tetapi, masih terdapat 8 responden (14%) yang kurang paham alasan
dilaksanakannya Program Saving Group dan sebanyak 6 responden (11%) tidak
Selain itu responden mengungkapkan bahwa ketidakhadiran dalam sosialisasi membuat
responden kurang memahami dan tidak memahami alasan dilaksanakannya Program
Saving Group.
Tabel 5.21
Distribusi Reponden Berdasarkan Penilaian Kewajiban Iuran Menabung dalam Setiap Pertemuan
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Mengtahui 51 89
2 Kurang mengetahui 4 7
3 Tidak mengetahui 2 4
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 201
Berdasarkan data pada tabel 5.21 menunjukan bahwa penilaian responden
mengenai kewajiban peserta saving group dalam memenuhi kewajiban iuran menabung
dalam setiap pertemuan menabung yang dilaksanakan pada masing-masing kelompok
menabung. Sebanyak 51 responden (89%) menyatakan mengetahui mengenai kewajiban
iuran menabung di setiap pertemuan kegiatan menabung. Terdapat sebanyak 4
responden (7%) yang menyatakan kurang mengetahui mengenai kewajiban iuran
menabung pada setiap kegiatan pertemuan menabung, sedangkan 2 responden (4%)
menyatakan tidak mngetahui mengenai kewajiban iuran sluruh peserta saving group
2. Sikap
Tabel 5.22
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Program Saving Group yang ada di Desa Sumbul
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 53 93
2 Kurang baik 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Program Saving Group merupakan program menabung yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga dan difasilitasi langsung oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga serta memberdayakan keluarga miskin. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 dapat diketahui penilaian responden mengenai Program Saving Group. Sebanyak 53 responden (93%) menilai jika pelaksanaan Program Saving Group di lingkungan mereka sudah baik, namun 4 responden (7%) menilai bahwa pelaksanaan Program Saving Group tersebut masih kurang baik.
Tabel 5.23
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Jumlah Iuran yang harus Dibayar
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sesuai 50 88
2 Kurang sesuai 7 12
Jumlah 57 100
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai jumlah iuran menabung yang harus dibayar. Sebanyak 50 responden (88%)menyatakan bahwa jumlah iuran menabung yang harus dibayar sudah sesuai dengan kemampuan membayar mereka, namun 7 responden (12%) menyatakan bahwa jumlah iuran menabung yang harus dibayar kurang sesuai dengan kemampuan mereka karena jumlah kepemilikan gaji yang kecil dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tabel 5.24
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Pertemuan Kegiatan Saving Group dalam Sekali dalam Seminggu
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 49 86
2 Kurang baik 8 14
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Sebagai salah satu cara dalam menunjang berjalannya Program Saving Group,
maka dalam mekanisme pembentukan kelompok menabung dibuat jadwal pertemuan
rutin yang diadakan 1x dalam seminggu. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel
dapat diketahui sebanyak 49 responden (86%) menyatakan pertemuan rutin yang
diadakan 1x seminggu sudah berjalan baik, namun sebanyak 8 responden (14%)
menyatakan pertemuan rutin yang diadakan 1x seminggu masih kurang baik karena
Tabel 5.26
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Kelompok dalam Pelaksanaan Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sesuai 48 84
2 Kurang sesuai 8 14
3 Tidak ssuai 1 2
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan Program Saving Group. Sebanyak 48 responden (84%) menilai peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan program sudah sesuai dalam membantu kelancaran berjalannya Program Saving Group, sebanyak 8 responden (14%) menilai kurang sesuai, sedangkan 1 responden (2%) menyatakan tidak sesuai terhadap peraturan kelompok yang ada dalam pelaksanaan Program Saving Group.
Tabel 5.27
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Dikenakan Sanksi Denda apabila Berhalangan Hadir
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sesuai 36 63
2 Kurang sesuai 12 21
3 Tidak sesuai 9 16
Jumlah 57 100
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel dapat diketahui penilaian responden mengenai sanksi denda yang dikenakan apabila terlambat atau tidak hadir dalam pertemuan kelompok Saving Group. Sebanyak 36 responden (63%) menilai sanksi denda yang dikenakan sesuai, sebanyak 12 responden (21%) menilai kurang sesuai karena sanksi denda dianggap terlalu besar dan memberatkan peserta kelompok Saving Group yang memiliki penghasilan minimum, sedangkan 9 responden (16%) menyatakan tidak sesuai, karena responden yang menyatakan tidak sesuai tersebut beranggapan biaya denda hanya dapat memberatkan saja sekaligus menjadi beban pengeluaran tambahan yang harus peserta keluarkan apabila berhalangan hadir atau hadir dengan keadaan terlambat. Responden beranggapan sanksi denda tersebut alangkah lebih baiknya dihapuskan dari peraturan kelompok, karena peserta memilih dana sanksi tersebut dapat dialokasikan untuk menambah biaya kebutuhan anak seperti membeli mainan anak atau membeli snack ringan untuk anak mereka.
Tabel 5.28
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Dana Sosial
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Setuju 42 74
2 Kurang setuju 8 14
3 Tidak setuju 7 12
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat diketahui bagaimana
responden melakukan penilaian terhadap dana sosial yang dibebankan pada setiap
peserta Saving Group. Dari 57 responden, sebanyak 42 responden (74%) yang
saving group, sedangkan 8 responden (14%) yang menyatakan penilaian kurang setuju
terhadap dana sosial yang dibebankan kepada seluruh peserta saving group, dan 7
responden (12%) yang menyatakan tidak setuju terhadap dana sosial yang dibebankann
kepada seluruh peserta saving group. Dana sosial merupakan sumbangan dana sukarela
yang dibebankan kepada seluruh peserta saving group pada setiap bulannya, yang
ditujukan untuk dana sosial kelompok menabung yang selanjutnya digunakan untuk
dana sosial apabila ada anggota maupun keluarga peserta menabung yang mengalami
sakit, meninggal dunia, maupun ditimpa musibah yang tidak dapat diduga.
Tabel 5.29
Distribusi Responden Berdasarkan Peminjaman Uang Kas Kelompok No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Pernah 43 75
2 Tidak pernah 14 25
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.29 dapat diketahui apakah setiap
peserta saving group pernah melakukan peminjaman uang yang berasal dari kas
kelompok menabung. Sebanyak 43 responden (75%) mengaku pernah melakukan
peminjaman uang dari kas kelompok menabung, sedangkan 14 responden (25%)
menyatakan tidak pernah melakukan peminjaman uang dari kas kelompok menabung.
Alasan 43 responden melakukan peminjaman uang dari kelompok menabung ialah
persyaratannya hanyalah peminjam merupakan peserta saving group dan tidak
melakukan peminjaman uang di luar batas tabungan peserta. Keunggulan lainnya
apabila peserta melakukan peminjaman uang pada kas kelompok ialah bunga pinjaman
yang ditetapkan sangatlah ringan yakni sebesar 1-2 % bila jatuh tempo.
Tabel 2.30
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sesuai 45 79
2 Kurang sesuai 10 18
3 Tidak sesuai 2 3
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada table 2.30 dapat diketahui bagaimana
penilaian responden terhadap peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga yang
dikeluarkan oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Sebanyak 43 responden (79%)
yang menilai sesuainya peraturan yang dikeluarkan Yayasan Fondasi Hidup Indonesa
yang ditujukan untuk setiap kelompok menabung, sedangkan 10 responden (18%)
menyatakan bahwa peraturan Anggaran Dasar Rumah Tanggga yang dikeluarkan
kurang sesuai, dan 2 responden (3%) menyatakan tidak sesuai. Responden yang meilih
indikator kurang sesuai dan tidak sesuainya peraturan Anggaran Dasar Rumah Tangga
macamnya terlalu beragam sehingga peserta merasa tidak paham dengan peraturan
tersebut.
Tabel 5.31
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Ketepatan Sasaran Program Saving Group
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Sesuai 49 86
2 Kurang sesuai 7 12
3 Tidak sesuai 1 2
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.31 dapat diketahui bagaimana
penilaian responden mengenai ketepatan sasaran terlaksananya Program Saving Group
yakni apakah Program Saving Group di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten
Deli Serdang telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebanyak 49 responden (86%)
yang menilai bahwa Program Saving Group tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan masyarakat Desa Sumbul pada saat ini, sedangkan 7 responden (12%)
menilai bahwa Program Saving Group ini kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sementara itu 1 responden (2%) menilai Program Saving Group tersebut tidak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Peserta Saving Group yang menilai bahwa Program
Saving Group ini kurang sesuai dan tidak sesuai ialah karena kurangya pemahaman akan
dan peningkatan di sektor ekonomi yang dialami oleh masyarakat Desa Sumbul
Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan Keberhasilan Program Saving Group dalam Peningkatan Kesejahteraan
Berdasarkan tanggapan peserta terhadap keberhasilan pelaksanaan program
dapat diketahui bahwa seluruh responden menyatakan bahwa program mampu
meningkatan kesejahteraan peserta program. Peserta program menyatakan hal tersebut
diakibatkan terdapat dampak positif yang dirasakan secara nyata oleh tiap peserta
program. Keberhasilan program didukung oleh kesungguhan tiap unsur untuk
melaksanakan program sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati sebelumnya.
Berdasarkan Kelanjutan Program Saving Group
Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadap kelanjutan program dapat diketahui
bahwa seluruh peserta program menyatakan bahwa program saving group perlu
dilanjutkan pada periode selanjutnya. Hal tersebut tak lepas dari dampak positif yang
dapat dirasakan oleh peserta program. Dampak positif tersebut secara nyata dirasakan
oleh peserta program sehingga peserta membutuhkan keberlanjutan program. Program
Saving Group yang dianggap membawa warna positif bagi peningkatan kesejahteraan
3. Partisipasi
Berdasarkan Manfaat Program Saving Group
Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadapa penilaian akan manfaat yang
dirasakan setelah bergabung menjadi peserta saving group merasakan manfaat yang
positif setelah bergabung dan menjadi peserta saving group. Hal ini dibuktikan dengan
tanggapan positif yakni setelah menjadi peserta saving group yang didominasi oleh
ibu-ibu rumah tangga menyatakan mendapatkan ilmu mengenai langkah-langkah menabung,
setelah adanya Program Saving Group peserta menjadi memiliki arah apabila ingin
melakukan peminjaman uang pada saat keadaan yang mendesak dengan pemanfataan
peminjaman dari kas kelompok menabung dan memilih untuk tidak meminjam kepada
bank dengan suku bunga yang tinggi. Manfaat lainnya yang dirasakan peserta saving
group ialah mendapatkan pengarahan mengenai cara management keuangan keluarga
yang baik dan benar yakni dengan pemanfaatan pengalokasian dana untuk kebutuhan
pendidikan anak, memperluas usaha bertani, berkebun, maupun beternak.
Tabel 5.32
Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat dari Program Saving Group No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Terbantu 53 93
2 Kurang Terbantu 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
merasakan manfaat setelah bergabung menjadi anggota saving group, sedangkan 4
responden (7%) merasa kurang terbantu setelah menjadi anggota saving group.
Berdasarkan hal tersebut peserta yang mengaku kurang terbantu karena setelah siklus
menabung uang yang telah mereka tabungkan selama satu siklus tidak dipergunakan
dengan baik sesuai dengan pengarahan dari Yayasan Fondasi Hidup Indonesia. Pada
dasarnya Yayasan Fondasi Hidup Indonesia telah memberikan pengarahan terkait
pengelolaan dana tabungan yang telah terkumpul melalui Program Saving Group.
Peserta Program Saving Group belum sepenuhnya mampu mengaplikasikan pengarahan
yang telah disampaikan oleh pihak Yayasan Fondasi Hidup Indonesia sebelum Program
Saving Group berakhir. Pada akhirnya uang yang terkumpul digunakan untuk hal-hal
yang kurang bermanfaat seperti pemenuhan kebutuhan tersier dan sekunder.
Tabel 5.33
Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terbantu atau Tidaknya dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 Terbantu 53 93
2 Tidak terbantu 4 7
Jumlah 57 100
Sumber: Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.33 dapat diketahui apakah peserta
saving group merasa terbantu atau tidak terbantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi