• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus : Desa Sumbul Kecamatan Stm Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus : Desa Sumbul Kecamatan Stm Hilir, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI PISANG BARANGAN

(Studi Kasus : Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh: YOSERIZAL

040304042 SEP / AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS USAHATANI PISANG BARANGAN

(

Studi Kasus: Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh: YOSERIZAL

040304042 SEP / AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

(Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting MADE) (Ir. Iskandarini, MM)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi pembimbing

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul Skripsi : ANALISIS USAHATANI PISANG BARANGA Studi Kasus: Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang

Nama : Yoserizal

NIM : 040304042

Departemen : Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi : Agribisnis

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting MADE) (Ir. Iskandarini, MM)

Ketua Anggota

Mengetahui:

(Ir. Luhut Sihombing, Mp.) Ketua Departemen

(4)

ANALISIS USAHATANI PISANG BARANGAN

(

Studi Kasus:Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh: YOSERIZAL

040304042 SEP / AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(5)

ABSTRAK

Yoserizal (040304042) Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus: Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kab. Deli Serdang) . Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku anggota komisi pembimbing.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan usahatani pisang (luas panen, produksi dan produktivitas) tahun 2002-2006 di Kab. Deli Serdang, besar biaya produksi (Rp/petani dan Rp/ha), besar penerimaan (Rp/petani dan Rp/ha), besar pendapatan bersih (Rp/petani dan Rp/ha), besar keuntungan (Rp/petani dan Rp/ha) dan masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan serta bagaimana cara penanggulangan usahatani pisang barangan Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2008, penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan menggunakan metode sensus yaitu jumlah sampel sebanyak 17 petani berdasarkan asumsi bahwa petani pisang barangan yang sudah panen.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan skunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani pisang barangan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir dengan menggunakan kuisioner dan interview, sedangkan data skunder merupakan data lengkap yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga yang terkait seperti Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang maupun dari artikel di internet. Karakteristik petani sampel adalah umur petani berada pada kisaran 34-56 tahun, tingkat pendidikan petani berada pada kisaran 6-12 tahun, pengalaman bertani berada pada kisaran 8-27 tahun, jumlah tanggungan keluarga petani berada pada kisaran 1-4 jiwa, luas lahan berada pada kisaran 0,4-2,5 ha dan pendapatan keluarga petani berada pada kisaran Rp. 4.658.900-39.136.500.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas pisang di Kab. Deli

Serdang mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh serangan penyakitlayu fusariumdan juga keterbatasan modal yang dimiliki petani. 2. Biaya produksi rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah

Rp.8.461.000,-per petani dan Rp.7.762.000,-per hektar.

3. Penerimaan rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah Rp.24.255.000,- per petani dan Rp.21.405.000,- per hektar.

4. Pendapatan bersih rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah Rp.15.794.000,-per petani dan Rp.13.643.000,-per hektar.

5. Usahatani pisang barangan layak diusahakan, dimana nilai rata-rata ROI =1,82,-per petani dan 1,93,-per Ha artinya setiap setiap penanaman modal sebesar Rp.1 akan diperoleh keuntungan bersih sebesar Rp.1,82-per petani dan 1,93-per Ha (ROI >1). Nilai B/C ratio = 2,82,-per petani dan 1,82,-per Ha artinya dari Rp.1 modal yang dikeluarkan akan mendapat hasil Rp.2,82-per petani dan 1,82-per Ha (B/C > 1).

(6)

RIWAYAT HIDUP

YOSERIZAL,

lahir di Simpang Tonang pada tanggal 20 september 1984 dari pasangan Bapak Asri dan Ibu Asmadewi. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar Negri 09 Tonang Raya Pasaman, tamat

tahun1998.

2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri 2 Talamau Pasaman, tamat tahun 2001.

3. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negri 1 Lubuk Sikaping Pasaman, tamat tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur SPMB.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah ANALISIS USAHATANI PISANG BARANGAN (Studi Kasus: Desa Sumbul, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang). Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

 Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mengajari, memotivasi dan membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

 Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP-USU dan Ibu Dr. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP-USU yang telah memberikan kemudahan dalam hal kuliah.

(8)

 Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP-USU khususnya kak Yani, kak Lisbeth, dan kak Runi yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi.

 Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2004 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, khususnya Mustaqim, Ahmad, Yudi, Tama, Tri, Wina, Rini, Ai, Ritha, Mi2 dan Leni atas kebersamaan, canda tawa dan dukungan sehingga penulis lebih semangat dan termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : seluruh pegawai dan staf Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan STM Hilir, Desa Sumbul dan seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data dan informasi.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Asri dan Ibunda Asmadewi atas kasih sayang, motivasi dan dukungan baik secara materi maupun do a yang diberikan kepada penulis selama kuliah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini dikemudian hari.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2008

(9)

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... ...v

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

PENDAHULUAN Latar Belakang ...1

Identifikasi Masalah...6

Tujuan Penelitian ...7

Kegunaan Penelitian...7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKAPEMIKIRAN Tinjauan Pustaka...8

Landasan Teori...11

Kerangka Pemikiran...17

Hipotesis Penelitian...21

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel ...22

Metode Pengambilan Sampel...23

Metode Pengumpulan Data...23

Metode Analisis Data...23

Defenisi dan Batasan Operasional ...25

Defenisi ...25

(10)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian...27

a. Luas dan Kondisi Geografis...27

b. Tata Guna Tanah...27

c. Keadaan Penduduk...28

d. Sarana dan Prasarana...31

Karakteristik Petani Sampel...32

TEKNIK BUDIDAYA PISANG BARANGAN Syarat tumbuh ...44

Pemilihan Tanah 35 Keadaan Iklim ...35

Keadaan Lingkungan...36

Persiapan Lahan...36

Pemilihan Bibit...36

Penanaman...37

Pengairan dan Drainase...37

Pemupukan...37

Pemeliharaan buah...37

Pemberantasan Hama Penyakit...38

Panen...38

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Usahatani Pisang (Luas Panen, Produksi dan Produktivitas) Tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang...39

a. Luas Panen...39

b. Produksi...40

c. Produktivitas...41

Sarana dan Biaya Produksi Pisang Barangan...43

a. Tenaga Kerja...45

b. Sarana Produksi...45

c. Pajak Bumi Bangunan...45

d. Penyusutan Peralatan...46

e. Sewa Lahan...46

Penerimaan Usahatani Pisang Barangan...46

Pendapatan Bersih Usahatani Pisang Barangan...47

(11)

Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Petani Pisang Barangan...51

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...54

Saran...55

Petani...55

Pemerintah...55

Peneliti Selanjutnya...55 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pisang Per Kecamatan Kabupaten. Deli Serdang Sumatera Utara Tahun 2006...5 2 Dosis Anjuran Usahatani Pisang Barangan Per Hektare Desa Sumbul

Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007...10 3. Banyaknya produksi, luas lahan dan produktivitas pisang barangan per desa di

Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006...22 4. Penggunaan Tanah di Desa Sumbul Kecamatan. STM Hilir Deli Serdang

tahun 2007...28 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelomopok Umur Desa Sumbul Kec. STM

Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007 .29

6. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sumbul Kecamatan

STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007...30 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Desa

Sumbul Kecamatan STM Hilir Kab. Deli Serdang 2007...30 8. Distribusi Pendududuk menurut Tingkat Pendidikan Formal

di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang 2007...30 9. Sarana dan Prasarana di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir

Kabupaten Deli Serdang 2007...32 10 Karakteristik Pertani Sampel di Desa Sumbul, Kecamatan STM Hilir,

(13)

11. Rata-rata Total Sarana Produksi Per Petani dan Per Hektar Usahatani Pisang Barangan Per panen Tahun 2007...43 12. Rata-rata Total Biaya Produksi Per Petani dan Per Hektar Usahatani Pisang

Barangan ... ...44 13 Rata-rata Penerimaan Usahatani Pisang Barangan Per petani dan Per Ha Desa

Sumbul Kec. STM Hilir Deli Serdang...46 14. Pendapatan Bersih Usahatani Pisang Barangan Per Petani dan Per

Hektar...47 15. Nilai Rata-rata ROI dan B/C Ratio Usahatani Pisang Barangan Per Petani dan

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran...27 2. Diagram Perkembangan Luas Panen Tanaman Pisang Kabupaten Deli serdang

tahun 2002-2006...

3. Diagram Perkembangan Produksi Tanaman Pisang Kabupaten Deli Serdang tahun 2002-2006...

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul 1. Karakteristik Petani Sampel Pisang Barangan

2. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Pisang Barangan

3. Distribusi Curahan Tenaga Kerja Per Petani (Jam) Pada Usahatani Pisang Barangan

4. Distribusi Curahan Tenaga Kerja Per Ha (Jam) Pada Usahatani Pisang Barangan

5. Distribusi Curahan Tenaga Kerja Per Petani (HKP) Pada Usahatani Pisang Barangan

6. Distribusi Curahan Tenaga Kerja Per Ha (HKP) Pada Usahatani Pisang Barangan

7. Total Biaya Tenaga Kerja Per Petani Pada Usahatani Pisang Barangan (Rp) 8. Total Biaya Tenaga Kerja Per Ha Pada Usahatani Pisang Barangan (Rp) 9. Biaya Sarana Produksi Per Petani Pada Usahatani Pisang Barangan 10. Biaya Sarana Produksi Per Ha Pada Usahatani Pisang Barangan

11. Biaya Sarana Produksi Kebutuhan Obat Per Petani Pada Usahatani Pisang Barangan

12. Biaya Sarana Produksi Kebutuhan Obat Per Ha Pada Usahatani Pisang Barangan

(16)

17. Produksi, Harga, Produktivitas dan Penerimaan Usahatani Pisang Barangan 18. Pendapatan Bersih Pada Usahatani Pisang Barangan

19. Pendapatan Keluarga Per Petani dan Per Ha Pada Usahatani Pisang Barangan 20. Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan, Laba dan ROI

Usahatani Pisang Barangan Per Petani

21. Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan, Laba dan ROI Usahatani Pisang Barangan Per Ha

22. Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan, Laba dan B/C Usahatani Pisang Barangan Per Petani

23. Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan, Laba dan B/C Usahatani Pisang Barangan Per Ha

(17)

ABSTRAK

Yoserizal (040304042) Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus: Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir, Kab. Deli Serdang) . Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku anggota komisi pembimbing.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan usahatani pisang (luas panen, produksi dan produktivitas) tahun 2002-2006 di Kab. Deli Serdang, besar biaya produksi (Rp/petani dan Rp/ha), besar penerimaan (Rp/petani dan Rp/ha), besar pendapatan bersih (Rp/petani dan Rp/ha), besar keuntungan (Rp/petani dan Rp/ha) dan masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan serta bagaimana cara penanggulangan usahatani pisang barangan Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2008, penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan menggunakan metode sensus yaitu jumlah sampel sebanyak 17 petani berdasarkan asumsi bahwa petani pisang barangan yang sudah panen.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan skunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani pisang barangan di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir dengan menggunakan kuisioner dan interview, sedangkan data skunder merupakan data lengkap yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga yang terkait seperti Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang maupun dari artikel di internet. Karakteristik petani sampel adalah umur petani berada pada kisaran 34-56 tahun, tingkat pendidikan petani berada pada kisaran 6-12 tahun, pengalaman bertani berada pada kisaran 8-27 tahun, jumlah tanggungan keluarga petani berada pada kisaran 1-4 jiwa, luas lahan berada pada kisaran 0,4-2,5 ha dan pendapatan keluarga petani berada pada kisaran Rp. 4.658.900-39.136.500.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas pisang di Kab. Deli

Serdang mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh serangan penyakitlayu fusariumdan juga keterbatasan modal yang dimiliki petani. 2. Biaya produksi rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah

Rp.8.461.000,-per petani dan Rp.7.762.000,-per hektar.

3. Penerimaan rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah Rp.24.255.000,- per petani dan Rp.21.405.000,- per hektar.

4. Pendapatan bersih rata-rata usahatani pisang barangan di daerah penelitian adalah Rp.15.794.000,-per petani dan Rp.13.643.000,-per hektar.

5. Usahatani pisang barangan layak diusahakan, dimana nilai rata-rata ROI =1,82,-per petani dan 1,93,-per Ha artinya setiap setiap penanaman modal sebesar Rp.1 akan diperoleh keuntungan bersih sebesar Rp.1,82-per petani dan 1,93-per Ha (ROI >1). Nilai B/C ratio = 2,82,-per petani dan 1,82,-per Ha artinya dari Rp.1 modal yang dikeluarkan akan mendapat hasil Rp.2,82-per petani dan 1,82-per Ha (B/C > 1).

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dimana sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Keadaan usaha tani penduduk pada umumnya masih belum berkembang, para petani menyelenggarakan usahatani masih berlandaskan pada cara hidup dan belum sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana pendukung kurang memadai serta keterbatasan informasi dan teknologi yang sedang berkembang.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 belum juga berakhir, pendapatan negara yang berasal dari sektor pertambangan, konstruksi, perdagangan, perhotelan dan restoran, transportasi dan komunikasi, perbankan dan properti memberikan sumbangan negatif pada negara, terutama menjelang akhir krisis. Namun, sektor pertanian masih mampu bertahan, bahkan sempat menyumbang devisa negara dengan nilai yang cukup berarti. Hal ini menunjukkan sektor pertanian dengan didukung iklim tropis yang sesuai dapat diandalkan dalam upaya mengatasi krisis ekonomi (Ashari, 2006).

(19)

Pisang adalah buah-buahan tropis yang yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia. Hampir setiap pekarangan rumah di Indonesia terdapat tanaman pisang. Hal ini dikarenakan tanaman cepat menghasilkan, dapat berlangsung lama, mudah ditanam dan dipelihara. Tanaman pisang melambangkan kesejahteraan pemiliknya dan merupakan bagian dari peradaban kehidupan manusia. Dalam upacara keagamaan, perkawinan, pembangunan rumah dan kematian, tanaman atau buah pisang sering digunakan. Bahkan Indonesia pernah mendapatkan julukan produsen pisang di Asia Tenggara. Namun, produksi pisang Indonesia akan menghadapi tantangan berat dalam pasar ekonomi global yang akan datang. Hal ini dikarenakan produksinya masih terdiri dari berbagai jenis pisang dan mutunya masih di bawah standar mutu pasar swalayan atau supermarket (Ahmad, 1999).

Peluang pasar buah pisang Indonesia terbuka cukup lebar baik lokal, nasional, regional dan global, yang menjadi masalah adalah ketersediaan modal, bank, dan lembaga keuangan lainnya yang belum mengenal agroindustri buah-buahan, sementara para investor lebih tertarik menanamkan modalnya pada sektor perkebunan, perternakan dan perikanan. Negara tujuan ekspor buah pisang adalah RRC yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dengan jumlah penduduk 1,2 milyar jiwa, Jepang dan Timur Tengah (F. Rahardi, 2004).

(20)

menghadapi perdagangan bebas dan dunia, pasalnya di era bebas nanti kita dibanjiri oleh durian, lengkeng dan leci dari Thailand. Mangga akan mengalir dari Malaysia dan Australia. Lalu apa yang bisa kita andalkan ?. Buah-buahan tanaman keras seperti jeruk, mangga, rambutan, salak dan manggis memerlukan waktu lama dalam pengembangannya. Satu-satunya yang dapat kita produksi dan andalkan adalah pisang (Hendro, 2004).

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kualitas makanan, termasuk buah-buahan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Keadaan ini terlihat jelas pada masyarakat kota yang sebahagian besar masyarakatnya memiliki kemampuan daya beli yang cukup tinggi, dengan demikian jelaslah bahwa mutu, kesegaran buah, dan kesinambungan produksi buah sangat menentukan harganya.

Di Sumatera Utara jenis pisang paling banyak dikembangkan adalah pisang barangan yang merupakan salah satu jenis pisang buah yang paling banyak digemari oleh masyarakat sehingga dikenal sebagai pisang meja yang berarti dihidangkan bersamaan pada saat bersantap atau makan. Pisang barangan terdiri 6-12 sisir per tandan dengan berat 12 kg-20 kg. Setiap sisir terdiri dari 12-20 buah, bentuk buah lurus, pangkal bulat, panjang 11 cm, diameter 2,9 cm. daging buah kuning keputihan, tak berbiji, rasanya manis, kering, aroma dan rasanya enak (Trubus, 2004).

(21)

(pisang mas, pisang ambon dan pisang banten). Pisang barangan sudah dibudidayakan secara intensif dimana terdapat komponen faktor produksi di dalamnya, seperti luas lahan, modal, tenaga kerja dan skill. Dengan adanya penggunaan input produksi ini maka petani dapat memenuhi permintaan pisang barangan, baik pasar lokal maupun di luar sentra produksi.

Setiap produksi subsektor pertanian dipengaruhi oleh faktor produksi modal. Berbeda halnya dengan sistem produksi alam yang pengaruhnya terhadap produksi berbeda-beda. Misalnya produksi peternakan berbeda dengan produksi tanaman pangan. Semakin tinggi modal per unit usaha yang digunakan maka usaha tersebut dinamakan semakin padat modal atau semakin intensif. Apakah semakin intensif suatu usaha maka semakin tinggi keuntungannya?. Hal ini masih dipengaruhi oleh harga output dan harga input (Daniel, 2002).

Seiring dengan tingginya permintaan konsumen untuk menikmati buah segar dalam hal ini pisang barangan maka produsen atau petani pisang barangan hendaknya mampu menyediakan pisang kapan dan dimanapun diminta oleh konsumen, dengan kata lain produsen harus mampu menjaga kekontiniutas atau kesinambungan pisang barangan, hal ini tentunya hanya dapat ditempuh dengan cara penerapan teknologi produksi pisang barangan yang baik dan benar serta di dukung dengan kemampuan manajemen yang baik sehingga konsumen merasa tidak dikecewakan.

(22)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pisang Per Kecamatan di Kab. Deli Serdang Sumatera Utara Tahun 2006 No Kecamatan Luas Panen(Ha) Produksi(Ton) Produktivitas(Ton/Ha)

1 Lubuk Pakam 0,45 3,09 6,87

2 Pagar Merbau 0,80 5,89 7,37

3 Beringin 5,88 42,68 7,26

4 Gunung Meriah 23,00 159,85 6,95

5 Biru-Biru 200,00 1566,00 7,83

6 Patumbak 2,50 20,45 8,18

7 STM Hulu 23,00 164,68 7,16

8 STM Hilir 1.050,00 11917,50 11,35

9 Deli Tua 3,20 27,29 8,53

10 Pancur Batu 70,00 535,5 7,65

11 Namorambe 100,00 980,00 10,32

12 Sibolangit 2,00 20,50 10,25

13 Kutalimbaru 8,00 66,48 8,31

14 Sunggal 10,00 86,30 8,63

15 Hamparan Perak 0,22 2,09 9,50

16 Labuhan Deli 0,39 3,47 8,91

17 Batang Kuis 1,58 12,38 7,84

18 Percut Sei Tuan 15,00 132,30 8,82

19 Pantai Labu 0,10 0,95 9,53

20 Tanjung Morawa 1,20 10,59 8,83

21 Galang 1,00 9,42 9,42

22 Bangun Purba 70,00 679,70 9,71

Jumlah 1.513,74 32894,22 21,73

Sumber: Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2006

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa Kecamatan STM Hilir merupakan daerah sentra produksi pisang diantara 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang dengan luas panen sebesar 1.050 Ha, produksi sebesar 11917.50 Ton dan produktivitas sebesar 11,35 Ton/Ha. Kecamatan Pantai Labu merupakan kecamatan penghasil pisang terkecil di Kabupaten Deli Serdang yaitu luas panen sebesar 0,10 Ha, produksi sebesar 0,95 Ton dan produktivitas sebesar 9,53 Ton/Ha

(23)

Penerimaan usahatani merupakan nilai produksi usahatani atau pendapatan kotor. Selain dipengaruhi produksi penerimaan juga sangat dipengaruhi harga jual. Penerimaan kotor dikurangi biaya produksi baik tunai maupun tidak tunai merupakan pendapatan bersih usahatani.

Suatu indikator suatu usahatani layak atau tidak layak dijalankan adalah dengan menggunakan perhitungan analisis usahatani. Adapun analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan usahatani pisang barangan adalah analisis ROI(return of investment)dan B/C ratio(Benefit cost ratio).

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan usahatani pisang (luas panen, produksi dan produktivitas) tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang ? 2. Berapa besar biaya produksi (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani

pisang barangan di daerah penelitian ?

3. Berapa besar penerimaan (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian ?

4. Berapa besar pendapatan bersih (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian ?

5. Berapa besar keuntungan (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian ?

6. Apa masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan dan bagaimana cara penanggulangannya di daerah penelitian ?

Tujuan Penelitian

(24)

1. Untuk mengidentifikasi perkembangan usahatani pisang (luas panen, produksi dan produktivitas) tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengidentifikasi besar biaya produksi (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian.

3. Untuk mengidentifikasi besar penerimaan (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian.

4. Untuk mengidentifikasi besar pendapatan bersih (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian.

5. Untuk mengidentifikasi besar keuntungan (Rp/petani dan Rp/ha) usahatani pisang barangan di daerah penelitian.

6. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan dan bagaimana cara penanggulangannya di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dan lembaga lainnya dalam mengambil keputusan dan kebijakan pada usahatani pisang barangan

(25)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Pisang telah ada sejak manusia ada. Pada masyarakat Asia Tenggara, diduga pisang telah lama dimanfaatkan, pada saat berkebudayaan pengumpul, masyarakat di daerah itu telah menggunakan tunas dan pelepah pisang sebagai bagian dari sayur. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang dapat diproses menjadi tepung, kripik, bir dan cuka. Daun pisang digunakan untuk menggosok lantai dan pembungkus berbagai makanan. Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfatkan digunakan sebagai pakan ternak. Dalam pengobatan, daun pisang yang masih tergulung digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang ditusuk digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare (Rismunandar,1990).

(26)

cocok untuk tanaman pisang, oleh karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang sangat memungkin dilakukan (Henro,1998).

Pertumbuhan pisang sangat cepat dan terus menerus, hal ini menyebabkan produksi yang tinggi. Pisang memerlukan tempat tumbuh iklim tropik yang hangat dan lembab. Walaupun begitu, pisang ini sangat unik sehingga orang tertarik untuk membudidayakannya. Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan. Disentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah turun sampai di bawah 15 °C dengan jangka waktu yang cukup lama, suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27 °C dan suhu maksimumnya 38 °C.

Di dataran tinggi daerah equator, pisang tidak dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami benar. Kebanyakan pisang tumbuh baik di daerah terbuka. Dalam keadaan cuaca berawan, pertumbuhan daun sedikit panjang dan tandanya lebih kecil. Pisang sangat sensitif terhadap angin kencang, yang dapat merobek-robek daun dan merobohkan pohonnya. Untuk pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembaban tanahnya tidak boleh kurang dari 60-70 % dari kapasitas lapangan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Tanaman pisang toleran terhadap PH 4,5 sampai 7,5 (Rismunandar,1990).

(27)

penyakit. Cara ini telah dilaksanakan secara komersial. Penanaman pada umumnya dilakukan pada musim hujan. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm (Suyati, 2004).

Tabel 2. Dosis Anjuran Usahatani Pisang Barangan Per Hektare Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007 No Jenis Sarana Produksi Satuan Dosis Anjuran

1 Bibit Batang 1.360

2 Pupuk

Urea Gram/batang 1000

NPK Gram/batang 500

Kandang Kilogram/batang 10

3 Obat-obatan

Curater Kilogram 50

Belerang Kilogram 75

Round-Up Liter 5

Gramoxone Liter 5

Sumber : BPTP Kabupaten Deli Serdang 2007

Petani sebagai pengelola budidaya pisang barangan pada umumnya memberi perhatian pada skala usahanya saja tetapi tidak memantau lebih jauh tentang pengelolaan usaha yang dapat memberikan produk terus menerus sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dari aspek jumlah (banyak jumlah pisang) mutu (Kualitas pisang barangan) dan harga.

Untuk dapat menghasilkan buah pisang yang relatif konstan (ketersediaan buah pisanga selalu ada) maka perlu dibina kelompok tani yang professional sebagai penyedia produk (buah pisang barangan), karena kelompok yang terkoordinasi antara satu dengan yang lain maka akan memudahkan dalam hal perencanaan budidaya sehingga mutu dan ketersediaan produk dapat dipertahankan.

Landasan teori

(28)

proses produksi, petani, usahatani(farm)dan kegiatan usaha(farm business). Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam suatu kegiatan usaha (farm business) dimana biaya dan penerimaan adalah penting.

Usahatani merupakan suatu jalinan yang komplek yang terdiri dari tanah, tumbuhan, hewan, peralatan, tenaga kerja dan pengaruh-pengaruh lingkungan dalam menghasilkan output (hasil atau produksi) menjadi perhatian utama. Peranan input bukan saja dilihat dari macam atau ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi juga dari segi efesiensi penggunaan faktor produksi tersebut (Bayers, dkk., 1999).

Suatu usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal berikut: 1. Jenis dan nilai input.

2. Jumlah dan harga input yang akan dipergunakan dan dibeli.

3. Jumlah uang atau kredit yang diperlukan untuk pembiayaan usahatani.

4. Jumlah produksi yang tersedia untuk dijual dalam pengembalian hutang.

5. Keuntungan bersih yang diharapkan.

Analisis usahatani pisang barangan dibutuhkan dalam perencanaan sejak pembukaan lahan hingga pemasaran, dengan analisais ini bisa diperkirakan besarnya modal atau biaya yang diperlukan, keuntungan dan bunga kredit yang layak digunakan.

(29)

usahatani pisang barangan yang dilakukan petani adalah pengolahan lahan, drainase, pemangkasan (mematikan tunas, pemotongan daun), pengamatan, pengendalian hama penyakit, pemupukan dan kegiatan lainnya. Usahatani merupakan suatu kegiatan produksi, dimana peranan input (faktor produksi) dalam menghasilkan output (hasil produksi) menjadi perhatian utama. Peranan input bukan saja dilihat dari jenis dan ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi dapat juga ditinjau dari segi efesiensi penggunaan faktor tersebut (Roedyarto, 1997).

Produksi itu terjadi karena adanya perpaduan antara faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan skill) di bawah asuhan dan pengelolaan petani. Fungsi unsur alam dalam usahatani atau usaha pertanian dipandang dari sudut sosial ekonomi sangat tergantung dari sifat dan tujuan usaha pertanian. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam hal tanah banyak lagi faktor lain yang harus diperhatikan seperti luas lahan, topografi, kesuburan, dan keadaan fisik lingkungan. Dengan mengetahui semua keadaaan mengenai tanah, usaha pertanian dapat dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).

Mobilitas tenaga kerja sektor pertanian lebih tinggi frekwensinya dibandingkan dengan nelayan dan sektor industri. Hal ini disebabkan mudahnya seorang buruh untuk keluar masuk sektor tersebut. Pekerja dalam sektor ini tidak dituntut skill yang tinggi. Lowongan pekerjaan yang tertsedia hanya dalam waktu tertentu dan umumnya bersifat insidentil, seperti panen, pengolahan dan penyiangan yang membutuhkan tenaga kerja ekstra (Daniel, 2002).

(30)

umum diartikan sebagai hasil pekerjaan produktif yang dapat diselesaikan persatuan waktu tenaga kerja. Semakin tinggi efesiensi penggunaan tenaga kerja semakin tinggi pula pendapatan yang diterima dari usahatani bersangkutan. Efesiensi tenaga kerja berpengaruh pada pendapatan, berlaku disemua daerah dan semua keadaan ekonomi. Efesiensi penggunaan tenaga kerja yang dicapai suatu usahatani dapat dipakai sebagai indikator keberhasilan usahatani itu.

Tercapainya efesiensi itu akan mengurangi penggunaan tenaga kerja, dengan demikian efesiensi itu akan dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani (Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja, 1993). Ada beberapa konsep biaya dalam ilmu ekonomi yaitu:

1. Biaya tetap total (Total Fixed Cost) adalah biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan keluaran sebuah perusahaan. Dalam jangka pendek perusahaan tidak mampu menghindari atau mengubahnya bahkan apabila produksinya nol.

2. Biaya variabel total (Total Variabel Cost) adalah biaya yang tergantung pada tingkat keluaran yang dipilih dengan kata lain biaya ini berubah-ubah mengikuti kesibukan usaha tersebut.

3. Biya total (Total Cost) adalah penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total.

(31)

5. Biaya variabel rata-rata (Average Variabel Cost) adalah biaya variabel total dibagi kuantitas keluaran.

6. Biaya total rata-rata (Average Cost) adalah biaya total dibagi kuantitas keluaran.

7. Biaya marginal (Marginal Cost) adalah naiknya biaya total yang diakibatkan oleh memproduksi satu unit keluaran lagi. Biaya marginal mencerminkan perubahan biaya variabel serta menghitung biaya masukan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi masing-masing unit keluaran berikutnya

(Sadono, 2001).

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: 1. Biaya tetap(fixed cost)

Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan peralatan dan pajak. Biaya pajak akan tetap dibayar walaupun usahatani itu berhasil atau gagal sekalipun.

2.Biaya tidak tetap(variable cost)

(32)

Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Anak-anak yang berumur 12 tahun sudah dapat menjadi tenaga kerja produktif bagi usahatani. Tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Memang kegiatan usahatani dapat sekali-kali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahap penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung (Mubyarto, 1989).

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka petani seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya, melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan menentukan harga pokok hasil usahataninya. Keadaan seperti ini belum dapat dilakukan petani sehingga tingkat efektifitas usahatani menjadi rendah.

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek usahatani merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jeni-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam usahatai pisang barangan ini adalah analisis ROI(Return on Invesment)dan B/C ratio(Benefit Cost Rratio)

(33)

Analisis ROI (return of investment) merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat efesiensi penggunaan modal. Komponen analisis ini adalah keuntungan/laba dan total biaya produksi/modal.

Totalbiaya Keuntungan

ROI  X 100 %

Keterangan:

ROI =Return on Invesment

ROI > 1 menyatakan bahwa usahatani tesebut layak untuk dilaksanakan. ROI < 1 maka usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

Analisis B/C ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan ukuran rasio untuk mengukur kelayakan suatu usahatani. Komponen yang digunakan untuk analisis ini adalah penerimaan dan total biaya produksi.

TotalBiaya Penerimaan C

B/ 

Keterangan:

B/Cratio=Benefit Cost Ratio

B/C >1 Usahatani layak untuk diusahakan B/C <1 Usahatani tidak layak untuk diusahakan (Sunarjono, 2004).

Kerangka Pemikiran

(34)

Dalam usahatani pisang barangan petani pisang barangan merupakan pengelola usahatani pisang barangan. Untuk melihat perkembangan usahatani pisang barangan maka dapat dilihat dari perkembangan pisang selama lima tahun terakhir.

Dalam mengembangkan usahatani pisang barangan harus diperhatikan faktor-faktor produksi yang diperlukan oleh usahatani pisang barangan dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi petani usahatani pisang barangan .

Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan produksi yang optimal. Dalam hal kebutuhan tenaga kerja, ternyata usahatani membutuhkan tenaga kerja pada seluruh proses produksi. Oleh karena itu usahatani pisang barangan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menyerap tenaga kerja baik pria maupun wanita.

Kesempatan kerja ini dapat diketahui dengan menghitung seberapa besar curahan tenaga kerja untuk masing-masing tahapan pekerjaan lalu dijumlah untuk menjadi total curahan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang utama. Pada keadaan tertentu tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berasal dari tenaga kerja dalam keluarga, tetapi dapat juga berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja tersebut dikerahkan untuk melakukan proses produksi mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, sampai pemanenan.

(35)

pengadaan sarana produksi. Tanpa modal, suatu usahatani tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik.

Ketersediaan faktor produksi akan sangat berpengaruh pada proses produksi. Karena suatu proses produksi akan membutuhkan input produksi. Input merupakan korbanan atau masukan yang diberikan pada usahatani yang menyebabkan adanya biaya input seperti bibit, pupuk, dan pestisida. Hal inilah yang disebut dengan biaya produksi.

Sarana produksi dalam suatu proses produksi sangatlah penting. Sarana produksi ini meliputi pupuk, pestisida, alat-alat pertanian dan sebagainya akan mempengaruhi produktivitas pisang barangan. Tinggi rendahnya produktivitas tergantung pada hasil produksi per luas lahan yang diusahakan. Produksi panen yang diperoleh petani diharapkan tinggi, karena hal ini sangat berkaitan dengan penerimaan usahatani. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah HPG (Hama Penyakit dan Gulma) dan modal.

Untuk melihat perkembangan usahatani pisang barangan dapat dilihat dari produksi, perkembangan produksi dilihat dari penerimaan. Penerimaan usahatani merupakan hasil produksi dikalikan dengan harga jual. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya produksi inilah yang disebut dengan pendapatan bersih usahatani.

(36)

biaya yang dikeluarkan atau memberikan keuntungan finansial dan non finansial sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan (Kadariah, 1994).

Dari pendapatan bersih usahatani pisang barangan dapat dibuat suatu analisis finansial, untuk mengetahui apakah usahatani pisang barangan tersebut layak atau tidak untuk diusahakan. Analisisis usahatani yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis ROI (Return on Invesment) yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingfkat pengembalian modal yang telah di investasikan, selain itu dalam penelitian ini juga dipakai analisis B/C(Benefit Cost Ratio) yaitu suatu analisis yang bertujuan untuk melihat besarnya penerimaan dibagi dengan total biaya.

(37)
[image:37.595.106.527.114.657.2]

Lingkungan Gambar 1. Skema kerangka pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan Hubungan/dipengaruhi Petani Pisang

Barangan

PRODUKSI

Penerimaan

Pendapatan Bersih

Harga Jual

Tidak layak Analisis Finansial

Usaha Tani Pisang Barangan

Permasalahan - HPG (Hama

penyakit dan Gulma) - Modal FAKTOR

PRODUKSI

 Lahan

 Modal

 Tenaga Kerja

Biaya Produksi - Saprodi - Tenaga Kerja - Penyusutan - Pajak

Layak

(38)

Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Terjadi fluktuasi perkembangan luas lahan, produksi dan produktivitas pisang tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang. 2. Nilai biaya produksi usahatani pisang barangan di daerah

penelitian berfluktuasi.

3. Nilai penerimaan usahatani pisang barangan di daerah penelitaian berfluktuasi.

4. Nilai pendapatan bersih usahatani pisang barangan di daerah penelitian berfluktuasi.

5. Usahatani pisang barangan menguntungkan untuk diusahakan di daerah penelitian.

6. Masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan di daerah penelitian adalah hama penyakit dan gulma (terutama penyakit

(39)

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel

[image:39.595.120.511.261.652.2]

Daerah penelitian ditentukan secar purposive, Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Sumbul merupakan salah satu desa yang memiliki luas lahan terbesar dan merupakan sentra produksi pisang barangan di Kecamatan STM Hilir.

Tabel 3. Banyaknya produksi, luas lahan dan produktivitas pisang barangan per desa di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006

No Desa/Keluraha

n

Luas lahan

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivita

s

(Ton/Ha)

1

Talun Kenas

15,00

105,00

7,00

2 Gunung Rintih

26,00

189,80

7,30

3

Sumbul

30,00

228,00

7,60

4 Tandukan Raga

17,00

138,38

8,14

5

Limau

Mungkur

18,00

127,44

7,08

6

Negara

Beringin

14,00

112,98

8,07

7

Lau Barus

Baru

22,00

155,54

7,07

8 Juma Tombak

16,00

97,28

6,08

9

Siguci

25,00

180,00

7,20

10

Kuta Jurung

19,00

117,04

6,16

11

Tala Peta

10,00

82,00

8,20

12

Lau Rakit

20,00

147,00

7,35

13

Peningkiren

23,00

172,50

7,50

14

Rambai

17,00

138,55

8,15

15 Lau Rempak

15,00

123,75

8,25

Jumlah

287

2115,26

7,37

Sumber: Kantor Camat STM Hilir, 2006

(40)

Sumatera Utara dengan luas lahan sebesar 30 Ha, produksi 228 Ton dan produktivitas 7,60 Ton/Ha.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam usahatani adalah petani yang melakukan usahatani pisang barangan. Metode pengambilan sampel di desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara dilakukan secara sensus yaitu seluruh populasi yang mengusahakan pisang barangan yang sudah pernah panen.

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden melalui survei dan daftar kuesioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari majalah, internet dan lembaga atau instansi terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis (1) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu melihat perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas pisang tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang

Hipotesis (2) dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana untuk menghitung besar biaya produksi usahatani pisang barangan di daerah penelitian. TC=FC+VC

Keterangan:

(41)

VC = Biaya tidak tetap usahatani pisang barangan (Rp) FC = Biaya tetap usahatani pisang barangan (Rp)

Hipotesis (3) dianalisis menggunakan tabulasi sederhana untuk menghitung besar penerimaan usahatani pisanga barangan di daerah penelitian. TR=Y .Py

Keterangan:

TR = Total penerimaan usahatani pisang barangan (Rp) Y = Produksi usahatani pisang barangan (Rp)

Py = Harga komoditi pisang barangan (Rp)

Hipotesis (4) dianalisis menggunakan tabulasi sederhana untuk menghitung besar pendapatan usahatani pisang barangan di daerah penelitian. Pd=TR-TC

Keterangan:

Pd=Pendapatan usahatani pisang barangan (Rp)

TR = Total penerimaan usahatani pisang barangan (Rp) TC = Total biaya usahatani pisang barangan (Rp)

Hipotesis (5) dianalisis dengan menggunakan analisis usahatani dengan melakukan perhitungan pada ROI (return on invesment) dan B/C ratio (Return Ccost Ratio) pada usahatani pisang barangan di daerah penelitian.

Totalbiaya Keuntungan

ROI  X 100 %

Keterangan:

ROI =Return on Invesment

(42)

ROI < 1 dinyatakan tidak layak untuk diusahakan

Totalbiaya Penerimaan C

B/ 

Keterangan:

B/C ratio =Benefit Cost Ratio

B/C ratio > 1 dinyatakan layak untuk diusahakan B/C ratio < 1 dinyatakan tidak layak untuk diusahakan

Hipotesis (6) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan seperti hama penyakit dan gulma tanaman serta modal di daerah penelitian.

Defenisi dan Batasan operasional

Defenisi

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran

penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: 1. Petani pisang barangan adalah petani yang mengusahakan usahatani pisang

barangan

2. Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mempelajari dan mengkombinasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontiniu.

3. Produksi pisang barangan adalah seluruh hasil usahatani pisang barangan dalam bentuk buah segar dan dapat di jual.

(43)

5. Penerimaan adalah total produksi dikalikan dengan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah.

6. Pendapatan usahatani pisang barangan diperoleh dari nilai penerimaan dikurangi biaya produksi.

7. Analisis usahatani adalah suatu analisis pendapatan yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui keuntungan atau kerugian suatu proses produksi.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah desa Sumbul, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang

2. Waktu penelitian adalah tahun 2008

3. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani pisang barangan yang sudah pernah panen

(44)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Luas dan Kondisi Geografis Desa Sumbul

Desa Sumbul merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. desa ini memiliki luas wilayah yaitu 679 Ha dan terdiri dari empat dusun, yang memiliki ketinggian 25 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.

Desa Sumbul memiliki jarak sebesar 9 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara yaitu Medan, dan 34 km dari Ibukota Deli Serdang. Kecamatan STM Hilir memiliki luas wilayah 330.25 Km dengan jumlah penduduk 85.940 jiwa. Kecamatan ini terdiri dari 30 desa, salah satu desanya adalah Desa Sumbul yang merupakan daerah sentra produksi pisang barangan.

Adapun batas-batas geografis Desa Sumbul sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Desa Namosuro

2. Sebelah Selatan : Desa Sidodadi 3. Sebelah Barat : Desa Talun Kenas 4. Sebelah Timur : Desa Mungkur Tata Guna Tanah

(45)
[image:45.595.123.502.110.229.2]

Tabel 4. Penggunaan Tanah di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Deli Serdang tahun 2007

No Penggunaan Tanah Luas Tanah (Ha) Persentase (%)

1 Kampung 5 0,8

2 Sawah 72 10,6

3 Perladangan 305 50

4 Kebun 225 33,1

5 Kuburan 2 0,3

6 Dll 70 10,3

Jumlah 679 100 ,

Sumber: Data monografi Desa Tahun 2007

Dari tabel dapat dilihat penggunaan tanah untuk areal perkampungan sebesar 5 Ha atau 0,8 %, areal persawahan sebesar 72 Ha atau 10,6 %, areal perladangan sebesar 305 Ha atau 50 %, areal perkebunan sebesar 225 Ha atau 33,1 %, areal pekuburan sebesar 2 Ha atau 0,3 % dan untuk areal lainnya sebesar 70 Ha atau 10,3 %. Penggunaan tanah di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak digunakan adalah untuk areal perladangan sebesar 305 Ha atau 50 %.

Keadaan penduduk

Keadaan penduduk Desa Sumbul terdiri dari beberapa suku bangsa atau heterogen yaitu suku karo, jawa, banjar, mandailing dan batak. Sebahagian besar penduduk Desa Sumbul bermata pencaharian sebagai petani. Kegiatan usahatani di Desa Sumbul pada umumnya masih dilakukan secara tradisional. Hal ini disebabkan keterbatasan modal, pengetahuan dan arus informasi dan teknologi yang sedang berkembang.

(46)
[image:46.595.121.506.109.183.2]

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelomopok Umur Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007 No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0-9 576 22,1

2 1O-56 1622 62,4

3 >56 400 15,3

Total 2598 99,8

Sumber: Data monografi Desa Tahun 2007

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-9 tahun sebesar 576 jiwa atau 22,1%, jumlah penduduk kelompok umur 10-56 tahun sebesar 1622 jiwa atau 62,4 %, jumlah penduduk kelompok umur diatas 56 tahun 400 jiwa atau 15,3 %. Jumlah penduduk yang paling besar terdapat pada kelompok umur 10-56 tahun yaitu 1622 jiwa atau 62,4 % dan jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok umur di atas 56 tahun yaitu 400 jiwa atau 15,3 %.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa kelompok umur produktif yaitu umur 10-56 tahun berjumlah 1622 jiwa atau 62,4 % dan kelompok umur tidak produktif berjumlah 976 jiwa atau 37,4 %.

Kehidupan beragama sangat penting dalam mewujudkan suasana yang aman, tentram dan harmonis ditengah keberagaman agama yang ada di Desa Sumbul. Untuk mewujudkan suasana yang aman, tentram, dan harmonis masing masing pemeluk agama harus saling toleransi, menghormati, menghargai dan tidak memaksakan agama atau keyakinan yang di anut kepada pemeluk agama lain

(47)
[image:47.595.118.504.110.174.2]

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007

No Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 964 37,1

2 Kristen 1634 62,8

Jumlah 2598 99,9

Sumber: Data monografi Desa Tahun 2007

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam sebesar 964 jiwa atau 37,1 %, jumlah penduduk yang menganut agama Kristen sebesar 1634 jiwa atau sebesar 62,8 %.

Mata pencaharian penduduk Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang terdiri dari PNS, buruh, wiraswasta dan petani. Untuk lebih jelasnya pencaharian penduduk Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang 2007

No Mata Pencaharian Jumlah penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 815 76

2 Buruh 200 18,6

3 Wiraswasta 42 3,9

4 PNS 15 1.3

Total 1.072 100

Sumber: Data monografi Desa Tahun 2007

Dari tabel dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kab.Deli Serdang terdiri dari petani sebesar 815 jiwa atau 76 %, buruh sebesar 200 jiwa atau 18,6 %, wiraswasta 42 jiwa atau 3,9 %, PNS sebesar 15 jiwa atau 1,3 %. Mata pencarian tebanyak yang terdapat di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten deli Serdang adala petani sebesar 815 jiwa atau 76 %.

[image:47.595.123.503.402.505.2]
(48)
[image:48.595.125.495.161.256.2]

Tingkat pendidikan penduduk di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Pendududuk menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang 2007 No Tingkat Pendiduikan Jumlah penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Tamat SD 250 39,1

2 Tamat SLTP 195 30,5

3 Tamat SLTA 175 27,3

4 Tamat PT 19 2,9

Total 639 100

Sumber: Data monografi Desa Tahun 2007

Dari tabel dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten Deli Serdang tamat SD sebesar 250 jiwa ataqu 39,1 %, tamat SLTP sebesar 195 jiwa atau 30,5 %, tamat SLTA sebesar 175 jiwa atau 27,3 %, tamat perguruan tinggi sebesar 19 jiwa atau 2,9 %. Tingkat pendidikan penduduk di Desa Sumbul Kec. STM Hilir Kabupaten Deli Serdang terbesar adalah tamat SD sebesar 250 jiwa atau 39,1 %.

Sarana dan Prasarana Desa Sumbul

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan pembangunan di suatu daearah serta maju atau tidaknya suatu daerah atau desa ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai/mendukung.

(49)
[image:49.595.130.511.160.349.2]

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Sumbul Kec.STM Hilir Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Sarana Peribadatan

Mesjid 2

Langgar 1

Gereja 3

2 Sarana Pendidikan

SD 2

SLTA 1

3 Sarana Angkutan

Bus 2

Mobil Prah 1

Sepeda Motor 231

Sepeda 150

Sumber: Data monografi Desa tahun 2007

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah sarana peribadatan seperti mesjid sebanyak 2 unit, langgar sebanyak 1 unit, gereja sebanyak 3 unit. Sarana pendidikan SD sebanyak 2 unit, SLTA sebanyak 1 unit. Sarana angkutan bus sebanyak 2 unit, sepeda motor sebanyak 1 unit, mobil prah sebanyak 1 unit sepeda motor sebanyak 231unit.dan sepeda150 unit

Karakteristik Petani sampel

Karakteristik petani sampel di daerah penelitian meliputi karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi. Karakteristik sosial dan ekonomi petani dalam penelitian ini terdiri atas: umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan pendapatan keluarga petani pisang barangan. Karakteristik sosial ekonomi petani dalam penelitian ini erat kaitannya dengan bagaimana cara meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup para petani.

(50)
[image:50.595.114.511.109.260.2]

Tabel 10. Karakteristik Pertani Sampel di Desa Sumbul, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang 2007

No Karakteristik Petani Rentang Rerata Total

1 Umur (Tahun) 34-56 44,5 696

2 Tingkat Pendidikan(Tahun) 6-12 8 129

3 PengalamanBertani(Tahun) 8-27 18 275

4 JumlahTanggungan(Jiwa) 1-4 3 42

5 Luas Lahan (Ha) 0,4-2,5 1,20 1920

6 PendapatanKeluarga (Rp) 4.658.900-39.136.500 19.728.387 335.382.583 Sumber:Anallisis Data primer diolah 2008 ( Lampiran 1,17,18,19)

Dari tabel dapat diketahui bahwa petani sampeldi Desa Sumbul memiliki rentang umur antara 34-56 tahun dengan rerata 44,5 tahun, ini menunjukkan bahwa umur petani sampel di daerah penelitian masih tergolong dalam usia produktif sehingga memungkinkan dapat meningkatkan produksi yang optimal.

Tingkat pendidikan formal petani sampel antara 6-12 tahun dengan rerata 8 tahun, ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani sampel di daerah penelitian setara dengan tamat SD atau tidak tamat SMP sehingga sangat dibutuhkan pendidikan nonformal untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petani sampel dalam melakukan kegiatan usahatani pisang barangan. Tingkat pengalaman bertani petani sampel antara 8-27 tahun dengan rerata 18 tahun, ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani petani sampel di daerah penelitian tergolong tinggi atau lama sehingga memungkinkan dapat melakukan kegiatan usahatani pisang barangan dengan baik, karena sudah merupakan kegiatan yang turun-temurun.

(51)

memiliki tenaga kerja dalam keluarga yang cukup besar sehingga kegiatan usahatani dapat berjalan dengan baik.

Luas lahan petani sampel antara 0,4-2,5 Ha dengan rerata 1,20 Ha, ini menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian dalam hal kepemilikan lahan masih tergolong rendah sehingga diharapkan petani sampel dapat memanfaatkan lahan tersebut semaksimal mungkin dengan pemanfaatan teknologi baru dan tepat guna..

(52)

TEKNIK BUDIDAYA PISANG BARANGAN

Tanaman pisang yang dibudidayakan secara intensif dengan menerapkan teknologi yang benar sehingga dapat memenuhi kualitas ekspor. Pada saat ini pisang telah memasuki jajaran komoditas ekspor non migas yang dapat memberikan sumbangan terhadap pendapatan devisa negara yang cukup tinggi.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam budidaya pisang barangan di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

Syarat Tumbuh Pisang Barangan

1. Curah hujan merata sepanjang tahun (1500 2500 mm/tahun). 2. Temperatur 15 35°C, optimal 27°C.

3. Tanaman pisang tumbuh optimal pada tanah bertekstur liat atau tanah alluvial, mengandung kapur, kaya akan bahan organic.

4. PH tanah 4,5 7,5 Pemilihan tanah

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah tanah dengan solum (kedalaman tanah) dalam, tidak berbatu-batu, cukup mengandung air, namun tidak menggenang, tanah gembur dan banyak mengandung kadar humus. Jenis tanah yang cocok adalah jenis tanah liat berkapur atau aluvial.

Keadaan iklim

(53)

Keadaan Lingkungan

Lokasi tanaman pisang hendaknya dekat dengan sumber air yang cukup dan bebas dari pencemaran limbah industri, yang dapat meracuni tanaman pisang. Perkebunan pisang hendaknya tidak jauh dari jalan raya agar memudahkan pengangkutan sarana dan prasarana produksi pisang.

Persiapan lahan

Lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi, letak pasar, industri pengolahan pisang dan segi keamanan sosial. Pengolahan dilakukan dengan cara pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat, pembuatan sengkedan (tanah miring) dan pembuatan saluran pengeluaran air atau parit dengan ukuran 0,5 m dan lebar 1 m.

Selain itu, setiap pertengahan dari panjang dan lebar lahan dibuat parit yang ukurannya sama dengan pinggir lahan. Parit ini berfungsi untuk menampung kelebihan air hujan sehingga air itu tidak sampai menggenangi tanaman.

Setelah lahan gembur dan rata maka dibuat lubang-lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Jarak tanam 2 m x 3 m dengan kepadatan tanaman untuk 1 Ha = 1360 batang. Lubang itu dibiarkan terbuka selama 2 sampai 5 minggu.

Pemilihan Bibit

(54)

Penanaman

Penanaman bibit yanag tepat dilakukan menjelang musim hujan (Oktober-November) agar terhindar dari kekeringan, apabila lahan dapat diari, maka penanaman bibit bisa dilakukan setiap saat. Setiap lobang ditanami satu bibit dengan posisi tegak tepat di tengah lubang. Sebelum dilakukan penanaman lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh pada rasa dan kualitas buah.

Pengairan dan Drainase

Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Pengairan tanaman pisang di daerah penelitian kebanyakan tergantung air hujan. Oleh sebab itu penanamannya dilakukan pada Oktober-November. Pengairan dilakukan dengan penyiraman pada pagi hari/mengisi parit-parit yang berada diantara barisan tanaman pisang.

Pemupukan

Pemupukan tanaman pisang dilakukan sebanyak 3-6 kali sejak bibit pisang di tanam sampai menjelang berbunga. Dosis pemupukan yang diberikan bervariasi untuk setiap tempat karena perlakuan pupuk ini tergantung kondisi tanah, iklim, dan kultivar tanaman yang di tanam. Pemberian pupuk dilakukan empat kali yaitu umur satu bulan, empat bulan, tujuh bulan dan sembilan bulan setelah tanam.

Pemeliharaan Buah

(55)

karena angin kencang, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Sewaktu masih muda, pisang harus bebas dari gangguan gulma. Pisang tidak dapat tumbuh dengan baik apabila dibiarkan bersaing dengan gulma. Dua minggu setelah tanam, gulma yang ada perlu disiangi secara manual. Pemberantasan gulma di darah penelitian dilakukan dengan cara menyiangai dengan mempergunakan tangan dan cangkul serta menggunakan herbisida. Sedangkan pemberantasan hama dan penyakait dilakukan dengan insektisida dan fungisida.

Panen

Pada umur satu tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Buah pisang dipanen bersamaan dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.

(56)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Usahatani Pisang (Luas Panen, Produksi dan Produktivitas) Tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang

Luas Panen

Perkembangan luas panen tanaman pisang di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2002-2004 dapat dilihat pada diagram batang berikut:

[image:56.595.122.505.243.470.2]

Sumber: Analisis data skunder diolah Tahun 2008 (Lampiran 24) Gambar 2. Diagram Perkembangan Luas Panen Tanaman Pisang

Kabupaten Deli serdang tahun 2002-2006

Sumber: Analisis data skunder diolah Tahun 2008 (Lampiran 24) Gambar 2. Diagram Perkembangan Luas Panen Tanaman Pisang

Kabupaten Deli serdang tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar diagram batang diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2002-2004 luas panen pisang di Kabupaten Deli serdang mengalami peningkatan, hal ini disebabkan permintaan pisang yang semakin tinggi baik dari pasar lokal, domestik maupun luar negeri (negara tetangga seperti malaysia, Brunai Darussalam, Thailand dan Cina) dan harga yang kompetitif serta serangan hama penyakit tanaman gulma terutama penyakit layu fusarium yang belum banyak menyerang tanaman pisang petani sehingga masyarakat tertarik untuk

Luas Panen (Ha)

0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00 5000.00 6000.00 7000.00

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun Lu as P an en (H a)

(57)

melakukan usahatani pisang, dengan kondisi demikian luas panen pisang akan mengalami peningkatan.

Akan tetapi pada tahun 2004-2006 luas panen pisang di Kab. Deli Serdang cendrung mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyaknya tanaman pisang yang terserang hama penyakit gulma terutama penyakitlayu fusarium.

Penyakit layu fusarium (masyarakat setempat menyebutnya penyakit mati gadis) sampai saat ini belum ditemukan obatnya atau vaksinnya. Petani sampel di daerah penelitian kewalahan dan belum memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam mengatasinya sehingga mereka memutuskan untuk beralih komoditi ketanaman perkebunan (kelapa sawit, karet dan kakao), dengan kondisi demikian secara otomatis luas panen pisang akan mengalami penurunan. Produksi

Perkembangan produksi tanaman pisang di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2002-2004 dapat dilihat pada diagram batang berikut:

[image:57.595.123.497.471.662.2]

Sumber: Analisis data skunder diolah Tahun 2008 (Lampiran 24) Gambar 3. Diagram Perkembangan Produksi Tanaman Pisang

di Kabupaten Deli Serdang tahun 2002-2006

Sumber: Analisis data skunder diolah Tahun 2008 (Lampiran 24) Gambar 3. Diagram Perkembangan Produksi Tanaman Pisang

di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara tahun 2002-2006 Produksi (Ton) 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000

2002 2003 2004 2005 2006

(58)

Berdasarkan gambar diagram batang di atas dapat diketahui bahwa produksi tanaman pisang pada tahun 2002-2004 di Kabupaten Deli Serdang cendrung mengalami kenaikan hal ini disebabkan oleh kenaikan luas panen pisang petani.

Sementara produksi tanaman pisang pada tahun 2004-2006 mengalami penurunan yang drastis, hal ini disebabkan oleh serangan penyakit layu fusarium

yang menyerang hampir keseluruhan tanaman pisang petani dan penurunan luas panen pisang petani.

Produksi pisang di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2002 ke tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 7.772 Ton dan tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 14.562 Ton,

Tahun 2004 ke tahun 2005 produksi pisang mengalami penurunan sebesar 32.208 Ton dan tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 17.041 Ton.

Puncak produksi pisang terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 66.290 Ton, dan produksi terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 17.041 Ton.

Produktivitas

(59)

Perkembangan produktivitas tanaman pisang di Kabupaten Deli serdang tahun 2002-2006 dapat dilihat pada diagram batang berikut:

[image:59.595.122.496.138.396.2]

Sumber: Analisis data skunder diolah Tahun 2008 (Lampiran 24) Gambar 4. Diagram Perkembangan Produktivitas Tanaman Pisang

di Kabupaten Deli Serdang tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar diagram batang di atas dapat diketahui bahwa produktivitas pisang sebanding dengan jumlah produksi dan berbanding terbalik dengan luas panen artinya semakin tinggi produksi maka produktivitas yang dihasilkan akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin tinggi luas panen maka produktivitas yang dihasilkan akan semakin kecil.

Produktivitas pisang yang dihasilkan di Kabupaten Deli Serdang tahun 2002 sebesar 10,90 Ton/Ha, tahun 2003 sebesar 12,06 Ton/Ha, tahun 2004 sebesar 11,52 Ton/Ha, tahun 2005 sebesar 11,14 Ton/Ha dan tahun 2006 sebesar 11,25 Ton/Ha. Produktivitas (Ton/Ha) 10.2 10.4 10.6 10.811 11.2 11.4 11.6 11.812 12.2

2002 2003 2004 2005 2006

(60)

Produktivitas terbesar tedapat pada tahun 2003 yaitu sebesar 12,6 Ton/Ha dan produktivitas terkecil terdapat pada tahun 2002 yaitu sebesar 10,90 Ton/Ha

Berdasarkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan terjadi fluktuasi usahatani pisang (luas panen, produksi dan produktivitas ) di Kab. Deli Serdang sehingga hipotesis (1) dinyatakan diterima.

Sarana dan Biaya Produksi Usahatani Pisang Barangan

Sarana produksi merupakan output yang dikeluarkan oleh petani sample dalam membudidayakan pisang barangan. Sedangkan biaya produksi usahatani pisang barangan adalah biaya tenaga kerja, input produksi, penyusutan, sewa lahan dan pajak tanah (PBB).

Total biaya produksi adalah penjumlahan dari seluruh biaya-biaya produksi dalam usahatani. Sarana produksi usahatani pisang barangan di daerah penelitian terdiri dari bibit, pupuk dan obat-obatan.

[image:60.595.124.501.502.737.2]

Dari hasil penelitian diperoleh total sarana produksi rata-rata yang digunakan petani pisang barangan seperti pada tabel berikut:

Tabel 11. Rata-rata Total Sarana Produksi Per Petani dan Per Hektar Usahatani Pisang Barangan Per panen Tahun 2007 No Jenis Sarana Produksi Per Petani Per Hektar

1 Bibit (Batang) 1088 931

2 Pupuk (Kg)

Urea 75 68

NPK 69 68

Kandang 1912 1835

3 Obat-obatan

Curater (Kg) 13 11

Belerang (Kg) 25 23

Round-Up (Ltr) 4 3

Gramoxone (Ltr) 4 3

4 Tenaga Kerja (HKP) 71 78

(61)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pemakaian bibit di daerah penelitian adalah sebesar 1088 batang/petani dan 931 batang/Ha.

Pemakaian pupuk urea 75 Kg/petani dan 68 Kg/Ha. Pupuk NPK 69 Kg/petani dan 68 Kg/Ha. Pupuk kandang 1.912 Kg/petani dan 1.835 Kg/Ha.

Pemakaian obat-obatan di daerah penelitian yaitu Curater 13 Kg/petani dan 11 Kg/Ha. Belerang 25 Kg/petani dan 23 Kg/Ha. Obat-obatan Round-Up 4 liter/petani dan 4 liter/Ha. Obat-obatan Gramoxone 4 liter/petani dan 4 liter/Ha.

Pemakaian jumlah tenaga kerja dalam keluarga dan luar

Gambar

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pisang Per
Tabel 2. Dosis Anjuran Usahatani Pisang Barangan Per Hektare DesaSumbul   Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
Tabel 3. Banyaknya produksi, luas lahan dan produktivitas pisang barangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Petani –Pedagang Pengumpul Daerah – Agen Luar Daerah - Pedagang Pengecer Luar Daerah – Konsumen; (2) Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga, antara lain

Pendapatan bersih petani adalah total penerimaan yang diperoleh oleh petani dikurangi dengan jumlah biaya produksi (pupuk, obat-obatan, penyusutan.. peralatan, tenaga kerja,

Dalam studi perencanaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Desa Gunung Rintih Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, dihitung potensi potensi tenaga air

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besar total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan

melakukan penelitian dengan judul yaitu ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG ”..

Luas Lahan, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Deli Serdang.. Badan Pusat Stastik Kabupaten Deli

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besar total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan

(3) Hasil analisis pada masing-masing lembaga tataniaga pisang barangan menunjukkan bahwa share margin petani terbesar tedapat pada saluran I (petani – pedagang pengumpul daerah